Dokumen tersebut membahas rencana satuan kawasan pengembangan (RSKP) di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah yang mencakup gambaran umum kawasan, pendekatan dan metodologi, serta rencana kerja pembangunan kawasan transmigrasi Palolo."
AKSI NYATA DISIPLIN POSITIF MEMBUAT KEYAKINAN KELAS_11zon.pptx
PAPARAN RSKP MABA.pptx
1. JUM’AT 21 JUNI 2019
KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI RI
DIREKTORAT JENDERAL PENYIAPAN KAWASAN DAN PEMBANGUNAN PERMUKIMAN TRANSMIGRASI
DIREKTORAT BINA POTENSI KAWASAN TRANSMIGRASI
LAPORAN PENDAHULUAN
4. Perencanaan Kawasan
transmigrasi yang mempunyai
fungsi utama budidaya, dalam
bentuk Rencana Kawasan
Transmigrasi (RKT), Perencanaan
Kawasan Transmigrasi pada
setiap Kawasan Transmigrasi,
yang menghasilkan :
Tahap I : Rencana Kawasan
Transmigrasi (RKT) berupa
Rencana Wilayah
Pengembangan Transmigrasi
(RWPT) atau Rencana Lokasi
Permukiman Transmigrasi
(RLPT), Skala 1 : 50.000
Tahap II : Rencana Satuan
Kawasan Pengembangan
(RSKP), Skala 1 : 25.000
Tahap III : Rencana Teknik
Satuan Permukiman (RTSP),
Skala 1 : 10.000
(UU No. 29 Tahun 2009 tentang
Transmigrasi)
Rencana Pembangunan
Kawasan Transmigrasi
meliputi :
Rencana pembangunan SKP
yang merupakan rencana rinci
SKP.
Rencana pembangunan KPB.
Rencana pembangunan SP.
Rencana pembangunan Pusat
SKP.
Rencana pembangunan
Prasarana dan Sarana
Setiap SKP yang dimaksud
diatas terdiri atas sekurang-
kurangya tiga SP dan sebanyak-
banyaknya 6 (enam) SP
PP No.3 Tahun 2014 tentang
Ketransmigrasian
Satuan-satuan Pemukiman
yang akan direncanakan
dalam SKP dapat berbentuk :
SP-Baru;
SP-Pugar;
SP-Tempatan.
Kabupaten Sigi sebagai salah
satu lokasi yang akan
mewadahi kegiatan Rencana
Satuan Kawasan
Pengembangan (RSKP)
merupakan salah satu wilayah
yang memiliki keunggulan
sumberdaya dan potensi
daerah bidang perkebunan
dan kehutanan.
5. MAKSUD:
“ Mewujudkan rencana tata ruang SKP yang mendukung terciptanya Kawasan Transmigrasi secara
aman, produktif dan berkelanjutan yang dapat mengintegrasikan antara permukiman penduduk
setempat dengan permukiman transmigrasi “.
TUJUAN:
1. Rencana Tata Ruang SKP (Struktur Ruang dan Rencana Peruntukan SKP);
2. Rencana Pengembangan Usaha Pokok;
3. Rencana Jenis transmigrasi yang akan dilaksanakan;
4. Rencana Penataan Persebaran penduduk dan kebutuhan SDM sesuai dengan daya dukung alam dan daya
tampung lingkungan SKP;
5. Indikasi program utama pembangunan SKP;
6. Rencana tahapan pembangunan SKP
.
