Presentasi Tesis MARET 2016 judul COLLAGE CITY KAWASAN PUSAT KOTA TONDANO pada ujian Komprehensif di UNIVERSITAS SAM RATULANGI Program Pasca Sarjana S2 Arsitektur,
1. UNIVERSITAS SAMRATULANGI
PROGRAM PASCASARJANA
S2 ARSITEKTUR
COLLAGE CITY
KAWASAN
PUSAT KOTA TONDANO
DOSEN PEMBIMBING :
1. DR. JUDY O WAANI, ST, MT
2. DR. DEBBIE A J HARIMU, ST, MT
PERANCANGAN KOTA TROPIS PESISIRKonsentrasi :
TESIS Mahasiswa :
A L GRACE KATUUK
1123212013
2. UNIVERSITAS SAMRATULANGI
PROGRAM PASCASARJANA
S2 ARSITEKTUR
COLLAGE CITY
DOWNTOWN AREA
OF TONDANO
DOSEN PEMBIMBING :
1. DR. JUDY O WAANI, ST, MT
2. DR. DEBBIE A J HARIMU, ST, MT
PERANCANGAN KOTA TROPIS PESISIRKonsentrasi :
TESIS Mahasiswa :
A L GRACE KATUUK
1123212013
4. • Dari segi kualitas visual kota, bentuk fisik pada beberapa fragmen
kawasan pusat kota Tondano, perkembangannya tidak mengalami
perubahan yang signifikan dengan perkembangan zaman.
• Penurunan kwalitas penataan lingkungan terutama di kawasan
pinggir sungai yang lokasinya termasuk pada daerah sepanjang
kawasan pusat kota Tondano.
• Kurangnya kepedulian terhadap beberapa artefak kota yang
mempunyai nilai historis tinggi dan mengandung makna sebagai
identitas kota yang mempunyai andil dalam kemajuan suatu kota.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN
5. PERUMUSAN MASALAH
Menghidupkan kembali secara kontekstual
dengan memadukan nilai historis kota dan
kemajuan zaman pada kawasan pusat Kota
Tondano baik visual dan struktural melalui
penerapan teknik kolase kota (Collage City
teori Colin Rowe) sebagai metodologi
arsitektur dan urban collage sebagai wacana
sintesanya.
6. PERUMUSAN MASALAH
Unsur-unsur strategi apa yang terkait dengan metode
kolase kota (Collage City) dari Colin Rowe, dalam upaya
untuk menghidupkan kembali secara kontekstual kawasan
pusat kota Tondano dengan memadukan nilai historis kota
dan kemajuan zaman?
Bagaimana mengeksperimenkan metode Collage City dari
Colin Rowe melalui urban collage yang dihasilkan pada
kawasan pusat kota Tondano saat ini ?
Bagaimana hasil rancangan urban collage sehubungan
dengan eksperimen metode Collage City dari Colin Rowe
secara kontekstual dalam konteks kawasan pusat kota
7. • Mengidentifikasi dan menganalisis unsur-unsur terkait dalam metode
Collage City teori Colin Rowe ke dalam rancangan pada kawasan pusat
Kota Tondano.
• Menguji-cobakan disain eksperimental secara kontekstual metode
Collage City Colin Rowe melalui urban collage pada disain kawasan
pusat Kota Tondano.
• Mengevaluasi hasil eksperimen disain sehingga bisa dirumuskan
dalam upaya memperkaya perkembangan urban design.
