1. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
DITINJAU DARI CURRENT RATIO, CASH RATIO,
DEBT to ASSET dan RETURN ON ASSET
PADA KOPERASI KARYAWAN BANK BNI
KOTA LUBUKLINGGAU
SKRIPSI
DISUSUN OLEH :
NAMA : HABIBULLAH
NIM : 29.01.377
JURUSAN : MANAJEMEN
Diajukan Untuk Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Strata Satu
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI – MUSI RAWAS
( STIE – MURA ) LUBUKLINGGAU
TAHUN AKADEMIK 2013
4. MOTTO DAN PERSEMBAHAN
iv
MOTTO :
Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang
sedang kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya didunia
dan diakhirat (HR, Ibnu Madjah dan Hurairah)
Biarlah layar sobek, biarlah kemudi patah lebih baik tenggelam dari
pada harus putar haluan.
Kamu boleh jual apa saja yang ada pada dirimu demi bertahan hidup
tapi jangan coba-coba kau gadaikan harga dirimu demi perutmu
sebab kau takan mampu menebusnya kembali.
Menjadi sukses itu bukanlah suatu kewajiban yang menjadi
kewajiban adalah perjuangan kita untuk menjadi sukses.
Aku tak punya waktu untuk membenci orang yang membenciku,
karena aku terlalu sibuk mencintai mereka yang mencintaiku.
( Mario Teguh – Loving you all as always )
Skripsi ini kupersembahkan untuk :
Ayahanda Rusman Hadi dan ibunda Maryati tercinta yang
tak pernah lelah berdoa dan memberikan support kepada
penulis baik moril dan materil.
Kedua saudaraku, ayundaku Wiwid dan adikku Yayat.
My brother Sandy.
Teman-teman jurusan manajemen baik Keuangan, SDM dan
Pemasaran serta teman-teman jurusan akuntansi.
Almamaterku.
6. ABSTRAK
Habibullah (2013) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Laporan Keuangan
Ditinjau Dari Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Assets dan Return On Assets pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau, berdasarkan pada Laporan Keuangan selama lima
tahun terakhir terhitung pada tahun 2007 – 2012 yang cenderung berfluktuasi, memberi ruang
untuk dapat memberikan saran dan masukan .
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil Analisis Current Ratio, Cash Ratio,
Debt to Asset Ratio, Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota
Lubuklinggau selama lima tahun terakhir terhitung pada tahun 2007–2012. Metode yang
digunakan adalah dengan metode kuantitatif.
Dari hasil analisis maka dapat dijelaskan bahwa untuk Perhitungan Current Ratio
pada koperasi karyawan pada tahun 2007 CR berjumlah 159,04% masuk kategori KURANG
SEHAT, tahun 2008 CR berjumlah sebesar 208,38% dikategorikan kedalam kategori
SEHAT, untuk tahun 2009 CR berjumlah 450,13% masuk kategori KURANG SEHAT,
tahun 2010 CR berjumlah 365,44% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2011 CR
berjumlah sebesar 284,12% juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
Perhitungan Cash Ratio, tahun 2007 berjumlah 25,68% maka masuk kategori
TIDAK SEHAT, tahun 2008 Cash Ratio sebesar 37,39% masuk kategori TIDAK SEHAT,
tahun 2009 berjumlah 5,90% masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2010 Cash Ratio
berjumlah 6,47% masuk kategori TIDAK SEHAT, tahun 2011 berjumlah 7,15% juga masuk
kedalam kategori TIDAK SEHAT.
Perhitungan pada tahun 2007 Debt to Assets Rasio / DAR berjumlah sebesar 52,38%
masuk kedalam kategori KURANG SEHAT, DAR tahun 2008 berjumlah 40,12% masuk
kedalam kategori CUKUP SEHAT, tahun 2009 DAR berjumlah 91,94% masuk kedalam
kategori SANGAT TIDAK SEHAT, tahun 2010 DAR berjumlah 90,31% masuk kedalam
kategori SANGAT TIDAK SEHAT, dan tahun 2011 DAR berjumlah 85,92% masuk
kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT.
Perhitungan Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota
Lubuklinggau, untuk tahun 2007 ROA berjumlah sebesar 7,68% masuk kedalam kategori
CUKUP SEHAT, tahun 2008 ROA berjumlah sebesar 13,52% maka masuk kategori
SEHAT, tahun 2009 berjumlah 4,19% masuk kategori KURANG SEHAT, tahun 2010 ROA
berjumlah 3,83% masuk kategori KURANG SEHAT, dan pada tahun 2011 berjumlah 5,21%
juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
Kata Kunci : Laporan Keuangan, Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, Return On
vi
Asset.
7. RIWAYAT HIDUP
Habibullah, dilahirkan di Surulangun, Sumatera Selatan pada tanggal 25 Mei
1991 dari ayah Rusman Hadi dan ibu Maryati, Saya anak kedua dari tiga bersaudara.
Alamat Jl. Melati Rt.03 Blok. A No. 176, Kelurahan Perumnas Rahma, Kecamatan
vii
Lubuklinggau Selatan 1.
Sekolah dasar diselesaikan sejak tahun 2003 di SD Negeri 66 Lubuklinggau,
Sekolah Menengah Pertama diselesaikan sejak tahun 2006 di SMP AL-IKHLAS
Lubuklinggau, dan selanjutnya ke Sekolah Menengah Atas SMA Negeri 2
diselesaikan sejak tahun 2009 di SMA Negeri 2 Lubuklinggau. Dan lulus dari Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE – MURA) pada tahun 2013.
Lubuklinggau, September 2013
HABIBULLAH
8. ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat,
hidayah dan innayah-Nya Skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir dalam memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi Jenjang Pendidikan Strata Satu STIE-MURA
Lubuklinggau.
Semua hambatan dan tantangan dalam penyusunan tugas akhir ini,
merupakan nikmat tersendiri yang dianugerahkan kepada Penulis sebagai
pengalaman hidup yang tak ternilai. Dalam penyusunan skripsi ini Penulis tidak
akan berhasil dan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini dengan setulus hati Penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Ketua STIE-MURA Lubuklinggau, Ibu Dra. Hj. Jumroh, M.Pd.
2. Bapak Drs. H. Sardiyo, MM selaku Dosen Pembimbing I.
3. Bapak Herman Paleni, S.Hi.,SE.,M.Si selaku Dosen Pembimbing II dan
selaku Ketua Jurusan Manajemen.
4. Seluruh Dosen dan staf STIE-MURA Lubuklinggau.
5. Bapak H. Rageman, S.Sos, MM selaku Pimpinan Koperasi Karyawan
Bank BNI Kota Lubuklinggau beserta staf yang telah membantu
memberikan data-data dalam penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh keluarga terutama Ayah, Ibu, dan kedua orang saudara ku yang
telah banyak memberikan bantuan terhadap Penulis baik doa, moril dan
materil.
7. Rekan-rekan seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan semangat
dalam penyusunan skripsi ini.
viii
9. 8. Semua pihak yang telah membimbing, membantu dan mendorong
ix
penyelesaian Skripsi ini, yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu.
Mudah-mudahan Allah SWT membalas semua budi baik yang telah kalian
berikan kepada Penulis. Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi
kita semua. Amin
Lubuklinggau, September 2013
Habibullah
ix
10. DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL…………………………………………………………………. i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………….. ii
KEPUTUSAN TIM PENGUJI…………………………………………………….... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN…………………………………………………... iv
SURAT PERNYATAAN………………………………………………………......... v
ABSTRAK………………………………………………………………………...… vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………………… vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………....... viii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………........ x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………………... xiii
DAFTAR GRAFIK………………………………………………………………… xiv
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………... xv
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………… .. xvi
BAB I. PENDAHULUAN…………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang Masalah…………………………………………………... 1
1.2. Perumusan Masalah……………………………………………………...... 6
1.2.1. Identifikasi Masalah………………………………………………... 6
1.2.2. Batasan Masalah…………………………………………………..... 6
1.2.3. Rumusan Masalah………………………………………………….. 7
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………………..... 7
1.4. Manfaat Penelitian……………………………………………………........ 8
x
11. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………….. 9
2.1. Pengertian Laporan Keuangan………………………………………….. 9
2.2. Pengertian Neraca dan Laba Rugi………………………………………. 9
2.3. Analisis Rasio Keuangan……………………………………………..... 11
2.4. Current Ratio ( Rasio Lancar )………………………………………...... 12
2.5. Cash Ratio ( Rasio Kas )……………………………………………….. 14
2.6. Debt to Assets…………………………………………………………. . 14
2.7. Return On Assets……………………………………………………..... 15
2.8. Penelitian Yang Relevan……………………………………………….. 16
2.9. Kerangka Pemikiran…………………………………………………..... 24
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN………………………………………… 26
3.1. Waktu dan Tempat Penelitian………………………………………….. 26
3.1.1. Waktu Penelitian……………………………………………….. 26
3.1.2. Tempat Peneltian……………………………………………..... 27
3.2. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………..... 27
3.3. Teknik Analisis Data………………………………………………….. 27
3.3.1. Analisis Rasio Keuangan…………………………………….... 27
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………………............. 31
4.1. Hasil Penelitian…………………………………………………………. 31
A. Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………………... 31
1. Gambaran Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau………. 31
2. Aspek Kelembagaan Koperasi……………………………………….. 31
3. Organisasi…………………………………………………………..... 33
xi
12. 4. Keanggotaan………………………………………………………..... 33
5. Simpanan Anggota dan Pembagian SHU…………………………..... 33
B. Perhitungan Rasio Keuangan…………………………………………...... 35
1. Analisis Current Ratio……………………………………………….... 35
2. Analisis Cash Ratio…………………………………………………... 42
3. Analisis Debt to Assets……………………………………………...... 49
4. Analisis Return On Assets…………………………………………..... 56
4.2. Pembahasan…………………………………………………………....... 63
1. Pembahasan Current Ratio…………………………………………… 63
2. Pembahasan Cash Ratio…………………………………................... 67
3. Pembahasan Debt to Assets…………………………………............ 71
4. Pembahasan Return On Asset……………………………………..... 75
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………… 80
5.1. Kesimpulan……………………………………………………………... 80
5.2. Saran………………………………………………………………….... 82
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….…..... 84
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xii
13. DAFTAR TABEL
xiii
Halaman
Tabel 1. Tabel 1 Laporan Jumlah Aktiva, Hutang Lancar dan Laba Bersih
Koperasi Karyawan Bank BNI Tahun 2007 – 2011………………………….. 4
Tabel 2. Tabel 2 Jadwal Kegiatan Penelitian……………………………………………. 26
Tabel 3. Tabel VI.1 Analisis Rasio Keuangan Current Ratio dan Selisih Peningkatan
/Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun
2007 - 2011……………………………………............................................... 39
Tabel 4. Tabel IV.2 Analisis Rasio Keuangan Cash Ratio dan Selisih Peningkatan
/Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun
2007 – 2011……………………………….…………………………………… 45
Tabel 5. Tabel VI.3 Analisis Rasio Keuangan Debt to Asset Ratio dan Selisih
Peningkatan/Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota
Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011……………………….…………………… 51
Tabel 6. Tabel VI.4 Analisis Rasio Keuangan Return On Asset Ratio dan Selisih
Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota
Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011…………………………………………… 56
14. DAFTAR GRAFIK
xiv
Halaman
Grafik 1. Grafik IV.1 Laju Perkembangan Current Ratio Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 42
Grafik 2. Grafik IV.2 Laju Perkembangan Cash Ratio Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 47
Grafik 3. Grafik IV.3 Laju Perkembangan Debt to Asset Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011)……….. 53
Grafik 4. Grafik IV.4 Laju Perkembangan Return On Asset Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau (Tahun 2007 – 2011).……… 59
15. DAFTAR GAMBAR
xv
Halaman
Gambar 1. Gambar Kerangka Pemikiran…………………………………………… 25
16. DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Persetujuan Judul Skripsi
xvi
Lampiran 2. Kartu Bimbingan Skripsi
Lampiran 3. Lembar Perbaikan Skripsi
Lampiran 4. Surat Riset Permohonan Data
Lampiran 5. Surat Permohonan Izin Penelitian dari STIE-MURA Lubuklinggau
Lampiran 6. Surat Izin Penelitian dari Kesbangpol Kota Lubuklinggau
Lampiran 7. Surat Izin Penelitian dari Koperasi Karyawan Bank BNI Kota
Lubuklinggau
Lampiran 8. Laporan Neraca dan Laba/Rugi Selama Lima Tahun (2007-2011)
Lampiran 9. Peraturan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah
Republik Indonesia
Lampiran 10. Pedoman Koperasi Berprestasi
17. 1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Koperasi yang menjadi wadah bersama rakyat kecil seperti inilah
yang seharusnya memperoleh prioritas tersendiri dalam upaya
pengembangannya, agar mampu menjadi soko guru ekonomi dan juga mampu
untuk berdiri diatas kaki sendiri dalam usaha untuk mewujudkan suatu
keadilan dan kemakmuran. Dengan memperhatikan kedudukan koperasi maka
peran serta koperasi sangatlah penting dalam menumbuh kembangkan potensi
ekonomi rakyat serta dalam mewujudkan kehidupan demokrasi yang
mempunyai ciri keterbukaan.
