SlideShare a Scribd company logo
1 of 2
Download to read offline
Policy Brief
Geng	 :	 dalam bahasa Inggris “gank”, sebagai kata benda memiliki beberapa
pengertian, dengan makna netral hingga negatif.
Netral	 :	 geng adalah kelompok orang yang bekerja bersama-sama.
Negatif	:	 geng adalah kelompok anak muda atau remaja yang memiliki ikatan
erat, biasanya eksklusif, dengan alasan tertentu, khususnya terlibat
dalam kenakalan untuk tujuan yang melanggar hukum atau antisosial.
MENGAPA PERLU PENELITIAN CEPAT INI ?
Persoalan kebrutalan yang dilakukan oleh geng motor merupakan persoalan yang
cukup serius. Hal ini karena mengganggu ketertiban umum dan mengarah kepada tindakan
kriminal.
Beberapa kasus yang dilakukan oleh geng motor seperti balap di jalan umum, tawuran
antargeng, mencuri, menjarah, perusakan fasilitas umum, dan penyerangan terhadap
anggota masyarakat bahkan sampai pada tahap membunuh. Kejahatan yang dilakukan
oleh geng motor telah menimbulkan keresahan dalam masyarakat, oleh karena itu perlu
penanganan yang komprehensif dengan segera.
Permasalahan penelitian:
1.	 Bagaimana karakteristik geng motor khususnya yang berperilaku agresif?
2.	 Apa faktor-faktor yang mendorong seseorang masuk geng motor?
3.	 Bagaimana intervensi sosial terhadap geng motor ?
Untuk mengungkap fenomena tersebut lebih dalam, Puslitbang Kesos melakukan
penelitiancepatditigakotadiJawaBarat(Bandung,CirebondanDepok)padabulanAgustus
2017 dengan teknik Rapid Assesment Process. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi dan studi dokumentasi.
HASIL PENELITIAN
Terbentuknya geng motor dimulai dari perkumpulan atau kelompok antar pelajar atau
teman se lingkungan tempat tinggal yang “nongkrong” di tempat-tempat tertentu. Aktivitas
berkumpul dan berkelompok merupakan hal yang lumrah, masalahnya adalah, apabila
kegiatan ketika berkumpulnya itu mengarah kepada hal yang negatif seperti menyerang
orang lain, konvoi dengan suara motor yang keras, membawa senjata tajam.
Dari tiga sampel wilayah, masing-masing mempunyai karakteristik berbeda tetapi
masih ada “benang merah” diantara empat kelompok besar yang ada, yaitu XTC, GBR,
Brigez dan Moonraker.
ƒƒ Kepadatan penduduk diperkotaan antara lain berimplikasi pada tingkat kompetisi yang
semakin ketat dalam memperoleh sumber daya dan akses yang terbatas. Hubungan
sosial antar warga cenderung semakin longgar.
ƒƒ Semakin berkurangnya ruang/fasilitas dan kegiatan kepemudaan khususnya di waktu
libur sekolah atau hari libur lainnya menjadikan anak/remaja mencari “hiburan” di
kegiatan geng motor yang cenderung ke tindak kriminal.
PENANGANAN YANG SUDAH DILAKUKAN
1.	Kepolisian
Penegakan hukum mulai dari patroli, pengejaran dan penangkapan. Selain itu pembinaan
anggota motor yag tertangkap dan penyuluhan hukum ke sekolah-sekolah. Khusus
di Bandung dilakukan pendekatan melalui LO (Liaison Officer) sebagai tindakan “pre
emptive” dengan menjadi penghubung antara geng motor dan kepolisian.
2.	 Dinas Sosial
Baru sebatas penanganan pada ABH (anak berkonflik dengan hukum). Dinas Sosial
kesulitan terlibat dalam penanganan geng motor karena tidak ada aturan/payung
hukumnya.
3.	 Pemda Kota dan Kabupaten Bandung
Melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam razia PMKS dan Penyuluhan
Hukum Terpadu. Hal ini belum ada di Kota Cirebon dan Depok. Dinas Pemuda dan Olah
Raga melakukan pembinaan kepad geng motor yang sudah menjadi Organisasi Massa
(Ormas) atau Organisasi Karya Pemuda (OKP) khususnya di Bandung. Hal ini belum ada
di Cirebon dan Depok.
4.	Lapas/Rutan
Tidak spesifik ada data kasus geng motor tetapi mengikuti pasal KUHP/UU lalu lintas
yang dilanggar oleh anggota geng motor. Penanganan sama dengan tahanan atau napi
lainnya, yang berbeda adalah pada usia tahanan/napi apakah masih usia anak-anak atau
dewasa.
5.	 Lembaga Keagamaan
Khususnya di Kota Bandung berusaha mengarahkan ke kegiatan yang positif melalui
pondok pesantren, kegiatan kerohanian. Kerjasama ini dilakukan pada geng motor yang
sudah mulai beralih ke organisasi massa dengna mengadakan kegiatan tabliq akbar atau
kegiatan kerohanian lain menjelang hari raya keagamaan.
REKOMENDASI
Regulasi
Tingkat pusat dan daerah, lembaga yang berwenang menangani dan membina anggota
geng motor dan berandal bermotor (MOU antara Kepolisian, Kementerian Dalam Negeri,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Hukum dan
HAM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian
Pemuda dan Olah Raga).
Penanganan
1.	Kepolisian
a.	 Polisitidakhanyabernuansamenindakperilakukriminal,karenaberandalanbermotor
ini masih banyak anak-anak dan kadang tidak selalu berbau kejahatan, bisa melalui
cara yang persuasive berbagai media, Penyuluhan Hukum Terpadu (Luhkumdu),
gathering/ jamboree, sosialisasi melalui berbagai media.
b.	 Penyuluhan Hukum Terpadu dan penanganan juga melibatkan 3 pilar di kelurahan,
yaitu Babinkantibnas, Babinsa dan Lurah.