TUJUAN PERANCANGAN
MENGHIDUPKAN KEMBALI
KAWASAN PUSAT KOTA
TONDANO
8. KERANGKA PIKIR
Survey Lokasi I Identifikasi Data:
Mengumpul-
kan Dokumentasi
Foto Fragmen
Masa Lalu dan
Masa Kini
Decline and Fall
After the Millenium
Crisis of the Object:
Predicament of
Texture
Collision City and the
Politics of Bricolage
Collage City and the
Reconquest of Time
Strategi COLLAGE CITY:
INPUT
TUJUAN:
Menghidupkan Kembali Kawasan Pusat
Kota Tondano secara kontektual dengan
menggabungkan historis kota dan
kekinian zaman
PROSES
Eksperimental Disain secara Kontekstual dalam Konteks
URBAN COLLAGE
(TANGIBLE DAN INTANGIBLE)
OUTPUT
Latar Belakang Masalah Kawasan Pusat Kota Tondano
Analisis Fragmen-
Fragmen Kawasan
sekitar Pusat Kota
Tondano
Analisis Fragmen-Fragmen
Kawasan sekitar Pusat
Kota Tondano
Fragmentasi
Figure-ground/Solid-void
Arsitektur Bricolage
Metamorfosis
Survey Lokasi II
10. Buku Collage City karya Rowe dan Koetter terdiri atas 5 bagian
yaitu :
• Utopia: Decline and Fall
• After the Millennium
• Crisis of the Object: Predicament of Texture
• Collision City and the Politics of Bricolage
• Collage City and the Reconquest of Time
KAJIAN COLLAGE CITY
11. KAJIAN COLLAGE CITY
1. Utopia: Decline and Fall
Utopia : Kemunduran dan kejatuhan,
membahas secara ringkas tentang modernisme dan beberapa
protagonis (penganjur suatu paham), serta memperkenalkan sejarah
dari visi utopis.
Pertama tentang “classical utopia” dan kedua tentang “activist
utopia”. Terjadi ambiguitas dan kontradiksi dari perencana kota
modernis, sehingga walaupun visi mereka begitu besar dan
berpengaruh tapi akhirnya diabaikan dan hancur.
12. KAJIAN COLLAGE CITY
2. After the Millennium
Secara garis besar membahas perjalanan utopia yang ambiguitas
tentang :
- dua oposisi kultus yaitu kultus townscape dan kultus fiksi ilmiah;
- dual konsep ilmu bangunan yaitu Superstudio sebagai Utopia
imaginasi dan Disney World sebagai Utopia nyata;
- kota sebagai Teater Memori (dianggap konservatif), dan kota sebagai
Teater Nubuat (dianggap radikal).
13. KAJIAN COLLAGE CITY
3. Crisis of the Object: Predicament of Texture
secara garis besar penekanan tema-tema utama yang dieksplorasi pada
bagian ini adalah tekstur, plan, matriks, pola tata ruang perkotaan
dan ruang publik. Disamping itu membahas juga perdebatan antara
dua kondisi solid - void dan figure-ground dilambangkan seperti
acropolis dan forum.
14. KAJIAN COLLAGE CITY
4. Collision City and the Politics of Bricolage
Ada tiga hal yang dieksplorasi Rowe, yaitu :
- pertama alternatif the disastrous urbanism of social
engineering and total design.
- membahas tentang integrasi dan segregasi dari teori
‘politik-politik’ dan persepsi serta argumen-argumen yang
berhubungan dengan masyarakat dan urbanism .
- membahas tentang ‘the fox’ dan ‘the bricoleur’.
15. Setelah menyajikan beberapa argumentasi dan kritik mulai
bagian Introduction sampai Collision City and the Politics of
Bricolage; berupa analisis kritis yang membahas asal-usul,
ideologi, dan kekurangan dari perencanaan kota modernis
melalui studi dan upaya melawan gerakan modernism
mesianis yang sejak awal berupaya membangun kota baru
utopis, dan membaca ganda setiap keadaan yang terjadi,
pada bab Collage City And the Reconquest of Time ,
sebagai bab terakhir, Rowe (dan Koetter) memperkenalkan
KOLASE KOTA (COLLAGE CITY) sebagai suatu
METODOLOGI ARSITEKTUR.
