2. DEFINISI
Flavonoid merupakan salah satu kelompok senyawa metabolit
sekunder yang paling banyak ditmukan di dalam jaringan
tanaman. Flavonoid termasuk dalam golongan senyawa fenolik
dengan struktur kimia C6 -C3 -C6. Kerangka flavonoid terdiri
atas satu cincin aromatik A, satu cincin aromatik B, dan cincin
tengah berupa heterosiklik yang mengandung oksigen dan bentuk
teroksidasi cincin ini dijadikan dasar pembagian flavonoid ke
dalam sub-sub kelompoknya.
3. Flavonoid dapat dibagi ke dalam 14 kelas menurut tingkat oksidasi dari cincin
pusat (cincin C).
� Biasanya sebagian besar adalah antosianin seperti flavonon dan flavonol.
� Beberapa flavonoid adalah memiliki pigmen, sebagian lagi tidak berpigmen.
� 3 dari senyawa flavonoid, pelargonidin, cyanidin, dan delphinidin adalah
anthocyanidins.
� Warna pigmen ini ditemukan pada bunga dan buah dan sering juga di dalam
interaksi polinator dan pada buah dan biji, tetapi hal itu juga menjadi bagian
vegetatif dari tumbuhan
4. �Biogenesis berasal dari kombinasi antara jalur shikimat dan
jalur asetat-mevalonat.
�Merupakan senyawa fenol terbanyak ditemukan di alam.
�Merupakan zat warna merah, ungu, biru, dan sebagian
warna kuning.
�Kerangka dasar terdiri atas 15 atom karbon yang membentuk
susunan C6 -C3 -C6
5. Ciri struktur flavonoid
�Cincin B flavonoid seringkali mempunyai gugus gugus hidroksil
atau alkoksil pada posisi 4’, atau 3’ & 4’.
�Adanya tiga gugus hidroksil atau alkoksil, atau tidak
teroksigenasi sama sekali, atau teroksigenasi pada posisi 2’,
sangat jarang ditemukan.
�Hal tersebut disebabkan biogenesis dari flavonoid.
�Glikosida senyawa flavonoid berikatan dengan gula pada gugus
hidroksil yang ada.
6. Tahapan Awal Biosintesis Flavonoid
Senyawa flavonoid merupakan senyawa fenolik alam yang
tersebar merata dalam dunia tumbuh-tumbuhan, tidak terdapat
pada mikroorganisme, bakteri, alga, jamur dan lumut. Sebagian
besar senyawa flavonoid dalam bentuk glikosida (gula dan
aglikon) dan juga sebagai aglikon. Dalam bentuk
glikosidanya flavonoid larut dalam air dan sedikit larut
dalam pelarut organik. Struktur senyawa flavonoid secara
biosintesis berasal dari penggabungan jalur sikimat C6-C3 (cincin
A) dan jalur asetat malonate.
8. a. Reaksi flavon dan flavonol
Flavon dan flavonol adalah jenis flavonoid yang sering ditemukan di alam, flavon
mempunyai struktur dari 2 -fenilbenzofiran-4-on, sedangkan flavonol dapat
dianggap 3- hidroksiflavon :
Dengan adanya gugus hidroksil (metoksil) pada posisi 5,7 atau 4’ yang mampu
menampung muatan positif pada posisi-posisi ini, maka struktur ini yang terlibat
dalam resonansi dari garam flavilium akan bertambah. Dengan perkataan lain,
dengan adanya gugus hidroksil (metoksil) pada posisi tersebut, maka ion flavilium
menjadi lebih stabil, yang berrarti pula bahwa kebasaan flavon tersebut akan
bertambah
9. Isolasi flavonoid
Berdasarkan system pelarut
a. Flavonoid aglikon bebas yang dipancarkan oleh jaringan tanaman
(daun atau akar) - Pelarut nonpolar: metilen klorida, etil eter, atau
etil asetat.
b. Konjugat glikosidik yang lebih polar - Pelarut polar: metanol dan
etanol.
