Laporan praktikum ini membahas tentang isolasi flavonoid dari benalu teh (Scrulla Atropurpurea) melalui proses ekstraksi maserasi dan fraksinasi. Flavonoid yang diisolasi berupa serbuk kuning kecoklatan berat 276,9 mg dengan rendemen 0,0923% yang diidentifikasi sebagai kuersetin melalui beberapa uji.
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
Prak fito (benalu teh)
1. LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II
“Isolasi Flavonoid dari Benalu Teh (Scrulla Atropurpurea)”
Disusun oleh :
Grup C – Kelompok 3
Christa Marupa S 1343050059
Glori Elisabeth 1343050095
Yuliana Sumaranita 1343050102
Cindy Nova N 1343050128
Hani Mu’ani 1343050149
M. Arsydian 1343500112
LABORATORIUM FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
2016
2. Judul Percobaan : Isolasi Flavonoid dari Benalu Teh (Scrulla Atropurpurea)
Tujuan : Mengisolasi dan mengidentifikasi Flavon dari Benalu Teh.
Alat dan Bahan :
Erlenmeyer
Corong pisah
Timbangan Analitik
Pelarut Organik
Kertas Saring
Rotary Evapurator
Benalu teh
Asam asetat anhidrat
Metanol
Butanol
Aquadest
Reagen-reagen
Teori :
Flavonoid adalah Senyawa flavonoid adalah senyawa polifenol yang mempunyai 15
atom karbon yang tersusun dalam konfigurasi C6-C3-C6, yaitu dua cincin aromatik yang
dihubungkan oleh 3 atom karbon yang dapat atau tidak dapat membentuk cincinketiga.
Benalu teh merupakan tumbuhan parasit yang tumbuh pada tanaman teh, sebagian
tumbuh parasit benalu hidup dengan mengambil nutrisi dasar, yang dimiliki oleh inang untuk
selanjutnya diolah menjadi makanan dan energi guna kepentingan tumbuhan benalu teh
tersebut.
Klasifikasi Tanaman :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobinta (Tumbuhan Berpembuluh)
Super divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Santales
Family : Loranthaceae
Genus : Scrulla
Spesies : Scrulla atropurpurea
Morfologi Tumbuhan :
Habitus : Parasit obligat
Batang : Menggantung, silindris, berkayu, berbintik-bintik (coklat).
Daun : Tunggal, berhadapan, lonjong, ujung agak meruncing, pangkat membulat
tepi rata, panjang 5-9 cm, lebar 2-4 cm.
3. Bunga : Majemuk, bentuk panjang, terdiri dari 4-6 bunga, tangkai pendek, kelopak
bentuk kerucut terbalik, panjang ± 3 cm.
Buah : Kerucut terbalik, panjang ± 8 mm, coklat.
Biji : Bulat, kecil, hitam.
Akar : Menempel pada pohon inang, berfungsi menghisap, kuning kecoklatan.
Kandungan Kimia : Mengandung saponin dan Tanin, Alkaloid, dan Flavonoid.
Khasiat : Berkhasiat untuk obat kuning
Jenis-jenis Flavonoid :
a. Katekin dan Proantosianidin
Merupakan 2 golongan senyawa yang mempunyai banyak kesamaan. Senyawa yang
berwarna dan banyak terdapat di tumbuhan kayu.
b. Flavonon dan Flavanonol
Kedua senyawa ini hanya sedikit sekali ditemui dibanding Flavonoid yang lain.
Merupakan senyawa Flavonoid yang hampir tidak berwarna atau hanya kuning sedikit.
Flavonon banyak ditemui dalam bentuk aglikon, banyak dikenal seperti hesperidin, dan
naringin dikulit buah jeruk.
c. Flavon, Flavonol, Isoflavon
Merupakan senyawa Flavonoid yang banyak ditemukan pada pigmen kuning
ditumbuhan isoflavon merupakan senyawa Flavonoid yang tidak begitu menonjol tapi
senyawa ini penting sebagai Fitoaleksin.
d. Auron ( Cincin A- coco – CH2 – cincin B )
Berupa pigmen kuning emas yang terdapat dalam bunga tertentu dan bryopyta.
Dikenal hanya 5 aglikon tetapi polo hidroksilasi. Umumnya serupa dengan pola pada
Flavonoid lain, biasanya dijumpai dalam bentuk glikosida dan eter metil.
e. Antosianin
Secara kimia merupakan turunan suatu struktur aromatik tunggal yaitu sianidin ini
dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilasi.
f. Khalkon
Terdapat dalam sejumlah tanaman namun terdistribusi dalam tidak lazim. Beberapa
khalkon misalnya merenin, kereopsin, stillopsin, lanseolin sebagai pigmen daun bunga
berwarna kuning.
