Bagaimana membantu ODGJ yang mengalami pikir dan perilaku aneh
1. BAGAIMANA MEMBANTU ODGJ YANG
MENGALAMI PIKIR DAN PERILAKU ANEH
DITERJEMAHKAN DARI:
H T T P : / / W W W. N C L . A C . U K / S T U D E N T S / W E L L B E I N G / A S S E T S / D O C U M E N T S / D E A L I N G W I T H U N U S U
A LT H O U G H T S A N D B E H AV I O U R S FA C T S H E E T. P D F
Diterjemahkan oleh:
Bagus Utomo
utomo.bagus@gmail.com
Komunitas Peduli
Skizofrenia Indonesia
http://www.skizofrenia.org
2. PENGANTAR
Panduan ini ditujukan buat caregiver baik keluarga, pasangan, teman
atau perawat profesional untuk gangguan jiwa seperti skizofrenia
atau bipolar disorder.
Ada sejumlah saran untuk menghadapi sejumlah perubahan pada
anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa terkait gejala
delusi/waham, penarikan diri dari pergaulan, dan perilaku beresiko.
3. Pikiran dan perilaku aneh adalah dua aspek yang paling sulit diterima
oleh para caregiver.
Masalah lain yang mungkin kamu temui antara lain keyakinan aneh
atau paranoid, mendengar suara (hearing voices), masalah perubahan
piker dan kendala wicara, kehilangan motivasi, penarikan diri,
agresifitas, perilaku beresiko atau terlalu bergantung.
Halaman berikut berisi petunjuk bagaimana menghadapi berbagai
perilaku ini dan berusaha menjelaskan, bagaimana kamu dapat
mengatasinya serta bagaimana kamu dapat menolong orang dengan
gangguan jiwa untuk bisa mengelolanya dengan baik. Contoh2nya
diinformasikan oleh para profesional, dari orang dengan gangguan
jiwa sendiri, dari teman-temannya, dari keluarga dan para pelaku
rawat lainnya.
4. LEMBAR FAKTA INI BERISI:
1. Delusi/waham dan paranoia/curiga yang berlebihan
2. Kurangnya motivasi dan hilangnya minat/kesenangan pada banyak
hal
3. Menarik diri dari pergaulan
4. Masalah dalam proses pikir dan berbicara
5. Agresifitas
6. Perilaku beresiko, menghadapi pikiran dan perilaku yang aneh
7. Menjadi terlalu tergantung (over-dependent)
8. Kepustakaan
5. 1. DELUSI/WAHAM DAN PARANOIA
Delusi adalah keyakinan atau pikiran yang salah yang tidak
berdasarkan pada realitas. Contohnya, ada orang yang meyakini
bahwa ia sedang dicari olah agen rahasia atau pikirannya diubah
oleh kekuatan magis di luar dirinya. Delusi adalah gejala psikotik
yang dapat dialami sebagai bagian dari beberapa jenis gangguan
jiwa.
Jika keluargamu mengalami delusi untuk pertama kalinya kamu harus
membujuknya untuk au mencari bantuan ke layanan kesehatan
terdekat sesegera mungkin. Memahami bagaimana caranya untuk
berkomunikasi dengan efektif dengan mereka tentang delusi yang
dialami akan membantumu dalam membujuknya.
6. Bahkan setelah keluargamu sudah mendapatkan pengobatan, ia
masih dapat mengalami delusi. Bahkan, bila ia mengalami episode
psikotik yang sangat berat tidak banyak yang dapat kamu lakukan
untuk mengubah keyakinannya itu, artinya ia sangat membutuhkan
perawatan intensif.
7. BAGAIMANA MENOLONG ORANG YANG
MENGALAMI DELUSI DAN KEYAKINAN
PARANOID
Kunci untuk dapat menolong keluargamu yang sedang mengalami delusi adalah
kemampuanmu untuk berkomunikasi dan mendengarkan dengan lebih
berempati1.
Hindari mentertawakan mereka, mengabaikan, menyangkal atau mengatakan
bahwa pikirannya adalah sesuatu yang konyol dan bodoh.
Ingatlah bahwa bagi keluarga yg kamu sayangi delusi yang dialaminya terasa
sungguh-sungguh nyata dan sangat mungkin membuat mereka merasa sangat
cemas.
