SlideShare a Scribd company logo
1 of 31
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan zaman sekarang sangatlah
bebas, seluruh kalangan masyarakat dengan mudahnya dapat memiliki
gadget dan mengakses internet kapanpun dan dimanapun. Internet
merupakan sarana untuk memudahkan kita mendapatkan informasi apapun
dari manapun dan kapanpun. Namun, selain manfaat yang baik itu pula
internet dapat memberikan kemudahan untuk melakukan berbagai kejahatan
ataupun perilaku tidak baik lainnya sehingga mendatangkan kemudharatan.
Dengan internet kejahatan dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai
modus, misalnya penipuan dengan motif belanja online. Dalam kasus ini
pembeli yang percaya kepada penjual mentransfer sejumlah uang yang
ditetapkan kepada penjual namun, barang yang dibeli tak kunjung tiba.
Selain itu, akhir-akhir ini juga kita digegerkan dengan berita anak
Sekolah Dasar yang sudah pandai berpacaran dan mengupload foto pacarnya
di jejaring social “Facebook” dan memposting kata-kata yang seharusnya
anak seusia itu belum memahaminya.
Antara puncak tercetusnya permasalahan ini ialah disebabkan
kurangnya pengetahuan agama dalam diri muslim menyebabkan mereka
tidak mengetahui sebab sesuatu perkara itu dibenarkan atau dibataskan
syariat. Mereka merasakan agama hanyalah perkara biasa dan tidak mencoba
mendalami hikmah yang terkandung di dalamnya. Jika pengetahuan agama
dipandang enteng sudah pasti akan memberi dampak yang negatif dalam
kehidupan. Sebagaimana firman Allah dalam surah at-Taubah ayat 122 yang
artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
2
beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama
dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah
kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Di sini dapat
dipahami bahawa betapa pentingnya pengetahuan agama bagi kebahagiaan
hidup manusia. Hal ini juga diduga terjadi, karena pengaruh tayangan-
tayangan tidak mendidik disertai luputnya pengawasan orang tua. Beranjak
dari kasus kedua tersebut kami mengambil judul makalah “Pembacaan
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak
Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang.
B. Rumusan Masalah
a. Apa itu pengertian Hadits?
b. Bagaimana proses pelaksanaan program kegiatan pembacaan
Hadits di SDIT Khalifah Serang?
c. Bagaimana menerapkan akhlak Rasulullah dalam pembiasaan
pembacaan Hadits di kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian Hadits.
b. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan program
kegiatan pembacaan Hadits di SDIT Khalifah Serang.
c. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan akhlak Rasulullah dalam
pembiasaan pembacaan Hadits dikehidupan sehari-hari.
3
D. Manfaat
Makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui
lebih jauh mengenai pembelajaran hadits yang diterapkan di Sekolah
Dasar Islam Terpadu Khalifah. Serta dapat memberikan inspirasi bagi
calon pendidik supaya bisa menerapkan hadits seperti yang ada di
Sekolah Dasar Islam Terpadu Kolifah.
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan
makalah ini adalah metode deskriptif pada studi kasus yang terdapat
pada kegiatan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Khalifah Serang dengan
pendekatan kualitatif. Dengan subjek penelitian siswa kelas 3 (tiga),
guru kelas 3 (tiga) dan orangtua murid. Instrumen penelitian yang
digunakan pada penelitian ini menggunakan pedoman wawancara,
pengumpulan data administrative sekolah, teori pembacaan hadits,
dan laporan desktiptif hasil observasi.
F. Sistematika Penulisan Makalah
Makalah ini terdiri atas Pendahuluan, Pembiasaan Pembacaan
Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW
di SDIT Khalifah Serang, Penutup, Daftar Pustaka serta lampiran
berupa surat observasi dan foto-foto selama kegiatan pembelajaran.
Semua bagian makalah tersebut kami susun dengan pemaparan dari
kutipan dan pendapat kami yang merupakan hasil diskusi, studi
pustaka dan obervasi. Pada bab Pendahuluan terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode, dan
sistematika penulisan makalah. Pada bab Pembiasaan Pembacaan
4
Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW
yang terdiri dari pengertian dan kedudukan hadits, profil sekolah
Seokolah Dasar Islam Terpadu Khalifah, sejarahnya, proses
pelaksanaan kegiatan pembelajaran, proses kegiatan lain-lainnya,
proses pelaksaan program kegiatan pembacaan hadits, tujuan
hambatan dan solusinya, serta implikasi terhadap penerapan
pembacaan hadits SDIT Khalifah Serang. Dan terakhir pada bab
Penutup terdiri atas Kesimpulan dan Saran.
5
BAB II
Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan
Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang
A. Pengertian Dan Kedudukan Hadits
1. Pengertian Hadits
(Ilyas, 61) Hadits adalah apa saja yang disandarkan kepada
Nabi Saw, baik perkataan, perbuatan, maupun diamnya Nabi.
Menutur Quraisy Shihab para ulama mendefinisikan hadits sama
dengan sunnah, yaitu segala sesuatu yang dinisbahkan kepada
Nabi Muhammad, baik ucapan, perbuatan, taqrir (persetujuan)
maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi Nabi
maupun sesudahnya.
Ulama ushul fiqh membatasi pengertian hadits hanya pada
ucapan-ucapan Nabi Muhammad yang berkaitan dengan hukum;
sedangkan perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan
hukum dinamai sunnah. Dalam hukum islam, hadits menjadi
sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Penetapan hadits sebagai
sumber kedua ditunjukkan oleh tiga hal, yaitu Al-Qur’an sendiri,
kesepakatan (Ijma’) sebgai orang yang harus menjelaskan kepada
manusia apa yang diturunkan Allah karena itu apa yang
disampaikan Nabi harus diikuti, bahkan perilaku nabi sebagai Rasul
harus diteladani. Keberlakuan hadits sebagai sumber hukum
diperkuat pula dengan kenyataan bahwa Al-Qur’an hanya
memberikan garis-garis besar dan petunjuk umum yang
memerlukan penjelasan dan rincian lebih lanjut untuk dapat
6
dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Karena itu, keabsahan
hadits sebagai sumber kedua secara logika dapat diterima.
Al-Qur’an sebagai sumber pokok dan hadits sebagai sumber
kedua mengisyaratkan pelaksanaan dari keyakinan terhadap Allah
dan Rasulnya yang tertuang dalam dua kalimat syahadat. Karena
itu, menggunakan hadits sebagai sumber ajaran merupakan suatu
keharusan bagi umat islam. Setiap muslim tidak bisa hanya
menggunakan Al-Qur’an, tetapi ia juga harus percaya kepada
hadits sebagai sumber kedua ajaran islam. Taat kepada Allah
adalah mengikuti perintah yang tercantum dalam Al-Qur’an sedang
taat kepada Rasul adalah mengikuti sunnahnya. Oleh karena itu,
orang yang beriman harus merujukan pandangan hidupnya pada
Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Al-Qur’an dan hadits merupakan
rujukan yang pasti dan tetap bagi segala macam perselisihan yang
timbul dikalangan umat islam sehingga tidak melahirkan
pertentangan dan permusuhan. Apabila perselisihan telah
dikembalikan kepada ayat dan hadits, maka walaupun masih
terdapat perbedaan dalam penafsirannya, umat islam seyogyanya
menghargai perbedaan tersebut. Al-Qur’an dan hadits merupakan
dua sumber yang tidak bisa dipisahkan. Keterkaitan keduanya
tampak antara lain :
a. Hadits menguatkan hukum yang ditetapkan Al-Qur’an. Disini
hadits berfungsi memperkuat dan memperkokoh hukum
yang dinyatakan oleh Al-Qur’an. Misalnya, Al-Qur’an
menetapkan hukum puasa dalam firmannya :
7
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu
berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang
sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.s Al-Baqarah/2:183)
Dan hadits menguatkan kewajibkan puasa tersebut:
Islam didirikan atas 5 perkara : persaksian bahwa tidak ada
tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah,
mendirikan shalat, membayar zakat, puasa pada bulan
ramadhan dan naik haji ke baitullah. (HR. Bukhari dan
Muslim)
b. Hadits memberikan rincian terhadap pernyataan Al-Qur’an
yang masih bersifat global. Misalnya Al-Qur’an menyatakan
perintah shalat:
Dan dirikanlah oleh kamu shalat dan bayarkanlah zakat.
(Q.S Al-Baqarah/2:110)
Shalat dalam ayat diatas masih bersifat umum, lalu hadits
merincinya, misalnya shalat yang wajib dan yang sunah
sabda Rasulullah SAW:
Dari Thalhah bin Ubaidillah: bahwasanya telah datang
seorang arab badui kepada Rasulullah SAW. Dan berkata:
wahai Rasulullah beritahukan kepadaku shalat apa yang
difardukan untuku? Rasul berkata: shalat 5 waktu, yang
lainnya adalah sunah (HR. Bukhari dan Muslim).
Al-Qur’an tidak menjelaskan operasional shalat secara
terperinci, baik bacaan maupun gerakannya. Hal ini
dijelaskan secara terperinci oleh hadits, misalnya sabda
Rasulullah SAW:
8
Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihat aku
shalat. (HR. Bukhari)
c. Hadits membatasi kemutlakkan ayat Al-Qur’an. Misalnya Al-
Qur’an mensyari’atkan wasiat:
Diwajibkan atas kamu, apabila seorang diantara kamu
kedatangan tanda-tanda kamu dan dia meninggalakan harta
yang banyak, berwasiatlah untuk ibu bapak dan karib
kerabatnya secara makruf. Ini adalah kewajiban atas orang-
orangyang bertakwa. (QS. Al-Baqarah/2:180)
Hadits memberikan batas maksimal pemberian harta melalui
wasiat yaitu tidak melampaui sepertiga dari harta yang
ditinggalkan (Harta warisan). Hal ini disampaikan Rasul
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim
dari Sa’ad Bin Abi Waqash yang bertanya kepada Rasulullah
tentang jumlah pemberian harta melalui wasiat. Rasulullah
melarang memberikan seluruhnya, atau setengah, beliau
menyetujui memberikan sepertiga dari jumlah harta yang
ditinggalkan.
d. Hadits memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al-
Qur’an yang bersifat umum. Misalnya Al-Qur’an
mengharamkan memakan bangkai dan darah:
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging
babi, daging yang disembelih atas nama selain Allah, yang
dicekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang
dimakan binatang buas kecuali yang sempat kamu
menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. Dan
9
diharamkan pula bagimu mengundi nasib dengan anak
panah, karena itu sebagai kefasikan. (QS, Al-Maidah/5 : 3).
Hadits memberikan pengecualian dengan membolehkan
makan jenis bangkai tertentu (Bangkai ikan dan belalang)
dan tertentu (Hati dan limpa) sebagaimana sabda Rasulullah
SAW:
Dari ibnu umar ra. Rasulullah SAW bersabda: “dihalalkan
kepada kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua
bangkai adalah ikan dan belalang dan dua darah adalah hati
dan limpa.” (HR. Ahmad, As-Syafii, Ibn Majah, Baihaqi dan
Daruqutni).
e. Hadits menetapakan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh
Al-Qur’an. Al-Qur’an bersifat global, banyak hal yang
hukumnya tidak di tetapkan secara pasti. Dalam hal ini,
hadits berperan menetapkan hukum yang belum ditetapkan
oleh Al-Qur’an, misalnya hadits dibawah ini:
Rasulullah melarang semua binatang yang bertaring dan
semua burung yang bercakar untuk dimakan. (HR. Muslim
dari Ibn Abbas).
2. Ilmu Hadits
Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk yang
berkaitan dengan cara pemindahan hadis dari Nabi SAW dari para
sahabat, atau dari para tabiin dengan cara mengetahui para prawinya
dari sudut kecermatan dan ke’adalahannya dan bagaimana keadaan
sanadnya, yaitu rangkaian dari satu rawi ke rawi lainnya, apakah
bersambung atau terputus.
a. Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadits
10
Ada beberapa istilah pokok yang perlu diketehui dalam memahami
ilmu tentang hadits, yaitu lafadz-lafadz khusus yang disepakati oleh
para ahli hadits. Diantaranya sanad, matan, rawi, rijalul hadits.
Untuk memahami istilah-istilah ini perlu mengambil contoh sebuah
hadits seutuhnya sebagai berikut:
1) Sanad
Sanad adalah rangkaian para periwayat yang menukilkan isi
hadits secara berkesinambungan dari yang satu kepada
yang lain sehingga sampai kepada periwayat (Rawi)
terakhir. Dalam contoh diatas yang disebut sanad adalah
rangkaian nama-nama dari Al-hamidi sampai Umar Bin
Khathab (sebanyak 6 orang).
2) Matan
Matan adalah isi yang terdapat dalam hadits itu sendiri, baik
berupa perkataan, perbuatan, sifat nabi, atau tindakan dan
perbuatan para sahabat yang dibiarkan oleh Nabi SAW.
Dalam contoh diatas yang disebut matan adalah isi hadits
yang berbunyi:
“sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya,
dst…”.
3) Rawi
Rawi adalah orang yang menerima suatu hadits dan
menyampaikannya kepada yang lain. Dalam satu hadits
biasanya terdapat beberapa orang rawi (disebut ruwat
jamak dari rawi). Dalam contoh diatas rawi-rawinya ada 6
orang yaitu Al-Hamidi Abdullah bin Zubair, Sufyan, Yahya
11
bin Said, Muhammad bin Ibrahim, Al-qamah bin Waqash,
dan Umar bin Khatab.
4) Rijalul Hadits
Rijalul hadits adalah orang-orang yang terlibat dalam
periwayatan suatu hadits, yaitu para perawi hadits itu
sendiri. Sahih tidaknya suatu hadits banyak ditentukan oleh
rijalul haditsnya dari segi kecermatan dan ketelitiannya
(dhabit) dan kepercayaannya (‘adalah). Untuk menentukan
apakah para perawi itu berkualitas atau tidak, ada ilmu
khusus untuk ini, disebut ilmu rijalul hadits, yaitu ilmu yang
mengkaji biografis setiap orang yang terlibat dalam
periwayatan hadits, disebut juga ilmu tarikhur ruwat (Ilmu
sejarah hidup para perawi).