KAJIAN COLLAGE CITY
5. Collage City and the Reconquest of
Time
16. KAJIAN TEORI
Rowe menganut aliran Post Modern dan menolak grand visi
utopis total planning dan total disain; sehingga
memungkinkan suatu kota dapat bermetamorfosis (mengalami
perubahan bentuk dan susunan) secara alami dalam menciptakan
identitas kota itu sendiri dan dapat terbaca dan dipahami oleh
pengamat akan bentuk kota itu melalui setiap fragmen yang ada.
Collage City sebenarnya
adalah kontekstualisme
yang mencakup budaya
dan sejarah.
Collage City merupakan
kumpulan artefak arsitektur
yang mencoba untuk
memulihkan dimensi sejarah
yang hilang oleh modernisme.
17. KAJIAN TEORI
Collage City melihat dan membahas kota dalam
bentuk fragmen-fragmen kota dari masa lalu dan
masa sekarang, dimana fragmen kota masa depan
merupakan wacana sintesa urban design yang
mengambil inspirasi dari fragmen-fragmen kota
sebelumnya (kumpulan dari berbagai bentuk
fragmen masa lalu) dan masa sekarang , untuk
menghasilkan suatu fragmen baru tanpa
meninggalkan secara totalitas apa yang sebelumnya
sudah ada (kontekstual).
18. KAJIAN TEORI
Rowe and Koetter details 7 basic elements
of City Collage/ URBAN COLLAGE:
1) Memorable Street
2) Stabilizer
3) Potentially Interminable Set Pieces
4) Splendid Public Terraces
5) Ambiguous and Composite Building
6) Nostalgia Producing Instruments
7) Garden
19. Strategi Collage City :
Fragmentasi
Metamorfosis
Arsitektur Bricolage
Figure-Ground / Solid-Void
KAJIAN TEORI
20. METODOLOGI PENELITIAN
Rancangan penelitian ini menggunakan
METODE KUALITATIF yang terdiri atas tiga
tahap yaitu :
1. Tahap pengumpulan data
2. Tahap analisis
3. Tahap pembuatan laporan atau tahap
sintesa.
22. Lokasi Perancangan
U
Lokasi perancangan berada di kawasan pusat Kota Tondano, Kelurahan Wawalintouan
Kecamatan Tondano Barat dan sebagian Kelurahan Liningaan Kecamatan Tondano
Timur.
24. Pola figure-ground termasuk
didalamnya solid-void ,
dikaji secara tidak mendetail.
Pengkajian hanya memeriksa
dan mengidentifikasi pola
tata ruang perkotaan/melihat
tingkat keteraturan/tingkat
kepadatan massa serta
mencocokkan dengan teori
figure-ground. Penekanan
pembahasan figure-ground
/solid-void dalam hal ini
hanya untuk memenuhi salah
satu unsur yang menjadi
kriteria urban collage yaitu
ambigu and composite
buildings.
25. Figure-ground yang
diperhatikan dalam
konteks ini adalah
figure-ground skala
makro kecil, yaitu
hanya terfokus pada
ciri khas tekstur
kawasan yang
menjadi lokasi
perancangan. Pola
Figure-ground lokasi
perancangan bersifat
heterogen yaitu ada
dua atau lebih pola
berbenturan.
35. Terminal minibus Tondano tahun 1976 , gedung
Bioskop President Plaza belum dibangun , lokasi
bioskop masih berupa taman dengan kolam air
mancur yang berada di tengah taman
FRAGMEN KAWASAN A
2014
1976
Lokasi pengambilan gambar tahun 2014
sama dengan tahun 1976. Keberadaan
bangunan Plaza Tondano (dibangun akhir
tahun 1970) hampir setiap tahun
dipugar dan aktivitas bisnis selalu berganti,
dan tidak bertahan lama.
Bangunan Plaza/dulu Bioskop Plaza
36. FRAGMEN KAWASAN A
Terminal minibus Tondano yang masih
berada di Pasar bawah Tondano tahun 1980
2014
1980
Lokasi pengambilan gambar tahun 2014
sama dengan tahun 1980. dari tahun 1980
sampai 2014, keadaan kota hampir tidak ada
perubahan yang signifikan dengan
perkembangan zaman sekarang.
