SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
11
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Urban Sprawl
Secara umum urban sprawl sering diartikan sebagai pertumbuhan kota yang tidak
terkendali. Berikut ini adalah salah satu pengertian urban sprawl. Urban sprawl is a
phenomenon in growing cities typified by continuental growth of the urban area in a radial
pattern, with the development of low density housing typically on agricultural or
environmental sensitive lands. Urban sprawl typically provides the quarter acre block or
detached housing. However, this type of development tends to impact on food basin and
environmentally sensitive fringe area (Williams.P, 1997). Urban sprawl juga merupakan
terminologi yang dipakai untuk menggambarkan beragam aspek pertumbuhan perkotaan,
termasuk perkembangan kota yang berlebihan, kebutuhan komuting atau transportasi
yang lebih jauh, kemacetan lalu lintas, pengurangan ruang terbuka, dan kegagalan untuk
membangun kembali properti di dalam kota (Brueckner, 2000).
Urban sprawl berpengaruh terhadap struktur tata ruang dapat dilihat dari 3 (tiga)
struktur yaitu struktur fisik, kependudukan dan ekonomi. Pengaruh urban sprawl dari
struktur fisik adalah terjadinya pola penyebaran permukiman yang semakin
meluas/melebar ke samping kiri kanan jalur transportasi, dengan kata lain terjadi
pemusatan fasilitas umum perkotaan di nodes; bagian wilayah tertentu. Dari struktur
kependudukan adalah terjadinya pola penyebaran penduduk diperlihatkan dengan
penyebaran lahan terbangun (permukiman) yang semakin melebar ke samping kiri kanan
jalan arteri. Sedangkan dari struktur ekonomi, pengaruh sprawl adalah terjadinya
perubahan pola kegiatan ekonomi penduduk ke arah non pertanian. Hal ini terlihat
dengan semakin berkurangnya penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan
meningkatnya penduduk yang bekerja di sektor non pertanian (pedagang, buruh industri
dan jasa).
Sumber: http://www.unescap.org
Gambar II.1
Urban Sprawl di Kota Osaka
12
Ruchyat (2010) menjelaskan urban sprawl merupakan suatu proses perubahan
fungsi dari wilayah pedesaan menjadi wilayah perkotaan, sedangkan Yudhistira dan
Harmadi (2008) memandang urban sprawl sebagai proses pertumbuhan kota yang
ditandai dengan pertumbuhan inti kota yang meluber ke daerah sekitarnya sehingga
memunculkan daerah kekotaan baru di daerah tersebut, yang membentuk kota dengan
banyak pusat (Kota Polisentris). Selain itu, Nechyba dan Walsh (2004) mengemukakan
akan pengaruh sprawl yang dapat menimbulkan eksternalitas negatif di lingkungan
perkotaan (misalnya kebisingan dan polusi udara), dimana terdapat hubungan antara
polusi udara dan urban sprawl yaitu dapat meningkatkan emisi per mil perjalanan karena
besarnya kemacetan lalu lintas dan peningkatan mil perjalanan kendaraan karena
keberadaan pembangunan transportasi yang rendah.
Menurut Staley (1999), dalam Pontoh dan Kustiawan (2009), ada 4 (empat) faktor
sebagai karakteristik urban sprawl yaitu :
1. Pengembangan perumahan berkepadatan rendah;
2. Pengembangan kawasan komersial di sepanjang jalur transportasi;
3. Pembangunan yang tersebar (scattered development) dengan kawasan komersil,
pemukiman dan perdagangan retail yang tidak terintegrasi satu sama lainnya;
4. Leap frog developments yaitu terdapatnya lahan yang tidak terbangun dengan
rentang jarak yang jauh diantara kawasan-kawasan terbangun.
Fenomena urban sprawl ditinjau dari prosesnya, secara garis besar terdapat 3 (tiga)
macam proses (Pontoh dan Kustiawan 2009) yaitu :
1. Perembetan konsentris (concentric development) merupakan perembetan areal
kekotaan yang paling lambat;
2. Perembetan memanjang (ribbon development) merupakan perembetan areal
kekotaan ke semua bagian sisi luar kota utama;
3. Perembetan meloncat (leap frog development) merupakan perembetan
berpencar secara sporadis dan tumbuh di tengah-tengah lahan pertanian.
Selain faktor penyebab di atas, Pontoh dan Kustiawan (2009) menambahkan faktor
penyebab proses urban sprawl lainnya yaitu :
1. Kebijakan perencanaan dari pemerintah, terutama kebijakan pembangunan
transportasi dan perumahan;
2. Pembangunan jalan besar antarkota sehingga mendorong munculnya lokasi