Kamu dapat mengakui dan menghargai perasaan keluargamu tanpa perlu
memaksakan mengubah keyakinan yang benar sesuai kenyataan. Kamu dapat
katakan bahwa kamu berada di pihaknya dan ingin menolong. Itu dapat
memberimu kesempatan untuk mendiskusikan delusi yang ia alami dan
bagaimana menghadapinya. Contohnya –
“….ini memang dapat membuatmu merasa sangat takut, mungkin kalua kamu
mau menceritakannya kepada saya dapat membuatmu lebih tenang….”
8. Hindari menyetujui delusinya karena itu akan membuat keyakinan pada
delusinya makin kuat.
Hal yang juga tidak membantu adalah menyangkal delusinya secara
langsung karena ini bias menjadi boomerang buat kita. Riset membuktikan
bahwa bila seseorang dikonfrontasi keyakinannya maka ia akan semakin
menguat pada keyakinannya itu lebih dari sebelumnya.
Yang dapat membantu adalah dengan meyakinkannya dengan jelas dan
tenang. Kamu bias biarkan ia tau bahwa kamu mengerti bahwa ia dapat
melihat sesuatu dalam cara yang berbeda tapi kamu takin bahwa itu tidak
jadi masalah atau bukan merupakan ancaman dalam situasi itu. Ini dapat
menegaskan garis batas atara realitas kita dengan realitas yang ia yakini3 .
Contohnya –
“Saya tau bahwa kamu merasa polisi membuntutimu, tapi enggak kok….”
9. Bila dalam keyakinannya itu menimbulkan munculnya suatu situasi, cobalah
untuk merespon emosi tersebut dengan penjelasan rasional tentang alasan
kenapa ia tak perlu kuatir tentang hal itu. Contohnya
“….kamu nggak usah kuatir, kamu kan nggak melakukan kesalahan apapun,
jadi nggak mungkin polisi mencari kamu"
Kadang kamu dapat mencoba mengeksplorasi sejumlah fakta atas keyakinan
tertentu. Ini berbeda dengan langsung menyangkal keyakinannya. Kamu
dapat mendorong keluargamu untuk mempertimbangkan kembali apafakta
yang dia yakini dengan mengajukan pertanyaan dan bersikap tidak
menghakimi. Coba tekankan perbedaan antara sebuah perkiraan dengan
sebuah fakta dan cobalah memberikan scenario penjelasan alternatif atas
apa yang ia yakini. Perlu dicatat, saat mendiskusikan fakta-fakta itu lakukan
secara simpatik dan secara berhati-hati hindari menyangkal keyakinannya
dengan terlalu keras 4 .
10. “Kamu bilang orang itu mengikutimu, tapi apa kamu benar-benar
yakin akan hal itu? Berapa kali kamu pernah melihatnya? Apakah
kamu lihat kemana ia berjalan? Mungkin saja kan dia kebetulan
sedang menuju ke arah yang sama dan bertemu denganmu beberapa
kali karena memang ia tinggal dekat-dekat sini. "
Bila keluargamu mendengar suara-suara kamu dapat membantunya
membangun teknik untuk menghadapinya. Lihat panduan tentang
bagaimana mengelola suara-suara.
11. 2. KURANGNYA MOTIVASI DAN HILANGNYA
MINAT/KESENANGAN PADA BANYAK HAL
Kurangnya motivasi dan hilangnya minat pada hal-hal yang dulu
disukai dapat merupakan gejala gangguan jiwa. Banyak orang yang
menjadi kurang begitu aktif seperti saat sebelum mereka sakit. Hal
ini seringkali membuat keluarga sangat kesal dan dapat menjadi hal
yang paling bikin frustrasi saat berhadapan dengan orang dengan
gangguan jiwa.
12. BAGAIMANA CARANYA MENOLONG ORANG YANG
KEHILANGAN MOTIVASI DAN MINAT PADA
BANYAK HAL?
Pertama kali kamu dapat mengeksplorasi apakah ini bagian dari penyakit.
