SlideShare a Scribd company logo
1 of 102
Download to read offline
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN 
DITINJAU DARI CURRENT RATIO, CASH RATIO, 
DEBT to ASSET dan RETURN ON ASSET 
PADA KOPERASI KARYAWAN BANK BNI 
KOTA LUBUKLINGGAU 
SKRIPSI 
DISUSUN OLEH : 
NAMA : HABIBULLAH 
NIM : 29.01.377 
JURUSAN : MANAJEMEN 
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar 
Sarjana Strata Satu 
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI – MUSI RAWAS 
( STIE – MURA ) LUBUKLINGGAU 
TAHUN AKADEMIK 2013
ii
ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN 
iv 
MOTTO : 
 Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang 
sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya didunia 
dan diakhirat (HR, Ibnu Madjah dan Hurairah) 
 Biarlah layar sobek, biarlah kemudi patah lebih baik tenggelam dari 
pada harus putar haluan. 
 Kamu boleh jual apa saja yang ada pada dirimu demi bertahan hidup 
tapi jangan coba-coba kau gadaikan harga dirimu demi perutmu 
sebab kau takan mampu menebusnya kembali. 
 Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban yang menjadi 
kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses. 
 Aku tak punya waktu untuk membenci orang yang membenciku, 
karena aku terlalu sibuk mencintai mereka yang mencintaiku. 
( Mario Teguh – Loving you all as always ) 
Skripsi ini kupersembahkan untuk : 
 Ayahanda Rusman Hadi dan ibunda Maryati tercinta yang 
tak pernah lelah berdoa dan memberikan support kepada 
penulis baik moril dan materil. 
 Kedua saudaraku, ayundaku Wiwid dan adikku Yayat. 
 My brother Sandy. 
 Teman-teman jurusan manajemen baik Keuangan, SDM dan 
Pemasaran serta teman-teman jurusan akuntansi. 
 Almamaterku.
v
ABSTRAK 
Habibullah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan 
Ditinjau Dari Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Assets dan Return On Assets pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau, berdasarkan pada Laporan Keuangan selama lima 
tahun terakhir terhitung pada tahun 2007 – 2012 yang cenderung berfluktuasi, memberi ruang 
untuk dapat memberikan saran dan masukan . 
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil Analisis Current Ratio, Cash Ratio, 
Debt to Asset Ratio, Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota 
Lubuklinggau selama lima tahun terakhir terhitung pada tahun 2007–2012. Metode yang 
digunakan adalah dengan metode kuantitatif. 
Dari hasil analisis maka dapat dijelaskan bahwa untuk Perhitungan Current Ratio 
pada koperasi karyawan pada tahun 2007 CR berjumlah 159,04% masuk kategori KURANG 
SEHAT, tahun 2008 CR berjumlah sebesar 208,38% dikategorikan kedalam kategori 
SEHAT, untuk tahun 2009 CR berjumlah 450,13% masuk kategori KURANG SEHAT, 
tahun 2010 CR berjumlah 365,44% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2011 CR 
berjumlah sebesar 284,12% juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. 
Perhitungan Cash Ratio, tahun 2007 berjumlah 25,68% maka masuk kategori 
TIDAK SEHAT, tahun 2008 Cash Ratio sebesar 37,39% masuk kategori TIDAK SEHAT, 
tahun 2009 berjumlah 5,90% masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2010 Cash Ratio 
berjumlah 6,47% masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2011 berjumlah 7,15% juga masuk 
kedalam kategori TIDAK SEHAT. 
Perhitungan pada tahun 2007 Debt to Assets Rasio / DAR berjumlah sebesar 52,38% 
masuk kedalam kategori KURANG SEHAT, DAR tahun 2008 berjumlah 40,12% masuk 
kedalam kategori CUKUP SEHAT, tahun 2009 DAR berjumlah 91,94% masuk kedalam 
kategori SANGAT TIDAK SEHAT, tahun 2010 DAR berjumlah 90,31% masuk kedalam 
kategori SANGAT TIDAK SEHAT, dan tahun 2011 DAR berjumlah 85,92% masuk 
kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT. 
Perhitungan Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota 
Lubuklinggau, untuk tahun 2007 ROA berjumlah sebesar 7,68% masuk kedalam kategori 
CUKUP SEHAT, tahun 2008 ROA berjumlah sebesar 13,52% maka masuk kategori 
SEHAT, tahun 2009 berjumlah 4,19% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2010 ROA 
berjumlah 3,83% masuk kategori KURANG SEHAT, dan pada tahun 2011 berjumlah 5,21% 
juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. 
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, Return On 
vi 
Asset.
RIWAYAT HIDUP 
Habibullah, dilahirkan di Surulangun, Sumatera Selatan pada tanggal 25 Mei 
1991 dari ayah Rusman Hadi dan ibu Maryati, Saya anak kedua dari tiga bersaudara. 
Alamat Jl. Melati Rt.03 Blok. A No. 176, Kelurahan Perumnas Rahma, Kecamatan 
vii 
Lubuklinggau Selatan 1. 
Sekolah dasar diselesaikan sejak tahun 2003 di SD Negeri 66 Lubuklinggau, 
Sekolah Menengah Pertama diselesaikan sejak tahun 2006 di SMP AL-IKHLAS 
Lubuklinggau, dan selanjutnya ke Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 2 
diselesaikan sejak tahun 2009 di SMA Negeri 2 Lubuklinggau. Dan lulus dari Sekolah 
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE – MURA) pada tahun 2013. 
Lubuklinggau, September 2013 
HABIBULLAH
ix 
KATA PENGANTAR 
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, 
hidayah dan innayah-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini 
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir dalam memperoleh 
gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata Satu STIE-MURA 
Lubuklinggau. 
Semua hambatan dan tantangan dalam penyusunan tugas akhir ini, 
merupakan nikmat tersendiri yang dianugerahkan kepada Penulis sebagai 
pengalaman hidup yang tak ternilai. Dalam penyusunan skripsi ini Penulis tidak 
akan berhasil dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada 
kesempatan ini dengan setulus hati Penulis mengucapkan banyak terima kasih 
kepada : 
1. Ketua STIE-MURA Lubuklinggau, Ibu Dra. Hj. Jumroh, M.Pd. 
2. Bapak Drs. H. Sardiyo, MM selaku Dosen Pembimbing I. 
3. Bapak Herman Paleni, S.Hi.,SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan 
selaku Ketua Jurusan Manajemen. 
4. Seluruh Dosen dan staf STIE-MURA Lubuklinggau. 
5. Bapak H. Rageman, S.Sos, MM selaku Pimpinan Koperasi Karyawan 
Bank BNI Kota Lubuklinggau beserta staf yang telah membantu 
memberikan data-data dalam penyusunan skripsi ini. 
6. Seluruh keluarga terutama Ayah, Ibu, dan kedua orang saudara ku yang 
telah banyak memberikan bantuan terhadap Penulis baik doa, moril dan 
materil. 
7. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan semangat 
dalam penyusunan skripsi ini. 
viii
8. Semua pihak yang telah membimbing, membantu dan mendorong 
ix 
penyelesaian Skripsi ini, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu. 
Mudah-mudahan Allah SWT membalas semua budi baik yang telah kalian 
berikan kepada Penulis. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi 
kita semua. Amin 
Lubuklinggau, September 2013 
Habibullah 
ix
DAFTAR ISI 
Halaman 
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i 
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………….. ii 
KEPUTUSAN TIM PENGUJI…………………………………………………….... iii 
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………... iv 
SURAT PERNYATAAN………………………………………………………......... v 
ABSTRAK………………………………………………………………………...… vi 
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………………… vii 
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....... viii 
DAFTAR ISI……………………………………………………………………........ x 
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………... xiii 
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………… xiv 
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………... xv 
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… .. xvi 
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1 
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………... 1 
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………………...... 6 
1.2.1. Identifikasi Masalah………………………………………………... 6 
1.2.2. Batasan Masalah…………………………………………………..... 6 
1.2.3. Rumusan Masalah………………………………………………….. 7 
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………………..... 7 
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………........ 8 
x
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 9 
2.1. Pengertian Laporan Keuangan………………………………………….. 9 
2.2. Pengertian Neraca dan Laba Rugi………………………………………. 9 
2.3. Analisis Rasio Keuangan……………………………………………..... 11 
2.4. Current Ratio ( Rasio Lancar )………………………………………...... 12 
2.5. Cash Ratio ( Rasio Kas )……………………………………………….. 14 
2.6. Debt to Assets…………………………………………………………. . 14 
2.7. Return On Assets……………………………………………………..... 15 
2.8. Penelitian Yang Relevan……………………………………………….. 16 
2.9. Kerangka Pemikiran…………………………………………………..... 24 
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………… 26 
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………….. 26 
3.1.1. Waktu Penelitian……………………………………………….. 26 
3.1.2. Tempat Peneltian……………………………………………..... 27 
3.2. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..... 27 
3.3. Teknik Analisis Data………………………………………………….. 27 
3.3.1. Analisis Rasio Keuangan…………………………………….... 27 
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………............. 31 
4.1. Hasil Penelitian…………………………………………………………. 31 
A. Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………………... 31 
1. Gambaran Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau………. 31 
2. Aspek Kelembagaan Koperasi……………………………………….. 31 
3. Organisasi…………………………………………………………..... 33 
xi
4. Keanggotaan………………………………………………………..... 33 
5. Simpanan Anggota dan Pembagian SHU…………………………..... 33 
B. Perhitungan Rasio Keuangan…………………………………………...... 35 
1. Analisis Current Ratio……………………………………………….... 35 
2. Analisis Cash Ratio…………………………………………………... 42 
3. Analisis Debt to Assets……………………………………………...... 49 
4. Analisis Return On Assets…………………………………………..... 56 
4.2. Pembahasan…………………………………………………………....... 63 
1. Pembahasan Current Ratio…………………………………………… 63 
2. Pembahasan Cash Ratio…………………………………................... 67 
3. Pembahasan Debt to Assets…………………………………............ 71 
4. Pembahasan Return On Asset……………………………………..... 75 
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 80 
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………... 80 
5.2. Saran………………………………………………………………….... 82 
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…..... 84 
LAMPIRAN – LAMPIRAN 
xii
DAFTAR TABEL 
xiii 
Halaman 
Tabel 1. Tabel 1 Laporan Jumlah Aktiva, Hutang Lancar dan Laba Bersih 
Koperasi Karyawan Bank BNI Tahun 2007 – 2011………………………….. 4 
Tabel 2. Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian……………………………………………. 26 
Tabel 3. Tabel VI.1 Analisis Rasio Keuangan Current Ratio dan Selisih Peningkatan 
/Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 
2007 - 2011……………………………………............................................... 39 
Tabel 4. Tabel IV.2 Analisis Rasio Keuangan Cash Ratio dan Selisih Peningkatan 
/Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 
2007 – 2011……………………………….…………………………………… 45 
Tabel 5. Tabel VI.3 Analisis Rasio Keuangan Debt to Asset Ratio dan Selisih 
Peningkatan/Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota 
Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011……………………….…………………… 51 
Tabel 6. Tabel VI.4 Analisis Rasio Keuangan Return On Asset Ratio dan Selisih 
Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota 
Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011…………………………………………… 56
DAFTAR GRAFIK 
xiv 
Halaman 
Grafik 1. Grafik IV.1 Laju Perkembangan Current Ratio Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 42 
Grafik 2. Grafik IV.2 Laju Perkembangan Cash Ratio Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 47 
Grafik 3. Grafik IV.3 Laju Perkembangan Debt to Asset Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 53 
Grafik 4. Grafik IV.4 Laju Perkembangan Return On Asset Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011).……… 59
DAFTAR GAMBAR 
xv 
Halaman 
Gambar 1. Gambar Kerangka Pemikiran…………………………………………… 25
DAFTAR LAMPIRAN 
Lampiran 1. Surat Persetujuan Judul Skripsi 
xvi 
Lampiran 2. Kartu Bimbingan Skripsi 
Lampiran 3. Lembar Perbaikan Skripsi 
Lampiran 4. Surat Riset Permohonan Data 
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STIE-MURA Lubuklinggau 
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kota Lubuklinggau 
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari Koperasi Karyawan Bank BNI Kota 
Lubuklinggau 
Lampiran 8. Laporan Neraca dan Laba/Rugi Selama Lima Tahun (2007-2011) 
Lampiran 9. Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah 
Republik Indonesia 
Lampiran 10. Pedoman Koperasi Berprestasi
1 
BAB 1 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang Penelitian 
Koperasi yang menjadi wadah bersama rakyat kecil seperti inilah 
yang seharusnya memperoleh prioritas tersendiri dalam upaya 
pengembangannya, agar mampu menjadi soko guru ekonomi dan juga mampu 
untuk berdiri diatas kaki sendiri dalam usaha untuk mewujudkan suatu 
keadilan dan kemakmuran. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi maka 
peran serta koperasi sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan potensi 
ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang 
mempunyai ciri keterbukaan. 
Menurut UUD No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha 
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum sekaligus sebagai 
kegiatan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sebagaimana 
diketahui koperasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan badan usaha lain, 
yaitu dimilikinya identitas ganda. Dimana para anggota koperasi disamping 
sebagai pemilik juga sebagai pelanggan dari produk atau jasa yang dihasilkan 
koperasi. Selain partisipasi anggota, koperasi dapat tumbuh dan berkembang 
melalui manajemen keuangan. 
Untuk memperoleh gambaran secara umum tentang perkembangan 
koperasi perlu dilakukannya analisis terhadap data keuangan koperasi yang 
bersangkutan, khususnya lapaoran keuangan. Laporan keuangan merupakan 
media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan bagi 
1
2 
manajemen, investor, dan masyarakat umum. Salah satu tugas penting yang 
dilakukan menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan tujuan menggali 
informasi yang lebih luas dan mendalam dari laporan keuangan, sehingga dari 
hasil analisis tersebut dapat diketahui kondisi keuangan dan hasil analisis 
laporan keuangan dapat diijadikan dasar dalam pengambilan keputusan bagi 
perusahaan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan 
selanjutnya. 
Dalam hal laporan keuangan, sudah menjadi kewajiban setiap 
perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada 
suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga 
dapat diketahui kondisi dan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga dari 
laporan keuangan tersebut akan dapat menentukan langkah apa yang 
dilakukan perusahaan sekarang dan kedepannya. Adapun alat analisis yang 
umum digunakan adalah analisis rasio keuangan, analisis rasio keuangan 
dapat diklasifikasikan kedalam lima aspek rasio keuangan perusahaan, yaitu 
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio 
nilai perusahaan. 
Current Ratio atau Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur 
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau 
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan 
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi 
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Current ratio termasuk 
kedalam salah satu jenis rasio likuiditas.
3 
Cash Ratio atau Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk 
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. 
Ketersedian uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang 
setara dengan kas seperi rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat 
ditarik setiap saat). Cash ratio juga termasuk kedalam salah satu jenis rasio 
likuiditas. 
Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio merupakan rasio utang yang 
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total 
aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh 
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap 
pengelolaan aktiva. Debt to asset ratio merupakan salah satu jenis dari rasio 
solvabilitas. 
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) 
atas jumlah aktiva yang digunakan di dalam perusahaan. Dalam artian bahwa 
Return On Asset atau biasa disingkat dengan ROA merupakan ukuran 
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang 
dimiliki perusahaan. Return on asset termasuk kedalam salah satu jenis-jenis 
rasio profitabilitas. 
Koperasi Karyawan Bank BNI terletak di jalan Yos Sudarso No. 
288. Dengan Ketua Bapak H. Rageman, S.Sos, MM. Pada awalnya koperasi 
karyawan ini merupakan Koperasi Sekunder dimana koperasi primernya 
adalah Koperasi Swadharma yang berlokasi di Jakarta. Koperasi Karyawan 
BNI Lubuklinggau merupakan kelanjutan dari Koperasi Swadharma Cabang
4 
Lubuklinggau yang setelah dilakukan penelitian dokumentasinya berdasarkan 
Surat Koperasi Swadharma Pusat No. KSP/3.2/2094/2005 tanggal 09 
Agustus 2005 maka sejak tanggal 15 Agustus 2005 Koperasi Pegawai Cabang 
telah berdiri sendiri (bukan merupakan Cabang Koperasi Swadharma Pusat) 
dan tidak lagi punya kewajiban untuk melaporkan segala bentuk aktivitasnya 
ke Koperasi Swadharma Pusat di Jakarta. 
Sebagai lembaga keuangan non Bank, tentunya koperasi karyawan 
memiliki laporan keuangannya. Laporan keuangan yang dianalisis oleh 
peneliti adalah laporan keuangan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 
dan laporan keuangan tersebut berupa necara dan laporan laba-rugi. 
Tabel 1 
Laporan Jumlah Aktiva, Hutang Lancar 
dan Laba Bersih Koperasi Karyawan Bank BNI 
Tahun 2007 – 2011 
Dalam Rupiah 
URAIAN 
TAHUN 
2007 2008 2009 2010 2011 
Jumlah 
Aktiva : 
237. 323.635 221.897.560 3.111.245.226 2.465.914.356 1.892.981.541 
Jumlah 
Hutang : 
124.328.779 89.039.950 2.860.782.979 2.227.169.097 1.626.581.741 
Jumlah 
Modal : 
112.994.856 132.857.610 250.462.248 238.745.259 266.399.800 
Sumber data : Laporan Keuangan Koperasi Bank BNI Lubuklinggau 
Jumlah aktiva pada tahun 2007 sebesar Rp. 237.323.635, pada tahun 2008 
turun menjadi Rp. 221.897.560, pada tahun 2009 naik sebesar Rp. 3.111.245.226, 
kemudian pada tahun 2010 turun menjadi Rp. 2.465.914.356, selanjutnya pada
5 
tahun 2011 kembali turun menjadi Rp. 1.892.981.541. Untuk setiap kenaikan 
maupun penurunan jumlah Aktiva selama lima tahun terakhir disebabkan oleh 
bertambah ataupun berkurangnya jumlah Aktiva Lancar maupun Aktiva Tetap. 
Sedangkan jumlah hutang pada tahun 2007 sebesar Rp. 124.328.779, pada 
tahun 2008 mengalami penurunan menjadi Rp. 89.039.950, dan pada tahun 2009 
mengalami kenaikan sebesar, Rp. 2.860.782.979 kemudian pada tahun 2010 turun 
menjadi Rp. 2.227.169.097, dan pada tahun 2011 jumlah hutang kembali turun 
menjadi Rp. 1.626.581.741 . Setiap kenaikan maupun penurunan Jumlah Hutang 
disebabkan oleh bertambah maupun berkurangnya Jumlah Pasiva Lancar dan 
Jumlah Pasiva Kurang Lancar. 
Modal pada koperasi karyawan pada tahun 2007 berjumlah Rp. 
112.994.856, pada tahun 2008 naik menjadi Rp. 132.857.610, kemudian pada 
tahun 2009 kembali naik menjadi Rp. 250.462.248, kemudian pada tahun 2011 
turun menjadi Rp. 238.745.259 , selanjutnya pada tahun 2011 modal koperasi 
karyawan naik menjadi Rp. 266.399.800. Setiap kenaikan yang terjadi terhadap 
jumlah modal disebabkan oleh terus bertambahnya Jumlah Modal itu sendiri 
seperti Jumlah Simpanan Wajib yang terus bertambah setiap tahunnya. 
Dari laporan keuangan diatas perlu dianalisis, untuk mengetahui 
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban yang harus segera terpenuhi 
(jatuh tempo), seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang, 
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, serta untuk memperoleh 
gambaran tentang seberapa efektif koperasi dalam mengelola aktivanya. Analisis
6 
digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta informasi laporan 
keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan. 
Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengangkat judul : 
Analisis Laporan Keuangan Ditinjau Dari Current Ratio, Cash Ratio, Debt to 
Asset Ratio dan Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI 
Lubuklinggau . 
1.2 Perumusan Masalah 
1.2.1 Identifikasi Masalah 
a. Pada Koperasi Karyawan jika dilihat dari jumlah aktiva nya dari 
tahun 2007 sampai tahun 2011 berfluktuasi. Pada dua tahun 
terakhir jumlah aktiva selalu mengalami penurunan yaitu pada 
tahun 2010 dan tahun 2011. 
b. Jika dilihat dari jumlah hutangnya juga mengalami fluktuasi, pada 
tahun 2008 jumlah hutangnya mengalami kenaikan yang sangat 
tinggi. 
1.2.2 Batasan Masalah 
Guna lebih terarah pembahasan dan tidak menyimpang dari 
rumusan masalah yang terdapat dalam koperasi maka penulis membatasi 
ruang lingkup pembahasan hanya pada analisis laporan untuk melihat 
tingkat Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Return On 
Asset pada koperasi karyawan bank BNI Lubuklinggau.
7 
1.2.3 Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka 
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 
1. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Current 
Ratio pada Koperasi Karyawan ? 
2. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Cash Ratio 
pada Koperasi Karyawan ? 
3. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Debt to 
Asset Ratio pada Koperasi Karyawan ? 
4. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Return On 
Asset pada Koperasi Karyawan ? 
1.3 Tujuan Penelitian 
Tujuan dari penelitian ini adalah : 
1. Untuk mengetahui hasil Analisis Current Ratio pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Lubuklinggau. 
2. Untuk mengetahui hasil Analisis Cash Ratio pada Koperasi Karyawan 
Bank BNI Lubuklinggau. 
3. Untuk mengetahui hasil Analisis Debt to Asset Ratio pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Lubuklinggau. 
4. Untuk mengetahui hasil Analisis Return On Asset pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Lubuklinggau.
8 
1.4 Manfaat Penelitian 
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 
1.4.1 Manfaat Teoritis 
Sebagai bahan kajian dan referensi dalam menambah ilmu 
pengetahuan penelitian dan sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak 
yang ingin mempelajari masalah Laporan keuangan. 
1.4.2 Manfaat Praktis 
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan dan 
menetapkan keputusan untuk mengoperasikan kegiatan koperasi dan 
menentukan pengeluaran keuangan dimasa yang akan datang. 
1.4.3 Manfaat bagi pihak lain 
Menjadi bahan referensi dan informasi bagi pihak-pihak yang 
berminat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang 
sama.
9 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
2.1 Pengertiaan Laporan Keuangan 
Laporan Keuangan menurut Irham Fahmi (2011, h.2) adalah 
merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu 
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai 
gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. 
Sedangkan menurut Kasmir (2008, h.6) Laporan Keuangan adalah 
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau 
dalam suatu periode tertentu. 
2.2 Pengertian Neraca dan Laba Rugi 
Neraca menurut Harmono (2009, h.232) merupakan ringkasan 
posisi keuangan perusahaan, terdiri dari aktiva yang disertai elemen-elemennya 
dan pasiva terdiri dari utang dan modal ekuitas. 
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011 h.29) neraca merupakan 
informasi yang menggambarkan tentang kondisi dan situasi current asset, 
non current asset, liabilities, dan shareholders equity serta berbagai item 
lainnya yang termasuk disana, untuk selanjutnya informasi tersebut 
dijadikan sebagai alat dalam mendukung proses pengambilan keputusan 
(decision making). Adapun menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston, 
neraca menunjukkan kondisi keuangan atau posisi keuangan suatu 
perusahaan pada suatu tanggal tertentu. 
9
10 
Neraca menurut Kasmir (2008, h.30) merupakan salah satu laporan 
keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap 
perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk 
neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu. 
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa neraca 
merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan 
disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Neraca juga 
menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva, kewajiban, dan modal 
perusahaan pada saat tertentu. 
Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid, yaitu mulai 
dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang 
terkandung dalam aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat-surat 
berharga, piutang, persedian dan sebagainya. 
Menurut Irham Fahmi (2011, h.97) Laporan laba rugi merupakan 
salah satu dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti 
bagian lainnya, laporan laba rugi merupakan bagian dari produk berbagai 
pilihan, dilaporkan, sperti halnya kebijakan bisnis, kondisi ekonomi, dan 
banyak variabel yang mempengaruhi hasil yang dilaporkan. 
Laporan laba rugi bersumber dari dua hal, yaitu laba dan biaya, 
karena itu dalam penyusunan laporan keuangan ini seorang harus 
menyadari dengan baik yang mana termasuk dalam kategori laba dan 
begitu pula sebaliknya yang mana masuk dalam kategori biaya. Jika terlalu
11 
besar biaya maka memperlihatkan bahwa laporan tersebut lebih 
kerugiannya dibandingkan laba, dan begitu pula sebaliknya. 
2.3 Analisis Rasio Keuangan 
Menurut Irham Fahmi (2011, h.106) rasio dapat di pahami sebagai 
hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah yang lainnya. Atau 
secara sederhana rasio (ratio) disebut sebagai perbandingan jumlah, dari 
satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan 
harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan 
bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan. 
Sedangkan menurut Kasmir (2010, h.104) Rasio Keuangan 
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada didalam 
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. 
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen 
yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang 
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun 
beberapa periode. 
Menurut Sutrisno (2009, h.214) analisis rasio keuangan pada 
dasarnya dilakukan dengan dua cara pembandingan untuk menilai rasio-rasio 
yang telah diperoleh yaitu : 
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun lalu pada perusahaan 
yang sama, sehingga bisa diketahui perubahan rasio-rasio dari tahun ke
12 
tahun. Pembandingan dengan cara ini tahunnya harus berurutan, tidak 
boleh membandingkan dengan tahun yang tidak berurutan. 
2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio 
kelompok perusahaan yang sejenis. Untuk mengetahui kinerja 
perusahaan, tidak hanya membandingkan dengan rasio tahun-tahun yang 
lalu, karena kurang menunjukkan prestasi yang sesungguhnya. Tetapi 
harus dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis, agar diketahui 
posisi perusahaan tersebut industri. 
Jadi dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis 
rasio keuangan adalah membandingkan data keuangan pada masa sekarang 
dengan data keuangan masa lalu. Rasio yang akan dibahas dalam 
penelitian ini hanya pada Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio 
dan Return On Asset 
. 
2.4 Current Ratio (Rasio Lancar) 
Menurut Kasmir (2008, h.134) Current Ratio (Rasio Lancar) 
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam 
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo 
pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak 
aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang 
segera jatuh tempo. Current ratio termasuk kedalam salah satu jenis rasio 
likuiditas.
13 
Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur 
tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio 
lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar 
dengan total utang lancar. 
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011, h.121) Rasio lancar 
adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, 
kemampuan suatu perusahaan mememuhi kebutuhan utang ketika jatuh 
tempo. 
Menurut Kasmir (2008, h.135) Dari hasil pengukuran rasio, apabila 
rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal 
untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, 
belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi 
karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. untuk mengatakan suatu 
kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang 
digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat 
pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, 
sekalipun kita tahu bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan 
biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industry untuk usaha yang 
sejenis. 
Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan 
standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang 
cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil
14 
rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam 
jangka pendek. 
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan 
sebagai berikut : 
Current Ratio = 
X 100% 
2.5 Cash Ratio (Rasio Kas) 
Menurut Kasmir (2008, h.138-139) Cash Ratio (Rasio Kas) 
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas 
yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat 
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti 
rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat 
dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi 
perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. 
Rumus untuk mencari Cash Ratio (Rasio Kas) dapat digunakan sebagai 
berikut : 
Cash Ratio = 
X 100% 
2.6 Debt to Asset 
Menurut Kasmir (2008, h.156) Debt to Asset merupakan rasio 
utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
15 
dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan 
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh 
terhadap pengelolaan aktiva. Debt to asset ratio merupakan salah satu 
jenis dari rasio solvabilitas. 
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan 
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk 
memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak 
mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. 
Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai 
dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio 
perusahaan, digunakan rasio rata-rata industry yang sejenis. Para analis 
menilai, tingkat Debt to Assets Ratio yang sehat adalah kurang dari 40%. 
Rumus yang digunakan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai 
berikut : 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
2.7 Return On Asset 
Menurut Kasmir (2008, h.202) Return On Asset merupakan rasio 
yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan di 
dalam perusahaan. Dalam artian bahwa Return On Asset atau biasa 
disingkat dengan ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam 
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam
16 
hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sesudah pajak atau EAT. Return 
on asset termasuk kedalam salah satu jenis-jenis rasio profitabilitas. Dalam 
rasio Return On Asse Ratio ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi 
rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar. 
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai 
berikut 
Return On Asset = 
X 100% 
2.8 Penelitian Yang Relevan 
Syarthini Indrayani. Tahun 2009. Universitas Indonesia Timur 
Makassar . Dengan judul penelitian: Analisis Likuiditas Dan Solvabilitas 
Pada Koperasi Al-Mukarramah Di Kabupaten Luwu. Penelitian ini 
bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat likuiditas dan solvabilitas 
Koperasi Al-Mukarramah mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis 
rasio keuangan pada Koperasi Al-Mukarramah, bahwa posisi likuiditas 
berfluktuasi, yang ditunjukkan pada tahun 2005 Current ratio sebesar 
114%, pada tahun 2006 sebesar 103% dan pada tahun 2007 sebesar 
112%. Sedangkan pada Quick ratio juga sama berfluktuasi. Dan pada 
Cash ratio selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan 
pada rasio solvabilitas, pada tahun 2005 menjadi 110%, pada tahun 2006 
menjadi 126%, dan pada tahun 2007 menjadi 110%.
17 
Yoyon Supriadi. Tahun 2012. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, 
Bogor. Dengan judul : Analisis Pengaruh Likuiditas Dan Solvabilitas 
Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Karyawan PLN Cipta Usaha. 
Kesimpulannya; bahwa analisis likuiditas pada koperasi PLN Cipta 
Usaha setiap tahunnya mengalami penurunan yang drastic selama empat 
tahun, akan tetapi meningkat kembali pada tahun kelima. Analisis 
solvabilitas pada koperasi PLN Cipta Usaha setiap tahunnya mengalami 
kenaikan dan penurunan. Analisis rentabilitas pada koperasi PLN Cipta 
Usaha, pada perhitungan ROA mengalami kenaikan dan penurunan 
setiap tahunnya, sedangkan untuk perhitungan ROE pun juga sama 
dengan ROA mengalai kenaikan dan penurunan. 
Helen. Tahun 2012. Universitas Gunadarma. Dengan judul : 
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Profitabilitas 
Terhadap Struktur Modal PT. Asuransi Sinar Mas (ASM). Penelitian ini 
bertujuan untuk melihat apakah variabel CR, DAR, TATO, dan ROE 
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada PT 
ASM ? Apakah variabel CR, DAR, TATO, dan ROE mempunyai 
pengaruh secara parsial terhadap struktur modal pada PT.ASM? variabel 
manakah dari variabel CR, DAR, TATO, dan ROE yang paling 
berpengaruh terhadap struktur modal pada PT.ASM? Secara keseluruhan 
setelah data diolah dengan menggunakan SPPS 16 maka hasil Uji F 
menunjukkan bahwa variabel CR,DAR,TATO, dan ROE secara bersama-sama 
mempengaruhi struktur modal perusahaan PT. Asuransi Sinar Mas,
18 
secara parsial setelah Uji T menunjukkan bahwa variabel yang 
berpengaruh adalah variabel DAR dan variabel yang tidak memiliki 
pengaruh terhadap struktur modal adalah CR,ROE dan TATO. Setelah 
Uji Beta variabel DAR (Debt to Total Asset Ratio) mempunyai pengaruh 
paling dominan terhadap struktur modal pada perusahaan asuransi PT. 
Asuransi Sinar Mas periode tahun 2002 – 2011. 
Ardi Paminto, Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. 
Tahun 2012. Dengan judul penelitian : Analisis Kinerja Keuangan Di 
Tinjau Dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas Pada 
CV Lembu Mada Nusantara di Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah 
untuk mengetahui kinerja keuangan pada CV Lembu Mada Nusantara 
khususnya ditinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio 
Profitabilitas perusahaan, Serta Perkembangannya selama 2009 sampai 
dengan tahun 2011. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini 
adalah menggunakan Rasio Likuiditas perusahaan melalui rasio lancar 
(current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio), Rasio 
Solvabilitas meliputi (total debt to total asset ratio) dan (debt to equity). 
Rasio Profitabilitas meliputi (profit margin), (return on asset) serta 
(return on equity) dengan menganalisa laporan keuangan pada tahun 
2009 sampai tahun 2011. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan 
pada CV Lembu Mada Nusantara pada tahun 2009 sampai dengan 
tahun 2011 tingkat perputaran persedian, perputaran piutang, perputaran 
aktiva cenderung menurun, perputaran aktiva tetap juga cenderung
19 
mengalami penurunan, sedangkan profit margin, return on assets dan 
return on equity cenderung meningkat. 
Agus Muqorobin, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah 
Surakarta. Tahun 2009. Judul penelitian: Penerapan Rasio Keuangan 
Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan. Penelitian ini menganalisis 
kinerja keuangan KUD Banyudono Selatan yang didasarkan pada 
laporan keuangan periode 2002-2006. Adapun tujuan penelitian untuk 
mengetahui efisiensi keuangan KUD Banyudono Selatan cenderung 
naik atau turun dan menganalisis kinerja keuangan KUD Banyudono 
Selatan selama lima tahun terakhir, ditinjau dari analisis rasio keuangan 
meliputi rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas. Hasil penelitian 
menunjukkan bahwa pengelolaan dana KUD Banyudono Selatan telah 
memenuhi criteria efisien dilihat dari analisa rasio keuangan selama 
periode 2002, 2003, 2004, 2005, 2006 dan kinerja keuangan KUD 
Banyudono Selatan ditinjau dari analisis rasio keuangan perusahaan 
yang cukup baik. Berdasarkan analisis rasio likuiditas, levearage, dan 
profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja keuangan KUD Banyudono 
Selatan belum efisien, seperti tidak memiliki uang tunai yang likuid, 
terlalu banyak utang, dan kemampuan mencetak laba yang rendah. 
Endah Septiana. Tahun 2012. Dengan judul penelitian : Analisis 
Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Aktivitas Pada PT Kersa Gunung 
Wasada Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. 
Tujuan penelitian ini mengetahui untuk mengetahui besarnya rasio
20 
likuiditas, profitabilitas dan aktivitas PT Kersa Gunung Wasada 
berdasarkan data dari laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan 
tahun 2011. Dasar teori yang digunakan manajemen keuangan dengan 
menggunakan alat analisis rasio khususnya rasio likuiditas, rasio 
profitabilitas dan rasio aktivitas. Kesimpulan penelitian ini: Rasio 
Likuiditas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai 2011 
tidak stabil yang ditunjukkan oleh turunnya current rasio dan kas rasio. 
Rasio Profitabilitas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai 
2011 tidak stabil yang ditunjukkan oleh naik turunnya Gross Profit 
Margin, Net Profit margin Retrun On Assets dan Retrun On Equity 
Rasio Aktivitas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai 
2011 tidak stabil yang ditunjukkan oleh naik turunnya ratio Fixed 
Assets Turn Over dan ratio Total Assets Turn Over. 
Rusmala Situmorang. Tahun 2012. Judul penelitian : Kinerja 
Keuangan Pada PT. Aneka Roda Kencana Di Samarinda. Fakultas 
Ekonomi Universitas Mulawarman. Tujuan penelitian ini adalah untuk 
mengetahui tingkat kinerja keuangan PT. Aneka Roda Kencana, untuk 
menganalisis dan menilai efektifitas serta sfisiensi kinerja keuangan PT. 
Aneka Roda Kencana dan untuk mendapatkan wawasan pengetahuan 
dengan menilai suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja 
keuangannya. Dalam penulisan ini menggunakan dasar teori yaitu teori 
manajemen keuangan mengenai laporan keuangan dan analisis kinerja 
keuangan. Alat analisis yang digunakan adalah rasio
21 
likuiditas,solvabilitas dan profitabilitas. Dari hasil analisis maka dapat 
diketahui bahwa PT. Aneka Roda Kencana sudah menunjukkan kinerja 
keuangan yang baik karena perusahaan mampu mengelola aktivanya 
dengan baik. Hal ini dilihat dari hasil analisis rasio keuangan selama 
2009 sampai 2011 diperoleh hasil untuk rasio likuiditas cenderung 
dalam kondisi yang berfluktuasi, dapat terlihat dari current ratio (37,43 
kali, 31,82 kali 32,09 kali), quick ratio, ( 35 kali, 30 kali, dan 31 kali). 
cash ratio (0,66 kali,0,45 kali, dan 0,71 kali). Rasio Solvabilitas yang 
terdiri dari total debt to total asset ratio (31%, 41% dan 47%) dan total 
debt to equity ratio (54%, 70%, dan 84%) cenderung mengalami 
peningkatan dari tahu 2009 hingga 2011. Rasio profitabilitas yang 
terdiri dari GPM (47%, 53%,dan 55%), NPM (28%, 33%, dan 34%), 
ROA (19%, 31%, dan 41%), serta ROE (24%, 42% dan 59%) juga 
mengalami peningkatan. 
Abdul Gafur. Judul penelitian : Analisis Laporan Keuangan 
Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Primer Koperasi Angkatan 
Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera Di Balikpapan. Fakultas 
Ekonomi Universitas Mulawarman. Rumusan masalah dalam penelitian 
ini adalah apakah kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat 
(Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan selama periode 
tahun 2008 hingga tahun 2010 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio 
solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas 
menunjukkan tingkat yang sehat. Berdasarkan kriteria standar penilaian
22 
koperasi berprestasi menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM 
Republik Indonesia No.06/PER/M.KUKM/V/2006 yang ditinjau dari 
rasio likuiditas dan rasio profitabilitas/rentabilitas maka Primer 
Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di 
Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang berprestasi, sedangkan 
apabila ditinjau dari rasio solvabilitas dan rasio aktivitas maka Primer 
Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di 
Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang tidak berprestasi. 
Fitri Any. Judul penelitian : Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas 
dan Rentabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Perum Damri 
Setasiun Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. 
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dari 
kinerja keuangan pada PERUM DAMRI Setasiun Samarinda di tinjau 
dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas berdasarkan data 
laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Alat analisis 
yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas antara lain current 
ratio, quick ratio dan cash ratio sedangkan untuk mengukur rasio 
solvabilitas alat analisis yang digunakan antara lain total debt to total 
assets ratio dan debt to equity ratio dan untuk mengukur rasio 
rentabilitas alat analisis yang digunakan antara lain net profit margin, 
return on assets dan return on equity. Berdasarkan hasil analisis dan 
pembahasan, kinerja keuangan PERUM DAMRI Setasiun Samarinda 
ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas mengalami
23 
hasil yang berfluktuasi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 
Current ratio, quick ratio dan cash ratio mengalami penurunan pada 
tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011. Lain halnya 
dengan total debt to total assets ratio dan debt to equity ratio yang 
mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan mengalami penurunan 
pada tahun 2011. Selain itu, net profit margin mngalami peningkatan 
ada tahun 2010 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan tetapi tidak 
terlalu signifikan sedangkan return on assets dan return on equity 
mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Secara 
keseluruhan, kinerja keuangan PERUM DAMRI Setasiun Samarinda 
ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada tahun 
2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan hasil yang berfluktuasi 
sehingga hipotesis ditolak. 
Desy Natalia. Judul penelitian : Analisis Rasio Likuiditas, Rasio 
Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja 
Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang Di Samarinda. Fakultas 
Ekonomi Universitas Mulawarman. Penelitian ini bertujuan untuk 
menganalisis kinerja keuangan PT KUD Kopta Unit Tambang di 
Samarinda dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan 
menggunakan rasio likuiditas. menganalisis kinerja keuangan PT KUD 
Kopta Unit Tambang di Samarinda dalam memenuhi semua kewajiban 
apabila perusahaan dilikuidasi dengan menggunakan rasio solvabilitas, 
menganalisis kinerja keuangan PT KUD Kopta Unit Tambang di
24 
Samarinda dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan rasio 
profitabilitas. Alat analisis yang digunakan adalah rasio likuditas, rasio 
solvabilitas dan rasio profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat 
disimpulkan bahwa dilihat dari rasio likuiditas, Current Ratio dan Cash 
Ratio mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan rasio ini 
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik karena perusahaan mampu 
membayar kewajiban lancarnya. Dilihat dari rasio solvabilitas, Total 
Debt to Total Assets Ratio dan Total Debt to Equity Ratio mengalami 
penurunan. Penurunan rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan yang 
baik karena semakin kecil resiko keuangannya. Dilihat dari rasio 
profitabilitas, Return On Assets dan Return On Equity juga mengalami 
penurunan. Penurunan rasio ini menunjukkan kinerja yang kurang baik 
karena tidak maksimal dalam menghasilkan laba. 
2.9 Kerangka Pemikiran 
Untuk mengetahui perkembangan keuangan koperasi karyawan 
bank BNI yang dianalisis berdasarkan teori yang dikemukakan secara 
sistematis maka penulis menggunakan kerangka berfikir sebagai berikut :
25 
LAPORAN KEUANGAN 
CURRENT RATIO 
Indikator: 
- Total Aktiva lancar 
- Total Kewajiban lancar 
Sumber: Dermawan Sjahrial. 
(2013, hal:37) 
Gambar 1. Kerangka Pemikiran 
Indikator: 
- Neraca 
- Laporan Laba / Rugi 
Sumber: Dermawan 
Sjahrial. (2013, hal:14) 
CASH RATIO 
Indikator : 
- Kas 
- Total Kewajiban Lancar 
Sumber: Dermawan Sjahrial. 
(2013, hal:37) 
DEBT to ASSET 
Indikator : 
- Total Utang 
- 
Sumber: Dermawan Sjahrial. 
(2013, hal:38) 
RETURN ON ASSET 
Indikator : 
- EAT 
- Total Asset 
Sumber: Harmono 
(2009, hal:110)
26 
BAB III 
METODE PENELITIAN 
26 
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 
3.1.1 Waktu Penelitian 
Waktu penelitian ini adalah selama enam bulan yang dimulai dari 
pengambilan data sampai memperoleh data yang lengkap, adapun waktu 
yang diperlukan terhitung dari mulai bulan Februari 2013 sampai dengan 
Juli 2013, dengan rencana pembagian waktu sebagai berikut : 
Tabel 2 
Jadwal Kegiatan Penelitian 
No Jenis Kegiatan 
Waktu Pelaksanaan / Bulan 
Mei Jun Jul Agu Sep Okt 
1 
Pengajuan Judul dan 
Persetujuan Judul 
2 Persiapan Proposal 
3 Pembuatan Proposal 
4 
Persetujuan Ujian 
Proposal 
5 
Perbaikan Setelah Ujian 
Proposal 
6 Seminar 
7 
Pengumpulan data dan 
Pengolahan Data 
8 
Pengajuan BAB I, II, III 
dan Perbaikan 
9 
Pengajuan BAB IV, V 
dan Perbaikan 
10 Ujian Skripsi
27 
3.1.2 Tempat Penelitian 
Tempat penelitian dilakukan pada koperasi Karyawan Bank BNI 
Lubuklinggau yang berlokasi di jalan Yos Sudarso No. 288, 
Lubuklinggau. 
3.2 Teknik Pengumpulan Data 
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah : 
1. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara meminjam 
dokumen-dokumen pada koperasi. 
1.3 Teknik Analisis Data 
1.3.1 Analisis Rasio Keuangan 
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini 
adalah teknik analisis data kuantitatif, yaitu menganalisis data 
keuangan yang sudah ada dalam bentuk angka – angka untuk 
menyelesaikan permasalahan tentang Current Ratio, Cash Ratio, Debt 
to Asset dan Return On Asset. 
a. Teknik analisis dengan pendekatan Current Ratio Menurut Dermawan 
Sjahrial (2013, h. 37) rumus yang digunakan adalah : 
Current Ratio = 
X 100% 
Berikut adalah penetapan standar kesehatan koperasi ditinjau dari 
current ratio yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi
28 
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi 
Berprestasi/Koperasi Award, yaitu sebagai berikut: 
Standar Kriteria 
200% - 250% Sehat 
175% - <200% atau 
>250% - 275% 
Cukup Sehat 
150% - <175% atau 
>275% - 300% 
Kurang Sehat 
(sumber:http//www.smecda.com/file/infosmecda/uu_perme/PERMEN/permen 
06-v-06.htm) 
b. Teknik analisis dengan pendekatan Cash Ratio Menurut Dermawan 
Sjahrial (2013, h. 37) rumus yang digunakan adalah : 
Cash Ratio = 
Berikut ini pedoman penetapan kesehatan pada Koperasi ditinjau dari 
Cash Ratio menurut penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam / Unit 
Simpan Pinjam mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan 
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. No : 
14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi 
Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, yaitu sebagai berikut:
29 
Standar Kriteria 
10%> - ≥15% Sehat 
15%< - ≤20% Cukup Sehat 
≤10 - >20 Tidak Sehat 
(sumber:http/www.smecda.com/Files/Infosmecda/uu_permen/PERMEN 
2009.htm) 
c. Teknik analisis dengan pendekatan Debt to Asset Menurut Dermawan 
Sjahrial (2013, h. 38) rumus yang digunakan adalah : 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
Berikut adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau 
