SlideShare a Scribd company logo
1 of 23
OLEH :
BOY RIZA JUANDA, S.P., M.P
• Latar Belakang:
– Kegagalan pengendalian hama dengan pestisida sintetik karena:
• Terjadinya resistensi hama terhadap pestisida
• Terjadinya resusrjensi hama
• Timbulnya hama sekunder
– Kepedulian terhadap lingkungan
– Kepedulian terhadap kesehatan pekerja dan konsumen
– Kebijaksanaan Pemerintah
• G B H N (sejak P E L I TA III)
• Inpres no 3 Tahun 1986
• PP No. 6/1995 tentang Perlindungan Tanaman
• UU No 12/ 1992 –Budidaya tanaman
3
Pengendalian
Hama Terpadu
(Integrated Pest
Control=IPC)
Pengelolaan
Hama Terpadu
(Integrated Pest
Management=IPM
)
Kegiatan jangka Panjang
yang bertujuan untuk
pencegahan kerusakan
tanaman yang ditimbulkan
oleh hama yang
managemennya lebih
difokuskan untuk menjaga
populasi hama tetap rendah
Kegiatan jangka pendek
yang fokusnya lebih
kepada mematikan hama.
Di Indonesia sendiri lebih
dikenal dengan istilah
Pengelolaan Hama
Terpadu
 Program pengelolaan pertanian secara
terpadu dengan memperhatikan aspek-aspek
ekologi, ekonomi dan budaya untuk
menciptakan suatu sistem pertanian yang
berkelanjutan dengan menekan terjadinya
pencemaran terhadap lingkungan oleh
pestisida dan kerusakan lingkungan secara
umum dengan memanfaatkan berbagai
Teknik pengendalian yang layak (kultural,
mekanik, fisik dan hayati).
KOMPONEN PHT
 Menggunakan pengetahuan tentang biologi,
perilaku, dan ekologi hama untuk
menerapkan serangkaian taktik sepanjang
tahun secara terpadu yang menekan dan
mengurangi populasi mereka
 Konsep pengelolaan hama dapat dikatakan
sebagai sistem PHT jika mencerminkan
konsep pengelolaan hama dan penyakit yang
ramah lingkungan, dengan ciri-ciri sebagai
berikut
1. Penerapan sistem pengelolaan hama
terpadu (PHT) dilakukan secara bersistem,
terpadu dan terkoordinasi dengan baik
2. Sasarannya adalah produksi dan ekonomi tercapai
tanpa merusak lingkungan hidup dan aman bagi
kesehatan manusia,
3. Mempertahankan produksi dan mengedepankan
kualitas produk pertanian
4. Mempertahankan populasi hama atau tingkat
serangan hama dibawah ambang ekonomi
5. Mengurangi dan membatasi penggunaan pestisida
kimia
6. Penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif
terakhir apabila teknik pengendalian yang ramah
lingkungan tidak mampu mengatasi.
OIKOS: RUMAH, LOGOS: DISKUSI TENTANG SESUATU
Ernest Haeckel (Ahli Biologi Jerman,1869)
EKONOMI: OIKOS: RUMAH, NOMOS: PENGELOLAAN
EKOLOGI: ILMU YANG MEMPELAJARI HUBUNGAN
TIMBAL BALIK ANTARA ORGANISME DAN
LINGKUNGAN (Hayati, Fisik)
Sangat kompleks, melibatkan berbagai komponen
lingkungan yang saling berinteraksi, tidak sesederhana
yang dibayangkan
UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN
DASAR EKOLOGI PHT
 Interaksi, yaitu kehidupan dalam ekosistem
saling terkait satu sama lainnya karena adanya
interaksi, karena pada dasarnya ekologi
merupakan hubungan timbal balik antar makhluk
hidup dengan sesamanya
 Saling bergantung, yaitu setiap ekosistem yang
ada di alam mempunyai fungsi tersendiri, dengan
kata lain tidak ada ekosistem yang ada di alam
yang tidak mempunyai kegunaan/fungsi. Tentu
saja fungsi tersebut juga memiliki kekurangan,
dan aka ditutupi oleh fungsi ekosistem lainnya
(dalam ekologi hubungan timbal balik merupakan
bentuk saling bergantung satu sama lain)
 Keanekaragaman, yaitu jejaring kehidupan
dalam ekosistem akan lebih dapat tumbuh
berkembang karena komponen alam
diversitas (beraneka ragam).
Keanekaragaman juga merupakan faktor yang
membuat semakin stabilnya ekosistem.
 Keharmonisan, yaitu komponen sumber daya
alam terbarukan memiliki ambang batas yang
tidak boleh dilewati. Artinya sumber daya
alam memiliki ambang batas dalam
menampung dan menyerap limbah dan
pencemaran
 Kemampuan berlanjut, yaitu dalam sebuah
kehidupan ekosistem sejatinya terus
berputar dan berlanjut tanpa hentinya, hal
tersebut merupakan siklus kehidupan.
 Premis utama dalam PHT berbasis ekologi adalah
sebagian besar spasies hama potensial
dipertahankan oleh organisme berguna yang
kemunculannya secara alami. Pentingnya dasar
ekologi merupakan awal mula lahirnya PHT
berbasis ekologi yang memiliki sasaran
1. Aman (sistem PHT harus aman, baik terhadap
petani yang menerapkannya maupun konsumen
