SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR
SISWA KELAS V SDN 06 METRO UTARA
Disusun oleh :
CHANDRA ARLI YOGA 1289975
Jurusan : Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibdtidaiyah
Semester : IV (empat)
Kelas : B
DosenPengampu : Dra. Isti Fatonah, M.A
A. Identifikasi Kasus
1. Pengumpulan Data
Dalam proses ini, dilakukan pengumpulan data yaitu mengetahui siapa saja
siswa yang memiliki kesulitan dalam belajar. Adapun data yang kami
kumpulkan selanjutnya adalah data nilai MID kelas V Semester 2 yang
bersumber dari guru kelas, untuk mengetahui siswa yang memiliki nilai
dibawah rata-rata kelas. Kegiatan penelitian diagnosis kesulitan belajar ini
kami lakukan selama 2 hari yakni pada tanggal 3 dan 6 Juni 2014.
2. Pengolahan Data
Dari data MID yang ada kami ambil rata-rata keseluruhan mata pelajaran
untuk setiap peserta didik. Dari pengolahan data tersebut kami simpulkan
bahwa ada 2 peserta didik yang mendapat rata-rata nilai 2 terendah, adapun
nama-nama tersebut yakni:
No Nama
Nilai MID Semeseter 2
PKn MTK B.Ina IPA IPS
1 Kurniawan Delta Arianto 28 12 18 26 10
2 Muhammad Fajar 40 24 37 37 23
B. Melokalisasi Jenis Kesulitan Belajar
Dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa kelas V SDN 06 Metro
Utara menggunakan beberapa instrumen diantaranya:
1. Angket
Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau
pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan
diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan
perlu dijawab oleh responden. Tujuannya adalah untuk mengetahui
gambaran tentang individu/klien yang mengalami kesulitan belajar,
sehingga mempermudah praktikan dalam mengumpulkan data tentang
faktor penyebab kesulitan belajar.
2. Wawancara
Wawancara atau interview dipandang sebagai teknik pengumpulan data
dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna
mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya wawancara dilakukan dua orang
atau lebih, satu pihak sebagai pencari data (interviewer) pihak lainya
sebagai sumber data (interviewe) dengan memanfaatkan saluran komunikasi
secara wajar dan lancar. Wawancara ini dilakukan kepada wali kelas, dan 2
peserta didik bersangkutan yang mengalami kesulitan belajar.
3. Analisis jenis kesulitan belajar
Berdasarkan hasil angket dan wawancara yang penulis lakukan jenis
kesulitan belajar siswa dapat dianalisis sebagai berikut :
Menurut penuturan dari guru kelas V diketahui bahwa Delta dan Fajar
sapaan akrab keduanya, diakui bahwa merupakan anak yang memiliki
kemampuan di atas rata-rata. Jadi nilai terendah yang di dapat bukan karena
ketidakmampuan kognitifnya, tetapi ada faktor yang menyebabkan Delta
dan Fajar mendapat nilai terendah tersebut.
Dari nilai yang tersaji di atas, keduanya memiliki nilai terendah pada
mata pelajaran Matematika. Dijelaskan oleh guru kelas tersebut bahwa
memang keduanya memiliki kesulitan belajar untuk memahami materi
Matematika. Ada beberapa kesulitan yang dipaparkan oleh narasumber
diantaranya sebagai berikut :
a. Keduanya kurang bisa memahami konsep/rumus matematika yang
diajarkan oleh guru. Jadi karena kesulitan tersebut, keduanya paham
untuk satu materi dengan contoh soal yang diberikan, tetapi apabila
disajikan variasi bentuk soal yang lain dengan konsep/rumus yang sama
akan mengalami kebinguan dan kesulitan di dalam mengerjakan soal
tersebut. Di paparkan lebih lanjut hal ini terlihat ketika diberikan PR
dengan soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan guru di kelas,
maka PR tersebut tidak dikerjakan oleh keduanya. Ketika wawancara
dengan Delta dan Fajar terungkap memang keduanya merasa tidak suka
dengan mata pelajaran matematika, dengan alasan mereka menganggap
sulit untuk memahami konsep matematika yang banyak.
b. Pada mata pelajaran matematika dijelaskan lebih spesifik, keduanya
lemah d bab Pecahan. Dengan alasan di dalam bab pecahan tersebut ada
sub bab penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan
variasi pengerjaan soal yang banyak. Dikatakan lebih lanjut bahwa
konsep dasar mata pelajaran matematika dari kelas sebelumnya belum
dipahami secara tuntas oleh Delta dan Fajar. Hal ini berakibat pada
pemahaman keduanya terhadap materi pecahan. Sebagai contoh ketika
melakukan operasi perkalian keduanya masih mengalami kesulitan,
sehingga dalam operasi pecahan perkalian akan tambah mengalami