Menurut UUD No 25 Tahun 1992, koperasi adalah badan usaha
yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum sekaligus sebagai
kegiatan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Sebagaimana
diketahui koperasi memiliki ciri khas yang berbeda dengan badan usaha lain,
yaitu dimilikinya identitas ganda. Dimana para anggota koperasi disamping
sebagai pemilik juga sebagai pelanggan dari produk atau jasa yang dihasilkan
koperasi. Selain partisipasi anggota, koperasi dapat tumbuh dan berkembang
melalui manajemen keuangan.
Untuk memperoleh gambaran secara umum tentang perkembangan
koperasi perlu dilakukannya analisis terhadap data keuangan koperasi yang
bersangkutan, khususnya lapaoran keuangan. Laporan keuangan merupakan
media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan bagi
1
18. 2
manajemen, investor, dan masyarakat umum. Salah satu tugas penting yang
dilakukan menganalisis laporan keuangan perusahaan dengan tujuan menggali
informasi yang lebih luas dan mendalam dari laporan keuangan, sehingga dari
hasil analisis tersebut dapat diketahui kondisi keuangan dan hasil analisis
laporan keuangan dapat diijadikan dasar dalam pengambilan keputusan bagi
perusahaan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan
selanjutnya.
Dalam hal laporan keuangan, sudah menjadi kewajiban setiap
perusahaan untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada
suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga
dapat diketahui kondisi dan posisi keuangan suatu perusahaan, sehingga dari
laporan keuangan tersebut akan dapat menentukan langkah apa yang
dilakukan perusahaan sekarang dan kedepannya. Adapun alat analisis yang
umum digunakan adalah analisis rasio keuangan, analisis rasio keuangan
dapat diklasifikasikan kedalam lima aspek rasio keuangan perusahaan, yaitu
rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, rasio solvabilitas, dan rasio
nilai perusahaan.
Current Ratio atau Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan
kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi
kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo. Current ratio termasuk
kedalam salah satu jenis rasio likuiditas.
19. 3
Cash Ratio atau Rasio Kas merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Ketersedian uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang
setara dengan kas seperi rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat
ditarik setiap saat). Cash ratio juga termasuk kedalam salah satu jenis rasio
likuiditas.
Debt to Asset Ratio atau Debt Ratio merupakan rasio utang yang
digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total
aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh
utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva. Debt to asset ratio merupakan salah satu jenis dari rasio
solvabilitas.
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return)
atas jumlah aktiva yang digunakan di dalam perusahaan. Dalam artian bahwa
Return On Asset atau biasa disingkat dengan ROA merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang
dimiliki perusahaan. Return on asset termasuk kedalam salah satu jenis-jenis
rasio profitabilitas.
Koperasi Karyawan Bank BNI terletak di jalan Yos Sudarso No.
288. Dengan Ketua Bapak H. Rageman, S.Sos, MM. Pada awalnya koperasi
karyawan ini merupakan Koperasi Sekunder dimana koperasi primernya
adalah Koperasi Swadharma yang berlokasi di Jakarta. Koperasi Karyawan
BNI Lubuklinggau merupakan kelanjutan dari Koperasi Swadharma Cabang
20. 4
Lubuklinggau yang setelah dilakukan penelitian dokumentasinya berdasarkan
Surat Koperasi Swadharma Pusat No. KSP/3.2/2094/2005 tanggal 09
Agustus 2005 maka sejak tanggal 15 Agustus 2005 Koperasi Pegawai Cabang
telah berdiri sendiri (bukan merupakan Cabang Koperasi Swadharma Pusat)
dan tidak lagi punya kewajiban untuk melaporkan segala bentuk aktivitasnya
ke Koperasi Swadharma Pusat di Jakarta.
Sebagai lembaga keuangan non Bank, tentunya koperasi karyawan
memiliki laporan keuangannya. Laporan keuangan yang dianalisis oleh
peneliti adalah laporan keuangan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2011
dan laporan keuangan tersebut berupa necara dan laporan laba-rugi.
Tabel 1
Laporan Jumlah Aktiva, Hutang Lancar
dan Laba Bersih Koperasi Karyawan Bank BNI
Tahun 2007 – 2011
Dalam Rupiah
URAIAN
TAHUN
2007 2008 2009 2010 2011
Jumlah
Aktiva :
237. 323.635 221.897.560 3.111.245.226 2.465.914.356 1.892.981.541
Jumlah
Hutang :
124.328.779 89.039.950 2.860.782.979 2.227.169.097 1.626.581.741
Jumlah
Modal :
112.994.856 132.857.610 250.462.248 238.745.259 266.399.800
Sumber data : Laporan Keuangan Koperasi Bank BNI Lubuklinggau
Jumlah aktiva pada tahun 2007 sebesar Rp. 237.323.635, pada tahun 2008
turun menjadi Rp. 221.897.560, pada tahun 2009 naik sebesar Rp. 3.111.245.226,
kemudian pada tahun 2010 turun menjadi Rp. 2.465.914.356, selanjutnya pada
21. 5
tahun 2011 kembali turun menjadi Rp. 1.892.981.541. Untuk setiap kenaikan
maupun penurunan jumlah Aktiva selama lima tahun terakhir disebabkan oleh
bertambah ataupun berkurangnya jumlah Aktiva Lancar maupun Aktiva Tetap.
Sedangkan jumlah hutang pada tahun 2007 sebesar Rp. 124.328.779, pada
tahun 2008 mengalami penurunan menjadi Rp. 89.039.950, dan pada tahun 2009
mengalami kenaikan sebesar, Rp. 2.860.782.979 kemudian pada tahun 2010 turun
menjadi Rp. 2.227.169.097, dan pada tahun 2011 jumlah hutang kembali turun
menjadi Rp. 1.626.581.741 . Setiap kenaikan maupun penurunan Jumlah Hutang
disebabkan oleh bertambah maupun berkurangnya Jumlah Pasiva Lancar dan
Jumlah Pasiva Kurang Lancar.
Modal pada koperasi karyawan pada tahun 2007 berjumlah Rp.
112.994.856, pada tahun 2008 naik menjadi Rp. 132.857.610, kemudian pada
tahun 2009 kembali naik menjadi Rp. 250.462.248, kemudian pada tahun 2011
turun menjadi Rp. 238.745.259 , selanjutnya pada tahun 2011 modal koperasi
karyawan naik menjadi Rp. 266.399.800. Setiap kenaikan yang terjadi terhadap
jumlah modal disebabkan oleh terus bertambahnya Jumlah Modal itu sendiri
seperti Jumlah Simpanan Wajib yang terus bertambah setiap tahunnya.
Dari laporan keuangan diatas perlu dianalisis, untuk mengetahui
kemampuan koperasi dalam memenuhi kewajiban yang harus segera terpenuhi
(jatuh tempo), seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang,
seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang, serta untuk memperoleh
gambaran tentang seberapa efektif koperasi dalam mengelola aktivanya. Analisis
22. 6
digunakan untuk memberikan petunjuk dan gejala-gejala serta informasi laporan
keuangan lainnya mengenai keadaan keuangan.
Berdasarkan dari uraian di atas, maka penulis tertarik mengangkat judul :
Analisis Laporan Keuangan Ditinjau Dari Current Ratio, Cash Ratio, Debt to
Asset Ratio dan Return On Asset pada Koperasi Karyawan Bank BNI
Lubuklinggau .
1.2 Perumusan Masalah
1.2.1 Identifikasi Masalah
a. Pada Koperasi Karyawan jika dilihat dari jumlah aktiva nya dari
tahun 2007 sampai tahun 2011 berfluktuasi. Pada dua tahun
terakhir jumlah aktiva selalu mengalami penurunan yaitu pada
tahun 2010 dan tahun 2011.
b. Jika dilihat dari jumlah hutangnya juga mengalami fluktuasi, pada
tahun 2008 jumlah hutangnya mengalami kenaikan yang sangat
tinggi.
1.2.2 Batasan Masalah
Guna lebih terarah pembahasan dan tidak menyimpang dari
rumusan masalah yang terdapat dalam koperasi maka penulis membatasi
ruang lingkup pembahasan hanya pada analisis laporan untuk melihat
tingkat Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio, dan Return On
Asset pada koperasi karyawan bank BNI Lubuklinggau.
23. 7
1.2.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Current
Ratio pada Koperasi Karyawan ?
2. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Cash Ratio
pada Koperasi Karyawan ?
3. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Debt to
Asset Ratio pada Koperasi Karyawan ?
4. Bagaimana Analisis Laporan Keuangan dilihat dari tingkat Return On
Asset pada Koperasi Karyawan ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui hasil Analisis Current Ratio pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Lubuklinggau.
2. Untuk mengetahui hasil Analisis Cash Ratio pada Koperasi Karyawan
Bank BNI Lubuklinggau.
3. Untuk mengetahui hasil Analisis Debt to Asset Ratio pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Lubuklinggau.
4. Untuk mengetahui hasil Analisis Return On Asset pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Lubuklinggau.
24. 8
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Sebagai bahan kajian dan referensi dalam menambah ilmu
pengetahuan penelitian dan sebagai bahan informasi bagi pihak-pihak
yang ingin mempelajari masalah Laporan keuangan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan dan
menetapkan keputusan untuk mengoperasikan kegiatan koperasi dan
menentukan pengeluaran keuangan dimasa yang akan datang.
1.4.3 Manfaat bagi pihak lain
Menjadi bahan referensi dan informasi bagi pihak-pihak yang
berminat mengadakan penelitian lebih lanjut tentang masalah yang
sama.
25. 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertiaan Laporan Keuangan
Laporan Keuangan menurut Irham Fahmi (2011, h.2) adalah
merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu
perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai
gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.
Sedangkan menurut Kasmir (2008, h.6) Laporan Keuangan adalah
laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu.
