Tiga dokumen tersebut membahas protokol tatalaksana pasien COVID-19 dengan derajat keparahan yang berbeda, mulai dari tanpa gejala, ringan, sedang, berat hingga kritis. Protokol tersebut meliputi terapi farmasi seperti vitamin, obat antiviral, dan obat pendukung serta tindakan non-farmasi seperti isolasi dan pemantauan gejala.
2. KLASIFIKASI DERAJAT KEPARAHAN
Tanpa
Gejala
Ringan Sedang
Berat Kritis
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 2. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI),
Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2020.
3. Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
4. Perubahan Tata Laksana Terapi COVID-19 Terbaru Sesuai Usulan Organisasi Profesi
Lama Baru
Tanpa Gejala Vitamin C, B, E, D, Zinc Vitamin C, D, dan/atau obat-obatan suportif
Ringan
Vitamin C, B, E, D, Zinc
Azitromisin
Oseltamivir atau Favipiravir
Pengobatan simtomatis
Vitamin C, D
Favipiravir
Pengobatan simtomatis
Obat-obat suportif
Sedang
Vitamin C, B, E, D, Zinc
Azitromisin
Favipiravir atau Remdesivir
Kortikosteroid
Pengobatan simtomatis
Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi
DPJP
Anti IL-6 (tocilizumab)
Vitamin C, D
Favipiravir atau Remdesivir
Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP
Pengobatan simtomatis
Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
Berat atau Kritis
Vitamin C, B, E, D, Zinc
Azitromisin
Favipiravir atau Remdesivir
Kortikosteroid
Pengobatan simtomatis
Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi
DPJP
Terapi tatalaksana syok (bila terjadi)
Vitamin C, B1, D
Favipiravir atau Remdesivir
Kortikosteroid
Pengobatan simtomatis
Anti IL-6 (tocilizumab/sarilumab)
Pengobatan komorbid dan komplikasi yang ada
Antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan evaluasi DPJP
Terapi tatalaksana syok (bila terjadi)
Sumber: Buku Protokol Tata Laksana COVID-19 Kemenkes, Revisi Protokol Tata Laksana COVID-19 dari 5 Organisasi Profesi
5. TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
TANPA GEJALA
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2
020.
a.Isolasi dan Pemantauan
b.Non Farmakologis (masker,cuci tangan, physical dista
ncing)
• Vit C
Tablet vit.C non acidic 500mg/8jam ata
u tablet isap vit.C 500mg/12jam atau m
ultivitamin 1-2 tablet/24jam
• Vit D 400-1000 IU/hari
• Obat-obatan Supportif
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
6. TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
GEJALA RINGAN
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2
020.
a.Isolasi dan Pemantauan
b.Non Farmakologis (masker,cuci tangan, physical distan
cing)
• Vit C
Tablet vit.C non acidic 500mg/8jam atau
tablet isap vit.C 500mg/12jam atau multivi
tamin 1-2 tablet/24jam
• Vit D 1000-5000 IU/hari
• Favipiravir loading dose 1600mg/12jam
hari ke 1 selanjutnya 600mg/12jam hari
ke 2-5
• Obat-obatan simptomatis
• Obat-obatan Supportif
• Pengobatan komorbid dan komplikasi
yang ada
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
7. TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
GEJALA SEDANG
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2
020.
Favipiravir Hari 1: Loading dose 2x1600mg
Hari 2-5/2-7: 2x600mg
ATAU
Remdesivir
200mg IV drip (hari I)
1x100mg IV drip
(hari ke 2-5)
• Vit C
3x200-400mg dalam 100cc NaCl 0.9%
habis dalam 1 jam IV
• Vit D 1000-5000 IU/hari
• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai
pertimbangan DPJP
• Pengobatan simptomatis
• Pengobatan komorbid dan komplikasi
yang ada.
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
8. TATALAKSANA PASIEN TERKONFIRMASI COVID-19
GEJALA BERAT/KRITIS
Protokol Tatalaksana COVID-19 Edisi 3. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI), Perhimpunan Dokter Anestesiologi dan Terapi Intensif Indonesia (PERDATIN), Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Jakarta; 2
020.