kebingung, karena di tambah dengan konsep dari materi pecahan tersebut
sendiri.
Dari pemaparan tersebut di atas dapat diketahui bahwa Delta dan Fajar
memiliki jenis kesulitan belajar matematika. Pernyataan ini di berikan dan
diperkuat berdasarkan gejala dan informasi yang telah disajikan diatas.
Dalam sub pembahasan selanjutnya akan dipaparkan faktor yang
menyebabkan Delta dan Fajar mengalami kesulitan belajar tersebut.
4. Analisis faktor penyebab kesulitan belajar
Berdasarkan hasil angket dan wawancara yang penulis lakukan faktor
penyebab kesulitan belajar siswa dapat dianalisis sebagai berikut :
Dari wawancara yang dilakukan terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan kedua peserta didik tersebut mengalami kesulitan belajar,
Dari penjelasan yang diberikan oleh guru kelas tersebut diketahui bahwa
keduanya malas dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Malas
disini tidak berdiri sendiri, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi
latarbelakang yang mendasari keduanya malas. Ada faktor interen dan
eksteren yang mempengaruhi pribadinya.
a. Faktor Intenal
Delta dan Fajar memiliki motivasi yang rendah di dalam proses
belajar untuk mengusasi materi yang diajarkan, terkhusus materi mata
pelajaran matematika. Keduanya merasa masa bodoh/acuh dengan apa
yang terjadi, dijelaskan lebih lanjut oleh narasumber ketika diberikan
pekerjaan rumah Delta dan Fajar mengerjakan ketika ada keinginan
untuk mengerjakannya.
Jadi sesuai dengan kondisi psikologis dari keduanya, belum ada
rasa tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan rumah tepat pada
waktunya. Apalagi ketika soal itu dirasa sulit, maka akan menambah
keengganan untuk mengerjakannya. Sifat rendahnya motivasi untuk
belajar ini yang dirasa oleh guru kelas menjadi faktor yang menyebabkan
keduanya sulit untuk mencapai nilai yang maksimal dalam proses
pembelajaran. Ketika wawancara diakui oleh keduanya ada keinginan
untuk menjadi juara kelas, tetapi memang hanya sebatas keinginan yang
belum diusahakan dengan optimal oleh keduanya
b. Faktor Eksternal
Dalam analisis faktor eksternal ini akan disajikan analisis yang
berbeda diantara Delta dengan Fajar. Karena pada faktor ekternal ini
dirasa sebagai faktor mempengaruhi kedunya.
1) Faktor keluarga
Latarbelakang kondisi keluarga dalam pembahasan ini, akan
kami uraikan sebagai berikut :
Untuk Delta berasal dari golongan orang tua yang cukup berada
dengan penghasilan yang diatas rata-rata. Tetapi dikatakan oleh
narasumber bahwa Delta kurang mendapat perhatian dari orang
tuanya, sehingga ini berpengaruh terhadap psikologis pribadinya.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa bapak dari Delta memang pernah
tersangkut suatu perkara hingga harus menyebabkannya di penjara.
Jadi keluarga yang seharusnya menjadi tempat pendidikan, perhatian,
dan kasih sayang pertama dan utama dari orang tua bagi Delta justru
berkenyataan sebaliknya. Ini juga terungkap ketika wawancara Delta
mengungkapkan bahwa ia belajar setiap malam hari dan ketika belajar
tidak ada orang tua maupun saudara yang menemaninya, jadi ia
belajar sendirian. Dari pemaparan tersebut terlihat lingkungan
keluarga yang kurang harmonis menjadikan anak tersebut memiliki
kondisi psikolgis yang tidak menentu, karena lingkungan memiliki
pengaruh yang besar bagi perkembangan pribadi peserta didik.
Selanjutnya Fajar, ia berasal dari keluarga yang kurang mampu
dalam hal ekonomi. Secara keluarga diungkapakan memang fajar
lebih harmonis dibandingkan dengan Delta. Kalau dilihat secara
kuantitas nilai Fajar lebih unggul daripada Delta. Jadi karena faktor
ekonomi yang kurang, membuat fasilitas penunjang dalam
pembelajaran menjadi kurang bisa di berikan oleh kedua orang tuanya
secara optimal. Diakui memang Fajar mendapatkan bantuan beasiswa
tidak mampu dari pihak sekolah, tetapi itu dirasa belum dapat
mencukupi kebutuhannya. Latar belakang kelurganya juga
berpengaruh terhadap pola pikir dari anak tersebut. Karena peran
orang tua sebagai pembimbing dan pengarah tujuan anak menjadi
penting bagi pembentukan pola pikir dan pribadi anak tersebut.
2) Faktor proses pembelajaran
Diakui oleh guru tersebut memang proses pembelajaran belum
dapat membuat dan menciptakan suasana yang pembelajaran
berpusat pada siswa (Student Center Learning). Jadi dominasi guru
masih menjadi utama dalam proses pembelajaran. Strategi, metode,