yang memanfaatkan hasilnya);
2. Menguntungkan (strategi PHT harus efektif dan
efisien, mudah untuk diimplementasikan, serta
dapat diintegrasikan terhadap tanaman lainnya);
3. Jangka Panjang (program PHT harus menjamin
hama dapat dikelola dengan aman tanpa
menimbulkan perubahan lingkungan)
 Taktik Menggunakan Peranan Bioteknologi
 Bioteknologi adalah perpaduan ilmu
pengetahuan biokimia, mikrobiologi atau dan
rekayasa untuk menghasilkan proses, produk
ataupun jasa yang dapat dimanfaatkan untuk
manusia.
 Bioteknologi berpotensi meningkatkan
produksi pertanian, yaitu dengan melalui
perbaikan hasil dan nilai nutrisi tanaman,
memperluas produksi tanaman ke dalam
habitat yang tidak ramah, dan perbaikan
perlindungan tanaman terhadap hama.
 Rekayasa musuh alami hama agar menjadi
agen yang lebih efektif dalam pengendalian
hayati
 Rekayasa tanaman yang berhubungan dengan
gene yang melindungi tanaman dari jasad
pengganggu; dan
 Rekayasa musuh alami dengan gene yang
menentukan ketahanan terhadap pestisida
 Pemanfaatan bioteknologi pada bidang
pertanian ditandai dengan banyaknya
penemuan tanaman varietas baru yang biasa
disebut dengan tanaman transgenik
 tanaman tersebut merupakan tanaman yang
dapat tumbuh di lahan pertanian, yang
sangat berpeluang untuk dikembangkan guna
meningkatkan produktifitas pertanian
 Pemanfaatan bioteknologi dalam rangka
meningkatkan produktifitas pertanian pada
dasarnya dapat dilakukan melalui dua
pendekatan, yaitu pengembangan varietas
toleran yang berpotensi untuk perbaikan
hasil dan perbaikan kondisi agroekosistem
lahan sub-optimal.
Penggunaan tanaman transgenik mempunyai
kelebihan apabila dibandingkan dengan
penggunaan pestisida pada lahan pertanian,
kelebihan tersebut antara lain :
 Bersifat lebih persisten
 Dapat mengakomodir keseluruhan bagian
tanaman
 Mengurangi penggunaan insektisida kimia
 Dalam PHT tidak dapat dikatakan bahwa sama
sekali tidak menggukan insektisida. Namun,
dalam pengaplikasiannya memerlukan
pengetahuan lebih dalam mengenai bagaimana
penggunaan insektisida pada tanaman agar
lebih efektif dan tidak merusak lingkungan
sesuai dengan program PHT
 Penyemprotan insektisida didasarkan pada
pemilihan waktu yang tepat, yaitu ditujukan
pada titik lemah siklus hidup hama;
 Pegendalian dengan menggunakan insektisida
merupakan cadangan untuk mengatasi keadaaan
eidemik suatu hama, yaitu apabila semua
tindakan pengendalian tidak mampu untuk
mencegah peningkatan populasi hama hingga
mencapai ambang kerusakan ekonomi;
 Perlakuan dengan insektisida yang bersifat
prefentif harus menghasilkan dampak selektif,
yang dilakukan dengan dosis yang rendah dan
kurang menimbulkan pengaruh terhadap
lingkungan
 Aplikasi insektisida dalam penerapan PHT juga
harus melindungi musuh alami agar tidak ikut
mati akibat dari aplikasi insektisida, untuk itu
perlu dipahami untuk melindungi musuh alami di
daerah tertentu agar musuh alami terhindar dari
pengaruh insektisida, yaitu dengan cara
 Menyemprotkan insektisida hanya pada tempat
tertentu saja, baik secara berpindah-pindah
(skip treatment)
 Perlakuan ditempat tertentu (spot treatment),
 Perlakuan berjalur-jalur (strip treatment)
 Pemberian insektisida dilaksanakan pada saat
stadia musuh alami tahan terhadap insektisida
Pemililihan insektisida dalam program PHT juga
memiliki peran yang penting karena ada beberapa
kriteria dalam pandangan PHT untuk menetapkan
insektisida yang tepat. Adapun faktor dalam
menetapkan insektisida yang tepat adalah sebagai
berikut :
 Jenis insektisida
Jenis insektisida meliputi informasi mengenai
sifat kimia hahan aktif, aktivitas biologis
insektisida terhadap target, daya racun terhadap
manusia dan binatang lainnya, pengaruh
terhadap organisme non target (tanaman,
serangga parasite, predator, pollinator, binatang
liar, serta pengaruhnya terhadap lingkungan)
 Metode insektisida
Insektisida dapat diaplikasikan sebagai
fumigant, dengan cara diasapkan, aerosol,
penyemprotan, dll
 Waktu aplikasi insektisida
Insektisida dapat diaplikasikan pada pagi,
siang, sore dan malam hari. Namun, harus
tetap dipertimbangkan mengenai pengaruh
insektisida terhadap lingkungan
PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx

More Related Content

What's hot

PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANSinergi Inspiration
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)tochi run
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN Repository Ipb
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptirhamakbar7
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...Moh Masnur
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyAndrew Hutabarat
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaAnkardiansyah Pandu Pradana
 
REFUGIA
REFUGIA        REFUGIA
REFUGIA tani57
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIsumitrojait
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAlfian Nopara Saifudin
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanagronomy
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahSarjan Alatas
 
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriPengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriabdul samad
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIREDIS BLOG
 

What's hot (20)

PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIANPENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
PENTINGNYA PENGELOLAAN LAHAN PERTANIAN
 
Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)Pengendalian hayati (ppt)
Pengendalian hayati (ppt)
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.pptPENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
PENGENDALIAN HAMA TERPADU.ppt
 
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
LAPORAN PRAKTIKUM LAPANG “PENGAMATAN HAMA dan PENYAKIT TANAMAN PADI (Oryza sa...
 
Pengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dodyPengantar sistem pertanaman dody
Pengantar sistem pertanaman dody
 
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kelapa Sawit dan Teknik Pengendaliannya
 
Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu Budidaya Tanaman Tebu
Budidaya Tanaman Tebu
 
REFUGIA
REFUGIA        REFUGIA
REFUGIA
 
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani8.modal sebagai faktor produksi usahatani
8.modal sebagai faktor produksi usahatani
 
Hama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabaiHama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabai
 
PENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATIPENGENDALIAN HAYATI
PENGENDALIAN HAYATI
 
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEMAcara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
Acara 1 AGROEKOSISTEM DAN ANALISIS AGROEKOSISTEM
 
3.1 KARAKTERISTIK GULMA
3.1 KARAKTERISTIK GULMA3.1 KARAKTERISTIK GULMA
3.1 KARAKTERISTIK GULMA
 
9. pengujian-benih
9. pengujian-benih9. pengujian-benih
9. pengujian-benih
 
Makalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutanMakalah teknologi benih lanjutan
Makalah teknologi benih lanjutan
 
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan TanahKesuburan dan Kesehatan Tanah
Kesuburan dan Kesehatan Tanah
 
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestriPengelolaan dan pengembangan agroforestri
Pengelolaan dan pengembangan agroforestri
 
Pengendalian hama
Pengendalian hamaPengendalian hama
Pengendalian hama
 
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIRKONSERVASI TANAH DAN AIR
KONSERVASI TANAH DAN AIR
 

Similar to PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx

Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjieArta Adjie
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniNovia Anjani
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutanroni09071995
 
01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecology01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecologyFildzah Ghaisani
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanIr. Zakaria, M.M
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanAri Sugiarto
 
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...Repository Ipb
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hamaAnggin N U
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat dihtedikaputra
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2maemunahmuchtar
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatiixie_yeuw_jack
 
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganMakalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganrheonaldy
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmkWinda Lita
 