pemukiman baru;
13
3. Pemberian subsidi bagi perumahan yang tidak memandang lokasi sehingga
banyak real estate dibangun secara lompat katak;
4. Spekulasi tanah karena pengaruh pembangunan lompat katak tadi dimana
mereka menunggu harga tanah naik terlebih dahulu baru mulai melakukan
pembangunan;
5. Peraturan guna lahan yang ketat di kota sehingga mengundang para investor
mencari tanah di luar kota;
6. Perhitungan beban biaya layanan fasilitas perkotaan yang mahal.
2.2 Compact Development dan Compact City
Compact development is increasing density of urban area allows for more efficient use
of resources, including land and energy. Compact development aims for a more efficient use
of land through higher-density planning. In light of rapid urbanization, many emerging cities
are turning to compact development as a means to more efficiently use scarce resources
required for economic and social activities. Compact development is often supplemented with
mixed-use development to incorporate a variety of functions (housing, offices, retail, etc.).
Densely located, a good combination of built infrastructure can reduce the need for driving
and promote walkability. Without strategic planning and coordination, the increased density
of single-use development might cause problems and unpleasantness due to the lack of utility
services (United Nation Economic and Social Commision for Asia and the Pacific,UN-
ESCAP)
Sebagai sebuah konsep pembangunan, Compact Develpoment menghadirkan sebuah
konsep kota yaitu compact city. Kota kompak menurut Jenks dkk (1996) diartikan sebagai
sebuah strategi kebijakan kota yang sejalan dengan usaha perwujudan pembangunan
berkelanjutan untuk mencapai sebuah sinergi antara kepadatan penduduk kota yang lebih
tinggi pada sebuah ukuran ideal sebuah kota, pengkonsetrasian semua kegiatan kota,
intensifikasi transportasi publik, perwujudan kesejahteraan sosial-ekonomi warga kota
menuju peningkatan taraf dan kualitas hidup kota.
Terdapat enam atribut yang tidak bisa dipisahkan dan semestinya saling
mendukung keberadaan kota kompak yaitu:
1. Sebuah kota yang padat dan mempunyai besaran (skala) ideal untuk mencapai
semua penjuru kotanya, tetapi memiliki ketimpangan sosial-ekonomi penduduk yang
jelas dan masih sangat tergantung pada kendaraan pribadi, belumlah cukup untuk
digolongkan sebagai kota kompak. Sebaliknya, kota dengan sistem transportasi yang
maju, dengan ekonomi warga yang tinggi pula, skala kotanya pun ideal, namun pusat
14
kota itu sendiri akan menjadi senyap di malam hari dan hari libur sebab warga kota
lebih memilih tinggal di wilayah luarnya, belum bisa digolongkan ke dalam kategori
kota kompak pula. Usaha kenaikan kepadatan penduduk dan lingkungan tentunya
terkait dengan optimalisasi lahan dan infrastruktur dalam kota. Dengan demikian,
usaha ini pun akan mempunyai efek positif untuk melindungi lahan-lahan subur di
luar kota. Kenaikan penduduk ini perlu disertai dengan usaha penyatuan berbagai
macam kegiatan dalam area yang sama (mixed use development), sehingga penduduk
yang tinggal di mana pun di dalam kota akan mampu terlayani secara baik oleh sebuah
sistem unit ini. Sistem transportasi umum yang intensif akan membantu dalam
menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan dalam kota akibat transportasi
manusia ini, selain mendorong berbagai kegiatan kota lebih aktif.
2. Pertimbangan besaran dan akses kota mutlak diperlukan. Atribut ini juga sebagai
pengendali jarak maupun waktu tempuh kegiatan kota sekaligus usaha untuk
memudahkan pengkoordinasiannya (smart urban management). Sementara itu,
adapun target kota kompak yaitu kesejahteraan sosial-ekonomi setiap penduduk kota
yang makin meningkat (better quality of life). Aspek sosial pada atribut ini pun
adalah interaksi sosial yang harmonis pada semua lapisan masyarakat di tengah kota.
3. Proses menuju sebuah keadaan yang lebih baik. Atribut ini didasari oleh
kenyataan bahwa sebuah kota kompak adalah sebuah target kondisi yang harus dilalui
tahunan karena menyangkut perubahan mendasar pada sebuah kota melalui proses
panjang penerapan serangkaian kebijakan kota.
Selanjutnya diperkuat oleh Roychansyah (2006) yang mengungkapkan bahwa kota
