Dokumen tersebut membahas tentang analisis resiko bencana yang mencakup:
1. Pengertian manajemen resiko bencana, jenis-jenis bencana, siklus penanggulangan bencana
2. Faktor-faktor yang menentukan resiko seperti bahaya, kerentanan, dan kapasitas
3. Langkah-langkah analisis resiko termasuk identifikasi bahaya dan kerentanan
4. Potensi bahaya kebakaran di kampus dan analisis sumber daya unt
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
ANALISIS RESIKO
1.
2. A. PENGANTAR ANALISIS RESIKO BENCANA
Manajemen Resiko Bencana Proses identifikasi , analisis dan kuantifikasi
kebolehjadian kerugian (probability of losses ) agar kebolehjadian
Kerugian (probability of losses) agar digunakan untuk mengambil
tindakan pencegahan atau mitigasi dan pemulihan.
Secara umum, peran manusia dalam bencana meliputi :
Ketidakmampuan dan/atau kurangnya kemauan untuk mencegah atau
mengurangi ancaman.
Ketidakmampuan dan/atau kurangnya kemauan untuk menghilangkan atau
mengurangi kerentanan. Bahkan, manusia seringkali meningkatkan
kerentanan dengan berbagai perilaku yang tidak sensiti f terhadap
potensi bencana.
3. B. PENGERTIAN RESIKO BENCANA, BAHAYA, DAN
KERENTANAN
Bencana (disaster) merupakan fenomena sosial akibat kolektif
attas sistem penyesuaian dalam merespon ancaman
(Paripurno, 2002). Renspon itu bersifat jangka pendek yang
disebut mekanisme penyesuaian (coping mechanism) atau
yang lebih jangka panjang yang dikenal sebagai mekanisme
adaptasi (adaptatif mechanism). Mekanisme dalam menghadapi
perubahan dalam jangka pendek terutama bertujuan untuk
mengakses kebutuhan hidup dasar: keamanan, sandang,
pangan, sedangkan jangka panjang bertujuan untuk
memperkuat sumber-sumber kehidupannya (Paripurno, 2002).
4. Bahaya (hazard) adalah suatu fenomena fisik, fenomena,
atau aktivitas manusia yang berpotensi merusak, yang
bisa menyebabkan hilangnya nyawa atau cidera,
kerusakan harta-benda, gangguan sosial dan ekonomi
atau kerusakan lingkungan (ISDR, 2004 dalam MPBI,
2007) atau peristiwa kejadian potensial yang merupakan
ancaman terhadap kesehatan, keamanan, atau
kesejahteraan masyarakat atau fungsi ekonomi
masyarakat atau kesatuan organisasi pemerintah yang
selalu luas (Lundgreen, 1986).
5. Kerentanan (vulnerability) adalah kondisi-kondisi yang
ditentukan oleh faktor-faktor atau proses-proses fisik,
sosial, ekonomi, dan lingkungan yang meningkatkan
kecenderungan (susceptibility) sebuah komunitas
terhadap dampak bahaya (ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007).
Kerentanan lebih menekankan aspek manusia di tingkat
komunitas yang langsung berhadapan dengan ancaman
(bahaya) sehingga kerentanan menjadi faktor utama
dalam suatu tatanan sosial yang memiliki risiko bencana
lebih tinggi apabila tidak di dukung oleh kemampuan
(capacity) seperti kurangnya pendidikan dan
pengetahuan, kemiskinan, kondisi sosial, dan kelompok
rentan yang meliputi lansia, balita, ibu hamil dan cacat
fisik atau mental. Kapasitas (capacity) adalah suatu
kombinasi semua kekuatan dan sumberdaya yang
tersedia di dalam sebuah komunitas, masyarakat atau
lembaga yang dapat mengurangi tingkat risiko atau
dampak suatu bencana (ISDR, 2004 dalam MPBI, 2007).
