Dokumen tersebut membahas tentang struktur tata ruang dan bentuk kota. Beberapa teori struktur tata ruang kota dijelaskan seperti teori zona konsentris Burgess, teori sektoral Hoyt, dan teori inti ganda Harris-Ullman. Dokumen juga membahas faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan kota dan evolusi perubahan struktur ruang kota serta tantangan pembentukan kota yang berkelanjutan.
2. Tujuan Pembelajaran
• Mahasiswa mampu menjelaskan peran
struktur ruang kota dalam pembentukan
kota
• Mahasiswa mampu mengidentifikasi
permasalahan fisik terkait pembentukan
kota
4. Alasan Tumbuhnya Kota
• Competitive Advantage
– Perbedaan Ketersediaan Sumber Daya
• Kota Pertambangan, Kota Pertanian
– Perbedaan Akses
• Kota di sekitar Sungai, Pesisir
• Place Utility
5. Urban Growth
Biasanya Dilihat Dari :
Built up area
Bersifat angka (statistik)
Bersifat lebih dari pada sekedar luas area
Pertumbuhan dipengaruhi oleh comparative
advantages, baik alamiah (topografi, SDA,historis, dsb)
maupun buatan (jaringan infrastruktur, fasilitas sosial,
dsb)
6.
7. Pertumbuhan (Growth)
• Makin tingginya jumlah penduduk intensitas
kegiatan sosial, ekonomi naik
• Kepadatan bangunan tinggi
• Keterbatasan lahan vs Highrise building
8. Perkembangan Kota
• Makin besar Kebutuhan Akan Ruang built up area
makin luas
• Akuisisi, Invasi ke arah pinggiran urban fringe over
bounded city
• Kota selalu dinamis perubahan bentuk dan
Struktur Kota
9. Pemekaran Kota – 1
( Bintarto, 1977 )
Pelabuhan
Ekspor - impor
Inti kota
Selaput inti kota
Pemekaran
Inti kota
Pegunungan
Hinterland
subur
10. Pemekaran Kota – 2
( Bintarto, 1977 )
Kota
perdagangan
Pusat
rekreasi
Pegunungan
Inti kota
Selaput inti kota
Pemekaran
Inti kota
Laut
Kota industri
Pegunungan
11. Pemekaran Kota – 3
( Bintarto, 1977 )
Inti kota
Selaput inti kota
Pemekaran
Inti kota
Pegunungan
Kota besar
Kota besar
Pelabuhan
Ekspor - impor
Perkebunan
Airport
Daerah
industri
Daerah
rekreasi
13. • Unsur pembentuk struktur tata ruang kota
dapat pula dipahami secara persepsional
seperti yang dikemukakan oleh Kevin Lynch
yang menyatakan sifat suatu objek fisik yang
menyebabkan kemungkinan besar membuat
citra (image) yang kuat pada setiap orang.
Menurutnya, ada lima unsur dalam gambaran
mengenai kota: Path, Edge, District, Node,
dan Landmark
16. • Secara konsepsional, unsur-unsur
pembentuk struktur tara ruang kota telah
dikemukakan oleh banyak pakar. Menurut
Doxiadis, perkotaan atau permukiman
kota merupakan totalitas lingkungan yang
terbentuk oleh 5 unsur,
– Alam (Nature),
– Individu manusia (Antropos),
– Masyarakat (Society),
– Ruang kehidupan (Shells), dan
– Jaringan (Network).
17. • Kus Hadinoto (1970-an)
mengadaptasinya menjadi 5 unsur
pokok, yaitu :
– Wisma, tempat tinggal (perumahan);
– Karya: tempat bekerja (kegiatan usaha);
– Marga, jaringan pergerakan, jalan;
– Suka, tempat rekreasi/hiburan; dan
– Penyempurna, prasarana – sarana.
18. • Dalam perspektif yang berbeda, menurut
Patrick Geddes, karakteristik permukiman
sebagai suatu kawasan memiliki unsur:
– Place (tempat tinggal);
– Work (tempat kerja);
– Folk (tempat bermasyarakat).