Fraksi adalah suatu proses pemisahan senyawa- senyawa berdasarkan tingkatan
kepolaran. Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda-beda
tergantung pada jenis tumbuhan.
4. Prinsip dasar rotary evaporator adalah pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya
dengan pemanasan yang dipercepat oleh putaran dari labu, cairan penyari dapat menguap 5-
10°C dibawah titik didih pelarutnya disebabkan karena penurunan tekanan.
Perbedaaan rotary evaporator dengan destilasi yaitu pada rotary evaporator zat cair
pekat merupakan produk utamanya sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan
dibuang. Namun pada proses destilasi pemurnian dilakukan dengan penguapan senyawa cair
dengan cara pemanasan lalu uap yang terbentuk diembunkan sehingga mendapatkan zat
murni (destilat).
Penggunaan pelarut metanol dalam pemurnian flavonoid karena pelarut metanol
merupakan pelarut yang bersifat polar dan flavonoid juga bersifat polar, sehingga dapat
menggunakan pelarut metanol.
Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak (hasil ekstraksi) dengan bahan awal
(simplisia awal)
Rumus =
𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘𝑠𝑖 (𝑔)
𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 (𝑔)
X 100%
Struktur dasar Flavonoid Struktur dasar kuersetin (flavonoid pada Benalu teh)
5. Air dgn endapan
Metanol Ekstrak Kental
di
Simplisia halus dan
Kering
Ekstrak Ampas
Ekstrak Kental
di+kan Air panas
Heksan
Air Ekstrak endapan
Dibersihkan dgn metanol
Dikeringkan di oven
Maserasi dgn Metanol 3x3 hari
Di rotary evaporator
Fraksinasi heksan 1:1
Fraksinasi heksan : etil asetat 1:3
Bagan prosedur ekstraksi Benalu Teh
Prosedur :
1. Benalu teh yang kering dan halus ditimbang sebanyak 300 mg, kemudian dimaserasi
dengan metanol dalam boto berwarna gelap selama 3x3 hari dimana setiap 3 hari
sekali, filtrat disaring, kemudian ampas dimaserasi kembali.
2. Hasil filtrat dipekatkan di rotary evaporator (agar pelarut metanol dapat terpisah dari
zat aktif sampai diperolehkan ekstrak kental).
3. Kemudiaan ekstrak kental ditambahkan air panas lalu difraksinasi dengan hexan yang
telah didestilasi dengan corong pisah.
4. Lalu dipanaskan lapisan hexan dengan lapisan air. Lapisan air dikentasi dengan hexan
sampai warna hijau, kekuningan, kemudian dikentasi lagi dengan campuran hexan
dan etil asetat (1:3) yang telah didestilasi sampai terbentuk endapan kuning.
5. Endapan yang diperoleh dibersihkan dari pengotornya dengan metano destilasi dan
dikeringkan. Setelah endapan ditimbang untuk dihitung.
6. Identifikasi hasil dengan skrining dan KLT dengan menggunakan eluan BAA.
6. Data Identifikasi :
1. Rendemen :
0,2769
300
𝑥 100 % = 0,0923 %
2. Organoleptik :
Warna : kuning-coklat
Rasa : pahit
Bau : khas
Bentuk : serbuk
3. Skrining Fitokimia
No Cara Uji Teori Hasil uji
1 Pemeriksaan
Sari metanol + 3 tetes FeCl3
Biru hijau / hijau
tua
(+)
2 Pemeriksaan Alkaloid
Simplisia halus + CHCl3 +
NH4OH saring hingga terbentuk
ekstrak diuapkan + HCl 2 N, kocok
ambil lapisan asam, bagi menjadi 3
tabung :
1. + Mayer
2. + Dragendrof
3. + Bouchardad
3 Pemeriksaan Flavonoid
Sari metanol + HCl (p) + logam
Mg → merah dinginkan + amil
alkohol
Flavonoid : warna
merah naik keatas
Tanin dan
Flavonoid : warna
merah tetap di
bawah
(+) tanin dan
flavonoid
4 Pemeriksaan Gula Perudksi :
Sari metanol + 2 tetes Fehling
A&B , panaskan di Waterbath
↓merah bata (-)
5 Pemeriksaan Emodol:
Sari metanol dipekatkan di
dinginkan + NH4OH 25 % kocok
merah (-)
6 Pemeriksaan kumarin :
Sari metanol diuapkan sampai
kering + Air panas, bagi 2 tabung :
1. Pembanding
2. + NH4OH 10 %
Lihat di sinar UV
Flueresensi kuning
kehijauan /
kebiruan
7 Pemeriksaan Steroid :dan
Terpenoid :
1. Ekstrak @ plat tetes +
H2SO4 P + Asam Asetat
Steroid : hijau/biru
Terpen : (+) Terpen - coklat
7. anhidrat
2. Sari metanol diuapkan
sampai kering + Asam
Asetat anhidrat + CHCl3 +
H2SO4 p melalui dinding
ungu,merah,coklat
Terpen : cincin
hijau/merah
Steroid : cincin
hijau biru
3. Kromatografi :
Rf :
4,8
7
= 0,685
HRf : 0,685 x 100 % = 68,5 %
Pembahasan :
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, kelompok kami berhasil mendapatkan
kandungan flavonoid dari tanaman Scrulla atropurpurea atau biasa disebut Benalu teh.