dari rasio Debt to Assets Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri 
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia 
No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi 
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut: 
Standar Kriteria 
≤40% Sehat 
>40% - 50% Cukup Sehat 
>50% - 60% Kurang Sehat 
>60% - 80% Tidak Sehat 
>80% Sangat Tidak Sehat 
(sumber:http://www.smecda.com/File/infosmecda/uu_permen/PERMEN/ 
Permen06-v-06.htm)
30 
d. Teknik analisis dengan pendekatan Return On Asset Menurut Irham 
Fahmi (2011, h. 137) rumus yang digunakan adalah : 
Return On Asset = 
X 100% 
Berikut ini adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau 
dari Return On Asset Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri 
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia 
No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi 
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut ini. 
Standar Kriteria 
≥10% Sehat 
7% - <10% Cukup Sehat 
3% - <7% Kurang Sehat 
1% - <3% Tidak Sehat 
<1% Sangat Tidak Sehat 
(sumber:http//www.smecda.com/File/infosmecda/PERMEN/Permen06-v- 
06.htm)
31 
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
4.1 Hasil Penelitian 
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 
1. Gambaran Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Pada awalnya koperasi karyawan ini merupakan Koperasi 
Sekunder dimana koperasi primernya adalah Koperasi Swadharma yang 
berlokasi di Jakarta. Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
merupakan kelanjutan dari Koperasi Swadharma Cabang Lubuklinggau 
yang setelah dilakukan penelitian dokumentasinya berdasarkan Surat 
Koperasi Swadharma Pusat No. KSP/3.2/2094/2005 Tanggal 09 Agustus 
2005 maka sejak tanggal 15 Agustus 2005 Koperasi Pegawai Cabang 
telah berdiri sendiri (bukan merupakan Cabang Koperasi Swadharma 
Pusat) dan tidak lagi punya kewajiban untuk melaporkan segala bentuk 
aktivitasnya ke Koperasi Swadharma Pusat di Jakarta. 
2. Aspek Kelembagaan Koperasi 
Pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2009 bersamaan dengan Rapat 
Anggota Tahunan Tahun Buku 2008 telah dibentuk Koperasi Karyawan 
yang baru yang sama sekali terpisah dengan Koperasi Swadharma. 
Secara rinci Koperasi yang baru tersebut adalah sebagai berikut : 
- Nama : Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau 
31
32 
- Alamat : Gedung BNI Lubuklinggau 
Jl. Yos Sudarso No. 288 Lubuklinggau 
- Akte Pendirian : No. 01 Tanggal 04-02-2009, dibuat oleh 
dan di hadapan Notaris Iswani Usman, SH 
di Lubuklinggau 
- Badan Hukum : No. 71/BH/VII.8/2009 Tanggal 10-02- 
2009 
Berdasarkan RAT tahun buku 2008 tersebut diatas maka seluruh assets 
Koperasi Swadharma dialihkan menjadi assets Koperasi Karyawan BNI 
Lubuklinggau. 
3. Organisasi 
Organisasi Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau terdiri dari 
Dewan Pengurus dan Dewan Pengawaas dengan susunan sebagai 
berikut : 
DEWAN PENGURUS 
- Ketua : H. Rageman, S.Sos, MM 
- Sekretaris : Didi Rahmadi, SE. MM 
- Bendahara : Hj. Desriani, SE 
DEWAN PENGAWAS 
- Ketua : Drs. Erry Ashari 
- Anggota : Drs. Thamberan Yasak 
Dewi Sukesih, SE
33 
Untuk aktivitas sehari-hari Koperasi Karyawan dikelola langsung oleh 
Dewan Pengurus dibantu oleh staf administrasi yaitu Sdr. Syafrizal. 
4. Keanggotaan 
Keanggotaan Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau terdiri dari : 
- Pegawai BNI yang masih aktif 
- Pensiunan Pegawai BNI 
- Karyawan PPU atau perusahaan yang terafiliasi dengan BNI 
Posisi anggota per 31 Desember 2011 adalah sebanyak 103 anggota, 
yang terdiri dari : 
1. Pegawai BNI (aktif) : 57 orang (17 orang telah mutasi ke 
Cab. Lain) 
2. Pegawai BNI Syariah : 1 orang 
3. Pensiunan BNI : 11 orang 
4. Karyawan PPU : 29 orang 
5. Anggota yang tidak aktif : 5 orang 
5. Simpanan Anggota dan Pembagian SHU 
Untuk mendukung permodalan usaha koperasi ada tiga jenis iuran 
yang dilakukan oleh setiap anggota yaitu ;
34 
1. Simpanan Pokok, merupakan iuran yang disetor hanya sekali yaitu 
diawal keanggotaannya dengan nominal Rp. 20.000.- (Dua puluh 
ribu rupiah) 
2. Simpanan Wajib, merupakan iuran yang wajib disetor oleh setiap 
anggota pada setiap bulannya dengan nominal Rp. 20.000.- (Dua 
puluh ribu rupiah) merupakan penyertaan yang diperhitungkan 
sebagai modal dasar koperasi. 
3. Simpanan Sukarela, merupakan simpanan yang disetor oleh 
anggota yang jumlah dan frekwensinya tergantung keinginan 
anggota. 
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) berdasarkan keputusan Rapat 
Anggota Pendirian Koperasi pada tanggal 21 Januari 2009 adalah 
sebagai berikut : 
1. 5% untuk cadangan 
2. 5% untuk Dana Pengurus. 
3. 4% untuk Dana Kesejahteraan Pegawai 
4. 2% untuk Dana Pendidikan 
5. 2% untuk Dana Sosial 
6. 2% untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja 
7. 80% dibagikan kepada anggota dengan formula 25% dibagi atas 
dasar kontribusi anggota dan 55% dibagi atas dasar rata-rata bulanan 
simpanan anggota.
35 
Demikianlah gambaran umum mengenai Koperasi Karyawan PT. Bank 
Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Kota Lubuklinggau. 
B. Perhitungan Rasio Keuangan 
Berdasarkan laporan keuangan yang tersaji dalam Neraca dan 
Laporan Laba Rugi selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 
2011, maka selanjutnya akan disajikan perhitungan dan pembahasan 
tentang Current Rasio, Cash Ratio, Debt to Asset dan Return On Asset 
pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau. 
1. Analisis Current Ratio 
Current Ratio atau Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur 
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek 
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara 
keseluruhan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio rendah, dapat 
dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. 
Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi 
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak 
digunakan sebaik mungkin. untuk mengatakan suatu kondisi 
perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang 
digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau 
dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan 
sebelumnya, sekalipun diketahui bahwa target yang telah ditetapkan
36 
perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industry untuk 
usaha yang sejenis. ( Sumber: Kasmir, hal:134-135) 
Berikut adalah penetapan standar kesehatan koperasi ditinjau dari 
current ratio yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi 
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi 
Berprestasi/Koperasi Award, yaitu sebagai berikut: 
Standar Kategori 
200% - 250% Sehat 
175% - <200% atau 
>250% - 275% 
Cukup Sehat 
150% - <175% atau 
>275% - 300% 
Kurang Sehat 
(sumber:http//www.smecda.com/file/infosmecda/uu_perme/PERMEN/perm 
en 06-v-06.htm) 
Rumus untuk menghitung current ratio yaitu : 
Current Ratio = 
X 100% 
1. Tahun 2007 
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 178.540.310 
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 112.260.679
37 
Current Ratio = 
X 100% 
= 1.5904825 atau 159,04% 
2. Tahun 2008 
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 170.884.244 
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 82.005.850 
Current Ratio = 
X 100% 
= 2.083805533 atau 208,38% 
3. Tahun 2009 
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 2.867.924.398 
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 637.131.758 
Current Ratio = 
X 100% 
= 4.501305047 atau 450,13% 
4. Tahun 2010 
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 2.279.908.540 
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 623.865.458 
Current Ratio = 
X 100% 
= 3.654487535 atau 365,44 %
38 
5. Tahun 2011 
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 1.763.536.549 
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 620.684.208 
Current Ratio = 
X 100% 
= 2.841278264 atau 284,12 % 
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Current Ratio 
koperasi karyawan yang mana pada Tahun 2007, aktiva lancar berjumlah 
178.540.310 sedangkan di tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya 
berjumlah 112.260.679. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk 
menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara 
membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun 
yang sama. Dengan demikian CR pada koperasi karyawan adalah sebesar 
159,04%. 
Pada tahun 2008, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp. 
170.884.244 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai Rp. 
82.005.850. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin 
hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada 
tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 208,38%. 
Pada tahun 2009, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp. 
2.867.924.398 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai 
Rp. 637.131.758. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk
39 
menjamin hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan 
cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar 
pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 450,13%. 
Pada tahun 2010, jumlah aktiva lancar pada koperasi karyawan bank 
BNI Kota Lubuklinggau berjumlah sebesar Rp. 2.279.908.540 sedangkan 
pada tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
623.865.458. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin 
hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada 
tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh jumlah CR pada tahun 2010 
sebesar 365,44. 
Pada tahun 2011, total jumlah aktiva lancar koperasi karyawan 
berjumlah sebesar Rp. 1.763.536.549, sedangkan jumlah kewajiban lancar 
pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 620.684.208. Current Ratio 
atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin hutang lancarnya pada 
koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total 
aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan 
demikian diperoleh CR sebesar 284,12%. 
Dibawah ini terdapat tabel IV.1 mengenai Analisis Rasio Keuangan 
Current Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011.
40 
Tabel IV.1 
Analisis Rasio Keuangan 
Current Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan 
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Tahun 2007 - 2011 
Tahun Current Ratio Selisih Keterangan Kategori 
2007 159,04% - - Kurang Sehat 
2008 208,38% 49,34% Naik Sehat 
2009 450,13% 241,75% Naik Kurang Sehat 
2010 365,44% -84,69% Turun Kurang Sehat 
2011 284,12% -81,32% Turun Kurang Sehat 
Sumber : Data diolah, 2013 
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 Current Ratio 
berjumlah sebesar 159,04% maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi 
berprestasi/koperasi award maka CR pada tahun 2007 masuk kedalam 
kategori KURANG SEHAT. 
Selanjutnya pada tahun 2008 jumlah CR sebesar 208,38% dengan 
tingkat selisih yang mengalami kenaikan dari tahun 2007 yaitu sebesar 
49,34% maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM 
maka CR tahun 2008 masuk kedalam Kategori SEHAT. 
Pada tahun 2009 CR berjumlah sebesar 450,13% dengan tingkat 
selisih dari tahun sebelumnya sebesar 241,75% berdasarkan peraturan 
Menteri Negara Koperasi dan UKM tahun 2009 masuk kedalam kategori 
KURANG SEHAT.
41 
Pada tahun 2010 jumlah CR sebesar 365,44% dan mengalami 
penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih dari tahun 
sebelumnya yaitu -84,69%, maka berdasarkan peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan UKM pada 2010 CR masuk kedalam kategori KURANG 
SEHAT. 
Dan selanjutnya pada tahun 2011 jumlah CR sebesar 284,12% dengan 
tingkat selisih yang juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 
sebesar -81,32%, maka berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan 
UKM pada tahun 2011 juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. 
Dibawah ini terdapat Grafik IV.1 mengenai Laju Perkembangan 
Current Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
selama Lima Tahun (2007 - 2011)
42 
Laju Perkembangan Current Ratio Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
159,04% 
Tahun (2007 - 2011) 
208,38% 
Sumber : Data diolah, 2013 
Grafik IV.1 
450,13% 
365,,44% 
Dari grafik diatas terlihat bahwa Current Ratio selama lima tahun 
dari tahun 2007 – 2011 mengalami fluktuasi, dan kenaikan tertinggi terjadi 
pada tahun 2009 dengan jumlah sebesar 450,13%. 
500 
450 
400 
350 
300 
250 
200 
150 
100 
50 
2. Analisis Cash Ratio 
Cash Ratio (Rasio Kas) merupakan alat yang digunakan untuk 
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. 
Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau 
yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang 
dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan 
kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang 
jangka pendeknya. ( Sumber: Kasmir, hal:138-139) 
284,12% 
0 
2007 2008 2009 2010 2011 
Current Ratio
43 
Berikut ini pedoman penetapan kesehatan pada Koperasi ditinjau dari 
Cash Ratio menurut penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam / Unit Simpan 
Pinjam mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil 
dan Menengah Republik Indonesia. No : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang 
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam 
Koperasi, yaitu sebagai berikut: 
Standar Kriteria 
10%> - ≥15% Sehat 
15%< - ≤20% Cukup Sehat 
≤10 - >20 Tidak Sehat 
(sumber:http/www.smecda.com/Files/Infosmecda/uu_permen/PERMEN 
2009.htm) 
Rumus untuk mencari Cash Ratio (Rasio Kas) dapat digunakan sebagai 
berikut : 
Cash Ratio = 
X 100% 
1. Tahun 2007 : 
Kas = Rp. 28.835.310 
Kewajiban Lancar = Rp. 112.260.679 
Cash Ratio = 
X 100% 
= 0.256860285 atau 25,68% 
2. Tahun 2008 :
44 
Kas = Rp. 30.669.244 
Kewajiban Lancar = Rp. 82.005.850 
Cash Ratio = 
X 100% 
= 0.373988489 atau 37,39% 
3. Tahun 2009 : 
Kas = Rp. 37.616.785 
Kewajiban Lancar = Rp. 637.131.758 
Cash Ratio = 
X 100% 
= 0.059040825 atau 5,90% 
4. Tahun 2010 : 
Kas = Rp. 40.404.310 
Kewajiban Lancar = Rp. 623.865.458 
Cash Ratio = 
X 100% 
= 0.06476446 atau 6,47% 
5. Tahun 2011 : 
Kas = Rp. 44.440.196 
Kewajiban Lancar = Rp. 620.684.208 
Cash Ratio = 
X 100% 
= 0.071598721 atau 7,15%
45 
Dari perhitungan diatas, pada tahun 2007 untuk Cash Ratio 
berjumlah sebesar 25,68%. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar 
pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui 
dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada 
tahun yang sama. Pada tahun 2007 total kas koperasi karyawan berjumlah 
sebesar Rp. 28.835.310, sedangkan kewajiban lancarnya pada tahun yang 
sama berjumlah sebesar Rp. 112.260.679. dengan demikian Cash Ratio pada 
koperasi karyawan pada tahun 2007 adalah 25,68%. 
Pada tahun 2008, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 
30.669.244, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
82.005.850. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban 
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara 
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian 
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 
37,39%. 
Pada tahun 2009, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 
37.616.7855, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
637.131.758. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban 
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara 
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian 
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2009 adalah 5,90% . 
Pada tahun 2010, total kas pada koperasi yaitu sebesar
46 
Rp.40.404.310, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
623.865.458. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban 
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara 
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian 
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 6,47%. 
Pada tahun 2011, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 
44.440.196, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
620.684.208. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban 
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara 
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian 
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 7,15%. 
Dibawah ini terdapat tabel IV.2 mengenai Analisis Rasio Keuangan 
Cash Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan 
Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011. 
Tabel IV.2 
Analisis Rasio Keuangan 
Cash Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan 
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Tahun 2007 - 2011 
`Tahun Cash Ratio Selisih Keterangan Kategori 
2007 25,68% - - Tidak Sehat 
2008 37,39% 11.71% Naik Tidak Sehat 
2009 5,90% -31.49% Turun Tidak Sehat 
2010 6,47% 0.57% Naik Tidak Sehat 
2011 7,15% 0.68% Naik Tidak Sehat 
Sumber : Data diolah, 2013
47 
Dari tabel di atas, pada tahun 2007 untuk Cash Ratio berjumlah 
sebesar 25,68%. maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan 
UKM Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit 
Simpan Pinjam Koperasi,maka Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2007 
dapat dikategorikan TIDAK SEHAT. 
Pada tahun 2008, Cash Ratio berjumlah sebesar 37,39%, pada tahun ini 
terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan 
sebesar 11.71%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM 
Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2008 masuk kedalam kategori TIDAK 
SEHAT. 
Kemudian pada tahun 2009, Cash Ratio berjumlah sebesar 5,90% pada 
tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih 
penurunan sebesar -31.49%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2009 masuk 
kedalam kategori TIDAK SEHAT. 
Tahun 2010, Cash Ratio berjumlah sebesar 6,47%, pada tahun ini 
terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan 
sebesar 0.57%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM 
Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2010 masuk kedalam kategori TIDAK 
SEHAT. 
Selanjutnya di tahun 2011, Cash Ratio berjumlah sebesar 7,15%, pada 
tahun ini juga terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih 
kenaikan sebesar 0.68%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
48 
dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2011 masuk kedalam 
kategori TIDAK SEHAT. 
Dibawah ini terdapat Grafik IV.2 mengenai Laju Perkembangan Cash 
Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun (2007 – 
2011). 
Laju Perkembangan Cash Ratio Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Sumber : Data diolah, 2013 
Grafik IV.2 
Tahun (2007 - 2011) 
Dan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan laju Cash 
Ratio selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dimana terjadi 
kenaikan yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah sebesar 
37,39%. 
25,68% 
37,39% 
5,90% 6,47% 
7,15% 
40 
35 
30 
25 
20 
15 
10 
5 
0 
2007 2008 2009 2010 2011 
Cash Ratio
49 
3. Analisis Debt to Asset Ratio 
Debt to Asset merupakan rasio utang yang digunakan untuk 
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan 
kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau 
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. 
Debt to asset ratio merupakan salah satu jenis dari rasio solvabilitas. 
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan 
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk 
memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak 
mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. 
Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai 
dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio 
perusahaan, digunakan rasio rata-rata industry yang sejenis. Para analis 
menilai, tingkat Debt to Assets Ratio yang sehat adalah kurang dari 40%. 
( Sumber : Kasmir, hal : 156 ) 
Berikut adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau 
dari rasio Debt to Assets Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri 
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi 
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut:
50 
Standar Kriteria 
≤40% Sehat 
>40% - 50% Cukup Sehat 
>50% - 60% Kurang Sehat 
>60% - 80% Tidak Sehat 
>80% Sangat Tidak Sehat 
(sumber:http://www.smecda.com/File/infosmecda/uu_permen/PERMEN/ 
Permen06-v-06.htm) 
Rumus yang digunakan untuk mencari debt ratio dapat digunakan 
sebagai berikut : 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
Tahun 2007 : 
Total Hutang = Rp. 124.328.779 
Total Aktiva = Rp. 237.323.635 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
= 0.523878622 atau 52,38% 
Tahun 2008 : 
Total Hutang = Rp. 89.039.950
51 
Total Aktiva = Rp. 221.897.560 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
= 0.401266016 atau 40,12% 
Tahun 2009 : 
Total Hutang = Rp. 2.860.782.979 
Total Aktiva = Rp. 3.111.245.336 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
= 0.919497715 atau 91,94% 
Tahun 2010 : 
Total Hutang = Rp. 2.227.169.097 
Total Aktiva = Rp. 2.465.914.356 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
= 0.903181852 atau 90,31% 
Tahun 2011 : 
Total Hutang = Rp. 1.626.581.741 
Total Aktiva = Rp. 1.892.981.541 
Debt to Asset Ratio = 
X 100% 
= 0.859269731 atau 85,92%
52 
Dari perhitungan diatas, pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio yang 
mana Total Hutangnya berjumlah sebesar Rp. 124.328.779, dan total 
aktivanya yaitu sebesar Rp. 237.323.635. Debt to Asset Ratio atau seberapa 
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian 
dapat diketahui DAR pada tahun 2007 berjumlah sebesar 52,38%. 
Pada tahun 2008, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp. 
89.039.950, sementara Total Aktivanya pada tahun yang sama mencapai Rp. 
221.897.560. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan 
dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara 
total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR 
pada tahun 2008 berjumlah sebesar 40,12 %. 
Pada tahun 2009, total hutang koperasi karyawan mencapai 
Rp.2.860.782.979, sementara total aktivanya pada tahun yang sama 
mencapai Rp. 3.111.245.226. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar 
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara Total Hutang dengan Total Aktiva. Dengan 
demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2009 berjumlah sebesar 91,94%. 
Tahun 2010, total hutang koperasi karyawan mencapai 
Rp.2.227.169.097, sementara total aktivanya pada tahun yang sama 
mencapai Rp.2.465.914.356. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar 
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian
53 
dapat diketahui DAR pada tahun 2010 berjumlah sebesar 90,31%. 
Kemudian pada tahun 2011, total hutang koperasi karyawan 
mencapai Rp.1.626.581.741, sementara total aktivanya pada tahun yang 
sama mencapai Rp. 1.892.981.541. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar 
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian 
dapat diketahui DAR pada tahun 2011 berjumlah sebesar 85,92%. 
Dibawah ini terdapat tabel IV.3 mengenai Analisis Rasio 
Keuangan Debt to Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada 
Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011. 
Tabel IV.3 
Analisis Rasio Keuangan 
Debt to Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan 
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Tahun 2007 - 2011 
`Tahun 
Debt to Asset 
Ratio 
Selisih Keterangan Kategori 
2007 52,38% - - Kurang Sehat 
2008 40,12% -12,26% Turun Cukup Sehat 
2009 91,94% 5182% Naik Sangat Tidak Sehat 
2010 90,31% -1,63% Turun Sangat Tidak Sehat 
2011 85,92% -4,39% Turun Sangat Tidak Sehat 
Sumber : Data diolah, 2013 
Dari tabel diatas, pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio berjumlah 
sebesar 52,38%. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan 
UKM tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award,
54 
maka pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio masuk kedalam kategori 
KURANG SEHAT. 
