2. PENGERTIAN KOTA
ADMINISTRATIF : Suatu wilayah kewenangan yang
dibatasi oleh suatu batas wilayah administrasi, yaitu
suatu garis yang semu.
FUNGSIONAL : Suatu pemusatan sebagai kegiatan
fungsional, yang pada dasarnya ditekankan pada fungsi
jasa koleksi distribusi dan produksi non pertanian.
SOSIAL EKONOMI Konsentrasi penduduk yang kegiatan
usahanya didominasi oleh sektor non pertanian.
SOSIAL BUDAYA Pusat perubahan budaya yang dapat
mempengaruhi pola nilai budaya yang ada.
3. FISIK : Suatu lingkungan terbangun (built up
environment) yang didominasi oleh struktur fisik
binaan.
GEOGRAFIS : Suatu pemusatan penduduk dan
kegiatan usaha yang secara geografis akan
menempatkan dirinya pada suatu lokasi yang
secara ekonomis, sosial maupun geografis
mempunyai nilai strategis.
DEMOGRAFIS Suatu tempat di mana terdapat
konsentrasi penduduk yang besarannya
ditentukan berdasarkan suatu batasan statistik
tertentu.
4. • Dengan adanya perencanaan, diharapkan terdapat suatu
pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan
kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan.
• Dengan perencanaan, dapat dilakukan suatu perkiraan
(forecasting) terhadap hal-hal yang diperkirakan akan
dilalui dalam masa pelaksanaan. Perkiraan dilakukan bukan
hanya mengenai potensi dan prospek perkembangan saja,
tetapi juga mengenai berbagai hambatan dan resiko yang
akan dihadapi. Perencanaan mengusahakan agar supaya
adanya ketidak-pastian dapat dieliminasi.
• Perencanaan memberi peluang untuk memilih berbagai
alternatif tentang cara terbaik (the best alternative) atau
kesempatan untuk memilih kombinasi cara terbaik (the
best combination).
5. • Dengan perencananan dapat dilakukan
penyusunan skala prioritas.
• Dengan adanya perencanaan, memungkinkan
adanya suatu alat pengukur standar untuk
mengadakan pengawasan & evaluasi (control and
monitoring).
• Dengan adanya perencanaan, penggunaan dan
alokasi sumber-sumber pembangunan yang
terbatas adanya dapat dimanfaatkan secara lebih
efisien dan efektif. Dengan demikian diusahakan
untuk menghindari adanya pemborosan-
pemborosan.
6. STRUKTUR KOTA ( URBAN STRUCTURE)
• Konsepsi spasial yang merupakan kerangka
dan menjadi determinan dari pola atau
pattern perkotaan
• Peran dan fungsi urban structure merupakan
bagian dari aktivitas-aktivitas kota. Arus
pergerakan aktivitas kota yang ditimbulkan
dari struktur kota akan membentuk adanya
pola-pola/pattern kota
7. STRUKTUR KOTA
Kategori pembentukan urban structure pada
dasarnya dapat dilihat melalui 2 sisi, yaitu :
1. Dari sisi Fisikal :
• Skeleton
• Framework
• Network
• Hirarki
8. 2. Dari sisi Konseptual
• Bentuk struktur kota lebih bersifat simbolik
atau konsepsi, namun tetap memberikan
kesan yang kuat dalam kerangka kawasan.
Dapat ditunjukkan dengan adanya aktivitas
dan image kawasan
9. SISTEM KOTA SISTEM DAN
POLA TRANSPORTASI
• Sistem Kota bergantung pada sistem
transportasi kota. Contoh : Jakarta
• SISTEM KOMUNITAS
• Tiap-tiap komunitas ada ‘service city’
11. JENIS KOTA menurut FUNGSI
• KOTA PERDAGANGAN
• KOTA INDUSTRI
• KOTA TRANSPORTASI
• KOTA REKREASI
• KOTA PENDIDIKAN
• KOTA PERTAMBANGAN
• KOTA PUSAT PEMERINTAHAN
• KOTA PENSIUN
• KOTA KOMBINASI
12. PERUNTUKAN KOTA ( LAND USE)
• Suatu sarana penting untuk mencapai tujuan-
tujuan fisik, ekonomi, dan sosial suatu lahan
karena berpengaruh terhadap laju
pertumbuhan, karakter dan pola lingkungan
fisik kota
13. POLA LAND USE
• Perwujudan fisik dari kegiatan usaha suatu
kelompok masyarakat
• Jika terjadi peningkatan kegiatan usaha
masyarakat, maka pola land use akan berubah
juga
• Perlu PROSES PERENCANAAN LAND USE
14. LAND USE KOTA
Hal yang perlu diperhatikan dalam Perencanaan
Land Use Kota:
• Identifikasi tujuan dan prinsip-prinsip
penggunaan lahan
• Fokus pada sifat dan pola, pada batas wilayah
kota yang ada
15. LAND USE KOTA
Penetapan Guna Lahan dan Peruntukan,
berdasarkan pendekatan:
• Pendekatan Ekonomis
• Pendekatan Kontekstual
• Pendekatan Teori Perencanaan Kota
• Pendekatan Urban Design
16. PERUNTUKAN LAHAN KOTA
• Memperhatikan bagian wilayah kota yang
masih belum berkembangdan wilayah-wilayah
yang berada dalam pengaruh (hinterland city)
wilayah kota tersebut
• Mempersatukan berbagai hasil analisa, dan
mengusulkannya menjadi suatu rencana
penggunaan lahan yang komprehensif bagi
wilayah kota tersebut
17. MACAM PERUNTUKAN LAHAN
• PERUMAHAN
• PERKANTORAN
• INDUSTRI
• PERDAGANGAN DAN JASA
• FASILITAS UMUM : pendidikan, kesehatan, keagamaan, dll
• RUANG TERBUKA HIJAU
• SIRKULASI DAN TRANSPORTASI
• INFRASTRUKTUR / UTILITAS KOTA
• KAVLING
• FU & FS
18. PERUNTUKAN KOTA
Berdasar Standard Dinas Cipta Karya,
Peruntukan Lahan Kota sebagai berikut:
• Residential 35% - 39 %
• Komersial 4,8% - 5%
• Industrial 10% - 11%
• Sirkulasi / Jalan 20 % - 26 %
• Open space & Fasilitas Umum 10% - 18%
19. PERBANDINGAN LAND USE KOTA:
PERBANDINGAN LAND USE KOTA:
• 60 % KAVLING
• 40 % FU dan FS