SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
PENGGUNAAN WATER SEAL
DRAINAGE (WSD)
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah I
Diploma III Keperawatan
Disusun Oleh : Kelompok 7
 Choirunisa Suci Rumandani
 Eka Rahayu
 Gina Permatasari
 Gusti Nyoman Ardane
 Siti Balqis Ilyasa
 Siti Ulfah Nurjanah
AKADEMI KEPERAWATAN PELNI
JAKARTA
Jl. Aipda KS Tubun 92-94 Jakarta Barat
Telp. 021.5484809 Fax. 5485709
TAHUN AJARAN 2017/2018
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum, wr.wb.
Segala puji dan rasa syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah swt. Karena nikmat
yang diberikan, terutama nikmat sehat jasmani dan rohani serta nikmat iman dan islam. Karena
nikmat-Nya itulah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Water Seal Drainage
(WSD)” tepat pada waktunya dengan baik dan benar serta sesuai prosedur. Penulisan makalah
ini merupakan salah satu tugas kelompok yang di berikan beliau kepada kami sebagai materi
kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang harus di pahami dan di mengerti maksudnya.
Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik secara materi
maupun dalam penggunaan kata bahasanya. Oleh sebab itu demi kesempurnaan dan perbaikan
dalam penyusunan makalah ini, kami menerima kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah
ini bermanfaat dalam proses belajar dan mengajar
Wassalamu’alaikum wr.wb
Jakarta, September 2017
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1
1.1. Latar Belakang .....................................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3. Tujuan...................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................3
2.1. Pengertian Water Seal Drainage ..........................................................................................3
2.2. Tujuan Pemasangan WSD....................................................................................................3
2.3. Macam-Macam WSD...........................................................................................................5
2.3.1 Single Bottle Water Seal System......................................................................................5
2.3.2 Two Bottle System ...........................................................................................................6
2.3.3 Three Bottle System .........................................................................................................6
2.4. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan WSD...................................................................6
2.5. Prosedur Pemasangan WSD.................................................................................................7
2.6. Perawatan WSD .................................................................................................................10
2.7. Komplikasi WSD ...............................................................................................................12
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14
3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................14
3.2. Saran...................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Drainase dada adalah intervensi penting untuk memperbaiki pertukaran gas dan
pernapasan pada periode pascaoperatif. Setelah bedah thoraks, selang dada dan system
drainase tertutup digunakan untuk mengembangkan kembali paru yang sakit dan untuk
membuang kelebihan udara, cairan, dan darah.
Bernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh memerlukan suplai
oksigen yang cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan pada saluran pernapasan
misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain seperti cairan, maka pertukaran gas akan
terganggu. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi
normal saluran pernapasan, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal
Drainage).
Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakuan untuk mengeluarkan
udara dan cairan (darah, pus) dari cavum pleura (rongga paru) dengan meggunakan pipa
penghubung atau selang dada untuk mempertahankan tekanan negative rongga tersebut.
Dalam keadaan normal, rongga pleura memiliki tekanan negative dan hanya terisi sedikit
cairan pleura/lubricant.
Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang asuhan keperawatan
pemasangan WSD (Water Seal Drainage) dan diharapkan bisa membantu kita sebagai
mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah
WSD (Water Seal Drainage).
1.2. Rumusan Masalah
a. Apa itu water seal drainage?
b. Apa tujuan pemasangan WSD?
c. Apa saja macam-macam water seal drainage?
d. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dalam pemasangan WSD?
e. Bagaimana prosedur pemasangan WSD?
f. Bagaimana perawatan WSD?
g. Apa saja komplikasi yang terjadi dalam pemasangan WSD?
2
1.3. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medical bedah I
b. Untuk mengetahui apa itu water seal drainage
c. Untuk mengetahui macam-macam water seal drainage
d. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam pemasangan WSD
e. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemasangan WSD
f. Untuk mengetahui cara perawatan WSD
g. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi dalam pemasangan WSD
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Water Seal Drainage
Water Sealed Drainage atau juga dikenal sebagi tube thoracostomy adalah salah satu
modalitas terapi yang paling efektif untuk kedua kelainan kompresi dari cavum pleura yakni
pneumothoraks dan efusi pleura. WSD memungkinkan drainase dari udara, darah, pus, cairan
serous dan cairan – cairan abnormal lain yang berasal dari cavum pleura dengan hanya satu
arah, yakni dari cavum pleura menuju ke botol WSD yang akan menariknya.
PRINSIP – PRINSIP DASAR PEMASANGAN WSD
Mekanisme pernapasan normal bekerja atas prinsip tekanan negative yaitu tekanan
dalam rongga dada adalah lebih rendah dari tekanan atmosfir sehingga menyebabkan udara
untuk bergerak ke dalam paru-paru selama inspirasi. Bilamana dada dibuka, untuk alasan apa
saja, maka akan terjadi kehilangan tekanan negative yang dapat mengakibatkan kolaps paru.
Penumpukan udara, cairan atau substansi lain di dalam dada dapat mengganggu fungsi
kardiopulmonal dan bahkan menyebabkan paru kolaps.
TEMPAT INSERSI SLANG WSD
 Untuk pengeluaran udara dilakukan pada intercostals 2-3 garis midclavicula
 Untuk pengeluaran cairan dilakukan pada intercostals 7-8-9 mid aksilaris line/dorsal
axillar line
2.2. Tujuan Pemasangan WSD
Tujuan pemasangan Water Seal Drainage antara lain :
 Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura
 Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
 Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian
 Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada
SYSTEM DRAINASE SELANG DADA
SYSTEM KEUNTUNGAN KERUGIAN
Satu botol - Penyusunan sederhana
- Mudah untuk pasien yang dapat
- Saat drainase dada mengisi botol,
lebih banyak kekuatan diperlukan
4
berjalan untuk memungkinkan udara dan
cairan pleura keluar dari dada
masuk ke botol.
- Campuran darah drainase dan