kompak didesain dengan tata guna lahan yang heterogen dan menyatu. Idealnya, setiap
bagian kota menyediakan aneka fasilitas seperti sarana pendidikan, kesehatan, serta pusat
ekonomi yang mudah diakses oleh penduduknya. Dengan demikian, penggunaan lahan
menjadi lebih efektif, penggunaan energi fosil untuk mobilitas warga berkurang, dan
kerekatan sosial dapat terbangun. Langkah lain menuju kota berkelanjutan juga dapat
dimulai dengan dengan melibatkan masyarakat. Setiap kelompok masyarakat di tingkat
terkecil, mulai diperkenalkan dengan konsep reduce, reuse, dan recycle sampah. Desain
kompak ini akan mengatasi masalah urban sprawl.
15
2.3 Perancangan Kota
Perancagan kota merupakan suatu jembatan antara profesi perencana kota dengan
arsitektur yang memiliki fous perhatian pada bentuk fisik kota (catanese, 1986:42).
Berdasarkan disiplin keilmuan, perancangan kota merupakan bagian dari proses
perencanaan yang berhubungan dengan kualitas lingkungan fisik kota (Shirvani,1985:6).
Perancangan kota memiliki elemen-elemen yang harus diperhatikan yaitu;
1. Tata Guna Lahan
Tujuannya adalah untuk menentukan:
 Tipe penggunaan yang diperbolehkan dalam area tertentu
 Menciptakan adanya hubungan fungsional antar berbagai area
 Floor Area yang memungkinkan untuk setiap penggunaan yang diijinkan
 Skala pembangunan baru
 Tipe insentif pembangunan yang sesuai untuk area tertentu
2. Bentuk dan Massa Bangunan
Tujuannya adalah untuk menentukan:
 Mengatur penampilan bangun-bangunan di antaranya adalah ketinggian
(height), sempadan (setback) dan ketutupan (coverage), bulk, dan
konfigurasinya.
 Skala (terkait dengan human vision, sirkulasi, ketetanggaan antar bangunan
dan ukuran ketetanggaan/distrik/bangun-bangunan)
Sumber: http://www.google.com
Gambar II.2
Kemang Village dengan konsep Compact City
antara hunian, perbelanjaan dan perkantoran
16
 "Ruang kota" (bentuk dan tipenya, keterkaitan dengan bangunan
pembentuknya, elemen yang ada di dalamnya dll.)
 "Massa kota" (urban mass: bangun-bangunan, permukaan lansekap dan
besar atau kecilnya objek dalam kota
3. Sirkulasi dan Parkir
Parkir mempunyai 3 dampak penting:
 Keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu fasilitas (terutama komersial)
 Dampak visual yang memperburuk kualitas fisik suatu ruang
 Alat yang paling kuat dalam menstrukturkan ruang kota dapat membentuk
(shape), mengarahkan (direct) dan mengatur pola aktifitas (activity pattern
control)dampak visual dan lingkungan (terutama dengan perkembangan
jalan ekspress - tol)
4. Ruang Terbuka
Ruang terbuka mempunyai banyak makna:
 Softspace (semua elemen lansekap dalam kota)
 Hardscape (jalan, jalur jalan kaki dan sejenisnya, tempat parkir terbuka dan
sejenisnya)
 Taman-taman, alun-alun (square)
 Ruang rekreasional lainnya
5. Jalur Pejalan Kaki
Jalur pedestrian merupakan bagian penting sejalan dengan sirkulasi dan parkir
kendaraan yang memiliki fungsi sebagai berikut
 Mereduksi ketergantungan pada mobil
 Memperbaiki kualitas lingkungan terutama udara!
 Mempromosikan skala kota yang lebih manusia
 Memungkinkan adanya integrasi yang lebih baik antara fungsi bangunan
satu dengan yang lain (fasilitas rest room publik, amenities, atau bahkan para
penjual di antara kantor-kantor besar misalnya) perlu adanya street
furniture yang menjadi "pengisi" antar bangun-bangunan
6. Kegiatan Pendukung (Activity Support)
Semua penggunaan dan aktifitas yang membantu memperkuat ruang-ruang publik
kota, termasuk di dalamnya adalah semua fungsi dan penggunaan yang menimbulkan
aktifitas seperti pasar, tempat rekreasi, perpustakaan umum dll.
17
 Activity support harus diintegrasikan dan dikoordinasikan melalui
pengaturan antar kegiatan
 Activity support harus diarahkan untuk mixed use, keragaman dan intensitas
penggunaan
7. Signage
Pada perancangan kota, signage yang ada harus mampu berfungsi untuk;
 Mengatur kompatibilitas anatara media dengan ruang yang ada
 Mengurangi dampak visual negatif
 Mengurangi kebingungan informasi
8. Preservasi
Bukan hanya untuk bangunan lama tetapi memperhatikan seluruh struktur
(bangun-bangunan) dan tempat (place) yang ada dalam kota baik permanen maupun
temporer sepanjang ekonomis dan signifikan secara kultural.