37. Pasar Tondano sekitar
tahun 1920 – 1930
Aktivitas di Pasar
Tondano sekitar
tahun 1893
Terminal minibus Tondano
tahun 1976 , gedung Bioskop
President Plaza belum
dibangun , lokasi bioskop itu
masih berupa taman dengan
kolam air mancur yang
berada di tengah taman
Terminal minibus Tondano
di Pasar bawah Tondano
tahun 1980
1976
1893
1920 – 1930
1980
FRAGMEN KAWASAN A
38. KESIMPULAN ANALISIS FRAGMEN
KAWASAN A
MASALAH POTENSI NILAI STRATEGI
COLLAGE
CITY
ELEMEN
URBAN
COLLAGE
• Bangunan Plaza
dengan kondisi
yang tidak terawat
• Area Sekitar
bangunan Plaza,
suasana
cenderung statis
dari tahun 1970-
an
• Ikon kawasan
• Lokasi
Premanisme
• Bangunan
tua bergaya
arsitektur
modern
• Kota Tua
• Metamorf
osis Kota
• bagian dari
fragmenta
si, figure-
ground
dan
metamorf
osis kota
• Memorable
Street
• Memorable
Street
42. 1928
2014
Lapangan Waltersplein tahun 1928,
Sekarang Lapangan Sam Ratulangi
Lapangan Sam Ratulangi
Lapangan Waltersplein biasa
digunakan oleh para siswa
MULO/Sekolah Raja Tondano untuk
berbagai kegiatan, termasuk kegiatan
kebesaran penyambutan tamu oleh
pemerintah dan masyarakat pd zaman
penjajahan Inggris,Belanda dan Jepang
Berbagai kegiatan yang
Biasa dilaksanakan di lapangan Sam Ratulangi
http://bumi-nusantara.blogspot.com/2011/11/kota-tondano.html
http://bode-talumewo.blogspot.com/2009/07/galeri-foto-
minahasa-minahasa-tempo.html
FRAGMEN KAWASAN C
43. FRAGMEN
KAWASAN C
http://lanisphotoblog.wordpress.com/2010/03/18/foto-toea-lodjie/
1928
2014
Tampak bangunan bersejarah LOJI berada
di depan Lap. Walterspein (sekarang Lap.Sam
Ratulangi).
Kini lokasi bangunan itu sudah menjadi
Kantor Bupati Minahasa, bangunan LOJI
sudah dipindahkan.
28 April 1979
http://infokawanua.blogspot.com/2011/02/loji-tondano-dari-masa-
ke-masa.html
Bangunan bersejarah LOJI dipindahkan
pada Maret 1979. Tampak pada gambar
adalah bangunan LOJI di tempat yang
sudah dipindahkan.
Kantor Bupati Minahasa di Tondano, dengan
bentuk bangunan bagian depan bergaya
arsitektur modern
By Josia Lempoy 2013
LOJI
LOJI
44. FRAGMEN KAWASAN C
Lokasi LOJI sekarang tahun 2014
Lokasi awal LOJI
sampai Maret tahun 1979
2
2
1
1
19402011
U
45. FRAGMEN KAWASAN C
Sampai tahun 1979, bangunan LOJI masih
seperti yang nampak pada gambar ini.
Tapi sekarang bekas monumen/patung
Sam Ratulangi sudah menjadi TAMAN
KOTA dan MONUMEN TONDANO
http://infokawanua.blogspot.com/2011/02/loji-
tondano-dari-masa-ke-masa.html
U
LOKASI TAMAN KOTA dan
MONUMEN TONDANO
sekarang
TAMAN KOTA dan MONUMEN
TONDANO
46. https://lanisphotoblog.wordpress.c
om/tag/old-tondano-building
Sampai tahun 1986,
patung Sam Ratulangi
masih seperti yang
nampak pada gambar ini.