udara menimbulkan campuran
busa dalam botol yang membatasi
garis pengukuran drainase.
Untuk terjadinya aliran, tekanan
pleural harus lebih tinggi dari
tekanan botol.
Dua botol - Mempertahankan water seal
pada tingkat konstan.
- Memungkinkan observasi dan
pengukuran drainase yang lebih
baik
- Menambah area mati pada system
drainase yang mempunyai
potensial untuk masuk ke dalam
area pleural
- Untuk terjadinya aliran, tekanan
pleural harus lebih tinggi dari
tekanan botol
- Mempunyai batas kelebihan
kapasitas aliran udara pada
adanya kebocoran pleural
Tiga botol System paling aman untuk
mengatur penghisapan
Lebih kompleks, lebih banyak
kesempatan untuk terjadinya
kesalahan dalam perakitan dan
pemeliharaan
Unit water seal
sekali pakai
Plastic dan tidak mudah pecah
seperti botol
- Mahal
- Kehilangan water seal dan
keakuratan pengukuran drainase
bila unit terbalik
Flutter valve - Ideal untuk transport karena
segel air dipertahankan bila unit
terbalik
- Kurang satu ruang untuk
mengisi
- Tak ada masalah dengan
- Mahal
- Katup berkipas tidak memberikan
informasi visual pada tekanan
intrapleural karena tak ada
fluktuasi air pada ruang water
seal
5
penguapan air
- Penurunan kadar kebisingan
Screw valve Sama dengan di atas - Sama dengan diatas
- Katup sempit membatasi jumlah
volume yang dapat diatasinya,
tidak efisien untuk kebocoran
udar pleural besar
Calibrated
spring
mechanism
- Sama dengan diatas
- Mampu mengatasi volume besar
Mahal
2.3. Macam-Macam WSD
2.3.1 Single Bottle Water Seal System
Ujung akhir pipa drainase dari dada pasien dihubungkan ke dalam satu botol
yang memungkinkan udara dan cairan mengalir dari rongga pleura tetapi tidak
mengijinkan udara maupun cairan kembali ke dalam rongga dada. Secara fungsional,
drainase tergantung pada gaya gravitasi dan mekanisme pernafasan, oleh karena itu
botol harus diletakkan lebih rendah. Ketika jumlah cairan di dalam botol meningkat,
udara dan cairan akan menjadi lebih sulit keluar dari rongga dada, dengan demikian
memerlukan suction untuk mengeluarkannya.
Sistem satu botol digunakan pada kasus pneumothoraks sederhana sehingga
hanya membutuhkan gaya gravitasi saja untuk mengeluarkan isi pleura. Water seal
dan penampung drainage digabung pada satu botol dengan menggunakan katup
udara. Katup udara digunakan untuk mencegah penambahan tekanan dalam botol
gambar 1 macam-macam pemasangan WSD, (A) Single Bottle Water Seal System; (B) Two Bottle
Water System; dan (C) Three Bottle System
6
yang dapat menghambat pengeluaran cairan atau udara dari rongga pleura. Karena
hanya menggunakan satu botol yang perlu diingat adalah penambahan isi cairan
botol dapat mengurangi daya hisap botol sehingga cairan atau udara pada rongga
intrapleura tidak dapat dikeluarkan.
2.3.2 Two Bottle System
System ini terdiri dari botol water-seal ditambah botol penampung cairan.
Drainase sama dengan system satu botol, kecuali ketika cairan pleura terkumpul,
underwater seal system tidak terpengaruh oleh volume drainase. Sistem dua botol
menggunakan dua botol yang masing-masing berfungsi sebagai water seal dan
penampung. Botol pertama adalah penampung drainage yang berhubungan langsung
dengan klien dan botol kedua berfungsi sebagai water seal yang dapat mencegah
peningkatan tekanan dalam penampung sehingga drainage dada dapat dikeluarkan
secara optimal. Dengan sistem ini jumlah drainage dapat diukur secara tepat.
2.3.3 Three Bottle System
Pada system ini ada penambahan botol ketiga yaitu untuk mengontrol jumlah
cairan suction yang digunakan. Sistem tiga botol menggunakan 3 botol yang masing-
masing berfungsi sebagai penampung, "water seal" dan pengatur; yang mengatur
tekanan penghisap. Jika drainage yang ingin, dikeluarkan cukup banyak biasanya
digunakan mesin penghisap (suction) dengan tekanan sebesar 20 cmH20 untuk
mempermudah pengeluaran. Karena dengan mesin penghisap dapat diatur tekanan
yang dibutuhkan untuk mengeluarkan isi pleura. Botol pertama berfungsi sebagai
tempat penampungan keluaran dari paru-paru dan tidak mempengaruhi botol "water
seal". Udara dapat keluar dari rongga intrapelura akibat tekanan dalam botol pertama
yang merupakan sumber-vacuum. Botol kedua berfungsi sebagai "water seal" yang
mencegah udara memasuki rongga pleura. Botol ketiga merupakan pengatur hisapan.
Botol tersebut merupakan botol tertutup yang mempunyai katup atmosferik atau
tabung manometer yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan mesin
penghisap yang digunakan.
2.4. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan WSD
INDIKASI PEMASANGAN WSD :
 Hemotoraks, efusi pleura
 Pneumotoraks ( > 25 % )
 Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk
7
 Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator
KONTRA INDIKASI PEMASANGAN :
 Infeksi pada tempat pemasangan
 Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol.
2.5. Prosedur Pemasangan WSD
PERSIAPAN ALAT
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam prosedur pemasangan water sealed drainage
adalah:
1) Sarung tangan steril
2) Doek steril
3) Spuit 5 cc steril
4) Pisau bedah steril
5) Klem arteri lurus 15-17 cm steril
6) "Naald voerder" (needle holder = klem pemegang jarum) dan jarum jahit kulit steril.
7) Benang sutera steril untuk jahitan kulit 4 x 25 cm
8) "Slang untuk "Drain" yang steril. Untuk orang dewasa minimal I.D. 8 mm dan untuk
anak-anak 6 mm.
PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN
1) Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
2) Memasang sampiran disekeliling tempat tidur
3) Membebaskan pakaian pasien bagian atas
4) Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan pasien
5) Alat-alat di dekatkan ke tempat tidur pasien
TEKNIK PEMASANGAN :
1) Bila mungkin penderita dalam posisi duduk. Bila tidak mungkin setengah duduk, bila
tidak mungkin dapat juga penderita tiduran dengan sedikit miring ke sisi yang sehat.
2) Ditentukan tempat untuk pemasangan WSD. Bila kanan sela iga (s.i) VII atau VIII,
kalau kiri di s.i VIII atau IX linea aksilaris posterior atau kira-kira sama tinggi dengan
sela iga dari angulus inferius skapulae. Bila di dada bagian depan dipilih s.i II di garis
midklavikuler kanan atau kiri.
3) Ditentukan kira-kira tebal dinding toraks.
8
4) Secara steril diberi tanda pada slang WSD dari lobang terakhir slang WSD tebal
dinding toraks (misalnya dengan ikatan benang).
5) Cuci tempat yang akan dipasang WSD dan sekitarnya dengan cairan antiseptik.
6) Tutup dengan duk steril
7) Daerah tempat masuk slang WSD dan sekitarnya dianestesi setempat secara infiltrate
dan "block".
8) Insisi kulit subkutis dan otot dada ditengah s.i.
9) Irisan diteruskan secara tajam (tusukan) menembus pleura.
10) Dengan klem arteri lurus lobang diperlebar secara tumpul.
11) Slang WSD diklem dengan arteri klem dan didorong masuk ke rongga pleura (sedikit
dengan tekanan).
12) Fiksasi slang WSD sesuai dengan tanda pada slang WSD.
13) Daerah luka dibersihkan dan diberi zalf steril agar kedap udara.
14) Slang WSD disambung dengan botol SD steril.
15) Bila mungkin dengan continous suction dengan tekanan -24 sampai -32 cmH20.
9
10
EVALUASI PELAKSANAAN PERAWATAN WSD
a. Evaluasi keadaan umum :