2.	 Kementerian Sosial
a.	Puspensos: melakukan penyuluhan dan kegiatan bersama dengan instansi lain
kepada remaja di daerah yang banyak terdapat gerombolan/ berandal bermotor.
b.	Direktorat Rehabilitasi Sosial: melakukan assesmen terhadap remaja yang
tertangkap polisi melalui Sakti Peksos atau TKSK. Setelah assesmen maka pelaku
bisa direhabilitasi untuk waktu tertentu ke Panti Sosial atau dikembalikan ke orang
tua. Penempatan ABH di LPKS selama menunggu proses penahanan.
3.	 Pemerintah Daerah
a.	Kordinasi antar SKPD (Dinas Sosial, Dispora, Diknas) untuk fasilitas kegiatan
kepemudaan terutama pada saat libur sekolah
b.	 Perlunya pertemuan rutin antar sekolah yang sering tawuran
c.	 Mengarahkan menjadi geng motor syariah (lebih islami)
Dalam konteks geng motor kiranya “geng” cenderung diasosiasikan
dengan makna negatif, sebagai kelompok orang (biasanya remaja) yang
melakukan tindakan anti sosial. Geng juga berarti sebuah kelompok atau
gerombolan remaja yang dilatarbelakangi oleh persamaan latar sosial, sekolah,
daerah, dan sebagainya. Pelakunya dikenal dengan sebutan gangster.
Peneliti : Irmayani, B. Mujiyadi, Badrun Susantyo, Anwar Sitepu, Sugiyanto, Togiaratua
Nainggolan, dan Muslim Sabarisman
Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan, Penelitian
dan Penyuluhan Sosial, Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang III, Jakarta Timur 13630,
Phone:(021)8017146, Fax: (021)8017126,
Website: puslit.kemsos.go.id, email: puslitbangkesos@kemsos.go.id
Ciri-ciri umum geng motor yang ditemui adalah:
1.	 Umumnya anggota berasal dari remaja dengan usia remaja usia antara 12 hingga 21
tahun.
2.	 Rekrutmenanggotabarudilakukandilingkungansekolahataudaerah-daerahpemukiman
dengan jumlah populasi remaja cukup banyak.
3.	 Remaja bergabung menjadi anggota geng motor dengan alasan:
a.	 Aktivitas konvoi bermotor menarik sekaligus menantang untuk digeluti.
b.	 Ancaman anggota senior yang telah ada sebelumnya di sekolah atau di lingkungan
rumah
c.	 Bentuk pelarian dari sikap frustasi terhadap keadaan lingkungan keluarga yang tidak
harmonis, dan
d.	 Pemenuhan atas kebutuhan terhadap eksistensi diri, mencoba sesuatu yang baru,
unik, dan menyenangkan.
4.	 Menjadikan aksesoris motor sebagai identitas kelompok atau ciri khas geng motor
dengancaramemodifikasimotorsepertimempretelibagiantertentumotor,mengecat
atau menempelkan stiker khusus di motornya.
5.	 Mempunyai seragam tertentu atau pakaian anggota geng motor yang menunjukkan
identitasnya, seperti jaket atau kaos khusus dengan model atau warna tertentu
dengan disertai logo geng mereka dan atribut lainnya.
NO. ASPEK/KOTA BANDUNG CIREBON DEPOK
1 Nama Geng/
kelompok yang
ditemukan
XTC, Brigez, GBR,
Moonraker. Ada LO (Liaison
Official) yang menjadi
penghubung antara Polisi
dan Geng Motor, tugasnya
untuk deteksi dini dan
memantau.
XTC, Brigez, GBR,
Moonraker dan Konack
Depok Bogor Official,
Jepang (Jembatan
Mampang), Margonda,
America, Jurang Maut,
Bujang Lapuk, Squad,
Sanca dan kelompok
kecil lainnya
Sifat organisasi Terorganisir, ada pemimpin,
sistem keanggotaan, logo,
jargon dan tradisi.
Terorganisir, ada pemimpin,
sistem keanggotaan, logo,
jargon dan tradisi.
Tidak terorganisir, logo,
jargon dan tradisi,
merasa eksis dari
medsos
3. Perkiraan jumlah
anggota*
+ 5.500 orang + 900 orang Tiap kelompok bila ada
minimal 10-20 orang
sudah membentuk
kelompok.
4 Sistem
rekrutmen
Tiap anggota melakukan
rekrutmen dari tahun ke
tahun, melalui teman/
lingkungan. Pembentukan
“sel” baru masing-masing
geng di wilayah baru,
dilakukan secara mandiri
oleh simpatisan. Tidak ada
garis komando yang ketat
antar sel.
Bergabung lewat ajakan/
tekanan anggota/teman/
pengurus.
Masuk menjadi anggota
geng merasa lebih berani,
bangga, disegani dan
dihormati masyarakat.
Diajak teman sekolah/
lingkungan/kenal dari
media sosial (akun
Instagram kelompok).
Masuk anggota
kelompok agar kenal
lebih banyak teman,
tertarik dari aksi yang
diupload ke medsos,
kelihatan keren.
5 Aturan dalam
geng/ kelompok
Saling setia kawan dan
saling tolong menolong
antar anggota
Wajib jaga nama baik geng
dan patuh sama panglima,
ada sanksi jika melanggar
Menjaga kebersamaan
kelompok dan “berani
berbuat dengan
membawa senjata
tajam”
6 Kegiatan Nongkrong dilanjutkan
dengan konvoi, keliling
kota. Beberapa “sel” baru
sudah melakukan kegiatan
rohani dan bakti sosial.
Sudah ada kerjasama
dengan pesantren dan nama
radio (Kita FM) menjelang
Lebaran, dan Idul Adha.
Apabila terjadi tindak
kekerasan oleh segelintir
anggota bukan dikomandoi
oleh geng. Diindikasikan
bahwa orang/kelompok
yang melakukan tindak
kriminal membawa atribut
kelompok besar.
Nongkrong dilanjutkan
konvoi keliling kota
sesuai selera pimpinan,
dalam konvoi orangnya
banyak, jalan asal-
asalan, bawa senjata
lagi., ada juga kegiatan
bakti sosial. Perilaku
anggota geng dalam
konvoi yang menguasai
jalan raya menarik
perhatian masyarakat.
Kadang teriak-teriak