SASARAN:
1. Terwujudnya keterpaduan program pembangunan kawasan transmigrasi dengan sektor terkait;
2. Tersedianya informasi areal yang dapat dilanjutkan studi RTSP beserta prakiraan daya tampung dan pola kegiatan
usahanya;
3. Terarahnya pembangunan pemukiman-pemukiman transmigrasi;
4. Terciptanya keselarasan, keserasian, keseimbangan antar lingkungan permukiman transmigrasi dan desa-desa setempat
dalam kawasan;
5. Terciptanya investasi masyarakat di dalam kawasan;
6. Terkoordinasinya pembangunan kawasan antara pemerintah dan masyarakat/swasta;
7. Adapun fungsi /manfaat perencanaan SKP ini adalah :
8. Mengetahui prioritas sarana dan prasarana kawasan yang perlu dibangun;
9. Mengetahui tipe - tipe SP transmigrasi (SP Baru, SP Pugar, SP Tempatan) di dalam SKP;
10. Mengetahui batas areal yang perlu dilaksanakan konsolidasi lahan untuk pembangunan pemukiman transmigrasi;
11. Mengetahui areal-areal yang dapat dilakukan studi RTSP;
12. Mengetahui perkiraan kualifikasi SDM yang dibutuhkan untuk pembangunan kawasan transmigrasi.
7. Visi Kabupaten Sigi Tahun 2016- 2021:
“TERWUJUDNYA KABUPATEN SIGI YANG MAJU, MANDIRI
BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN”
Rumusan Misi yang dimaksud untuk pencapian Visi 2016-2021 adalah :
1. Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur ;
2. Meningkatkan ekonomi berbasis kerakyatan ;
3. Penegakan Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola, serta Supremasi Hukum dan
HAM ;
4. Meningkatkan kualitas ketertiban, keamanan dan harmoni sosial ;
5. Meningkatkan pengelolaan sumberdaya alam secara optimal dan
berkelanjutan.
SALAH SATU STRATEGI DAN KEBIJAKAN TERHADAP MISI : MENINGKATKAN
EKONOMI BERBASIS KERAKYATAN ADALAH : MENYEDIAKAN LAHAN TRANSMIGRASI
DENGAN KEBIJAKAN PEMBUKAAN LOKASI TRANSMIGRASI BARU
RPJMD KABUPATEN SIGI
8. KAWASAN RKT PALOLO DALAM
RENCANA STRUKTUR RUANG RTRW
KABUPATEN SIGI :
1. Desa Bora sebagai PKL
2. Desa Makmur sebagai PPK
3. Desa Kamarora A sebagai PPL
RENCANA STRUKTUR RUANG RTRW KABUPATEN SIGI
9. No Rencana Pola Ruang Luas
Persentase
(%)
Kawasan Lindung 268.837,60 51,74%
1 Hutan Lindung 136.910,91 26,35%
2 Kawasan Tahura dan Hutan Wisata Wera 3.114,45 0,60%
3 Kawasan Taman Nasional Lore Lindu 112.792,08 21,71%
4 Kawasan Lindung Setempat 12.561,41 2,42%
5 Tubuh Air 3.458,75 0,67%
Kawasan Budidaya 250.764,40 48,26%
1 Hutan Produksi 3.118,27 0,60%
2 Hutan Produksi Terbatas 123.787,00 23,82%
3 Kawasan Pertambangan 7.950,00 1,53%
4 Kawasan Pertanian Lahan Basah 23.697,00 4,56%
5 Kawasan Pertanian Lahan Kering 20.452,67 3,94%
6 Kawasan Perkebunan 55.718,95 10,72%
7 Kawasan Permukiman Perkotaan 10.418,00 2,00%
8 Kawasan Permukiman Perdesaan 4.740,00 0,91%
9 Kawasan Pariwisata 882,51 0,17%
Jumlah 519.602,00 100,00%
RENCANA POLA RUANG RTRW KABUPATEN SIGI
KAWASAN RKT PALOLO DALAM
RENCANA POLA RUANG RTRW
KABUPATEN SIGI :
1. Kawasan Perkebunan