20. • Tinjauan terhadap struktur tata ruang internal kota
dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan
antara lain
– pendekatan ekologikal,
– pendekatan ekonomi,
– pendekatan morfologi kota, dan
– pendekatan sistem kegiatan.
21. Pendekatan ekologikal
• meninjau kota sebagai suatu objek studi di
mana di dalamnya terdapat masyarakat
yang kompleks, telah mengalami proses
interrelasi antar manusia dan antara
manusia dengan lingkungannya.
Produknya adalah pola keteraturan
penggunaan lahan kota.
• Dalam pendekatan ini terdapat tiga teori
utama, yaitu: Teori Konsentrik, Teori
Sektoral, dan Teori Pusat Jamak
22. Pendekatan ekonomi
• terhadap struktur tata ruang kota didasarkan
pada pemahaman bahwa nilai lahan, rent dan
cost mempunyai kaitan yang erat dengan pola
penggunaan lahan. Jalur dan simpul
transportasi mempunyai peranan besar
terhadap perkembangan kota. Dalam
pendekatan ini, teori yang dapat menjelaskan
perbedaan dalam pola penggunaan lahan
adalah Teori Sewa Lahan dan Teori Nilai Lahan.
23. Pendekatan morfologi kota
• memfokuskan perhatian pada bentuk-bentuk
fisik kawasan perkotaan yang tercermin dari
jenis penggunaan lahan, sistem jaringan
jalan, dan blok-blok bangunan, townscape,
urban sprawl, dan pola jaringan jalan sebagai
indikator morfologi kota. Berdasarkan
pendekatan ini, secara garis besar adalah
ekspresi keruangan kota, yang dapat dilihat
dari pola fisik atau susunan elemen fisik kota
seperti bangunan dan lingkungan, sehingga
bentuk kota dapat dibedakan antara bentuk kota
yang kompak dan bentuk kota yang tidak
kompak.
24. pendekatan terhadap struktur tata ruang
kota
• penting karena terkait dengan
implikasinya dalam perencanaan tata
ruang kota. Perencanaan tata ruang kota
dalam hal ini dapat dipandang sebagai
intervensi terhadap wujud struktural dan
pola pemanfaatan ruang yang
berkembang secara alamiah berdasarkan
kecenderungan.
25. • Dengan landasan pemahaman terhadap
bentuk dan struktur tata kota inilah
produk perencanaan tata ruang kota,
dalam hal ini struktur dan pola
pemanfaatan ruang kota sesuai yang
dinginkan, dapat dirumuskan.
26. Concentric Zone Theory
( Burgess)
Kota meluas secara merata
dari suatu inti asli atau
central bussiness district
(CBD), sehingga tumbuh
zona yang masing-masing
sejajar secara simultan dan
mencerminkan penggunaan
lahan yang berbeda 1
2
3
4
5
6
1. CBD
2. Industri ringan
3. Pemukiman kecil
4. Pemukiman besar
5. Daerah industri
6. Daerah commuter
27. MODEL KONSENTRIS ‘BURGESS’
( Homby & Jones, 1991 )
CBD
FACTORY
ZONE
ZONE IN
TRANSITION
ZONE OF
WORKING
CLASS HOMES
RESIDENTIAL
ZONE
COMMUTERS
ZONE
28. Sector Theory
( Homer Hoyt)
Pengelompokan tata guna
lahan menyebar dari pusat ke
arah luar berupa sektor
(wedges) akibat dari kondisi
geografis dan mengikuti
jaringan transportasi.
Pada setiap sektor
dimungkinkan tata guna
lahan yang bercampur (mixed
use)
1. CBD
2. Industri ringan
3. Pemukiman kecil
4. Pemukiman besar
5. Daerah industri
6. Daerah commuter
2
2
3
5
4
3
5
1
29. MODEL SEKTOR ‘HOYT’
( Hornby & Jones, 1991 )
WHOLESALE LIGHT
MANUFACTURING
LOW CLASS
RESIDENTIAL
MEDIUM CLASS
RESIDENTIAL
HIGH CLASS
RESIDENTIAL
CBD
30. Multiple Nuclei Theory
( Harris Ullman)
Pertumbuhan kota yang
bermula dari suatu pusat (inti)
menjadi kompleks oleh
munculnya kutub-kutub
pertumbuhan baru.
