Hormon sitokinin pada tumbuhan mempengaruhi pertumbuhan dan diferensiasi sel. Sitokinin ditemukan pertama kali oleh Haberlandt pada 1913 dan jenisnya diidentifikasi oleh Miller pada 1955-1956. Sitokinin bekerja sama dengan auksin dalam membelah sel dan berperan dalam pertumbuhan tanaman.
3. PENGERTIAN SITOKININ
• Sitokinin adalah sekelompok hormon
tumbuhan dan zat pengatur tumbuh yang
mendorong terjadinya pembelahan sel di
jaringan meristematik. Selain peran utamanya
sebagai pengatur pertumbuhan dan diferensiasi
sel, sitokinin juga mempengaruhi dominansi
pucuk, pertumbuhan kuncup tepi, dan penuaan
daun
4. SEJARAH
• Haberlandt (1913)
Hasil dari percobaan yang dilakukan Haberlandt menunjukkan
cairan floem menginduksi pembelahan sel parenkim kentang.
Hal ini membuktikan adanya pada tumbuhan senyawa yang
merangsang pembelahan sel.
• Haberlandt (1921)
Pada penelitian kedua oleh Haberlandt diperoleh kesimpulan
bahwa saat ada luka pada bagian tumbuhan maka akan terjadi
proses induksi pembelahan sel untuk menutup permukaan
yang luka. Senyawa yang merangsang pembelahan sel tersebut
diduga adalah molekul yang kecil.
5. LANJUTAN..
• Skoog (1941)
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Skoog saat teknologi kultur jaringan
tumbuhan mulai berkembang. Skoog mencari tahu apakah metode kultur
in vitro bisa menumbuhkan sel secara normal. Skoog juga mencari tahu
apakah penambahan nutrisi serta zat pengatur tumbuh bisa menginduksi
sel untuk tumbuh secara normal.
• Miller et al. (1955-6)
Miller berhasil mengidentifikasi kinetin dari DNA ikan hering yang
diotoklaf sebagai zat kimia yang merangsang pembelahan sel. Kininadalah
istilah pertama yang diusulkan untuk nama, namun ternyata sudah dipakai
untuk hormon pada hewan. Kemudian dipilihlah cytokinin(Skoog) sebagai
nama yang diambil dari istilah sitokinesis (pembelahan sel).
6. LANJUTAN..
• Letham (1963-64)
Letham adalah ilmuwan pertama yang mengisolasi
sitokinin dan mengidentifikasi strukturnya dari jagung
kernels. Sitokinin dalam jagung kemudian diberi nama
zeatin, penyebabnya entah karena Letham berasal dari
New Zealand atau karena senyawa ini diisolasi dari Zea
mays (nama latin jagung).
7. JENIS-JENIS SITOKININ
• Tipe Adenine
Tipe adenine ini banyak disintesis pada bagian
perakaran, jaringan kambium dan sel-sel tumbuhan
yang masih aktif membelah. Misalnya zeatin, kinetin,
dan BAP (Benzyl amino purin)
• Tipe fenilurea
Tipe sitokinin yang kedua adalah fenilura. Tipe ini tidak
bisa ditemukan pada bagian manapun dari tanaman.
Sebab fenilurea tidak dibentuk sendiri oleh tumbuhan,
contohnya adalah difeniluera dan tidiazuron (TDZ)
8. RUMUS KIMIA
• Jenis sitokinin Adenin
kinetin (C10H9N5O)
zeatin (C10H13N5O)
6-benzilaminopurin (C12H11N5)
• Jenis fenilurea
1,3-Difenilurea (C13H12N2O)
tidiazuron (C9H8N4OS)
9. FUNGSI HORMON SITOKININ
• Mengatur pertumbuhan tanaman dan pembentukan bunga.
• Mempercepat pembentukan batang tanaman.
• Merangsang sintesis protein pada bagian tumbuhan.
• Menghambat proses penuaan daun.
• Mendukung pembelahan sel.
• Meningkatkan pembukaan stomata pada beberapa spesies tanaman
tertentu.
• Memicu pertumbuhan kuncup lateral sehingga bisa menurunkan
dominasi pucuk apikal.
• Mempengaruhi morfogenesis tanaman dalam teknik kultur jaringan.
• Memiliki peran penting terhadap kloroplas. Saat sitokinin
ditambahkan akan terjadi peningkatan kadar klorofil dan konversi
etioplast menuju ke kloroplas juga akan meningkat melalui stimulasi
sintesis klorofil.
10. LANJUTAN...
• Dapat berperan sebagai hormon yang fungsinya merangsang
pemanjangan titik tumbuh daun.
• Mendukung proses diferensiasi mitosis.
• Merangsang perluasan daun dengan cara pembesaran sel.
• Membantu merangsang pembentukan akar cabang.
• Membantu proses pembukaan stomata pada sejumlah jenis
tumbuhan.
• Menstimulasi sintetis klorofil sehingga membantu proses konversi
etioplast menuju ke kloroplas.
• Memacu pertumbuhan kuncup tepi.
• Mengatur proses sintesis RNA dan transkip lainnya.
• Merangsang transportasi garam mineral dan asam amino menuju
daun.
11. KETERKAITAN SITOKININ DAN AUKSIN
• Sitokinin kurang efektif dalam bekerja jika hanya
berdiri sendiri. Untuk memaksimalkan kinerja,
sitokinin selalu dibantu oleh auksin. Kedua hormon
tersebut saling bersinergi untuk melakukan
diferensiasi sel, jika salah satunya tidak ada maka
tumbuhan tidak bisa mengalami perangsangan pada
proses pembelahan sel dengan baik
12. DAMPAK PERBEDAAN KONSENTRASI SITOKININ
DAN AUKSIN
• Jika konsentrasi sitokinin lebih besar dari auksin,
maka pertumbuhan tunas dan daun menjadi tidak
terkendali.
• Jika konsentrasi sitokinin dan auksi relatif sama,
maka pertumbuhan menjadi seimbang baik pada akar,
tunas, daun maupun batang.
• Jika konsentrasi sitokinin lebih kecil dari auksin,
maka pembentukan akar akan menjadi lebih aktif.
13. CONTOH HORMON SITOKININ
Sitokinin umumnya ditemukan dalam konsentrasi yang lebih
tinggi di daerah meristematik lateral dan jaringan yang
berkembang.
Contoh hormon sitokinin yaitu :
• Zeatin (sitokinin alami yang terdapat pada biji jagung)
• Kinetin (sitokinin sintetik)
• BAP (6-benzilaminopurin)
• BA (Benziladenin), dan
• TDZ (Thidiazuron).
14. MEKANISME KERJA SITOKININ
• Beragamnya efek sitokinin menunjukkan bahwa senyawa tersebut mungkin
mempunyai beberapa macam mekanisme kerja dalam jaringan yang
berbeda. Namun, secara sederhana diduga bahwa satu efek utama yang
umum diikuti oleh sejumlah efek sekunder, yang bergantung pada keadaan
fisiologis sasarannya. Seperti pada hormon lain, penguatan efek uyama
harus terjadi, karena sitokinin terdapat dalam konsentrasi yang rendah (0,01
sampai 1 µM). Adanya efek pemacuan oleh sitokinin pada pembentukan
RNA dan enzim sudah diduga sejak lama, antara lain karena efek sitokinin
biasanya terhambat oleh zat penghambat sintesis RNA atau protein. Belum
diketahui efek khususnya pada sintesis DNA, walaupun sitokinin eksogen
sering dapat meningkatkan pembelahan sel dan mungkin memang
dibutuhkan untuk proses tersebut.