Kadang apa yang tampak sebagai bagian dari penyakit sesungguhnya adalah
dampak efek samping dari pengobatan 5. Carilah informasi tentang
bagaimana mengatasi masalah efek samping pengobatan pada pansuan
tentang obat.
Tahap penting lainnya adalah menerima dengan lapang dada bahwa ini
mungkin bagian dari dampak penyakit itu sendiri, setidaknya untuk saat ini,
sehingga kita tidak perlu menekannya terlalu keras. 4
Libatkan keluargamu dalam kegiatan sehari-hari seperti berbelanja atau
kegiatan rumahan atau kegiatan menyenangkan lainnya. Tidak usah
menentukan target atau harapan apapun padanya saat menjalankan aktifitas
tersebut yang penting ia cukup nyaman melakukannya. Hal ini dapat
meningkatkan kemungkinan ia akan mau ikut kegiatan itu lagi di lain
kesempatan.
13. Jadwalkan kegiatan yang menyenangkan di setiap minggu. Bila
keluargamu mulai tertarik menjadikannya kegiatan rutin, rasa
senangnya mengikuti kegiatan akan tumbuh. Cobalah kegiatan yang
kira-kira dulu ia sukai atau usulkan kegiatan baru yang
menyenangkan.
Cobalah focus pada masa depan, jangan pada masa lalu. Keluargamu
mungkin kehilangan minat pada kehidupan karena ia sadar
bagaimana hidup dapat berubah. Mengingatkan keluargamu tentang
bagaimana keadaannya dulu dapat membuatnya merasa galau lagi.
Lebih baik bicarakan kesempatan-kesempatan baru yang lebih
mungkin bagi kondisi keluargamu yang sekarang ini.
14. Keluargamu mungkin ingin hidupnya membaik tapi itu terasa tidak
mungkin. Bantu ia memecah tujuan hidup dalam tujuan yang lebih
kecil dan sederhana. Kemajuan memang lambat tapi yakinkan dan
dorong dirinya dengan menunjukkan kemajuan kecil dan merayakan
pencapaian sederhana itu.6
Sangat penting untuk berbicara pada keluargamu tentang tujuan
hidupnya dan cari apa yang mungkin bisa memotivasi dan menjadi
minat bakatnya. Hal ini bisa menjadi bagian penting dari pemulihan.
Mereka mungkin dapat terbantu juga dengan melihat contoh-contoh
orang yang telah pulih dan apa yang membantu mereka untuk
bangkit kembali.
15. 3. MENARIK DIRI DARI PERGAULAN
Menarik diri dari pergaulan dapat merupakan gejala yang lain dari gangguan
jiwa. Dalam Bahasa inggris disebut ‘social withdrawal’. Itu bisa disebabkan
oleh gejala yang dialami oleh keluargamu. Misalnya, keluargamu mulai
merasa dirinya berbeda dari orang lain, merasa tidak nyambung dengan
teman dan keluarga sehingga menarik diri. Hal itu bisa dimulai dengan diam
di rumah dan tidak mau bersosialisasi, tidak mau bicara atau tidak
menunjukkan emosi apapun.
Sangat penting untuk diingat bahwa seseorang yang mengalami gangguan
jiwa dapat mengalami benturan pada rasa percaya dirinya dan jatidirinya.
Mereka mungkin merasa kurang cukup percaya diri untuk mengelola situasi
sehari-hari. Untuk mengatasi hal ini, mereka memutus hubungan dirinya
dengan situasi semacam itu. Kontak sosial antara orang di dalam rumahnya
dan lingkungan akan semakin menurun.
16. BAGAIMANA MENOLONG ORANG YANG
MENGALAMI GEJALA MENARIK DIRI DARI
PERGAULAN?
Menghadapi masalah orang yang mengalami gejala penarikan diri
dari pergaulan kamu harus ikhlas menerima. Turunkan harapanmu
sampai tahap yang paling realistis sehingga kamu dapat terhindar
dari sikap yang terlalu menekan pada keluargamu yang menarik diri.
Berikan kegiatan sosial yang tidak rumit dan tidak terlalu menuntut
untuk dapat membangun rasa percaya dirinya secara bertahap.
Libatkan jumlah orang yang tidak terlalu banyak dan jaga agar
percakapannya sederhana dan hindari masalah yang dapat memicu
perasaan yang terlalu emosional.