More Related Content

What's hot

Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...infosanitasi
 
Tugas kebutuhan lahan individu
Tugas kebutuhan lahan individu Tugas kebutuhan lahan individu
Tugas kebutuhan lahan individu Handayani Hutapea
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Yogan Daru Prabowo
 
Cheklist kebutuhan data
Cheklist kebutuhan dataCheklist kebutuhan data
Cheklist kebutuhan dataYoga Putut A
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangSally Indah N
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPenataan Ruang
 
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah Hafida Siti
 
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutanMp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutanApril185704
 
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh Bagus ardian
 
Batasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kota
Batasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kotaBatasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kota
Batasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kotaDidi Sadili
 
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotaPanduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotainfosanitasi
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaJaringan Kerja Pemetaan Partisipatif
 
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptxDATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptxHandalKonsultan
 
Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita
Profil Wilayah Metropolitan SarbagitaProfil Wilayah Metropolitan Sarbagita
Profil Wilayah Metropolitan SarbagitaFitri Indra Wardhono
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Andes Asmuni
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Anton Riyanto
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanSOFI ANI
 

What's hot (20)

Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
Permen PU 01 2014 Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataa...
 
Tugas kebutuhan lahan individu
Tugas kebutuhan lahan individu Tugas kebutuhan lahan individu
Tugas kebutuhan lahan individu
 
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
Peraturan Menteri PU No.20 Tahun 2007
 
Cheklist kebutuhan data
Cheklist kebutuhan dataCheklist kebutuhan data
Cheklist kebutuhan data
 
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola RuangTeori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
Teori Lokasi dan Analisis Pola Ruang
 
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/KotaPedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
Pedoman Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota
 
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah  Isu pengembangan wilayah
Isu pengembangan wilayah
 
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutanMp 4   konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
Mp 4 konsepsi permukiman perkotaan berkelanjutan
 
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio PerencanaanLaporan Akhir Regional Studio Perencanaan
Laporan Akhir Regional Studio Perencanaan
 
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
Paparan Akhir RKPKP Kota surakarta 2015 dalam penanganan kumuh
 
DESA DIGITAL.pptx
DESA DIGITAL.pptxDESA DIGITAL.pptx
DESA DIGITAL.pptx
 
Batasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kota
Batasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kotaBatasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kota
Batasan dan muatan rzwp3 k kabupaten kota
 
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kotaPanduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
Panduan pelaksanaan peremajaan kawasan permukiman kota
 
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta DesaPerka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
Perka BIG No. 3 Tahun 2016 tentang Spesifikasi Teknis Penyajian Peta Desa
 
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptxDATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
DATABASE PRASARANA SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN.pptx
 
Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita
Profil Wilayah Metropolitan SarbagitaProfil Wilayah Metropolitan Sarbagita
Profil Wilayah Metropolitan Sarbagita
 
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
Arahan Implementasi Kebijakan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Provinsi Banten ...
 
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
Analisa Daya Dukung Lahan Kota Tangerang untuk Kegiatan Industri, Perdagangan...
 
Analisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahanAnalisis satuan kemampuan lahan
Analisis satuan kemampuan lahan
 

Similar to Bab ii Rancang Kota

Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...bramantiyo marjuki
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanSari Faizah
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1agunjul
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganLatifah Tio
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...bramantiyo marjuki
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSyaifOer
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaFitri Indra Wardhono
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakandandi rustandi
 
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxAKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxnurrahmanHakim2
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaSusantri Susantri
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...DIANTO IRAWAN
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.Indriati Dewi
 
Dita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGK
Dita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGKDita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGK
Dita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGKUGK
 
11 39-1-pb
11 39-1-pb11 39-1-pb
11 39-1-pbdniel6
 
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaInteraksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaNashriyah Tsabitah
 

Similar to Bab ii Rancang Kota (20)

Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
Urban Sprawl and Energy Provision (Moview Review and Synthesis to Indonesian ...
 
