adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
4 Sumber Informasi Seleksi Ternak
1. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis bisa
menyelesaikan tugas tentang “Seleksi Individu secara umum dalam pemuliaan
Ternak”. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu
diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Padang, 18 oktober2015
Penulis
2. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………..………………………………….....……
DAFTAR ISI ..………………………………………………………......….
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………….
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Sumber informasi untuk seleksi
1.Seleksi individu
2 Seleksi Silsilah (Pedigree Selection)
3.Uji Keturunan (Progeny Test)
4. Seleksi Kekerabatan (Family Selection)
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………
12
3.2 Saran.........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
3. BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Ternak mempunyai arti penting dalam bidang pertanian pada hampir semua
Negara di dunia ini. Sumbangannya terhadap kesejahteraan manusia amat
banyak dan bermacam-macam. Antara lain di pergunakan untuk menarik dan
mengangkut orang maupun barang-barang, menghasilkan bahan untuk pakaian,
sepatu, hasil-hasil industri dan lain sebagainya. Oleh karenanya untuk
membantu kelancaran produskiyang dihasilkan disini dibutuhkan peranan para
peternak dan petani itu sendiri. Meningkatnya hasil produksidari ternak
tersebut harus sejalan dengan apa yang kita berikan kepada ternak berupa
pakan, pakan yang dimaksud disini adalah makanan yang dapat mempertinggi
kualitas dari ternak itu sendiri.
Bila pakan telah tersedia cukup belum berarti hanya sampai disitu peran
peternak melainkan perlu adanya keterampilan khusus yang dimilikioleh
peternak misalkan bagaimana seorang peternak membuat suatu manajemen
yang baik dan membuat sedemikian rupa dan mengetahui pedigri ataupun
silsilah dari ternak itu. Ini bertujuan untuk meningkatkan perfomans dari ternak
tersebut sehingga dapat menghasilkan ternak yang memiliki prestasiyang
tinggi. Dalam makalah inipun kami akan menyajikan beberpa bentuk seleksi
dimana dengann cara seleksi ini peternak dapat menyeksi dan menentukan
ternak mana yang memiliki potensidan produksiyang lebih besar.
4. BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Sumber Informasi Untuk Seleksi
Langkah awal pada pelaksanaan seleksi adalah tersedianya informasi tentang
keunggulan ternak (selanjutnya dikenal dengan istilah nilai pemuliaan, NP atau
Breeding Value). Mengingat bahwa tujuan perbaikan mutu genetik adalah untuk
menghasilkan genotype sebaik mungkin yang akan lebih mengefesiensikan
produksipada lingkungan tertentu. Maka langkah mencapai hal tersebut adalah
melalui estimasi NP. Sumber informasi yang digunakan untuk mengestimasi
nilai pemuliaan ada empat, yaitu :
1. Seleksi Individu (Performance Test)
Yaitu seleksi untuk ternak bibit yang didasarkan pads catatan produktifitas
masing-masing ternak. Seleksi individual pada ternak sapi adalah cara seleksi
yang paling sederhana dan mudah dilakukan di pedesaan dengan dasar bobot
sapih anak sapi yang ada dan sebagainya. Seleksi individu adalah metoda
seleksi yang paling sederhana paling banyak digunakan untuk memperbaiki
potensi genetik ternak. Seleksi ini sering dilakukan jika :
1.Fenotip ternak yang bersangkutan bias diukur baik pada jantan atau betina.
2.Nilai heritabilitas atau keragaman genetic tinggi. Seleksi bisa dilakukan
dengan memilih ternak-ternak terbaik berdasarkan nilai pemuliaan.
Dalam aplikasi dilapangan, jika memungkinkan, nilai heritabilitas dan nilai
pemuliaan ternak jantan dan betina dipisah, kemudian dipiilih ternak-ternak
terbaik sesuai keperluan untuk pengganti. Pada ayam pedaging, seleksi individu
sering dan lebih mudah ddilakukan karena sifat tumbuh bisa diukur langsung
baik pada jantan ataupun betina.
Demikian juga lingkungan yang diberikan biasanya sama, seperti dalam satu
kandang ayam-ayam berasal dari tetasan yang sama, pakan sama, dan perlakuan
yang sama. Sering seleksi hanya berdasarkan pertimbangan fenotip saja
tidak perlu menduga nilai pemuliaan. Seleksi individu akan semakin rumit
apabila banyak faktor yang mempengaruhi fenotip , seperti pada domba , babi ,
dan sapiperah. Sebagai contoh, apabila kita ingin memilih domba berdasarkan
berat saja, maka yang akan terpilih adalah domba-dombajantan yang berasal
dari kelahiran tunggal, padahal dombayang berasal dari kelahiran kembar
mungkin mempunyai potensi genetik tinggi.
5. 2. Seleksi Silsilah (Pedigree Selection)
Seleksi yang dilakukan berdasarkan pada silsilah seekor ternak. Seleksi ini
dilakukann untuk memilih ternak bibit pada umur muda, sementara hewan
muda tersebut belum dapat menunjukkan sifat-sifat produksinya. Pemilihan
Bibit Ternak (contoh: ternak kambing/domba) Pemilihan bibit ternak bertujuan
untuk memperoleh bangsa-bangsa ternak yang memiliki sifat-sifat produktif
potensial seperti memiliki persentase kelahiran anak yang tinggi, kesuburan
yang tinggi, kecepatan tumbuh yang baik serta ppersentasikarkas yang baik dan
sebagainya. Kriteria - kriteria yang biasa dipergunakan sebagai pedoman dalarn
rangka melaksanakan seleksi atau pemilihan bibit ialah : bangsa ternak,
kesuburan dan persentase kelahiran anak, temperamen dan produksisusu induk,
produksidaging dan susu, recording dan status kesehatan temak tersebut.