1) Observasi keluhan pasien
2) Observasi gejala sianosis
3) Observasi tanda perdarahan dan rasa tertekan pada dada
4) Observasi apakah ada krepitasi pada kulit sekitar selang WSD
5) Observasi tanda-tanda vital
b. Evaluasi ekspansi paru meliputi :
1) Melakukan anamnesa
2) Melakukan inspeksi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD
3) Melakukan palpasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD
4) Melakukan perkusi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD
5) Melakukan auskultasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD
6) Foto thoraks setelah dilakukan pemasangan selang WSD dan sebelum selang
WSD dilepas
c. Evalusi WSD meliputi :
1) Observasi undulasi pada selang WSD
2) Observasi fungsi suction countinous
3) Obervasi apakah selang WSD tersumbat atau terlipat
4) Catat jumlah cairan yang keluar dari botol WSD
5) Pertahankan ujung selang dalam botol WSD agar selalu berada 2 cm di bawah air
6) Pertahankan agar botol WSD selalu lebih rendah dari tubuh
7) Ganti botol WSD setiap hari atau bila sudah penuh
2.6. Perawatan WSD
A. Perawatan luka WSD
1. Verband diganti 3 hari sekali
2. Diberi zalf steril
B. Perawatan "slang" dan botol WSD
1. Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari diukur berapa cail yang keluar kalau ada
dicatat.
2. Cairan di botol WSD adalah cairan antiseptik.
3. Setiap hendak mengganti botol dicatat berapa pertambahan cairan
4. Setiap hendak mengganti dicatat unduiasi ada atau tidak
11
5. Setiap hendak mengganti dicatat adanya gelembung udara dari WSD.
6. Penggantian botol harus "tertutup" untuk mencegah udara masuk dalam rongga pleura
yaitu meng "klem" slang atau dilipatdandih dengan karet.
7. Setiap penggantian botol atau slang harus memperhatikan sterilis botol dan slang harus
tetap steril.
8. Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri sendiri, dengan
memakai sarung tangan.
C. Paru
1. Dengan WSD diharapkan paru mengembang
2. Kontrol pengembangan paru dengan pemeriksaan fisik dan radiologik.
3. Latihan nafas ekpirasi dan inspirasi yang dalam.
4. Latihan batuk yang efisien.
5. Pemberian antibiotika
6. Expectorant: cukup obat batuk hitam (OBH).
DINYATAKAN BERHASIL, BILA:
1. Paru sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik atau radiologik.
2. Darah cairan tidak keluar dari WSD.
3. Tidak ada pus dari slang WSD (tidak ada empyema).
MENGANGKAT WSD
1. Disediakan alat-alat untuk mengangkat jahitan kulit yang steril.
2. Kain kasa steril
3. Zalf steril
4. Teknik :
- angkat jahitan
- pasien disuruh nafas dalam
- pada waktu ekspirasi dalam dan menahannya, WSD diangkat dengan menutup
kain kasa steril yang ada zalf steril.
DIKATAKAN BAIK DAN DAPAT DIPULANGKAN :
1. Keadaan umum memungkinkan
2. Pada kontrol 1 -2 hari pasca pengangkatan WSD paru tetap mengembang penuh
3. Tanda-tanda infeksi/empiema tidak ada
12
PASCA PEMASANGAN WSD SELALU DIMINTAKAN FISIOTERAPI :
Untuk batuk efektif dan penderita harus latihan membatuk-batukkan
Untuk nafas dalam (inspirasi dan ekspirasi)
Untuk nafas dada terutama bagian atas
2.7. Komplikasi WSD
Komplikasi yang dapat ditimbulkan melalui terapi WSD terdapat beberapa macam. Ada
yang berupa komplikasi insertional, mekanikal, sistemik dan lokal. Berikut ini merupakan
klasifikasi komplikasi – komplikasi dari terapi water sealed drainage :
1) Tube malposition : Yakni peletakan sealang WSD yang tidak sesuai dengan tempat
seharusnya. Beberapa jenis tube malposition meliputi, intraparenchymal tube
placement, fissural tube placement, chest wall tube placement, mediastinal tube
placement dan abdominal placement.
2) Blocked drain : Adanya blokade pada selang WSD yang menyebabkan drainase
menjadi tidak lancar, dapat disebabkan oleh karena kekakuan, terbentuknya
gumpalan cairan, adanya puntiran, terdapat sisa debris atau ikut terbawanya jaringan
paru yang mengakibatkan selang WSD menjadi tersumbat
3) Chest drain dislodgement : Yakni terlepasnya selang WSD dari cavum pleura pasien,
dapat dihindari dengan prosedur yang baik dan harus segera diatasi dengan
memasangkan kembali selang WSD melalui prosedur yang asepsis.
4) Udema pulmonum reekspansi (REPE) : Terjadinya udema pulmonum setelah paru
yang tadinya kolaps mengembang. Patogenesis yang mendasarinya antara lain yakni
adanya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya radikal bebas oksigen yang
menyebabkan kerusakan kapiler dan adanya penurunan produksi surfactan.Tindakan
pencegahannya diduga dapat dilakukan dengan melakukan drainase tanpa suction,
dan melakukan drainase secara perlahan – lahan..
5) Emfisema subkutis : adalah terebentuknya akumulasi udara pada ruang subcutan
pada dinding dada. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan krepitasi pada palpasi
dinding dada.
6) Cedera saraf : pada pemasangan WSD yang kurang berhati – hati dapat juga
menyebabkan cedera pada saraf di sekitar lokasi pemasangan WSD, cedera saraf
yang pernah terjadi akibat pemasangan WSD antara lain yakni, horner’s syndrome,
phrenic nerve inury, long thoracic nerve injury dan ulnar neuropathy.
13
7) Cedera kardiovaskular : pada pemasangan WSD juga dapat mengakibatkan cedera
vascular yakni berupa perdarahan dan juga dapat memicu komplikasi ke arah cedera
jantung.
8) Residual / post extubation pneumothoraks : yakni terjadinya pneumothoraks akibat
tidak terdrainasenya udara secara optimal dan atau pneumothoraks yang terjadi
karena prosedur pelepasan WSD yang kurang baik.
9) Fistula : yakni terbentuknya fistula yang dapat menghubungkan pleura dengan
subcutis atau bahkan fistula yang dapat menghubungkan bronkus beserta cabangnya
dengan cavum pleura dan dengan subcutis.
10) Infeksi : Pada pemasangan WSD dapat terjadi infeksi yang bersifat lokal pada sekitar
lokasi terpasangnya selang WSD, dan yang lebih parah dapat juga terjadi infeksi di
dalam cavum pleura hingga mengakibatkan terbentuknya cairan pus pada cavum
pleura, dikenal juga dengan istilah empyema thoracis.
14
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan
udara dan cairan (darah, pus) dari cavum pleura (rongga paru) dengan meggunakan pipa
penghubung atau selang dada untuk mempertahankan tekanan negative rongga tersebut.
Dalam keadaan normal, rongga pleura memiliki tekanan negative dan hanya terisi sedikit
cairan pleura/lubricant. Tujuan pemasangan WSD antara lain :
1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan ronga thorak
2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura
3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps
4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada
5. Mengalirkan atau drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan
tekanan negatif rongga tersebut.
3.2. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, jika ada kekurangan dalam pembuatan
makalah ini, kami mohon maaf. Kami juga memohon untuk saran dan kritik untuk makalah
kami apabila ada yang kurang berkenan.
15
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang
Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Resusitasi cairan
Resusitasi cairanResusitasi cairan
Resusitasi cairan
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Wsd
WsdWsd
Wsd
 
Laporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasisLaporan kolelitiasis
Laporan kolelitiasis
 
10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia10 preeklampsia eklampsia
10 preeklampsia eklampsia
 
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
Menjahit Luka Dengan Bermacam Teknik
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
Nilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vitalNilai normal tanda tanda vital
Nilai normal tanda tanda vital
 
91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar91722104 case-dr-andi-fajar
91722104 case-dr-andi-fajar
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Bedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavusBedah minor ; eksisi clavus
Bedah minor ; eksisi clavus
 
Laporan kasus
Laporan kasusLaporan kasus
Laporan kasus
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Syok hipovolemik
Syok hipovolemikSyok hipovolemik
Syok hipovolemik
 
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
266199956 laporan-kasus-abortus-imminens
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
PPT macam-macam syok
PPT macam-macam syokPPT macam-macam syok
PPT macam-macam syok
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Obat emergency
Obat emergencyObat emergency
Obat emergency
 

Similar to WSD Makalah

Tatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptxTatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptxtheoronaldo1
 
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptxwsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptxAuliaRezha2
 
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraWsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraSeptian Muna Barakati
 
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraWsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraOperator Warnet Vast Raha
 
Kb2 fluida dan cairan tubuh
Kb2 fluida dan cairan tubuhKb2 fluida dan cairan tubuh
Kb2 fluida dan cairan tubuhpjj_kemenkes
 
KONTSIO PARU TUGAS.docx
KONTSIO PARU TUGAS.docxKONTSIO PARU TUGAS.docx
KONTSIO PARU TUGAS.docxIccaPinzen
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothorakstya tia
 
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptxTATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptxMiaPakkarena1
 

Similar to WSD Makalah (20)

Makalah dewi
Makalah dewiMakalah dewi
Makalah dewi
 
Makalah dewi
Makalah dewiMakalah dewi
Makalah dewi
 
Makalah dewi
Makalah dewiMakalah dewi
Makalah dewi
 
TNM & WSD.pptx
TNM & WSD.pptxTNM & WSD.pptx
TNM & WSD.pptx
 
Tatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptxTatalaksana WSD.pptx
Tatalaksana WSD.pptx
 
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptxwsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
wsd-150403114231-conversion-gate01 (1).pptx
 
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraWsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
 
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udaraWsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
Wsd merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
Post operasi wsd
Post operasi wsdPost operasi wsd
Post operasi wsd
 
Post operasi wsd KABUPATEN MUNA
Post operasi wsd KABUPATEN MUNAPost operasi wsd KABUPATEN MUNA
Post operasi wsd KABUPATEN MUNA
 
Askep pneumotoraks
Askep pneumotoraksAskep pneumotoraks
Askep pneumotoraks
 
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Askep pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
Kb2 fluida dan cairan tubuh
Kb2 fluida dan cairan tubuhKb2 fluida dan cairan tubuh
Kb2 fluida dan cairan tubuh
 
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
Pneumotoraks AKPER PEMKAB MUNA
 
CHEST TUBE & UNDER WATER SEAL
CHEST TUBE  &  UNDER WATER SEALCHEST TUBE  &  UNDER WATER SEAL
CHEST TUBE & UNDER WATER SEAL
 
178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf178664185 intubasi-pdf
178664185 intubasi-pdf
 
KONTSIO PARU TUGAS.docx
KONTSIO PARU TUGAS.docxKONTSIO PARU TUGAS.docx
KONTSIO PARU TUGAS.docx
 
Pneumothoraks
PneumothoraksPneumothoraks
Pneumothoraks
 
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptxTATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
TATALAKSANA PASIEN DENGAN PEMASANGAN WSD_ANDRIANI.pptx
 