3637 5191-1-sm
3637 5191-1-sm3637 5191-1-sm
3637 5191-1-sm
 
Men seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaanMen seminar050601 reformasiperkotaan
Men seminar050601 reformasiperkotaan
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1a
 
Bab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancanganBab iv rancang kota konsep perancangan
Bab iv rancang kota konsep perancangan
 
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
Pertumbuhan dan Perkembangan Kota Masa Lampau, Organik atau Terencana? (Studi...
 
Makalah new urbanism
Makalah new urbanismMakalah new urbanism
Makalah new urbanism
 
Sistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kotaSistem administrasi daerah dan kota
Sistem administrasi daerah dan kota
 
Pertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilanPertemuan kesembilan
Pertemuan kesembilan
 
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan KotaKumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
Kumpulan Makalah tentang Perencanaan Kota
 
Bab 2 teori dan kebijakan
Bab 2   teori dan kebijakanBab 2   teori dan kebijakan
Bab 2 teori dan kebijakan
 
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptxAKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
AKDP.PKP.UTS.Muhammadhisyam.05072020 (1).pptx
 
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kotaMasalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
Masalah Perencanaan : Kontra pemindahan Ibu kota
 
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
Makalah perencanaan pembangunan tentang partisipasi masyarakat dalam perencan...
 
perencaan
perencaanperencaan
perencaan
 
01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.01 asep yudi-permana.edited.
01 asep yudi-permana.edited.
 
Dita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGK
Dita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGKDita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGK
Dita Nurlaila Pratiwi 20333016 .INFRASTRUKTUR EPP Prodi EP UGK
 
adi
adiadi
adi
 
11 39-1-pb
11 39-1-pb11 39-1-pb
11 39-1-pb
 
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : KotaInteraksi Keruangan Desa-Kota : Kota
Interaksi Keruangan Desa-Kota : Kota
 

More from Latifah Tio

PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...Latifah Tio
 
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)Latifah Tio
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaLatifah Tio
 
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Latifah Tio
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Latifah Tio
 
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan WonogiriProfil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan WonogiriLatifah Tio
 
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan WonogiriTabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan WonogiriLatifah Tio
 
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriKonsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriLatifah Tio
 
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRISTUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRILatifah Tio
 
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aKerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aLatifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Latifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Latifah Tio
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Latifah Tio
 

More from Latifah Tio (20)

PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
PEMBANGUNAN PERUMAHAN MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH TERJANGKAU MELALUI KEM...
 
Bab iii
Bab iiiBab iii
Bab iii
 
Bab iv
Bab ivBab iv
Bab iv
 
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
Pengembangan Pedesaan (Cluster Kopi dan Tembakau Temanggung)
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota SurabayaAnalisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
Analisis Kemampuan Daerah (Pembiayaan Pembangunan )Kota Surabaya
 
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
Buletin Penataan Ruang "Johor Selatan sebagai Pesaing atau Peluang Kawasan Ek...
 
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
Presentasi Tugas Studio Perencanaan Kecamatan Wonogiri (profil,konstelasi,ana...
 
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan WonogiriProfil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
Profil Wilayah dan Kota Kecamatan Wonogiri
 
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan WonogiriTabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
Tabel Indikasi Program Studio Perencanaan Wonogiri
 
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan WonogiriKonsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
Konsep dan Skenario Perencanaan Kecamatan Wonogiri
 
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRISTUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
STUDIO PERENCANAAN KECAMATAN WONOGIRI
 
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4aKerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
Kerpik Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iv
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab iii
 
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
Proposal Teknis Studio Perencanaan Wonogiri Kelompok 4a Bab ii
 