dan media yang digunakan juga belum variatif. Sehingga ini juga
menjadi faktor penting yang menyebabkan Delta dan Fajar
mengalami kesulitan dalam belajar matematika.
Karena secara teori peserta didik yang rendah motivasinya
dengan berbagai problem yang dihadapinya, akan menajdi senang
hingga dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar, ketika
suasana belajar mengajar diciptakan untuk mengaktifkan siswa
bukan gurunya. Dijelaskan lebih lanjut oleh guru kelas tersebut,
bahwa memang juga pernah diadakan variasi pembelajaran, tetapi
tidak sering. Pembelajaran yang kurang inovatif tersebut didasari
dengan alasan bahwa beban kerja yang berat membuat guru kurang
waktu dan tenaga untuk memberikan pembelajaran yang inovatif.
Kemudian faktor mengurus rumah tangga juga menjadi tambahan
tugas yang semakin menyita waktu dari guru tersebut. Jadi
pembelajaran yang kurang inovatif juga menajdi penyebab
kesulitan belajar dialami oleh Delta dan Fajar.
5. Analsis kepribadian dan kelebihan
Dari angket dan wawancara yang dilakukan dapat diuraikan secara singkat
sebagai berikut :
Dipaparkan oleh guru kelas tersebut bahwa keduanya memiliki
kepribadian yang baik dan disiplin. Diungkapkan bahwa Delta lebih sopan,
sedangkan Fajar sulit untuk di atur. Kemudian ketika pembelajaran
berlangsung Fajar lebih katif bertanya kepada guru walaupun pertanyaannya
tidak begitu nyambung dengan materi yang dijelaskan. Dalam pergaulan
dengan teman sebaya diungkapkan juga terjalin dengan baik dan harmonis,
tidak membuat ulah atau kenakalan di sekolah.
Ketika berbuat itu hanya sifatnya ringan dan cukup ditangaini oleh
guru kelas. Keduannya memiliki kelebihan di bidang olaharga, yaitu
sepakbola maupun futsal. Jadi ditengah prestasinya yang rendah diberbagai
bidang studi, ternyata ia memiliki bakat untuk bermain sepaka bola.
Dijelaskan lebih lanjut bahwa pernah juara dalam O2SN, kemudian dalam
wawancara memang terungkap kedunya suka dan senang ketika bermain
sepak bola. Jadi dapat diambil suatu pernyataan bahwa Delta dan Fajar
memiliki kepribadain yang cukup baik dan tentunya memiliki kelebihan
dibidang olahraga.
6. Pengajaran Remedial yang direkomendasikan
Dari hasil diagnosis yang dipaparkan diatas didaptkan suatu jenis kesulitan
belajar yang dihadapi oleh Delta dan Fajar, yaitu kesulitan belajar
matematika, selanjutnya akan diuraikan program remidial yang dapat
diberikan kepada Delta dan Fajar adalaah sebagai berikut :
a. Pengajaran konsep matematika
Secara teori diungkapkan bahwa anak yang berkesulitan belajar
matematika dapat diberikan berbagai aktivitas pengajaran remidial
diantaranya adalah pengajaran konsep. Sebagai contoh, konsep jumlah
dapat diajarkan kepada anak melalui memasangkan papan yang dapat
dilepaskan, belahan kiri mengandung sekelompk gambar benda, dan
belahan kanan mengandung angka yang sesuai dengan jumlah gambar
pada belahan kiri. Dengan bermain memasangkan papan-papan semacam
itu anak dapat belajar tentang konsep jumlah.
Dari contoh tersebut terlihat bahwa kemampuan seorang guru
mutlakn dibutuhkan. Jadi konsep matematika yang rumit harus disajikan
kepada peserta didik dengan bermain atau menggunakan media yang
inovatif. Sehingga kesan sulit dan membuat pusing dengan angka-angka
akan menjadi menyenangkan ketika materi matematika itu disajikan
denga menarik dan sederhana. Maka secara bertahap anak akan suka dan
antusias ketika pembelajaran matematika diberikan.
b. Pengajaran ketermpilan matematika
Anak – anak berkesulitan belajar sering disebabkan oleh adanya
kekurangan dalam keterampilan komputasional. Berbagai keterampilan
matematika yang perlu mendapat perhatian pada awal anak belajar
matematika mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian,
dan pecahan. Sebagai contoh bilangan pecahan dapat diajarkan dengan
menggunakan bentuk-bentuk geometri. Simbol dari berupa pecahan
setengah, seperempat, dan seperdelapan. Simbol tersebut hendaknya
diperlihatkan dengan bentuk lingkaran.
Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa keterampilan dasar
matematika harus diupayakan tuntas dikuasi oleh anak tersebut. Karena
ketika tidak tuntas maka akan menghambat pemahaman materi
selanjutnya. Pengajaran remidial dapat dilakukan oleh guru kelas tersebut
dalam bentuk bimbingan secara individu maupun kepada seluruh kelas.
Laporan kegiatan diagnosis kesulitan belajar