2.2 Pengertian Neraca dan Laba Rugi
Neraca menurut Harmono (2009, h.232) merupakan ringkasan
posisi keuangan perusahaan, terdiri dari aktiva yang disertai elemen-elemennya
dan pasiva terdiri dari utang dan modal ekuitas.
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011 h.29) neraca merupakan
informasi yang menggambarkan tentang kondisi dan situasi current asset,
non current asset, liabilities, dan shareholders equity serta berbagai item
lainnya yang termasuk disana, untuk selanjutnya informasi tersebut
dijadikan sebagai alat dalam mendukung proses pengambilan keputusan
(decision making). Adapun menurut Lyn M. Fraser dan Aileen Ormiston,
neraca menunjukkan kondisi keuangan atau posisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu tanggal tertentu.
9
26. 10
Neraca menurut Kasmir (2008, h.30) merupakan salah satu laporan
keuangan yang terpenting bagi perusahaan. Oleh karena itu, setiap
perusahaan diharuskan untuk menyajikan laporan keuangan dalam bentuk
neraca. Neraca biasanya disusun pada periode tertentu.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa neraca
merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan
disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail. Neraca juga
menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva, kewajiban, dan modal
perusahaan pada saat tertentu.
Penyusunan neraca dimulai dari yang paling likuid, yaitu mulai
dari aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lainnya. Komponen yang
terkandung dalam aktiva lancar adalah seperti kas, bank, surat-surat
berharga, piutang, persedian dan sebagainya.
Menurut Irham Fahmi (2011, h.97) Laporan laba rugi merupakan
salah satu dari banyak bagian suatu paket laporan keuangan dan seperti
bagian lainnya, laporan laba rugi merupakan bagian dari produk berbagai
pilihan, dilaporkan, sperti halnya kebijakan bisnis, kondisi ekonomi, dan
banyak variabel yang mempengaruhi hasil yang dilaporkan.
Laporan laba rugi bersumber dari dua hal, yaitu laba dan biaya,
karena itu dalam penyusunan laporan keuangan ini seorang harus
menyadari dengan baik yang mana termasuk dalam kategori laba dan
begitu pula sebaliknya yang mana masuk dalam kategori biaya. Jika terlalu
27. 11
besar biaya maka memperlihatkan bahwa laporan tersebut lebih
kerugiannya dibandingkan laba, dan begitu pula sebaliknya.
2.3 Analisis Rasio Keuangan
Menurut Irham Fahmi (2011, h.106) rasio dapat di pahami sebagai
hasil yang diperoleh antara satu jumlah dengan jumlah yang lainnya. Atau
secara sederhana rasio (ratio) disebut sebagai perbandingan jumlah, dari
satu jumlah dengan jumlah lainnya itulah dilihat perbandingannya dengan
harapan nantinya akan ditemukan jawaban yang selanjutnya itu dijadikan
bahan kajian untuk dianalisis dan diputuskan.
Sedangkan menurut Kasmir (2010, h.104) Rasio Keuangan
merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada didalam
laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.
Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen dengan komponen
yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka yang
diperbandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode maupun
beberapa periode.
Menurut Sutrisno (2009, h.214) analisis rasio keuangan pada
dasarnya dilakukan dengan dua cara pembandingan untuk menilai rasio-rasio
yang telah diperoleh yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio tahun lalu pada perusahaan
yang sama, sehingga bisa diketahui perubahan rasio-rasio dari tahun ke
28. 12
tahun. Pembandingan dengan cara ini tahunnya harus berurutan, tidak
boleh membandingkan dengan tahun yang tidak berurutan.
2. Membandingkan rasio-rasio suatu perusahaan dengan rasio-rasio
kelompok perusahaan yang sejenis. Untuk mengetahui kinerja
perusahaan, tidak hanya membandingkan dengan rasio tahun-tahun yang
lalu, karena kurang menunjukkan prestasi yang sesungguhnya. Tetapi
harus dibandingkan dengan perusahaan yang sejenis, agar diketahui
posisi perusahaan tersebut industri.
Jadi dari semua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisis
rasio keuangan adalah membandingkan data keuangan pada masa sekarang
dengan data keuangan masa lalu. Rasio yang akan dibahas dalam
penelitian ini hanya pada Current Ratio, Cash Ratio, Debt to Asset Ratio
dan Return On Asset
.
2.4 Current Ratio (Rasio Lancar)
Menurut Kasmir (2008, h.134) Current Ratio (Rasio Lancar)
merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo
pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak
aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang
segera jatuh tempo. Current ratio termasuk kedalam salah satu jenis rasio
likuiditas.
29. 13
Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur
tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan. Penghitungan rasio
lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total aktiva lancar
dengan total utang lancar.
Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011, h.121) Rasio lancar
adalah ukuran yang umum digunakan atas solvensi jangka pendek,
kemampuan suatu perusahaan mememuhi kebutuhan utang ketika jatuh
tempo.
Menurut Kasmir (2008, h.135) Dari hasil pengukuran rasio, apabila
rasio lancar rendah, dapat dikatakan bahwa perusahaan kurang modal
untuk membayar utang. Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi,
belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi
karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. untuk mengatakan suatu
kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang
digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat
pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya,
sekalipun kita tahu bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan
biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industry untuk usaha yang
sejenis.
Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan
standar 200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang
cukup baik atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil
30. 14
rasio seperti itu, perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam
jangka pendek.
Rumus untuk mencari rasio lancar atau current ratio dapat digunakan
sebagai berikut :
Current Ratio =
X 100%
2.5 Cash Ratio (Rasio Kas)
Menurut Kasmir (2008, h.138-139) Cash Ratio (Rasio Kas)
merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas
yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti
rekening giro atau tabungan dibank (yang dapat ditarik setiap saat). Dapat
dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.
Rumus untuk mencari Cash Ratio (Rasio Kas) dapat digunakan sebagai
berikut :
Cash Ratio =
X 100%
2.6 Debt to Asset
Menurut Kasmir (2008, h.156) Debt to Asset merupakan rasio
utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang
31. 15
dengan total aktiva. Dengan kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan berpengaruh
terhadap pengelolaan aktiva. Debt to asset ratio merupakan salah satu
jenis dari rasio solvabilitas.
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.
Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai
dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio
perusahaan, digunakan rasio rata-rata industry yang sejenis. Para analis
menilai, tingkat Debt to Assets Ratio yang sehat adalah kurang dari 40%.
Rumus yang digunakan untuk mencari debt ratio dapat digunakan sebagai
berikut :
Debt to Asset Ratio =
X 100%
2.7 Return On Asset
Menurut Kasmir (2008, h.202) Return On Asset merupakan rasio
yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan di
dalam perusahaan. Dalam artian bahwa Return On Asset atau biasa
disingkat dengan ROA merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam
32. 16
hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sesudah pajak atau EAT. Return
on asset termasuk kedalam salah satu jenis-jenis rasio profitabilitas. Dalam
rasio Return On Asse Ratio ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi
rasio ini adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar.
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai
berikut
Return On Asset =
X 100%
2.8 Penelitian Yang Relevan
Syarthini Indrayani. Tahun 2009. Universitas Indonesia Timur
Makassar . Dengan judul penelitian: Analisis Likuiditas Dan Solvabilitas
Pada Koperasi Al-Mukarramah Di Kabupaten Luwu. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui apakah tingkat likuiditas dan solvabilitas
Koperasi Al-Mukarramah mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis
rasio keuangan pada Koperasi Al-Mukarramah, bahwa posisi likuiditas
berfluktuasi, yang ditunjukkan pada tahun 2005 Current ratio sebesar
114%, pada tahun 2006 sebesar 103% dan pada tahun 2007 sebesar
112%. Sedangkan pada Quick ratio juga sama berfluktuasi. Dan pada
Cash ratio selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedangkan
pada rasio solvabilitas, pada tahun 2005 menjadi 110%, pada tahun 2006
menjadi 126%, dan pada tahun 2007 menjadi 110%.
33. 17
Yoyon Supriadi. Tahun 2012. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi,
Bogor. Dengan judul : Analisis Pengaruh Likuiditas Dan Solvabilitas
Terhadap Rentabilitas Pada Koperasi Karyawan PLN Cipta Usaha.
Kesimpulannya; bahwa analisis likuiditas pada koperasi PLN Cipta
Usaha setiap tahunnya mengalami penurunan yang drastic selama empat
tahun, akan tetapi meningkat kembali pada tahun kelima. Analisis
solvabilitas pada koperasi PLN Cipta Usaha setiap tahunnya mengalami
kenaikan dan penurunan. Analisis rentabilitas pada koperasi PLN Cipta
Usaha, pada perhitungan ROA mengalami kenaikan dan penurunan
setiap tahunnya, sedangkan untuk perhitungan ROE pun juga sama
dengan ROA mengalai kenaikan dan penurunan.
Helen. Tahun 2012. Universitas Gunadarma. Dengan judul :
Pengaruh Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, Dan Profitabilitas
Terhadap Struktur Modal PT. Asuransi Sinar Mas (ASM). Penelitian ini
bertujuan untuk melihat apakah variabel CR, DAR, TATO, dan ROE
mempunyai pengaruh secara simultan terhadap struktur modal pada PT
ASM ? Apakah variabel CR, DAR, TATO, dan ROE mempunyai
pengaruh secara parsial terhadap struktur modal pada PT.ASM? variabel
manakah dari variabel CR, DAR, TATO, dan ROE yang paling
berpengaruh terhadap struktur modal pada PT.ASM? Secara keseluruhan
setelah data diolah dengan menggunakan SPPS 16 maka hasil Uji F
menunjukkan bahwa variabel CR,DAR,TATO, dan ROE secara bersama-sama
mempengaruhi struktur modal perusahaan PT. Asuransi Sinar Mas,
34. 18
secara parsial setelah Uji T menunjukkan bahwa variabel yang
berpengaruh adalah variabel DAR dan variabel yang tidak memiliki
pengaruh terhadap struktur modal adalah CR,ROE dan TATO. Setelah
Uji Beta variabel DAR (Debt to Total Asset Ratio) mempunyai pengaruh
paling dominan terhadap struktur modal pada perusahaan asuransi PT.
Asuransi Sinar Mas periode tahun 2002 – 2011.
Ardi Paminto, Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
Tahun 2012. Dengan judul penelitian : Analisis Kinerja Keuangan Di
Tinjau Dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio Profitabilitas Pada
CV Lembu Mada Nusantara di Samarinda. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui kinerja keuangan pada CV Lembu Mada Nusantara
khususnya ditinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Rasio
Profitabilitas perusahaan, Serta Perkembangannya selama 2009 sampai
dengan tahun 2011. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menggunakan Rasio Likuiditas perusahaan melalui rasio lancar
(current ratio), rasio cepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio), Rasio
Solvabilitas meliputi (total debt to total asset ratio) dan (debt to equity).
Rasio Profitabilitas meliputi (profit margin), (return on asset) serta
(return on equity) dengan menganalisa laporan keuangan pada tahun
2009 sampai tahun 2011. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
pada CV Lembu Mada Nusantara pada tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011 tingkat perputaran persedian, perputaran piutang, perputaran
aktiva cenderung menurun, perputaran aktiva tetap juga cenderung
35. 19
mengalami penurunan, sedangkan profit margin, return on assets dan
return on equity cenderung meningkat.