More from Rumandani Choirunisa

More from Rumandani Choirunisa (16)

askep pasien dengan Hiperemesis gravidarum
askep pasien dengan Hiperemesis gravidarumaskep pasien dengan Hiperemesis gravidarum
askep pasien dengan Hiperemesis gravidarum
 
Anfis & askep maternitas
Anfis & askep maternitasAnfis & askep maternitas
Anfis & askep maternitas
 
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf Kejepit
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf KejepitHNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf Kejepit
HNP (Hernia Nukleus Pulposus) atau Saraf Kejepit
 
Askep pasien dengan Gastritis
Askep pasien dengan GastritisAskep pasien dengan Gastritis
Askep pasien dengan Gastritis
 
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler
Pengkajian pada sistem kardiovaskulerPengkajian pada sistem kardiovaskuler
Pengkajian pada sistem kardiovaskuler
 
Anatomi pernafasan
Anatomi pernafasanAnatomi pernafasan
Anatomi pernafasan
 
teori levine
teori levineteori levine
teori levine
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
anatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologianatomi fisiologi sistem imunologi
anatomi fisiologi sistem imunologi
 
sejarah palang merah internasional dan indonesia
sejarah palang merah internasional dan indonesiasejarah palang merah internasional dan indonesia
sejarah palang merah internasional dan indonesia
 
sejarah palang merah internasional & indonesia
sejarah palang merah internasional & indonesiasejarah palang merah internasional & indonesia
sejarah palang merah internasional & indonesia
 
Levine theory
Levine theoryLevine theory
Levine theory
 
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalahDilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
Dilema etik keperawatan & model pemecahan masalah
 
Imunologi
ImunologiImunologi
Imunologi
 
Kehidupan awal masyarakat
Kehidupan awal masyarakatKehidupan awal masyarakat
Kehidupan awal masyarakat
 
Dakwah Rasulullah Periode Madinah
Dakwah Rasulullah Periode MadinahDakwah Rasulullah Periode Madinah
Dakwah Rasulullah Periode Madinah
 