More Related Content

What's hot

LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfFentyUviaDewi
 
Model model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerModel model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerridha hutami
 
Rpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajarRpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajarAfy Luna
 
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)Rizka Lubis
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiAfy Luna
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajaryunidwinovika
 
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajarRpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajarTatakustara
 
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarLaporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarningrumintan
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Nur Arifaizal Basri
 
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikalMetode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikalSunawan Sunawan
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKNur Arifaizal Basri
 
Peta konsep masalah
Peta konsep masalahPeta konsep masalah
Peta konsep masalahsyukursalman
 
Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2tianachris
 
Verbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokVerbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokAini Farihah
 
Format rpl bimbingan klasikal
Format rpl bimbingan klasikalFormat rpl bimbingan klasikal
Format rpl bimbingan klasikalwiduri aprillia
 

What's hot (20)

LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdfLK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
LK. 2.2 Menentukan Solusi.pdf
 
Model model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputerModel model pembelajaran berbasis komputer
Model model pembelajaran berbasis komputer
 
Rpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajarRpl biimbingan belajar
Rpl biimbingan belajar
 
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELINGPETA KONSEP TEKNIK KONSELING
PETA KONSEP TEKNIK KONSELING
 
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
PPT Wawasan Bimbingan Konseling (BK)
 
Rpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang PribadiRpl Bidang Pribadi
Rpl Bidang Pribadi
 
Diagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan BelajarDiagnostik Kesulitan Belajar
Diagnostik Kesulitan Belajar
 
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRANCONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
CONTOH RPL K13 + LAMPIRAN
 
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajarRpl cara_menghilangkan_malas_belajar
Rpl cara_menghilangkan_malas_belajar
 
contoh RPL K13
contoh RPL K13contoh RPL K13
contoh RPL K13
 
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajarLaporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
Laporan studi kasus tentang layanan bimbingan kesulitan belajar
 
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
Verbatim terapi client centered CC (REFRENSI)
 
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikalMetode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
Metode evaluasi kegiatan bimbingan klasikal
 
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOKKONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
KONSEP LAYANAN DASAR BIMBINGAN KLASIKAL DAN KELOMPOK
 
Peta konsep masalah
Peta konsep masalahPeta konsep masalah
Peta konsep masalah
 
Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2Bimbingan & konseling karir 2
Bimbingan & konseling karir 2
 
Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)Contoh verbatim (REFRENSI)
Contoh verbatim (REFRENSI)
 
Verbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompokVerbatim konseling kelompok
Verbatim konseling kelompok
 
Format rpl bimbingan klasikal
Format rpl bimbingan klasikalFormat rpl bimbingan klasikal
Format rpl bimbingan klasikal
 
Rpl bimbingan kelompok
Rpl bimbingan kelompokRpl bimbingan kelompok
Rpl bimbingan kelompok
 

Viewers also liked

Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaAna Fitriana
 
Contoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogikContoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogikNiblonk Nina
 
Contoh teks wawancara untuk simulasi wawancara
Contoh teks wawancara untuk simulasi wawancaraContoh teks wawancara untuk simulasi wawancara
Contoh teks wawancara untuk simulasi wawancaraAhmad Afandi
 
Prosedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyani
Prosedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyaniProsedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyani
Prosedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyaniayufitriana
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaMading KS
 
Penegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluargaPenegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluargaayufitriana
 
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaanAnalisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaanMTs Nurul Huda Sukaraja
 

Viewers also liked (12)

Lembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswaLembar wawancara siswa
Lembar wawancara siswa
 
Contoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogikContoh soal ujian_materi_pedagogik
Contoh soal ujian_materi_pedagogik
 
bimbingan belajar
bimbingan belajarbimbingan belajar
bimbingan belajar
 
Contoh teks wawancara untuk simulasi wawancara
Contoh teks wawancara untuk simulasi wawancaraContoh teks wawancara untuk simulasi wawancara
Contoh teks wawancara untuk simulasi wawancara
 
1. standar-isi
1. standar-isi1. standar-isi
1. standar-isi
 
Contoh angket
Contoh angketContoh angket
Contoh angket
 
Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16
Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16
Analisis skl, ki kd, silabus dan ppm-1-4-16
 
Prosedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyani
Prosedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyaniProsedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyani
Prosedur diagnostik kesulitan belajar bu mulyani
 
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematikaKuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
Kuesioner minat belajar mata pelajaran matematika
 
Penegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluargaPenegrtian dan hakikat keluarga
Penegrtian dan hakikat keluarga
 
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaanAnalisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
Analisis hasil ulangan, remedial, &pengayaan
 
Konsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen KelasKonsep Dasar Manajemen Kelas
Konsep Dasar Manajemen Kelas
 

Similar to Laporan kegiatan diagnosis kesulitan belajar

LK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdf
LK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdfLK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdf
LK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdfRestuPraKasa
 
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdf
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdfANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdf
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdfLIDYANATALIAPASORONG
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdfAlfaDigitalBooks
 
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdfLK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdfmersiyuniati86
 
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docxLK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docxTukanARYS
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfAgnesSahetapy
 
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdflk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdfTsabitgauzankhoirgau
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxerica233597
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docxmaimunahSPd1
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfDhieSyerin
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdfMarniMarni33
 
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdfcontoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdfaprielhami24
 
PBL-PjBL Pedagogik.pdf
PBL-PjBL Pedagogik.pdfPBL-PjBL Pedagogik.pdf
PBL-PjBL Pedagogik.pdfsirilusbangkar
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfuniwahyuni14
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxAbdulJamil38
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docxWehelminaAdeljeSchad
 
format wawancara.docx
format wawancara.docxformat wawancara.docx
format wawancara.docxUjangSugara4
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docxKusniati1
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docxErbiSuwanto1
 

Similar to Laporan kegiatan diagnosis kesulitan belajar (20)

LK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdf
LK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdfLK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdf
LK. 1.2. Eksplorasi Masala(wawancara) (Mahyuddin) final.pdf
 
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdf
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdfANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdf
ANALISIS KESULITAN BELAJAR MTK_2021.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdfLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah pembelajaran peserta didik SMA.pdf
 
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdfLK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
LK 1.2 EXPLORASI PENYEBAB MASALAH SIKLUS 2_MERSIANA YUNIATI, S.Pd.pdf
 
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docxLK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
LK 1. 2 Darius Magun Tukan, S.Pd.docx
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdflk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
lk-1-2-eksplorasi-penyebab-masalah-pgsd.pdf
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah-Ismariyana.docx
 
TUGAS 2.1 (1).docx
TUGAS 2.1 (1).docxTUGAS 2.1 (1).docx
TUGAS 2.1 (1).docx
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - maimunah.docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah -Darma Aswita- - Copy-1.pdf
 
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdfcontoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
contoh lk.1.2 Eksplorasi masalah ppg.pdf
 
PBL-PjBL Pedagogik.pdf
PBL-PjBL Pedagogik.pdfPBL-PjBL Pedagogik.pdf
PBL-PjBL Pedagogik.pdf
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdfLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah.pdf
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah_Abdul Jamil.docx
 
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docxLK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docx
LK 1.3 Penentuan Penyebab Masalah SITI JARIYATIN 1.docx
 
format wawancara.docx
format wawancara.docxformat wawancara.docx
format wawancara.docx
 
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docxLK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah_Kusniati.docx
 
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docxLK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah contoh 1.docx
 