Agus Muqorobin, Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Tahun 2009. Judul penelitian: Penerapan Rasio Keuangan
Sebagai Alat Ukur Kinerja Perusahaan. Penelitian ini menganalisis
kinerja keuangan KUD Banyudono Selatan yang didasarkan pada
laporan keuangan periode 2002-2006. Adapun tujuan penelitian untuk
mengetahui efisiensi keuangan KUD Banyudono Selatan cenderung
naik atau turun dan menganalisis kinerja keuangan KUD Banyudono
Selatan selama lima tahun terakhir, ditinjau dari analisis rasio keuangan
meliputi rasio likuiditas, leverage dan profitabilitas. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pengelolaan dana KUD Banyudono Selatan telah
memenuhi criteria efisien dilihat dari analisa rasio keuangan selama
periode 2002, 2003, 2004, 2005, 2006 dan kinerja keuangan KUD
Banyudono Selatan ditinjau dari analisis rasio keuangan perusahaan
yang cukup baik. Berdasarkan analisis rasio likuiditas, levearage, dan
profitabilitas menunjukkan bahwa kinerja keuangan KUD Banyudono
Selatan belum efisien, seperti tidak memiliki uang tunai yang likuid,
terlalu banyak utang, dan kemampuan mencetak laba yang rendah.
Endah Septiana. Tahun 2012. Dengan judul penelitian : Analisis
Rasio Likuiditas, Profitabilitas Dan Aktivitas Pada PT Kersa Gunung
Wasada Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
Tujuan penelitian ini mengetahui untuk mengetahui besarnya rasio
36. 20
likuiditas, profitabilitas dan aktivitas PT Kersa Gunung Wasada
berdasarkan data dari laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan
tahun 2011. Dasar teori yang digunakan manajemen keuangan dengan
menggunakan alat analisis rasio khususnya rasio likuiditas, rasio
profitabilitas dan rasio aktivitas. Kesimpulan penelitian ini: Rasio
Likuiditas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai 2011
tidak stabil yang ditunjukkan oleh turunnya current rasio dan kas rasio.
Rasio Profitabilitas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai
2011 tidak stabil yang ditunjukkan oleh naik turunnya Gross Profit
Margin, Net Profit margin Retrun On Assets dan Retrun On Equity
Rasio Aktivitas PT Kersa Gunung Wasada dari tahun 2009 sampai
2011 tidak stabil yang ditunjukkan oleh naik turunnya ratio Fixed
Assets Turn Over dan ratio Total Assets Turn Over.
Rusmala Situmorang. Tahun 2012. Judul penelitian : Kinerja
Keuangan Pada PT. Aneka Roda Kencana Di Samarinda. Fakultas
Ekonomi Universitas Mulawarman. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat kinerja keuangan PT. Aneka Roda Kencana, untuk
menganalisis dan menilai efektifitas serta sfisiensi kinerja keuangan PT.
Aneka Roda Kencana dan untuk mendapatkan wawasan pengetahuan
dengan menilai suatu perusahaan dalam meningkatkan kinerja
keuangannya. Dalam penulisan ini menggunakan dasar teori yaitu teori
manajemen keuangan mengenai laporan keuangan dan analisis kinerja
keuangan. Alat analisis yang digunakan adalah rasio
37. 21
likuiditas,solvabilitas dan profitabilitas. Dari hasil analisis maka dapat
diketahui bahwa PT. Aneka Roda Kencana sudah menunjukkan kinerja
keuangan yang baik karena perusahaan mampu mengelola aktivanya
dengan baik. Hal ini dilihat dari hasil analisis rasio keuangan selama
2009 sampai 2011 diperoleh hasil untuk rasio likuiditas cenderung
dalam kondisi yang berfluktuasi, dapat terlihat dari current ratio (37,43
kali, 31,82 kali 32,09 kali), quick ratio, ( 35 kali, 30 kali, dan 31 kali).
cash ratio (0,66 kali,0,45 kali, dan 0,71 kali). Rasio Solvabilitas yang
terdiri dari total debt to total asset ratio (31%, 41% dan 47%) dan total
debt to equity ratio (54%, 70%, dan 84%) cenderung mengalami
peningkatan dari tahu 2009 hingga 2011. Rasio profitabilitas yang
terdiri dari GPM (47%, 53%,dan 55%), NPM (28%, 33%, dan 34%),
ROA (19%, 31%, dan 41%), serta ROE (24%, 42% dan 59%) juga
mengalami peningkatan.
Abdul Gafur. Judul penelitian : Analisis Laporan Keuangan
Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Primer Koperasi Angkatan
Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera Di Balikpapan. Fakultas
Ekonomi Universitas Mulawarman. Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah apakah kinerja keuangan Primer Koperasi Angkatan Darat
(Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di Balikpapan selama periode
tahun 2008 hingga tahun 2010 ditinjau dari rasio likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio profitabilitas/rentabilitas, dan rasio aktivitas
menunjukkan tingkat yang sehat. Berdasarkan kriteria standar penilaian
38. 22
koperasi berprestasi menurut Kementrian Negara Koperasi dan UKM
Republik Indonesia No.06/PER/M.KUKM/V/2006 yang ditinjau dari
rasio likuiditas dan rasio profitabilitas/rentabilitas maka Primer
Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di
Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang berprestasi, sedangkan
apabila ditinjau dari rasio solvabilitas dan rasio aktivitas maka Primer
Koperasi Angkatan Darat (Primkopad) Kartika Benteng Sejahtera di
Balikpapan dapat dikatakan koperasi yang tidak berprestasi.
Fitri Any. Judul penelitian : Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas
dan Rentabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada Perum Damri
Setasiun Samarinda. Fakultas Ekonomi Universitas Mulawarman.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan dari
kinerja keuangan pada PERUM DAMRI Setasiun Samarinda di tinjau
dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas berdasarkan data
laporan keuangan tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Alat analisis
yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas antara lain current
ratio, quick ratio dan cash ratio sedangkan untuk mengukur rasio
solvabilitas alat analisis yang digunakan antara lain total debt to total
assets ratio dan debt to equity ratio dan untuk mengukur rasio
rentabilitas alat analisis yang digunakan antara lain net profit margin,
return on assets dan return on equity. Berdasarkan hasil analisis dan
pembahasan, kinerja keuangan PERUM DAMRI Setasiun Samarinda
ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas mengalami
39. 23
hasil yang berfluktuasi dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
Current ratio, quick ratio dan cash ratio mengalami penurunan pada
tahun 2010 dan mengalami peningkatan pada tahun 2011. Lain halnya
dengan total debt to total assets ratio dan debt to equity ratio yang
mengalami peningkatan pada tahun 2010 dan mengalami penurunan
pada tahun 2011. Selain itu, net profit margin mngalami peningkatan
ada tahun 2010 dan pada tahun 2011 mengalami penurunan tetapi tidak
terlalu signifikan sedangkan return on assets dan return on equity
mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Secara
keseluruhan, kinerja keuangan PERUM DAMRI Setasiun Samarinda
ditinjau dari rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas pada tahun
2009 sampai dengan tahun 2011 menunjukkan hasil yang berfluktuasi
sehingga hipotesis ditolak.
Desy Natalia. Judul penelitian : Analisis Rasio Likuiditas, Rasio
Solvabilitas Dan Rasio Profitabilitas Untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Pada PT. KUD Kopta Unit Tambang Di Samarinda. Fakultas
Ekonomi Universitas Mulawarman. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis kinerja keuangan PT KUD Kopta Unit Tambang di
Samarinda dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
menggunakan rasio likuiditas. menganalisis kinerja keuangan PT KUD
Kopta Unit Tambang di Samarinda dalam memenuhi semua kewajiban
apabila perusahaan dilikuidasi dengan menggunakan rasio solvabilitas,
menganalisis kinerja keuangan PT KUD Kopta Unit Tambang di
40. 24
Samarinda dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan rasio
profitabilitas. Alat analisis yang digunakan adalah rasio likuditas, rasio
solvabilitas dan rasio profitabilitas. Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa dilihat dari rasio likuiditas, Current Ratio dan Cash
Ratio mengalami peningkatan setiap tahunnya. Peningkatan rasio ini
menunjukkan kinerja perusahaan yang baik karena perusahaan mampu
membayar kewajiban lancarnya. Dilihat dari rasio solvabilitas, Total
Debt to Total Assets Ratio dan Total Debt to Equity Ratio mengalami
penurunan. Penurunan rasio ini menunjukkan kinerja perusahaan yang
baik karena semakin kecil resiko keuangannya. Dilihat dari rasio
profitabilitas, Return On Assets dan Return On Equity juga mengalami
penurunan. Penurunan rasio ini menunjukkan kinerja yang kurang baik
karena tidak maksimal dalam menghasilkan laba.
2.9 Kerangka Pemikiran
Untuk mengetahui perkembangan keuangan koperasi karyawan
bank BNI yang dianalisis berdasarkan teori yang dikemukakan secara
sistematis maka penulis menggunakan kerangka berfikir sebagai berikut :
41. 25
LAPORAN KEUANGAN
CURRENT RATIO
Indikator:
- Total Aktiva lancar
- Total Kewajiban lancar
Sumber: Dermawan Sjahrial.
(2013, hal:37)
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
Indikator:
- Neraca
- Laporan Laba / Rugi
Sumber: Dermawan
Sjahrial. (2013, hal:14)
CASH RATIO
Indikator :
- Kas
- Total Kewajiban Lancar
Sumber: Dermawan Sjahrial.
(2013, hal:37)
DEBT to ASSET
Indikator :
- Total Utang
-
Sumber: Dermawan Sjahrial.
(2013, hal:38)
RETURN ON ASSET
Indikator :
- EAT
- Total Asset
Sumber: Harmono
(2009, hal:110)
42. 26
BAB III
METODE PENELITIAN
26
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
3.1.1 Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini adalah selama enam bulan yang dimulai dari
pengambilan data sampai memperoleh data yang lengkap, adapun waktu
yang diperlukan terhitung dari mulai bulan Februari 2013 sampai dengan
Juli 2013, dengan rencana pembagian waktu sebagai berikut :
Tabel 2
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Jenis Kegiatan
Waktu Pelaksanaan / Bulan
Mei Jun Jul Agu Sep Okt
1
Pengajuan Judul dan
Persetujuan Judul
2 Persiapan Proposal
3 Pembuatan Proposal
4
Persetujuan Ujian
Proposal
5
Perbaikan Setelah Ujian
Proposal
6 Seminar
7
Pengumpulan data dan
Pengolahan Data
8
Pengajuan BAB I, II, III
dan Perbaikan
9
Pengajuan BAB IV, V
dan Perbaikan
10 Ujian Skripsi
43. 27
3.1.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan pada koperasi Karyawan Bank BNI
Lubuklinggau yang berlokasi di jalan Yos Sudarso No. 288,
Lubuklinggau.
3.2 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data adalah :
1. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data dengan cara meminjam
dokumen-dokumen pada koperasi.