Pada tahun 2008, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 40,12%, 
pada tahun ini terjadi penurun dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih 
sebesar -12,26%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan 
UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori 
CUKUP SEHAT. 
Pada tahun 2009, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 91,94%, 
pada tahun ini terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih 
kenaikan sebesar 51,82%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi 
dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori 
SANGAT TIDAK SEHAT. 
Pada tahun 2010, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 90,31%, 
pada tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat 
selisih penurunan yaitu -1,63%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk 
kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT. 
Pada tahun 2011, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 85,92%, 
pada tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat 
selisih penurunan yaitu -4,39%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk 
kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT.
55 
Dibawah ini terdapat Grafik IV.3 mengenai Laju Perkembangan 
Debt to Asset Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Tahu (2007-2011). 
Laju Perkembangan Debt to Asset Ratio Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
52,38% 
Tahun (2007 - 2011) 
40,12% 
100 
90 
80 
70 
60 
50 
40 
30 
20 
10 
Sumber : Data diolah, 2013 
Grafik IV.3 
91,94% 90,31% 
Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan Debt to Asset Ratio selama 
lima tahun terakhir juga mengalami fluktuasi dimana kenaikan tertinggi 
terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar 91,94%. 
85,92% 
0 
2007 2008 2009 2010 2011 
DAR
56 
4. Analisis Return On Asset 
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) 
atas jumlah aktiva yang digunakan di dalam perusahaan. Dalam artian 
bahwa Return On Asset atau biasa disingkat dengan ROA merupakan 
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua 
aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan 
adalah laba sesudah pajak atau EAT. Return on asset termasuk kedalam 
salah satu jenis-jenis rasio profitabilitas. Dalam rasio Return On Asse 
Ratio ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini adalah semakin 
baik karena laba yang diperoleh semakin besar. ( Sumber : Kasmir, hal : 
201-202) 
Berikut ini adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau 
dari Return On Asset Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi 
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut ini: 
Standar Kriteria 
≥10% Sehat 
7% - <10% Cukup Sehat 
3% - <7% Kurang Sehat 
1% - <3% Tidak Sehat 
<1% Sangat Tidak Sehat 
(sumber:http//www.smecda.com/File/infosmecda/PERMEN/Permen06-v-06.htm)
57 
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai 
berikut : 
Return On Asset = 
X 100% 
Tahun 2007 : 
Earning After Tax (EAT) = Rp. 18.238.774 
Total Asset = Rp. 237.323.635 
Return On Asset = 
X 100% 
= 0.076851907 atau 7,68% 
Tahun 2008 : 
Earning After Tax (EAT) = Rp. 30.017.351 
Total Asset = Rp. 221.897.560 
Return On Asset = 
X 100% 
= 0.135275714 atau 13,52% 
Tahun 2009 : 
Earning After Tax (EAT) = Rp. 130.386.121 
Total Asset = Rp. 3.111.245.226 
Return On Asset = 
X 100% 
= 0.041908018 atau 4,19%
58 
Tahun 2010 : 
Earning After Tax (EAT) = Rp.94.547.073 
Total Asset = Rp. 2.465.914.356 
Return On Asset = 
X 100% 
= 0.038341588 atau 3,83% 
Tahun 2011 : 
Earning After Tax (EAT) = Rp. 98.780.535 
Total Asset = Rp. 1.892.981.541 
Return On Asset = 
X 100% 
= 0.052182513 ata 5,21% 
Dari perhitungan diatas, dapat penuliskan terangkan bahwa pada tahun 
2007, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar Rp. 
237.323.635, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah 
sebesar Rp. 18.238.774. Persentase ROA atau kemampuan asset dalam 
menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara 
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun 
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 
2006 adalah 7,68%. 
Pada tahun 2008, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar 
Rp.221.897.560, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah
59 
sebesar Rp.30.017.351 Persentase ROA atau kemampuan asset dalam 
menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara 
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun 
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 
2007 adalah 13,52%. 
Pada tahun 2009, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar 
Rp.3.111.245.226, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama 
berjumlah sebesar Rp.130.386.121. Persentase ROA atau kemampuan asset 
dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara 
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun 
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 
2009 adalah 4,19%. 
Pada tahun 2010, total asset pada koperasi karyawan mencapai 
sebesar Rp.2.465.914.356, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama 
berjumlah sebesar Rp.94.547.073. Persentase ROA atau kemampuan asset 
dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara 
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun 
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 
2010 adalah 3,83%. 
Sementara itu pada tahun 2011, Total Asset pada koperasi karyawan 
mencapai sebesar Rp.1.892.981.541, sementara itu untuk EAT pada tahun 
yang sama berjumlah sebesar Rp.98.780.535. Persentase ROA atau 
kemampuan asset dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui
60 
dengan cara membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada 
pada tahun yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan 
pada tahun 2011 adalah 5,21%. 
Dibawah ini terdapat tabel IV.4 mengenai Analisis Rasio Keuangan 
Return On Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi 
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011. 
Tabel IV.4 
Analisis Rasio Keuangan 
Return On Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan 
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Tahun 2007 - 2011 
`Tahun 
Return On Asset 
Ratio 
Selisih Keterangan Kategori 
2007 7,68% - - Cukup Sehat 
2008 13,52% 5,84% Naik Sehat 
2009 4,19% -9,33% Turun Kurang Sehat 
2010 3,83% -0,36% Turun Kurang Sehat 
2011 5,21% 1,38% Naik Kurang Sehat 
Sumber : Data diolah, 2013 
Dari tabel diatas, dapat diterangkan bahwa pada tahun 2007, jumlah 
Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 7,68%, maka berdasarkan 
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang 
Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, maka masuk 
kedalam kategori CUKUP SEHAT. 
Pada tahun 2008, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah 
sebesar 13,52%, pada tahun ini terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun
61 
sebelumnya yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 5,84%, dan berdasarkan 
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka 
masuk kedalam kategori SEHAT. 
Pada tahun 2009, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah 
sebesar 4,19%, pada tahun ini terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun 
sebelumnya yaitu dengan selisih penurunan sebesar -9,33%, dan 
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan 
Menengah, maka masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. 
Pada tahun 2010, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah 
sebesar 3,83%, pada tahun ini juga terjadi penurunan yaitu dengan selisih 
penurunan sebesar -0,36%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori 
KURANG SEHAT. 
Pada tahun 2010, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah 
sebesar 3,83%, pada tahun ini juga terjadi penurunan yaitu dengan selisih 
penurunan sebesar -0,36%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara 
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori 
KURANG SEHAT. 
Pada tahun 2011, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah 
sebesar 5,21%, pada tahun ini terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun 
sebelumnya yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 1,38%, dan berdasarkan 
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka 
masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
62 
Di bawah ini terdapat Grafik IV.4 mengenai Laju Perkembangan 
Return On Asset Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Tahun (2007 – 2008). 
Laju Perkembangan Return On Asset Pada Koperasi Karyawan 
7,68% 
Bank BNI Kota Lubuklinggau 
Tahun (2007 - 2011) 
13,52% 
Sumber : Data diolah, 2013 
Grafik IV.4 
4,19% 
3,83% 
Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk Return On Asset pada koperasi 
selama lima tahun terakhir juga mengalami fluktuasi dimana terjadi 
kenaikan tertinggi pada tahun 2008, yaitu sebesar 13,52%. 
5,21% 
14 
12 
10 
8 
6 
4 
2 
0 
2007 2008 2009 2010 2011 
ROA
63 
4.2 Pembahasan 
1. Pembahasan Current Ratio 
Pada tahun 2007, dapat diketahui bahwa jumlah aktiva lancar 
berjumlah sebesar Rp. 178.540.310 sedangkan di tahun yang sama 
jumlah kewajiban lancarnya berjumlah Rp. 112.260.679. Current Ratio 
atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar 
koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total 
aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama, maka dapat 
diperoleh jumlah Current Ratio pada Koperasi pada tahun 2007 adalah 
berjumlah sebesar 159,04% artinya adalah bahwa setiap kewajiban lancar 
koperasi sebesar Rp. 1,00 akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 
1.5904825. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM 
tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka 
CR untuk koperasi karyawan tahun 2007 termasuk kedalam Kategori 
KURANG SEHAT, karena masih di bawah standar 2,00 yang telah 
ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM . 
Pada tahun 2008, jumlah Aktiva Lancar pada koperasi mencapai 
Rp. 170.884.244 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya 
mencapai Rp. 82.005.850. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar 
untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui 
dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar 
pada tahun yang sama, maka akan diperoleh jumlah CR sebesar 208,38% 
hal dapat diartikan bahwa setiap kewajiban lancar koperasi Rp. 1,00
64 
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2.083805533. Jika dilihat pada 
table IV.1 (h.40) dan juga grafik IV.1 (h.41) pada tahun ini terjadi 
kenaikan yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 49,34%, kenaikan 
disebabkan oleh terjadinya penurunan kewajiban lancar yang tinggi dari 
tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah 
Hutang terhadap Bank dan jika berdasarkan pada peraturan Menteri 
Negara dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi 
berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan tahun 
2008 termasuk kedalam Kategori SEHAT, karena dapat mencapai 
standar kesehatan yang telah di tetapkan oleh Menteri Negara Koperasi 
dan UKM. dan artinya pimpinan pada koperasi dapat mendayagunakan 
CR secara baik dan efektif. 
Pada tahun 2009, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp. 
2.867.924.398 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai 
Rp. 637.131.758. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk 
menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan 
cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada 
tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 450,13%. Hal 
ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar 
sebesar Rp 4.501305047. Dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya 
jumlah CR pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang sangat pesat 
dengan selisih kenaikan yaitu sebesar 241,75%. Kenaikan ini disebabkan 
oleh bertambahnya jumlah aktiva lancar yang semula berjumlah sebesar
65 
Rp.170.884.244 bertambah pesat menjadi berjumlah sebesar Rp. 
2.867.924.398, dan jumlah kewajiban lancar dari yang semula berjumlah 
Rp. 82.005.850 naik menjadi sebesar Rp. 637.131.758. kenaikan ini 
disebabkan oleh bertambahnya hutang pajak. Akan tetapi Berdasarkan 
peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian 
Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan 
tahun 2009 termasuk kedalam Kategori KURANG SEHAT, karena 
jumlah CR nya melebihi dari standar kesehatan yang telah ditetapkan 
oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM yaitu berkisar antara 200% - 
250%. Jika jumlah CR terlalu tinggi dapat mengindikasikan adanya suatu 
masalah, seperti : penimbunan kas, banyaknya piutang yang tidak 
tertagih, penumpukan persediaan, tidak efisiennya pemanfaatan 
“pembiayaan” gratis dari pemasok, dan rendahnya pinjaman jangka 
pendek. ( Sumber : Irham Fahmi, hal : 124, 2011 ). 
Pada tahun 2010, jumlah aktiva lancar pada koperasi karyawan 
bank BNI Kota Lubuklinggau berjumlah sebesar Rp. 2.279.908.540 
sedangkan pada tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah 
sebesar Rp. 623.865.458. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar 
untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui 
dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar 
pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh jumlah CR pada 
tahun 2010 sebesar 365,44%. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 
1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 3.654487535. CR pada tahun
66 
2010 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dengan selisih 
penurunan sebesar 84,69%. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya 
jumlah kewajiban lancar maupun jumlah aktiva lancar pada tahun 
sebelumnya. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM 
tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka 
CR untuk koperasi karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau pada tahun 
2010 termasuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Karena jumlah CR 
masih terlalu tinggi dari standar kesehatan Menteri Negara Koperasi dan 
UKM yaitu berkisar antara 200% - 250%. 
Pada tahun 2011, total jumlah aktiva lancar koperasi karyawan 
berjumlah sebesar Rp. 1.763.536.549, sedangkan jumlah kewajiban 
lancar pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 620.684.208. 
Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban 
lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan 
total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. 
Dengan demikian diperoleh CR pada tahun ini sebesar 284,12%. Hal ini 
dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar 
Rp 2.841278264. Pada tahun 2011 ini juga jumlah CR mengalami 
penurunan sebesar 81,32%. Penurunan ini juga disebabkan oleh 
berkurangnya jumlah kewajiban lancar maupun jumlah aktiva lancar 
pada koperasi. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan 
UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award 
maka CR untuk koperasi karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau pada
67 
tahun 2011 termasuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Akan tetapi 
meskipun masih tetap masuk kedalam kategori Kurang Sehat namun 
Jumlah CR pada tahun 2011 sedikit lebih baik dibandingkan pada dua 
tahun terakhir yang mengalami kenaikan sangat tinggi. Dan jika diamati 
pada grafik IV.1 jumlah CR selama dua tahun terakhir mengalami 
penurunan. Jika jumlah CR pada tahun-tahun selanjutnya selalu 
mengalami penurunan dan dapat menyentuh pada posisi standar 200% - 
250% maka CR dapat dikatakan Sehat. 
2. Pembahasan Cash Ratio 
Pada tahun 2007, total kas pada koperasi berjumlah sebesar Rp. 
28.835.310, sedangkan kewajiban lancarnya pada tahun yang sama yaitu 
sebesar Rp. 112.260.679. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar 
pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui 
dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar 
pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi 
karyawan pada tahun 2007 adalah sebesar 25,68%, artinya setiap Rp. 
1,00 kewajiban lancar akan dijamin dengan Rp. 0,256860285 uang kas. 
Berdasarkan keputusan dari Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil 
dan Menengah No : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian 
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, maka 
Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2007 dapat dikategorikan 
kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena jumlah Cash Ratio pada
68 
tahun ini cukup tinggi dan melebihi standar yang ditetapkan oleh Menteri 
Negara Koperasi dan UKM yang berkisar diantara 10%> - ≥15%. 
Pada tahun 2008, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 
30.669.244, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
82.005.850. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada koperasi 
karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun 
yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada 
tahun 2008 adalah sebesar Rp. 37,39%, artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban 
lancar akan dijamin sebesar Rp. 0.373988489 uang kas. Jika diamati pada 
table IV.2 terjadi kenaikan pada Cash Ratio dari tahun 2007–2008 
dengan selisih kenaikan yaitu sebesar 11,71%. Kenaikan ini disebabkan 
oleh bertambahnya total kas pada koperasi sementara kewajiban 
lancarnya berkurang dari tahun sebelumnya. Sementara itu pada grafik 
IV.2 keadaan laju perkembangan Cash Ratio juga mengalami kenaikan. 
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan 
Menengah, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2008 
dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena jumlah 
Cash Ratio pada tahun ini sangat tinggi dan melebihi dari standar Sehat 
yang telah ditetapkan yaitu berkisar diantara 10%> - ≥15%. Kenaikan 
Jumlah Cash Ratio ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah kewajiban lancar 
pada tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
69 
Pada tahun 2009, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 
37.616.7855, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
637.131.758. Cash Ratio dapat dihitung dengan cara membandingkan 
antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan 
demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2009 adalah 
5,90% . artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 
0.059040825 uang kas. Jika diamati pada tabel IV.2 pada tahun ini 
terjadi penurunan yang sangat besar terhadap Cash Ratio, dengan selisih 
penurunan sebesar 31.49%. hal ini disebabkan oleh bertambahnya total 
kas dibandingkan dengan tahun sebelumnya namun kewajiban lancarnya 
juga mengalami kenaikan yang sangat tinggi dibandingkan dengan tahun 
sebelumnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan 
Usaha Kecil dan Menengah, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan 
pada tahun 2009 dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. 
Karena standar Cash Ratio sangat rendah yaitu senilai 5,90%, untuk 
masuk kedalam kategori sehat sangatlah jauh yaitu berkisar antara 10%> 
- ≥15%. Dan juga jumlah kewajiban lancar pada koperasi ditahun ini 
sangatlah tinggi disebabkan karena Bagian Lancar Hutang Jangka 
Panjang masuk kedalam Hutang Jangka Pendek sementara pada dua 
tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 dan tahun 2008 belum tersedia 
hutang jangka panjang. Sementara itu dilihat dari grafik laju 
perkembangan Cash Ratio mengalami penurunan yang sangat drastis, 
dibandingkan dengan dua tahun terakhir.
70 
Pada tahun 2010, total kas pada koperasi yaitu sebesar 
Rp.40.404.310, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar 
Rp. 623.865.458. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada 
koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan 
cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada 
tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan 
pada tahun 2010 adalah 6,47%. artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar 
dijamin dengan Rp. 0.06476446 uang kas. Pada tahun 2010 terjadi 
kenaikan dengan selisih kenaikan sebesar 0.57%. kenaikan ini 
disebabkan oleh bertambahnya total kas dibandingkan dengan tahun 
sebelumnya sementra itu kewajiban lancarnya mengalami penurunan, 
maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 dapat 
dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena masih jauh 
dari standar sehat yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi, 
dan Usaha Kecil dan menengah yaitu berkisar diantara 10%> - ≥15%. 
Dan juga kewajiban lancar pada koperasi ditahun ini masih sangat tinggi 
dibandingkan dengan uang kas yang tersedia. 
Pada tahun 2011, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 
44.440.196, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 
620.684.208. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada 
koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan 
cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada 
tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan
71 
pada tahun 2011 adalah 7,15%, artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar 
dijamin dengan Rp. 0.071598721 uang kas. Pada tahun 2011 juga terjadi 
kenaikan dengan selisih kenaikan sebesar 0.68%. hal ini disebabkan oleh 
bertambahnya total kas pada koperasi dari tahun sebelumnya sementara 
pada kewajiban lancarnya mengalami penurunan. Berdasarkan 
Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah, 
maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2011 dapat 
dikategorikan juga kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena masih 
jauh dari standar sehat yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara 
Koperasi, dan Usaha Kecil dan menengah yaitu berkisar diantara 10%> - 
≥15%. Namun setidaknya pada tahun 2011 ini Cash Ratio mengalami 
sedikit peningkatan dibandingkan dengan dua tahun terakhir meskipun 
belum mampu untuk masuk kedalam kategori standar Sehat yang telah 
ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan 
menengah bukan berarti pada tahun-tahun selanjutnya koperasi tidak 
mampu untuk masuk kedalam standar sehat asalkan keadaan kas selalu 
meningkat sementara kewajiban lancarnya harus terus berkurang. 
3. Pembahasan Debt to Asset Ratio 
Pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio yang mana total hutangnya 
berjumlah sebesar Rp. 124.328.779, dan total aktivanya yaitu sebesar Rp. 
237.323.635. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan 
dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
72 
total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR 
pada tahun 2007 berjumlah sebesar 52,38%. Hal ini dapat diartikan 
bahwa, setiap Rp 1,00 pendanaan koperasi, Rp. 0.523878622 dibiayai 
dengan hutang. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan 
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi 
Berprestasi/Koperasi Award, maka DAR pada tahun 2007 dapat 
dikategorikan ke dalam kategori KURANG SEHAT, karena jumlah 
DAR pada tahun 2007 lebih besar dari 40% yaitu sebesar 52,38%. 
Artinya koperasi masih cukup besar dibiayai oleh hutang. 
Pada tahun 2008, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp. 
89.039.950, sementara total aktivanya pada tahun yang sama mencapai 
Rp. 221.897.560. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva 
perusahaan dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara 
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan 
demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2008 berjumlah sebesar 
40,12%. Hal ini dapat diartikan bahwa, setiap Rp 1,00 pendanaan 
koperasi, Rp. 0.401266016 dibiayai dengan hutang. Jika dilihat dari 
Tabel IV.3 maka DAR pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 
12,26%, penurunan ini disebabkan oleh total hutangnya yang mengalami 
Penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan 
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah 
Republik Indonesia, maka DAR pada tahun 2008 dapat dikategorikan ke
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN
LAPORAN KEUANGAN