2. Pertanian Lahan Basah
3. Pertanian Lahan Kering
4. Kawasan Permukiman Pedesaan
5. Hutan Produksi
10. TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI RKT PALOLO
Tujuan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
“MENGEMBANGKAN KAWASAN TRANSMIGRASI BERBASIS PERTANIAN DAN PERKEBUNAN, YANG
MANDIRI DAN BERKELANJUTAN “
1. Meningkatkan pertumbuhan kawasan transmigrasi sebagian pusat pelayanan dan
perekonomian baru di Kab. Sigi
2. Meningkatkan konektifitas kawasan transmigrasi dengan kawasan sekitarnya
3. Optimalisasi sumberdaya yang berkelanjutan
4. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang berdayasaing
Kebijakan Pembangunan Kawasan Transmigrasi
a. Strategi meningkatkan pertumbuhan kawasan transmigrasi
b. Strategi peningkatan konektifitas kawasan transmigrasi
c. Strategi optimalisasi sumberdaya
d. Strategi Peningkatan Kualitas SDM
Strategi Pembangunan Kawasan Transmigrasi
11. RENCANA STRUKTUR RUANG RKT PALOLO
SKP C
KEC/DESA STATUS DESA
KADIDIA tertinggal
KAMARORA A berkembang
KAMARORA B berkembang
SOPU tertinggal
LEMBAN TONGOA tertinggal
SEJAHTERA tertinggal
TONGOA berkembang
UENUNI berkembang
12. No. RKT Luas
Permukiman Eksisting Calon Lokasi (Indikatif) Permukiman Transmigrasi Baru
Desa Jumlah KK Lokasi Daya Tampung Luas (Ha) Pola
1 KPB 594,5 Makmur 398 - 594,5 -
2 SKP A 22.415,6
Baku-Bakulu, Bora, Loru,
Maranata, Ngatabaru,
Oloboju, Pombewe,
Sidondo II, Sidondo II,
Sidondo IV, Sigimpu, UPT
Lembah Palu dan
Watunonju.
4628
SP Pugar 600 1220,9 Petani
SP Tempatan 800 1832,3 Petani
SP Tempatan 550 1576,6 Petani
SP Tempatan 700 1617,7 Petani
3 SKP B 10.545,4
Bahagia, Berdikari, Bobo,
Bulili, Bunga, Kapiroe,
Petimbe, Rahmat,
Ranteleda, Ampera Rejeki,
Sintuwu, Tanah Harapan.
3114
SP Tempatan 700 1625,9 Petani
SP Tempatan 600 1310,9 Petani
SP Tempatan 400 775,9 Petani
4 SKP C 22.763,4
Kadidia, Kamarora B,
Kamarora B, Lemban
Tongoa, Sejahtera, Sopu,
Tongoa, Uenuni
2616
SP Tempatan 500 626,2 Petani
SP Tempatan 700 1641,8 Petani
SP Pugar 500 1072,5 Petani
SP Baru 250 538,6 Petani
16. Kawasan rkt
palolo
Asal Tujuan Jarak Waktu Tempuh Moda Biaya (Rp)
Jakarta Palu ± 958 Mil 3 Jam Pesawat + 2.000.000
Palu Makmur ± 50 Km ± 1,5 Jam Mobil/Motor + 100.000
Makmur Lemban
Tongoa
± 25 Km ± 2 Jam Mobil/Motor + 300.000
PENCAPAIAN LOKASI
18. KEMIRINGAN Sum of LUAS_HA
> 45% 6.432,23
0 - 8% 7.310,59
15 - 25% 13.181,57
25 - 45% 25.512,69
8 -15% 3.600,60
Grand Total 56.037,68
KEMIRINGAN LAHAN KAWASAN PALOLO
SKP C
19.
20. Zona & Tipologi Definisi/Kriteria Arahan Spasial Pasca Bencana
(Ketentuan Pemanfaatan Ruang)
ZRB 4
(Zona Terlarang)
4 L : Zona likuifaksi masif pasca gempa (Seperti Kws Petobo,
Balaroa, Jono Oge, Lolu, dan Sibalaya)
4 T : Zona sempadan pantai rawan tsunami minimal 100 – 200
meter dari titik pasang tertinggi (sempadan 100 m untuk
Teluk Palu, kecuali di Kel. Lere, Besusu Barat, dan
Talise, ditetapkan 200 m).