atau membentak ketika
berhadapan dengan orang
lain yang mengganggu
atau menghalangi lalu
lintas yang dilalui selama
di perjalanan.
Nongkrong dilanjutkan
konvoi atau menyerang
kelompok lain yang
ditemui di jalanan,
menyerang orang
di jalanan yang
dirasakan menghalangi
atau sebagai syarat
“keberanian” menjadi
anggota kelompok
dengan membawa
senjata tajam. Tawuran
antar kelompok sering
terjadi bila berpapasan
di jalanan atau bahkan
janjian untuk saling
serang melalui akun
medsos masing-masing.
Ada juga kegiatan
“malak” ke anak sekolah
lain.
7 Lokasi kumpul Tempat-tempat yang dipilih
untuk kumpul biasanya:
•	 Masing-masing geng
punya markas
•	 Punya spot/titik untuk
kumpul seperti di jalanan,
warung, taman.
Tempat dipilih berdasarkan
salah satu lebih
pertimbangan berikut :
•	 Tidak menjadi tempat
nongkrong geng lain.
•	 Ada warung yang bisa
menerima kehadiran
geng.
•	 Biasanya tempat dipilih
yang agak gelap
•	 Masyarakat seputar
dinilai permisif atau
takut sama geng
Tempat-tempat
nongkrong biasanya
dipilih:
•	 Lapangan atau
tempat-tempat yang
tidak ada pemiliknya
•	 Ada warung/warnet
yang bisa menerima
menjadi tempat
kumpul.
Keterangan *:
Estimasi jumlah anggota geng/kelompok motordari Kepolisian (Tidak ada angka pasti jumlah anggota, tetapi
diperkirakan masing-masing geng mencakup ratusan sampai ribuan orang. “Anggota” masing-masing geng
dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu; usia remaja (belasan tahun, masih bersekolah atau putus sekolah)
dan usia dewasa muda.
Mengoptimalkan berbagai program di Kementerian Sosial,
seperti: LK3, Pemuda Pelopor Perdamaian, PSM, Karang Taruna,
Tagana, TKSK, Sakti Peksos untuk turut dalam penyuluhan
dan penanganan pelaku tindak pidana oleh gerombolan/
berandal bermotor. Mengarahkan geng motor yang besar dan
beranggotakan banyak untuk beralih menjadi organisasi sosial.
Geng Motor “Formal” Geng Motor “Bertransformasi” Berandalan/Simpatisan Bermotor
•	 Geng motor ini berjumlah 4
yang berada di Kota Bandung
yaitu GBR, XTC, Brigez dan
Moonraker.
•	 Keempat geng ini telah lama
terbentuk (sejak tahun 70an),
tercatat di kepolisian dan
ada penghubungnya yaitu LO
(Liasion Officer), mempunyai
pengurus anak cabang.
•	 Pembentukan di kota-kota
lain hanya “pemberitahuan”.
Kegiatan dan keanggotaan
bebas ditentukan oleh geng
yang dibentuk diluar kota
Bandung.
•	 Organisasi dan kegiatan yang
sebelumnya hanya nongkrong
dan kumpul-kumpul sudah
mengarah ke kegiatan positif
untuk menghilangkan citra
negatif geng motor.
•	 Pengurus geng motor ini
telah mendeklarasikan diri
sebagai Organisasi Massa atau
Organisasi Karya Pemuda (OKP)
yang lebih kearah politik dengan
mendukung partai politik
tertentu.
•	 Pada kegiatan-kegiatan partai
turut serta meramaikan dan
mengamankan kegiatan partai.
•	 Kegiatan mereka biasanya
nongkrong dan kumpul, kadang
disertai minuman keras dan
narkoba, konvoi keliling kota
dikomandoi pimpinan atau
panglimanya.
•	 Kelompok ini kadang membawa
senjata tajam untuk menyerang
kelompok lain atau orang-orang
yang dianggap mengganggu
kegiatan mereka.
•	 Kelompok ini kadang membawa
senjata tajam untuk menyerang
kelompok lain atau orang-orang
yang dianggap mengganggu
kegiatan mereka.
FAKTOR PENYEBAB PERILAKU AGRESIF GENG MOTOR
Aspek Psikologis
ƒƒ Remaja usia 12-21 tahun “usia berontak”, menyatakan eksistensi diri sebagai jagoan,
anggota kelompok yang disegani, ditakuti, sangat tergantung pada persepsi diri remaja
itu sendiri.
ƒƒ Emosi remaja masih labil. Mereka dapat mudah tersinggung hanya karena dipelototi,
contohnya seperti “bersamaan dengan perjalanan konvoi, biasanya geng motor akan
marah besar kalo ada yang mengganggu perjalanan atau dinilai mengganggu”.
ƒƒ Rasa frustrasi terjadi atas kondisi keluarga yang dipersepsikan tidak mampu memenuhi
kebutuhan anak hingga mencari dan menemukan pemenuhannya dalam geng motor.
Pemaparan atas tingkah laku agresi terjadi dengan seringnya melihat perilaku sesama
anggota geng motor melakukan agresi hingga hal itu dianggap hal yang biasa bagi
mereka. Sedangkan situasi yang tidak nyaman terjadi ketika anggota geng motor
merasa diganggu pihak lain ketika konvoi.
ƒƒ Keterangsangan terjadi dalam konteks konformitas, yaitu perilaku menyesuaikan diri
sehubungan dengan adanya tekanan sosial, baik yang nyata maupun tidak nyata.
Tekanan psikologis kelompok geng motor membuat individu menjadi berani mengambil
inisiatif bertindak melawan orang lain yang dipersepsikan sebagai pihak merintangi
kegiatan geng. Dalam konteks ini anggota lain menjadi conform (seakan-akan otomatis)
mengikuti inisiator untuk bertindak agresif.
Aspek Sosiologis
ƒƒ Tanpa perduli peraturan yang berlaku, banyak keluarga menyediakan sepeda motor
bagi anaknya untuk berbagai keperluan waalu belum mempunyai SIM, termasuk untuk
pergi/pulang ke sekolah. Kemudahan memperoleh sepeda motor dan kemudahan
menggunakan sepeda motor telah ikut berkontribusi pada munculnya geng motor.