Favipiravir Hari 1: Loading dose 2x1600mg
Hari 2-5: 2x600mg
ATAU
Remdesivir
200mg IV drip (hari I)
1x100mg IV drip
(hari ke 2-5 ATAU ke 2-10)
• Vit C
3x200-400mg dalam 100cc NaCl 0.9% habis
dalam 1 jam IV
• Vit B1 1 amp/24 jam IV
• Vit D 5000 IU/hari
• Antikoagulan LMWH/UFH sesuai pertim-
bangan DPJP
• Dexametason 6 mg/24 jam IV (10 hari)
• Anti interleukin-6 (IL-6): Tocilizumab
400-800mg
• Antibiotik diberikan bila terdapat ko-infeksi
bakteri
• Pengobatan simptomatis | Pengobatan
komorbid/komplikasi | Tatalaksana Syok
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
9. Antikoagulan pada Pasien Covid-19
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
10. PenggunaanObatLainnyaataspertimbangankhususataudalamrangkaujiklinis
•Hanya diberikan pada pasien yang diduga terinfeksi virus influenza
Oseltamivir
•Penggunaan berlebihan potensi peningkatan resistensi
•Rekomendasi WHO: hanya pada kasus COVID-19 berat dan tidak dianjurkan pada kasus
ringan
Antibiotik
•Memiliki potensi antiviral secara in vitro, namun hasil uji klinis tidak konsisten
•Tidak direkomendasikan untuk pasien COVID-19 kecuali dalam uji klinis
Ivermectin
•Memiliki sifat antioksidan sebagai precursor sinstesis glutation
•Masih dalam uji klinis, dosisng 1200mg/hari oral atau intravena
N-asetilsistein
• Pemakaian dalam rangka uji klinis
• Saat ini Regdanvimab direkomendasikan untuk pasien covid-19 dewasa yang tidak
memerlukan oksigen tetapi beresiko tinggi menjadi berat
Antibodi
Monoklonal
• VIG 0.3-.05 g/kgBB/hari selama 3-5 hari bertutut-turut
IVIG
•Sebagai immunoregulator dengan menekan proliferasi sel - T
•Berinteraksi dengan sel-sel Dendritik sehingga menyebabkan pergeseran sel Th-2
proinflamasi menjadi Th antiinflamasi
Sel Punca/Stem
Cell
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. REVISI PROTOKOL TATALAKSANA COVID‐19. Jakarta; Panduan 5 Organisasi Profesi; Juli 2021.
11. Anti interleukin-6 : Tocilizumab
• Dosis 8 mg/kgBB single dose , dapat diberikan 1 kali lagi
dosis tambahan apabila gejala memburuk atau tidak ada
perbaikan
• Jarak pemberian dosis pertama dan kedua minimal
12 jam.
• Maksimal pemberian 800 mg per dosis.
• Tocilizumab dapat diberikan di awal pasien memasuki
keadaan Covid-19 berat, yang umumnya terjadi setelah
sakit ≥ 1 minggu,
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
12. ● Uji klinis RECOVERY yang meneliti plasma konvalesen pada 11558 pasien (ini adalah trial plasma
konvalesen terbesar di dunia saat ini) di Inggris menyatakan bahwa plasma konvalesen tidak
memperbaiki survival dan tidak mempercepat kepulangan dari rawat inap di Rumah Sakit
(Lancet 2021; 397: 2049–59)
● Beberapa Randomized Controlled Trial lainnya di luar Indonesia menemukan bahwa plasma
konvalesen tidak efektif dalam menurunkan kematian dan tidak efektif dalam mencegah
perburukan COVID-19 dari berat ke kritis
(N Engl J Med 2021; 384:619-629) (BMJ 2020;371:m3939)
● Penelitian oleh Litbangkes (25 RS):
○ Tidak ada perbedaan yg bermakna dalam mortalitas pada kasus sedang dgn risiko
dan derajad berat berat
Maka Plasma Konvalesen masih perlu diteliti lebih lanjut mengenai perannya dalam menangani COVID-19
Terapi Plasma Konvalesen
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
13. Non-Farmakologis untuk Covid Berat/Kritis
Istirahat total, asupan kalori adekuat, kontrol elektrolit, status hidrasi (terapi cairan), dan oksigen
Pemantauan lab darah perifer lengkap dengan hitung jenis, bila memungkinkan ditambahkan
dengan:
•CRP, fungsi ginjal, fungsi hati, Hemostasis, LDH, D-dimer.
Foto toraks serial bila perburukan
Monitor tanda-tanda sebagai berikut;
•Takipnea, frekuensi napas ≥ 30x/min,
•SpO2 dengan pulse oximetry ≤93% (di jari),
•PaO2/FiO2 ≤ 300 mmHg,
•Peningkatan sebanyak >50% di keterlibatan area paru-paru pada pencitraan thoraks dalam 24-48 jam,
•Limfopenia progresif,
•Peningkatan CRP progresif,
•Asidosis laktat progresif.
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
14. Menentukan Alat Bantu Nafas Mekanik
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan
15. Terapi Oksigen?
Inisiasi terapi jika SpO2
<93% (room air) mulai dari
nasal kanul sampai NRM 15
Lpm lalu titrasi sesuai
target SpO2 92 – 96%
HFNC jika tak membaik dalam
1 jam atau perburukan klinis
NIV jika parameter
keberhasilan tak tercapai
dalam 1-2 jam atau
perburukan klinis
Ventilator Mekanik
Sumber: KMK Nomor HK.01.07/MENKES/5671/2021 Tentang manajemen klinis tatalaksana covid 19 di fasilitas layanan kesehatan