Flavonoid pada Scrulla atropurpurea disebut kuersetin. Kuersetin diperoleh dengan proses
ekstraksi maserasi. Hal ini dilakukan karena Scrulla atropurpurea tidak tahan panas, mudah
teroksidasi dalam suhu tinggi, metodenya murah dan murah. Metode maserasi ini dengan
merendaman sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan dinding dan membran sel akibat
perbedaan tekanan dalam dan luar sel. Pelarut yang dipakai dalam metode ini adalah metanol
karena metanol bersifat polar,hal ini sesuai dengan tanaman yang juga bersifat polar.
Maserasi dilakukan selama 3 x 3 hari lalu disaring hingga menghasilkan ekstrak. Ekstrak
hasil maserasi dipekatkan dengan Rotary evaporator. Setelah itu ekstrak kental di campur
dengan air panas dan heksan (1:1) untuk memulai proses selanjutnya yaitu fraksinasi
menggunakan corong pisah. Proses fraksinasi ini dilakukan untuk memisahkan senyawa polar
dan non polar. Kita ketahui bahwa air bersifat polar sedangkan hexan bersifat non polar.
Dengan campuran pelarut tersebut diharapkan senyawa senyawa yang terkandung dalam
benalu teh akan terpisah sesuai sifat kepolarannya hingga di dapatkan ekstrak hexan dan air.
Kemudian air dicampurkan lagi dengan campuran etil asetat dan hexan (7:3) lalu di pisahkan
dengan corong pisah. Kali ini kita menggunakan campuran etil asetat dan hexan untuk
memisahkan senyawa non polar dan semi polar. Fraksinasi ini terus diulang hingga
8. menghasilkan warna coklat kekuningan. Setelah itu hasil dari fraksinasi tersebut diambil lalu
di keringkan di oven .Setelah dikeringkan, ekstrak endapan ditimbang untuk menghitung
rendemen.
Rendemen :
0,2769 𝑔
300 𝑔
𝑥 100 % = 0,0923 %
Hasil rendemen yang di dapat sebesar 0,0923 %. Kemudian hasil ekstrak di
identifikasi dengan beberapa uji yaitu uji organoleptik, skrining fitokimia, dan kromatografi.
Hasil identifikasi dapat dilihat pada hasil identifikasi yang sebelumnya telah diterangkan.
Pada uji organoleptik, kita dapat menyimpulkan bahwa kuersetin berwarna kuning kecoklatan
dan rasanya pahit. Pada uji skrining flavonoid, kita mendapatkan hasil warna merah tetap
dibawah yang menandakan bahwa sampel positif mengandung flavonoid. Lalu pada uji
kromatografi, kita memakai metode kromatografi kertas 2 arah dan menghasilkan 1 spot.
Hasil Rf sebesar 0,685 dan HRf sebesar 68,5 %.
Kesimpulan :
Sebanyak 276,9 mg serbuk kuning kecoklatan telah diisolasi dari 300 g ektrak kental
metanol tanaman Benalu Teh (Scrulla atropurpurea)
Proses isolasi Flavonoid pada tanaman Benalu Teh (Scrulla atropurpurea) dapat
dilakukan dengan cara maserasi
Proses identifikasi Flavonoid dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu uji
organoleptik, uji skrining, uji kromatografi, dan uji spektrofotometri
Daftar Pustaka :
buku penuntun praktikum fitokimia
https://jpsmipaunsri.files.wordpress.com/2012/01/v14-no4-c-2-fitrya.pdf