Laporan kegiatan diagnosis kesulitan belajar

  • 1. LAPORAN KEGIATAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS V SDN 06 METRO UTARA Disusun oleh : CHANDRA ARLI YOGA 1289975 Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibdtidaiyah Semester : IV (empat) Kelas : B DosenPengampu : Dra. Isti Fatonah, M.A A. Identifikasi Kasus 1. Pengumpulan Data Dalam proses ini, dilakukan pengumpulan data yaitu mengetahui siapa saja siswa yang memiliki kesulitan dalam belajar. Adapun data yang kami kumpulkan selanjutnya adalah data nilai MID kelas V Semester 2 yang bersumber dari guru kelas, untuk mengetahui siswa yang memiliki nilai dibawah rata-rata kelas. Kegiatan penelitian diagnosis kesulitan belajar ini kami lakukan selama 2 hari yakni pada tanggal 3 dan 6 Juni 2014. 2. Pengolahan Data Dari data MID yang ada kami ambil rata-rata keseluruhan mata pelajaran untuk setiap peserta didik. Dari pengolahan data tersebut kami simpulkan bahwa ada 2 peserta didik yang mendapat rata-rata nilai 2 terendah, adapun nama-nama tersebut yakni: No Nama Nilai MID Semeseter 2 PKn MTK B.Ina IPA IPS 1 Kurniawan Delta Arianto 28 12 18 26 10 2 Muhammad Fajar 40 24 37 37 23 B. Melokalisasi Jenis Kesulitan Belajar Dalam melakukan diagnosis kesulitan belajar siswa kelas V SDN 06 Metro Utara menggunakan beberapa instrumen diantaranya: 1. Angket
  • 2. Angket atau kuesioner didefinisikan sebagai sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis tentang data faktual atau opini yang berkaitan dengan diri responden, yang dianggap fakta atau kebenaran yang diketahui dan perlu dijawab oleh responden. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran tentang individu/klien yang mengalami kesulitan belajar, sehingga mempermudah praktikan dalam mengumpulkan data tentang faktor penyebab kesulitan belajar. 2. Wawancara Wawancara atau interview dipandang sebagai teknik pengumpulan data dengan cara tanya jawab lisan yang dilakukan secara sistematis guna mencapai tujuan penelitian. Pada umumnya wawancara dilakukan dua orang atau lebih, satu pihak sebagai pencari data (interviewer) pihak lainya sebagai sumber data (interviewe) dengan memanfaatkan saluran komunikasi secara wajar dan lancar. Wawancara ini dilakukan kepada wali kelas, dan 2 peserta didik bersangkutan yang mengalami kesulitan belajar. 3. Analisis jenis kesulitan belajar Berdasarkan hasil angket dan wawancara yang penulis lakukan jenis kesulitan belajar siswa dapat dianalisis sebagai berikut : Menurut penuturan dari guru kelas V diketahui bahwa Delta dan Fajar sapaan akrab keduanya, diakui bahwa merupakan anak yang memiliki kemampuan di atas rata-rata. Jadi nilai terendah yang di dapat bukan karena ketidakmampuan kognitifnya, tetapi ada faktor yang menyebabkan Delta dan Fajar mendapat nilai terendah tersebut. Dari nilai yang tersaji di atas, keduanya memiliki nilai terendah pada mata pelajaran Matematika. Dijelaskan oleh guru kelas tersebut bahwa memang keduanya memiliki kesulitan belajar untuk memahami materi Matematika. Ada beberapa kesulitan yang dipaparkan oleh narasumber diantaranya sebagai berikut : a. Keduanya kurang bisa memahami konsep/rumus matematika yang diajarkan oleh guru. Jadi karena kesulitan tersebut, keduanya paham untuk satu materi dengan contoh soal yang diberikan, tetapi apabila disajikan variasi bentuk soal yang lain dengan konsep/rumus yang sama
  • 3. akan mengalami kebinguan dan kesulitan di dalam mengerjakan soal tersebut. Di paparkan lebih lanjut hal ini terlihat ketika diberikan PR dengan soal yang berbeda dengan contoh yang diberikan guru di kelas, maka PR tersebut tidak dikerjakan oleh keduanya. Ketika wawancara dengan Delta dan Fajar terungkap memang keduanya merasa tidak suka dengan mata pelajaran matematika, dengan alasan mereka menganggap sulit untuk memahami konsep matematika yang banyak. b. Pada mata pelajaran matematika dijelaskan lebih spesifik, keduanya lemah d bab Pecahan. Dengan alasan di dalam bab pecahan tersebut ada sub bab penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian dengan variasi pengerjaan soal yang banyak. Dikatakan lebih lanjut bahwa konsep dasar mata pelajaran matematika dari kelas sebelumnya belum dipahami secara tuntas oleh Delta dan Fajar. Hal ini berakibat pada pemahaman keduanya terhadap materi pecahan. Sebagai contoh ketika melakukan operasi perkalian keduanya masih mengalami kesulitan, sehingga dalam operasi pecahan perkalian akan tambah mengalami kebingung, karena di tambah dengan konsep dari materi pecahan tersebut sendiri. Dari pemaparan tersebut di atas dapat diketahui bahwa Delta dan Fajar memiliki jenis kesulitan belajar matematika. Pernyataan ini di berikan dan diperkuat berdasarkan gejala dan informasi yang telah disajikan diatas. Dalam sub pembahasan selanjutnya akan dipaparkan faktor yang menyebabkan Delta dan Fajar mengalami kesulitan belajar tersebut. 