1. Bangsa
Pemilihan jenis ternak misalnya (kambing/domba) yang hendak diternakan
biasanya dipilih dari bangsa ternak kambing/domba unggul
2. Kesuburan dan persentase kelahiran anak yang tinggi
Seleksi calon induk maupun pejantan yang benar jika dipilih dan turunan yang
beranak kembar dan mempunyai kualitas kelahiran anak yang baik.
3. Temperamen dan jumlah produksisusu induk
Induk yang dipilih hendaknya sebaiknya memiliki temperamen yang baik, mau
merawat anaknya serta selalu siap untuk menyusui anaknya.
4. Penampilan Eksterior
Penampilan eksterior ternak bibit harus menunjukkan kriteria yang baik untuk
bibit baik ternak jantan maupun betinanya (induk). Untuk memberikan penilaian
keadaan atau penampilan eksterior dapat dilakukan dengan melakukan
perabaan/pengukuran ataupun pengamatan.
6. 3. Uji Keturunan (Progeny Test)
Sering suatu sifat hanya muncul pada salah satu jenis kelamin saja ,misalnya
produksisusu. Tetapi keunggulan potensigenetik ternak jantan untuk produksi
susu juga sangat penting, karena pada umumnya ternak jantan dapat mengawini
banyak betina. Apabila keadaan ini terjadi, maka bisa dilakukan uji Zuriat.Uji
Zuriat adalah suatu uji terhadap seekor atau sekelompok ternak berdasarkan
performance atau tampilan dari anak-anaknya. Uji ini lazim digunakan untuk
evaluasi pejantan karena pejantan biasanya banyak menghasilkan keturunan.
Keberhasilan uji Zuriat tergantung pada syarat-syara berikut ini :
1.Pejantan diuji sebanyak-banyaknya (minimal 5-10 ekor tergantung jumlah
anak yang dihasilkan).
2.Pengawinan pejantan dengan betina dilakukan secara acak untuk
menghindari jantan-jantan mengawini betina yang sangat bagus atau sangat
jelek.
3.Jumlah anak per pejantan diusahakan sebanyak mungkin (minimal 10 anak)
4.Jangan dilakukan seleksi terhadap anak-anaknya sebelum uji selesai.
5.Anak-anak seharusnya diperlakukan sama untuk mempermudah dalam
membandingkan.
4. SeleksiKekerabatan(Family Selection)
Yaitu seleksi individu atas dasar performans kerabat-kerabatnya (misalnya
saudara tiri sebapak atau saudara kandung). Seleksi kerabat dilakukan untuk
memilih calon pejantan sapi perah dengan tujuan untuk meningkatkan produksi
susu yang tidak dapat diukur pada ternak sapi jantan, dengan mengukur
produksikerabat-kerabat betinanya yang menghasilkan susu. Seleksi
kekerabatan biasa dilakukan apabila :
1.Nilai heritabilitas rendah
2.Ternak betina banyakmenghasilkan keturunan
3.Ternak diberi perlakuan khusus sehingga tidak bisa dipakai sebagai pengganti.
Sebagai contohpada ayam, suatu seleksi ditunjukan untuk mencari ayam-ayam
yang tahan terhadap penyakit spesifik. Anak-anak dari suatu keluarga
dibagimenjadi 2 kelompok ; satu kelompok untuk ayam pengganti , dan
kelompok lain yaitu ayam-ayam yang dipakaiuntuk percobaanyangdiberiperlakuan
penyakit. Ayam yang diberi perlakuan penyakit tidak bisa dipakai sebagai
pengganti, karena ternak-ternak pengganti harus bersih dari penyakit. Hasil test
7. kemudian dievaluasi danayam-ayam pengganti yang dipakai adalah anak-anak yang
berasaldari famili terbaik berdasarkan daya tahan dari performa saudara-
saudaranya.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
seleksi adalah suatu proses memilih ternak yang disukai yang akan dijadikan
sebagai tetua untuk generasi berikutnya.Tujuan umum dari seleksi adalah untuk
meningkatkan produktifitas ternak melalui perbaikan mutu genetic bibit.Seleksi
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu genetik ternak. Seleksi
untuk memilih ternak didasarkan atas empat sumber informasi, yaitu 1) dirinya
sendiri, 2) keturunannya, 3)silsilah moyangnya, dan 4) saudaranya. Seleksi
terhadap satu sifat relative lebih sederhana dibandingkan dengan seleksi
terhadap banyak sifat. Di dalam seleksi ada beberapa metode yang harus
dilakukan, yaitu : Tandem selection, Independent Culling Level, dan Index
selection.
3.2.Saran
Seleksi ternak penting diketahui oleh peternak karena dengan seleksi kita dapat
memilih ternak yang sesuai untuk meningkatkan produktivitas teknak melalui
perbaikan mutu genetik bibit.
DAFTAR PUSTAKA
Noor Rahman. R, 2004. Genetika Ternak. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pane Ismed, 1986. Pemuliabiakan Ternak Sapi. PT. Gramedia. Jakarta.
Warwick, E. J. 1995. Pemuliaan Ternak. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
8. TUGAS PEMULIAN TERNAK
4 SUMBER INFORMASI SELEKSI
OLEH
DAVID AFRIANTO.WR
1410612045
DOSEN MATA KULIAH
Dr.Ir Hj .TINDA AFRIANI .M,P.
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2016