3. Sejarah Penulisan dan Kodifikasi Hadits
Semasa hidup Rasulullah SAW., hadits masih berupa ucapan nabi
SAW. Yang didengar langsung oleh para sahabat atau perbuatan Nabi
SAW. Yang disaksikan oleh para sahabat. Hadits-hadits ini disampaikan
secara lisan oleh mereka kepada para sahabat lain yang tidak
mendengar atau melihat langsung dari Nabi. Hal ini dalam rangka
melaksanakan perintah Rasulullah SAW : “falyubaligil hadhirun alal
ghaibin” artinya “hendaklah yang hadir menyampaikan kepada mereka
yang tidak hadir”. Penulisan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW
belum lumrah dikalanagan para sahabat. Pada waktu itu hanya Al-
Qur’an, selain berupa hapalan. Diantara para sahabat yang banyak
menghafalkan hadits Nabi SAW. Secara langsung adalah Imam Ali ra.,
Abu Hurairoh ra., Aisyah ra., Abdullah bin Umar ra., dan Abdullah bin
12
Abas ra. Meski demikian, ada juga sahabat yang sedikit menuliskannya
selain menghapalkannya yaitu Abdullah bin Amr, tetapi itupun sebagai
catatan pribadi.
Setelah Rasulullah wafat, perhatian terhadap pencarian hadits-
hadits dan penyebarannya kesegenap daerah islam mulai tumbuh dan
hidup. Orang-orang yang dekat hubungannya dengan Rasulullah SAW
sering menjadi sumber untuk mendapatkan hadits-hadits Nabi SAW
tersebut, seperti Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Abu Hurairah, Anas bin
Malik, Abdullah bin Abas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr, dan
sebagainya. Tetapi pada masa itu pun penyampaian hadis dari
seseorang kepada yang lainnya masih berupa riwayat lisan. Ide
penulisan hadits belum muncul.
Ide pengumpulan dan hadits baru muncul ketika Umar bin
Abdul Aziz yang gelari Umar ke II menjabat sebagai Khalifah pada
awal abad ke 2 H. Pada waktu itu Umar memerintahkan Abu Bakar Ibn
Hazn untuk mengumpulkan hadits-hadits yang diterima dari Nabi SAW.
Pertengahan abad ke 2 munculah kumpulan-kumpulan hadits. Yang
paling menonjol adalah kumpulan hadits karya Imam Malik yang lebih
dikenal dengan kitab Al-muwatha.
Pada abad ke III H. penulisan dan pembukuan hadits mencapai
puncaknya, yaitu dengan terbitnya kumpulan haits yang ditulis oleh
Imam Ahmad bin Hambal (Th. 164-241 H) yang lebih dikenal dengan
kitab Musnad Ahmad bin Hambal. Setelah itu terbit kumpulan hadits-
hadits yang disusun oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Daud,
Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Nasa’i.
13
4. Tingkatan Hadits
Secara umum tingkatan hadits terbagi kedalam tiga, yaitu hadits
sahih, hadits hasan, dan hadits dha’if.
a. Hadits Sahih
Yaitu hadits yang (1) para perawinya berkesinambungan
diterima dari dan oleh perawi yang adil dan dlabith. Adil artinya
memiliki sifat ‘adalah yaitu muslim, dewasa, sehat akal, dan tak
pernah berbuat dosa. Dlabith yaitu kuat hafalan, cermat, tepat
tanggapan, dan tidak pelupa. (2) tidak cacat dan (3) tidak
bertentangan dengan riwayat lain yang lebih kuat
Berdasarkan jumlah perawi, hadits sahih ada tiga jenis, yaitu:
1) Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi dan dari
banyak perawi sampai waktu ditulisakannya sehingga,
karena banyaknya, tidak memungkinkan mereka untuk
melakukan kebohongan.
2) Hadits Masyhur
Yaitu hadits yang pada awalnya diriwayatkan secara seorang
perseorang tetapi pada tingkat akhirnya diriwayatkan oleh
banyak perawi.
3) Hadits Ahad
Yaitu hadits yang diriwaytakan oleh seorang ke seseorang
hingga ditulisnya.
b. Hadits Hasan
Yaitu hadits yang sanadnya berkesinambungan, disampaikan
oleh perawi yang adil tetapi kurang kedhabitannya (kekuatan
14
hafalannya), terbebas dari cacat dan tidak bertentangan dengan
riwayat yang lebih kuat.
c. Hadits Dha’if
Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits sahih dan
hadits hasan, baik dalam sanad, rawi, matan, atau mengandung
cacat dan bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat.
B. Profil Sekolah dan Standard Operating Procedure (SOP) SDIT Khalifah
1. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Terpadu Khalifah
2. Alamat : Jl. TB. Suwandi Lingkar Selatan, Serang,
Kota Serang.
3. Visi Akademik : Tauhid dan Entrepreneurship
15
4. Misi Akademik :
a. Meningkatkan SDM berkualitas dan
Berakhlakul Kharimah
b. Mengoptimalkan pembinaan murid
menjadi kader pemimpin
c. Mengembangkan potensi peserta didik
agar berprestasi
5. Ciri-ciri Khalifah :
a. Kejujuran
b. Keceriaan
c. Kemandirian
d. Berani
e. Disiplin
6. Kepala Sekolah : Khaerudin, S.Pd I
7. Jumlah guru : 8 orang
8. Penelitian Kelas : 3 (tiga)
9. Program Hadits : Pembacaan hadits setiap hari selasa-
kamis pada seblum pembelajaran dimulai.
10.Pembinaan : Diberikan kepada seluruh siswa SDIT
Khalifah Serang
11. Pelaksanaan : Kegiatan telah dilakukan semenjak
didirikannya SDIT Khalifah Serang sampai sekarang.
16
C. Sejarah SDIT Khalifah
Sekolah Dasar Islam Terpadu mulanya didirikan di Ciceri Permai
Jl. Sriwijaya No.1 pada tahun 2012. Jumlah siswa di tahun pertama
hanya mencapai 14 peserta didik. Meskipun jumlah peserta didik yang
terbilang sangat sedikit, namun yayasan masih tetap bertahan dengan
harapan dapat mengembangkan sekolah tersebut.
Selanjutnya pada tahun ke dua jumlah peserta didik bertambah
menjadi 50 peserta didik. Pada tahun ke tiga Sekolah Dasar Islam
Terpadu berpindah tempat ke Jl. TB. Suwandi Lingkar Selatan, Serang,
Kota Serang. Setelah di bangun gedung baru, akhirnya di buka tiga
kelas untuk kelas satu, dua dan tiga karena jumlah peserta didik
mencapai 154 peserta didik.
D. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Di SDIT Khalifah Serang
No Waktu Kegiatan
(WIB)
Nama Kegiatan Keterangan
1. 07.00-07.15 Masuk ke Kelas Siswa mengisi sendiri absen
kelas dengan keterangan
waktu sesuai urutan ketika
mereka datang. Walaupun
siswa datang terlambat guru
tidak menerapkan sanksi
karena dengan adanya absen
mandiri ini, diharapkan dapat
memotivasi siswa yang hadir
terlambat.
17
2. 07.15-17.30 Ibadah Sunnah
Shalat Dhuha
Guru kelas membimbing
peserta didik untuk
melaksakan shalat dhuha.
3. 07.30-08.00 Mengaji Guru kelas membimbing
peserta didik untuk mengaji
dan mengajarkan tajwid yang
baik dan benar. Pada hari
jumat kegiatan ini diganti
dengan kegiatan menghafal.
4. 08.00-08.15 Pembacaan
Hadits
Guru masing-masing kelas
memberikan satu hadits yang
ditulis dinpapan tulis untuk
selanjutnya di baca bersama
peserta didik.
5. 08.15-09.30 Kegiatan
pembelajaran
Kegiatan pembelajaran di
SDIT Khalifah menggunakan
Kurikulum 2013 dengan
tambahan pembelajaran
agama islam seperti Fiqih,
Sejarah Islam, Aqidah Akhlak,
Bahasa Arab dan Qur’an
Hadits sebagai (Mulok)
609.30-10.00 Istirahat Sekolah menyediakan catering
untuk peserta didik, namun
juga menyediakan kantin
sekolah yang jajanannya
merupakan hasil buatan
18
beberapa orang tua siswa
yang mau menjualkannya.
10.00-11.45 Kegiatan
pembelajaran
Guru beserta peserta didik
melakukan proses kegiatan
belajar mengajar.
11.45-12.15 Shalat Dzuhur
Berjamaah
Guru membimbing peserta
didik untuk pergi ke Mushola
sekolah untuk melakukan
shalat dzuhur berjamaah.
12.15-12.30 Persiapan
Pulang Bagi
Peserta Didik
Kelas 1 dan
Kelas 2.
Siswa dibimbing oleh guru
untuk kembali ke kelas
masing-masing dan
melakukan persiapan untuk
pulang ke rumah.
12.15-15.00 Kegiatan
Pembelajaran
Peserta didik kelas 3
melaksanakan proses
kegiatan pembelajaran.
15.00-15.30 Shalat Ashar
Berjamaah
Guru membimbing peserta
didik untuk pergi ke musholah
sekolah untuk melakukan
shalat Ashar berjamaah.
15.30 Persiapan
Pulang
Siswa dibimbing oleh guru
untuk kembali ke kelas
masing-masing dan
melakukan persiapan untuk
pulang ke rumah.
115.30-17.00 Kegiatan Ekstra Bagi peserta didik yang
19
Kurikuler mengikuti ekskul siswa
menlanjutkan kegiatan
ekskulnya masing-masing
sesuai dengan minatnya.
E. Proses Kegiatan Lain-Lain di SDIT Khlaifah Serang
Selain kegiatan wajib di atas, SDIT Khalifah memiliki beberapa
kegiatan ekstra kurikuler yakni; calistung yang di adakan untuk
masing-masing kelas 1 dan 2, tahfidz qur’an yang diajarkan oleh
ustadz dan 5 orang guru, menggambar dan mewarnai yang dibimbing
oleh dua orang guru, taekwondo yang dibimbing langsung oleh
ahlinya, pramuka yang dibimbing oleh masing-masing guru kelas,
bahasa Inggris dan kaligrafi yang dibimbing langsung oleh kepala
sekolah.
SDIT Khlaifah juga melakukan berbagai macam kegiatan
lainnya seperti kegiatan perayaan Tahun baru Hijriah islam 1
Muharram yang diwajibkan kepada seluruh peserta didik untuk
mengikutinya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberitahukan kepada
peserta didik bahwa selain tahun masehi ada juga tahun hijriyah
sebagai acuan tanggal muslimin. Selain itu juga kegiatan ini bertujuan
untuk melatih kemandirian peserta didik.
Kegiatan ini berlangsung selama satu hari satu malam pada
pukul 14.00 WIB dimana kegiatan dimulai dengan check in peserta
didik, disini guru memastikan jumlah peserta didik yang mengikuti
kegiatan. Kegiatan selanjutnya yaitu mengaji bersama, shalat maghrib
berjamaah, dan makan bersama. Setelah melakukan shalat isya
berjamaah, peserta didik di ajak ke aula sekolah untuk mendengarkan
20
pidato dari kepala sekolah mengenai tahun baru hijriah. Selanjutnya
diadakan beberapa lomba untuk diikuti oleh peserta didik, diantaranya
yaitu lomba adzan untuk peserta didik laki-laki dan lomba menghafal
Al-Qur’an untuk peserta didik perempuan.
Setelah peserta didik tidur, pada pukul 03.00 WIB peseta didik
dibangunkan untuk melaksanakan kegiatan shalat sunnah tahajud.
Selanjutnya dilaksanakan kegiatan muhasabah diri kepada para
peserta didik sampai melaksanakan shalat subuh berjamaah. Kegiatan
terakhir dari perayaan ini yaitu olahraga bersama sampai pukul 06.00
WIB. Setelah olahraga siswa mempersiapkan diri untuk pulang.
Kegiatan ini tidak ada hambatannya sama sekali, para peserta
didik bahkan menyukai kegiatan ini dan ingin melakukan kegiatan ini
lagi. Akan tetapi, ada beberapa orangtua peserta didik yang khawatir
terhadap anak mereka sehingga pada malam hari mengunjungi para
peserta didik atau menelfon kepada wali kelas peserta didik.
Selain kegiatan perayaan tahun baru islam, SDIT Khalifah juga
mengadakan kegiatan parenting setiap bulannya. Kegiatan ini
mempertemukan antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik
yang bertujuan untuk menjalin hubungan silaturahmi yang baik. Dalam
pertemuan ini, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, antara lain;
kajian dan sharing kewirausahaan dengan orang tua peserta didik,
mengetahui perkembangan para peserta didik, mengevaluasi kegiatan
pembelajaran dan lain sebagainya.
Selain itu SDIT Khalifah melaksanakan kegiatan evaluasi antara
guru dengan kepala sekolah setiap sekali dalam seminggu, dan
evaluasi antara sekolah dengan manajemen setiap tiga bulan atau
21
enam bulan sekali yang bertujuan untuk mempererat hubungan
silaturahmi pihak sekolah dan untuk pembekalan para guru.
Kegiatan lainnya yaitu kegiatan renang dan field trip yang
dilaksanakan setiap dua kali dalam satu semester atau dua semester.
Pada tahun 2013 kegiatan field trip dilaksanakan ke Sekolah Tinggi
Ilmu Periakanan untuk peserta didik kelas 1, untuk kelas 2 kegiatan
field trip dilaksanakan ke Peternakan sapid an untuk kelas 3 field trip
dilaksanakan ke Gerai Batik Banten.
Kegiatan lainnya juga sekolah mengadakan kegiatan outbond
dan study tour yang dilaksanakan di Tangerang Selatan, dimana
kegiatan ini mempertemukan beberapa cabang SDIT Khalifah yang
ada di seluruh Indonesia.
F. Proses pelaksanaan program kegiatan pembacaan Hadits di SDIT
Khalifah Serang.
Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah
memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun
dasar aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada
anak usia dini. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan anak usia dini,
dapat dibaca firman Allah berikut ini:
Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam
keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu
pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (An Nahl: 78)
Berdasarkan ayat tersebut di atas, dipahami bahwa anak lahir dalam
keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki
pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru
22
lahir tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni
akal yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati).
Salah satu cara pendidikan dengan baik kepada anak adalah
mengajarkan bagaimana Rasulullah bertindak melalui hadits yang telah
disampaikan dan menjalankannya dalam bentuk sunnah. Puji syukur,
pengajaran hadits ini dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di SDIT
Khalifah Serang dengan harapan para peserta didik dapat
mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-harinya.
Proses pelaksanaan kegiatan pembacaan hadits di SDIT Khalifah
Serang dilaksanakan setiap hari selasa sampai kamis, pada saat peserta
didik telah melaksanakan kegiatan shalat dhuha dan mengaji Al-Qur’an.
Setelah melakukan ibadah shalat dhuha, peserta didik dibimbing oleh dua
orang guru di dalam kelas untuk mengaji Al-Qur’an, setelah mengaji salah
seorang guru menuliskan satu hadits di papan tulis untuk selanjutnya di
baca beserta terjemahannya bersama oleh peserta didik. Kegiatan
membaca hadits ini di ulang beberapa kali dengan lantang. Selanjutnya
guru menjelaskan maksud dari hadits yang di baca agar siswa tidak salah