More Related Content

What's hot

konflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosialkonflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosialLazuardi45
 
Proses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi SosialProses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi SosialUFDK
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahAdinda Khairunnisa
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialAchmady1
 
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi OrganisasiModul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi OrganisasiRR. Roosita Cindrakasih
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnyaSimon Patabang
 
Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Ary Ajo
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismezukhrufi17
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...Muhamad Imam Khairy
 
Desain kebijakan publik
Desain kebijakan publik Desain kebijakan publik
Desain kebijakan publik yuniariarsela
 
Perubahan sosial dalam masyarakat pedesaan
Perubahan sosial dalam masyarakat pedesaanPerubahan sosial dalam masyarakat pedesaan
Perubahan sosial dalam masyarakat pedesaanVeronica Silalahi II
 
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragamanFungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragamanHarry Bagiada
 

What's hot (20)

konflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosialkonflik dan integrasi sosial
konflik dan integrasi sosial
 
Proses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi SosialProses Sosial & Interaksi Sosial
Proses Sosial & Interaksi Sosial
 
Teori pers
Teori persTeori pers
Teori pers
 
Sejarah dan Masyarakat
Sejarah dan MasyarakatSejarah dan Masyarakat
Sejarah dan Masyarakat
 
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbahPenerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
Penerapan konsep reaksi redoks dalam pengolahan limbah
 
Agenda setting
Agenda settingAgenda setting
Agenda setting
 
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
285 Proposal PKM 5 Bidang Mahasiswa UGM yang Didanai 2015/2016
 
Filsafat ilmu komunikasi br
Filsafat ilmu komunikasi brFilsafat ilmu komunikasi br
Filsafat ilmu komunikasi br
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Ppt perubahan sosial
Ppt perubahan sosialPpt perubahan sosial
Ppt perubahan sosial
 
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi OrganisasiModul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
Modul03_Perspektif & Teori Komunikasi Organisasi
 
5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya5 kalimat efektif dan contohnya
5 kalimat efektif dan contohnya
 
Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1Analisis kebijakan-publik1
Analisis kebijakan-publik1
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
 
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
SNI 06-6989.14-2004 tentang Air dan Air Limbah - Bagian 14: Cara Uji Oksigen ...
 
Desain kebijakan publik
Desain kebijakan publik Desain kebijakan publik
Desain kebijakan publik
 
Perubahan sosial dalam masyarakat pedesaan
Perubahan sosial dalam masyarakat pedesaanPerubahan sosial dalam masyarakat pedesaan
Perubahan sosial dalam masyarakat pedesaan
 
Cakupan komunikasi internasional
Cakupan komunikasi internasionalCakupan komunikasi internasional
Cakupan komunikasi internasional
 
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragamanFungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
Fungsi dan peran lembaga sosial dalam mengelola keragaman
 
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKMProposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
Proposal PKM-Kewirausahaan LOLOS PKM
 

Similar to Ciri-ciri Geng Motor

Expose badiklit lkp
Expose badiklit lkpExpose badiklit lkp
Expose badiklit lkpBe Susantyo
 
Makalah geng motor
Makalah geng motorMakalah geng motor
Makalah geng motorHolis Fiven
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakECPAT Indonesia
 
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anaksakuramochi
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remajaSi Yusuf
 
Artikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkobaArtikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkobaJemmy Charles
 
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamjaMarulituazalukhu
 
Ringkasan lat
Ringkasan latRingkasan lat
Ringkasan latTwin Sis
 
PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...
PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...
PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...afiat19
 
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan BebasMakalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan BebasPryses Jaklyn
 
Kenakalan Remaja.docx
Kenakalan Remaja.docxKenakalan Remaja.docx
Kenakalan Remaja.docxsdnkaretan
 
FUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdf
FUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdfFUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdf
FUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdfF2069MUHAMMADADIBNAS
 
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Mohd Shuhaimi Padzil
 
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1Tatha Yunietha
 
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdfAdvokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdfECPAT Indonesia
 
Elm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniElm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniRizal Abdullah
 
PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...
PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...
PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...obanganggara
 

Similar to Ciri-ciri Geng Motor (20)

Expose badiklit lkp
Expose badiklit lkpExpose badiklit lkp
Expose badiklit lkp
 
Makalah geng motor
Makalah geng motorMakalah geng motor
Makalah geng motor
 
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap AnakKekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
Kekerasan Seksual Anak Terhadap Anak
 
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
9_Kondisi Sosial Ekonomi dan Kekerasan Seksual pada Anak
 
Kenakalan remaja
Kenakalan remajaKenakalan remaja
Kenakalan remaja
 
Artikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkobaArtikel membangun-remaja-bebas-narkoba
Artikel membangun-remaja-bebas-narkoba
 