c. Flavonoid dan konjugatnya dari bahan biologis padat (jaringan
tumbuhan atau hewan dan berbagai produk makanan). -
Campuran alkohol dan air dalam rasio yang berbeda
(metanol:air=9:1 dan kemudian metanol:air=1:1)
*cocok untuk flavonoid dengan kepolaran tinggi
10. Metode ekstraksi flavonoid secara umum
Bahan tumbuhan dihaluskan kemudian ditimbang. +kan methanol
:air (9:1) dibiarkan selama 6-12jam lalu saring filtrat (F1)
Ampas dari bahan diatas dilakukan ekstraksi tahap kedua dan di
+kan methanol : air (1:1) (F2)
F1 & F2 digabung kemudian diuapkan sampai semua pelarut
teruapkanc
Ekstrak kental (n-heksana / kloroform di dalam corong pisah
11. Identifikasi kualitatif flavonoid (rx
warna)
•Larujidiuapkan+aseton+
serbuk asam borat dan as
sitrat >
keringkan>residu+eter>lihat
dibawahsinarUV365nm
•Warna kuning tak
berfluorosensi>flavnoid
•Laruji
diuapkan+aseton+serbukas
boratdanasoksalatlalu
keringkan>residu+eter)>
lihatdibawahsinarUV365nm
•Hijaukuningsenyawa
flavonoid
•Lar uji + fecl3
•Warna hijau biru >
flavonoid yang
memiliki gugus
hidroksil bebas pada
cincin A atau B
•Lar uji+serbuk
mg+hcl 5m
•Warna merah
lembayung
(flavonon, flavonol,
flavonolol)
•Kuning jingga
(flavon, kalkon,
auron) Uji
shinoda
Uji
fecl3
Rx
wilson
Rx
taubock
12. Lanjutan
Uap ammonia
-kuning hingga merah
(flavanon & flavanol)
- Merah biru (antosianin)
-Orange/coklat (flavononol)
-suasanan asam jadi merah &
lembayung (kalkon / auron)
Pereaksi aluminium klorida
-warna kuning terbentuk
kompleks dengan flavonoid
-kompleks dari flavonoid
dengan gugus hidroksil
berkedudukan orto tidak
stabill dengan asam dan akan
terurai kembali
Pereaksi sitroborat
- Campuran asam sitrat dan
asam borat
- Fluorosensi kuning, kuning
kehijauan dengan sinar UV
366 nm (Flavonoid)
Asam sulfat
- Warna kuning > flavon dan
flavonolol
-warna merah / merah kebiru
biruan > khalkon / auron
Orange hingga merah >
flavanon
13. b. Reaksi antosianin dan antosianidin
�Antosianidin termasuk jenis flavonoid yang utama yang banyak
ditemukan di alam dalam bentuk 3 atau 3,5 - glikosida disebut
antosianin. Antosianin adalah senyawasenyawa yang berperan
dalam memberikan warna merah, ungu, dan biru pada kelopak
bunga dan buah. Sebagai glikosida, semua antosianin larut
dalam air dan tidak larut dalam pelarutpelarut organik.
�Akan tetapi antosianin dapat diendapkan dari larutannya
sebagai garam timbal yang berwarna biru, yang larut dalam
asam asetat glasial menghasilkan warna merah tua. Selanjutnya
dihidrolisa dengan asam menghasilkan antosianidin dan
gulanya.
14. Perbedaan individual antara antosianidin
terletak pada tingkat hidroksilasi dari cincin
aromatik. Akan tetapi dari tiga jenis
antosianidin yang utama yakni
pelargonidin, sianidin dan delfinidin,
semuanya terhidroksilasi pada posisi 3,5
dan 7. Sedangkan perbedaan individual
antara senyawa-senyawa antosianin
terletak pada posisi dari gugus
(residu gula) di dalam molekulnya.
15. Karakterisasi dari antosianin dapat dilakukan berdasarkan sifat
fisik, seperti spektrum serapan, flourosensi dan warna dalam
larutan penyangga. Antosianin memperlihatkan sifat amfoter,
dimana warna larutan berubah-ubah tergantung pH seperti
terlihat dari contoh berikut :
16. Perubahan warna dari merah melalui ungu ke biru adalah ciri
dari antosianin yang mengandung gugus-gugus hidroksil bebas
pada cincin B dan terletak bersebelahan seperti lazimnya
ditemukan pada glikosida dai sianidin dan delfinidin. Oleh
karena itu glikosida dari pelarginidin tidak
perubahan warna yang menyolok. Fenomena ini dapat
digunakan untuk mengenal pola hidroksilasi dari cincin B dari
molekul antosianin yang dipisahkan dari suatu jaringan
tumbuhan
17. Antosianin atau antosianidin yang tidak mengandung gugus-
gugus hidroksil bebas dan terikat bersebelahan, bereaksi dengan
hidrogen peroksida menghasilkan turunan asam benzoat. Reaksi
penguraian oleh hidrogen peroksida ini terjadi karena pemutusan
ikatan antara C-2 dan atom C-3 dari cincin piroksonium, seperti
reaksi berikut ini :
18. FLAVON
�Flavon merupakan pigmen warna kuning yang tersebar luas pada
tumbuhan tinggi
�Sering terdapat sebagai glikosida, tetapi lebih sedikit dibanding
flavonol
�Flavon berbeda dengan flavonol karena tidak memiliki gugus 3–
hidroksi, hal ini berpengaruh pada serapan UV, gerakan
kromatografi dan dan reaksi warnanya, sehingga hal ini dapat
digunakan unutk membedakannya.