Bab ii Rancang Kota

  • 1. 11 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Urban Sprawl Secara umum urban sprawl sering diartikan sebagai pertumbuhan kota yang tidak terkendali. Berikut ini adalah salah satu pengertian urban sprawl. Urban sprawl is a phenomenon in growing cities typified by continuental growth of the urban area in a radial pattern, with the development of low density housing typically on agricultural or environmental sensitive lands. Urban sprawl typically provides the quarter acre block or detached housing. However, this type of development tends to impact on food basin and environmentally sensitive fringe area (Williams.P, 1997). Urban sprawl juga merupakan terminologi yang dipakai untuk menggambarkan beragam aspek pertumbuhan perkotaan, termasuk perkembangan kota yang berlebihan, kebutuhan komuting atau transportasi yang lebih jauh, kemacetan lalu lintas, pengurangan ruang terbuka, dan kegagalan untuk membangun kembali properti di dalam kota (Brueckner, 2000). Urban sprawl berpengaruh terhadap struktur tata ruang dapat dilihat dari 3 (tiga) struktur yaitu struktur fisik, kependudukan dan ekonomi. Pengaruh urban sprawl dari struktur fisik adalah terjadinya pola penyebaran permukiman yang semakin meluas/melebar ke samping kiri kanan jalur transportasi, dengan kata lain terjadi pemusatan fasilitas umum perkotaan di nodes; bagian wilayah tertentu. Dari struktur kependudukan adalah terjadinya pola penyebaran penduduk diperlihatkan dengan penyebaran lahan terbangun (permukiman) yang semakin melebar ke samping kiri kanan jalan arteri. Sedangkan dari struktur ekonomi, pengaruh sprawl adalah terjadinya perubahan pola kegiatan ekonomi penduduk ke arah non pertanian. Hal ini terlihat dengan semakin berkurangnya penduduk yang bekerja di sektor pertanian dan meningkatnya penduduk yang bekerja di sektor non pertanian (pedagang, buruh industri dan jasa). Sumber: http://www.unescap.org Gambar II.1 Urban Sprawl di Kota Osaka
  • 2. 12 Ruchyat (2010) menjelaskan urban sprawl merupakan suatu proses perubahan fungsi dari wilayah pedesaan menjadi wilayah perkotaan, sedangkan Yudhistira dan Harmadi (2008) memandang urban sprawl sebagai proses pertumbuhan kota yang ditandai dengan pertumbuhan inti kota yang meluber ke daerah sekitarnya sehingga memunculkan daerah kekotaan baru di daerah tersebut, yang membentuk kota dengan banyak pusat (Kota Polisentris). Selain itu, Nechyba dan Walsh (2004) mengemukakan akan pengaruh sprawl yang dapat menimbulkan eksternalitas negatif di lingkungan perkotaan (misalnya kebisingan dan polusi udara), dimana terdapat hubungan antara polusi udara dan urban sprawl yaitu dapat meningkatkan emisi per mil perjalanan karena besarnya kemacetan lalu lintas dan peningkatan mil perjalanan kendaraan karena keberadaan pembangunan transportasi yang rendah. Menurut Staley (1999), dalam Pontoh dan Kustiawan (2009), ada 4 (empat) faktor sebagai karakteristik urban sprawl yaitu : 1. Pengembangan perumahan berkepadatan rendah; 2. Pengembangan kawasan komersial di sepanjang jalur transportasi; 3. Pembangunan yang tersebar (scattered development) dengan kawasan komersil, pemukiman dan perdagangan retail yang tidak terintegrasi satu sama lainnya; 4. Leap frog developments yaitu terdapatnya lahan yang tidak terbangun dengan rentang jarak yang jauh diantara kawasan-kawasan terbangun. Fenomena urban sprawl ditinjau dari prosesnya, secara garis besar terdapat 3 (tiga) macam proses (Pontoh dan Kustiawan 2009) yaitu : 1. Perembetan konsentris (concentric development) merupakan perembetan areal kekotaan yang paling lambat; 2. Perembetan memanjang (ribbon development) merupakan perembetan areal kekotaan ke semua bagian sisi luar kota utama; 3. Perembetan meloncat (leap frog development) merupakan perembetan berpencar secara sporadis dan tumbuh di tengah-tengah lahan pertanian. Selain faktor penyebab di atas, Pontoh dan Kustiawan (2009) menambahkan faktor penyebab proses urban sprawl lainnya yaitu : 1. Kebijakan perencanaan dari pemerintah, terutama kebijakan pembangunan transportasi dan perumahan; 2. Pembangunan jalan besar antarkota sehingga mendorong munculnya lokasi pemukiman baru;