More Related Content

What's hot

surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKAsurat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKANurdin Al-Azies
 
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)Raja Matridi Aeksalo
 
(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for Professional
(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for Professional(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for Professional
(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for ProfessionalKanaidi ken
 
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )Tresna Ferdiana Advertisement
 
SIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptx
SIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptxSIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptx
SIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptxidramst
 
Tantangan dan kreativitas dunia kerja
Tantangan dan kreativitas dunia kerjaTantangan dan kreativitas dunia kerja
Tantangan dan kreativitas dunia kerjaSamuel Henry
 
PRESENTASI PRAKERIN
PRESENTASI PRAKERINPRESENTASI PRAKERIN
PRESENTASI PRAKERINENDANG KIS
 
MEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptx
MEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptxMEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptx
MEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptxceronronaldo1
 
Laporan pkl SMK
Laporan pkl SMKLaporan pkl SMK
Laporan pkl SMKHerman Shu
 
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptnPentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptnKetut Swandana
 
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...Uofa_Unsada
 
Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"
Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"
Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"Kanaidi ken
 
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky HojantoBedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky HojantoKuncoroAdinNugraha
 
Agustus 18b proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...
Agustus 18b   proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...Agustus 18b   proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...
Agustus 18b proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...Alrasid Al
 
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Ruth Dian
 

What's hot (20)

surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKAsurat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
surat pernyatan kesediaan menjadi PengurusKOPMA UIKA
 
CV dan Lampiran
CV dan LampiranCV dan Lampiran
CV dan Lampiran
 
Pkl bab 1
Pkl bab 1Pkl bab 1
Pkl bab 1
 
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
Customer Service (Pelayanan Pelanggan)
 
(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for Professional
(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for Professional(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for Professional
(2022) Silabus Training_"Sharpen Your NEGOTIATION SKILLS" for Professional
 
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )Tresna Ferdiana 1401130044  Kerja Profesi ( final softcopy )
Tresna Ferdiana 1401130044 Kerja Profesi ( final softcopy )
 
SIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptx
SIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptxSIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptx
SIAPkerja-ID + PIA 2.0 + Joss Rev.5.pptx
 
Tantangan dan kreativitas dunia kerja
Tantangan dan kreativitas dunia kerjaTantangan dan kreativitas dunia kerja
Tantangan dan kreativitas dunia kerja
 
Tips LPDP.pptx
Tips LPDP.pptxTips LPDP.pptx
Tips LPDP.pptx
 
PRESENTASI PRAKERIN
PRESENTASI PRAKERINPRESENTASI PRAKERIN
PRESENTASI PRAKERIN
 
MEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptx
MEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptxMEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptx
MEMBANGUN INTEGRITAS WORKSHOP BKD DI SALATIGA 7 April 2021.pptx
 
Laporan pkl SMK
Laporan pkl SMKLaporan pkl SMK
Laporan pkl SMK
 
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptnPentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
Pentingnya melanjutkan sekolah ke ptn
 
Laporan pkl alfiyah
Laporan pkl alfiyahLaporan pkl alfiyah
Laporan pkl alfiyah
 
Form penilaian wawancara
Form penilaian wawancaraForm penilaian wawancara
Form penilaian wawancara
 
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
 
Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"
Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"
Link-link Materi Training "SERVICE EXCELLENT & WORK MOTIVATION"
 
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky HojantoBedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
Bedah buku - Public speaking mastery Karya Ongky Hojanto
 
Agustus 18b proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...
Agustus 18b   proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...Agustus 18b   proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...
Agustus 18b proposal penawaran pelatihan bidang manajemen kepegawaian dan a...
 
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
Laporan Praktek Kerja Lapangan(PKL)
 

Viewers also liked

ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...Uofa_Unsada
 
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujksPermen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujksMuhayat Akbar
 
PRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASI
PRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASIPRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASI
PRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASIIrvan Malvinas
 
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return SahamAnalisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return SahamPT Tritama Cahaya Abadi
 
Analisis laporan keuangan pt buana listya tama tbk
Analisis laporan keuangan pt buana listya tama tbkAnalisis laporan keuangan pt buana listya tama tbk
Analisis laporan keuangan pt buana listya tama tbkAnita DianaS
 
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...Uofa_Unsada
 
Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...
Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...
Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...Fitri Rahayu
 
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...Uofa_Unsada
 
analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016
analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016
analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016Garniss Hadiah
 
Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015
Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015
Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015labiboziel011010
 
Analisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunan
Analisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunanAnalisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunan
Analisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunanAbdi Az
 
Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...
Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...
Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...Yuli ati
 
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...Uofa_Unsada
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanMarobo United
 

Viewers also liked (16)

ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
ANALISIS KINERJA LIKUIDITAS DAN SOLVABILITAS TERHADAP KEPUTUSAN KREDITUR DALA...
 
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujksPermen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
Permen 2007 12_39_pedoman_pengawasan_kjks_ujks
 
PRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASI
PRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASIPRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASI
PRPOSAL MANAJEMEN KOPERASI - PEMBENTUKAN USAHA KOPERASI
 
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return SahamAnalisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
Analisis Pengaruh Rasio Keuangan terhadap Return Saham
 
Analisis laporan keuangan pt buana listya tama tbk
Analisis laporan keuangan pt buana listya tama tbkAnalisis laporan keuangan pt buana listya tama tbk
Analisis laporan keuangan pt buana listya tama tbk
 
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
PENGARUH LIKUIDITAS, STRUKTUR MODAL, DAN PROFITABILITAS TERHADAP MARKET VALUE...
 
rasio-profitabilitas
rasio-profitabilitasrasio-profitabilitas
rasio-profitabilitas
 
Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...
Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...
Kuliah Analisis Laporan Keuangan (Laporan final analisis pt. siantar top, tbk...
 
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS, DEBT TO ASSETS RATIO, RETURN ON EQUITY, D...
 
analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016
analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016
analisa laporan keuangan dan proyeksi PT Sepatu Bata 2008-2012/2013-2016
 
Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015
Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015
Pedoman penulisan skripsi stie's tahun 2015
 
Analisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunan
Analisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunanAnalisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunan
Analisis informasi laporan keuangan subsektor perkebunan
 
Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...
Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...
Tugas Analisis Laporan Keuangan_LAPORAN KEUANGAN PT. INDOCEMENT TUNGGAL PRAKA...
 
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
EVALUASI KINERJA KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI KONSUMSI DENGAN PEN...
 
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaanSkripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
Skripsi laporan keuangan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan
 
Akuntansi koperasi
Akuntansi koperasiAkuntansi koperasi
Akuntansi koperasi
 

Similar to LAPORAN KEUANGAN

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...Uofa_Unsada
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...Uofa_Unsada
 
FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...
FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...
FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...Uofa_Unsada
 
Panduan bos 2013
Panduan bos 2013Panduan bos 2013
Panduan bos 2013Abbyzayidha
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRATLaporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRATEKPD
 
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)SuryantiYusuf
 
Laporan pkl junia marwa
Laporan pkl junia marwaLaporan pkl junia marwa
Laporan pkl junia marwaN Marwa
 
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohLaporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohAisyatunNadziroh1
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATUofa_Unsada
 
Laporan kkn dian arofatun nisa'
Laporan kkn dian arofatun nisa'Laporan kkn dian arofatun nisa'
Laporan kkn dian arofatun nisa'Dian Nisa
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAHLaporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAHEKPD
 
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLITJufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLITJufrohJr
 
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLITJufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLITJufrohJr
 
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLITJufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLITJufrohJr
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUUofa_Unsada
 
Kti metta selani
Kti metta selaniKti metta selani
Kti metta selaniMettaSelani
 
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-temanna #LABEDDU
 

Similar to LAPORAN KEUANGAN (20)

PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...
PENGARUH PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN DAN RASIO LANCAR TERHADAP ...
 
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
PERANAN AKUNTANSI SYARIAH TERHADAP PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BANK MUAMALAT IND...
 
FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...
FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...
FUNGSI SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL PIUTANG TERHADAP CASH FLOW PERUSAHAAN MAN...
 
Panduan bos 2013
Panduan bos 2013Panduan bos 2013
Panduan bos 2013
 
Analisis Kelayakan Bisnis
Analisis Kelayakan BisnisAnalisis Kelayakan Bisnis
Analisis Kelayakan Bisnis
 
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRATLaporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
Laporan Akhir EKPD 2009 Sulawesi Utara - UNSRAT
 
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
MAKALAH EVALUASI KINERJA DAN KOMPENSASI (UTS)
 
Laporan pkl junia marwa
Laporan pkl junia marwaLaporan pkl junia marwa
Laporan pkl junia marwa
 
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun NadzirohLaporan KKN. Aisyatun Nadziroh
Laporan KKN. Aisyatun Nadziroh
 
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALATPERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
PERLAKUAN AKUNTANSI DALAM PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT
 
Laporan kkn dian arofatun nisa'
Laporan kkn dian arofatun nisa'Laporan kkn dian arofatun nisa'
Laporan kkn dian arofatun nisa'
 
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAHLaporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
Laporan Akhir EKPD 2010 - Kepri - UMRAH
 
Abstrak
AbstrakAbstrak
Abstrak
 
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLITJufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
 
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLITJufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi METLIT
 
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLITJufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLIT
Jufroh_12160235_6H-AK_Skripsi _METLIT
 
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKUANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
ANALISIS PERILAKU USER DAN EX USER PADA PRODUK GULA PASIR GULAKU
 
Kti metta selani
Kti metta selaniKti metta selani
Kti metta selani
 
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
Agenda ii pkp-modul berfikir kreatif dalam pelayanan-
 
Makalah Pengantar Bisnis
Makalah Pengantar BisnisMakalah Pengantar Bisnis
Makalah Pengantar Bisnis
 

Recently uploaded

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxumusilmi2019
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuanganzulfikar425966
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptwxmnxfm57w
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 

Recently uploaded (17)

Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptxCryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga KeuanganPresentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
Presentasi Tentang Asuransi Pada Lembaga Keuangan
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.pptSlide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
Slide Pengisian SPT Tahunan 2015 - OP 1770 Pembukuan.ppt
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 