Recently uploaded

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 

WSD Makalah

  • 1. PENGGUNAAN WATER SEAL DRAINAGE (WSD) MAKALAH Diajukan untuk memenuhi tugas Keperawatan Medikal Bedah I Diploma III Keperawatan Disusun Oleh : Kelompok 7  Choirunisa Suci Rumandani  Eka Rahayu  Gina Permatasari  Gusti Nyoman Ardane  Siti Balqis Ilyasa  Siti Ulfah Nurjanah AKADEMI KEPERAWATAN PELNI JAKARTA Jl. Aipda KS Tubun 92-94 Jakarta Barat Telp. 021.5484809 Fax. 5485709 TAHUN AJARAN 2017/2018
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamualaikum, wr.wb. Segala puji dan rasa syukur tak lupa kami panjatkan kepada Allah swt. Karena nikmat yang diberikan, terutama nikmat sehat jasmani dan rohani serta nikmat iman dan islam. Karena nikmat-Nya itulah kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Water Seal Drainage (WSD)” tepat pada waktunya dengan baik dan benar serta sesuai prosedur. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas kelompok yang di berikan beliau kepada kami sebagai materi kuliah Keperawatan Medikal Bedah I yang harus di pahami dan di mengerti maksudnya. Kami menyadari segala kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik secara materi maupun dalam penggunaan kata bahasanya. Oleh sebab itu demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penyusunan makalah ini, kami menerima kritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini bermanfaat dalam proses belajar dan mengajar Wassalamu’alaikum wr.wb Jakarta, September 2017 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...................................................................................................................... i DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................................................1 1.1. Latar Belakang .....................................................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah................................................................................................................1 1.3. Tujuan...................................................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................3 2.1. Pengertian Water Seal Drainage ..........................................................................................3 2.2. Tujuan Pemasangan WSD....................................................................................................3 2.3. Macam-Macam WSD...........................................................................................................5 2.3.1 Single Bottle Water Seal System......................................................................................5 2.3.2 Two Bottle System ...........................................................................................................6 2.3.3 Three Bottle System .........................................................................................................6 2.4. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan WSD...................................................................6 2.5. Prosedur Pemasangan WSD.................................................................................................7 2.6. Perawatan WSD .................................................................................................................10 2.7. Komplikasi WSD ...............................................................................................................12 BAB III PENUTUP.......................................................................................................................14 3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................14 3.2. Saran...................................................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................15
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Drainase dada adalah intervensi penting untuk memperbaiki pertukaran gas dan pernapasan pada periode pascaoperatif. Setelah bedah thoraks, selang dada dan system drainase tertutup digunakan untuk mengembangkan kembali paru yang sakit dan untuk membuang kelebihan udara, cairan, dan darah. Bernapas merupakan aktivitas yang penting bagi manusia. Tubuh memerlukan suplai oksigen yang cukup untuk proses metabolisme. Jika terjadi gangguan pada saluran pernapasan misalnya saluran pernapasan terisi oleh zat lain seperti cairan, maka pertukaran gas akan terganggu. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan untuk membantu mengembalikan fungsi normal saluran pernapasan, salah satunya adalah dengan pemasangan WSD (Water Seal Drainage). Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakuan untuk mengeluarkan udara dan cairan (darah, pus) dari cavum pleura (rongga paru) dengan meggunakan pipa penghubung atau selang dada untuk mempertahankan tekanan negative rongga tersebut. Dalam keadaan normal, rongga pleura memiliki tekanan negative dan hanya terisi sedikit cairan pleura/lubricant. Untuk itu dalam makalah ini kelompok akan menjelaskan tentang asuhan keperawatan pemasangan WSD (Water Seal Drainage) dan diharapkan bisa membantu kita sebagai mahasiswa, tenaga kesehatan dan masyarakat umum untuk lebih memahami tentang masalah WSD (Water Seal Drainage). 1.2. Rumusan Masalah a. Apa itu water seal drainage? b. Apa tujuan pemasangan WSD? c. Apa saja macam-macam water seal drainage? d. Apa saja indikasi dan kontraindikasi dalam pemasangan WSD? e. Bagaimana prosedur pemasangan WSD? f. Bagaimana perawatan WSD? g. Apa saja komplikasi yang terjadi dalam pemasangan WSD?
  • 5. 2 1.3. Tujuan a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan medical bedah I b. Untuk mengetahui apa itu water seal drainage c. Untuk mengetahui macam-macam water seal drainage d. Untuk mengetahui indikasi dan kontraindikasi dalam pemasangan WSD e. Untuk mengetahui bagaimana prosedur pemasangan WSD f. Untuk mengetahui cara perawatan WSD g. Untuk mengetahui komplikasi yang terjadi dalam pemasangan WSD
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Water Seal Drainage Water Sealed Drainage atau juga dikenal sebagi tube thoracostomy adalah salah satu modalitas terapi yang paling efektif untuk kedua kelainan kompresi dari cavum pleura yakni pneumothoraks dan efusi pleura. WSD memungkinkan drainase dari udara, darah, pus, cairan serous dan cairan – cairan abnormal lain yang berasal dari cavum pleura dengan hanya satu arah, yakni dari cavum pleura menuju ke botol WSD yang akan menariknya. PRINSIP – PRINSIP DASAR PEMASANGAN WSD Mekanisme pernapasan normal bekerja atas prinsip tekanan negative yaitu tekanan dalam rongga dada adalah lebih rendah dari tekanan atmosfir sehingga menyebabkan udara untuk bergerak ke dalam paru-paru selama inspirasi. Bilamana dada dibuka, untuk alasan apa saja, maka akan terjadi kehilangan tekanan negative yang dapat mengakibatkan kolaps paru. Penumpukan udara, cairan atau substansi lain di dalam dada dapat mengganggu fungsi kardiopulmonal dan bahkan menyebabkan paru kolaps. TEMPAT INSERSI SLANG WSD  Untuk pengeluaran udara dilakukan pada intercostals 2-3 garis midclavicula  Untuk pengeluaran cairan dilakukan pada intercostals 7-8-9 mid aksilaris line/dorsal axillar line 2.2. Tujuan Pemasangan WSD Tujuan pemasangan Water Seal Drainage antara lain :  Untuk mengeluarkan udara, cairan atau darah dari rongga pleura  Untuk mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura  Untuk mengembangkan kembali paru yang kolap dan kolap sebagian  Untuk mencegah reflux drainase kembali ke dalam rongga dada SYSTEM DRAINASE SELANG DADA SYSTEM KEUNTUNGAN KERUGIAN Satu botol - Penyusunan sederhana - Mudah untuk pasien yang dapat - Saat drainase dada mengisi botol, lebih banyak kekuatan diperlukan