4 S : Zona Sempadan Patahan Aktif Palu-Koro 0-10 meter (Zona
Bahaya Deformasi Sesar Aktif).
4 G : Zona Rawan Gerakan Tanah Tinggi Pasca Gempa Bumi.
Zona Rawan Gempabumi Tinggi
1. Dilarang pembangunan kembali dan pembangunan
baru. Unit hunian pada zona ini direkomendasikan untuk
direlokasi.
2. Diprioritaskan pemanfaatan ruang untuk fungsi kawasan
lindung, RTH, dan monumen.
ZRB 3
(Zona Terbatas)
3 S : Zona Sempadan Patahan Aktif Palu Koro pada 10-50 meter
3 L : Zona Rawan Likuifaksi Sangat Tinggi
3 T : Zona Rawan Tsunami Tinggi (KRB III) di luar sempadan
pantai
3 G : Zona Rawan Gerakan Tanah Tinggi
Zona Rawan Gempabumi Tinggi
1. Dilarang pembangunan baru fungsi hunian serta fasilitas
penting dan berisiko tinggi (sesuai SNI 1726, antara lain
rumah sakit, sekolah, gedung pertemuan, stadion, pusat
energi, pusat telekomunikasi).
2. Pembangunan kembali hunian diperkuat sesuai standar
yang berlaku (SNI 1726)
3. Pada kawasan yang belum terbangun dan berada pada
zona rawan likuifaksi sangat tinggi maupun rawan
gerakan tanah tinggi, diprioritaskan untuk fungsi
kawasan lindung atau budidaya non-terbangun
(pertanian, perkebunan, kehutanan)
ZRB 2
(Zona Bersyarat)
2 L : Zona Rawan Likuifaksi Tinggi
2 T : Zona Rawan Tsunami Menengah (KRB II)
2 G : Zona Rawan Gerakan Tanah Menengah
2 B : Zona Rawan Banjir Tinggi
Zona Rawan Gempabumi Tinggi
1. Pembangunan baru harus mengikuti standar yang
berlaku (SNI 1726).
2. Pada zona rawan tsunami dan rawan banjir, bangunan
hunian disesuaikan dengan tingkat kerawanan
bencananya.
3. Intensitas pemanfaatan ruang rendah.
ZRB 1 (Zona
Pengembangan)
1 L : Zona Rawan Likuifaksi Sedang
1 T : Zona Rawan Tsunami Rendah (KRB I)
1 G : Zona Rawan Gerakan Tanah Sangat Rendah dan Rendah
1 B : Zona Rawan Banjir Menengah dan Rendah
Zona Rawan Gempabumi Tinggi
1. Pembangunan baru harus mengikuti standar yang
berlaku (SNI 1726).
2. Intensitas pemanfaatan ruang rendah-sedang.
Catatan:
Di setiap zona ruang rawan bencana dilengkapi dengan jalur, rambu, dan ruang evakuasi.
Peta ZRB Palu dan Sekitarnya yang telah disepakati oleh pimpinan K/L terkait,
Kepala Daerah, dan Legislatif
D.
22. KONDISI GEOLOGI
22
• Vs30 adalah kecepatan rata-rata Gelombang-S di permukaan hingga
kedalaman 30 m yang mencerminkan tingkat kekerasan tanah
permukaan (soil).
• Berdasarkan peta klasifikasi tanah, kawasan termasuk ke dalam
kelas D dan E. Kelas D dan E merupakan kelas batuan dan tanah
lunak, sehingga dapat memperbesar goncangan gempa bumi.