Tapi sekarang bekas
monumen/patung Sam
Ratulangi sudah menjadi
TAMAN KOTA dan
MONUMEN TONDANO,
1979
1986
Lokasi Monumen
Sam Ratulangi
sekarang
Lokasi Monumen
Sam Ratulangi
sampai tahun 1986
U
FRAGMEN KAWASAN C
47. Foto (lokasi sekitar Tugu Tondano) dari
arah Timur, diperkirakan tahun 1920-an,
dan lokasi yg sama thn 2014 sedangkan
area lapangan yang kosong adalah
Lapangan SamRatulangi sekarang
Tugu Tondano ini merupakan
salah satu landmark kawasan
pusat Kota Tondano
1920-an,
2014 2014
TUGU TONDANO
48. KESIMPULAN ANALISIS FRAGMEN
KAWASAN C
MASALAH POTENSI NILAI STRATEGI
COLLAGE CITY
ELEMEN
URBAN
COLLAGE
• Lap. Sam
Ratulangi
• Ktr. Bupati /
Loji, Taman
Kota,
Monumen
Tondano,
Tugu Tondano
• Ikon Kawasan
• Ikon Kawasan
• Historis dan
Kebudayaan
Kota
• Sebagian
tampilan fisik
bagian depan
ktr. Bupati
bergaya
Arsitektur
Modern
• Historis dan
Kebudayaan
Kota
• Bricolage
• Metamorfosis
Kota
• Splendid
Public
Terraces
• Pottentially
interminable
set pieces,
stabilizers,
dan nostalgia-
producing
instruments
55. FRAGMEN KAWASAN D
Awal adanya pasar di Tondano berada di lokasi ini.
Sampai sekarang lokasi ini masih tetap pasar, tapi
keberadaan pasar ini tidak seramai dulu (sepi).
Aktivitas pasar biasanya nanti malam hari.
2014 2014
Pasar Tondano dari arah belakang
sekitar tahun 1910
1910
1880
Dulu lokasi pasar Tondano cukup
luas/ramai, tapi sekarang lokasi
pasar ini(kini dikenal dengan
sebutan Pasar Bawah) menjadi
sangat kecil danmemprihatinkan.
http://kelakerannetoudano.blogspot.co
m/
http://kelakerannetoudano.blogspot.co
m/
Melihat kondisi Pasar
Tondano(sekarang Pasar Bawah)
ini, jelas bahwa pada zaman dulu
masih lebih baik keadaannya dan
lebih ramai aktivitasnya.
56. FRAGMEN KAWASAN D
Lokasi Pasar Bawah
sekarang (dulu Pasar
Tondano pertama)
Keramaian aktivitas yang ada di
Pasar Tondano sekitar tahun 1893
Pasar Tondano dari arah depan sekitar
tahun 1910
2014
2014
1893
1910
Lokasi Pasar
Tondano pertama,
(sekarang Pasar
Bawah)
kelakerannetoudano.blogspot.com
kelakerannetoudano.blogspot.com
57. FRAGMEN KAWASAN D
by Josia Lempoy
by Josia Lempoy
by Josia Lempoy
20132014
Romy Toar Nonutu
Romy Toar Nonutu
1870 - 1880 2012
Foto Sungai Tondano dari tahun antara 1870-1880 ,dan sekarang tahun 2014,
terlihat keadaan sungai Tondano yang mengalir di kawasan
Pusat Kota Tondano tahun 2012-2014, tidak dikelola dengan biaksana, karena keadaan
sekitar sungai ini hampir masih seperti dulu, bahkan mungkin dulu masih jauh lebih baik.