4. Analisis faktor penyebab kesulitan belajar Berdasarkan hasil angket dan wawancara yang penulis lakukan faktor penyebab kesulitan belajar siswa dapat dianalisis sebagai berikut : Dari wawancara yang dilakukan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kedua peserta didik tersebut mengalami kesulitan belajar, Dari penjelasan yang diberikan oleh guru kelas tersebut diketahui bahwa keduanya malas dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran. Malas disini tidak berdiri sendiri, tetapi ada beberapa faktor yang menjadi
  • 4. latarbelakang yang mendasari keduanya malas. Ada faktor interen dan eksteren yang mempengaruhi pribadinya. a. Faktor Intenal Delta dan Fajar memiliki motivasi yang rendah di dalam proses belajar untuk mengusasi materi yang diajarkan, terkhusus materi mata pelajaran matematika. Keduanya merasa masa bodoh/acuh dengan apa yang terjadi, dijelaskan lebih lanjut oleh narasumber ketika diberikan pekerjaan rumah Delta dan Fajar mengerjakan ketika ada keinginan untuk mengerjakannya. Jadi sesuai dengan kondisi psikologis dari keduanya, belum ada rasa tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan rumah tepat pada waktunya. Apalagi ketika soal itu dirasa sulit, maka akan menambah keengganan untuk mengerjakannya. Sifat rendahnya motivasi untuk belajar ini yang dirasa oleh guru kelas menjadi faktor yang menyebabkan keduanya sulit untuk mencapai nilai yang maksimal dalam proses pembelajaran. Ketika wawancara diakui oleh keduanya ada keinginan untuk menjadi juara kelas, tetapi memang hanya sebatas keinginan yang belum diusahakan dengan optimal oleh keduanya b. Faktor Eksternal Dalam analisis faktor eksternal ini akan disajikan analisis yang berbeda diantara Delta dengan Fajar. Karena pada faktor ekternal ini dirasa sebagai faktor mempengaruhi kedunya. 1) Faktor keluarga Latarbelakang kondisi keluarga dalam pembahasan ini, akan kami uraikan sebagai berikut : Untuk Delta berasal dari golongan orang tua yang cukup berada dengan penghasilan yang diatas rata-rata. Tetapi dikatakan oleh narasumber bahwa Delta kurang mendapat perhatian dari orang tuanya, sehingga ini berpengaruh terhadap psikologis pribadinya. Dijelaskan lebih lanjut bahwa bapak dari Delta memang pernah tersangkut suatu perkara hingga harus menyebabkannya di penjara. Jadi keluarga yang seharusnya menjadi tempat pendidikan, perhatian,
  • 5. dan kasih sayang pertama dan utama dari orang tua bagi Delta justru berkenyataan sebaliknya. Ini juga terungkap ketika wawancara Delta mengungkapkan bahwa ia belajar setiap malam hari dan ketika belajar tidak ada orang tua maupun saudara yang menemaninya, jadi ia belajar sendirian. Dari pemaparan tersebut terlihat lingkungan keluarga yang kurang harmonis menjadikan anak tersebut memiliki kondisi psikolgis yang tidak menentu, karena lingkungan memiliki pengaruh yang besar bagi perkembangan pribadi peserta didik. Selanjutnya Fajar, ia berasal dari keluarga yang kurang mampu dalam hal ekonomi. Secara keluarga diungkapakan memang fajar lebih harmonis dibandingkan dengan Delta. Kalau dilihat secara kuantitas nilai Fajar lebih unggul daripada Delta. Jadi karena faktor ekonomi yang kurang, membuat fasilitas penunjang dalam pembelajaran menjadi kurang bisa di berikan oleh kedua orang tuanya secara optimal. Diakui memang Fajar mendapatkan bantuan beasiswa tidak mampu dari pihak sekolah, tetapi itu dirasa belum dapat mencukupi kebutuhannya. Latar belakang kelurganya juga berpengaruh terhadap pola pikir dari anak tersebut. Karena peran orang tua sebagai pembimbing dan pengarah tujuan anak menjadi penting bagi pembentukan pola pikir dan pribadi anak tersebut. 2) Faktor proses pembelajaran Diakui oleh guru tersebut memang proses pembelajaran belum dapat membuat dan menciptakan suasana yang pembelajaran berpusat pada siswa (Student Center Learning). Jadi dominasi guru masih menjadi utama dalam proses pembelajaran. Strategi, metode, dan media yang digunakan juga belum variatif. Sehingga ini juga menjadi faktor penting yang menyebabkan Delta dan Fajar mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Karena secara teori peserta didik yang rendah motivasinya dengan berbagai problem yang dihadapinya, akan menajdi senang hingga dapat meningkatkan motivasinya dalam belajar, ketika suasana belajar mengajar diciptakan untuk mengaktifkan siswa