Antibiotic Resistance-Agriculture
Antibiotic Resistance-AgricultureAntibiotic Resistance-Agriculture
Antibiotic Resistance-AgricultureNor Farah Bakhtiar
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiTidar University
 

Similar to PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx (20)

4.pptx
4.pptx4.pptx
4.pptx
 
Proposal PL adjie
Proposal PL adjieProposal PL adjie
Proposal PL adjie
 
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjaniPengelolaan Hama Terpadu novia anjani
Pengelolaan Hama Terpadu novia anjani
 
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian BerkelanjutanPertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
Pertanian Organik Mendukung Pertanian Berkelanjutan
 
01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecology01.pendahuluan agroecology
01.pendahuluan agroecology
 
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanamanBuku diktat hama dan penyakit tanaman
Buku diktat hama dan penyakit tanaman
 
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit TanamanPemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
Pemanfaatan Mikroorganisme Sebagai Agen Pengendali Penyakit Tanaman
 
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
AOOPSI 1 NOVAS 1 PENGENOAUAN HAMA TERPADU OLEH PETANI: KASUS 01 KABUPATEN KAR...
 
Ipi161112
Ipi161112Ipi161112
Ipi161112
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
Presentation hama
Presentation hamaPresentation hama
Presentation hama
 
Buku diktat diht
Buku diktat dihtBuku diktat diht
Buku diktat diht
 
History spb
History spbHistory spb
History spb
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2
 
5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii5 ely korlina-pengendalian hayatii
5 ely korlina-pengendalian hayatii
 
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkunganMakalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
Makalah pengaruh pestisida terhadap lingkungan
 
Dasar dasar pht
Dasar dasar phtDasar dasar pht
Dasar dasar pht
 
Laporan pipkmk
Laporan pipkmkLaporan pipkmk
Laporan pipkmk
 
Antibiotic Resistance-Agriculture
Antibiotic Resistance-AgricultureAntibiotic Resistance-Agriculture
Antibiotic Resistance-Agriculture
 
Laporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasiLaporan praktikum inokulasi
Laporan praktikum inokulasi
 

More from boyrizajuanda

FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.ppt
FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.pptFAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.ppt
FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.pptboyrizajuanda
 
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.pptboyrizajuanda
 
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptxMACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptxboyrizajuanda
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptboyrizajuanda
 
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxPENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxboyrizajuanda
 
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptxDEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptxboyrizajuanda
 

More from boyrizajuanda (6)

FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.ppt
FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.pptFAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.ppt
FAKTOR PRODUKSI PERTANIAN HNS.ppt
 
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
1. RUANG LINGKUP AGROKLIMATOLOGI.ppt
 
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptxMACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
MACAM DAN JENIS ALAT PENYEMPROT.pptx
 
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.pptPERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
PERTANIAN BERKELANJUTAN.ppt
 
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptxPENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
PENGEMBANGAN SISTEM PERTANIAN TERPADU.pptx
 
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptxDEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
DEFINISI, PENGERTIAN, RUANG LINGKUP DAN SISTEM.pptx
 

Recently uploaded

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 

Recently uploaded (20)

AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 

PENGELOLAAN HAMA TERPADU.pptx

  • 1. OLEH : BOY RIZA JUANDA, S.P., M.P
  • 2. • Latar Belakang: – Kegagalan pengendalian hama dengan pestisida sintetik karena: • Terjadinya resistensi hama terhadap pestisida • Terjadinya resusrjensi hama • Timbulnya hama sekunder – Kepedulian terhadap lingkungan – Kepedulian terhadap kesehatan pekerja dan konsumen – Kebijaksanaan Pemerintah • G B H N (sejak P E L I TA III) • Inpres no 3 Tahun 1986 • PP No. 6/1995 tentang Perlindungan Tanaman • UU No 12/ 1992 –Budidaya tanaman 3
  • 3. Pengendalian Hama Terpadu (Integrated Pest Control=IPC) Pengelolaan Hama Terpadu (Integrated Pest Management=IPM ) Kegiatan jangka Panjang yang bertujuan untuk pencegahan kerusakan tanaman yang ditimbulkan oleh hama yang managemennya lebih difokuskan untuk menjaga populasi hama tetap rendah Kegiatan jangka pendek yang fokusnya lebih kepada mematikan hama. Di Indonesia sendiri lebih dikenal dengan istilah Pengelolaan Hama Terpadu
  • 4.  Program pengelolaan pertanian secara terpadu dengan memperhatikan aspek-aspek ekologi, ekonomi dan budaya untuk menciptakan suatu sistem pertanian yang berkelanjutan dengan menekan terjadinya pencemaran terhadap lingkungan oleh pestisida dan kerusakan lingkungan secara umum dengan memanfaatkan berbagai Teknik pengendalian yang layak (kultural, mekanik, fisik dan hayati).
  • 6.  Menggunakan pengetahuan tentang biologi, perilaku, dan ekologi hama untuk menerapkan serangkaian taktik sepanjang tahun secara terpadu yang menekan dan mengurangi populasi mereka
  • 7.  Konsep pengelolaan hama dapat dikatakan sebagai sistem PHT jika mencerminkan konsep pengelolaan hama dan penyakit yang ramah lingkungan, dengan ciri-ciri sebagai berikut 1. Penerapan sistem pengelolaan hama terpadu (PHT) dilakukan secara bersistem, terpadu dan terkoordinasi dengan baik
  • 8. 2. Sasarannya adalah produksi dan ekonomi tercapai tanpa merusak lingkungan hidup dan aman bagi kesehatan manusia, 3. Mempertahankan produksi dan mengedepankan kualitas produk pertanian 4. Mempertahankan populasi hama atau tingkat serangan hama dibawah ambang ekonomi 5. Mengurangi dan membatasi penggunaan pestisida kimia 6. Penggunaan pestisida kimia merupakan alternatif terakhir apabila teknik pengendalian yang ramah lingkungan tidak mampu mengatasi.
  • 9. OIKOS: RUMAH, LOGOS: DISKUSI TENTANG SESUATU Ernest Haeckel (Ahli Biologi Jerman,1869) EKONOMI: OIKOS: RUMAH, NOMOS: PENGELOLAAN EKOLOGI: ILMU YANG MEMPELAJARI HUBUNGAN TIMBAL BALIK ANTARA ORGANISME DAN LINGKUNGAN (Hayati, Fisik) Sangat kompleks, melibatkan berbagai komponen lingkungan yang saling berinteraksi, tidak sesederhana yang dibayangkan UNTUK MENCAPAI KESEIMBANGAN DASAR EKOLOGI PHT
  • 10.  Interaksi, yaitu kehidupan dalam ekosistem saling terkait satu sama lainnya karena adanya interaksi, karena pada dasarnya ekologi merupakan hubungan timbal balik antar makhluk hidup dengan sesamanya  Saling bergantung, yaitu setiap ekosistem yang ada di alam mempunyai fungsi tersendiri, dengan kata lain tidak ada ekosistem yang ada di alam yang tidak mempunyai kegunaan/fungsi. Tentu saja fungsi tersebut juga memiliki kekurangan, dan aka ditutupi oleh fungsi ekosistem lainnya (dalam ekologi hubungan timbal balik merupakan bentuk saling bergantung satu sama lain)
  • 11.  Keanekaragaman, yaitu jejaring kehidupan dalam ekosistem akan lebih dapat tumbuh berkembang karena komponen alam diversitas (beraneka ragam). Keanekaragaman juga merupakan faktor yang membuat semakin stabilnya ekosistem.  Keharmonisan, yaitu komponen sumber daya alam terbarukan memiliki ambang batas yang tidak boleh dilewati. Artinya sumber daya alam memiliki ambang batas dalam menampung dan menyerap limbah dan pencemaran  Kemampuan berlanjut, yaitu dalam sebuah kehidupan ekosistem sejatinya terus berputar dan berlanjut tanpa hentinya, hal tersebut merupakan siklus kehidupan.