Cipta, dkk (2012) - Unpublished
Kondisi Tanah Permukaan (Site Class)
Secara umum disusun oleh batuan Pra-Tersier,
Tersier yang telah mengalami pelapukan dan
batuan Kuarter yang bersifat urai, lepas, lunak
dan belum kompak yang dapat memperkuat
guncangan gempa bumi
23. Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gempa Bumi
Sulawesi Tengah (2012)
KRB Gempa bumi Tinggi
KRB Gempa bumi Menengah
• Wilayah terdampak di Provinsi
Sulawesi Tengah termasuk KRB
Tinggi dan Menengah
• KRB Tinggi mempunyai potensi
terguncang gempa bumi dengan
intensitas lebih besar dari VIII MMI.
• KRB Menengah mempunyai potensi
terguncang gempa bumi dengan
intensitas VII - VIII MMI.
Kab. Sigi merupakan wilayah
yang termasuk pada Zona KRB
Gempa bumi tinggi.
24. INVENTARISASI KEJADIAN
GERAKAN TANAH
• Kejadian gerakan
tanah merupakan data
utama yang diperlukan
dalam analisis peta
kerentanan gerakan
tanah.
• Terdapat 1273
kejadian gerakan
tanah, 891 kejadian
(70%) digunakan
untuk penyusunan
model dan sebanyak
382 kejadian (30%)
untuk pengujian
model.
26. PENGGUNAAN LAHAN Sum of Luas_HA
Alang-Alang 216,61
Hutan Rimba 30.104,48
Ladang 4.239,78
Pasir 106,38
Perkebunan 4.760,55
Permukiman 499,31
Sawah 5.048,99
Semak Belukar 10.966,02
Sungai 188,51
Grand Total 56.130,64
PENGGUNAAN LAHAN KAWASAN PALOLO
SKP C
27. KAWASAN HUTAN
KAWASAN HUTAN Sum of LUAS_HA
APL 32.620,66
HPK 177,98
HPT 23.199,59
Tubuh Air 39,45
Grand Total 56.037,68
SKP C
28. POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Pertanian Tanaman Pangan
Besaran luas panen baik padi
sawah dan padi ladang mengalami
kenaikan dibanding tahun
sebelumnya. Tercatat bahwa pada
Tahun 2018, luas panen padi
sawah mencapai 30.512 ha,
meningkat sebesar 31.12 persen.
Demikian juga dengan luas panen
padi ladang pada Tahun 2017
mencapai 375 ha, meningkat
sebesar 33.45 persen.
Luas panen palawija pada Tahun
2017 yang terdiri dari enam
varietas, jagung, kedelai, kacang
tanah, kacang hijau, ubi kayu, dan
ubi jalar. Luas panen palawija
terbesar di Kabupaten Sigi masih
di dominasi oleh varietas jagung
Distribusi Luas Lahan Sawah Menurut Kecamatan
29. POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Hortikultura
Luas panen tanaman sayuran di Kabupaten Sigi
yang terbesar pada Tahun 2018 adalah komoditas
bawang merah dengan luas panen sebesar 422 ha
dan produksi yang mencapai 1.833,9 kwintal. Luas
panen dan produksi bawang merah yang terbesar
berasal dari Kecamatan Palolo dengan produksi
782 kwintal. Jika dilihat dari segi produksi,
komoditas cabai memiliki angka produksi tertinggi
sepanjang tahun 2018 mencapai 3.765,9 kuintal
dengan luas panen 378 hektar.
Perkebunan
Kakao adalah tanaman perkebunan dengan
produksi terbanyak di Kabupaten Sigi. Pada Tahun
2018 produksinya mencapai 19.354 ton dengan
wilayah penghasil terbesar berada di Kecamatan
Palolo mencapai 9.232 ton.
Selain kakao, Kabupaten Sigi juga merupakan
tanaman penghasil kelapa yang jumlahnya cukup
banyak yaitu 2.481,4 ton. Produksi kelapa terbesar
di kecamatan Dolo Selatan dengan total produksi
833,1 ton.