Di sekeliling pusat-pusat
(nucleus) baru itu akan
mengelompok tata guna
lahan yang berhubungan
secara fungsional
1. CBD
2. Industri ringan
3. Pemukiman kecil
4. Pemukiman besar
5. Daerah industri
6. Daerah commuter
4
1
3
2
3
3
5
4
6
31. MODEL INTI GANDA
‘HARRIS & ULLMAN’
( Yeates, 1990)
MEDIUM CLASS
RESIDENTIAL
HIGH CLASS
RESIDENTIAL
OUTLYING
BUSINESS
DISTRICK
INDUSTRIALS
UBURB
WHOLESALE
LIGHT
MANUFACTURING
LOW CLASS
RESIDENTIAL
HEAVY
MANUFACTURING RESIDENTIAL
SUBURB
CBD
32. Implikasi terhadap
Konsumsi Ruang Kota dan Wilayah
• MARKET DRIVEN
– Investasi sering dibentuk oleh Trend Pasar
– Demand masyarakat lebih menentukan jenis konsumsi
ruang dipengaruhi cara, gaya dan kualitas hidupnya
• Multiplier Effect
– Dari Sektor basis yang berkembang
– Akibat Upaya Dekonsentrasi planologis
33. Peran Struktur Tata Ruang
• Sebagai titik pusat pertumbuhan baru inisiasi
pertumbuhan kota
• Sebagai kawasan pendukung industri,
pendidikan, perdagangan dan jasa
• Sebagai pengarah jaringan infrastruktur
Menciptakan Struktur Ruang Kota
34. Kriteria Bentuk dan Struktur
Ruang Kota
• Eropa Bentuk Kota Kompak
efisiensi perjalanan, investasi jaringan
infrastruktur terpadu
• Indonesia permukiman kampung
dengan pekarangan, diantara lahan
pertanian, hutan, sungai permukiman
organik rawan urban sprawl???
35. • Struktur Ruang
Mapan
tidak berubah dalam jangka pendek
atau dapat diprediksi dalam jangka panjang
• Bentuk Kota
Sesuai bentukan alam (topografis, morfologi
berwawasan lingkungan, respon lansekap)
Sesuai pertumbuhan karakteristik sosial dan
ekonomi
Mengakomodasi kegiatan penduduk dg
efisien
36. Urban Spatial Structure
36
THE MONOCENTRIC
CITY
Traditional urban
spatial structure model
describing the form &
organization of western
cities with the concept
of the one dominant
central business district
37. Urban spatial structure
lanjutan…..
37
SECTORAL URBAN
GROWTH
A prevalent explanation
of the evolution of the
monocentric city during
& after the industrial
revolution with its
accompanying urban
growth
38. 38
SUBURB
AN
EXPANSI
ON
METRO
TOWN
URBAN MULTI
NUCLEATION
The scattering of business &
other economic activity
about the metropolitan area
of middle 20th century cities,
and formation of major &
minor business centers
SUBURBANIZATION
The phenomenal population
& economic growth &
physical expansion of cities
after the 2nd world war has
been viewed mainly as
characterized by strong
trend toward
Urban spatial structure
lanjutan…..
39.
40. Evolusi Perubahan Struktur Ruang
dan Pembentukan Kota
• Upaya Urban Renewal
• Resettlement
• Alih Fungsi Penggunaan Lahan Permukiman
menjadi non permukiman dan sebaliknya
• Perubahan jaringan infrastruktur
• Desentralisasi
• Dekonsentrasi Planologis, dll
41. Permasalahan dan Tantangan
Keberlanjutan
• Pembentukan kota yang efisien urban
sprawl kota kompak?
• Mendidik masyarakat mengarah pada
pembangunan berkelanjutan
• Bagaimana pelibatan aktor
pengembang, pengambil kebijakan,
konsumen dalam membentuk struktur
ruang dan pembentukan kota yg
berkelanjutan