mengartikan hadits tersebut.
Salah satu contohnya yaitu hadits yang di ajarkan salah satunya
adalah cara makan, hadits Muhammad ibn Sulaiman Luain dari Sulaiman
ibn Bilal dari Abi Wajzah dari Umar ibn Abi Salamah, Rasul SAW.
bersabda: “Mendekatlah padaku hai anakku, bacalah bismillah, makanlah
dengan tangan kananmu dan makanlah yang dekat denganmu”.
Setelah dibacakan hadits tersebut guru mempraktekan bagaimana
caranya makan yang baik sesuai dengan ajaran Rasulullah. Guru
mengambil makanan yang paling dekat dengannya menggunakan tangan
kanannya untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Selanjutnya
23
peserta didik ikut mempraktekan apa yang telah guru contohkan untuk
selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Selain itu guru juga memperjelas hadits satu dengan hadits lainnya
agar peserta didik dapat lebih memahaminya. Misalnya hadits yang
artinya: “Dari Jaddah ibn Umar Rasulullah berkata: “Jika makan salah
seorang diantara kamu, maka makanlah dengan tangan kanan, dan jika
minum, maka minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya
syaitan makan dan minum dengan tangan kiri” (R. At-Tirmizi) ” dengan
penjelasan hadits lebih jelas seperti ini, biasanya peserta didik dapat lebih
menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya.
Karena dengan menjelaskan bagaimana cara syaitan makan peserta
didik pasti sangat tidak mau mengikutinya dan ingin mempraktekan
bagaimana cara Rasulullah makan dan minum.
Setelah mengetahui hadits tentang cara makan dan minum, peserta
didik juga dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika
peserta didik melihat temannya sedang makan sambil berdiri, peserta
didik yang lainnya dapat saling mengingatkan untuk makan dengan duduk
dan menggunakan tangan kanannya.
Selain itu untuk anak kelas tiga, guru memberikan hadits mengenai
kewajiban melaksanakan shalat jumat bagi kaum laki-laki yang artinya;
"Hendaklah satu kaum berhenti dari meninggalkan shalat Jum’at, atau
kalau tidak, maka Allah akan mencap hati-hati mereka, kemudian
menjadikannya termasuk orang yang lalai".
Selanjutnya guru memberikan penjelasan lebih lagi melalui firman
Allah.
"Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat
pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
24
tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu
mengetahui" [Al Jum’ah:9].
Dengan penjelasan dari Al-Qur’an ini anak-anak akan lebih memahami
apa yang diwajibkan kepadanya. Sekolah juga mewajibkan kepada setiap
peserta didik laki-laki kelas tiga untuk melaksanakan shalat jumat di
sekolah bersama-sama dengan guru. Dan untuk peserta didik perempuan,
sekolah mewajibkan untuk mengikuti pengajian selama shalat jumat
berlangsung, namun tempatnya di kelas saja.
G. Tujuan, Hambatan dan Solusi Kegiatan Pemabacaan Hadits di SDIT
Khalifah
Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat mengikuti
sebagaimana Rasulullah melakukan kegiatannya sehari-hari sesuai
dengan hadits yang diajarkan.
Hambatan dalam kegiatan ini hampir dikatakan tidak ada
hambatan, karena peserta didik dapat mengikuti apa yang diajarkan
dengan baik. Hanya saja guru tidak dapat memantau kegiatan peserta
didik sepenuhnya, karena kemungkinan orang tua peserta didik tidak
menerapkan apa yang telah diajarkan kepada peserta didik di
rumahnya.
Solusinya dari hambatan diatas, sekolah mengadakan
pertemuan parenting setiap satu bulan sekali, dimana orang tua
peserta didik diajak untuk memantau perkembangan anaknya di
sekolah dan menerapkan apa yang sudah di ajarkan di sekolah untuk
setiap aktivitasnya.
25
H. Implikasi terhadap Penerapan Pembacaan Hadits untuk mewujudkan
Akhlak Rasulullah
Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan peserta didik
dan memenuhi karakteristik peserta didik yang merupakan individu
unik, yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda,
maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan memberikan rangsangan-
rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan kepada peserta didik.
Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu
disiapkan suatu kurikulum yang sistematis. Selain pembentukan sikap
dan perilaku yang baik, peserta didik juga memerlukan kemampuan
intelektual agar peserta didik siap menghadapi tuntutan masa kini dan
masa datang.
Dengan memberikan dan mencontohkan, satu dua macam
hadits setiap minggunya, kita dapat mengoptimalkan perkembangan
dan memenuhi karakteristik peserta didik seperti yang kita harapkan,
yakni karakter seperti Rasulullah SAW. Seperti yang kita ketahui
bahwa Rasulullah SAW. merupakan suri tauladan bagi seluruh umat
dikarenakan akhlaknya yang sangat baik terhadap semua makhluk
hidup baik itu sesama manusia, hewan maupun tumbuhan.
Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan suri
tauladan bagi seluruh umat dikarenkan akhlaknya yang sangat baik.
Nabi Muhammad SAW adalah manusia sempurna yang telah
menjadikan diri beliau sebagai pribadi Qurani. Hal ini diketahui dari
Aisyah radhiyallahuanha ketika sahabat bertanya tentang pribadi
Rasulullah. Aisyah menjawab dengan singkat, “Beliau berkepribadian
Qurani”. Allah Swt sendiri menyatakan pujiannya akan
26
akhlak Rasulullah dalam salah satu ayat, “Dan sesungguhnya, engkau
(Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS Al Qalam
[68]: 4). Selain itu Allah berfirman: “Sesungguhnya telah datang
kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri berat terasa olehnya
penderitaanmu, sangat menginginkan (keislaman dan keselamatan
bagimu), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang
mukmin” (At Taubah [9]: 128)
Dengan penjelasan firman Allah diatas sangatlah jelas mengapa
kita harus menjadikan Rasulullah sebagai uswatun khasanah
7 Akhlak atau 7 Pilar Pendidikan merupakan modal untuk membangun
pendidikan karakter yang bersumber dari Alquran. Berikut uraiannya.
1. Merdeka dan memiliki kedaulatan diri
Berdasarkan dengan teologi bahwa faktanya, Allah SWT
menciptakan manusia lengkap dengan berbagai potensi yang diberikan
kepadanya, termasuk potensi kemauan dan kehendak diri (iraadah)
serta kemampuan memilih dan berupaya untuk mandiri (ikhtiar).
Dengan dua potensi itu, manusia diberi ruang sepenuhnya guna
memutuskan dan bersikap. Termasuk dalam memilih untuk beriman
atau tidak. Tugas Rasulullah SAW hanya mengingatkan serta
menyampaikan kebenaran, adapun selanjutnya umatnya hanya tinggal
memilih. Hanya saja setiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing
yang wajib ditanggung. Bisa dibuka Al-Qur’an Surat Al Kahfi (18), ayat
29-30.
2. Menjunjung tinggi kemanusiaan
Landasannya bahwa manusia memiliki hak asasi yang harus
dijaga dan dihormati. Manusia merupakan makhluk yang sempurna
27
yang sudah Allah SWT ciptakan di muka bumi ini (surat at-Tin, 95:4).
Selain itu manusia pun dianugrahi keutamaan dan kemuliaan yang
lebih dibandingkan makhluk selainnya (QS. Al Isra', 17;:70).
3. Optimis dan Berkomitmen Melakukan Perubahan
Alquran mengajarkan bahwa Allah SWT memotivasi dan
membimbing hamba-hambanya agar dapat meraih kehidupan baik di
dunia dan di akhirat dengan selamat (QS Al Baqarah, 2:200-202).
Manusia dibekali dengan beragam potensi, kesempatan, serta
kenikmatan-kenikmatan lainnya. Tujuannya, manusia agar diberi ruang
seluas-luasnya untuk tetap optimis dan senantiasa berkomitmen
melakukan perbuatan baik. Bukankah manusia terlahir tidak tahu apa-
apa, lantas Allah SWT memberinya pendengaran, penglihatan, serta
hati untuk dijadikan alat mempelajari banyak hal. (QS. An-Nahl,
16:78). Bahkan, Alquran juga mengingatkan bahwa Allah SWT tidak
akan mengubah suatu kaum kecuali mereka sendiri yang
mengubahnya (QS. ar-Ra'd, 13: 11).
4. Toleran dan Menghargai Perbedaan
Allah menciptakan manusia berbeda-beda; jenis kelamin,
bahasa, suku, bangsa, warna kulit, tabiat, kebiasaan, kemampuan,
dan lain sebagainya. Perbedaan ini tidak diciptakan oleh Allah SWT
sebagai dasar untuk saling ejek atau saling tindas sesama manusia.
Perbedaan merupakan anugrah yang patut untuk disyukuri sekaligus
sebagai alasan untuk saling mengenal dan saling melengkapi (QS. Al
Hujurat, 49:13).
5. Mengenali Diri Sendiri dan Berani Mengakui Kelemahan
Manusia diciptakan lengkap dengan berbagai keterbatasan dan
kelemahan yang dimiliki, bahkan manusia diciptakan dengan keadaan
28
dasar yang serba lemah. Untuk itulah Allah SWT senantiasa
menunjukkan serta memberikan jalan yang termudah bagi manusia
(QS. An Nisa', 4:28). Dengan dasar lemah itulah manusia diajarkan
untuk bersikap rendah hati, tahu kadar kemampuan sendiri, sekaligus
berani mengakui kelemahan. Perlu disadari, bahwa tanpa bimbingan
Tuhan dan berikut kerjasama antar sesama, sepenuhnya manusia
tidak bisa berbuat banyak. Pembaca bisa membayangkan apabila
manusia dalam memenuhi kebutuhannya dilakukan tanpa bantuan dari
orang lain. Untuk bisa berpakaian layak saja, manusia membutuhkan
campur tangan banyak orang, mulai dari penyedia bahan baku,
pembuat kain, penjhit, dan seterusnya.
6. Menghormati Hukum
Dalam Alquran surat As-Syams, 91:7 disebutkan, di dalam diri
setiap manusia terdapat energi positif yang mendorongnya untuk
bertaqwa dan taat pada aturan Allah. Selain itu juga terdapat energi
negatif yang mengajaknya untuk berbuat maksiat dan melanggar
hukum Allah SWT. Energi negatif ini apabilal tidak bisa dikelola dan
dimusnahkan berpotensi menimbulkan kerusakan dan kehancuran
yang hebat. Energi negatif sah-sah saja dilakukan sebab hasrat namun
harus melalui jalan yang halal atau benar. Di sinilah aturan hukum dan
norma-norma tertentu ditetapkan. Karena itu pula penghormatan dan
ketaatan terhadap hukum harus ditegakkan.
7. Memiliki Kesadaran Spiritual
Supaya kehidupan seseorang tetap berada di jalur yang benar
dan baik, perlu dibantu oleh pengawasan serta hukum dari luar. Itu
pun masih belum bisa dikatakan cukup. Faktor lain yang sangat perlu
untuk dipersiapkan adalah kontrol dari dalam atau kesadaran dalam
29
jiwa. Kesadaran senantiasa berfungsi untuk pengingat agar tidak
bertindak di luar koridor kebenaran dan kebaikan. Inilah yang disebut
dengan kesadaran spiritual. Kesadaran ini yang akan menjadikan
manusia senantiasa merasa kehadiran Allah SWT bersamanya di setiap
ruang dan waktu. Bahkan, perbuatan manusia sekecil apapun pasti
tidak akan luput dari pantauan dan pengamatan-Nya.
Itulah 7 Akhlak Qurani atau 7 Pilar Pendidikan yang sangat
diperlukan dalam rangka membangun pendidikan karakter/akhlak.
Dalam mendidik peserta didik sebaiknya seorang guru tidak
hanya memberikan penjelasan ataupun memberikan mata pelajaran
yang biasa lakukan setiap pembelajaran berlangsung. Karena
pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa
kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan yang
utuh dan berakhlakul karimah.
Pendidik dan peserta didik serta orang tuanya harus
mempunyai kesamaan arah daalam pikiran dan perbuatan dapat
berupa pembauran dari pendidik dan penyesuaian dari anak didik. jadi,
kesamaan arah ini terjadi antara pembuatan pendidik dan perbuatan
peserta didik. kesamaan arah telah melampaui kesepahaman. Karena
dalam hal ini peserta didik berbuat dan bertindak sesuai dengan kata
hati dan kehendaknya. Anak diikutsertakan dalam kehidupan orang
dewasa (pendiidk) dengan memberikan kesempatan kepadanya turut
bertanggung jawab agar anak-anak makin mau memikul tanggung
jawab sejak dini. Dalam hal-hal tertentu anak diberikan tanggung
jawab penuh, seperti selalu memberikan makan ikan setiap harinya
dan menerapkan apa yang sudah diberikan oleh gurunya.
30
BAB III
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dewasa ini, media seringkali melaporkan permasalahan berkaitan
akhlak negatif yang berlaku dalam kalangan masyarakat kita. Lebih
mengejutkan, umum mengetahui bahawa mereka yang terlibat dalam
perkara ini terdiri daripada individu yang bergelar Muslim. Seperti yang kita
ketahui bahwa Rasulullah merupakan suri tauladan bagi seluruh umat
dikarenakan akhlaknya yang sangat baik. Salah satu cara pendidikan dengan
baik kepada anak adalah mengajarkan bagaimana Rasulullah bertindak
melalui hadits yang telah disampaikan dan menjalankannya dalam bentuk
sunnah. Puji syukur, pengajaran hadits ini dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran di SDIT Khalifah Serang dengan harapan para peserta didik
dapat mengaplikasikannya dan menerapkannya dalam kegiatan sehari-
harinya. Karena satu kewajiban bagi individu Muslim menerapkan akhlak
Islamiah untuk mencapai kecemerlangan.
B. Saran
Sebagai calon guru Sekolah Dasar dan umat muslim yang baik untuk
peserta didik sebagai hendaknya kita tahu terlebih dahulu hadits-hadits
Rasulullah sebelum kita mengajarkan dan menanamkan kepada peserta didik.
jangan sampai seorang guru tidak menerapkannya pada dirinya
sendiri, karena kita memberikan serta menanamkan hadits-hadits itu supaya
peserta didik kita nanti bisa seperti akhlak Rasulullah.
31
Daftar Pustaka
Ilyas, yasril dkk. (2004). Islam, doktrin dan dinamika umat. Bandung:Value
Press
7 Akhlak Qurani atau 7 Pilar Pendidikan. [Online]. Tersedia Sumber:
http://www.alquran-syaamil.com/2013/01/7-akhlak-qurani-atau-7-pilar-
pendidikan.html [10 Maret 2015]
Khadafi Subhan. 2008. Akhlaq Untuk Buah Hati. [Online]. Tersedia Sumber:
http://darunnajah.ac.id/2012/04/20/cara-mendidik-anak-sesuai-
tuntunan-islam/