1.3 Teknik Analisis Data
1.3.1 Analisis Rasio Keuangan
Teknik analisis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini
adalah teknik analisis data kuantitatif, yaitu menganalisis data
keuangan yang sudah ada dalam bentuk angka – angka untuk
menyelesaikan permasalahan tentang Current Ratio, Cash Ratio, Debt
to Asset dan Return On Asset.
a. Teknik analisis dengan pendekatan Current Ratio Menurut Dermawan
Sjahrial (2013, h. 37) rumus yang digunakan adalah :
Current Ratio =
X 100%
Berikut adalah penetapan standar kesehatan koperasi ditinjau dari
current ratio yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi
44. 28
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/Koperasi Award, yaitu sebagai berikut:
Standar Kriteria
200% - 250% Sehat
175% - <200% atau
>250% - 275%
Cukup Sehat
150% - <175% atau
>275% - 300%
Kurang Sehat
(sumber:http//www.smecda.com/file/infosmecda/uu_perme/PERMEN/permen
06-v-06.htm)
b. Teknik analisis dengan pendekatan Cash Ratio Menurut Dermawan
Sjahrial (2013, h. 37) rumus yang digunakan adalah :
Cash Ratio =
Berikut ini pedoman penetapan kesehatan pada Koperasi ditinjau dari
Cash Ratio menurut penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam / Unit
Simpan Pinjam mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia. No :
14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi
Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, yaitu sebagai berikut:
45. 29
Standar Kriteria
10%> - ≥15% Sehat
15%< - ≤20% Cukup Sehat
≤10 - >20 Tidak Sehat
(sumber:http/www.smecda.com/Files/Infosmecda/uu_permen/PERMEN
2009.htm)
c. Teknik analisis dengan pendekatan Debt to Asset Menurut Dermawan
Sjahrial (2013, h. 38) rumus yang digunakan adalah :
Debt to Asset Ratio =
X 100%
Berikut adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau
dari rasio Debt to Assets Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut:
Standar Kriteria
≤40% Sehat
>40% - 50% Cukup Sehat
>50% - 60% Kurang Sehat
>60% - 80% Tidak Sehat
>80% Sangat Tidak Sehat
(sumber:http://www.smecda.com/File/infosmecda/uu_permen/PERMEN/
Permen06-v-06.htm)
46. 30
d. Teknik analisis dengan pendekatan Return On Asset Menurut Irham
Fahmi (2011, h. 137) rumus yang digunakan adalah :
Return On Asset =
X 100%
Berikut ini adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau
dari Return On Asset Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia
No. 06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut ini.
Standar Kriteria
≥10% Sehat
7% - <10% Cukup Sehat
3% - <7% Kurang Sehat
1% - <3% Tidak Sehat
<1% Sangat Tidak Sehat
(sumber:http//www.smecda.com/File/infosmecda/PERMEN/Permen06-v-
06.htm)
47. 31
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Pada awalnya koperasi karyawan ini merupakan Koperasi
Sekunder dimana koperasi primernya adalah Koperasi Swadharma yang
berlokasi di Jakarta. Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
merupakan kelanjutan dari Koperasi Swadharma Cabang Lubuklinggau
yang setelah dilakukan penelitian dokumentasinya berdasarkan Surat
Koperasi Swadharma Pusat No. KSP/3.2/2094/2005 Tanggal 09 Agustus
2005 maka sejak tanggal 15 Agustus 2005 Koperasi Pegawai Cabang
telah berdiri sendiri (bukan merupakan Cabang Koperasi Swadharma
Pusat) dan tidak lagi punya kewajiban untuk melaporkan segala bentuk
aktivitasnya ke Koperasi Swadharma Pusat di Jakarta.
2. Aspek Kelembagaan Koperasi
Pada hari Sabtu tanggal 21 Januari 2009 bersamaan dengan Rapat
Anggota Tahunan Tahun Buku 2008 telah dibentuk Koperasi Karyawan
yang baru yang sama sekali terpisah dengan Koperasi Swadharma.
Secara rinci Koperasi yang baru tersebut adalah sebagai berikut :
- Nama : Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau
31
48. 32
- Alamat : Gedung BNI Lubuklinggau
Jl. Yos Sudarso No. 288 Lubuklinggau
- Akte Pendirian : No. 01 Tanggal 04-02-2009, dibuat oleh
dan di hadapan Notaris Iswani Usman, SH
di Lubuklinggau
- Badan Hukum : No. 71/BH/VII.8/2009 Tanggal 10-02-
2009
Berdasarkan RAT tahun buku 2008 tersebut diatas maka seluruh assets
Koperasi Swadharma dialihkan menjadi assets Koperasi Karyawan BNI
Lubuklinggau.
3. Organisasi
Organisasi Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau terdiri dari
Dewan Pengurus dan Dewan Pengawaas dengan susunan sebagai
berikut :
DEWAN PENGURUS
- Ketua : H. Rageman, S.Sos, MM
- Sekretaris : Didi Rahmadi, SE. MM
- Bendahara : Hj. Desriani, SE
DEWAN PENGAWAS
- Ketua : Drs. Erry Ashari
- Anggota : Drs. Thamberan Yasak
Dewi Sukesih, SE
49. 33
Untuk aktivitas sehari-hari Koperasi Karyawan dikelola langsung oleh
Dewan Pengurus dibantu oleh staf administrasi yaitu Sdr. Syafrizal.
4. Keanggotaan
Keanggotaan Koperasi Karyawan BNI Lubuklinggau terdiri dari :
- Pegawai BNI yang masih aktif
- Pensiunan Pegawai BNI
- Karyawan PPU atau perusahaan yang terafiliasi dengan BNI
Posisi anggota per 31 Desember 2011 adalah sebanyak 103 anggota,
yang terdiri dari :
1. Pegawai BNI (aktif) : 57 orang (17 orang telah mutasi ke
Cab. Lain)
2. Pegawai BNI Syariah : 1 orang
3. Pensiunan BNI : 11 orang
4. Karyawan PPU : 29 orang
5. Anggota yang tidak aktif : 5 orang
5. Simpanan Anggota dan Pembagian SHU
Untuk mendukung permodalan usaha koperasi ada tiga jenis iuran
yang dilakukan oleh setiap anggota yaitu ;
50. 34
1. Simpanan Pokok, merupakan iuran yang disetor hanya sekali yaitu
diawal keanggotaannya dengan nominal Rp. 20.000.- (Dua puluh
ribu rupiah)
2. Simpanan Wajib, merupakan iuran yang wajib disetor oleh setiap
anggota pada setiap bulannya dengan nominal Rp. 20.000.- (Dua
puluh ribu rupiah) merupakan penyertaan yang diperhitungkan
sebagai modal dasar koperasi.
3. Simpanan Sukarela, merupakan simpanan yang disetor oleh
anggota yang jumlah dan frekwensinya tergantung keinginan
anggota.
Pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) berdasarkan keputusan Rapat
Anggota Pendirian Koperasi pada tanggal 21 Januari 2009 adalah
sebagai berikut :
1. 5% untuk cadangan
2. 5% untuk Dana Pengurus.
3. 4% untuk Dana Kesejahteraan Pegawai
4. 2% untuk Dana Pendidikan
5. 2% untuk Dana Sosial
6. 2% untuk Dana Pembangunan Daerah Kerja
7. 80% dibagikan kepada anggota dengan formula 25% dibagi atas
dasar kontribusi anggota dan 55% dibagi atas dasar rata-rata bulanan
simpanan anggota.
51. 35
Demikianlah gambaran umum mengenai Koperasi Karyawan PT. Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Kota Lubuklinggau.
B. Perhitungan Rasio Keuangan
Berdasarkan laporan keuangan yang tersaji dalam Neraca dan
Laporan Laba Rugi selama periode tahun 2007 sampai dengan tahun
2011, maka selanjutnya akan disajikan perhitungan dan pembahasan
tentang Current Rasio, Cash Ratio, Debt to Asset dan Return On Asset
pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau.
1. Analisis Current Ratio
Current Ratio atau Rasio Lancar merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara
keseluruhan. Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio rendah, dapat
dikatakan bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang.
Namun, apabila hasil pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi
perusahaan sedang baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas tidak
digunakan sebaik mungkin. untuk mengatakan suatu kondisi
perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio yang
digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau
dapat pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan
sebelumnya, sekalipun diketahui bahwa target yang telah ditetapkan
52. 36
perusahaan biasanya ditetapkan berdasarkan rata-rata industry untuk
usaha yang sejenis. ( Sumber: Kasmir, hal:134-135)
Berikut adalah penetapan standar kesehatan koperasi ditinjau dari
current ratio yang berasal dari Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/Koperasi Award, yaitu sebagai berikut:
Standar Kategori
200% - 250% Sehat
175% - <200% atau
>250% - 275%
Cukup Sehat
150% - <175% atau
>275% - 300%
Kurang Sehat
(sumber:http//www.smecda.com/file/infosmecda/uu_perme/PERMEN/perm
en 06-v-06.htm)
Rumus untuk menghitung current ratio yaitu :
Current Ratio =
X 100%
1. Tahun 2007
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 178.540.310
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 112.260.679
53. 37
Current Ratio =
X 100%
= 1.5904825 atau 159,04%
2. Tahun 2008
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 170.884.244
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 82.005.850
Current Ratio =
X 100%
= 2.083805533 atau 208,38%
3. Tahun 2009
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 2.867.924.398
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 637.131.758
Current Ratio =
X 100%
= 4.501305047 atau 450,13%
4. Tahun 2010
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 2.279.908.540
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 623.865.458
Current Ratio =
X 100%
= 3.654487535 atau 365,44 %
54. 38
5. Tahun 2011
Jumlah Aktiva Lancar = Rp. 1.763.536.549
Jumlah Kewajiban Lancar = Rp. 620.684.208
Current Ratio =
X 100%
= 2.841278264 atau 284,12 %
Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa Current Ratio
koperasi karyawan yang mana pada Tahun 2007, aktiva lancar berjumlah
178.540.310 sedangkan di tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya
berjumlah 112.260.679. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk
menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara
membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun
yang sama. Dengan demikian CR pada koperasi karyawan adalah sebesar
159,04%.
Pada tahun 2008, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp.
170.884.244 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai Rp.
82.005.850. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin
hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada
tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 208,38%.
Pada tahun 2009, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp.
2.867.924.398 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai
Rp. 637.131.758. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk
55. 39
menjamin hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan
cara membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar
pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 450,13%.
Pada tahun 2010, jumlah aktiva lancar pada koperasi karyawan bank
BNI Kota Lubuklinggau berjumlah sebesar Rp. 2.279.908.540 sedangkan
pada tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
623.865.458. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin
hutang lancarnya pada koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada
tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh jumlah CR pada tahun 2010
sebesar 365,44.
Pada tahun 2011, total jumlah aktiva lancar koperasi karyawan
berjumlah sebesar Rp. 1.763.536.549, sedangkan jumlah kewajiban lancar
pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 620.684.208. Current Ratio
atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin hutang lancarnya pada
koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan antara total
aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan
demikian diperoleh CR sebesar 284,12%.
Dibawah ini terdapat tabel IV.1 mengenai Analisis Rasio Keuangan
Current Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011.
56. 40
Tabel IV.1
Analisis Rasio Keuangan
Current Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Tahun 2007 - 2011
Tahun Current Ratio Selisih Keterangan Kategori
2007 159,04% - - Kurang Sehat
2008 208,38% 49,34% Naik Sehat
2009 450,13% 241,75% Naik Kurang Sehat
2010 365,44% -84,69% Turun Kurang Sehat
2011 284,12% -81,32% Turun Kurang Sehat
Sumber : Data diolah, 2013
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2007 Current Ratio
berjumlah sebesar 159,04% maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi
berprestasi/koperasi award maka CR pada tahun 2007 masuk kedalam
kategori KURANG SEHAT.
Selanjutnya pada tahun 2008 jumlah CR sebesar 208,38% dengan
tingkat selisih yang mengalami kenaikan dari tahun 2007 yaitu sebesar
49,34% maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
maka CR tahun 2008 masuk kedalam Kategori SEHAT.