Kerentanan dapat dilihat dari dari faktor :
a. Lingkungan
6. PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERSUMBER PADA 3
ASPEK :
Biotik ( hidup dalam satu ruang )
Abiotik ( sumber daya alam )
Culture ( Kebudayaan )
7. C. JENIS-JENIS BENCANA DI INDONESIA
Bencana Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa
bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin
topan, dan tanah longsor.
Bencana non-Alam :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
nonalam yang antara lain berupa gagal teknologi, gagal
modernisasi, epidemi, dan wabah penyakit. Bencana non-alam
termasuk terorisme biologi dan biokimia, tumpahan bahan
kimia, radiasi nuklir, kebakaran, ledakan, kecelakaan
transportasi, konflik bersenjata, dan tindakan perang.
Bencana Sosial :
Bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, dan teror.
11. D. SIKLUS BENCANA DAN PENANGGULANGAN
BENCANA
Terbagi atas 3 fase :
a. Fase pra bencana ( masa sebelum terjadi bencana )
b. Fase Bencana (waktu/saat bencana terjadi )
C. Fase Pasca Bencana (tahapan setelah terjadi bencana )
12. E. PENGERTIAN RISIKO
Risiko (risk) adalah probabilitas timbulnya konsekuensi
yang merusak atau kerugian yang sudah diperkirakan
(hilangnya nyawa, cederanya orang-orang, terganggunya
harta benda, penghidupan dan aktivitas ekonomi, atau
rusaknya lingkungan) yang diakibatkan oleh adanya
interaksi antara bahaya yang ditimbulkan alam atau
diakibatkan manusia serta kondisi yang rentan (ISDR,
2004). Risiko adalah besarnya kerugian atau
kemungkinan terjadi korban manusia, kerusakan dan
kerugian ekonomi yg disebabkan oleh bahaya tertentu di
suatu daerah pada suatu waktu tertentu. Resiko biasanya
dihitung secara matematis, merupakan probabilitas dari
dampak atau konsekwensi suatu bahaya (Affeltrnger,
2006). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa risiko
adalah kemungkinan kerugian yang dapat diperkirakan
akibat kerusakan alam, kesalahan manusia serta kondisi
rentan.
13. F. FAKTOR PENENTU RISIKO BENCANA
Ancaman/bahaya (Hazard) = H
Kejadian yang berpotensi mengganggu kehidupan dan penghidupan
masyarakat sehingga menyebabkan timbulnya korban jiwa, kerusakan
harta benda, kehilangan rasa aman, kelumpuhan ekonomi dan
kerusakan lingkungan serta dampak psikologis. Ancaman dapat
dipengaruhi oleh faktor :
Alam, seperti gempa bumi, tsunami, angin kencang, topan, gunung
meletus.
Manusia, seperti konflik, perang, kebakaran pemukiman, wabah penyakit,
kegagalan teknologi, pencemaran, terorisme.
Alam dan Manusia, seperti banjir, tanah longsor, kelaparan, kebakaran
hutan. Kekeringan.
Menurut United Nations International Strategy for Disaster Redu ction (UN –
ISDR), bahaya terdiri atas bahaya alam dan bahaya karena ulah
manusia, yang dapat dikelompokkan menja di bahaya geologi, bahaya
hidrometeorologi, bahaya biologi, bahaya teknologi, dan penurunan
kualitas lingkungan.
14. G. FAKTOR KERENTANAN
Fisik:
Kekuatan bangunan struktur (rumah, jalan, jembatan)
terhadap ancaman bencana
Sosial:
Kondisi demografi (jenis kelamin, usia, kesehatan, gizi,
perilaku masyarakat) terhadap ancaman bencana
Ekonomi:
Kemampuan finansial masyarakat dalam menghadapi
ancaman di wilayahnya
Lingkungan:
Tingkat ketersediaan / kelangkaan sumberdaya (lahan, air,
udara) serta kerusakan lingkungan yan terjadi.