More Related Content

What's hot

Bab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawiBab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawiWiji Lestari
 
Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1Amilinda Amsar
 
Fiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah PuasaFiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah Puasafaqihsiroj
 
STRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKANSTRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKANTa'allum: Jurnal Pendidikan Islam
 
Membumika dakwan dan alquran oc
Membumika dakwan dan alquran ocMembumika dakwan dan alquran oc
Membumika dakwan dan alquran ocMuhammad Zen
 
Perkawinan Beda Agama oleh Lembaga Sosial
Perkawinan Beda Agama oleh Lembaga SosialPerkawinan Beda Agama oleh Lembaga Sosial
Perkawinan Beda Agama oleh Lembaga SosialZainal Abidin
 
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-Dian Firmansyah
 
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesamaSemangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesamaMuhammadAmarRahman
 
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013Surya Surya
 
Masjid Agung Kudus Jawa Tengah
Masjid Agung Kudus Jawa TengahMasjid Agung Kudus Jawa Tengah
Masjid Agung Kudus Jawa Tengahputry df
 
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1  tambahbaikDsp p islam tingkatan 1  tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaikNoor Aini Samsusah
 
PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2
PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2
PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2Safiah Sulaiman
 
Rasulullah sebagai suri tauladan
Rasulullah sebagai suri tauladanRasulullah sebagai suri tauladan
Rasulullah sebagai suri tauladanmimjurangombo
 

What's hot (18)

Ueeee
UeeeeUeeee
Ueeee
 
Silabus Sholat Jumat Kelas III MI
Silabus Sholat Jumat Kelas III MISilabus Sholat Jumat Kelas III MI
Silabus Sholat Jumat Kelas III MI
 
Bab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawiBab i hadits tarbawi
Bab i hadits tarbawi
 
Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1Pppm pendidikan islam ting 1
Pppm pendidikan islam ting 1
 
Fiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah PuasaFiqh Ibadah Puasa
Fiqh Ibadah Puasa
 
RPP
RPPRPP
RPP
 
STRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKANSTRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
STRATEGI PEMBELAJARAN TAHFIDZ AL-QUR’AN DI LEMBAGA PENDIDIKAN
 
Membumika dakwan dan alquran oc
Membumika dakwan dan alquran ocMembumika dakwan dan alquran oc
Membumika dakwan dan alquran oc
 
Perkawinan Beda Agama oleh Lembaga Sosial
Perkawinan Beda Agama oleh Lembaga SosialPerkawinan Beda Agama oleh Lembaga Sosial
Perkawinan Beda Agama oleh Lembaga Sosial
 
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-Sistem pembelajaran tahfidz  dian firmansyah-
Sistem pembelajaran tahfidz dian firmansyah-
 
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesamaSemangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
Semangat menuntut ilmu, menerapakan, dan menyampaikan kepada sesama
 
04110012
0411001204110012
04110012
 
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
Buku Materi Agama Islam Kelas X Kurikulum 2013
 
UAS AL HADIS CINDY ARSY LESTARI. SEMESTER I KPI-B FDK UINSU 2020
UAS AL HADIS CINDY ARSY LESTARI. SEMESTER I KPI-B FDK UINSU 2020UAS AL HADIS CINDY ARSY LESTARI. SEMESTER I KPI-B FDK UINSU 2020
UAS AL HADIS CINDY ARSY LESTARI. SEMESTER I KPI-B FDK UINSU 2020
 
Masjid Agung Kudus Jawa Tengah
Masjid Agung Kudus Jawa TengahMasjid Agung Kudus Jawa Tengah
Masjid Agung Kudus Jawa Tengah
 
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1  tambahbaikDsp p islam tingkatan 1  tambahbaik
Dsp p islam tingkatan 1 tambahbaik
 
PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2
PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2
PPPM PENDIDIKAN ISLAM TAHUN 2
 
Rasulullah sebagai suri tauladan
Rasulullah sebagai suri tauladanRasulullah sebagai suri tauladan
Rasulullah sebagai suri tauladan
 

Similar to Pembiasaan Hadits

Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anFungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anJimatul Arrobi
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIDiva Pendidikan
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksAkram Atjeh
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islamHaubibBro
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1NaufalAbyan5
 
Rpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikanRpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikanDiva Pendidikan
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhindah pertiwi
 
Ijtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxIjtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxZukét Printing
 
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docxMAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docxFachriMufti
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfZukét Printing
 
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester GenapMakalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester GenapLianita Dian
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfZukét Printing
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxZukét Printing
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMuli Bluelovers
 
Bab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubat
Bab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubatBab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubat
Bab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubatwildiaekafutikha
 

Similar to Pembiasaan Hadits (20)

Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'anFungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
Fungsi Hadits dan Hubungannya Dengan Al-Qur'an
 
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VIIRPP MTs Quran Hadits Kelas VII
RPP MTs Quran Hadits Kelas VII
 
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lksContoh modul pai, sk,kd,id dan lks
Contoh modul pai, sk,kd,id dan lks
 
Buku Studi Akhlak.pdf
Buku Studi Akhlak.pdfBuku Studi Akhlak.pdf
Buku Studi Akhlak.pdf
 
Makalah karateristik islam
Makalah karateristik islamMakalah karateristik islam
Makalah karateristik islam
 
Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1Studi hadist kelompok 1
Studi hadist kelompok 1
 
Rpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikanRpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikan
Rpp revisi 2016 al quran hadits kelas 7 mts rpp diva pendidikan
 
Makalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqhMakalah sejarah perkembangan fiqh
Makalah sejarah perkembangan fiqh
 
Proposal al qur'an baru
Proposal al qur'an baruProposal al qur'an baru
Proposal al qur'an baru
 
Ijtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docxIjtihad dan Madzhab.docx
Ijtihad dan Madzhab.docx
 
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docxMAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
MAKALAH_SUMBER_HUKUM_ISLAM.docx
 
Ijtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdfIjtihad dan Madzhab .pdf
Ijtihad dan Madzhab .pdf
 
1 makalah studi islam
1 makalah studi islam1 makalah studi islam
1 makalah studi islam
 
Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5Revisi pid klmpk 5
Revisi pid klmpk 5
 
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester GenapMakalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
Makalah Agama Islam Kelas X. Semester Genap
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdfIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.pdf
 
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docxIjtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
Ijtihad Ushul Fiqh dan Kaidah.docx
 
Tugas makalah agama
Tugas makalah agamaTugas makalah agama
Tugas makalah agama
 
Makalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsanMakalah ushul fiqh istihsan
Makalah ushul fiqh istihsan
 
Bab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubat
Bab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubatBab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubat
Bab 3 taat, ikhlas, khauf, dan taubat
 