Pada tahun 2009 CR berjumlah sebesar 450,13% dengan tingkat
selisih dari tahun sebelumnya sebesar 241,75% berdasarkan peraturan
Menteri Negara Koperasi dan UKM tahun 2009 masuk kedalam kategori
KURANG SEHAT.
57. 41
Pada tahun 2010 jumlah CR sebesar 365,44% dan mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih dari tahun
sebelumnya yaitu -84,69%, maka berdasarkan peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM pada 2010 CR masuk kedalam kategori KURANG
SEHAT.
Dan selanjutnya pada tahun 2011 jumlah CR sebesar 284,12% dengan
tingkat selisih yang juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya
sebesar -81,32%, maka berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM pada tahun 2011 juga masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
Dibawah ini terdapat Grafik IV.1 mengenai Laju Perkembangan
Current Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
selama Lima Tahun (2007 - 2011)
58. 42
Laju Perkembangan Current Ratio Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
159,04%
Tahun (2007 - 2011)
208,38%
Sumber : Data diolah, 2013
Grafik IV.1
450,13%
365,,44%
Dari grafik diatas terlihat bahwa Current Ratio selama lima tahun
dari tahun 2007 – 2011 mengalami fluktuasi, dan kenaikan tertinggi terjadi
pada tahun 2009 dengan jumlah sebesar 450,13%.
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
2. Analisis Cash Ratio
Cash Ratio (Rasio Kas) merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau
yang setara dengan kas seperti rekening giro atau tabungan dibank (yang
dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan
kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya. ( Sumber: Kasmir, hal:138-139)
284,12%
0
2007 2008 2009 2010 2011
Current Ratio
59. 43
Berikut ini pedoman penetapan kesehatan pada Koperasi ditinjau dari
Cash Ratio menurut penilaian kesehatan Koperasi Simpan Pinjam / Unit Simpan
Pinjam mengacu kepada Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil
dan Menengah Republik Indonesia. No : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang
Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam
Koperasi, yaitu sebagai berikut:
Standar Kriteria
10%> - ≥15% Sehat
15%< - ≤20% Cukup Sehat
≤10 - >20 Tidak Sehat
(sumber:http/www.smecda.com/Files/Infosmecda/uu_permen/PERMEN
2009.htm)
Rumus untuk mencari Cash Ratio (Rasio Kas) dapat digunakan sebagai
berikut :
Cash Ratio =
X 100%
1. Tahun 2007 :
Kas = Rp. 28.835.310
Kewajiban Lancar = Rp. 112.260.679
Cash Ratio =
X 100%
= 0.256860285 atau 25,68%
2. Tahun 2008 :
60. 44
Kas = Rp. 30.669.244
Kewajiban Lancar = Rp. 82.005.850
Cash Ratio =
X 100%
= 0.373988489 atau 37,39%
3. Tahun 2009 :
Kas = Rp. 37.616.785
Kewajiban Lancar = Rp. 637.131.758
Cash Ratio =
X 100%
= 0.059040825 atau 5,90%
4. Tahun 2010 :
Kas = Rp. 40.404.310
Kewajiban Lancar = Rp. 623.865.458
Cash Ratio =
X 100%
= 0.06476446 atau 6,47%
5. Tahun 2011 :
Kas = Rp. 44.440.196
Kewajiban Lancar = Rp. 620.684.208
Cash Ratio =
X 100%
= 0.071598721 atau 7,15%
61. 45
Dari perhitungan diatas, pada tahun 2007 untuk Cash Ratio
berjumlah sebesar 25,68%. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar
pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui
dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada
tahun yang sama. Pada tahun 2007 total kas koperasi karyawan berjumlah
sebesar Rp. 28.835.310, sedangkan kewajiban lancarnya pada tahun yang
sama berjumlah sebesar Rp. 112.260.679. dengan demikian Cash Ratio pada
koperasi karyawan pada tahun 2007 adalah 25,68%.
Pada tahun 2008, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp.
30.669.244, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
82.005.850. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2008 adalah sebesar Rp.
37,39%.
Pada tahun 2009, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp.
37.616.7855, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
637.131.758. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2009 adalah 5,90% .
Pada tahun 2010, total kas pada koperasi yaitu sebesar
62. 46
Rp.40.404.310, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
623.865.458. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 6,47%.
Pada tahun 2011, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp.
44.440.196, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
620.684.208. Cash Ratio atau kemampuan kas dalam menjamin kewajiban
lancar pada koperasi dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan demikian
Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 adalah 7,15%.
Dibawah ini terdapat tabel IV.2 mengenai Analisis Rasio Keuangan
Cash Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi Karyawan
Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011.
Tabel IV.2
Analisis Rasio Keuangan
Cash Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Tahun 2007 - 2011
`Tahun Cash Ratio Selisih Keterangan Kategori
2007 25,68% - - Tidak Sehat
2008 37,39% 11.71% Naik Tidak Sehat
2009 5,90% -31.49% Turun Tidak Sehat
2010 6,47% 0.57% Naik Tidak Sehat
2011 7,15% 0.68% Naik Tidak Sehat
Sumber : Data diolah, 2013
63. 47
Dari tabel di atas, pada tahun 2007 untuk Cash Ratio berjumlah
sebesar 25,68%. maka berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM Tentang Pedoman Penilaian Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit
Simpan Pinjam Koperasi,maka Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2007
dapat dikategorikan TIDAK SEHAT.
Pada tahun 2008, Cash Ratio berjumlah sebesar 37,39%, pada tahun ini
terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan
sebesar 11.71%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2008 masuk kedalam kategori TIDAK
SEHAT.
Kemudian pada tahun 2009, Cash Ratio berjumlah sebesar 5,90% pada
tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih
penurunan sebesar -31.49%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2009 masuk
kedalam kategori TIDAK SEHAT.
Tahun 2010, Cash Ratio berjumlah sebesar 6,47%, pada tahun ini
terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih kenaikan
sebesar 0.57%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2010 masuk kedalam kategori TIDAK
SEHAT.
Selanjutnya di tahun 2011, Cash Ratio berjumlah sebesar 7,15%, pada
tahun ini juga terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih
kenaikan sebesar 0.68%, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
64. 48
dan UKM Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2011 masuk kedalam
kategori TIDAK SEHAT.
Dibawah ini terdapat Grafik IV.2 mengenai Laju Perkembangan Cash
Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun (2007 –
2011).
Laju Perkembangan Cash Ratio Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Sumber : Data diolah, 2013
Grafik IV.2
Tahun (2007 - 2011)
Dan dari tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan laju Cash
Ratio selama lima tahun terakhir mengalami fluktuasi dimana terjadi
kenaikan yang sangat tinggi terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah sebesar
37,39%.
25,68%
37,39%
5,90% 6,47%
7,15%
40
35
30
25
20
15
10
5
0
2007 2008 2009 2010 2011
Cash Ratio
65. 49
3. Analisis Debt to Asset Ratio
Debt to Asset merupakan rasio utang yang digunakan untuk
mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. Dengan
kata lain, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Debt to asset ratio merupakan salah satu jenis dari rasio solvabilitas.
Dari hasil pengukuran, apabila rasionya tinggi, artinya pendanaan
dengan utang semakin banyak, maka semakin sulit bagi perusahaan untuk
memperoleh tambahan pinjaman karena dikhawatirkan perusahaan tidak
mampu menutupi utang-utangnya dengan aktiva yang dimilikinya.
Demikian pula apabila rasionya rendah, semakin kecil perusahaan dibiayai
dengan utang. Standar pengukuran untuk menilai baik tidaknya rasio
perusahaan, digunakan rasio rata-rata industry yang sejenis. Para analis
menilai, tingkat Debt to Assets Ratio yang sehat adalah kurang dari 40%.
( Sumber : Kasmir, hal : 156 )
Berikut adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau
dari rasio Debt to Assets Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri
Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut:
66. 50
Standar Kriteria
≤40% Sehat
>40% - 50% Cukup Sehat
>50% - 60% Kurang Sehat
>60% - 80% Tidak Sehat
>80% Sangat Tidak Sehat
(sumber:http://www.smecda.com/File/infosmecda/uu_permen/PERMEN/
Permen06-v-06.htm)
Rumus yang digunakan untuk mencari debt ratio dapat digunakan
sebagai berikut :
Debt to Asset Ratio =
X 100%
Tahun 2007 :
Total Hutang = Rp. 124.328.779
Total Aktiva = Rp. 237.323.635
Debt to Asset Ratio =
X 100%
= 0.523878622 atau 52,38%
Tahun 2008 :
Total Hutang = Rp. 89.039.950
67. 51
Total Aktiva = Rp. 221.897.560
Debt to Asset Ratio =
X 100%
= 0.401266016 atau 40,12%
Tahun 2009 :
Total Hutang = Rp. 2.860.782.979
Total Aktiva = Rp. 3.111.245.336
Debt to Asset Ratio =
X 100%
= 0.919497715 atau 91,94%
Tahun 2010 :
Total Hutang = Rp. 2.227.169.097
Total Aktiva = Rp. 2.465.914.356
Debt to Asset Ratio =
X 100%
= 0.903181852 atau 90,31%
Tahun 2011 :
Total Hutang = Rp. 1.626.581.741
Total Aktiva = Rp. 1.892.981.541
Debt to Asset Ratio =
X 100%
= 0.859269731 atau 85,92%
68. 52
Dari perhitungan diatas, pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio yang
mana Total Hutangnya berjumlah sebesar Rp. 124.328.779, dan total
aktivanya yaitu sebesar Rp. 237.323.635. Debt to Asset Ratio atau seberapa
besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian
dapat diketahui DAR pada tahun 2007 berjumlah sebesar 52,38%.
Pada tahun 2008, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp.
89.039.950, sementara Total Aktivanya pada tahun yang sama mencapai Rp.
221.897.560. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR
pada tahun 2008 berjumlah sebesar 40,12 %.
Pada tahun 2009, total hutang koperasi karyawan mencapai
Rp.2.860.782.979, sementara total aktivanya pada tahun yang sama
mencapai Rp. 3.111.245.226. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara Total Hutang dengan Total Aktiva. Dengan
demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2009 berjumlah sebesar 91,94%.
Tahun 2010, total hutang koperasi karyawan mencapai
Rp.2.227.169.097, sementara total aktivanya pada tahun yang sama
mencapai Rp.2.465.914.356. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian
69. 53
dapat diketahui DAR pada tahun 2010 berjumlah sebesar 90,31%.
Kemudian pada tahun 2011, total hutang koperasi karyawan
mencapai Rp.1.626.581.741, sementara total aktivanya pada tahun yang
sama mencapai Rp. 1.892.981.541. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar
aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian
dapat diketahui DAR pada tahun 2011 berjumlah sebesar 85,92%.
Dibawah ini terdapat tabel IV.3 mengenai Analisis Rasio
Keuangan Debt to Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada
Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011.
Tabel IV.3
Analisis Rasio Keuangan
Debt to Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Tahun 2007 - 2011
`Tahun
Debt to Asset
Ratio
Selisih Keterangan Kategori
2007 52,38% - - Kurang Sehat
2008 40,12% -12,26% Turun Cukup Sehat
2009 91,94% 5182% Naik Sangat Tidak Sehat
2010 90,31% -1,63% Turun Sangat Tidak Sehat
2011 85,92% -4,39% Turun Sangat Tidak Sehat
Sumber : Data diolah, 2013
Dari tabel diatas, pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio berjumlah
sebesar 52,38%. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM tentang Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award,
70. 54
maka pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio masuk kedalam kategori
KURANG SEHAT.