  • 7. 4 berjalan untuk memungkinkan udara dan cairan pleura keluar dari dada masuk ke botol. - Campuran darah drainase dan udara menimbulkan campuran busa dalam botol yang membatasi garis pengukuran drainase. Untuk terjadinya aliran, tekanan pleural harus lebih tinggi dari tekanan botol. Dua botol - Mempertahankan water seal pada tingkat konstan. - Memungkinkan observasi dan pengukuran drainase yang lebih baik - Menambah area mati pada system drainase yang mempunyai potensial untuk masuk ke dalam area pleural - Untuk terjadinya aliran, tekanan pleural harus lebih tinggi dari tekanan botol - Mempunyai batas kelebihan kapasitas aliran udara pada adanya kebocoran pleural Tiga botol System paling aman untuk mengatur penghisapan Lebih kompleks, lebih banyak kesempatan untuk terjadinya kesalahan dalam perakitan dan pemeliharaan Unit water seal sekali pakai Plastic dan tidak mudah pecah seperti botol - Mahal - Kehilangan water seal dan keakuratan pengukuran drainase bila unit terbalik Flutter valve - Ideal untuk transport karena segel air dipertahankan bila unit terbalik - Kurang satu ruang untuk mengisi - Tak ada masalah dengan - Mahal - Katup berkipas tidak memberikan informasi visual pada tekanan intrapleural karena tak ada fluktuasi air pada ruang water seal
  • 8. 5 penguapan air - Penurunan kadar kebisingan Screw valve Sama dengan di atas - Sama dengan diatas - Katup sempit membatasi jumlah volume yang dapat diatasinya, tidak efisien untuk kebocoran udar pleural besar Calibrated spring mechanism - Sama dengan diatas - Mampu mengatasi volume besar Mahal 2.3. Macam-Macam WSD 2.3.1 Single Bottle Water Seal System Ujung akhir pipa drainase dari dada pasien dihubungkan ke dalam satu botol yang memungkinkan udara dan cairan mengalir dari rongga pleura tetapi tidak mengijinkan udara maupun cairan kembali ke dalam rongga dada. Secara fungsional, drainase tergantung pada gaya gravitasi dan mekanisme pernafasan, oleh karena itu botol harus diletakkan lebih rendah. Ketika jumlah cairan di dalam botol meningkat, udara dan cairan akan menjadi lebih sulit keluar dari rongga dada, dengan demikian memerlukan suction untuk mengeluarkannya. Sistem satu botol digunakan pada kasus pneumothoraks sederhana sehingga hanya membutuhkan gaya gravitasi saja untuk mengeluarkan isi pleura. Water seal dan penampung drainage digabung pada satu botol dengan menggunakan katup udara. Katup udara digunakan untuk mencegah penambahan tekanan dalam botol gambar 1 macam-macam pemasangan WSD, (A) Single Bottle Water Seal System; (B) Two Bottle Water System; dan (C) Three Bottle System
  • 9. 6 yang dapat menghambat pengeluaran cairan atau udara dari rongga pleura. Karena hanya menggunakan satu botol yang perlu diingat adalah penambahan isi cairan botol dapat mengurangi daya hisap botol sehingga cairan atau udara pada rongga intrapleura tidak dapat dikeluarkan. 2.3.2 Two Bottle System System ini terdiri dari botol water-seal ditambah botol penampung cairan. Drainase sama dengan system satu botol, kecuali ketika cairan pleura terkumpul, underwater seal system tidak terpengaruh oleh volume drainase. Sistem dua botol menggunakan dua botol yang masing-masing berfungsi sebagai water seal dan penampung. Botol pertama adalah penampung drainage yang berhubungan langsung dengan klien dan botol kedua berfungsi sebagai water seal yang dapat mencegah peningkatan tekanan dalam penampung sehingga drainage dada dapat dikeluarkan secara optimal. Dengan sistem ini jumlah drainage dapat diukur secara tepat. 2.3.3 Three Bottle System Pada system ini ada penambahan botol ketiga yaitu untuk mengontrol jumlah cairan suction yang digunakan. Sistem tiga botol menggunakan 3 botol yang masing- masing berfungsi sebagai penampung, "water seal" dan pengatur; yang mengatur tekanan penghisap. Jika drainage yang ingin, dikeluarkan cukup banyak biasanya digunakan mesin penghisap (suction) dengan tekanan sebesar 20 cmH20 untuk mempermudah pengeluaran. Karena dengan mesin penghisap dapat diatur tekanan yang dibutuhkan untuk mengeluarkan isi pleura. Botol pertama berfungsi sebagai tempat penampungan keluaran dari paru-paru dan tidak mempengaruhi botol "water seal". Udara dapat keluar dari rongga intrapelura akibat tekanan dalam botol pertama yang merupakan sumber-vacuum. Botol kedua berfungsi sebagai "water seal" yang mencegah udara memasuki rongga pleura. Botol ketiga merupakan pengatur hisapan. Botol tersebut merupakan botol tertutup yang mempunyai katup atmosferik atau tabung manometer yang berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan mesin penghisap yang digunakan. 2.4. Indikasi dan Kontraindikasi Pemasangan WSD INDIKASI PEMASANGAN WSD :  Hemotoraks, efusi pleura  Pneumotoraks ( > 25 % )  Profilaksis pada pasien trauma dada yang akan dirujuk
  • 10. 7  Flail chest yang membutuhkan pemasangan ventilator KONTRA INDIKASI PEMASANGAN :  Infeksi pada tempat pemasangan  Gangguan pembekuan darah yang tidak terkontrol. 2.5. Prosedur Pemasangan WSD PERSIAPAN ALAT Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam prosedur pemasangan water sealed drainage adalah: 1) Sarung tangan steril 2) Doek steril 3) Spuit 5 cc steril 4) Pisau bedah steril 5) Klem arteri lurus 15-17 cm steril 6) "Naald voerder" (needle holder = klem pemegang jarum) dan jarum jahit kulit steril. 7) Benang sutera steril untuk jahitan kulit 4 x 25 cm 8) "Slang untuk "Drain" yang steril. Untuk orang dewasa minimal I.D. 8 mm dan untuk anak-anak 6 mm. PERSIAPAN PASIEN DAN LINGKUNGAN 1) Pasien dan keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan 2) Memasang sampiran disekeliling tempat tidur 3) Membebaskan pakaian pasien bagian atas 4) Mengatur posisi setengah duduk atau sesuai kemampuan pasien 5) Alat-alat di dekatkan ke tempat tidur pasien TEKNIK PEMASANGAN : 1) Bila mungkin penderita dalam posisi duduk. Bila tidak mungkin setengah duduk, bila tidak mungkin dapat juga penderita tiduran dengan sedikit miring ke sisi yang sehat. 2) Ditentukan tempat untuk pemasangan WSD. Bila kanan sela iga (s.i) VII atau VIII, kalau kiri di s.i VIII atau IX linea aksilaris posterior atau kira-kira sama tinggi dengan sela iga dari angulus inferius skapulae. Bila di dada bagian depan dipilih s.i II di garis midklavikuler kanan atau kiri. 3) Ditentukan kira-kira tebal dinding toraks.
  • 11. 8 4) Secara steril diberi tanda pada slang WSD dari lobang terakhir slang WSD tebal dinding toraks (misalnya dengan ikatan benang). 5) Cuci tempat yang akan dipasang WSD dan sekitarnya dengan cairan antiseptik. 6) Tutup dengan duk steril 7) Daerah tempat masuk slang WSD dan sekitarnya dianestesi setempat secara infiltrate dan "block". 8) Insisi kulit subkutis dan otot dada ditengah s.i. 9) Irisan diteruskan secara tajam (tusukan) menembus pleura. 10) Dengan klem arteri lurus lobang diperlebar secara tumpul. 11) Slang WSD diklem dengan arteri klem dan didorong masuk ke rongga pleura (sedikit dengan tekanan). 12) Fiksasi slang WSD sesuai dengan tanda pada slang WSD. 13) Daerah luka dibersihkan dan diberi zalf steril agar kedap udara. 14) Slang WSD disambung dengan botol SD steril. 15) Bila mungkin dengan continous suction dengan tekanan -24 sampai -32 cmH20.