  • 3. 13 3. Pemberian subsidi bagi perumahan yang tidak memandang lokasi sehingga banyak real estate dibangun secara lompat katak; 4. Spekulasi tanah karena pengaruh pembangunan lompat katak tadi dimana mereka menunggu harga tanah naik terlebih dahulu baru mulai melakukan pembangunan; 5. Peraturan guna lahan yang ketat di kota sehingga mengundang para investor mencari tanah di luar kota; 6. Perhitungan beban biaya layanan fasilitas perkotaan yang mahal. 2.2 Compact Development dan Compact City Compact development is increasing density of urban area allows for more efficient use of resources, including land and energy. Compact development aims for a more efficient use of land through higher-density planning. In light of rapid urbanization, many emerging cities are turning to compact development as a means to more efficiently use scarce resources required for economic and social activities. Compact development is often supplemented with mixed-use development to incorporate a variety of functions (housing, offices, retail, etc.). Densely located, a good combination of built infrastructure can reduce the need for driving and promote walkability. Without strategic planning and coordination, the increased density of single-use development might cause problems and unpleasantness due to the lack of utility services (United Nation Economic and Social Commision for Asia and the Pacific,UN- ESCAP) Sebagai sebuah konsep pembangunan, Compact Develpoment menghadirkan sebuah konsep kota yaitu compact city. Kota kompak menurut Jenks dkk (1996) diartikan sebagai sebuah strategi kebijakan kota yang sejalan dengan usaha perwujudan pembangunan berkelanjutan untuk mencapai sebuah sinergi antara kepadatan penduduk kota yang lebih tinggi pada sebuah ukuran ideal sebuah kota, pengkonsetrasian semua kegiatan kota, intensifikasi transportasi publik, perwujudan kesejahteraan sosial-ekonomi warga kota menuju peningkatan taraf dan kualitas hidup kota. Terdapat enam atribut yang tidak bisa dipisahkan dan semestinya saling mendukung keberadaan kota kompak yaitu: 1. Sebuah kota yang padat dan mempunyai besaran (skala) ideal untuk mencapai semua penjuru kotanya, tetapi memiliki ketimpangan sosial-ekonomi penduduk yang jelas dan masih sangat tergantung pada kendaraan pribadi, belumlah cukup untuk digolongkan sebagai kota kompak. Sebaliknya, kota dengan sistem transportasi yang maju, dengan ekonomi warga yang tinggi pula, skala kotanya pun ideal, namun pusat
  • 4. 14 kota itu sendiri akan menjadi senyap di malam hari dan hari libur sebab warga kota lebih memilih tinggal di wilayah luarnya, belum bisa digolongkan ke dalam kategori kota kompak pula. Usaha kenaikan kepadatan penduduk dan lingkungan tentunya terkait dengan optimalisasi lahan dan infrastruktur dalam kota. Dengan demikian, usaha ini pun akan mempunyai efek positif untuk melindungi lahan-lahan subur di luar kota. Kenaikan penduduk ini perlu disertai dengan usaha penyatuan berbagai macam kegiatan dalam area yang sama (mixed use development), sehingga penduduk yang tinggal di mana pun di dalam kota akan mampu terlayani secara baik oleh sebuah sistem unit ini. Sistem transportasi umum yang intensif akan membantu dalam menyelesaikan masalah kerusakan lingkungan dalam kota akibat transportasi manusia ini, selain mendorong berbagai kegiatan kota lebih aktif. 2. Pertimbangan besaran dan akses kota mutlak diperlukan. Atribut ini juga sebagai pengendali jarak maupun waktu tempuh kegiatan kota sekaligus usaha untuk memudahkan pengkoordinasiannya (smart urban management). Sementara itu, adapun target kota kompak yaitu kesejahteraan sosial-ekonomi setiap penduduk kota yang makin meningkat (better quality of life). Aspek sosial pada atribut ini pun adalah interaksi sosial yang harmonis pada semua lapisan masyarakat di tengah kota. 3. Proses menuju sebuah keadaan yang lebih baik. Atribut ini didasari oleh kenyataan bahwa sebuah kota kompak adalah sebuah target kondisi yang harus dilalui tahunan karena menyangkut perubahan mendasar pada sebuah kota melalui proses panjang penerapan serangkaian kebijakan kota. Selanjutnya diperkuat oleh Roychansyah (2006) yang mengungkapkan bahwa kota kompak