17. Pahami bahwa keluargamu merasa sangat rentan dalam situasi
pergaulan. Ajak dan libatkan ia dalam pergaulan dan berikan
kesempatan baginya untuk berpartisipasi dalam suasanya yang dirasa
nyaman.
Tanyakan pada keluargamu dimana ia paling merasa nyaman.
Umumnya orang dengan gangguan jiwa merasa terisolasi dari dunia
luar karena adanya stigma yang mungkin dialaminya di masyarakat
atau yang mereka piker akan mereka alami. Bila saudaramu merasa
seperti itu kamu dapat memberi dorongan dengan cara mengajaknya
berlatih bersosialisasi dengan sesame orang dengan gangguan jiwa.
Datanglah ke secretariat KPSI, paguyuban atau organisasi pendukung
lainnya, atau pusat daycare di rumah sakit jiwa, rumah singgah atau
posyandu jiwa. Hal ini dapat membantunya dalam jangka pendek.
18. 5. MASALAH DALAM PROSES PIKIR DAN
BERBICARA
Permasalahan dengan proses pikir dan berbicara dapat kita lihat terjadi pada
sebagian orang dengan gangguan jiwa. Umumnya terjadi pada orang dengan
skizofrenia. Ketika kita berfikir dan berkomunikasi biasanya kita menyusun
gagasan demi gagasan dalam susunan yang logis. Bila keluargamu
mengalami kendala dalam hal ini, inilah yang disebut ‘disordered thinking’.
Orang yang mengalami gangguan proses piker atau disordered thinking
mengalami kesulitan dalam menyusun sebuah urutan logis gagasan-
gagasan yang ia pikirkan. Pikiran mereka dan pembicaraan mereka dapat
melompat-lompat satu dengan yang lainnya, terfragmentasi dan tidak
nyambung. Dalam disordered thinking, pikiran melompat-lompat
sepenuhnya antara topik yang tidak berkaitan satu sama lainnya atau
terhambat sama sekali. Orang tersebut akan kelihatan bicara omong kosong,
membuat kata-kata baru atau mengganti kata-kata dengan suara aneh dan
irama tertentu.
19. BAGAIMANA MEMBANTU ORANG YANG
MENGALAMI KENDALA DALAM PROSES PIKIR
DAN BERBICARA?
Berusaha menjadi penyabar dan lebih jadi pendengar.
Bila pembicaraannya sudah mulai melantur kemana-mana ke hal yang
tidak ada hubungannya, coba arahkan pembicaraan kembali pada
subyek yang sedang dibicarakan.
Bila ada hal yang kurang kamu mengerti dan dirasa penting dalam
percakapan itu coba tanyakan padanya untuk menjelaskan.8
20. 6. AGRESIFITAS
Sebagian besar orang dengan gangguan jiwa tidak lebih agresif atau
kasar daripada orang pada umumnya. Meskipun demikian, ada
sebagian kecil yang orang dengan gangguan jiwa yang mengalami
kendala dalam mengendalikan dorongan impulsif, agresifitas fisik
dan paranoia. Hal ini menyebabkan mereka dapat menyerang secara
kasar bila ia tidak mendapatkan pengobatan yang memadai9. Ingat
selalu bahwa sebagian besar kemarahan dan agresi yang ditujukan
kepadamu hany terjadi karena kamu orang yang berada terdekat
dengannya dan bukan karena masalah personal antara dirimu dengan
dirinya.
21. BAGAIMANA KITA DAPAT MEMINIMALKAN
ATAU MENGHENTIKAN PERILAKU AGRESIF?
Bila kamu dapat mengira-ngira apa yang membuat keluargamu menjadi
agresif (mungkin dengan membuat catatan harian), kamu dapat
menghindarinya di kemudian hari 6. Contohnya, mungkin ada sejumlah
topik pembicaraan yang perlu dihindari karena dapat memicu kemarahan.
Merubah jadwal kegiatan secara tiba-tibamungkin membuatnya merasa
frustrasi yang kemudian memicu kemarahan, hindarilah situasi seperti ini
sebisa mungkin.