  • 12. 9
  • 13. 10 EVALUASI PELAKSANAAN PERAWATAN WSD a. Evaluasi keadaan umum : 1) Observasi keluhan pasien 2) Observasi gejala sianosis 3) Observasi tanda perdarahan dan rasa tertekan pada dada 4) Observasi apakah ada krepitasi pada kulit sekitar selang WSD 5) Observasi tanda-tanda vital b. Evaluasi ekspansi paru meliputi : 1) Melakukan anamnesa 2) Melakukan inspeksi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD 3) Melakukan palpasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD 4) Melakukan perkusi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD 5) Melakukan auskultasi paru setelah selesai melakukan perawatan WSD 6) Foto thoraks setelah dilakukan pemasangan selang WSD dan sebelum selang WSD dilepas c. Evalusi WSD meliputi : 1) Observasi undulasi pada selang WSD 2) Observasi fungsi suction countinous 3) Obervasi apakah selang WSD tersumbat atau terlipat 4) Catat jumlah cairan yang keluar dari botol WSD 5) Pertahankan ujung selang dalam botol WSD agar selalu berada 2 cm di bawah air 6) Pertahankan agar botol WSD selalu lebih rendah dari tubuh 7) Ganti botol WSD setiap hari atau bila sudah penuh 2.6. Perawatan WSD A. Perawatan luka WSD 1. Verband diganti 3 hari sekali 2. Diberi zalf steril B. Perawatan "slang" dan botol WSD 1. Cairan dalam botol WSD diganti setiap hari diukur berapa cail yang keluar kalau ada dicatat. 2. Cairan di botol WSD adalah cairan antiseptik. 3. Setiap hendak mengganti botol dicatat berapa pertambahan cairan 4. Setiap hendak mengganti dicatat unduiasi ada atau tidak
  • 14. 11 5. Setiap hendak mengganti dicatat adanya gelembung udara dari WSD. 6. Penggantian botol harus "tertutup" untuk mencegah udara masuk dalam rongga pleura yaitu meng "klem" slang atau dilipatdandih dengan karet. 7. Setiap penggantian botol atau slang harus memperhatikan sterilis botol dan slang harus tetap steril. 8. Penggantian harus juga memperhatikan keselamatan kerja diri sendiri, dengan memakai sarung tangan. C. Paru 1. Dengan WSD diharapkan paru mengembang 2. Kontrol pengembangan paru dengan pemeriksaan fisik dan radiologik. 3. Latihan nafas ekpirasi dan inspirasi yang dalam. 4. Latihan batuk yang efisien. 5. Pemberian antibiotika 6. Expectorant: cukup obat batuk hitam (OBH). DINYATAKAN BERHASIL, BILA: 1. Paru sudah mengembang penuh pada pemeriksaan fisik atau radiologik. 2. Darah cairan tidak keluar dari WSD. 3. Tidak ada pus dari slang WSD (tidak ada empyema). MENGANGKAT WSD 1. Disediakan alat-alat untuk mengangkat jahitan kulit yang steril. 2. Kain kasa steril 3. Zalf steril 4. Teknik : - angkat jahitan - pasien disuruh nafas dalam - pada waktu ekspirasi dalam dan menahannya, WSD diangkat dengan menutup kain kasa steril yang ada zalf steril. DIKATAKAN BAIK DAN DAPAT DIPULANGKAN : 1. Keadaan umum memungkinkan 2. Pada kontrol 1 -2 hari pasca pengangkatan WSD paru tetap mengembang penuh 3. Tanda-tanda infeksi/empiema tidak ada
  • 15. 12 PASCA PEMASANGAN WSD SELALU DIMINTAKAN FISIOTERAPI : Untuk batuk efektif dan penderita harus latihan membatuk-batukkan Untuk nafas dalam (inspirasi dan ekspirasi) Untuk nafas dada terutama bagian atas 2.7. Komplikasi WSD Komplikasi yang dapat ditimbulkan melalui terapi WSD terdapat beberapa macam. Ada yang berupa komplikasi insertional, mekanikal, sistemik dan lokal. Berikut ini merupakan klasifikasi komplikasi – komplikasi dari terapi water sealed drainage : 1) Tube malposition : Yakni peletakan sealang WSD yang tidak sesuai dengan tempat seharusnya. Beberapa jenis tube malposition meliputi, intraparenchymal tube placement, fissural tube placement, chest wall tube placement, mediastinal tube placement dan abdominal placement. 2) Blocked drain : Adanya blokade pada selang WSD yang menyebabkan drainase menjadi tidak lancar, dapat disebabkan oleh karena kekakuan, terbentuknya gumpalan cairan, adanya puntiran, terdapat sisa debris atau ikut terbawanya jaringan paru yang mengakibatkan selang WSD menjadi tersumbat 3) Chest drain dislodgement : Yakni terlepasnya selang WSD dari cavum pleura pasien, dapat dihindari dengan prosedur yang baik dan harus segera diatasi dengan memasangkan kembali selang WSD melalui prosedur yang asepsis. 4) Udema pulmonum reekspansi (REPE) : Terjadinya udema pulmonum setelah paru yang tadinya kolaps mengembang. Patogenesis yang mendasarinya antara lain yakni adanya peningkatan permeabilitas kapiler, adanya radikal bebas oksigen yang menyebabkan kerusakan kapiler dan adanya penurunan produksi surfactan.Tindakan pencegahannya diduga dapat dilakukan dengan melakukan drainase tanpa suction, dan melakukan drainase secara perlahan – lahan.. 5) Emfisema subkutis : adalah terebentuknya akumulasi udara pada ruang subcutan pada dinding dada. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan krepitasi pada palpasi dinding dada. 6) Cedera saraf : pada pemasangan WSD yang kurang berhati – hati dapat juga menyebabkan cedera pada saraf di sekitar lokasi pemasangan WSD, cedera saraf yang pernah terjadi akibat pemasangan WSD antara lain yakni, horner’s syndrome, phrenic nerve inury, long thoracic nerve injury dan ulnar neuropathy.
  • 16. 13 7) Cedera kardiovaskular : pada pemasangan WSD juga dapat mengakibatkan cedera vascular yakni berupa perdarahan dan juga dapat memicu komplikasi ke arah cedera jantung. 8) Residual / post extubation pneumothoraks : yakni terjadinya pneumothoraks akibat tidak terdrainasenya udara secara optimal dan atau pneumothoraks yang terjadi karena prosedur pelepasan WSD yang kurang baik. 9) Fistula : yakni terbentuknya fistula yang dapat menghubungkan pleura dengan subcutis atau bahkan fistula yang dapat menghubungkan bronkus beserta cabangnya dengan cavum pleura dan dengan subcutis. 10) Infeksi : Pada pemasangan WSD dapat terjadi infeksi yang bersifat lokal pada sekitar lokasi terpasangnya selang WSD, dan yang lebih parah dapat juga terjadi infeksi di dalam cavum pleura hingga mengakibatkan terbentuknya cairan pus pada cavum pleura, dikenal juga dengan istilah empyema thoracis.
  • 17. 14 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Water Seal Drainage merupakan tindakan invasive yang dilakukan untuk mengeluarkan udara dan cairan (darah, pus) dari cavum pleura (rongga paru) dengan meggunakan pipa penghubung atau selang dada untuk mempertahankan tekanan negative rongga tersebut. Dalam keadaan normal, rongga pleura memiliki tekanan negative dan hanya terisi sedikit cairan pleura/lubricant. Tujuan pemasangan WSD antara lain : 1. Mengeluarkan cairan atau darah, udara dari rongga pleura dan ronga thorak 2. Mengembalikan tekanan negative pada rongga pleura 3. Mengembangkan kembali paru yang kolaps 4. Mencegah refluks drainage kembali ke dalam rongga dada 5. Mengalirkan atau drainage udara atau cairan dari rongga pleura untuk mempertahankan tekanan negatif rongga tersebut. 3.2. Saran Demikian makalah yang telah kami buat, jika ada kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kami mohon maaf. Kami juga memohon untuk saran dan kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan.
  • 18. 15 DAFTAR PUSTAKA Jurnal Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Lab. Ketrampilan Medik PPD Unsoed