Private collection of Grace
58. Lokasi
View ke arah sungai
Pemandangan Jalan
menuju ke jalan
depan pertokoan
Lokasi rencana
tempat dermaga
untuk naik turun
penumpang
wisatawan
FRAGMEN KAWASAN D
59. Josia Lempoy 2013
Sungai kecil di Tondano 1928
adrianuskojongian.blogsp
ot.com
Gereja Sentrum Tondano dan sungai
Tondano sekitar tahun 1910
http://kelakerannetoudano.blogspot.co
m/
1910
1910 1928
20132014
Melihat foto dari tahun antara 1910 sampai sekarang tahun 2014,
terlihat keadaan sungai Tondano yang mengalir di kawasan
Pusat Kota Tondano, hampir tidak ada perubahan yang signifikan dengan zaman sekarang
(modern).
FRAGMEN KAWASAN D
60. FRAGMEN KAWASAN D
Gereja Sentrum Tondano
sekitar tahun 1910
http://kelakerannetoudano.blogspot.co
m/
Gereja Sentrum Tondano
sekitar tahun 1926
Gereja Sentrum
Tondano sekitar
tahun 1932
Gereja Protestan Tondano tahun 1930
Gereja Protestan Tondano
tahun 1945 di bom sekutu di
Kelurahan Liningaan.
1910
1926
1930
1932
1945
61. 2010
FRAGMEN KAWASAN D
By bert-toar-polii
1910 1926
1930
1932
1945 Gereja Sentrum Tondano
dari tahun 1910 sampai sebelum 1930,
belum ada menara.
Sekitar tahun 1930 sudah ada menara
dan sampai 2014,
bentuk menaranya tetap
dipertahankan sebagai ciri khasnya.
2014
62. KESIMPULAN ANALISIS FRAGMEN
KAWASAN D
MASALAH POTENSI NILAI STRATEGI
COLLAGE CITY
ELEMEN
URBAN
COLLAGE
• Pasar Bawah
suasana
cenderung
gelap pada
malam hari
• Sungai
Tondano
• Gereja
Sentrum
• Ikon Kawasan
• Ikon Kawasan
• Historis dan
Kebudayaan
Kota
• Sebagian
tampilan fisik
bagian depan
ktr. Bupati
bergaya
Arsitektur
Modern
• Historis dan
Kebudayaan
Kota
• Bricolage
• Metamorfosis
Kota
• Splendid
Public
Terraces
• Pottentially
interminable
set pieces,
stabilizers,
dan nostalgia-
producing
instruments
65. Penerapan Metode Collage City dan Hasil
Eksperimen Rancangan
menyajikan fragmen – fragmen kawasan yang
menjadi acuan dalam perencanaan
/perancangan eksperimental disain kawasan
pusat Kota Tondano dan implementasi
eksperimental disain urban collage, yaitu :
66. MEMORABLE STREET
(JALAN-JALAN KENANGAN)
Memorable Street atau jalan-jalan
kenangan, memperlihatkan keberadaan
suasana kota dan jalan-jalan yang ada
serta kemajuannya pada masa lalu.
(dalam kajian dihubungkan dengan
keberadaan kota pada masa kini).
1
69. 1. MEMORABLE STREET
(JALAN-JALAN KENANGAN)
1976
Kehadiran lampu jalan dengan model air mancur
mengingatkan kembali sebagai MEMORABLE STREET
bahwa pada salah satu sudut jalan ini dahulu pernah
ada air mancur, dan suasana sangat ramai.
Kolam dengan air mancur
Eksperimen 1
72. 1. MEMORABLE STREET
(JALAN-JALAN KENANGAN)
Gereja Sentrum
Tondano sekitar tahun
1926
Gereja Sentrum
1910
Lampu di perempatan jalan seperti
yang nampak pada pada foto tahun 1910 dan 1926,
sebagai MEMORABLE STREET.
Eksperimen 2
76. 2. STABILIZER
1984
Tahun
2014
Romy Toar Nonutu
Tugu Tondano sbg
LANDMARK Pusat
kota Tondano
Romy Toar Nonutu
Eksperimental 1
Menghadirkan
nuansa warna
biru di bagian
tengah bawah
tugu sebagai
simbol air
1990
77. 2. STABILIZER
Garis trotoar diberi aksen warna merah
untuk lebih memperjelas kehadiran tugu Tondano sebagai
STABILIZER kota.