LAPORAN KEUANGAN

  • 1. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DITINJAU DARI CURRENT RATIO, CASH RATIO, DEBT to ASSET dan RETURN ON ASSET PADA KOPERASI KARYAWAN BANK BNI KOTA LUBUKLINGGAU SKRIPSI DISUSUN OLEH : NAMA : HABIBULLAH NIM : 29.01.377 JURUSAN : MANAJEMEN Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI – MUSI RAWAS ( STIE – MURA ) LUBUKLINGGAU TAHUN AKADEMIK 2013
  • 2. ii
  • 3. ii
  • 4. MOTTO DAN PERSEMBAHAN iv MOTTO :  Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya didunia dan diakhirat (HR, Ibnu Madjah dan Hurairah)  Biarlah layar sobek, biarlah kemudi patah lebih baik tenggelam dari pada harus putar haluan.  Kamu boleh jual apa saja yang ada pada dirimu demi bertahan hidup tapi jangan coba-coba kau gadaikan harga dirimu demi perutmu sebab kau takan mampu menebusnya kembali.  Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban yang menjadi kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses.  Aku tak punya waktu untuk membenci orang yang membenciku, karena aku terlalu sibuk mencintai mereka yang mencintaiku. ( Mario Teguh – Loving you all as always ) Skripsi ini kupersembahkan untuk :  Ayahanda Rusman Hadi dan ibunda Maryati tercinta yang tak pernah lelah berdoa dan memberikan support kepada penulis baik moril dan materil.  Kedua saudaraku, ayundaku Wiwid dan adikku Yayat.  My brother Sandy.  Teman-teman jurusan manajemen baik Keuangan, SDM dan Pemasaran serta teman-teman jurusan akuntansi.  Almamaterku.
  • 5. v
  • 6. ABSTRAK Habibullah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan Ditinjau Dari Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Assets dan Return On Assets pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau, berdasarkan pada Laporan Keuangan selama lima tahun terakhir terhitung pada tahun 2007 – 2012 yang cenderung berfluktuasi, memberi ruang untuk dapat memberikan saran dan masukan . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil Analisis Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau selama lima tahun terakhir terhitung pada tahun 2007–2012. Metode yang digunakan adalah dengan metode kuantitatif. Dari hasil analisis maka dapat dijelaskan bahwa untuk Perhitungan Current Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2007 CR berjumlah 159,04% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2008 CR berjumlah sebesar 208,38% dikategorikan kedalam kategori SEHAT, untuk tahun 2009 CR berjumlah 450,13% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2010 CR berjumlah 365,44% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2011 CR berjumlah sebesar 284,12% juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Perhitungan Cash Ratio, tahun 2007 berjumlah 25,68% maka masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2008 Cash Ratio sebesar 37,39% masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2009 berjumlah 5,90% masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2010 Cash Ratio berjumlah 6,47% masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2011 berjumlah 7,15% juga masuk kedalam kategori TIDAK SEHAT. Perhitungan pada tahun 2007 Debt to Assets Rasio / DAR berjumlah sebesar 52,38% masuk kedalam kategori KURANG SEHAT, DAR tahun 2008 berjumlah 40,12% masuk kedalam kategori CUKUP SEHAT, tahun 2009 DAR berjumlah 91,94% masuk kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT, tahun 2010 DAR berjumlah 90,31% masuk kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT, dan tahun 2011 DAR berjumlah 85,92% masuk kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT. Perhitungan Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau, untuk tahun 2007 ROA berjumlah sebesar 7,68% masuk kedalam kategori CUKUP SEHAT, tahun 2008 ROA berjumlah sebesar 13,52% maka masuk kategori SEHAT, tahun 2009 berjumlah 4,19% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2010 ROA berjumlah 3,83% masuk kategori KURANG SEHAT, dan pada tahun 2011 berjumlah 5,21% juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Kata Kunci : Laporan Keuangan, Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, Return On vi Asset.
  • 7. RIWAYAT HIDUP Habibullah, dilahirkan di Surulangun, Sumatera Selatan pada tanggal 25 Mei 1991 dari ayah Rusman Hadi dan ibu Maryati, Saya anak kedua dari tiga bersaudara. Alamat Jl. Melati Rt.03 Blok. A No. 176, Kelurahan Perumnas Rahma, Kecamatan vii Lubuklinggau Selatan 1. Sekolah dasar diselesaikan sejak tahun 2003 di SD Negeri 66 Lubuklinggau, Sekolah Menengah Pertama diselesaikan sejak tahun 2006 di SMP AL-IKHLAS Lubuklinggau, dan selanjutnya ke Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 2 diselesaikan sejak tahun 2009 di SMA Negeri 2 Lubuklinggau. Dan lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE – MURA) pada tahun 2013. Lubuklinggau, September 2013 HABIBULLAH
  • 8. ix KATA PENGANTAR Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat, hidayah dan innayah-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata Satu STIE-MURA Lubuklinggau. Semua hambatan dan tantangan dalam penyusunan tugas akhir ini, merupakan nikmat tersendiri yang dianugerahkan kepada Penulis sebagai pengalaman hidup yang tak ternilai. Dalam penyusunan skripsi ini Penulis tidak akan berhasil dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada : 1. Ketua STIE-MURA Lubuklinggau, Ibu Dra. Hj. Jumroh, M.Pd. 2. Bapak Drs. H. Sardiyo, MM selaku Dosen Pembimbing I. 3. Bapak Herman Paleni, S.Hi.,SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan selaku Ketua Jurusan Manajemen. 4. Seluruh Dosen dan staf STIE-MURA Lubuklinggau. 5. Bapak H. Rageman, S.Sos, MM selaku Pimpinan Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau beserta staf yang telah membantu memberikan data-data dalam penyusunan skripsi ini. 6. Seluruh keluarga terutama Ayah, Ibu, dan kedua orang saudara ku yang telah banyak memberikan bantuan terhadap Penulis baik doa, moril dan materil. 7. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan semangat dalam penyusunan skripsi ini. viii
  • 9. 8. Semua pihak yang telah membimbing, membantu dan mendorong ix penyelesaian Skripsi ini, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu. Mudah-mudahan Allah SWT membalas semua budi baik yang telah kalian berikan kepada Penulis. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Amin Lubuklinggau, September 2013 Habibullah ix
  • 10. DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………….. ii KEPUTUSAN TIM PENGUJI…………………………………………………….... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………... iv SURAT PERNYATAAN………………………………………………………......... v ABSTRAK………………………………………………………………………...… vi DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………………… vii KATA PENGANTAR…………………………………………………………....... viii DAFTAR ISI……………………………………………………………………........ x DAFTAR TABEL…………………………………………………………………... xiii DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………… xiv DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………... xv DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… .. xvi BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1 1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………... 1 1.2. Perumusan Masalah……………………………………………………...... 6 1.2.1. Identifikasi Masalah………………………………………………... 6 1.2.2. Batasan Masalah…………………………………………………..... 6 1.2.3. Rumusan Masalah………………………………………………….. 7 1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………………..... 7 1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………........ 8 x
  • 11. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 9 2.1. Pengertian Laporan Keuangan………………………………………….. 9 2.2. Pengertian Neraca dan Laba Rugi………………………………………. 9 2.3. Analisis Rasio Keuangan……………………………………………..... 11 2.4. Current Ratio ( Rasio Lancar )………………………………………...... 12 2.5. Cash Ratio ( Rasio Kas )……………………………………………….. 14 2.6. Debt to Assets…………………………………………………………. . 14 2.7. Return On Assets……………………………………………………..... 15 2.8. Penelitian Yang Relevan……………………………………………….. 16 2.9. Kerangka Pemikiran…………………………………………………..... 24 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………… 26 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………….. 26 3.1.1. Waktu Penelitian……………………………………………….. 26 3.1.2. Tempat Peneltian……………………………………………..... 27 3.2. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..... 27 3.3. Teknik Analisis Data………………………………………………….. 27 3.3.1. Analisis Rasio Keuangan…………………………………….... 27 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………............. 31 4.1. Hasil Penelitian…………………………………………………………. 31 A. Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………………... 31 1. Gambaran Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau………. 31 2. Aspek Kelembagaan Koperasi……………………………………….. 31 3. Organisasi…………………………………………………………..... 33 xi
  • 12. 4. Keanggotaan………………………………………………………..... 33 5. Simpanan Anggota dan Pembagian SHU…………………………..... 33 B. Perhitungan Rasio Keuangan…………………………………………...... 35 1. Analisis Current Ratio……………………………………………….... 35 2. Analisis Cash Ratio…………………………………………………... 42 3. Analisis Debt to Assets……………………………………………...... 49 4. Analisis Return On Assets…………………………………………..... 56 4.2. Pembahasan…………………………………………………………....... 63 1. Pembahasan Current Ratio…………………………………………… 63 2. Pembahasan Cash Ratio…………………………………................... 67 3. Pembahasan Debt to Assets…………………………………............ 71 4. Pembahasan Return On Asset……………………………………..... 75 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 80 5.1. Kesimpulan……………………………………………………………... 80 5.2. Saran………………………………………………………………….... 82 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…..... 84 LAMPIRAN – LAMPIRAN xii
  • 13. DAFTAR TABEL xiii Halaman Tabel 1. Tabel 1 Laporan Jumlah Aktiva, Hutang Lancar dan Laba Bersih Koperasi Karyawan Bank BNI Tahun 2007 – 2011………………………….. 4 Tabel 2. Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian……………………………………………. 26 Tabel 3. Tabel VI.1 Analisis Rasio Keuangan Current Ratio dan Selisih Peningkatan /Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 - 2011……………………………………............................................... 39 Tabel 4. Tabel IV.2 Analisis Rasio Keuangan Cash Ratio dan Selisih Peningkatan /Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011……………………………….…………………………………… 45 Tabel 5. Tabel VI.3 Analisis Rasio Keuangan Debt to Asset Ratio dan Selisih Peningkatan/Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011……………………….…………………… 51 Tabel 6. Tabel VI.4 Analisis Rasio Keuangan Return On Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011…………………………………………… 56
  • 14. DAFTAR GRAFIK xiv Halaman Grafik 1. Grafik IV.1 Laju Perkembangan Current Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 42 Grafik 2. Grafik IV.2 Laju Perkembangan Cash Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 47 Grafik 3. Grafik IV.3 Laju Perkembangan Debt to Asset Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 53 Grafik 4. Grafik IV.4 Laju Perkembangan Return On Asset Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011).……… 59
  • 15. DAFTAR GAMBAR xv Halaman Gambar 1. Gambar Kerangka Pemikiran…………………………………………… 25
  • 16. DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Persetujuan Judul Skripsi xvi Lampiran 2. Kartu Bimbingan Skripsi Lampiran 3. Lembar Perbaikan Skripsi Lampiran 4. Surat Riset Permohonan Data Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STIE-MURA Lubuklinggau Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kota Lubuklinggau Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Lampiran 8. Laporan Neraca dan Laba/Rugi Selama Lima Tahun (2007-2011) Lampiran 9. Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia Lampiran 10. Pedoman Koperasi Berprestasi
  • 17. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Koperasi yang menjadi wadah bersama rakyat kecil seperti inilah yang seharusnya memperoleh prioritas tersendiri dalam upaya pengembangannya, agar mampu menjadi soko guru ekonomi dan juga mampu untuk berdiri diatas kaki sendiri dalam usaha untuk mewujudkan suatu keadilan dan kemakmuran. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi maka peran serta koperasi sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan potensi ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang mempunyai ciri keterbukaan. Menurut UUD No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum sekaligus sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sebagaimana diketahui koperasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan badan usaha lain, yaitu dimilikinya identitas ganda. Dimana para anggota koperasi disamping sebagai pemilik juga sebagai pelanggan dari produk atau jasa yang dihasilkan koperasi. Selain partisipasi anggota, koperasi dapat tumbuh dan berkembang melalui manajemen keuangan. Untuk memperoleh gambaran secara umum tentang perkembangan koperasi perlu dilakukannya analisis terhadap data keuangan koperasi yang bersangkutan, khususnya lapaoran keuangan. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan bagi 1
  • 18. 2 manajemen, investor, dan masyarakat umum. Salah satu tugas penting yang dilakukan menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan tujuan menggali informasi yang lebih luas dan mendalam dari laporan keuangan, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui kondisi keuangan dan hasil analisis laporan keuangan dapat diijadikan dasar dalam pengambilan keputusan bagi perusahaan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan selanjutnya. Dalam hal laporan keuangan, sudah menjadi kewajiban setiap perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga dari laporan keuangan tersebut akan dapat menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan kedepannya. Adapun alat analisis yang umum digunakan adalah analisis rasio keuangan, analisis rasio keuangan dapat diklasifikasikan kedalam lima aspek rasio keuangan perusahaan, yaitu rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio nilai perusahaan. Current Ratio atau Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Current ratio termasuk kedalam salah satu jenis rasio likuiditas.
  • 19. 3 Cash Ratio atau Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersedian uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperi rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat). Cash ratio juga termasuk kedalam salah satu jenis rasio likuiditas. Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Debt to asset ratio merupakan salah satu jenis dari rasio solvabilitas. Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan di dalam perusahaan. Dalam artian bahwa Return On Asset atau biasa disingkat dengan ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on asset termasuk kedalam salah satu jenis-jenis rasio profitabilitas. Koperasi Karyawan Bank BNI terletak di jalan Yos Sudarso No. 288. Dengan Ketua Bapak H. Rageman, S.Sos, MM. Pada awalnya koperasi karyawan ini merupakan Koperasi Sekunder dimana koperasi primernya adalah Koperasi Swadharma yang berlokasi di Jakarta. Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau merupakan kelanjutan dari Koperasi Swadharma Cabang
  • 20. 4 Lubuklinggau yang setelah dilakukan penelitian dokumentasinya berdasarkan Surat Koperasi Swadharma Pusat No. KSP/3.2/2094/2005 tanggal 09 Agustus 2005 maka sejak tanggal 15 Agustus 2005 Koperasi Pegawai Cabang telah berdiri sendiri (bukan merupakan Cabang Koperasi Swadharma Pusat) dan tidak lagi punya kewajiban untuk melaporkan segala bentuk aktivitasnya ke Koperasi Swadharma Pusat di Jakarta. Sebagai lembaga keuangan non Bank, tentunya koperasi karyawan memiliki laporan keuangannya. Laporan keuangan yang dianalisis oleh peneliti adalah laporan keuangan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011 dan laporan keuangan tersebut berupa necara dan laporan laba-rugi. Tabel 1 Laporan Jumlah Aktiva, Hutang Lancar dan Laba Bersih Koperasi Karyawan Bank BNI Tahun 2007 – 2011 Dalam Rupiah URAIAN TAHUN 2007 2008 2009 2010 2011 Jumlah Aktiva : 237. 323.635 221.897.560 3.111.245.226 2.465.914.356 1.892.981.541 Jumlah Hutang : 124.328.779 89.039.950 2.860.782.979 2.227.169.097 1.626.581.741 Jumlah Modal : 112.994.856 132.857.610 250.462.248 238.745.259 266.399.800 Sumber data : Laporan Keuangan Koperasi Bank BNI Lubuklinggau Jumlah aktiva pada tahun 2007 sebesar Rp. 237.323.635, pada tahun 2008 turun menjadi Rp. 221.897.560, pada tahun 2009 naik sebesar Rp. 3.111.245.226, kemudian pada tahun 2010 turun menjadi Rp. 2.465.914.356, selanjutnya pada
  • 21. 5 tahun 2011 kembali turun menjadi Rp. 1.892.981.541. Untuk setiap kenaikan maupun penurunan jumlah Aktiva selama lima tahun terakhir disebabkan oleh bertambah ataupun berkurangnya jumlah Aktiva Lancar maupun Aktiva Tetap. Sedangkan jumlah hutang pada tahun 2007 sebesar Rp. 124.328.779, pada tahun 2008 mengalami penurunan menjadi Rp. 89.039.950, dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan sebesar, Rp. 2.860.782.979 kemudian pada tahun 2010 turun menjadi Rp. 2.227.169.097, dan pada tahun 2011 jumlah hutang kembali turun menjadi Rp. 1.626.581.741 . Setiap kenaikan maupun penurunan Jumlah Hutang disebabkan oleh bertambah maupun berkurangnya Jumlah Pasiva Lancar dan Jumlah Pasiva Kurang Lancar. Modal pada koperasi karyawan pada tahun 2007 berjumlah Rp. 112.994.856, pada tahun 2008 naik menjadi Rp. 132.857.610, kemudian pada tahun 2009 kembali naik menjadi Rp. 250.462.248, kemudian pada tahun 2011 turun menjadi Rp. 238.745.259 , selanjutnya pada tahun 2011 modal koperasi karyawan naik menjadi Rp. 266.399.800. Setiap kenaikan yang terjadi terhadap jumlah modal disebabkan oleh terus bertambahnya Jumlah Modal itu sendiri seperti Jumlah Simpanan Wajib yang terus bertambah setiap tahunnya. Dari laporan keuangan diatas perlu dianalisis, untuk mengetahui kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban yang harus segera terpenuhi (jatuh tempo), seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, serta untuk memperoleh gambaran tentang seberapa efektif koperasi dalam mengelola aktivanya. Analisis
  • 22. 6 digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta informasi laporan keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan. Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengangkat judul : Analisis Laporan Keuangan Ditinjau Dari Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio dan Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Lubuklinggau . 1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah a. Pada Koperasi Karyawan jika dilihat dari jumlah aktiva nya dari tahun 2007 sampai tahun 2011 berfluktuasi. Pada dua tahun terakhir jumlah aktiva selalu mengalami penurunan yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2011. b. Jika dilihat dari jumlah hutangnya juga mengalami fluktuasi, pada tahun 2008 jumlah hutangnya mengalami kenaikan yang sangat tinggi. 1.2.2 Batasan Masalah Guna lebih terarah pembahasan dan tidak menyimpang dari rumusan masalah yang terdapat dalam koperasi maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan hanya pada analisis laporan untuk melihat tingkat Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Return On Asset pada koperasi karyawan bank BNI Lubuklinggau.
  • 23. 7 1.2.3 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Current Ratio pada Koperasi Karyawan ? 2. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Cash Ratio pada Koperasi Karyawan ? 3. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Debt to Asset Ratio pada Koperasi Karyawan ? 4. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Return On Asset pada Koperasi Karyawan ? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui hasil Analisis Current Ratio pada Koperasi Karyawan Bank BNI Lubuklinggau. 2. Untuk mengetahui hasil Analisis Cash Ratio pada Koperasi Karyawan Bank BNI Lubuklinggau. 3. Untuk mengetahui hasil Analisis Debt to Asset Ratio pada Koperasi Karyawan Bank BNI Lubuklinggau. 4. Untuk mengetahui hasil Analisis Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Lubuklinggau.
  • 24. 8 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1.4.1 Manfaat Teoritis Sebagai bahan kajian dan referensi dalam menambah ilmu pengetahuan penelitian dan sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak yang ingin mempelajari masalah Laporan keuangan. 1.4.2 Manfaat Praktis Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan dan menetapkan keputusan untuk mengoperasikan kegiatan koperasi dan menentukan pengeluaran keuangan dimasa yang akan datang. 1.4.3 Manfaat bagi pihak lain Menjadi bahan referensi dan informasi bagi pihak-pihak yang berminat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang sama.
  • 25. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertiaan Laporan Keuangan Laporan Keuangan menurut Irham Fahmi (2011, h.2) adalah merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Sedangkan menurut Kasmir (2008, h.6) Laporan Keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. 2.2 Pengertian Neraca dan Laba Rugi Neraca menurut Harmono (2009, h.232) merupakan ringkasan posisi keuangan perusahaan, terdiri dari aktiva yang disertai elemen-elemennya dan pasiva terdiri dari utang dan modal ekuitas. Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011 h.29) neraca merupakan informasi yang menggambarkan tentang kondisi dan situasi current asset, non current asset, liabilities, dan shareholders equity serta berbagai item lainnya yang termasuk disana, untuk selanjutnya informasi tersebut dijadikan sebagai alat dalam mendukung proses pengambilan keputusan (decision making). Adapun menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston, neraca menunjukkan kondisi keuangan atau posisi keuangan suatu perusahaan pada suatu tanggal tertentu. 9
  • 26. 10 Neraca menurut Kasmir (2008, h.30) merupakan salah satu laporan keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu. Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa neraca merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva, kewajiban, dan modal perusahaan pada saat tertentu. Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid, yaitu mulai dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang terkandung dalam aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat-surat berharga, piutang, persedian dan sebagainya. Menurut Irham Fahmi (2011, h.97) Laporan laba rugi merupakan salah satu dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti bagian lainnya, laporan laba rugi merupakan bagian dari produk berbagai pilihan, dilaporkan, sperti halnya kebijakan bisnis, kondisi ekonomi, dan banyak variabel yang mempengaruhi hasil yang dilaporkan. Laporan laba rugi bersumber dari dua hal, yaitu laba dan biaya, karena itu dalam penyusunan laporan keuangan ini seorang harus menyadari dengan baik yang mana termasuk dalam kategori laba dan begitu pula sebaliknya yang mana masuk dalam kategori biaya. Jika terlalu
  • 27. 11 besar biaya maka memperlihatkan bahwa laporan tersebut lebih kerugiannya dibandingkan laba, dan begitu pula sebaliknya. 2.3 Analisis Rasio Keuangan Menurut Irham Fahmi (2011, h.106) rasio dapat di pahami sebagai hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah yang lainnya. Atau secara sederhana rasio (ratio) disebut sebagai perbandingan jumlah, dari satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan. Sedangkan menurut Kasmir (2010, h.104) Rasio Keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada didalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Menurut Sutrisno (2009, h.214) analisis rasio keuangan pada dasarnya dilakukan dengan dua cara pembandingan untuk menilai rasio-rasio yang telah diperoleh yaitu : 1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun lalu pada perusahaan yang sama, sehingga bisa diketahui perubahan rasio-rasio dari tahun ke
  • 28. 12 tahun. Pembandingan dengan cara ini tahunnya harus berurutan, tidak boleh membandingkan dengan tahun yang tidak berurutan. 2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio kelompok perusahaan yang sejenis. Untuk mengetahui kinerja perusahaan, tidak hanya membandingkan dengan rasio tahun-tahun yang lalu, karena kurang menunjukkan prestasi yang sesungguhnya. Tetapi harus dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis, agar diketahui posisi perusahaan tersebut industri. Jadi dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis rasio keuangan adalah membandingkan data keuangan pada masa sekarang dengan data keuangan masa lalu. Rasio yang akan dibahas dalam penelitian ini hanya pada Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio dan Return On Asset . 2.4 Current Ratio (Rasio Lancar) Menurut Kasmir (2008, h.134) Current Ratio (Rasio Lancar) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Current ratio termasuk kedalam salah satu jenis rasio likuiditas.
  • 29. 13 Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar. Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011, h.121) Rasio lancar adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek, kemampuan suatu perusahaan mememuhi kebutuhan utang ketika jatuh tempo. Menurut Kasmir (2008, h.135) Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, sekalipun kita tahu bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industry untuk usaha yang sejenis. Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil
  • 30. 14 rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka pendek. Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan sebagai berikut : Current Ratio = X 100% 2.5 Cash Ratio (Rasio Kas) Menurut Kasmir (2008, h.138-139) Cash Ratio (Rasio Kas) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Rumus untuk mencari Cash Ratio (Rasio Kas) dapat digunakan sebagai berikut : Cash Ratio = X 100% 2.6 Debt to Asset Menurut Kasmir (2008, h.156) Debt to Asset merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
  • 31. 15 dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Debt to asset ratio merupakan salah satu jenis dari rasio solvabilitas. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industry yang sejenis. Para analis menilai, tingkat Debt to Assets Ratio yang sehat adalah kurang dari 40%. Rumus yang digunakan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut : Debt to Asset Ratio = X 100% 2.7 Return On Asset Menurut Kasmir (2008, h.202) Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan di dalam perusahaan. Dalam artian bahwa Return On Asset atau biasa disingkat dengan ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam
  • 32. 16 hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sesudah pajak atau EAT. Return on asset termasuk kedalam salah satu jenis-jenis rasio profitabilitas. Dalam rasio Return On Asse Ratio ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar. Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut Return On Asset = X 100% 2.8 Penelitian Yang Relevan Syarthini Indrayani. Tahun 2009. Universitas Indonesia Timur Makassar . Dengan judul penelitian: Analisis Likuiditas Dan Solvabilitas Pada Koperasi Al-Mukarramah Di Kabupaten Luwu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat likuiditas dan solvabilitas Koperasi Al-Mukarramah mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis rasio keuangan pada Koperasi Al-Mukarramah, bahwa posisi likuiditas berfluktuasi, yang ditunjukkan pada tahun 2005 Current ratio sebesar 114%, pada tahun 2006 sebesar 103% dan pada tahun 2007 sebesar 112%. Sedangkan pada Quick ratio juga sama berfluktuasi. Dan pada Cash ratio selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan pada rasio solvabilitas, pada tahun 2005 menjadi 110%, pada tahun 2006 menjadi 126%, dan pada tahun 2007 menjadi 110%.
  • 33. 17 Yoyon Supriadi. Tahun 2012. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Bogor. Dengan judul : Analisis Pengaruh Likuiditas Dan Solvabilitas Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Karyawan PLN Cipta Usaha. Kesimpulannya; bahwa analisis likuiditas pada koperasi PLN Cipta Usaha setiap tahunnya mengalami penurunan yang drastic selama empat tahun, akan tetapi meningkat kembali pada tahun kelima. Analisis solvabilitas pada koperasi PLN Cipta Usaha setiap tahunnya mengalami kenaikan dan penurunan. Analisis rentabilitas pada koperasi PLN Cipta Usaha, pada perhitungan ROA mengalami kenaikan dan penurunan setiap tahunnya, sedangkan untuk perhitungan ROE pun juga sama dengan ROA mengalai kenaikan dan penurunan. Helen. Tahun 2012. Universitas Gunadarma. Dengan judul : Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal PT. Asuransi Sinar Mas (ASM). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah variabel CR, DAR, TATO, dan ROE mempunyai pengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada PT ASM ? Apakah variabel CR, DAR, TATO, dan ROE mempunyai pengaruh secara parsial terhadap struktur modal pada PT.ASM? variabel manakah dari variabel CR, DAR, TATO, dan ROE yang paling berpengaruh terhadap struktur modal pada PT.ASM? Secara keseluruhan setelah data diolah dengan menggunakan SPPS 16 maka hasil Uji F menunjukkan bahwa variabel CR,DAR,TATO, dan ROE secara bersama-sama mempengaruhi struktur modal perusahaan PT. Asuransi Sinar Mas,
  • 34. 18 secara parsial setelah Uji T menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh adalah variabel DAR dan variabel yang tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal adalah CR,ROE dan TATO. Setelah Uji Beta variabel DAR (Debt to Total Asset Ratio) mempunyai pengaruh paling dominan terhadap struktur modal pada perusahaan asuransi PT. Asuransi Sinar Mas periode tahun 2002 – 2011. Ardi Paminto, Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Tahun 2012. Dengan judul penelitian : Analisis Kinerja Keuangan Di Tinjau Dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas Pada CV Lembu Mada Nusantara di Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan pada CV Lembu Mada Nusantara khususnya ditinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas perusahaan, Serta Perkembangannya selama 2009 sampai dengan tahun 2011. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan Rasio Likuiditas perusahaan melalui rasio lancar (current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio), Rasio Solvabilitas meliputi (total debt to total asset ratio) dan (debt to equity). Rasio Profitabilitas meliputi (profit margin), (return on asset) serta (return on equity) dengan menganalisa laporan keuangan pada tahun 2009 sampai tahun 2011. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada CV Lembu Mada Nusantara pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 tingkat perputaran persedian, perputaran piutang, perputaran aktiva cenderung menurun, perputaran aktiva tetap juga cenderung
  • 35. 19 mengalami penurunan, sedangkan profit margin, return on assets dan return on equity cenderung meningkat. Agus Muqorobin, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Tahun 2009. Judul penelitian: Penerapan Rasio Keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan. Penelitian ini menganalisis kinerja keuangan KUD Banyudono Selatan yang didasarkan pada laporan keuangan periode 2002-2006. Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui efisiensi keuangan KUD Banyudono Selatan cenderung naik atau turun dan menganalisis kinerja keuangan KUD Banyudono Selatan selama lima tahun terakhir, ditinjau dari analisis rasio keuangan meliputi rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan dana KUD Banyudono Selatan telah memenuhi criteria efisien dilihat dari analisa rasio keuangan selama periode 2002, 2003, 2004, 2005, 2006 dan kinerja keuangan KUD Banyudono Selatan ditinjau dari analisis rasio keuangan perusahaan yang cukup baik. Berdasarkan analisis rasio likuiditas, levearage, dan profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja keuangan KUD Banyudono Selatan belum efisien, seperti tidak memiliki uang tunai yang likuid, terlalu banyak utang, dan kemampuan mencetak laba yang rendah. Endah Septiana. Tahun 2012. Dengan judul penelitian : Analisis Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Aktivitas Pada PT Kersa Gunung Wasada Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Tujuan penelitian ini mengetahui untuk mengetahui besarnya rasio
  • 36. 20 likuiditas, profitabilitas dan aktivitas PT Kersa Gunung Wasada berdasarkan data dari laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Dasar teori yang digunakan manajemen keuangan dengan menggunakan alat analisis rasio khususnya rasio likuiditas, rasio profitabilitas dan rasio aktivitas. Kesimpulan penelitian ini: Rasio Likuiditas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai 2011 tidak stabil yang ditunjukkan oleh turunnya current rasio dan kas rasio. Rasio Profitabilitas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai 2011 tidak stabil yang ditunjukkan oleh naik turunnya Gross Profit Margin, Net Profit margin Retrun On Assets dan Retrun On Equity Rasio Aktivitas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai 2011 tidak stabil yang ditunjukkan oleh naik turunnya ratio Fixed Assets Turn Over dan ratio Total Assets Turn Over. Rusmala Situmorang. Tahun 2012. Judul penelitian : Kinerja Keuangan Pada PT. Aneka Roda Kencana Di Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kinerja keuangan PT. Aneka Roda Kencana, untuk menganalisis dan menilai efektifitas serta sfisiensi kinerja keuangan PT. Aneka Roda Kencana dan untuk mendapatkan wawasan pengetahuan dengan menilai suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja keuangannya. Dalam penulisan ini menggunakan dasar teori yaitu teori manajemen keuangan mengenai laporan keuangan dan analisis kinerja keuangan. Alat analisis yang digunakan adalah rasio
  • 37. 21 likuiditas,solvabilitas dan profitabilitas. Dari hasil analisis maka dapat diketahui bahwa PT. Aneka Roda Kencana sudah menunjukkan kinerja keuangan yang baik karena perusahaan mampu mengelola aktivanya dengan baik. Hal ini dilihat dari hasil analisis rasio keuangan selama 2009 sampai 2011 diperoleh hasil untuk rasio likuiditas cenderung dalam kondisi yang berfluktuasi, dapat terlihat dari current ratio (37,43 kali, 31,82 kali 32,09 kali), quick ratio, ( 35 kali, 30 kali, dan 31 kali). cash ratio (0,66 kali,0,45 kali, dan 0,71 kali). Rasio Solvabilitas yang terdiri dari total debt to total asset ratio (31%, 41% dan 47%) dan total debt to equity ratio (54%, 70%, dan 84%) cenderung mengalami peningkatan dari tahu 2009 hingga 2011. Rasio profitabilitas yang terdiri dari GPM (47%, 53%,dan 55%), NPM (28%, 33%, dan 34%), ROA (19%, 31%, dan 41%), serta ROE (24%, 42% dan 59%) juga mengalami peningkatan. Abdul Gafur. Judul penelitian : Analisis Laporan Keuangan Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera Di Balikpapan. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan selama periode tahun 2008 hingga tahun 2010 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas menunjukkan tingkat yang sehat. Berdasarkan kriteria standar penilaian
  • 38. 22 koperasi berprestasi menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia No.06/PER/M.KUKM/V/2006 yang ditinjau dari rasio likuiditas dan rasio profitabilitas/rentabilitas maka Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang berprestasi, sedangkan apabila ditinjau dari rasio solvabilitas dan rasio aktivitas maka Primer Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang tidak berprestasi. Fitri Any. Judul penelitian : Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Perum Damri Setasiun Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dari kinerja keuangan pada PERUM DAMRI Setasiun Samarinda di tinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas berdasarkan data laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Alat analisis yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas antara lain current ratio, quick ratio dan cash ratio sedangkan untuk mengukur rasio solvabilitas alat analisis yang digunakan antara lain total debt to total assets ratio dan debt to equity ratio dan untuk mengukur rasio rentabilitas alat analisis yang digunakan antara lain net profit margin, return on assets dan return on equity. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, kinerja keuangan PERUM DAMRI Setasiun Samarinda ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas mengalami
  • 39. 23 hasil yang berfluktuasi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Current ratio, quick ratio dan cash ratio mengalami penurunan pada tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011. Lain halnya dengan total debt to total assets ratio dan debt to equity ratio yang mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan mengalami penurunan pada tahun 2011. Selain itu, net profit margin mngalami peningkatan ada tahun 2010 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan tetapi tidak terlalu signifikan sedangkan return on assets dan return on equity mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Secara keseluruhan, kinerja keuangan PERUM DAMRI Setasiun Samarinda ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada tahun 2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan hasil yang berfluktuasi sehingga hipotesis ditolak. Desy Natalia. Judul penelitian : Analisis Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang Di Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan PT KUD Kopta Unit Tambang di Samarinda dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan menggunakan rasio likuiditas. menganalisis kinerja keuangan PT KUD Kopta Unit Tambang di Samarinda dalam memenuhi semua kewajiban apabila perusahaan dilikuidasi dengan menggunakan rasio solvabilitas, menganalisis kinerja keuangan PT KUD Kopta Unit Tambang di
  • 40. 24 Samarinda dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan rasio profitabilitas. Alat analisis yang digunakan adalah rasio likuditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dilihat dari rasio likuiditas, Current Ratio dan Cash Ratio mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan yang baik karena perusahaan mampu membayar kewajiban lancarnya. Dilihat dari rasio solvabilitas, Total Debt to Total Assets Ratio dan Total Debt to Equity Ratio mengalami penurunan. Penurunan rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan yang baik karena semakin kecil resiko keuangannya. Dilihat dari rasio profitabilitas, Return On Assets dan Return On Equity juga mengalami penurunan. Penurunan rasio ini menunjukkan kinerja yang kurang baik karena tidak maksimal dalam menghasilkan laba. 2.9 Kerangka Pemikiran Untuk mengetahui perkembangan keuangan koperasi karyawan bank BNI yang dianalisis berdasarkan teori yang dikemukakan secara sistematis maka penulis menggunakan kerangka berfikir sebagai berikut :
  • 41. 25 LAPORAN KEUANGAN CURRENT RATIO Indikator: - Total Aktiva lancar - Total Kewajiban lancar Sumber: Dermawan Sjahrial. (2013, hal:37) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Indikator: - Neraca - Laporan Laba / Rugi Sumber: Dermawan Sjahrial. (2013, hal:14) CASH RATIO Indikator : - Kas - Total Kewajiban Lancar Sumber: Dermawan Sjahrial. (2013, hal:37) DEBT to ASSET Indikator : - Total Utang - Sumber: Dermawan Sjahrial. (2013, hal:38) RETURN ON ASSET Indikator : - EAT - Total Asset Sumber: Harmono (2009, hal:110)
  • 42. 26 BAB III METODE PENELITIAN 26 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.1.1 Waktu Penelitian Waktu penelitian ini adalah selama enam bulan yang dimulai dari pengambilan data sampai memperoleh data yang lengkap, adapun waktu yang diperlukan terhitung dari mulai bulan Februari 2013 sampai dengan Juli 2013, dengan rencana pembagian waktu sebagai berikut : Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian No Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan / Bulan Mei Jun Jul Agu Sep Okt 1 Pengajuan Judul dan Persetujuan Judul 2 Persiapan Proposal 3 Pembuatan Proposal 4 Persetujuan Ujian Proposal 5 Perbaikan Setelah Ujian Proposal 6 Seminar 7 Pengumpulan data dan Pengolahan Data 8 Pengajuan BAB I, II, III dan Perbaikan 9 Pengajuan BAB IV, V dan Perbaikan 10 Ujian Skripsi
  • 43. 27 3.1.2 Tempat Penelitian Tempat penelitian dilakukan pada koperasi Karyawan Bank BNI Lubuklinggau yang berlokasi di jalan Yos Sudarso No. 288, Lubuklinggau. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah : 1. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara meminjam dokumen-dokumen pada koperasi. 1.3 Teknik Analisis Data 1.3.1 Analisis Rasio Keuangan Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data kuantitatif, yaitu menganalisis data keuangan yang sudah ada dalam bentuk angka – angka untuk menyelesaikan permasalahan tentang Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset dan Return On Asset. a. Teknik analisis dengan pendekatan Current Ratio Menurut Dermawan Sjahrial (2013, h. 37) rumus yang digunakan adalah : Current Ratio = X 100% Berikut adalah penetapan standar kesehatan koperasi ditinjau dari current ratio yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi
  • 44. 28 dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, yaitu sebagai berikut: Standar Kriteria 200% - 250% Sehat 175% - <200% atau >250% - 275% Cukup Sehat 150% - <175% atau >275% - 300% Kurang Sehat (sumber:http//www.smecda.com/file/infosmecda/uu_perme/PERMEN/permen 06-v-06.htm) b. Teknik analisis dengan pendekatan Cash Ratio Menurut Dermawan Sjahrial (2013, h. 37) rumus yang digunakan adalah : Cash Ratio = Berikut ini pedoman penetapan kesehatan pada Koperasi ditinjau dari Cash Ratio menurut penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam / Unit Simpan Pinjam mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. No : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, yaitu sebagai berikut:
  • 45. 29 Standar Kriteria 10%> - ≥15% Sehat 15%< - ≤20% Cukup Sehat ≤10 - >20 Tidak Sehat (sumber:http/www.smecda.com/Files/Infosmecda/uu_permen/PERMEN 2009.htm) c. Teknik analisis dengan pendekatan Debt to Asset Menurut Dermawan Sjahrial (2013, h. 38) rumus yang digunakan adalah : Debt to Asset Ratio = X 100% Berikut adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau dari rasio Debt to Assets Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut: Standar Kriteria ≤40% Sehat >40% - 50% Cukup Sehat >50% - 60% Kurang Sehat >60% - 80% Tidak Sehat >80% Sangat Tidak Sehat (sumber:http://www.smecda.com/File/infosmecda/uu_permen/PERMEN/ Permen06-v-06.htm)
  • 46. 30 d. Teknik analisis dengan pendekatan Return On Asset Menurut Irham Fahmi (2011, h. 137) rumus yang digunakan adalah : Return On Asset = X 100% Berikut ini adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau dari Return On Asset Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut ini. Standar Kriteria ≥10% Sehat 7% - <10% Cukup Sehat 3% - <7% Kurang Sehat 1% - <3% Tidak Sehat <1% Sangat Tidak Sehat (sumber:http//www.smecda.com/File/infosmecda/PERMEN/Permen06-v- 06.htm)
  • 47. 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Gambaran Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Pada awalnya koperasi karyawan ini merupakan Koperasi Sekunder dimana koperasi primernya adalah Koperasi Swadharma yang berlokasi di Jakarta. Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau merupakan kelanjutan dari Koperasi Swadharma Cabang Lubuklinggau yang setelah dilakukan penelitian dokumentasinya berdasarkan Surat Koperasi Swadharma Pusat No. KSP/3.2/2094/2005 Tanggal 09 Agustus 2005 maka sejak tanggal 15 Agustus 2005 Koperasi Pegawai Cabang telah berdiri sendiri (bukan merupakan Cabang Koperasi Swadharma Pusat) dan tidak lagi punya kewajiban untuk melaporkan segala bentuk aktivitasnya ke Koperasi Swadharma Pusat di Jakarta. 2. Aspek Kelembagaan Koperasi Pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2009 bersamaan dengan Rapat Anggota Tahunan Tahun Buku 2008 telah dibentuk Koperasi Karyawan yang baru yang sama sekali terpisah dengan Koperasi Swadharma. Secara rinci Koperasi yang baru tersebut adalah sebagai berikut : - Nama : Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau 31
  • 48. 32 - Alamat : Gedung BNI Lubuklinggau Jl. Yos Sudarso No. 288 Lubuklinggau - Akte Pendirian : No. 01 Tanggal 04-02-2009, dibuat oleh dan di hadapan Notaris Iswani Usman, SH di Lubuklinggau - Badan Hukum : No. 71/BH/VII.8/2009 Tanggal 10-02- 2009 Berdasarkan RAT tahun buku 2008 tersebut diatas maka seluruh assets Koperasi Swadharma dialihkan menjadi assets Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau. 3. Organisasi Organisasi Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau terdiri dari Dewan Pengurus dan Dewan Pengawaas dengan susunan sebagai berikut : DEWAN PENGURUS - Ketua : H. Rageman, S.Sos, MM - Sekretaris : Didi Rahmadi, SE. MM - Bendahara : Hj. Desriani, SE DEWAN PENGAWAS - Ketua : Drs. Erry Ashari - Anggota : Drs. Thamberan Yasak Dewi Sukesih, SE
  • 49. 33 Untuk aktivitas sehari-hari Koperasi Karyawan dikelola langsung oleh Dewan Pengurus dibantu oleh staf administrasi yaitu Sdr. Syafrizal. 4. Keanggotaan Keanggotaan Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau terdiri dari : - Pegawai BNI yang masih aktif - Pensiunan Pegawai BNI - Karyawan PPU atau perusahaan yang terafiliasi dengan BNI Posisi anggota per 31 Desember 2011 adalah sebanyak 103 anggota, yang terdiri dari : 1. Pegawai BNI (aktif) : 57 orang (17 orang telah mutasi ke Cab. Lain) 2. Pegawai BNI Syariah : 1 orang 3. Pensiunan BNI : 11 orang 4. Karyawan PPU : 29 orang 5. Anggota yang tidak aktif : 5 orang 5. Simpanan Anggota dan Pembagian SHU Untuk mendukung permodalan usaha koperasi ada tiga jenis iuran yang dilakukan oleh setiap anggota yaitu ;
  • 50. 34 1. Simpanan Pokok, merupakan iuran yang disetor hanya sekali yaitu diawal keanggotaannya dengan nominal Rp. 20.000.- (Dua puluh ribu rupiah) 2. Simpanan Wajib, merupakan iuran yang wajib disetor oleh setiap anggota pada setiap bulannya dengan nominal Rp. 20.000.- (Dua puluh ribu rupiah) merupakan penyertaan yang diperhitungkan sebagai modal dasar koperasi. 3. Simpanan Sukarela, merupakan simpanan yang disetor oleh anggota yang jumlah dan frekwensinya tergantung keinginan anggota. Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) berdasarkan keputusan Rapat Anggota Pendirian Koperasi pada tanggal 21 Januari 2009 adalah sebagai berikut : 1. 5% untuk cadangan 2. 5% untuk Dana Pengurus. 3. 4% untuk Dana Kesejahteraan Pegawai 4. 2% untuk Dana Pendidikan 5. 2% untuk Dana Sosial 6. 2% untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja 7. 80% dibagikan kepada anggota dengan formula 25% dibagi atas dasar kontribusi anggota dan 55% dibagi atas dasar rata-rata bulanan simpanan anggota.
  • 51. 35 Demikianlah gambaran umum mengenai Koperasi Karyawan PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Kota Lubuklinggau. B. Perhitungan Rasio Keuangan Berdasarkan laporan keuangan yang tersaji dalam Neraca dan Laporan Laba Rugi selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun 2011, maka selanjutnya akan disajikan perhitungan dan pembahasan tentang Current Rasio, Cash Ratio, Debt to Asset dan Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau. 1. Analisis Current Ratio Current Ratio atau Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. untuk mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, sekalipun diketahui bahwa target yang telah ditetapkan
  • 52. 36 perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industry untuk usaha yang sejenis. ( Sumber: Kasmir, hal:134-135) Berikut adalah penetapan standar kesehatan koperasi ditinjau dari current ratio yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, yaitu sebagai berikut: Standar Kategori 200% - 250% Sehat 175% - <200% atau >250% - 275% Cukup Sehat 150% - <175% atau >275% - 300% Kurang Sehat (sumber:http//www.smecda.com/file/infosmecda/uu_perme/PERMEN/perm en 06-v-06.htm) Rumus untuk menghitung current ratio yaitu : Current Ratio = X 100% 1. Tahun 2007 Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 178.540.310 Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 112.260.679
  • 53. 37 Current Ratio = X 100% = 1.5904825 atau 159,04% 2. Tahun 2008 Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 170.884.244 Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 82.005.850 Current Ratio = X 100% = 2.083805533 atau 208,38% 3. Tahun 2009 Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 2.867.924.398 Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 637.131.758 Current Ratio = X 100% = 4.501305047 atau 450,13% 4. Tahun 2010 Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 2.279.908.540 Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 623.865.458 Current Ratio = X 100% = 3.654487535 atau 365,44 %
  • 54. 38 5. Tahun 2011 Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 1.763.536.549 Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 620.684.208 Current Ratio = X 100% = 2.841278264 atau 284,12 % Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Current Ratio koperasi karyawan yang mana pada Tahun 2007, aktiva lancar berjumlah 178.540.310 sedangkan di tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah 112.260.679. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian CR pada koperasi karyawan adalah sebesar 159,04%. Pada tahun 2008, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp. 170.884.244 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai Rp. 82.005.850. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 208,38%. Pada tahun 2009, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp. 2.867.924.398 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai Rp. 637.131.758. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk
  • 55. 39 menjamin hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 450,13%. Pada tahun 2010, jumlah aktiva lancar pada koperasi karyawan bank BNI Kota Lubuklinggau berjumlah sebesar Rp. 2.279.908.540 sedangkan pada tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 623.865.458. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh jumlah CR pada tahun 2010 sebesar 365,44. Pada tahun 2011, total jumlah aktiva lancar koperasi karyawan berjumlah sebesar Rp. 1.763.536.549, sedangkan jumlah kewajiban lancar pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 620.684.208. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 284,12%. Dibawah ini terdapat tabel IV.1 mengenai Analisis Rasio Keuangan Current Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011.
  • 56. 40 Tabel IV.1 Analisis Rasio Keuangan Current Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 - 2011 Tahun Current Ratio Selisih Keterangan Kategori 2007 159,04% - - Kurang Sehat 2008 208,38% 49,34% Naik Sehat 2009 450,13% 241,75% Naik Kurang Sehat 2010 365,44% -84,69% Turun Kurang Sehat 2011 284,12% -81,32% Turun Kurang Sehat Sumber : Data diolah, 2013 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 Current Ratio berjumlah sebesar 159,04% maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR pada tahun 2007 masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Selanjutnya pada tahun 2008 jumlah CR sebesar 208,38% dengan tingkat selisih yang mengalami kenaikan dari tahun 2007 yaitu sebesar 49,34% maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM maka CR tahun 2008 masuk kedalam Kategori SEHAT. Pada tahun 2009 CR berjumlah sebesar 450,13% dengan tingkat selisih dari tahun sebelumnya sebesar 241,75% berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tahun 2009 masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
  • 57. 41 Pada tahun 2010 jumlah CR sebesar 365,44% dan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih dari tahun sebelumnya yaitu -84,69%, maka berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM pada 2010 CR masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Dan selanjutnya pada tahun 2011 jumlah CR sebesar 284,12% dengan tingkat selisih yang juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar -81,32%, maka berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM pada tahun 2011 juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Dibawah ini terdapat Grafik IV.1 mengenai Laju Perkembangan Current Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau selama Lima Tahun (2007 - 2011)
  • 58. 42 Laju Perkembangan Current Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 159,04% Tahun (2007 - 2011) 208,38% Sumber : Data diolah, 2013 Grafik IV.1 450,13% 365,,44% Dari grafik diatas terlihat bahwa Current Ratio selama lima tahun dari tahun 2007 – 2011 mengalami fluktuasi, dan kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2009 dengan jumlah sebesar 450,13%. 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 2. Analisis Cash Ratio Cash Ratio (Rasio Kas) merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. ( Sumber: Kasmir, hal:138-139) 284,12% 0 2007 2008 2009 2010 2011 Current Ratio
  • 59. 43 Berikut ini pedoman penetapan kesehatan pada Koperasi ditinjau dari Cash Ratio menurut penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam / Unit Simpan Pinjam mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. No : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, yaitu sebagai berikut: Standar Kriteria 10%> - ≥15% Sehat 15%< - ≤20% Cukup Sehat ≤10 - >20 Tidak Sehat (sumber:http/www.smecda.com/Files/Infosmecda/uu_permen/PERMEN 2009.htm) Rumus untuk mencari Cash Ratio (Rasio Kas) dapat digunakan sebagai berikut : Cash Ratio = X 100% 1. Tahun 2007 : Kas = Rp. 28.835.310 Kewajiban Lancar = Rp. 112.260.679 Cash Ratio = X 100% = 0.256860285 atau 25,68% 2. Tahun 2008 :