15. H. TUJUAN ANALISA RESIKO BENCANA
Tujuannya agar komunitas mampu mengelola risiko,
mengurangi, maupun memulihkan diri dari dampak
bencana tanpa ketergantungan dari pihak luar
16. I. LANGKAH-LANGKAH ANALISA RESIKO
1. Pengenalan dan pengkajian bahaya
2. Pengenalan kerentanan
3. Analisis kemungkinan dampak bencana
4. Pilihan tindakan penanggulangan bencana
5. Mekanisme penanggulangan dampak bencana
6. Alokasi tugas dan peran instansi
17. J. PERAN PERAWAT ANALISIS RESIKO
Peran perawat di dalam posko pengungsian dan posko
bencana
Memfasilitasi jadwal kunjungan konsultasi medis dan cek
kesehatan sehari-hari
Tetap menyusun rencana prioritas asuhan keperawatan harian
Merencanakan dan memfasilitasi transfer pasien yang
memerlukan penanganan kesehatan di RS
Mengevaluasi kebutuhan kesehatan harian
Memeriksa dan mengatur persediaan obat, makanan, makanan
khusus bayi, peralatan kesehatan.
Membantu penanganan dan penempatan pasien dengan
penyakit menular maupun kondisi kejiwaan labil hingga
membahayakan diri dan lingkungannya berkoordinasi dengan
perawat jiwa.
Membantu terapi kejiwaan korban khususnya anak anak, dapat
dilakukan dengan memodifikasi lingkungan misal dengan terapi
bermain
Konsultasikan bersama supervisi setempat mengenai
pemeriksaan kesehatan dan kebutuhan masyarakat yang tidak
18. K. ANALISA BAHAYA,KERENTANAN DAN KAPASITAS
Beberapa potensi tersebut antara lain adalah gempa bumi,
tsunami, letusan gunung api, banjir, tanah longsor, kekeringan,
kebakaran lahan dan hutan, kebakaran perkotaan dan
permukiman, angin badai, wabah penyakit, kegagalan teknologi
dan konflik sosial
Dan yang kemungkinan terjadi di poltekkes ini adalah bencana :
Kebakaran
Banjir
Angin puting beliung
Dan diantara 3 bencana diatas yang kemungkinan besar terjadi di
poltekkes adalah Kebakaran.
19. L. ANALISA BAHAYA/ANCAMAN
Berdasarkan hasil analisa kemungkinan bahaya yang
muncul akibat kebakaran kampus poltekkes : dokumen-
dokumen penting terbakar , Debu ,pernapasan jadi
terhambat karna asap .
Kajian ancaman berdasarkan dua komponen utama:
Kemungkinan Terjadi suatu ancaman
Catatan besaran dampak bencana yang pernah terjadi
Kajian ancaman menggunakan data sejarah kejadian
bencana yang pernah ada di suatu daerah
20. LANGKAH PELAKSANAAN NYA :
Menganalisis peta rawan bencana
Analisa kerentenan ( kerentanan fisik, ekonomi, sosial,
lingkungan )
Analisa kapasitas, meliputi :
Sumber daya manusia (relawan terlatih tidak ada . petugas
kesehatan hanya yankes, pengetahuan kebencanaan di
poltekkes mahasiswa DIV keperawatan sudah ada belajar
bencana tetapi untuk prktek langsung nya belum dilakukan)
Sumber daya keuangan (dana siaga bencana) tidak terlalu di
analisa
Sumber daya social (kelompok/organisasi social dan
pemerintahan, lembaga ekonomi kelurahan, dll)
Sumber daya fisik (sarana dan prasarana kesehatan,
Kendaraan, peralatan, sistem peringatan dini, jalur dan
tempat evakuasi, dll)
21. SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN TERSEDIA 5
FASILITAS KESEHATAN:
Klinik Yankes
Rumah sakit yarsi
Puskesmas siantan hilir
Puskesmas telaga biru
Puskesmas pembantu dan wartawan