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
08410041_Bab_1.pdf latar belakang dan masalh kebakLan rekamja
 
Ringkasan lat
Ringkasan latRingkasan lat
Ringkasan lat
 
KENAKALAN REMAJA-Kelompok 3 Kelas XI IPS 3.docx
KENAKALAN REMAJA-Kelompok 3 Kelas XI IPS 3.docxKENAKALAN REMAJA-Kelompok 3 Kelas XI IPS 3.docx
KENAKALAN REMAJA-Kelompok 3 Kelas XI IPS 3.docx
 
Pornografi pelajar
Pornografi pelajarPornografi pelajar
Pornografi pelajar
 
PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...
PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...
PALANG MERAH REMAJA SEBAGAI WADAH PENGEMBANGAN PERILAKU MENOLONG DI KALANGAN ...
 
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan BebasMakalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
Makalah Bahasa Indonesia - Pergaulan Bebas
 
Kenakalan Remaja.docx
Kenakalan Remaja.docxKenakalan Remaja.docx
Kenakalan Remaja.docx
 
FUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdf
FUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdfFUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdf
FUNGSI NGO DALAM PENYATUAN MASYARAKAT.pdf
 
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
Asgmnt pendidikan akhlak islam dapat menyelesaikan kemelut gejala sosial dala...
 
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
Tugas latsar isu kontemporer kelompok 1
 
bm karangan 3.docx
bm karangan 3.docxbm karangan 3.docx
bm karangan 3.docx
 
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdfAdvokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
Advokasi dari Riset Disrupting Harm.pdf
 
Elm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskiniElm3104 edisi-kemaskini
Elm3104 edisi-kemaskini
 
PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...
PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...
PRESENTSI MAKALAH DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF DARI PERKEMBANGAN MEDIA SOSIAL P...
 

More from Be Susantyo

Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanBe Susantyo
 
Memahami perilaku-agresif-sebuah-tinjaua
Memahami perilaku-agresif-sebuah-tinjauaMemahami perilaku-agresif-sebuah-tinjaua
Memahami perilaku-agresif-sebuah-tinjauaBe Susantyo
 
Prevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anakPrevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anakBe Susantyo
 
A Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the Philippines
A Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the PhilippinesA Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the Philippines
A Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the PhilippinesBe Susantyo
 
Konsumsi rokok peserta pkh
Konsumsi rokok peserta pkhKonsumsi rokok peserta pkh
Konsumsi rokok peserta pkhBe Susantyo
 
Tantangan kesetaraan gender dalam pkh
Tantangan kesetaraan gender dalam pkhTantangan kesetaraan gender dalam pkh
Tantangan kesetaraan gender dalam pkhBe Susantyo
 
Policy brief pkh
Policy brief pkhPolicy brief pkh
Policy brief pkhBe Susantyo
 
Policy brief abh
Policy brief abhPolicy brief abh
Policy brief abhBe Susantyo
 
Model pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitasModel pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitasBe Susantyo
 
Memperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliMemperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliBe Susantyo
 
Konsepsia des 2016
Konsepsia des 2016Konsepsia des 2016
Konsepsia des 2016Be Susantyo
 
Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016Be Susantyo
 
Informa april 2017
Informa april 2017Informa april 2017
Informa april 2017Be Susantyo
 
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesiaoptimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesiaBe Susantyo
 
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 20181 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018Be Susantyo
 

More from Be Susantyo (17)

Buku cd 2007
Buku cd 2007Buku cd 2007
Buku cd 2007
 
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaanPartisipasi masy dlm pemb di pedesaan
Partisipasi masy dlm pemb di pedesaan
 
Memahami perilaku-agresif-sebuah-tinjaua
Memahami perilaku-agresif-sebuah-tinjauaMemahami perilaku-agresif-sebuah-tinjaua
Memahami perilaku-agresif-sebuah-tinjaua
 
Prevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anakPrevalensi kekerasan anak
Prevalensi kekerasan anak
 
A Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the Philippines
A Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the PhilippinesA Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the Philippines
A Social Norms Manual for Viet Nam, Indonesia and the Philippines
 
Konsumsi rokok peserta pkh
Konsumsi rokok peserta pkhKonsumsi rokok peserta pkh
Konsumsi rokok peserta pkh
 
Tantangan kesetaraan gender dalam pkh
Tantangan kesetaraan gender dalam pkhTantangan kesetaraan gender dalam pkh
Tantangan kesetaraan gender dalam pkh
 
Policy brief pkh
Policy brief pkhPolicy brief pkh
Policy brief pkh
 
Policy brief abh
Policy brief abhPolicy brief abh
Policy brief abh
 
Model pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitasModel pembelajaran komunitas
Model pembelajaran komunitas
 
Memperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliMemperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asli
 
Konsepsia des 2016
Konsepsia des 2016Konsepsia des 2016
Konsepsia des 2016
 
Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016Konsepsia agust 2016
Konsepsia agust 2016
 
Informa april 2017
Informa april 2017Informa april 2017
Informa april 2017
 
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesiaoptimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
optimalisasi peran dan fungsi pendamping sosial studi di empat kota di indonesia
 
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 20181 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
 
171 435-1-pb
171 435-1-pb171 435-1-pb
171 435-1-pb
 

Recently uploaded

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdfHarisKunaifi2
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxBudyHermawan3
 

Recently uploaded (8)

Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdfPemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten  .pdf
Pemekaran Kabupaten Banyuwangi menujumKota dan kabupaten .pdf
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptxMembangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
Membangun Tim Efektif. suatu pembelajaran ttg pentingnya kolaborasipptx
 