Pembiasaan Hadits

  • 1. 1 BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui bahwa pergaulan zaman sekarang sangatlah bebas, seluruh kalangan masyarakat dengan mudahnya dapat memiliki gadget dan mengakses internet kapanpun dan dimanapun. Internet merupakan sarana untuk memudahkan kita mendapatkan informasi apapun dari manapun dan kapanpun. Namun, selain manfaat yang baik itu pula internet dapat memberikan kemudahan untuk melakukan berbagai kejahatan ataupun perilaku tidak baik lainnya sehingga mendatangkan kemudharatan. Dengan internet kejahatan dapat dilakukan dengan mudah melalui berbagai modus, misalnya penipuan dengan motif belanja online. Dalam kasus ini pembeli yang percaya kepada penjual mentransfer sejumlah uang yang ditetapkan kepada penjual namun, barang yang dibeli tak kunjung tiba. Selain itu, akhir-akhir ini juga kita digegerkan dengan berita anak Sekolah Dasar yang sudah pandai berpacaran dan mengupload foto pacarnya di jejaring social “Facebook” dan memposting kata-kata yang seharusnya anak seusia itu belum memahaminya. Antara puncak tercetusnya permasalahan ini ialah disebabkan kurangnya pengetahuan agama dalam diri muslim menyebabkan mereka tidak mengetahui sebab sesuatu perkara itu dibenarkan atau dibataskan syariat. Mereka merasakan agama hanyalah perkara biasa dan tidak mencoba mendalami hikmah yang terkandung di dalamnya. Jika pengetahuan agama dipandang enteng sudah pasti akan memberi dampak yang negatif dalam kehidupan. Sebagaimana firman Allah dalam surah at-Taubah ayat 122 yang artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka
  • 2. 2 beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya”. Di sini dapat dipahami bahawa betapa pentingnya pengetahuan agama bagi kebahagiaan hidup manusia. Hal ini juga diduga terjadi, karena pengaruh tayangan- tayangan tidak mendidik disertai luputnya pengawasan orang tua. Beranjak dari kasus kedua tersebut kami mengambil judul makalah “Pembacaan Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang. B. Rumusan Masalah a. Apa itu pengertian Hadits? b. Bagaimana proses pelaksanaan program kegiatan pembacaan Hadits di SDIT Khalifah Serang? c. Bagaimana menerapkan akhlak Rasulullah dalam pembiasaan pembacaan Hadits di kehidupan sehari-hari? C. Tujuan a. Untuk mengetahui pengertian Hadits. b. Untuk mengetahui bagaimana proses pelaksanaan program kegiatan pembacaan Hadits di SDIT Khalifah Serang. c. Untuk mengetahui bagaimana menerapkan akhlak Rasulullah dalam pembiasaan pembacaan Hadits dikehidupan sehari-hari.
  • 3. 3 D. Manfaat Makalah ini bermanfaat bagi siapa saja yang ingin mengetahui lebih jauh mengenai pembelajaran hadits yang diterapkan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Khalifah. Serta dapat memberikan inspirasi bagi calon pendidik supaya bisa menerapkan hadits seperti yang ada di Sekolah Dasar Islam Terpadu Kolifah. E. Metode Metode yang digunakan dalam penelitian dan penyusunan makalah ini adalah metode deskriptif pada studi kasus yang terdapat pada kegiatan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Khalifah Serang dengan pendekatan kualitatif. Dengan subjek penelitian siswa kelas 3 (tiga), guru kelas 3 (tiga) dan orangtua murid. Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini menggunakan pedoman wawancara, pengumpulan data administrative sekolah, teori pembacaan hadits, dan laporan desktiptif hasil observasi. F. Sistematika Penulisan Makalah Makalah ini terdiri atas Pendahuluan, Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang, Penutup, Daftar Pustaka serta lampiran berupa surat observasi dan foto-foto selama kegiatan pembelajaran. Semua bagian makalah tersebut kami susun dengan pemaparan dari kutipan dan pendapat kami yang merupakan hasil diskusi, studi pustaka dan obervasi. Pada bab Pendahuluan terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat, metode, dan sistematika penulisan makalah. Pada bab Pembiasaan Pembacaan
  • 4. 4 Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW yang terdiri dari pengertian dan kedudukan hadits, profil sekolah Seokolah Dasar Islam Terpadu Khalifah, sejarahnya, proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran, proses kegiatan lain-lainnya, proses pelaksaan program kegiatan pembacaan hadits, tujuan hambatan dan solusinya, serta implikasi terhadap penerapan pembacaan hadits SDIT Khalifah Serang. Dan terakhir pada bab Penutup terdiri atas Kesimpulan dan Saran.
  • 5. 5 BAB II Pembiasaan Pembacaan Hadits dan Penerapannya untuk Mewujudkan Akhlak Rasulullah SAW di SDIT Khalifah Serang A. Pengertian Dan Kedudukan Hadits 1. Pengertian Hadits (Ilyas, 61) Hadits adalah apa saja yang disandarkan kepada Nabi Saw, baik perkataan, perbuatan, maupun diamnya Nabi. Menutur Quraisy Shihab para ulama mendefinisikan hadits sama dengan sunnah, yaitu segala sesuatu yang dinisbahkan kepada Nabi Muhammad, baik ucapan, perbuatan, taqrir (persetujuan) maupun sifat fisik dan psikis, baik sebelum beliau menjadi Nabi maupun sesudahnya. Ulama ushul fiqh membatasi pengertian hadits hanya pada ucapan-ucapan Nabi Muhammad yang berkaitan dengan hukum; sedangkan perbuatan dan taqrir beliau yang berkaitan dengan hukum dinamai sunnah. Dalam hukum islam, hadits menjadi sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Penetapan hadits sebagai sumber kedua ditunjukkan oleh tiga hal, yaitu Al-Qur’an sendiri, kesepakatan (Ijma’) sebgai orang yang harus menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan Allah karena itu apa yang disampaikan Nabi harus diikuti, bahkan perilaku nabi sebagai Rasul harus diteladani. Keberlakuan hadits sebagai sumber hukum diperkuat pula dengan kenyataan bahwa Al-Qur’an hanya memberikan garis-garis besar dan petunjuk umum yang memerlukan penjelasan dan rincian lebih lanjut untuk dapat
  • 6. 6 dilaksanakan dalam kehidupan manusia. Karena itu, keabsahan hadits sebagai sumber kedua secara logika dapat diterima. Al-Qur’an sebagai sumber pokok dan hadits sebagai sumber kedua mengisyaratkan pelaksanaan dari keyakinan terhadap Allah dan Rasulnya yang tertuang dalam dua kalimat syahadat. Karena itu, menggunakan hadits sebagai sumber ajaran merupakan suatu keharusan bagi umat islam. Setiap muslim tidak bisa hanya menggunakan Al-Qur’an, tetapi ia juga harus percaya kepada hadits sebagai sumber kedua ajaran islam. Taat kepada Allah adalah mengikuti perintah yang tercantum dalam Al-Qur’an sedang taat kepada Rasul adalah mengikuti sunnahnya. Oleh karena itu, orang yang beriman harus merujukan pandangan hidupnya pada Al-Qur’an dan sunnah Rasul. Al-Qur’an dan hadits merupakan rujukan yang pasti dan tetap bagi segala macam perselisihan yang timbul dikalangan umat islam sehingga tidak melahirkan pertentangan dan permusuhan. Apabila perselisihan telah dikembalikan kepada ayat dan hadits, maka walaupun masih terdapat perbedaan dalam penafsirannya, umat islam seyogyanya menghargai perbedaan tersebut. Al-Qur’an dan hadits merupakan dua sumber yang tidak bisa dipisahkan. Keterkaitan keduanya tampak antara lain : a. Hadits menguatkan hukum yang ditetapkan Al-Qur’an. Disini hadits berfungsi memperkuat dan memperkokoh hukum yang dinyatakan oleh Al-Qur’an. Misalnya, Al-Qur’an menetapkan hukum puasa dalam firmannya :
  • 7. 7 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Q.s Al-Baqarah/2:183) Dan hadits menguatkan kewajibkan puasa tersebut: Islam didirikan atas 5 perkara : persaksian bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan shalat, membayar zakat, puasa pada bulan ramadhan dan naik haji ke baitullah. (HR. Bukhari dan Muslim) b. Hadits memberikan rincian terhadap pernyataan Al-Qur’an yang masih bersifat global. Misalnya Al-Qur’an menyatakan perintah shalat: Dan dirikanlah oleh kamu shalat dan bayarkanlah zakat. (Q.S Al-Baqarah/2:110) Shalat dalam ayat diatas masih bersifat umum, lalu hadits merincinya, misalnya shalat yang wajib dan yang sunah sabda Rasulullah SAW: Dari Thalhah bin Ubaidillah: bahwasanya telah datang seorang arab badui kepada Rasulullah SAW. Dan berkata: wahai Rasulullah beritahukan kepadaku shalat apa yang difardukan untuku? Rasul berkata: shalat 5 waktu, yang lainnya adalah sunah (HR. Bukhari dan Muslim). Al-Qur’an tidak menjelaskan operasional shalat secara terperinci, baik bacaan maupun gerakannya. Hal ini dijelaskan secara terperinci oleh hadits, misalnya sabda Rasulullah SAW:
  • 8. 8 Shalatlah kamu sekalian sebagaimana kalian melihat aku shalat. (HR. Bukhari) c. Hadits membatasi kemutlakkan ayat Al-Qur’an. Misalnya Al- Qur’an mensyari’atkan wasiat: Diwajibkan atas kamu, apabila seorang diantara kamu kedatangan tanda-tanda kamu dan dia meninggalakan harta yang banyak, berwasiatlah untuk ibu bapak dan karib kerabatnya secara makruf. Ini adalah kewajiban atas orang- orangyang bertakwa. (QS. Al-Baqarah/2:180) Hadits memberikan batas maksimal pemberian harta melalui wasiat yaitu tidak melampaui sepertiga dari harta yang ditinggalkan (Harta warisan). Hal ini disampaikan Rasul dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Sa’ad Bin Abi Waqash yang bertanya kepada Rasulullah tentang jumlah pemberian harta melalui wasiat. Rasulullah melarang memberikan seluruhnya, atau setengah, beliau menyetujui memberikan sepertiga dari jumlah harta yang ditinggalkan. d. Hadits memberikan pengecualian terhadap pernyataan Al- Qur’an yang bersifat umum. Misalnya Al-Qur’an mengharamkan memakan bangkai dan darah: Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, daging yang disembelih atas nama selain Allah, yang dicekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk, yang dimakan binatang buas kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan yang disembelih untuk berhala. Dan
  • 9. 9 diharamkan pula bagimu mengundi nasib dengan anak panah, karena itu sebagai kefasikan. (QS, Al-Maidah/5 : 3). Hadits memberikan pengecualian dengan membolehkan makan jenis bangkai tertentu (Bangkai ikan dan belalang) dan tertentu (Hati dan limpa) sebagaimana sabda Rasulullah SAW: Dari ibnu umar ra. Rasulullah SAW bersabda: “dihalalkan kepada kita dua bangkai dan dua darah. Adapun dua bangkai adalah ikan dan belalang dan dua darah adalah hati dan limpa.” (HR. Ahmad, As-Syafii, Ibn Majah, Baihaqi dan Daruqutni). e. Hadits menetapakan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh Al-Qur’an. Al-Qur’an bersifat global, banyak hal yang hukumnya tidak di tetapkan secara pasti. Dalam hal ini, hadits berperan menetapkan hukum yang belum ditetapkan oleh Al-Qur’an, misalnya hadits dibawah ini: Rasulullah melarang semua binatang yang bertaring dan semua burung yang bercakar untuk dimakan. (HR. Muslim dari Ibn Abbas). 2. Ilmu Hadits Ilmu hadits adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk yang berkaitan dengan cara pemindahan hadis dari Nabi SAW dari para sahabat, atau dari para tabiin dengan cara mengetahui para prawinya dari sudut kecermatan dan ke’adalahannya dan bagaimana keadaan sanadnya, yaitu rangkaian dari satu rawi ke rawi lainnya, apakah bersambung atau terputus. a. Istilah-istilah Dalam Ilmu Hadits
  • 10. 10 Ada beberapa istilah pokok yang perlu diketehui dalam memahami ilmu tentang hadits, yaitu lafadz-lafadz khusus yang disepakati oleh para ahli hadits. Diantaranya sanad, matan, rawi, rijalul hadits. Untuk memahami istilah-istilah ini perlu mengambil contoh sebuah hadits seutuhnya sebagai berikut: 1) Sanad Sanad adalah rangkaian para periwayat yang menukilkan isi hadits secara berkesinambungan dari yang satu kepada yang lain sehingga sampai kepada periwayat (Rawi) terakhir. Dalam contoh diatas yang disebut sanad adalah rangkaian nama-nama dari Al-hamidi sampai Umar Bin Khathab (sebanyak 6 orang). 2) Matan Matan adalah isi yang terdapat dalam hadits itu sendiri, baik berupa perkataan, perbuatan, sifat nabi, atau tindakan dan perbuatan para sahabat yang dibiarkan oleh Nabi SAW. Dalam contoh diatas yang disebut matan adalah isi hadits yang berbunyi: “sesungguhnya setiap amal itu tergantung pada niatnya, dst…”. 3) Rawi Rawi adalah orang yang menerima suatu hadits dan menyampaikannya kepada yang lain. Dalam satu hadits biasanya terdapat beberapa orang rawi (disebut ruwat jamak dari rawi). Dalam contoh diatas rawi-rawinya ada 6 orang yaitu Al-Hamidi Abdullah bin Zubair, Sufyan, Yahya
  • 11. 11 bin Said, Muhammad bin Ibrahim, Al-qamah bin Waqash, dan Umar bin Khatab. 4) Rijalul Hadits Rijalul hadits adalah orang-orang yang terlibat dalam periwayatan suatu hadits, yaitu para perawi hadits itu sendiri. Sahih tidaknya suatu hadits banyak ditentukan oleh rijalul haditsnya dari segi kecermatan dan ketelitiannya (dhabit) dan kepercayaannya (‘adalah). Untuk menentukan apakah para perawi itu berkualitas atau tidak, ada ilmu khusus untuk ini, disebut ilmu rijalul hadits, yaitu ilmu yang mengkaji biografis setiap orang yang terlibat dalam periwayatan hadits, disebut juga ilmu tarikhur ruwat (Ilmu sejarah hidup para perawi). 3. Sejarah Penulisan dan Kodifikasi Hadits Semasa hidup Rasulullah SAW., hadits masih berupa ucapan nabi SAW. Yang didengar langsung oleh para sahabat atau perbuatan Nabi SAW. Yang disaksikan oleh para sahabat. Hadits-hadits ini disampaikan secara lisan oleh mereka kepada para sahabat lain yang tidak mendengar atau melihat langsung dari Nabi. Hal ini dalam rangka melaksanakan perintah Rasulullah SAW : “falyubaligil hadhirun alal ghaibin” artinya “hendaklah yang hadir menyampaikan kepada mereka yang tidak hadir”. Penulisan perkataan dan perbuatan Rasulullah SAW belum lumrah dikalanagan para sahabat. Pada waktu itu hanya Al- Qur’an, selain berupa hapalan. Diantara para sahabat yang banyak menghafalkan hadits Nabi SAW. Secara langsung adalah Imam Ali ra., Abu Hurairoh ra., Aisyah ra., Abdullah bin Umar ra., dan Abdullah bin