  • 12.  Premis utama dalam PHT berbasis ekologi adalah sebagian besar spasies hama potensial dipertahankan oleh organisme berguna yang kemunculannya secara alami. Pentingnya dasar ekologi merupakan awal mula lahirnya PHT berbasis ekologi yang memiliki sasaran 1. Aman (sistem PHT harus aman, baik terhadap petani yang menerapkannya maupun konsumen yang memanfaatkan hasilnya); 2. Menguntungkan (strategi PHT harus efektif dan efisien, mudah untuk diimplementasikan, serta dapat diintegrasikan terhadap tanaman lainnya); 3. Jangka Panjang (program PHT harus menjamin hama dapat dikelola dengan aman tanpa menimbulkan perubahan lingkungan)
  • 13.  Taktik Menggunakan Peranan Bioteknologi  Bioteknologi adalah perpaduan ilmu pengetahuan biokimia, mikrobiologi atau dan rekayasa untuk menghasilkan proses, produk ataupun jasa yang dapat dimanfaatkan untuk manusia.  Bioteknologi berpotensi meningkatkan produksi pertanian, yaitu dengan melalui perbaikan hasil dan nilai nutrisi tanaman, memperluas produksi tanaman ke dalam habitat yang tidak ramah, dan perbaikan perlindungan tanaman terhadap hama.
  • 14.  Rekayasa musuh alami hama agar menjadi agen yang lebih efektif dalam pengendalian hayati  Rekayasa tanaman yang berhubungan dengan gene yang melindungi tanaman dari jasad pengganggu; dan  Rekayasa musuh alami dengan gene yang menentukan ketahanan terhadap pestisida
  • 15.  Pemanfaatan bioteknologi pada bidang pertanian ditandai dengan banyaknya penemuan tanaman varietas baru yang biasa disebut dengan tanaman transgenik  tanaman tersebut merupakan tanaman yang dapat tumbuh di lahan pertanian, yang sangat berpeluang untuk dikembangkan guna meningkatkan produktifitas pertanian  Pemanfaatan bioteknologi dalam rangka meningkatkan produktifitas pertanian pada dasarnya dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu pengembangan varietas toleran yang berpotensi untuk perbaikan hasil dan perbaikan kondisi agroekosistem lahan sub-optimal.
  • 16.
  • 17. Penggunaan tanaman transgenik mempunyai kelebihan apabila dibandingkan dengan penggunaan pestisida pada lahan pertanian, kelebihan tersebut antara lain :  Bersifat lebih persisten  Dapat mengakomodir keseluruhan bagian tanaman  Mengurangi penggunaan insektisida kimia
  • 18.  Dalam PHT tidak dapat dikatakan bahwa sama sekali tidak menggukan insektisida. Namun, dalam pengaplikasiannya memerlukan pengetahuan lebih dalam mengenai bagaimana penggunaan insektisida pada tanaman agar lebih efektif dan tidak merusak lingkungan sesuai dengan program PHT
  • 19.  Penyemprotan insektisida didasarkan pada pemilihan waktu yang tepat, yaitu ditujukan pada titik lemah siklus hidup hama;  Pegendalian dengan menggunakan insektisida merupakan cadangan untuk mengatasi keadaaan eidemik suatu hama, yaitu apabila semua tindakan pengendalian tidak mampu untuk mencegah peningkatan populasi hama hingga mencapai ambang kerusakan ekonomi;  Perlakuan dengan insektisida yang bersifat prefentif harus menghasilkan dampak selektif, yang dilakukan dengan dosis yang rendah dan kurang menimbulkan pengaruh terhadap lingkungan
  • 20.  Aplikasi insektisida dalam penerapan PHT juga harus melindungi musuh alami agar tidak ikut mati akibat dari aplikasi insektisida, untuk itu perlu dipahami untuk melindungi musuh alami di daerah tertentu agar musuh alami terhindar dari pengaruh insektisida, yaitu dengan cara  Menyemprotkan insektisida hanya pada tempat tertentu saja, baik secara berpindah-pindah (skip treatment)  Perlakuan ditempat tertentu (spot treatment),  Perlakuan berjalur-jalur (strip treatment)  Pemberian insektisida dilaksanakan pada saat stadia musuh alami tahan terhadap insektisida
  • 21. Pemililihan insektisida dalam program PHT juga memiliki peran yang penting karena ada beberapa kriteria dalam pandangan PHT untuk menetapkan insektisida yang tepat. Adapun faktor dalam menetapkan insektisida yang tepat adalah sebagai berikut :  Jenis insektisida Jenis insektisida meliputi informasi mengenai sifat kimia hahan aktif, aktivitas biologis insektisida terhadap target, daya racun terhadap manusia dan binatang lainnya, pengaruh terhadap organisme non target (tanaman, serangga parasite, predator, pollinator, binatang liar, serta pengaruhnya terhadap lingkungan)
  • 22.  Metode insektisida Insektisida dapat diaplikasikan sebagai fumigant, dengan cara diasapkan, aerosol, penyemprotan, dll  Waktu aplikasi insektisida Insektisida dapat diaplikasikan pada pagi, siang, sore dan malam hari. Namun, harus tetap dipertimbangkan mengenai pengaruh insektisida terhadap lingkungan