Ciri-ciri Geng Motor

  • 1. Policy Brief Geng : dalam bahasa Inggris “gank”, sebagai kata benda memiliki beberapa pengertian, dengan makna netral hingga negatif. Netral : geng adalah kelompok orang yang bekerja bersama-sama. Negatif : geng adalah kelompok anak muda atau remaja yang memiliki ikatan erat, biasanya eksklusif, dengan alasan tertentu, khususnya terlibat dalam kenakalan untuk tujuan yang melanggar hukum atau antisosial. MENGAPA PERLU PENELITIAN CEPAT INI ? Persoalan kebrutalan yang dilakukan oleh geng motor merupakan persoalan yang cukup serius. Hal ini karena mengganggu ketertiban umum dan mengarah kepada tindakan kriminal. Beberapa kasus yang dilakukan oleh geng motor seperti balap di jalan umum, tawuran antargeng, mencuri, menjarah, perusakan fasilitas umum, dan penyerangan terhadap anggota masyarakat bahkan sampai pada tahap membunuh. Kejahatan yang dilakukan oleh geng motor telah menimbulkan keresahan dalam masyarakat, oleh karena itu perlu penanganan yang komprehensif dengan segera. Permasalahan penelitian: 1. Bagaimana karakteristik geng motor khususnya yang berperilaku agresif? 2. Apa faktor-faktor yang mendorong seseorang masuk geng motor? 3. Bagaimana intervensi sosial terhadap geng motor ? Untuk mengungkap fenomena tersebut lebih dalam, Puslitbang Kesos melakukan penelitiancepatditigakotadiJawaBarat(Bandung,CirebondanDepok)padabulanAgustus 2017 dengan teknik Rapid Assesment Process. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan studi dokumentasi. HASIL PENELITIAN Terbentuknya geng motor dimulai dari perkumpulan atau kelompok antar pelajar atau teman se lingkungan tempat tinggal yang “nongkrong” di tempat-tempat tertentu. Aktivitas berkumpul dan berkelompok merupakan hal yang lumrah, masalahnya adalah, apabila kegiatan ketika berkumpulnya itu mengarah kepada hal yang negatif seperti menyerang orang lain, konvoi dengan suara motor yang keras, membawa senjata tajam. Dari tiga sampel wilayah, masing-masing mempunyai karakteristik berbeda tetapi masih ada “benang merah” diantara empat kelompok besar yang ada, yaitu XTC, GBR, Brigez dan Moonraker. ƒƒ Kepadatan penduduk diperkotaan antara lain berimplikasi pada tingkat kompetisi yang semakin ketat dalam memperoleh sumber daya dan akses yang terbatas. Hubungan sosial antar warga cenderung semakin longgar. ƒƒ Semakin berkurangnya ruang/fasilitas dan kegiatan kepemudaan khususnya di waktu libur sekolah atau hari libur lainnya menjadikan anak/remaja mencari “hiburan” di kegiatan geng motor yang cenderung ke tindak kriminal. PENANGANAN YANG SUDAH DILAKUKAN 1. Kepolisian Penegakan hukum mulai dari patroli, pengejaran dan penangkapan. Selain itu pembinaan anggota motor yag tertangkap dan penyuluhan hukum ke sekolah-sekolah. Khusus di Bandung dilakukan pendekatan melalui LO (Liaison Officer) sebagai tindakan “pre emptive” dengan menjadi penghubung antara geng motor dan kepolisian. 2. Dinas Sosial Baru sebatas penanganan pada ABH (anak berkonflik dengan hukum). Dinas Sosial kesulitan terlibat dalam penanganan geng motor karena tidak ada aturan/payung hukumnya. 3. Pemda Kota dan Kabupaten Bandung Melibatkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dalam razia PMKS dan Penyuluhan Hukum Terpadu. Hal ini belum ada di Kota Cirebon dan Depok. Dinas Pemuda dan Olah Raga melakukan pembinaan kepad geng motor yang sudah menjadi Organisasi Massa (Ormas) atau Organisasi Karya Pemuda (OKP) khususnya di Bandung. Hal ini belum ada di Cirebon dan Depok. 4. Lapas/Rutan Tidak spesifik ada data kasus geng motor tetapi mengikuti pasal KUHP/UU lalu lintas yang dilanggar oleh anggota geng motor. Penanganan sama dengan tahanan atau napi lainnya, yang berbeda adalah pada usia tahanan/napi apakah masih usia anak-anak atau dewasa. 5. Lembaga Keagamaan Khususnya di Kota Bandung berusaha mengarahkan ke kegiatan yang positif melalui pondok pesantren, kegiatan kerohanian. Kerjasama ini dilakukan pada geng motor yang sudah mulai beralih ke organisasi massa dengna mengadakan kegiatan tabliq akbar atau kegiatan kerohanian lain menjelang hari raya keagamaan. REKOMENDASI Regulasi Tingkat pusat dan daerah, lembaga yang berwenang menangani dan membina anggota geng motor dan berandal bermotor (MOU antara Kepolisian, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Sosial, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Pemuda dan Olah Raga). Penanganan 1. Kepolisian a. Polisitidakhanyabernuansamenindakperilakukriminal,karenaberandalanbermotor ini masih banyak anak-anak dan kadang tidak selalu berbau kejahatan, bisa melalui cara yang persuasive berbagai media, Penyuluhan Hukum Terpadu (Luhkumdu), gathering/ jamboree, sosialisasi melalui berbagai media. b. Penyuluhan Hukum Terpadu dan penanganan juga melibatkan 3 pilar di kelurahan, yaitu Babinkantibnas, Babinsa dan Lurah. 