  • 6. bukan gurunya. Dijelaskan lebih lanjut oleh guru kelas tersebut, bahwa memang juga pernah diadakan variasi pembelajaran, tetapi tidak sering. Pembelajaran yang kurang inovatif tersebut didasari dengan alasan bahwa beban kerja yang berat membuat guru kurang waktu dan tenaga untuk memberikan pembelajaran yang inovatif. Kemudian faktor mengurus rumah tangga juga menjadi tambahan tugas yang semakin menyita waktu dari guru tersebut. Jadi pembelajaran yang kurang inovatif juga menajdi penyebab kesulitan belajar dialami oleh Delta dan Fajar. 5. Analsis kepribadian dan kelebihan Dari angket dan wawancara yang dilakukan dapat diuraikan secara singkat sebagai berikut : Dipaparkan oleh guru kelas tersebut bahwa keduanya memiliki kepribadian yang baik dan disiplin. Diungkapkan bahwa Delta lebih sopan, sedangkan Fajar sulit untuk di atur. Kemudian ketika pembelajaran berlangsung Fajar lebih katif bertanya kepada guru walaupun pertanyaannya tidak begitu nyambung dengan materi yang dijelaskan. Dalam pergaulan dengan teman sebaya diungkapkan juga terjalin dengan baik dan harmonis, tidak membuat ulah atau kenakalan di sekolah. Ketika berbuat itu hanya sifatnya ringan dan cukup ditangaini oleh guru kelas. Keduannya memiliki kelebihan di bidang olaharga, yaitu sepakbola maupun futsal. Jadi ditengah prestasinya yang rendah diberbagai bidang studi, ternyata ia memiliki bakat untuk bermain sepaka bola. Dijelaskan lebih lanjut bahwa pernah juara dalam O2SN, kemudian dalam wawancara memang terungkap kedunya suka dan senang ketika bermain sepak bola. Jadi dapat diambil suatu pernyataan bahwa Delta dan Fajar memiliki kepribadain yang cukup baik dan tentunya memiliki kelebihan dibidang olahraga. 6. Pengajaran Remedial yang direkomendasikan Dari hasil diagnosis yang dipaparkan diatas didaptkan suatu jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh Delta dan Fajar, yaitu kesulitan belajar
  • 7. matematika, selanjutnya akan diuraikan program remidial yang dapat diberikan kepada Delta dan Fajar adalaah sebagai berikut : a. Pengajaran konsep matematika Secara teori diungkapkan bahwa anak yang berkesulitan belajar matematika dapat diberikan berbagai aktivitas pengajaran remidial diantaranya adalah pengajaran konsep. Sebagai contoh, konsep jumlah dapat diajarkan kepada anak melalui memasangkan papan yang dapat dilepaskan, belahan kiri mengandung sekelompk gambar benda, dan belahan kanan mengandung angka yang sesuai dengan jumlah gambar pada belahan kiri. Dengan bermain memasangkan papan-papan semacam itu anak dapat belajar tentang konsep jumlah. Dari contoh tersebut terlihat bahwa kemampuan seorang guru mutlakn dibutuhkan. Jadi konsep matematika yang rumit harus disajikan kepada peserta didik dengan bermain atau menggunakan media yang inovatif. Sehingga kesan sulit dan membuat pusing dengan angka-angka akan menjadi menyenangkan ketika materi matematika itu disajikan denga menarik dan sederhana. Maka secara bertahap anak akan suka dan antusias ketika pembelajaran matematika diberikan. b. Pengajaran ketermpilan matematika Anak – anak berkesulitan belajar sering disebabkan oleh adanya kekurangan dalam keterampilan komputasional. Berbagai keterampilan matematika yang perlu mendapat perhatian pada awal anak belajar matematika mencakup penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan pecahan. Sebagai contoh bilangan pecahan dapat diajarkan dengan menggunakan bentuk-bentuk geometri. Simbol dari berupa pecahan setengah, seperempat, dan seperdelapan. Simbol tersebut hendaknya diperlihatkan dengan bentuk lingkaran. Dari pemaparan tersebut terlihat bahwa keterampilan dasar matematika harus diupayakan tuntas dikuasi oleh anak tersebut. Karena ketika tidak tuntas maka akan menghambat pemahaman materi selanjutnya. Pengajaran remidial dapat dilakukan oleh guru kelas tersebut dalam bentuk bimbingan secara individu maupun kepada seluruh kelas.