Produksi Tanaman Sayuran Menurut Jenis
Produksi Tanaman Perkebunan
30. POTENSI SUMBER DAYA ALAM
Peternakan
Populasi ternak Kabupaten Sigi terdiri
dari enam jenis ternak yaitu sapi
kerbau, kuda, kambing, domba, dan
babi. Populasi ternak terbesar Tahun
2018 masih didominasi oleh sapi
sebesar 37.327 ekor.
Sedangkan Populasi ungags
didominasi oleh ayam kampung
dengan total populasi 100.423 ekor
pada Tahun 2018. Lain halnya dengan
ternak sapi, jumlah ayam kampung
terbesar berada di Kecamatan Sigi
Biromaru, yakni sebesar 17.911 ekor.
Populasi Ternak Menurut Jenis Ternak
31. POTENSI DAN PERMASALAHAN SKP C
Kondisi lahan yang sangat
subur untuk tanaman seperti
kopi, sayuran yang relative
baru dikembangkan
Kondisi kawasan yang
memiliki daya Tarik wisata
dengan udara yang sejuk
Kondisi fisik kawasan yang
Ttermasuk rawan bencana
gerakan tanah
Akses jalan yang sangat buruk
menuju lokasi transmigrasi
DESA LUAS (HA)
KADIDIA 251,77
KAMARORA A 158,78
KAMARORA B 565,11
LEMBAN TONGOA 12.935,97
SEJAHTERA 5.323,28
SOPU 919,84
TONGOA 1.928,79
UENUNI 578,86
Sistem distribusi dan
pemasaran hasil
pertanian/perkebunan belum
ditunjang dengan sarana dan
rasarana
33. Metodologi Pekerjaan
PENENTUAN DAN
KAJIAN BERBAGAI
KEBIJAKAN WILAYAH
PERENCANAAN
IDENTIFIKASI ISU
PEMBANGUNAN
KAWASAN SKP
ANALISIS
KEBUTUHAN
KAWASAN
TRANSMIGRASI
IDENTIFIKASI
MAKRO
(WILAYAH)
IDENTIFIKASI
MIKRO
(KAWASAN)
ASPEK
KEBIJAKSANAAN
ARAHAN
KEBIJAKAN
TATA RUANG
KABUPATEN
UU 29 Tahun 2009
Rencana Wilayah
Pengembangan
Transmigrasi
RTRW Kabupaten
Gunung Mas
Kebijakan
Transmigrasi
ASPEK
SARANA
PRASANA
KAWASAN
ASPEK
FISIK DASAR
KAWASAN
ASPEK
PENGGUNAAN
LAHAN
ASPEK
SOSIAL
EKONOMI
ASPEK
LINGKUNGAN
ASPEK SUMBER
DAYA AIR
POTENSI DAN
PERMASALAHAN
KAWASAN
Analisis Fisik & Daya
Dukung Lingkungan
Analisis Struktur
Ruang Kawasan
Analisis Pola Ruang
Kawasan
Analisis Pola Dan
Persebaran
Permukiman
Analisis Jenis Dan
Pola Kegiatan Usaha
Analisis Pusat – Pusat
Pertumbuhan Ekonomi
Kawasan
Analisis Sarana Dan
Prasana Pendukung
Kawasan
Analisis Program
Pengembangan
Kawasan
Tahap
Persiapan
Tahap
Identifikasi
Tahap
Analisis
Tahap
Konsep Dan Rencana
ASPEK
KETERKAITAN
DENGAN
KAWASAN LAIN
ASPEK
SUMBERDAYA
KAWASAN
ASPEK
PRASARANA
WILAYAH
ASPEK
SUMBER DAYA
ALAM
PERUMUSAN KONSEP
PENGEMBANGAN KAWASAN
1. Konsep Struktur Dan Pola Ruang
Kawasan
2. Konsep dan Strategi Pengembangan
Kawasan
3. Konsep Daya Dukung dan Daya
Tampung Kawasan
4. Konsep Pengembangan Sarana dan
Prasarana Kawasan
5. Konsep Kelayakan Pengembangan
Kawasan
RENCANA PENGEMBANGAN
KAWASAN SKP B
1. Rencana Struktur Dan Pola Ruang
Kawasan
2. Rencana Daya Dukung dan Daya
Tampung Kawasan
3. Rencana Pola Pengembangan Sosial
Ekonomi Budaya
4. Rencana Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Pendukung Kawasan
5. Rencana Penataan Persebaran
Penduduk
6. Rekomendasi Usulan Jenis dan Pola
Usaha Kawasan Transmigrasi
7. Rumusan Pola Pengembangan
Kawasan dan Fasilitas PenUnjang
8. Rencana Program Pembangunan
Kawasan Pengembangan
ASPEK
DAYA DUKUNG
RTRW
Kab. Sigi
34. Survey Topografi
Pengukuran jalur base line
sebagai kerangka jalur
rintisan;
Jarak antar base line tidak
melebihi 3 Km, setiap 2 Km
dipasang BM;
Jarak antar rintisan 1 Km;
Pengamatan lereng per 50
m sepanjang rintisan.