2. Kementerian Sosial a. Puspensos: melakukan penyuluhan dan kegiatan bersama dengan instansi lain kepada remaja di daerah yang banyak terdapat gerombolan/ berandal bermotor. b. Direktorat Rehabilitasi Sosial: melakukan assesmen terhadap remaja yang tertangkap polisi melalui Sakti Peksos atau TKSK. Setelah assesmen maka pelaku bisa direhabilitasi untuk waktu tertentu ke Panti Sosial atau dikembalikan ke orang tua. Penempatan ABH di LPKS selama menunggu proses penahanan. 3. Pemerintah Daerah a. Kordinasi antar SKPD (Dinas Sosial, Dispora, Diknas) untuk fasilitas kegiatan kepemudaan terutama pada saat libur sekolah b. Perlunya pertemuan rutin antar sekolah yang sering tawuran c. Mengarahkan menjadi geng motor syariah (lebih islami) Dalam konteks geng motor kiranya “geng” cenderung diasosiasikan dengan makna negatif, sebagai kelompok orang (biasanya remaja) yang melakukan tindakan anti sosial. Geng juga berarti sebuah kelompok atau gerombolan remaja yang dilatarbelakangi oleh persamaan latar sosial, sekolah, daerah, dan sebagainya. Pelakunya dikenal dengan sebutan gangster. Peneliti : Irmayani, B. Mujiyadi, Badrun Susantyo, Anwar Sitepu, Sugiyanto, Togiaratua Nainggolan, dan Muslim Sabarisman Pusat Penelitian dan Pengembangan Kesejahteraan Sosial, Badan Pendidikan, Penelitian dan Penyuluhan Sosial, Kementerian Sosial Republik Indonesia. Jl. Dewi Sartika No. 200 Cawang III, Jakarta Timur 13630, Phone:(021)8017146, Fax: (021)8017126, Website: puslit.kemsos.go.id, email: puslitbangkesos@kemsos.go.id
  • 2. Ciri-ciri umum geng motor yang ditemui adalah: 1. Umumnya anggota berasal dari remaja dengan usia remaja usia antara 12 hingga 21 tahun. 2. Rekrutmenanggotabarudilakukandilingkungansekolahataudaerah-daerahpemukiman dengan jumlah populasi remaja cukup banyak. 3. Remaja bergabung menjadi anggota geng motor dengan alasan: a. Aktivitas konvoi bermotor menarik sekaligus menantang untuk digeluti. b. Ancaman anggota senior yang telah ada sebelumnya di sekolah atau di lingkungan rumah c. Bentuk pelarian dari sikap frustasi terhadap keadaan lingkungan keluarga yang tidak harmonis, dan d. Pemenuhan atas kebutuhan terhadap eksistensi diri, mencoba sesuatu yang baru, unik, dan menyenangkan. 4. Menjadikan aksesoris motor sebagai identitas kelompok atau ciri khas geng motor dengancaramemodifikasimotorsepertimempretelibagiantertentumotor,mengecat atau menempelkan stiker khusus di motornya. 5. Mempunyai seragam tertentu atau pakaian anggota geng motor yang menunjukkan identitasnya, seperti jaket atau kaos khusus dengan model atau warna tertentu dengan disertai logo geng mereka dan atribut lainnya. NO. ASPEK/KOTA BANDUNG CIREBON DEPOK 1 Nama Geng/ kelompok yang ditemukan XTC, Brigez, GBR, Moonraker. Ada LO (Liaison Official) yang menjadi penghubung antara Polisi dan Geng Motor, tugasnya untuk deteksi dini dan memantau. XTC, Brigez, GBR, Moonraker dan Konack Depok Bogor Official, Jepang (Jembatan Mampang), Margonda, America, Jurang Maut, Bujang Lapuk, Squad, Sanca dan kelompok kecil lainnya Sifat organisasi Terorganisir, ada pemimpin, sistem keanggotaan, logo, jargon dan tradisi. Terorganisir, ada pemimpin, sistem keanggotaan, logo, jargon dan tradisi. Tidak terorganisir, logo, jargon dan tradisi, merasa eksis dari medsos 3. Perkiraan jumlah anggota* + 5.500 orang + 900 orang Tiap kelompok bila ada minimal 10-20 orang sudah membentuk kelompok. 4 Sistem rekrutmen Tiap anggota melakukan rekrutmen dari tahun ke tahun, melalui teman/ lingkungan. Pembentukan “sel” baru masing-masing geng di wilayah baru, dilakukan secara mandiri oleh simpatisan. Tidak ada garis komando yang ketat antar sel. Bergabung lewat ajakan/ tekanan anggota/teman/ pengurus. Masuk menjadi anggota geng merasa lebih berani, bangga, disegani dan dihormati masyarakat. Diajak teman sekolah/ lingkungan/kenal dari media sosial (akun Instagram kelompok). Masuk anggota kelompok agar kenal lebih banyak teman, tertarik dari aksi yang diupload ke medsos, kelihatan keren. 5 Aturan dalam geng/ kelompok Saling setia kawan dan saling tolong menolong antar anggota Wajib jaga nama baik geng dan patuh sama panglima, ada sanksi jika melanggar Menjaga kebersamaan kelompok dan “berani berbuat dengan membawa senjata tajam” 6 Kegiatan Nongkrong dilanjutkan dengan konvoi, keliling kota. Beberapa “sel” baru sudah melakukan kegiatan rohani dan bakti sosial. Sudah ada kerjasama dengan pesantren dan nama radio (Kita FM) menjelang Lebaran, dan Idul Adha. Apabila terjadi tindak kekerasan oleh segelintir anggota bukan dikomandoi oleh geng. Diindikasikan bahwa orang/kelompok yang melakukan tindak kriminal membawa atribut kelompok besar. Nongkrong dilanjutkan konvoi keliling kota sesuai selera pimpinan, dalam konvoi orangnya banyak, jalan asal- asalan, bawa senjata lagi., ada juga kegiatan bakti sosial. Perilaku anggota geng dalam konvoi yang menguasai jalan raya menarik perhatian masyarakat. Kadang teriak-teriak atau membentak