Dengarkan apa yang ia katakana dan cobalah cari tau kenapa ia marah atau
kesal dengan mencoba menempatkan diri kita dalam posisi dia. Cobalah
untuk mengerti apa yang ia katakan. Kamu dapat memintanya untuk
menjelaskan atau kamu dapat menyimpulkan apa yang kamu pikirkan
tentang apa yang ia maksud dan tanyakan apakah itu benar-benar mewakili
apa yang ia piker dan rasakan. Bersabar dan mungkin kamu perlu
melakukannya berulang-ulang.
22. Sebut namanya saat berbicara dengannya, perlalukan sebagaimana layaknya
orang dewasa berbicara, hargai perasaannya dan jangan berbicara dengan
nada meremehkan.
Cobalah untuk tidak kesal dan memicu kemarahanmu sendiri. Gunakan
suara yang tenang dan jagalah ekspresi wajah yang netral. Bila kamu
memberikan kesan bahwa kamu tidak akan merespon dengan kemarahan,
keluargamu akan merasa situasi ini cukup terkendali.
Bila segala usahamu untuk mendengarkan atau berkomunikasi telah gagal
dan/atau situasinya menngalami eskalasi, segera menyingkir dari tempat itu
dan ajak orang-otrang untuk ikut menghindar.
Jangan menempatkan dirimu dalam posisi beresiko. Bila kamu merasa
situasinya membahayakan dan kamu dalam keadaan mendesak dan
terancam jangan ragu untuk meminta bantuan petugas kepolisian.
23. Jika kamu tinggal bersama orang yang menunjukkan perilaku agresif
yang semakin serius, kamu harus kontak petugas kesehatan di
layanan kesehatan terdekat (bila ada) dan diskusikan situasinya. Bila
situasi ini terus berulang, alangkah baiknya kamu pertimbangkan
kemungkinan lain soal tempat tinggal.
Perilaku agresif dapat merupakan pertanda bahwa keluargamu
kondisinya semakin memburuk dan butuh perawatan intensif 11.
Kamu perlu mempertimbangkan pilihan untuk rawat inap paksa.
Datanglah ke Rumah Sakit Jiwa terdekat untuk meminta bantuan
petugas untuk menjemput pasien ke rumah.
24. 7. PERILAKU BERESIKO, MENGHADAPI
PIKIRAN DAN PERILAKU YANG ANEH
Sejumlah masalah kesehatan jiwa dapat mengakibatkan seseorang
terlibat dalam perilaku beresiko. Perilaku beresiko ini sangat
bervariasi. Seseorang yang terdorong melakukan perilaku beresiko
tidak mampu melihat konsekuensi dari perilakunya, ia kehilangan
batas-batas dan dan tidak ada kendali diri dan impulsif. Mereka
semakin mendekati resiko. Perilaku beresiko meliputi –
Menghabiskan uang diluar kewajaran.
Ada penyalahgunaan alcohol dan narkotika.
Meningkatnya aktifitas seksual dan perilaku seksual.
25. BAGAIMANA SAYA DAPAT MEMBERI
BANTUAN PADA ORANG YANG
BERPERILAKU BERESIKO?
Kadang agak sulit mencapai keseimbangan antara melindungi orang yang
berperilaku beresiko dan mencoba mengambil alih kendali. 7
Cobalah menolong keluargamu untuk mampu melihat konsekuensi
perbuatannya. Yakinkan padanya bahwa kamu akan membantunya hingga ia
pada saatnya nanti mampu mengambil kendali atas situasi itu.
Dorong mereka untuk mencari bantuan. Terlibat dalam perilaku beresiko
seringkali merupakan pertanda memburuknya kondisi kesehatan jiwa orang
dengan gangguan jiwa.
Cobalah cari tau kenapa keluargamu terlibat perilaku beresiko.
Kalau keluargamu benar-benar tidak mampu mengontrol dirinya, sarankan
segera berkonsultasi rutin dengan psikiater. Atau edukasi agar
melakukannya dengan lebih aman. Contohnya, bila dorongan seksualnya
meningkat secara drastis, ajarkan perilaku seks aman. Penyakit menular
seksual lebih tinggi frekuensinya pada orang dengan gangguan jiwa dan
pastikan keluargamu bahwa ia cukup memahami resiko ini 12.