  • 12. 12 Abas ra. Meski demikian, ada juga sahabat yang sedikit menuliskannya selain menghapalkannya yaitu Abdullah bin Amr, tetapi itupun sebagai catatan pribadi. Setelah Rasulullah wafat, perhatian terhadap pencarian hadits- hadits dan penyebarannya kesegenap daerah islam mulai tumbuh dan hidup. Orang-orang yang dekat hubungannya dengan Rasulullah SAW sering menjadi sumber untuk mendapatkan hadits-hadits Nabi SAW tersebut, seperti Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Abu Hurairah, Anas bin Malik, Abdullah bin Abas, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Amr, dan sebagainya. Tetapi pada masa itu pun penyampaian hadis dari seseorang kepada yang lainnya masih berupa riwayat lisan. Ide penulisan hadits belum muncul. Ide pengumpulan dan hadits baru muncul ketika Umar bin Abdul Aziz yang gelari Umar ke II menjabat sebagai Khalifah pada awal abad ke 2 H. Pada waktu itu Umar memerintahkan Abu Bakar Ibn Hazn untuk mengumpulkan hadits-hadits yang diterima dari Nabi SAW. Pertengahan abad ke 2 munculah kumpulan-kumpulan hadits. Yang paling menonjol adalah kumpulan hadits karya Imam Malik yang lebih dikenal dengan kitab Al-muwatha. Pada abad ke III H. penulisan dan pembukuan hadits mencapai puncaknya, yaitu dengan terbitnya kumpulan haits yang ditulis oleh Imam Ahmad bin Hambal (Th. 164-241 H) yang lebih dikenal dengan kitab Musnad Ahmad bin Hambal. Setelah itu terbit kumpulan hadits- hadits yang disusun oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Daud, Imam Tirmidzi, Imam Ibnu Majah, dan Imam Nasa’i.
  • 13. 13 4. Tingkatan Hadits Secara umum tingkatan hadits terbagi kedalam tiga, yaitu hadits sahih, hadits hasan, dan hadits dha’if. a. Hadits Sahih Yaitu hadits yang (1) para perawinya berkesinambungan diterima dari dan oleh perawi yang adil dan dlabith. Adil artinya memiliki sifat ‘adalah yaitu muslim, dewasa, sehat akal, dan tak pernah berbuat dosa. Dlabith yaitu kuat hafalan, cermat, tepat tanggapan, dan tidak pelupa. (2) tidak cacat dan (3) tidak bertentangan dengan riwayat lain yang lebih kuat Berdasarkan jumlah perawi, hadits sahih ada tiga jenis, yaitu: 1) Hadits Mutawatir Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh banyak perawi dan dari banyak perawi sampai waktu ditulisakannya sehingga, karena banyaknya, tidak memungkinkan mereka untuk melakukan kebohongan. 2) Hadits Masyhur Yaitu hadits yang pada awalnya diriwayatkan secara seorang perseorang tetapi pada tingkat akhirnya diriwayatkan oleh banyak perawi. 3) Hadits Ahad Yaitu hadits yang diriwaytakan oleh seorang ke seseorang hingga ditulisnya. b. Hadits Hasan Yaitu hadits yang sanadnya berkesinambungan, disampaikan oleh perawi yang adil tetapi kurang kedhabitannya (kekuatan
  • 14. 14 hafalannya), terbebas dari cacat dan tidak bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat. c. Hadits Dha’if Yaitu hadits yang tidak memenuhi kriteria hadits sahih dan hadits hasan, baik dalam sanad, rawi, matan, atau mengandung cacat dan bertentangan dengan riwayat yang lebih kuat. B. Profil Sekolah dan Standard Operating Procedure (SOP) SDIT Khalifah 1. Nama Sekolah : Sekolah Dasar Islam Terpadu Khalifah 2. Alamat : Jl. TB. Suwandi Lingkar Selatan, Serang, Kota Serang. 3. Visi Akademik : Tauhid dan Entrepreneurship
  • 15. 15 4. Misi Akademik : a. Meningkatkan SDM berkualitas dan Berakhlakul Kharimah b. Mengoptimalkan pembinaan murid menjadi kader pemimpin c. Mengembangkan potensi peserta didik agar berprestasi 5. Ciri-ciri Khalifah : a. Kejujuran b. Keceriaan c. Kemandirian d. Berani e. Disiplin 6. Kepala Sekolah : Khaerudin, S.Pd I 7. Jumlah guru : 8 orang 8. Penelitian Kelas : 3 (tiga) 9. Program Hadits : Pembacaan hadits setiap hari selasa- kamis pada seblum pembelajaran dimulai. 10.Pembinaan : Diberikan kepada seluruh siswa SDIT Khalifah Serang 11. Pelaksanaan : Kegiatan telah dilakukan semenjak didirikannya SDIT Khalifah Serang sampai sekarang.
  • 16. 16 C. Sejarah SDIT Khalifah Sekolah Dasar Islam Terpadu mulanya didirikan di Ciceri Permai Jl. Sriwijaya No.1 pada tahun 2012. Jumlah siswa di tahun pertama hanya mencapai 14 peserta didik. Meskipun jumlah peserta didik yang terbilang sangat sedikit, namun yayasan masih tetap bertahan dengan harapan dapat mengembangkan sekolah tersebut. Selanjutnya pada tahun ke dua jumlah peserta didik bertambah menjadi 50 peserta didik. Pada tahun ke tiga Sekolah Dasar Islam Terpadu berpindah tempat ke Jl. TB. Suwandi Lingkar Selatan, Serang, Kota Serang. Setelah di bangun gedung baru, akhirnya di buka tiga kelas untuk kelas satu, dua dan tiga karena jumlah peserta didik mencapai 154 peserta didik. D. Proses Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Di SDIT Khalifah Serang No Waktu Kegiatan (WIB) Nama Kegiatan Keterangan 1. 07.00-07.15 Masuk ke Kelas Siswa mengisi sendiri absen kelas dengan keterangan waktu sesuai urutan ketika mereka datang. Walaupun siswa datang terlambat guru tidak menerapkan sanksi karena dengan adanya absen mandiri ini, diharapkan dapat memotivasi siswa yang hadir terlambat.
  • 17. 17 2. 07.15-17.30 Ibadah Sunnah Shalat Dhuha Guru kelas membimbing peserta didik untuk melaksakan shalat dhuha. 3. 07.30-08.00 Mengaji Guru kelas membimbing peserta didik untuk mengaji dan mengajarkan tajwid yang baik dan benar. Pada hari jumat kegiatan ini diganti dengan kegiatan menghafal. 4. 08.00-08.15 Pembacaan Hadits Guru masing-masing kelas memberikan satu hadits yang ditulis dinpapan tulis untuk selanjutnya di baca bersama peserta didik. 5. 08.15-09.30 Kegiatan pembelajaran Kegiatan pembelajaran di SDIT Khalifah menggunakan Kurikulum 2013 dengan tambahan pembelajaran agama islam seperti Fiqih, Sejarah Islam, Aqidah Akhlak, Bahasa Arab dan Qur’an Hadits sebagai (Mulok) 609.30-10.00 Istirahat Sekolah menyediakan catering untuk peserta didik, namun juga menyediakan kantin sekolah yang jajanannya merupakan hasil buatan
  • 18. 18 beberapa orang tua siswa yang mau menjualkannya. 10.00-11.45 Kegiatan pembelajaran Guru beserta peserta didik melakukan proses kegiatan belajar mengajar. 11.45-12.15 Shalat Dzuhur Berjamaah Guru membimbing peserta didik untuk pergi ke Mushola sekolah untuk melakukan shalat dzuhur berjamaah. 12.15-12.30 Persiapan Pulang Bagi Peserta Didik Kelas 1 dan Kelas 2. Siswa dibimbing oleh guru untuk kembali ke kelas masing-masing dan melakukan persiapan untuk pulang ke rumah. 12.15-15.00 Kegiatan Pembelajaran Peserta didik kelas 3 melaksanakan proses kegiatan pembelajaran. 15.00-15.30 Shalat Ashar Berjamaah Guru membimbing peserta didik untuk pergi ke musholah sekolah untuk melakukan shalat Ashar berjamaah. 15.30 Persiapan Pulang Siswa dibimbing oleh guru untuk kembali ke kelas masing-masing dan melakukan persiapan untuk pulang ke rumah. 115.30-17.00 Kegiatan Ekstra Bagi peserta didik yang
  • 19. 19 Kurikuler mengikuti ekskul siswa menlanjutkan kegiatan ekskulnya masing-masing sesuai dengan minatnya. E. Proses Kegiatan Lain-Lain di SDIT Khlaifah Serang Selain kegiatan wajib di atas, SDIT Khalifah memiliki beberapa kegiatan ekstra kurikuler yakni; calistung yang di adakan untuk masing-masing kelas 1 dan 2, tahfidz qur’an yang diajarkan oleh ustadz dan 5 orang guru, menggambar dan mewarnai yang dibimbing oleh dua orang guru, taekwondo yang dibimbing langsung oleh ahlinya, pramuka yang dibimbing oleh masing-masing guru kelas, bahasa Inggris dan kaligrafi yang dibimbing langsung oleh kepala sekolah. SDIT Khlaifah juga melakukan berbagai macam kegiatan lainnya seperti kegiatan perayaan Tahun baru Hijriah islam 1 Muharram yang diwajibkan kepada seluruh peserta didik untuk mengikutinya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberitahukan kepada peserta didik bahwa selain tahun masehi ada juga tahun hijriyah sebagai acuan tanggal muslimin. Selain itu juga kegiatan ini bertujuan untuk melatih kemandirian peserta didik. Kegiatan ini berlangsung selama satu hari satu malam pada pukul 14.00 WIB dimana kegiatan dimulai dengan check in peserta didik, disini guru memastikan jumlah peserta didik yang mengikuti kegiatan. Kegiatan selanjutnya yaitu mengaji bersama, shalat maghrib berjamaah, dan makan bersama. Setelah melakukan shalat isya berjamaah, peserta didik di ajak ke aula sekolah untuk mendengarkan
  • 20. 20 pidato dari kepala sekolah mengenai tahun baru hijriah. Selanjutnya diadakan beberapa lomba untuk diikuti oleh peserta didik, diantaranya yaitu lomba adzan untuk peserta didik laki-laki dan lomba menghafal Al-Qur’an untuk peserta didik perempuan. Setelah peserta didik tidur, pada pukul 03.00 WIB peseta didik dibangunkan untuk melaksanakan kegiatan shalat sunnah tahajud. Selanjutnya dilaksanakan kegiatan muhasabah diri kepada para peserta didik sampai melaksanakan shalat subuh berjamaah. Kegiatan terakhir dari perayaan ini yaitu olahraga bersama sampai pukul 06.00 WIB. Setelah olahraga siswa mempersiapkan diri untuk pulang. Kegiatan ini tidak ada hambatannya sama sekali, para peserta didik bahkan menyukai kegiatan ini dan ingin melakukan kegiatan ini lagi. Akan tetapi, ada beberapa orangtua peserta didik yang khawatir terhadap anak mereka sehingga pada malam hari mengunjungi para peserta didik atau menelfon kepada wali kelas peserta didik. Selain kegiatan perayaan tahun baru islam, SDIT Khalifah juga mengadakan kegiatan parenting setiap bulannya. Kegiatan ini mempertemukan antara pihak sekolah dengan orang tua peserta didik yang bertujuan untuk menjalin hubungan silaturahmi yang baik. Dalam pertemuan ini, ada beberapa kegiatan yang dilaksanakan, antara lain; kajian dan sharing kewirausahaan dengan orang tua peserta didik, mengetahui perkembangan para peserta didik, mengevaluasi kegiatan pembelajaran dan lain sebagainya. Selain itu SDIT Khalifah melaksanakan kegiatan evaluasi antara guru dengan kepala sekolah setiap sekali dalam seminggu, dan evaluasi antara sekolah dengan manajemen setiap tiga bulan atau
  • 21. 21 enam bulan sekali yang bertujuan untuk mempererat hubungan silaturahmi pihak sekolah dan untuk pembekalan para guru. Kegiatan lainnya yaitu kegiatan renang dan field trip yang dilaksanakan setiap dua kali dalam satu semester atau dua semester. Pada tahun 2013 kegiatan field trip dilaksanakan ke Sekolah Tinggi Ilmu Periakanan untuk peserta didik kelas 1, untuk kelas 2 kegiatan field trip dilaksanakan ke Peternakan sapid an untuk kelas 3 field trip dilaksanakan ke Gerai Batik Banten. Kegiatan lainnya juga sekolah mengadakan kegiatan outbond dan study tour yang dilaksanakan di Tangerang Selatan, dimana kegiatan ini mempertemukan beberapa cabang SDIT Khalifah yang ada di seluruh Indonesia. F. Proses pelaksanaan program kegiatan pembacaan Hadits di SDIT Khalifah Serang. Dalam pandangan Islam, segala sesuatu yang dilaksanakan, tentulah memiliki dasar hukum baik itu yang berasal dari dasar naqliyah maupun dasar aqliyah. Begitu juga halnya dengan pelaksanakan pendidikan pada anak usia dini. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan anak usia dini, dapat dibaca firman Allah berikut ini: Artinya: "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur". (An Nahl: 78) Berdasarkan ayat tersebut di atas, dipahami bahwa anak lahir dalam keadaan lemah tak berdaya dan tidak mengetahui (tidak memiliki pengetahuan) apapun. Akan tetapi Allah membekali anak yang baru
  • 22. 22 lahir tersebut dengan pendengaran, penglihatan dan hati nurani (yakni akal yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati). Salah satu cara pendidikan dengan baik kepada anak adalah mengajarkan bagaimana Rasulullah bertindak melalui hadits yang telah disampaikan dan menjalankannya dalam bentuk sunnah. Puji syukur, pengajaran hadits ini dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di SDIT Khalifah Serang dengan harapan para peserta didik dapat mengaplikasikannya dalam kegiatan sehari-harinya. Proses pelaksanaan kegiatan pembacaan hadits di SDIT Khalifah Serang dilaksanakan setiap hari selasa sampai kamis, pada saat peserta didik telah melaksanakan kegiatan shalat dhuha dan mengaji Al-Qur’an. Setelah melakukan ibadah shalat dhuha, peserta didik dibimbing oleh dua orang guru di dalam kelas untuk mengaji Al-Qur’an, setelah mengaji salah seorang guru menuliskan satu hadits di papan tulis untuk selanjutnya di baca beserta terjemahannya bersama oleh peserta didik. Kegiatan membaca hadits ini di ulang beberapa kali dengan lantang. Selanjutnya guru menjelaskan maksud dari hadits yang di baca agar siswa tidak salah mengartikan hadits tersebut. Salah satu contohnya yaitu hadits yang di ajarkan salah satunya adalah cara makan, hadits Muhammad ibn Sulaiman Luain dari Sulaiman ibn Bilal dari Abi Wajzah dari Umar ibn Abi Salamah, Rasul SAW. bersabda: “Mendekatlah padaku hai anakku, bacalah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah yang dekat denganmu”. Setelah dibacakan hadits tersebut guru mempraktekan bagaimana caranya makan yang baik sesuai dengan ajaran Rasulullah. Guru mengambil makanan yang paling dekat dengannya menggunakan tangan kanannya untuk memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Selanjutnya