Eksperimental 1
79. 2. STABILIZER
Eksperimental 2
BENTUK SETENGAH LINGKARAN,
UNTUK MEMPERJELAS ADANYA TUGU
TONDANO
SEBAGAI AREA NODES/PERSILANGAN,
SERTA AKSEN GARIS WARNA MERAH
DI TROTOAR UTK LEBIH
MEMPERJELAS ADANYA TUGU
TONDANO SEBAGAI STABILIZERS
KOTA.
80. POTENTIALLY INTERMINABLE SET PIECES
3
Potentially Interminable Set Pieces
merupakan bagian-bagian dari kota berupa
peninggalan sejak zaman kuno/lampau,
yang potensinya tak berkesudahan dan
masih dipertahankan karena mempunyai
nilai historis yang tinggi.
84. 3. POTENTIALLY INTERMINABLE SET PIECES
PETA LOKASI
PETA FIGURE-GROUND
LOKASI AWAL
LOJI,
SEKARANG
KANTOR
BUPATI
KANTOR BUPATI
LOJI TONDANO
85. C
3. POTENTIALLY INTERMINABLE SET PIECES
PATUNG SAM RATULANGI
travel.detik.com
http://kelakerannetoudano.blogspot.com
www.thearoengbinangproject.com
Monumen Tondano
Patung Sam Ratulangi
sebelum dipindahkan
Patung Sam Ratulangi
setelah dipindahkan
86. 3. POTENTIALLY INTERMINABLE SET PIECES
LOKASI AWAL
PATUNG SAM
RATULANGI,
SEKARANG
MONUMEN
TONDANO
PATUNG SAM RATULANGI
https://lanisphotoblog.wordpr
ess.com/tag/old-tondano-
building
PETA FIGURE-GROUND
87. SPLENDID PUBLIC TERRACES
4
Splendid Public Terraces
dapat diibaratkan seperti jalan
umum tempat jalan-jalan
yang indah, yang penataan
lansekapnya ada air /
berdekatan dengan air yang
mengalir.
88. 4. SPLENDID PUBLIC TERRACES
LOKASI
PERANCANGAN
SPLENDID
TERRACES
U
PETA FIGURE-
GROUND
92. 4. SPLENDID PUBLIC TERRACES ARSITEKTUR
BRICOLAGE
2014
D
Eksperimental Disain D
93. 4. SPLENDID PUBLIC TERRACES
ARSITEKTUR BRICOLAGE
E
Eksperimental Disain E
Bangunan sekarang
Hasil eksperimen disain
Splendid Public
Terraces D, E dan
Arsitektur Bricolage,
tujuannya untuk
memperjelas bahwa di
lapangan Sam Ratulangi
ini sebagai saksi sejarah
pada tahun yang lampau
merupakan tempat
berkumpulnya orang-
orang pribumi dan
bangsa-bangsa Eropa
juga bangsa Jepang
yang pernah menjadi
penjajah. Sehingga hasil
eksperimen disainnya
menggabungkan gaya
arsitektur Eropa, Jepang
dan Minahasa.
101. AMBIGUOUS and COMPOSITE
BUILDINGS
5
Ambiguous and Composite Buildings (ambigu dan bangunan
komposit) merupakan suatu keadaan perkotaan yang terdiri
dari bagian-bagian bangunan yang berbeda, ada yang
tersusun rapi, ada yang ideal, ada yang agak liar (kondisi tidak
teratur), dan kesemuanya mempunyai dua makna
(membingungkan/AMBIGU). Penekanan makna dari
Ambiguous and Composite Buildings lebih ke pembahasan
tentang adanya figure-ground/solid-void dari perkotaan.