Pada tahun 2008, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 40,12%,
pada tahun ini terjadi penurun dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih
sebesar -12,26%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori
CUKUP SEHAT.
Pada tahun 2009, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 91,94%,
pada tahun ini terjadi kenaikan dari tahun sebelumnya dengan tingkat selisih
kenaikan sebesar 51,82%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi
dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk kedalam kategori
SANGAT TIDAK SEHAT.
Pada tahun 2010, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 90,31%,
pada tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat
selisih penurunan yaitu -1,63%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk
kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT.
Pada tahun 2011, Debt to Asset Ratio berjumlah sebesar 85,92%,
pada tahun ini terjadi penurunan dari tahun sebelumnya dengan tingkat
selisih penurunan yaitu -4,39%, Berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan UKM maka Debt to Asset Ratio pada tahun ini masuk
kedalam kategori SANGAT TIDAK SEHAT.
71. 55
Dibawah ini terdapat Grafik IV.3 mengenai Laju Perkembangan
Debt to Asset Ratio Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Tahu (2007-2011).
Laju Perkembangan Debt to Asset Ratio Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
52,38%
Tahun (2007 - 2011)
40,12%
100
90
80
70
60
50
40
30
20
10
Sumber : Data diolah, 2013
Grafik IV.3
91,94% 90,31%
Dari grafik diatas dapat dilihat perkembangan Debt to Asset Ratio selama
lima tahun terakhir juga mengalami fluktuasi dimana kenaikan tertinggi
terjadi pada tahun 2009, yaitu sebesar 91,94%.
85,92%
0
2007 2008 2009 2010 2011
DAR
72. 56
4. Analisis Return On Asset
Return On Asset merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return)
atas jumlah aktiva yang digunakan di dalam perusahaan. Dalam artian
bahwa Return On Asset atau biasa disingkat dengan ROA merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua
aktiva yang dimiliki perusahaan. Dalam hal ini laba yang dihasilkan
adalah laba sesudah pajak atau EAT. Return on asset termasuk kedalam
salah satu jenis-jenis rasio profitabilitas. Dalam rasio Return On Asse
Ratio ini dapat dijelaskan bahwa semakin tinggi rasio ini adalah semakin
baik karena laba yang diperoleh semakin besar. ( Sumber : Kasmir, hal :
201-202)
Berikut ini adalah tolak ukur penilaian kesehatan Koperasi di tinjau
dari Return On Asset Ratio, yang berasal dari Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/Koperasi Award, sebagai berikut ini:
Standar Kriteria
≥10% Sehat
7% - <10% Cukup Sehat
3% - <7% Kurang Sehat
1% - <3% Tidak Sehat
<1% Sangat Tidak Sehat
(sumber:http//www.smecda.com/File/infosmecda/PERMEN/Permen06-v-06.htm)
73. 57
Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur ROA adalah sebagai
berikut :
Return On Asset =
X 100%
Tahun 2007 :
Earning After Tax (EAT) = Rp. 18.238.774
Total Asset = Rp. 237.323.635
Return On Asset =
X 100%
= 0.076851907 atau 7,68%
Tahun 2008 :
Earning After Tax (EAT) = Rp. 30.017.351
Total Asset = Rp. 221.897.560
Return On Asset =
X 100%
= 0.135275714 atau 13,52%
Tahun 2009 :
Earning After Tax (EAT) = Rp. 130.386.121
Total Asset = Rp. 3.111.245.226
Return On Asset =
X 100%
= 0.041908018 atau 4,19%
74. 58
Tahun 2010 :
Earning After Tax (EAT) = Rp.94.547.073
Total Asset = Rp. 2.465.914.356
Return On Asset =
X 100%
= 0.038341588 atau 3,83%
Tahun 2011 :
Earning After Tax (EAT) = Rp. 98.780.535
Total Asset = Rp. 1.892.981.541
Return On Asset =
X 100%
= 0.052182513 ata 5,21%
Dari perhitungan diatas, dapat penuliskan terangkan bahwa pada tahun
2007, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar Rp.
237.323.635, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah
sebesar Rp. 18.238.774. Persentase ROA atau kemampuan asset dalam
menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun
2006 adalah 7,68%.
Pada tahun 2008, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar
Rp.221.897.560, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama berjumlah
75. 59
sebesar Rp.30.017.351 Persentase ROA atau kemampuan asset dalam
menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun
2007 adalah 13,52%.
Pada tahun 2009, total asset pada koperasi karyawan mencapai sebesar
Rp.3.111.245.226, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama
berjumlah sebesar Rp.130.386.121. Persentase ROA atau kemampuan asset
dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun
2009 adalah 4,19%.
Pada tahun 2010, total asset pada koperasi karyawan mencapai
sebesar Rp.2.465.914.356, sementara itu untuk EAT pada tahun yang sama
berjumlah sebesar Rp.94.547.073. Persentase ROA atau kemampuan asset
dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui dengan cara
membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada pada tahun
yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan pada tahun
2010 adalah 3,83%.
Sementara itu pada tahun 2011, Total Asset pada koperasi karyawan
mencapai sebesar Rp.1.892.981.541, sementara itu untuk EAT pada tahun
yang sama berjumlah sebesar Rp.98.780.535. Persentase ROA atau
kemampuan asset dalam menghasilkan laba setelah pajak dapat diketahui
76. 60
dengan cara membandingkan total asset dengan laba setelah pajak yang ada
pada tahun yang sama. Dengan demikian ROA pada koperasi karyawan
pada tahun 2011 adalah 5,21%.
Dibawah ini terdapat tabel IV.4 mengenai Analisis Rasio Keuangan
Return On Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan Pada Koperasi
Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau Tahun 2007 – 2011.
Tabel IV.4
Analisis Rasio Keuangan
Return On Asset Ratio dan Selisih Peningkatan / Penurunan
Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Tahun 2007 - 2011
`Tahun
Return On Asset
Ratio
Selisih Keterangan Kategori
2007 7,68% - - Cukup Sehat
2008 13,52% 5,84% Naik Sehat
2009 4,19% -9,33% Turun Kurang Sehat
2010 3,83% -0,36% Turun Kurang Sehat
2011 5,21% 1,38% Naik Kurang Sehat
Sumber : Data diolah, 2013
Dari tabel diatas, dapat diterangkan bahwa pada tahun 2007, jumlah
Return On Asset pada koperasi berjumlah sebesar 7,68%, maka berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah tentang
Pedoman Penilaian Koperasi Berprestasi/Koperasi Award, maka masuk
kedalam kategori CUKUP SEHAT.
Pada tahun 2008, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah
sebesar 13,52%, pada tahun ini terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun
77. 61
sebelumnya yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 5,84%, dan berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka
masuk kedalam kategori SEHAT.
Pada tahun 2009, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah
sebesar 4,19%, pada tahun ini terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu dengan selisih penurunan sebesar -9,33%, dan
berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah, maka masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
Pada tahun 2010, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah
sebesar 3,83%, pada tahun ini juga terjadi penurunan yaitu dengan selisih
penurunan sebesar -0,36%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori
KURANG SEHAT.
Pada tahun 2010, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah
sebesar 3,83%, pada tahun ini juga terjadi penurunan yaitu dengan selisih
penurunan sebesar -0,36%, dan berdasarkan Peraturan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka masuk kedalam kategori
KURANG SEHAT.
Pada tahun 2011, jumlah Return On Asset pada koperasi berjumlah
sebesar 5,21%, pada tahun ini terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 1,38%, dan berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, maka
masuk kedalam kategori KURANG SEHAT.
78. 62
Di bawah ini terdapat Grafik IV.4 mengenai Laju Perkembangan
Return On Asset Pada Koperasi Karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau
Tahun (2007 – 2008).
Laju Perkembangan Return On Asset Pada Koperasi Karyawan
7,68%
Bank BNI Kota Lubuklinggau
Tahun (2007 - 2011)
13,52%
Sumber : Data diolah, 2013
Grafik IV.4
4,19%
3,83%
Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk Return On Asset pada koperasi
selama lima tahun terakhir juga mengalami fluktuasi dimana terjadi
kenaikan tertinggi pada tahun 2008, yaitu sebesar 13,52%.
5,21%
14
12
10
8
6
4
2
0
2007 2008 2009 2010 2011
ROA
79. 63
4.2 Pembahasan
1. Pembahasan Current Ratio
Pada tahun 2007, dapat diketahui bahwa jumlah aktiva lancar
berjumlah sebesar Rp. 178.540.310 sedangkan di tahun yang sama
jumlah kewajiban lancarnya berjumlah Rp. 112.260.679. Current Ratio
atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban lancar
koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan total
aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama, maka dapat
diperoleh jumlah Current Ratio pada Koperasi pada tahun 2007 adalah
berjumlah sebesar 159,04% artinya adalah bahwa setiap kewajiban lancar
koperasi sebesar Rp. 1,00 akan dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp.
1.5904825. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka
CR untuk koperasi karyawan tahun 2007 termasuk kedalam Kategori
KURANG SEHAT, karena masih di bawah standar 2,00 yang telah
ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM .
Pada tahun 2008, jumlah Aktiva Lancar pada koperasi mencapai
Rp. 170.884.244 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya
mencapai Rp. 82.005.850. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar
untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui
dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar
pada tahun yang sama, maka akan diperoleh jumlah CR sebesar 208,38%
hal dapat diartikan bahwa setiap kewajiban lancar koperasi Rp. 1,00
80. 64
dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp. 2.083805533. Jika dilihat pada
table IV.1 (h.40) dan juga grafik IV.1 (h.41) pada tahun ini terjadi
kenaikan yaitu dengan selisih kenaikan sebesar 49,34%, kenaikan
disebabkan oleh terjadinya penurunan kewajiban lancar yang tinggi dari
tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena berkurangnya jumlah
Hutang terhadap Bank dan jika berdasarkan pada peraturan Menteri
Negara dan UKM tentang pedoman penilaian Koperasi
berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan tahun
2008 termasuk kedalam Kategori SEHAT, karena dapat mencapai
standar kesehatan yang telah di tetapkan oleh Menteri Negara Koperasi
dan UKM. dan artinya pimpinan pada koperasi dapat mendayagunakan
CR secara baik dan efektif.
Pada tahun 2009, aktiva lancar koperasi karyawan mencapai Rp.
2.867.924.398 dan pada tahun yang sama kewajiban lancarnya mencapai
Rp. 637.131.758. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk
menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan
cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada
tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh CR sebesar 450,13%. Hal
ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp 4.501305047. Dibandingkan dengan dua tahun sebelumnya
jumlah CR pada tahun 2009 mengalami kenaikan yang sangat pesat
dengan selisih kenaikan yaitu sebesar 241,75%. Kenaikan ini disebabkan
oleh bertambahnya jumlah aktiva lancar yang semula berjumlah sebesar
81. 65
Rp.170.884.244 bertambah pesat menjadi berjumlah sebesar Rp.
2.867.924.398, dan jumlah kewajiban lancar dari yang semula berjumlah
Rp. 82.005.850 naik menjadi sebesar Rp. 637.131.758. kenaikan ini
disebabkan oleh bertambahnya hutang pajak. Akan tetapi Berdasarkan
peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM tentang pedoman penilaian
Koperasi berprestasi/koperasi award maka CR untuk koperasi karyawan
tahun 2009 termasuk kedalam Kategori KURANG SEHAT, karena
jumlah CR nya melebihi dari standar kesehatan yang telah ditetapkan
oleh Menteri Negara Koperasi dan UKM yaitu berkisar antara 200% -
250%. Jika jumlah CR terlalu tinggi dapat mengindikasikan adanya suatu
masalah, seperti : penimbunan kas, banyaknya piutang yang tidak
tertagih, penumpukan persediaan, tidak efisiennya pemanfaatan
“pembiayaan” gratis dari pemasok, dan rendahnya pinjaman jangka
pendek. ( Sumber : Irham Fahmi, hal : 124, 2011 ).