36. Survey Tanah
• Survai tanah dilakukan untuk
melakukan penilaian kesesuaian
lahan di seluruh areal survai;
• Pengamatan boring tanah per 500 m
mengikuti jalur rintisan;
• Setiap satuan lahan perlu diambil
contoh 2 pengamatan profil dan
salah satu profil tersebut dilakukan
analisa laboratorium;
• Pengambilan contoh komposit
tanah dilakukan pada setiap macam
tanah pada setiap SP yang
direkomendasikan dengan
kedalaman 0-30 cm dan 30-60 cm.
38. Survey Penggunaan Lahan dan SDA
Survey Penggunaan Lahan dan Sumber Daya Hutan
Survey Sumber Daya Air
• Pengamatan penggunaan lahan dilakukan setiap 50 m di sepanjang jalur rintisan;
• Status dan fungsi kawasan hutan harus sudah dapat dideliniasi dari hasil pengamatan lapang dan dari hasil
pencermatan peta kawasan hutan;
• Izin-izin peruntukan pihak lain di areal survai sudah terinventarisasi;
• Identifikasi volume tegakan dan jenis kelas hutan.
• Data iklim minimal diambil dari stasiun klimatologi terdekat dalam kurun waktu minimal 5 tahun yang dapat;
• Menggambarkan curah hujan, hari hujan, kecepatan angin, kelembaban, temperatur dan lama penyinaran
matahari;
• Sumber air bersih dapat berasal dari air tanah dangkal, air permukaan, mata air dan air tanah dalam;
• Pengamatan aliran sungai yang berada pada areal survai harus dapat menjelaskan pola aliran sungai, tinggi rendah
muka air, banjir musiman, bentuk daerah aliran sungai dan debit serta kecepatan arus;
• Sumber air tanah dalam dapat dianalisa melalui interpretasi peta hidrogeologi;
• Perlu dilakukan pengamatan pasang surut air laut yang mempengaruhi areal yang survai (jika perlu).
40. Rencana Survey Sosial, Ekonomi dan Sapras
Survey Ekonomi dan Pertanian
• Komoditas unggulan, pengolahan dan pemasaran hasil pertanian;
• Perhitungan usaha tani setempat mengenai pola dan jadwal tanam;
• Perhitungan pengeluaran penduduk setempat;
• Perhitungan prediksi pendapatan transmigran, baik dari usaha pokok maupun
dari usaha sampingan;
• Manfaat sosial ekonomi proyek (NPV, B/C Ratio dan IRR)
Survey Sosial Budaya Masyarakat
• Identifikasi komposisi penduduk yang berdasarkan umur, pendidikan, usia
kerja, pekerjaan/mata pencaharian
• Kebiasaan adat istiadat masyarakat setempat;
• Mengidentifikasi agama dan kepercayaan masyarakat setempat;
• Mengidentifikasi fasilitas/kelembagaan sosial;
• Tanggapan masyarakat terhadap rencana pembangunan ketransmigrasian.