102. 5. AMBIGUOUS AND COMPOSITE BUILDINGS
Peta Google
EarthPeta Figure-ground
103. UU
5. AMBIGUOUS AND COMPOSITE BUILDINGS
Peta Figure-ground dan
Deliniasi Kawasan
Perancangan
Peta Google Earth dan
Deliniasi Kawasan
Perancangan
Pola figure-ground
yang terekspresi
pada kawasan Kota
Tondano dan lebih
khusus pusat kota
Tondano adalah
pola/susunan
kawasan yang
bersifat
heterogen, yaitu
beberapa bentuk
massa yang memiliki
bentukan yang
berbeda dan saling
berbenturan.
104. SOLID - VOID
Elemen solid-void yang ditampilkan dalam figure-
ground pada kawasan perancangan pusat kota
Tondano mengarah pada pembahasan elemen solid-
void ‘elemen perkotaan’ yang secara tekstural pola
kawasannya cenderung pada elemen ‘blok yang
mendefinisi sisi’ dan elemen ‘blok medan’. Elemen
blok yang mendefinisi sisi (warna hijau) dapat
berfungsi sebagai pembatas secara linier, sedangkan
elemen blok medan (warna kuning) memiliki
bermacam-macam massa dan bentuk yang dilihat
secara keseluruhan
105. TONDANO DESEMBER 2011 TONDANO SEPTEMBER 2012
TONDANO SEPTEMBER 2014
5. AMBIGUOUS AND COMPOSITE BUILDINGS
106. NOSTALGIA – PRODUCING
INSTRUMENTS
6
Nostalgia–Producing Instruments, adalah
memperlihatkan kembali kenangan yang indah di
masa lalu melalui instrumen-instrumen bentuk yang
masih ada, yang mungkin bisa menjadi bahan untuk
penelitian secara ilmiah pada masa sekarang (masa
depan), karena instrumen-instrumen ini pada masa
lalu merupakan sesuatu yang romantik.
107. 6. NOSTALGIA – PRODUCING INSTRUMENTS
http://www.thearoengbinangproject.com/loji
-tondano-minahasa
http://tondanogreatpower.blogspot.com/2011/08
http://www.thearoengbinangproject.com/loji-
tondano-minahasa
http://www.thearoengbinangproject.com/loji-
tondano-minahasa
LOJI TONDANO
dibangun tahun
1840
http://beritamanado.com/gedung-loji-tondano-bakal-disandingkan-
dengan-benteng-moraya/
108. KESIMPULAN
Unsur-unsur yang terkait dengan metode Collage City dari Colin Rowe
ini dalam upaya untuk menghidupkan kembali kawasan pusat kota
Tondano ,yaitu dengan menghadirkan strategi fragmentasi, figure-
ground termasuk didalamnya solid-void, bricolage dan interpretasi
metamorfosis.
Dalam mengeksperimenkan metode Collage City pada kawasan pusat
Kota Tondano, maka beberapa fragmen kawasan kini yang memiliki
data dokumentasi foto dari masa lalu dan mempunyai nilai historis
dikaji. Eksperimental disain diimplementasikan secara kontekstual
pada fragmen kawasan pusat kota Tondano berdasarkan pada
elemen-elemen urban Collage yaitu: memorable street, stabilizers,
potentially interminable set pieces, splendid public terraces,
ambiguous and composite buildings, dan nostalgia producing
instrument.
Hasil rancangan sehubungan dengan eksperimen metode Collage City dari Colin
Rowe pada konteks kawasan pusat kota Tondano saat ini seperti yang terlampir
pada Bab IV tesis.
109. SARAN
Melalui metode Collage City ini untuk
pengembangan kawasan pusat Kota Tondano tidak
terlepas dari fakta sejarah (dan budaya) masa lalu,
sehingga menjadikan pusat Kota Tondano
mempunyai identitas atau jati diri karena
menyambungkan dan mengkombinasikan serta
mengekspresikan fragmen masa lalu pada masa
sekarang (dalam konteks ke’kini’an) secara
kontekstual dan inovatif, tapi yang relevan dengan
perkembangan zaman.