Pada tahun 2010, jumlah aktiva lancar pada koperasi karyawan
bank BNI Kota Lubuklinggau berjumlah sebesar Rp. 2.279.908.540
sedangkan pada tahun yang sama jumlah kewajiban lancarnya berjumlah
sebesar Rp. 623.865.458. Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar
untuk menjamin kewajiban lancar koperasi karyawan dapat diketahui
dengan cara membandingkan total aktiva lancar dengan kewajiban lancar
pada tahun yang sama. Dengan demikian diperoleh jumlah CR pada
tahun 2010 sebesar 365,44%. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap Rp
1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 3.654487535. CR pada tahun
82. 66
2010 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu dengan selisih
penurunan sebesar 84,69%. Penurunan ini disebabkan oleh turunnya
jumlah kewajiban lancar maupun jumlah aktiva lancar pada tahun
sebelumnya. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan UKM
tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award maka
CR untuk koperasi karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau pada tahun
2010 termasuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Karena jumlah CR
masih terlalu tinggi dari standar kesehatan Menteri Negara Koperasi dan
UKM yaitu berkisar antara 200% - 250%.
Pada tahun 2011, total jumlah aktiva lancar koperasi karyawan
berjumlah sebesar Rp. 1.763.536.549, sedangkan jumlah kewajiban
lancar pada tahun yang sama berjumlah sebesar Rp. 620.684.208.
Current Ratio atau kemampuan aktiva lancar untuk menjamin kewajiban
lancar koperasi karyawan dapat diketahui dengan cara membandingkan
total aktiva lancar dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama.
Dengan demikian diperoleh CR pada tahun ini sebesar 284,12%. Hal ini
dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 dijamin oleh aktiva lancar sebesar
Rp 2.841278264. Pada tahun 2011 ini juga jumlah CR mengalami
penurunan sebesar 81,32%. Penurunan ini juga disebabkan oleh
berkurangnya jumlah kewajiban lancar maupun jumlah aktiva lancar
pada koperasi. Berdasarkan peraturan Menteri Negara Koperasi dan
UKM tentang pedoman penilaian Koperasi berprestasi/koperasi award
maka CR untuk koperasi karyawan Bank BNI Kota Lubuklinggau pada
83. 67
tahun 2011 termasuk kedalam kategori KURANG SEHAT. Akan tetapi
meskipun masih tetap masuk kedalam kategori Kurang Sehat namun
Jumlah CR pada tahun 2011 sedikit lebih baik dibandingkan pada dua
tahun terakhir yang mengalami kenaikan sangat tinggi. Dan jika diamati
pada grafik IV.1 jumlah CR selama dua tahun terakhir mengalami
penurunan. Jika jumlah CR pada tahun-tahun selanjutnya selalu
mengalami penurunan dan dapat menyentuh pada posisi standar 200% -
250% maka CR dapat dikatakan Sehat.
2. Pembahasan Cash Ratio
Pada tahun 2007, total kas pada koperasi berjumlah sebesar Rp.
28.835.310, sedangkan kewajiban lancarnya pada tahun yang sama yaitu
sebesar Rp. 112.260.679. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar
pada koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui
dengan cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar
pada tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi
karyawan pada tahun 2007 adalah sebesar 25,68%, artinya setiap Rp.
1,00 kewajiban lancar akan dijamin dengan Rp. 0,256860285 uang kas.
Berdasarkan keputusan dari Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil
dan Menengah No : 14/Per/M.KUKM/XII/2009 Tentang Pedoman Penilaian
Kesehatan Koperasi Simpan Pinjam Dan Unit Simpan Pinjam Koperasi, maka
Cash Ratio koperasi karyawan pada tahun 2007 dapat dikategorikan
kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena jumlah Cash Ratio pada
84. 68
tahun ini cukup tinggi dan melebihi standar yang ditetapkan oleh Menteri
Negara Koperasi dan UKM yang berkisar diantara 10%> - ≥15%.
Pada tahun 2008, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp.
30.669.244, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
82.005.850. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada koperasi
karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun
yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada
tahun 2008 adalah sebesar Rp. 37,39%, artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban
lancar akan dijamin sebesar Rp. 0.373988489 uang kas. Jika diamati pada
table IV.2 terjadi kenaikan pada Cash Ratio dari tahun 2007–2008
dengan selisih kenaikan yaitu sebesar 11,71%. Kenaikan ini disebabkan
oleh bertambahnya total kas pada koperasi sementara kewajiban
lancarnya berkurang dari tahun sebelumnya. Sementara itu pada grafik
IV.2 keadaan laju perkembangan Cash Ratio juga mengalami kenaikan.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan
Menengah, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2008
dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena jumlah
Cash Ratio pada tahun ini sangat tinggi dan melebihi dari standar Sehat
yang telah ditetapkan yaitu berkisar diantara 10%> - ≥15%. Kenaikan
Jumlah Cash Ratio ini disebabkan oleh berkurangnya jumlah kewajiban lancar
pada tahun ini dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
85. 69
Pada tahun 2009, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp.
37.616.7855, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
637.131.758. Cash Ratio dapat dihitung dengan cara membandingkan
antara total kas dengan kewajiban lancar pada tahun yang sama. Dengan
demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2009 adalah
5,90% . artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar dijamin dengan Rp.
0.059040825 uang kas. Jika diamati pada tabel IV.2 pada tahun ini
terjadi penurunan yang sangat besar terhadap Cash Ratio, dengan selisih
penurunan sebesar 31.49%. hal ini disebabkan oleh bertambahnya total
kas dibandingkan dengan tahun sebelumnya namun kewajiban lancarnya
juga mengalami kenaikan yang sangat tinggi dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan
Usaha Kecil dan Menengah, maka Cash Ratio pada koperasi karyawan
pada tahun 2009 dapat dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT.
Karena standar Cash Ratio sangat rendah yaitu senilai 5,90%, untuk
masuk kedalam kategori sehat sangatlah jauh yaitu berkisar antara 10%>
- ≥15%. Dan juga jumlah kewajiban lancar pada koperasi ditahun ini
sangatlah tinggi disebabkan karena Bagian Lancar Hutang Jangka
Panjang masuk kedalam Hutang Jangka Pendek sementara pada dua
tahun sebelumnya yaitu tahun 2007 dan tahun 2008 belum tersedia
hutang jangka panjang. Sementara itu dilihat dari grafik laju
perkembangan Cash Ratio mengalami penurunan yang sangat drastis,
dibandingkan dengan dua tahun terakhir.
86. 70
Pada tahun 2010, total kas pada koperasi yaitu sebesar
Rp.40.404.310, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar
Rp. 623.865.458. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada
koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan
cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada
tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan
pada tahun 2010 adalah 6,47%. artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar
dijamin dengan Rp. 0.06476446 uang kas. Pada tahun 2010 terjadi
kenaikan dengan selisih kenaikan sebesar 0.57%. kenaikan ini
disebabkan oleh bertambahnya total kas dibandingkan dengan tahun
sebelumnya sementra itu kewajiban lancarnya mengalami penurunan,
maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2010 dapat
dikategorikan kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena masih jauh
dari standar sehat yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi,
dan Usaha Kecil dan menengah yaitu berkisar diantara 10%> - ≥15%.
Dan juga kewajiban lancar pada koperasi ditahun ini masih sangat tinggi
dibandingkan dengan uang kas yang tersedia.
Pada tahun 2011, total kas pada koperasi yaitu sebesar Rp.
44.440.196, sedangkan total kewajiban lancarnya berjumlah sebesar Rp.
620.684.208. Cash Ratio untuk menjamin kewajiban lancar pada
koperasi karyawan bank BNI Kota lubuklinggau dapat diketahui dengan
cara membandingkan antara total kas dengan kewajiban lancar pada
tahun yang sama. Dengan demikian Cash Ratio pada koperasi karyawan
87. 71
pada tahun 2011 adalah 7,15%, artinya setiap Rp. 1,00 kewajiban lancar
dijamin dengan Rp. 0.071598721 uang kas. Pada tahun 2011 juga terjadi
kenaikan dengan selisih kenaikan sebesar 0.68%. hal ini disebabkan oleh
bertambahnya total kas pada koperasi dari tahun sebelumnya sementara
pada kewajiban lancarnya mengalami penurunan. Berdasarkan
Keputusan Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan Menengah,
maka Cash Ratio pada koperasi karyawan pada tahun 2011 dapat
dikategorikan juga kedalam kategori TIDAK SEHAT. Karena masih
jauh dari standar sehat yang telah ditetapkan oleh Menteri Negara
Koperasi, dan Usaha Kecil dan menengah yaitu berkisar diantara 10%> -
≥15%. Namun setidaknya pada tahun 2011 ini Cash Ratio mengalami
sedikit peningkatan dibandingkan dengan dua tahun terakhir meskipun
belum mampu untuk masuk kedalam kategori standar Sehat yang telah
ditetapkan oleh Menteri Negara Koperasi, dan Usaha Kecil dan
menengah bukan berarti pada tahun-tahun selanjutnya koperasi tidak
mampu untuk masuk kedalam standar sehat asalkan keadaan kas selalu
meningkat sementara kewajiban lancarnya harus terus berkurang.
3. Pembahasan Debt to Asset Ratio
Pada tahun 2007 Debt to Asset Ratio yang mana total hutangnya
berjumlah sebesar Rp. 124.328.779, dan total aktivanya yaitu sebesar Rp.
237.323.635. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva perusahaan
dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara membandingkan antara
88. 72
total hutang dengan total aktiva. Dengan demikian dapat diketahui DAR
pada tahun 2007 berjumlah sebesar 52,38%. Hal ini dapat diartikan
bahwa, setiap Rp 1,00 pendanaan koperasi, Rp. 0.523878622 dibiayai
dengan hutang. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia No.
06/Per/M.KUKM/V/2006 tentang Pedoman Penilaian Koperasi
Berprestasi/Koperasi Award, maka DAR pada tahun 2007 dapat
dikategorikan ke dalam kategori KURANG SEHAT, karena jumlah
DAR pada tahun 2007 lebih besar dari 40% yaitu sebesar 52,38%.
Artinya koperasi masih cukup besar dibiayai oleh hutang.
Pada tahun 2008, total hutang koperasi karyawan mencapai Rp.
89.039.950, sementara total aktivanya pada tahun yang sama mencapai
Rp. 221.897.560. Debt to Asset Ratio atau seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang dapat diketahui dengan cara
membandingkan antara total hutang dengan total aktiva. Dengan
demikian dapat diketahui DAR pada tahun 2008 berjumlah sebesar
40,12%. Hal ini dapat diartikan bahwa, setiap Rp 1,00 pendanaan
koperasi, Rp. 0.401266016 dibiayai dengan hutang. Jika dilihat dari
Tabel IV.3 maka DAR pada tahun 2008 mengalami penurunan sebesar
12,26%, penurunan ini disebabkan oleh total hutangnya yang mengalami
Penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berdasarkan
Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
Republik Indonesia, maka DAR pada tahun 2008 dapat dikategorikan ke