Survey Sarana dan Prasarana
• Mendata ketersediaan dan kondisi Sarana Kawasan;
• Mendata ketersediaan dan kondisi Prasarana Kawasan;
• Marking dan tracking sebaran sarana dan prasarana kawasan.
41.
42. Muatan RSKP
1. Tujuan dan sasaran penyusunan Rencana – SKP;
2. Luasan SKP;
3. Rencana Struktur Ruang SKP;
4. Prakiraan Daya Tampung;
5. Rencana Peruntukan Lahan SKP;
6. Rencana Pengembangan Pola Usaha Pokok;
7. Rencana Jenis Transmigrasi Yang Akan Dilaksanakan;
8. Rencana Penataan Persebaran Penduduk dan Kebutuhan
SDM Sesuai dengan Daya Dukung Alam dan Daya
Tampung Lingkungan SKP;
9. Indikasi Program dan Pentahapan Pembangunan SKP.
44. Jadwal Pelaksanaan
No Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP PERSIAPAN
1. Mobilisasi personil dan koordinasi tim kerja
2. Penajaman metode dan rencana kerja
3. Penyiapan perangkat survey
4. Penyiapan peta dasar
5. Pengumpulan data awal
6. Pembuatan peta rencana lapangan
7. Kajian literatur
TAHAP SURVEY LAPANGAN
1. Survey Primer
2. Survey Sekunder
TAHAP KOMPILASI DAN ANALISIS
1. Penyiapan Peta
Peta satuan lahan
Peta penggunaaan lahan dan status
lahan
Peta konteks regional dan rencana
pengembangan sektoral
Peta RSSKP
2. Identifikasi & Analisis
Sumber daya air
Status lahan dan status hutan
Sosial-ekonomi dan pertanian
Pola kegiatan usaha transmigrasi
Studi kelayakan
Perumusan Potensi dan Masalah
TAHAP PENYUSUNAN KONSEP
PENGEMBANGAN
1. Tujuan dan sasaran pengembangan
2. Konsep dan strategi pengembangan
No Kegiatan
Bulan ke-1 Bulan ke-2 Bulan ke-3 Bulan ke-4
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
TAHAP RENCANA
1. Rencana Struktur Dan Pola Ruang Kawasan
2. Rencana Daya Dukung dan Daya Tampung
Kawasan
3. Rekomendasi calon areal permukiman
transmigrasi
4. Rencana Pola Pengembangan Sosial
Ekonomi Budaya
5. Rencana Pengembangan Sarana Dan
Prasarana Pendukung Kawasan
6. Rencana Penataan Persebaran Penduduk
7. Kelayakan pengembangan permukiman
transmigrasi
8. Rekomendasi Usulan Jenis dan Pola Usaha
Kawasan Transmigrasi
9. Rumusan Pola Pengembangan Kawasan dan
Fasilitas Penunjang
10. Rekomendasi pengembangan lahan
11. Indikasi Program
DISKUSI
1. Diskusi Laporan Pendahuluan
2. Diskusi Laporan Interm
3. Diskusi Konsep Laporan Akhir
PELAPORAN
1. Laporan Pendahuluan
2. Laporan Interm
3. Konsep Laporan Akhir
4. Laporan Akhir
45. Struktur Organisasi
DIREKTORAT PERENCANAAN TEKNIS PEMBANGUNAN KAWASAN
TRANSMIGRASI
KEMENTERIAN TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI
KOORDINATOR/DIREKSI
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PALOLO
SKP C
Team Leader
Ahli Perencanaan Wilayah & Kota
Tim Teknis
Office Manager
Tim Ahli
• Ahli Geodesi
• Ahli Tanah
• Ahli Sosiologi
• Ahli Hidrologi
• Ahli Kehutanan
• Ahli Ekonomi Pertanian
Tenaga Pendukung
• Drafter
• Surveyor
• Administrasi
Keterangan :
Garis Tugas
Garis Koordinasi
Garis Perintah