ketika berhadapan dengan orang lain yang mengganggu atau menghalangi lalu lintas yang dilalui selama di perjalanan. Nongkrong dilanjutkan konvoi atau menyerang kelompok lain yang ditemui di jalanan, menyerang orang di jalanan yang dirasakan menghalangi atau sebagai syarat “keberanian” menjadi anggota kelompok dengan membawa senjata tajam. Tawuran antar kelompok sering terjadi bila berpapasan di jalanan atau bahkan janjian untuk saling serang melalui akun medsos masing-masing. Ada juga kegiatan “malak” ke anak sekolah lain. 7 Lokasi kumpul Tempat-tempat yang dipilih untuk kumpul biasanya: • Masing-masing geng punya markas • Punya spot/titik untuk kumpul seperti di jalanan, warung, taman. Tempat dipilih berdasarkan salah satu lebih pertimbangan berikut : • Tidak menjadi tempat nongkrong geng lain. • Ada warung yang bisa menerima kehadiran geng. • Biasanya tempat dipilih yang agak gelap • Masyarakat seputar dinilai permisif atau takut sama geng Tempat-tempat nongkrong biasanya dipilih: • Lapangan atau tempat-tempat yang tidak ada pemiliknya • Ada warung/warnet yang bisa menerima menjadi tempat kumpul. Keterangan *: Estimasi jumlah anggota geng/kelompok motordari Kepolisian (Tidak ada angka pasti jumlah anggota, tetapi diperkirakan masing-masing geng mencakup ratusan sampai ribuan orang. “Anggota” masing-masing geng dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu; usia remaja (belasan tahun, masih bersekolah atau putus sekolah) dan usia dewasa muda. Mengoptimalkan berbagai program di Kementerian Sosial, seperti: LK3, Pemuda Pelopor Perdamaian, PSM, Karang Taruna, Tagana, TKSK, Sakti Peksos untuk turut dalam penyuluhan dan penanganan pelaku tindak pidana oleh gerombolan/ berandal bermotor. Mengarahkan geng motor yang besar dan beranggotakan banyak untuk beralih menjadi organisasi sosial. Geng Motor “Formal” Geng Motor “Bertransformasi” Berandalan/Simpatisan Bermotor • Geng motor ini berjumlah 4 yang berada di Kota Bandung yaitu GBR, XTC, Brigez dan Moonraker. • Keempat geng ini telah lama terbentuk (sejak tahun 70an), tercatat di kepolisian dan ada penghubungnya yaitu LO (Liasion Officer), mempunyai pengurus anak cabang. • Pembentukan di kota-kota lain hanya “pemberitahuan”. Kegiatan dan keanggotaan bebas ditentukan oleh geng yang dibentuk diluar kota Bandung. • Organisasi dan kegiatan yang sebelumnya hanya nongkrong dan kumpul-kumpul sudah mengarah ke kegiatan positif untuk menghilangkan citra negatif geng motor. • Pengurus geng motor ini telah mendeklarasikan diri sebagai Organisasi Massa atau Organisasi Karya Pemuda (OKP) yang lebih kearah politik dengan mendukung partai politik tertentu. • Pada kegiatan-kegiatan partai turut serta meramaikan dan mengamankan kegiatan partai. • Kegiatan mereka biasanya nongkrong dan kumpul, kadang disertai minuman keras dan narkoba, konvoi keliling kota dikomandoi pimpinan atau panglimanya. • Kelompok ini kadang membawa senjata tajam untuk menyerang kelompok lain atau orang-orang yang dianggap mengganggu kegiatan mereka. • Kelompok ini kadang membawa senjata tajam untuk menyerang kelompok lain atau orang-orang yang dianggap mengganggu kegiatan mereka. FAKTOR PENYEBAB PERILAKU AGRESIF GENG MOTOR Aspek Psikologis ƒƒ Remaja usia 12-21 tahun “usia berontak”, menyatakan eksistensi diri sebagai jagoan, anggota kelompok yang disegani, ditakuti, sangat tergantung pada persepsi diri remaja itu sendiri. ƒƒ Emosi remaja masih labil. Mereka dapat mudah tersinggung hanya karena dipelototi, contohnya seperti “bersamaan dengan perjalanan konvoi, biasanya geng motor akan marah besar kalo ada yang mengganggu perjalanan atau dinilai mengganggu”. ƒƒ Rasa frustrasi terjadi atas kondisi keluarga yang dipersepsikan tidak mampu memenuhi kebutuhan anak hingga mencari dan menemukan pemenuhannya dalam geng motor. Pemaparan atas tingkah laku agresi terjadi dengan seringnya melihat perilaku sesama anggota geng motor melakukan agresi hingga hal itu dianggap hal yang biasa bagi mereka. Sedangkan situasi yang tidak nyaman terjadi ketika anggota geng motor merasa diganggu pihak lain ketika konvoi. ƒƒ Keterangsangan terjadi dalam konteks konformitas, yaitu perilaku menyesuaikan diri sehubungan dengan adanya tekanan sosial, baik yang nyata maupun tidak nyata. Tekanan psikologis kelompok geng motor membuat individu menjadi berani mengambil inisiatif bertindak melawan orang lain yang dipersepsikan sebagai pihak merintangi kegiatan geng. Dalam konteks ini anggota lain menjadi conform (seakan-akan otomatis) mengikuti inisiator untuk bertindak agresif. Aspek Sosiologis ƒƒ Tanpa perduli peraturan yang berlaku, banyak keluarga menyediakan sepeda motor bagi anaknya untuk berbagai keperluan waalu belum mempunyai SIM, termasuk untuk pergi/pulang ke sekolah. Kemudahan memperoleh sepeda motor dan kemudahan menggunakan sepeda motor telah ikut berkontribusi pada munculnya geng motor.