�Flavon mudah dipecah oleh alkali menghasilkan diasilmetan
�Flavon stabil terhadap asam kuat, dan eternya mudah di dealkilasi
dengan penambahan HI atau HBr atau dengan aluminium klorida
dengan pelarut inert.
19. ANTOSIANIN
�Antosianin ialah pigmen daun bunga merah, ungu, sampai biru
terutama pada bunga dan buah.
�Sebagian besar antosianin adalah glikosida, dan aglikonnya disebut
antosianidin, yang terbentuk bila antosianin dihidrolisis dengan
asam.
�Antosianin yang paling umum adalah sianidin yang berwarna merah
lembayung.
�Antosianidin secara umum, yaitu : apigenidin, luteolinidin,
pelargonidin, sianidin, peonidin, petunidin, malvidin dan delfinidin
�Adanya –OH, -OCH3, O-glikosida dapat mempengaruhi warna.
� Amfoter, warna berubah berdasarkan pH : cth: sianin (pH < 3 :
merah, pH 8,5 = ungu, pH > 11 : biru)
20.
21. �Beberapa contoh kelompok flavon : apigenin, luteolin, krisin,
tangeritin, krisoeriol
�Semua senyawa ini memiliki peran hampir sama yaitu sebagai
antioksidan (penangkap radikal bebas). Selain itu juga sebagai
peningkat daya tahan tubuh karena memiliki sifat memperkuat
dinding sel sehingga tubuh dapat lebih bertahan dari serangan
agen penyebab penyakit.
�Contoh tanaman yang mengandung flavon adalah seledri, lada
(hanya luteolin), dan peterseli (hanya apigenin)
22.
23.
24. Bioaktivitas flavonoid
Beberapa jenis flavonoid seperti kalkon, flavanon, flavonol,
flavon, katekin, isoflavonoid dan isoflavonoid yang telah
ditemukan mempunyai bioaktivitas tertentu seperti disajikan
dalam tabel di bawah ini :
25. Flavonoid dapat memberi efek antioksidan dengan mencegah
generasi ROS, langsung menangkap ROS atau secara tidak tidak
langsung terjadi peningkatan enzim.
26. Contoh reaksi flavonoid yang sudah terbukti sebagai radikal
bebas adalah pinocembrin (5,7-dihidroksiflavanon) dan
pinostrobin (5-hidroksi-7-metoksiflavanon) yang diekstraksi
pada rimpang temu kunci (Kaempferia pandurata Roxb). Reaksi
ini dipergunakan dalam mengukur kapasitas antioksidan suatu
flavonoid hasil isolasi dengan DPPH (radikal bebas yang stabil)
27. Flavonoid dapat berfungsi sebagai zat pengkelat dari logam-
logam Cu dan Fe yang berfungsi sebagai katalis dalam reaksi
Fenton. Reaksi ini termasuk reaksi perubahan Hidrogen
Peroksida menjadi *OH. Proses khelat ini akan menurunkan
aktivitas katalitik dari logam Cu dan Fe sehingga akan
mengurangi terbentuknya radikal *OH dan secara otomatis akan
menurunkan proses kerusakan DNA dan proses peroksidasi
lemak (PUFA), seperti reaksi berikut ini :
28. Contoh 1
Flavonoid dalam ekstrak daun gaharu ini dapat menangkap
radikal bebas (*OH dan lainnya) dengan menyumbangkan ion
H+ sehingga reaksi radikal selanjutnya yang merusak DNA sel
normal disekitarnya dapat dihentikan seperti reaksi berikut ini :
FL-OH + *OH H2O + FL-O* (radikal flavonoid)
Reaksi ini dapat menurunkan kadar 8-OHdG sebagai marker
kerusakan DNA oleh reaksi HO* dengan basa-basa nitrogen dari
DNA
29. Contoh 2
Flavonoid dalam ekstrak daun gaharu dapat mencegah
peroksidasi lipid dengan cara memberikan ion H+ , seperti reaksi
berikut ini :
LOO* + FL-OH LOOH + FL-O* (radikal flavonoid)
Reaksi ini dapat menurunkan kadar MDA sebagai marker
peroksidasi lipid oleh HO* karena peroksidasi lipid tidak bisa
berlangsung.
30. Contoh 3
Flavonoid pada ekstrak daun gaharu dapat mencegah produksi
ROS (oksidan) dengan menghambat enzim-enzim yang
menghasilkan ROS seperti xanthine oxidase, NADPH oksidase
dengan cara membentuk khelat dengan logam2 transisi dari
katalisator enzim tersebut (Fe,Cu)