  • 23. 23 peserta didik ikut mempraktekan apa yang telah guru contohkan untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya. Selain itu guru juga memperjelas hadits satu dengan hadits lainnya agar peserta didik dapat lebih memahaminya. Misalnya hadits yang artinya: “Dari Jaddah ibn Umar Rasulullah berkata: “Jika makan salah seorang diantara kamu, maka makanlah dengan tangan kanan, dan jika minum, maka minumlah dengan tangan kanan, karena sesungguhnya syaitan makan dan minum dengan tangan kiri” (R. At-Tirmizi) ” dengan penjelasan hadits lebih jelas seperti ini, biasanya peserta didik dapat lebih menerapkannya dalam kehidupan sehari-harinya. Karena dengan menjelaskan bagaimana cara syaitan makan peserta didik pasti sangat tidak mau mengikutinya dan ingin mempraktekan bagaimana cara Rasulullah makan dan minum. Setelah mengetahui hadits tentang cara makan dan minum, peserta didik juga dapat mempraktekannya dalam kehidupan sehari-hari. Ketika peserta didik melihat temannya sedang makan sambil berdiri, peserta didik yang lainnya dapat saling mengingatkan untuk makan dengan duduk dan menggunakan tangan kanannya. Selain itu untuk anak kelas tiga, guru memberikan hadits mengenai kewajiban melaksanakan shalat jumat bagi kaum laki-laki yang artinya; "Hendaklah satu kaum berhenti dari meninggalkan shalat Jum’at, atau kalau tidak, maka Allah akan mencap hati-hati mereka, kemudian menjadikannya termasuk orang yang lalai". Selanjutnya guru memberikan penjelasan lebih lagi melalui firman Allah. "Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum'at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan
  • 24. 24 tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui" [Al Jum’ah:9]. Dengan penjelasan dari Al-Qur’an ini anak-anak akan lebih memahami apa yang diwajibkan kepadanya. Sekolah juga mewajibkan kepada setiap peserta didik laki-laki kelas tiga untuk melaksanakan shalat jumat di sekolah bersama-sama dengan guru. Dan untuk peserta didik perempuan, sekolah mewajibkan untuk mengikuti pengajian selama shalat jumat berlangsung, namun tempatnya di kelas saja. G. Tujuan, Hambatan dan Solusi Kegiatan Pemabacaan Hadits di SDIT Khalifah Kegiatan ini bertujuan agar peserta didik dapat mengikuti sebagaimana Rasulullah melakukan kegiatannya sehari-hari sesuai dengan hadits yang diajarkan. Hambatan dalam kegiatan ini hampir dikatakan tidak ada hambatan, karena peserta didik dapat mengikuti apa yang diajarkan dengan baik. Hanya saja guru tidak dapat memantau kegiatan peserta didik sepenuhnya, karena kemungkinan orang tua peserta didik tidak menerapkan apa yang telah diajarkan kepada peserta didik di rumahnya. Solusinya dari hambatan diatas, sekolah mengadakan pertemuan parenting setiap satu bulan sekali, dimana orang tua peserta didik diajak untuk memantau perkembangan anaknya di sekolah dan menerapkan apa yang sudah di ajarkan di sekolah untuk setiap aktivitasnya.
  • 25. 25 H. Implikasi terhadap Penerapan Pembacaan Hadits untuk mewujudkan Akhlak Rasulullah Dalam rangka mengoptimalkan perkembangan peserta didik dan memenuhi karakteristik peserta didik yang merupakan individu unik, yang mempunyai pengalaman dan pengetahuan yang berbeda, maka perlu dilakukan usaha yaitu dengan memberikan rangsangan- rangsangan, dorongan-dorongan, dan dukungan kepada peserta didik. Agar para pendidik dapat melakukan dengan optimal maka perlu disiapkan suatu kurikulum yang sistematis. Selain pembentukan sikap dan perilaku yang baik, peserta didik juga memerlukan kemampuan intelektual agar peserta didik siap menghadapi tuntutan masa kini dan masa datang. Dengan memberikan dan mencontohkan, satu dua macam hadits setiap minggunya, kita dapat mengoptimalkan perkembangan dan memenuhi karakteristik peserta didik seperti yang kita harapkan, yakni karakter seperti Rasulullah SAW. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah SAW. merupakan suri tauladan bagi seluruh umat dikarenakan akhlaknya yang sangat baik terhadap semua makhluk hidup baik itu sesama manusia, hewan maupun tumbuhan. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan suri tauladan bagi seluruh umat dikarenkan akhlaknya yang sangat baik. Nabi Muhammad SAW adalah manusia sempurna yang telah menjadikan diri beliau sebagai pribadi Qurani. Hal ini diketahui dari Aisyah radhiyallahuanha ketika sahabat bertanya tentang pribadi Rasulullah. Aisyah menjawab dengan singkat, “Beliau berkepribadian Qurani”. Allah Swt sendiri menyatakan pujiannya akan
  • 26. 26 akhlak Rasulullah dalam salah satu ayat, “Dan sesungguhnya, engkau (Muhammad) benar-benar memiliki akhlak yang agung” (QS Al Qalam [68]: 4). Selain itu Allah berfirman: “Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keislaman dan keselamatan bagimu), amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin” (At Taubah [9]: 128) Dengan penjelasan firman Allah diatas sangatlah jelas mengapa kita harus menjadikan Rasulullah sebagai uswatun khasanah 7 Akhlak atau 7 Pilar Pendidikan merupakan modal untuk membangun pendidikan karakter yang bersumber dari Alquran. Berikut uraiannya. 1. Merdeka dan memiliki kedaulatan diri Berdasarkan dengan teologi bahwa faktanya, Allah SWT menciptakan manusia lengkap dengan berbagai potensi yang diberikan kepadanya, termasuk potensi kemauan dan kehendak diri (iraadah) serta kemampuan memilih dan berupaya untuk mandiri (ikhtiar). Dengan dua potensi itu, manusia diberi ruang sepenuhnya guna memutuskan dan bersikap. Termasuk dalam memilih untuk beriman atau tidak. Tugas Rasulullah SAW hanya mengingatkan serta menyampaikan kebenaran, adapun selanjutnya umatnya hanya tinggal memilih. Hanya saja setiap pilihan ada konsekuensinya masing-masing yang wajib ditanggung. Bisa dibuka Al-Qur’an Surat Al Kahfi (18), ayat 29-30. 2. Menjunjung tinggi kemanusiaan Landasannya bahwa manusia memiliki hak asasi yang harus dijaga dan dihormati. Manusia merupakan makhluk yang sempurna
  • 27. 27 yang sudah Allah SWT ciptakan di muka bumi ini (surat at-Tin, 95:4). Selain itu manusia pun dianugrahi keutamaan dan kemuliaan yang lebih dibandingkan makhluk selainnya (QS. Al Isra', 17;:70). 3. Optimis dan Berkomitmen Melakukan Perubahan Alquran mengajarkan bahwa Allah SWT memotivasi dan membimbing hamba-hambanya agar dapat meraih kehidupan baik di dunia dan di akhirat dengan selamat (QS Al Baqarah, 2:200-202). Manusia dibekali dengan beragam potensi, kesempatan, serta kenikmatan-kenikmatan lainnya. Tujuannya, manusia agar diberi ruang seluas-luasnya untuk tetap optimis dan senantiasa berkomitmen melakukan perbuatan baik. Bukankah manusia terlahir tidak tahu apa- apa, lantas Allah SWT memberinya pendengaran, penglihatan, serta hati untuk dijadikan alat mempelajari banyak hal. (QS. An-Nahl, 16:78). Bahkan, Alquran juga mengingatkan bahwa Allah SWT tidak akan mengubah suatu kaum kecuali mereka sendiri yang mengubahnya (QS. ar-Ra'd, 13: 11). 4. Toleran dan Menghargai Perbedaan Allah menciptakan manusia berbeda-beda; jenis kelamin, bahasa, suku, bangsa, warna kulit, tabiat, kebiasaan, kemampuan, dan lain sebagainya. Perbedaan ini tidak diciptakan oleh Allah SWT sebagai dasar untuk saling ejek atau saling tindas sesama manusia. Perbedaan merupakan anugrah yang patut untuk disyukuri sekaligus sebagai alasan untuk saling mengenal dan saling melengkapi (QS. Al Hujurat, 49:13). 5. Mengenali Diri Sendiri dan Berani Mengakui Kelemahan Manusia diciptakan lengkap dengan berbagai keterbatasan dan kelemahan yang dimiliki, bahkan manusia diciptakan dengan keadaan
  • 28. 28 dasar yang serba lemah. Untuk itulah Allah SWT senantiasa menunjukkan serta memberikan jalan yang termudah bagi manusia (QS. An Nisa', 4:28). Dengan dasar lemah itulah manusia diajarkan untuk bersikap rendah hati, tahu kadar kemampuan sendiri, sekaligus berani mengakui kelemahan. Perlu disadari, bahwa tanpa bimbingan Tuhan dan berikut kerjasama antar sesama, sepenuhnya manusia tidak bisa berbuat banyak. Pembaca bisa membayangkan apabila manusia dalam memenuhi kebutuhannya dilakukan tanpa bantuan dari orang lain. Untuk bisa berpakaian layak saja, manusia membutuhkan campur tangan banyak orang, mulai dari penyedia bahan baku, pembuat kain, penjhit, dan seterusnya. 6. Menghormati Hukum Dalam Alquran surat As-Syams, 91:7 disebutkan, di dalam diri setiap manusia terdapat energi positif yang mendorongnya untuk bertaqwa dan taat pada aturan Allah. Selain itu juga terdapat energi negatif yang mengajaknya untuk berbuat maksiat dan melanggar hukum Allah SWT. Energi negatif ini apabilal tidak bisa dikelola dan dimusnahkan berpotensi menimbulkan kerusakan dan kehancuran yang hebat. Energi negatif sah-sah saja dilakukan sebab hasrat namun harus melalui jalan yang halal atau benar. Di sinilah aturan hukum dan norma-norma tertentu ditetapkan. Karena itu pula penghormatan dan ketaatan terhadap hukum harus ditegakkan. 7. Memiliki Kesadaran Spiritual Supaya kehidupan seseorang tetap berada di jalur yang benar dan baik, perlu dibantu oleh pengawasan serta hukum dari luar. Itu pun masih belum bisa dikatakan cukup. Faktor lain yang sangat perlu untuk dipersiapkan adalah kontrol dari dalam atau kesadaran dalam
  • 29. 29 jiwa. Kesadaran senantiasa berfungsi untuk pengingat agar tidak bertindak di luar koridor kebenaran dan kebaikan. Inilah yang disebut dengan kesadaran spiritual. Kesadaran ini yang akan menjadikan manusia senantiasa merasa kehadiran Allah SWT bersamanya di setiap ruang dan waktu. Bahkan, perbuatan manusia sekecil apapun pasti tidak akan luput dari pantauan dan pengamatan-Nya. Itulah 7 Akhlak Qurani atau 7 Pilar Pendidikan yang sangat diperlukan dalam rangka membangun pendidikan karakter/akhlak. Dalam mendidik peserta didik sebaiknya seorang guru tidak hanya memberikan penjelasan ataupun memberikan mata pelajaran yang biasa lakukan setiap pembelajaran berlangsung. Karena pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan yang utuh dan berakhlakul karimah. Pendidik dan peserta didik serta orang tuanya harus mempunyai kesamaan arah daalam pikiran dan perbuatan dapat berupa pembauran dari pendidik dan penyesuaian dari anak didik. jadi, kesamaan arah ini terjadi antara pembuatan pendidik dan perbuatan peserta didik. kesamaan arah telah melampaui kesepahaman. Karena dalam hal ini peserta didik berbuat dan bertindak sesuai dengan kata hati dan kehendaknya. Anak diikutsertakan dalam kehidupan orang dewasa (pendiidk) dengan memberikan kesempatan kepadanya turut bertanggung jawab agar anak-anak makin mau memikul tanggung jawab sejak dini. Dalam hal-hal tertentu anak diberikan tanggung jawab penuh, seperti selalu memberikan makan ikan setiap harinya dan menerapkan apa yang sudah diberikan oleh gurunya.
  • 30. 30 BAB III Kesimpulan dan Saran A. Kesimpulan Dewasa ini, media seringkali melaporkan permasalahan berkaitan akhlak negatif yang berlaku dalam kalangan masyarakat kita. Lebih mengejutkan, umum mengetahui bahawa mereka yang terlibat dalam perkara ini terdiri daripada individu yang bergelar Muslim. Seperti yang kita ketahui bahwa Rasulullah merupakan suri tauladan bagi seluruh umat dikarenakan akhlaknya yang sangat baik. Salah satu cara pendidikan dengan baik kepada anak adalah mengajarkan bagaimana Rasulullah bertindak melalui hadits yang telah disampaikan dan menjalankannya dalam bentuk sunnah. Puji syukur, pengajaran hadits ini dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran di SDIT Khalifah Serang dengan harapan para peserta didik dapat mengaplikasikannya dan menerapkannya dalam kegiatan sehari- harinya. Karena satu kewajiban bagi individu Muslim menerapkan akhlak Islamiah untuk mencapai kecemerlangan. B. Saran Sebagai calon guru Sekolah Dasar dan umat muslim yang baik untuk peserta didik sebagai hendaknya kita tahu terlebih dahulu hadits-hadits Rasulullah sebelum kita mengajarkan dan menanamkan kepada peserta didik. jangan sampai seorang guru tidak menerapkannya pada dirinya sendiri, karena kita memberikan serta menanamkan hadits-hadits itu supaya peserta didik kita nanti bisa seperti akhlak Rasulullah.
  • 31. 31 Daftar Pustaka Ilyas, yasril dkk. (2004). Islam, doktrin dan dinamika umat. Bandung:Value Press 7 Akhlak Qurani atau 7 Pilar Pendidikan. [Online]. Tersedia Sumber: http://www.alquran-syaamil.com/2013/01/7-akhlak-qurani-atau-7-pilar- pendidikan.html [10 Maret 2015] Khadafi Subhan. 2008. Akhlaq Untuk Buah Hati. [Online]. Tersedia Sumber: http://darunnajah.ac.id/2012/04/20/cara-mendidik-anak-sesuai- tuntunan-islam/