  • 60. 44 Kas = Rp. 30.669.244 Kewajiban Lancar = Rp. 82.005.850 Cash Ratio = X 100% = 0.373988489 atau 37,39% 3. Tahun 2009 : Kas = Rp. 37.616.785 Kewajiban Lancar = Rp. 637.131.758 Cash Ratio = X 100% = 0.059040825 atau 5,90% 4. Tahun 2010 : Kas = Rp. 40.404.310 Kewajiban Lancar = Rp. 623.865.458 Cash Ratio = X 100% = 0.06476446 atau 6,47% 5. Tahun 2011 : Kas = Rp. 44.440.196 Kewajiban Lancar = Rp. 620.684.208 Cash Ratio = X 100% = 0.071598721 atau 7,15%
  • 61. 45 Dari perhitungan diatas, pada tahun 2007 untuk Cash Ratio berjumlah sebesar 25,68%. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Pada tahun 2007 total kas koperasi karyawan berjumlah sebesar Rp. 28.835.310, sedangkan kewajiban lancarnya pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 112.260.679. dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2007 adalah 25,68%. Pada tahun 2008, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 30.669.244, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 82.005.850. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 37,39%. Pada tahun 2009, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 37.616.7855, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 637.131.758. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2009 adalah 5,90% . Pada tahun 2010, total kas pada koperasi yaitu sebesar
  • 62. 46 Rp.40.404.310, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 623.865.458. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 6,47%. Pada tahun 2011, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 44.440.196, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 620.684.208. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 7,15%. Dibawah ini terdapat tabel IV.2 mengenai Analisis Rasio Keuangan Cash Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011. Tabel IV.2 Analisis Rasio Keuangan Cash Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 - 2011 `Tahun Cash Ratio Selisih Keterangan Kategori 2007 25,68% - - Tidak Sehat 2008 37,39% 11.71% Naik Tidak Sehat 2009 5,90% -31.49% Turun Tidak Sehat 2010 6,47% 0.57% Naik Tidak Sehat 2011 7,15% 0.68% Naik Tidak Sehat Sumber : Data diolah, 2013
  • 63. 47 Dari tabel di atas, pada tahun 2007 untuk Cash Ratio berjumlah sebesar 25,68%. maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi,maka Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2007 dapat dikategorikan TIDAK SEHAT. Pada tahun 2008, Cash Ratio berjumlah sebesar 37,39%, pada tahun ini terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan sebesar 11.71%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2008 masuk kedalam kategori TIDAK SEHAT. Kemudian pada tahun 2009, Cash Ratio berjumlah sebesar 5,90% pada tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih penurunan sebesar -31.49%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2009 masuk kedalam kategori TIDAK SEHAT. Tahun 2010, Cash Ratio berjumlah sebesar 6,47%, pada tahun ini terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan sebesar 0.57%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2010 masuk kedalam kategori TIDAK SEHAT. Selanjutnya di tahun 2011, Cash Ratio berjumlah sebesar 7,15%, pada tahun ini juga terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan sebesar 0.68%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
  • 64. 48 dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2011 masuk kedalam kategori TIDAK SEHAT. Dibawah ini terdapat Grafik IV.2 mengenai Laju Perkembangan Cash Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun (2007 – 2011). Laju Perkembangan Cash Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Sumber : Data diolah, 2013 Grafik IV.2 Tahun (2007 - 2011) Dan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan laju Cash Ratio selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dimana terjadi kenaikan yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah sebesar 37,39%. 25,68% 37,39% 5,90% 6,47% 7,15% 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2007 2008 2009 2010 2011 Cash Ratio
  • 65. 49 3. Analisis Debt to Asset Ratio Debt to Asset merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Debt to asset ratio merupakan salah satu jenis dari rasio solvabilitas. Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya. Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio perusahaan, digunakan rasio rata-rata industry yang sejenis. Para analis menilai, tingkat Debt to Assets Ratio yang sehat adalah kurang dari 40%. ( Sumber : Kasmir, hal : 156 ) Berikut adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau dari rasio Debt to Assets Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut:
  • 66. 50 Standar Kriteria ≤40% Sehat >40% - 50% Cukup Sehat >50% - 60% Kurang Sehat >60% - 80% Tidak Sehat >80% Sangat Tidak Sehat (sumber:http://www.smecda.com/File/infosmecda/uu_permen/PERMEN/ Permen06-v-06.htm) Rumus yang digunakan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai berikut : Debt to Asset Ratio = X 100% Tahun 2007 : Total Hutang = Rp. 124.328.779 Total Aktiva = Rp. 237.323.635 Debt to Asset Ratio = X 100% = 0.523878622 atau 52,38% Tahun 2008 : Total Hutang = Rp. 89.039.950
  • 67. 51 Total Aktiva = Rp. 221.897.560 Debt to Asset Ratio = X 100% = 0.401266016 atau 40,12% Tahun 2009 : Total Hutang = Rp. 2.860.782.979 Total Aktiva = Rp. 3.111.245.336 Debt to Asset Ratio = X 100% = 0.919497715 atau 91,94% Tahun 2010 : Total Hutang = Rp. 2.227.169.097 Total Aktiva = Rp. 2.465.914.356 Debt to Asset Ratio = X 100% = 0.903181852 atau 90,31% Tahun 2011 : Total Hutang = Rp. 1.626.581.741 Total Aktiva = Rp. 1.892.981.541 Debt to Asset Ratio = X 100% = 0.859269731 atau 85,92%
  • 68. 52 Dari perhitungan diatas, pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio yang mana Total Hutangnya berjumlah sebesar Rp. 124.328.779, dan total aktivanya yaitu sebesar Rp. 237.323.635. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2007 berjumlah sebesar 52,38%. Pada tahun 2008, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp. 89.039.950, sementara Total Aktivanya pada tahun yang sama mencapai Rp. 221.897.560. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2008 berjumlah sebesar 40,12 %. Pada tahun 2009, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp.2.860.782.979, sementara total aktivanya pada tahun yang sama mencapai Rp. 3.111.245.226. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara Total Hutang dengan Total Aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2009 berjumlah sebesar 91,94%. Tahun 2010, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp.2.227.169.097, sementara total aktivanya pada tahun yang sama mencapai Rp.2.465.914.356. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian
  • 69. 53 dapat diketahui DAR pada tahun 2010 berjumlah sebesar 90,31%. Kemudian pada tahun 2011, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp.1.626.581.741, sementara total aktivanya pada tahun yang sama mencapai Rp. 1.892.981.541. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2011 berjumlah sebesar 85,92%. Dibawah ini terdapat tabel IV.3 mengenai Analisis Rasio Keuangan Debt to Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011. Tabel IV.3 Analisis Rasio Keuangan Debt to Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 - 2011 `Tahun Debt to Asset Ratio Selisih Keterangan Kategori 2007 52,38% - - Kurang Sehat 2008 40,12% -12,26% Turun Cukup Sehat 2009 91,94% 5182% Naik Sangat Tidak Sehat 2010 90,31% -1,63% Turun Sangat Tidak Sehat 2011 85,92% -4,39% Turun Sangat Tidak Sehat Sumber : Data diolah, 2013 Dari tabel diatas, pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 52,38%. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award,
  • 70. 54 maka pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Pada tahun 2008, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 40,12%, pada tahun ini terjadi penurun dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih sebesar -12,26%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori CUKUP SEHAT. Pada tahun 2009, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 91,94%, pada tahun ini terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan sebesar 51,82%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT. Pada tahun 2010, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 90,31%, pada tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih penurunan yaitu -1,63%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT. Pada tahun 2011, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 85,92%, pada tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih penurunan yaitu -4,39%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT.
  • 71. 55 Dibawah ini terdapat Grafik IV.3 mengenai Laju Perkembangan Debt to Asset Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahu (2007-2011). Laju Perkembangan Debt to Asset Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau 52,38% Tahun (2007 - 2011) 40,12% 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 Sumber : Data diolah, 2013 Grafik IV.3 91,94% 90,31% Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan Debt to Asset Ratio selama lima tahun terakhir juga mengalami fluktuasi dimana kenaikan tertinggi terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar 91,94%. 85,92% 0 2007 2008 2009 2010 2011 DAR
  • 72. 56 4. Analisis Return On Asset Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan di dalam perusahaan. Dalam artian bahwa Return On Asset atau biasa disingkat dengan ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sesudah pajak atau EAT. Return on asset termasuk kedalam salah satu jenis-jenis rasio profitabilitas. Dalam rasio Return On Asse Ratio ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar. ( Sumber : Kasmir, hal : 201-202) Berikut ini adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau dari Return On Asset Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut ini: Standar Kriteria ≥10% Sehat 7% - <10% Cukup Sehat 3% - <7% Kurang Sehat 1% - <3% Tidak Sehat <1% Sangat Tidak Sehat (sumber:http//www.smecda.com/File/infosmecda/PERMEN/Permen06-v-06.htm)
  • 73. 57 Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai berikut : Return On Asset = X 100% Tahun 2007 : Earning After Tax (EAT) = Rp. 18.238.774 Total Asset = Rp. 237.323.635 Return On Asset = X 100% = 0.076851907 atau 7,68% Tahun 2008 : Earning After Tax (EAT) = Rp. 30.017.351 Total Asset = Rp. 221.897.560 Return On Asset = X 100% = 0.135275714 atau 13,52% Tahun 2009 : Earning After Tax (EAT) = Rp. 130.386.121 Total Asset = Rp. 3.111.245.226 Return On Asset = X 100% = 0.041908018 atau 4,19%
  • 74. 58 Tahun 2010 : Earning After Tax (EAT) = Rp.94.547.073 Total Asset = Rp. 2.465.914.356 Return On Asset = X 100% = 0.038341588 atau 3,83% Tahun 2011 : Earning After Tax (EAT) = Rp. 98.780.535 Total Asset = Rp. 1.892.981.541 Return On Asset = X 100% = 0.052182513 ata 5,21% Dari perhitungan diatas, dapat penuliskan terangkan bahwa pada tahun 2007, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar Rp. 237.323.635, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 18.238.774. Persentase ROA atau kemampuan asset dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 2006 adalah 7,68%. Pada tahun 2008, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar Rp.221.897.560, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah
  • 75. 59 sebesar Rp.30.017.351 Persentase ROA atau kemampuan asset dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 2007 adalah 13,52%. Pada tahun 2009, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar Rp.3.111.245.226, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp.130.386.121. Persentase ROA atau kemampuan asset dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 2009 adalah 4,19%. Pada tahun 2010, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar Rp.2.465.914.356, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp.94.547.073. Persentase ROA atau kemampuan asset dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 3,83%. Sementara itu pada tahun 2011, Total Asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar Rp.1.892.981.541, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp.98.780.535. Persentase ROA atau kemampuan asset dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui
  • 76. 60 dengan cara membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun 2011 adalah 5,21%. Dibawah ini terdapat tabel IV.4 mengenai Analisis Rasio Keuangan Return On Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011. Tabel IV.4 Analisis Rasio Keuangan Return On Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 - 2011 `Tahun Return On Asset Ratio Selisih Keterangan Kategori 2007 7,68% - - Cukup Sehat 2008 13,52% 5,84% Naik Sehat 2009 4,19% -9,33% Turun Kurang Sehat 2010 3,83% -0,36% Turun Kurang Sehat 2011 5,21% 1,38% Naik Kurang Sehat Sumber : Data diolah, 2013 Dari tabel diatas, dapat diterangkan bahwa pada tahun 2007, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 7,68%, maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, maka masuk kedalam kategori CUKUP SEHAT. Pada tahun 2008, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 13,52%, pada tahun ini terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun
  • 77. 61 sebelumnya yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 5,84%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori SEHAT. Pada tahun 2009, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 4,19%, pada tahun ini terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dengan selisih penurunan sebesar -9,33%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Pada tahun 2010, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 3,83%, pada tahun ini juga terjadi penurunan yaitu dengan selisih penurunan sebesar -0,36%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Pada tahun 2010, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 3,83%, pada tahun ini juga terjadi penurunan yaitu dengan selisih penurunan sebesar -0,36%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Pada tahun 2011, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 5,21%, pada tahun ini terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 1,38%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
  • 78. 62 Di bawah ini terdapat Grafik IV.4 mengenai Laju Perkembangan Return On Asset Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun (2007 – 2008). Laju Perkembangan Return On Asset Pada Koperasi Karyawan 7,68% Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun (2007 - 2011) 13,52% Sumber : Data diolah, 2013 Grafik IV.4 4,19% 3,83% Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk Return On Asset pada koperasi selama lima tahun terakhir juga mengalami fluktuasi dimana terjadi kenaikan tertinggi pada tahun 2008, yaitu sebesar 13,52%. 5,21% 14 12 10 8 6 4 2 0 2007 2008 2009 2010 2011 ROA
  • 79. 63 4.2 Pembahasan 1. Pembahasan Current Ratio Pada tahun 2007, dapat diketahui bahwa jumlah aktiva lancar berjumlah sebesar Rp. 178.540.310 sedangkan di tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah Rp. 112.260.679. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama, maka dapat diperoleh jumlah Current Ratio pada Koperasi pada tahun 2007 adalah berjumlah sebesar 159,04% artinya adalah bahwa setiap kewajiban lancar koperasi sebesar Rp. 1,00 akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 1.5904825. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan tahun 2007 termasuk kedalam Kategori KURANG SEHAT, karena masih di bawah standar 2,00 yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM . Pada tahun 2008, jumlah Aktiva Lancar pada koperasi mencapai Rp. 170.884.244 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai Rp. 82.005.850. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama, maka akan diperoleh jumlah CR sebesar 208,38% hal dapat diartikan bahwa setiap kewajiban lancar koperasi Rp. 1,00
  • 80. 64 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2.083805533. Jika dilihat pada table IV.1 (h.40) dan juga grafik IV.1 (h.41) pada tahun ini terjadi kenaikan yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 49,34%, kenaikan disebabkan oleh terjadinya penurunan kewajiban lancar yang tinggi dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah Hutang terhadap Bank dan jika berdasarkan pada peraturan Menteri Negara dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan tahun 2008 termasuk kedalam Kategori SEHAT, karena dapat mencapai standar kesehatan yang telah di tetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM. dan artinya pimpinan pada koperasi dapat mendayagunakan CR secara baik dan efektif. Pada tahun 2009, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp. 2.867.924.398 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai Rp. 637.131.758. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 450,13%. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 4.501305047. Dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya jumlah CR pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang sangat pesat dengan selisih kenaikan yaitu sebesar 241,75%. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah aktiva lancar yang semula berjumlah sebesar
  • 81. 65 Rp.170.884.244 bertambah pesat menjadi berjumlah sebesar Rp. 2.867.924.398, dan jumlah kewajiban lancar dari yang semula berjumlah Rp. 82.005.850 naik menjadi sebesar Rp. 637.131.758. kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya hutang pajak. Akan tetapi Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan tahun 2009 termasuk kedalam Kategori KURANG SEHAT, karena jumlah CR nya melebihi dari standar kesehatan yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM yaitu berkisar antara 200% - 250%. Jika jumlah CR terlalu tinggi dapat mengindikasikan adanya suatu masalah, seperti : penimbunan kas, banyaknya piutang yang tidak tertagih, penumpukan persediaan, tidak efisiennya pemanfaatan “pembiayaan” gratis dari pemasok, dan rendahnya pinjaman jangka pendek. ( Sumber : Irham Fahmi, hal : 124, 2011 ). Pada tahun 2010, jumlah aktiva lancar pada koperasi karyawan bank BNI Kota Lubuklinggau berjumlah sebesar Rp. 2.279.908.540 sedangkan pada tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 623.865.458. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh jumlah CR pada tahun 2010 sebesar 365,44%. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 3.654487535. CR pada tahun
  • 82. 66 2010 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dengan selisih penurunan sebesar 84,69%. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya jumlah kewajiban lancar maupun jumlah aktiva lancar pada tahun sebelumnya. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau pada tahun 2010 termasuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Karena jumlah CR masih terlalu tinggi dari standar kesehatan Menteri Negara Koperasi dan UKM yaitu berkisar antara 200% - 250%. Pada tahun 2011, total jumlah aktiva lancar koperasi karyawan berjumlah sebesar Rp. 1.763.536.549, sedangkan jumlah kewajiban lancar pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 620.684.208. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR pada tahun ini sebesar 284,12%. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 2.841278264. Pada tahun 2011 ini juga jumlah CR mengalami penurunan sebesar 81,32%. Penurunan ini juga disebabkan oleh berkurangnya jumlah kewajiban lancar maupun jumlah aktiva lancar pada koperasi. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau pada
  • 83. 67 tahun 2011 termasuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Akan tetapi meskipun masih tetap masuk kedalam kategori Kurang Sehat namun Jumlah CR pada tahun 2011 sedikit lebih baik dibandingkan pada dua tahun terakhir yang mengalami kenaikan sangat tinggi. Dan jika diamati pada grafik IV.1 jumlah CR selama dua tahun terakhir mengalami penurunan. Jika jumlah CR pada tahun-tahun selanjutnya selalu mengalami penurunan dan dapat menyentuh pada posisi standar 200% - 250% maka CR dapat dikatakan Sehat. 2. Pembahasan Cash Ratio Pada tahun 2007, total kas pada koperasi berjumlah sebesar Rp. 28.835.310, sedangkan kewajiban lancarnya pada tahun yang sama yaitu sebesar Rp. 112.260.679. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2007 adalah sebesar 25,68%, artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar akan dijamin dengan Rp. 0,256860285 uang kas. Berdasarkan keputusan dari Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah No : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, maka Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2007 dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena jumlah Cash Ratio pada
  • 84. 68 tahun ini cukup tinggi dan melebihi standar yang ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM yang berkisar diantara 10%> - ≥15%. Pada tahun 2008, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 30.669.244, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 82.005.850. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp. 37,39%, artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar akan dijamin sebesar Rp. 0.373988489 uang kas. Jika diamati pada table IV.2 terjadi kenaikan pada Cash Ratio dari tahun 2007–2008 dengan selisih kenaikan yaitu sebesar 11,71%. Kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya total kas pada koperasi sementara kewajiban lancarnya berkurang dari tahun sebelumnya. Sementara itu pada grafik IV.2 keadaan laju perkembangan Cash Ratio juga mengalami kenaikan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2008 dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena jumlah Cash Ratio pada tahun ini sangat tinggi dan melebihi dari standar Sehat yang telah ditetapkan yaitu berkisar diantara 10%> - ≥15%. Kenaikan Jumlah Cash Ratio ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah kewajiban lancar pada tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
  • 85. 69 Pada tahun 2009, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 37.616.7855, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 637.131.758. Cash Ratio dapat dihitung dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2009 adalah 5,90% . artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 0.059040825 uang kas. Jika diamati pada tabel IV.2 pada tahun ini terjadi penurunan yang sangat besar terhadap Cash Ratio, dengan selisih penurunan sebesar 31.49%. hal ini disebabkan oleh bertambahnya total kas dibandingkan dengan tahun sebelumnya namun kewajiban lancarnya juga mengalami kenaikan yang sangat tinggi dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2009 dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena standar Cash Ratio sangat rendah yaitu senilai 5,90%, untuk masuk kedalam kategori sehat sangatlah jauh yaitu berkisar antara 10%> - ≥15%. Dan juga jumlah kewajiban lancar pada koperasi ditahun ini sangatlah tinggi disebabkan karena Bagian Lancar Hutang Jangka Panjang masuk kedalam Hutang Jangka Pendek sementara pada dua tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 dan tahun 2008 belum tersedia hutang jangka panjang. Sementara itu dilihat dari grafik laju perkembangan Cash Ratio mengalami penurunan yang sangat drastis, dibandingkan dengan dua tahun terakhir.
  • 86. 70 Pada tahun 2010, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp.40.404.310, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 623.865.458. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 6,47%. artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 0.06476446 uang kas. Pada tahun 2010 terjadi kenaikan dengan selisih kenaikan sebesar 0.57%. kenaikan ini disebabkan oleh bertambahnya total kas dibandingkan dengan tahun sebelumnya sementra itu kewajiban lancarnya mengalami penurunan, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena masih jauh dari standar sehat yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan menengah yaitu berkisar diantara 10%> - ≥15%. Dan juga kewajiban lancar pada koperasi ditahun ini masih sangat tinggi dibandingkan dengan uang kas yang tersedia. Pada tahun 2011, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp. 44.440.196, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp. 620.684.208. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan
  • 87. 71 pada tahun 2011 adalah 7,15%, artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan Rp. 0.071598721 uang kas. Pada tahun 2011 juga terjadi kenaikan dengan selisih kenaikan sebesar 0.68%. hal ini disebabkan oleh bertambahnya total kas pada koperasi dari tahun sebelumnya sementara pada kewajiban lancarnya mengalami penurunan. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2011 dapat dikategorikan juga kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena masih jauh dari standar sehat yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan menengah yaitu berkisar diantara 10%> - ≥15%. Namun setidaknya pada tahun 2011 ini Cash Ratio mengalami sedikit peningkatan dibandingkan dengan dua tahun terakhir meskipun belum mampu untuk masuk kedalam kategori standar Sehat yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan menengah bukan berarti pada tahun-tahun selanjutnya koperasi tidak mampu untuk masuk kedalam standar sehat asalkan keadaan kas selalu meningkat sementara kewajiban lancarnya harus terus berkurang. 3. Pembahasan Debt to Asset Ratio Pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio yang mana total hutangnya berjumlah sebesar Rp. 124.328.779, dan total aktivanya yaitu sebesar Rp. 237.323.635. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
  • 88. 72 total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2007 berjumlah sebesar 52,38%. Hal ini dapat diartikan bahwa, setiap Rp 1,00 pendanaan koperasi, Rp. 0.523878622 dibiayai dengan hutang. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, maka DAR pada tahun 2007 dapat dikategorikan ke dalam kategori KURANG SEHAT, karena jumlah DAR pada tahun 2007 lebih besar dari 40% yaitu sebesar 52,38%. Artinya koperasi masih cukup besar dibiayai oleh hutang. Pada tahun 2008, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp. 89.039.950, sementara total aktivanya pada tahun yang sama mencapai Rp. 221.897.560. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2008 berjumlah sebesar 40,12%. Hal ini dapat diartikan bahwa, setiap Rp 1,00 pendanaan koperasi, Rp. 0.401266016 dibiayai dengan hutang. Jika dilihat dari Tabel IV.3 maka DAR pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar 12,26%, penurunan ini disebabkan oleh total hutangnya yang mengalami Penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, maka DAR pada tahun 2008 dapat dikategorikan ke