didesain dengan tata guna lahan yang heterogen dan menyatu. Idealnya, setiap bagian kota menyediakan aneka fasilitas seperti sarana pendidikan, kesehatan, serta pusat ekonomi yang mudah diakses oleh penduduknya. Dengan demikian, penggunaan lahan menjadi lebih efektif, penggunaan energi fosil untuk mobilitas warga berkurang, dan kerekatan sosial dapat terbangun. Langkah lain menuju kota berkelanjutan juga dapat dimulai dengan dengan melibatkan masyarakat. Setiap kelompok masyarakat di tingkat terkecil, mulai diperkenalkan dengan konsep reduce, reuse, dan recycle sampah. Desain kompak ini akan mengatasi masalah urban sprawl.
  • 5. 15 2.3 Perancangan Kota Perancagan kota merupakan suatu jembatan antara profesi perencana kota dengan arsitektur yang memiliki fous perhatian pada bentuk fisik kota (catanese, 1986:42). Berdasarkan disiplin keilmuan, perancangan kota merupakan bagian dari proses perencanaan yang berhubungan dengan kualitas lingkungan fisik kota (Shirvani,1985:6). Perancangan kota memiliki elemen-elemen yang harus diperhatikan yaitu; 1. Tata Guna Lahan Tujuannya adalah untuk menentukan:  Tipe penggunaan yang diperbolehkan dalam area tertentu  Menciptakan adanya hubungan fungsional antar berbagai area  Floor Area yang memungkinkan untuk setiap penggunaan yang diijinkan  Skala pembangunan baru  Tipe insentif pembangunan yang sesuai untuk area tertentu 2. Bentuk dan Massa Bangunan Tujuannya adalah untuk menentukan:  Mengatur penampilan bangun-bangunan di antaranya adalah ketinggian (height), sempadan (setback) dan ketutupan (coverage), bulk, dan konfigurasinya.  Skala (terkait dengan human vision, sirkulasi, ketetanggaan antar bangunan dan ukuran ketetanggaan/distrik/bangun-bangunan) Sumber: http://www.google.com Gambar II.2 Kemang Village dengan konsep Compact City antara hunian, perbelanjaan dan perkantoran
  • 6. 16  "Ruang kota" (bentuk dan tipenya, keterkaitan dengan bangunan pembentuknya, elemen yang ada di dalamnya dll.)  "Massa kota" (urban mass: bangun-bangunan, permukaan lansekap dan besar atau kecilnya objek dalam kota 3. Sirkulasi dan Parkir Parkir mempunyai 3 dampak penting:  Keberhasilan atau ketidakberhasilan suatu fasilitas (terutama komersial)  Dampak visual yang memperburuk kualitas fisik suatu ruang  Alat yang paling kuat dalam menstrukturkan ruang kota dapat membentuk (shape), mengarahkan (direct) dan mengatur pola aktifitas (activity pattern control)dampak visual dan lingkungan (terutama dengan perkembangan jalan ekspress - tol) 4. Ruang Terbuka Ruang terbuka mempunyai banyak makna:  Softspace (semua elemen lansekap dalam kota)  Hardscape (jalan, jalur jalan kaki dan sejenisnya, tempat parkir terbuka dan sejenisnya)  Taman-taman, alun-alun (square)  Ruang rekreasional lainnya 5. Jalur Pejalan Kaki Jalur pedestrian merupakan bagian penting sejalan dengan sirkulasi dan parkir kendaraan yang memiliki fungsi sebagai berikut  Mereduksi ketergantungan pada mobil  Memperbaiki kualitas lingkungan terutama udara!  Mempromosikan skala kota yang lebih manusia  Memungkinkan adanya integrasi yang lebih baik antara fungsi bangunan satu dengan yang lain (fasilitas rest room publik, amenities, atau bahkan para penjual di antara kantor-kantor besar misalnya) perlu adanya street furniture yang menjadi "pengisi" antar bangun-bangunan 6. Kegiatan Pendukung (Activity Support) Semua penggunaan dan aktifitas yang membantu memperkuat ruang-ruang publik kota, termasuk di dalamnya adalah semua fungsi dan penggunaan yang menimbulkan aktifitas seperti pasar, tempat rekreasi, perpustakaan umum dll.
  • 7. 17  Activity support harus diintegrasikan dan dikoordinasikan melalui pengaturan antar kegiatan  Activity support harus diarahkan untuk mixed use, keragaman dan intensitas penggunaan 7. Signage Pada perancangan kota, signage yang ada harus mampu berfungsi untuk;  Mengatur kompatibilitas anatara media dengan ruang yang ada  Mengurangi dampak visual negatif  Mengurangi kebingungan informasi 8. Preservasi Bukan hanya untuk bangunan lama tetapi memperhatikan seluruh struktur (bangun-bangunan) dan tempat (place) yang ada dalam kota baik permanen maupun temporer sepanjang ekonomis dan signifikan secara kultural.