26. Bila keluargamu merasa kesulitan mengelola keuangan ketika ia mulai
sakit, akan lebih baik jika kamu membantunya untuk mengelola
keuangannya. Bila diperlukan mintalah bantuan pengacara untuk hal
yang berkaitan dengan hukum.
Bila perilaku keluargamu menempatkanmu atau dirinya sendiri dalam
situasi yang membahayakan segeralah minta bantuan petugas
kesehatan.
27. 8. MENJADI TERLALU TERGANTUNG
(OVER-DEPENDENT)
Ketika orang yang kamu sayangi mengalami gangguan jiwa, semua yang
kamu pikirkan hanyalah bagaimana membantunya melalui masa-masa sulit.
Diantaranya dengan mendengarkan, memberi penguatan dan motivasi serta
dukungan, mengantarnya ke dokter atau memastikannya minum obat,
memberi dukungan keuangan dan memberi makanan. Biasanya, kamu mulai
membantunya melakukan tugas-tugas kecil kemudian makin lama makin
banyak.
Bila keluargamu tidak mampu melakukan tugas kesehariannya sendiri, ia
akan merasa tidak percaya diri melakukannya lagi seperti sebelum dia sakit.
Sangat penting bagi kalian berdua agar tidak terlalu bergantung padamu.
Terlalu tergantung atau Over-dependence dapat mempengaruhi harga diri
dan rasa percaya diri orang dengan gangguan jiwa. Sehingga, pada akhirnya
kamu akan kecapekan dan kehilangan waktumu sendiri akibatnya pada
akhirnya tidak mampu lagi memberi dukungan untuknya.
28. BAGAIMANA SAYA MENCEGAH AGAR SESEORANG
TIDAK MENJADI TERLALU TERGANTUNG (OVER-
DEPENDENT)?
Tentukan sejak awal sejauh apa kamu akan berperan dan seberapa
besar yang mau kamu lakukan dan menentukan batasan-batasan.
Yakinkan bahwa keluargamu tau batasan-batasan ini sediplomatis
mungkin dan jelaskan alasannya kenapa mereka dibutuhkan.
Bekerjasama dengan keluargamu untuk secara bertahap membangun
kemandiriannya. Diskusikan keahlian apa saja yang mereka perlu
fokuskan dan sepakat untuk mencapai tiap tahapan. Bila perlu
contohkan bagaimana mengerjakannya terlebih dulu dan bersepakat
untuk berlatih bersama sampai ia cukup percaya diri mengerjakannya
sendiri 13 .
29. KEPUSTAKAAN
Complete Family Guide to Schizophrenia. Helping Your Loved One Get
the Most Out of Life ~ Kim T. Mueser PhD and Susan Gingerich MSW
(2006). Based on of research and therapeutic experience, this book
offers pragmatic suggestions for dealing with depression, psychosis,
and other symptoms. They show the reader how to prioritise needs,
resolve everyday problems, and encourage your relative to set life
goals.
Living with Mental Illness: A Book for Relatives and Friends: A Book
for Relatives and Friends - Liz Kuipers and Paul Bebbington (Human
Horizons 2005). This book provides advice for families on how to
cope day-to-day with different mental illness.
30. Back to Life, Back to Normality: Cognitive Therapy, Recovery and
Psychosis by Douglas Turkington et al. (Cambridge University Press,
2009) An informational self-help guide designed for people who have
psychotic symptoms and their carers. It helps the reader use
Cognitive Therapy techniques to control their symptoms and delay or
prevent relapse.
31. 1 Mueser KT, Gingerich S. Complete Family Guide to Schizophrenia.
Helping Your Loved One Get the Most Out of Life. Guildford Press;
2006 Page 259
2 Mueser KT, Gingerich S. Complete Family Guide to Schizophrenia.
Helping Your Loved One Get the Most Out of Life. Guildford Press;
2006 Page 261
3 Kuipers L, Bebbington P. Living with Mental Illness: A Book for
Relatives and Friends, Souvenir Press Ltd; 1987. Page 38
4 Kuipers L, Bebbington P. Living with Mental Illness: A Book for
Relatives and Friends, Souvenir Press Ltd; 1987. Page 39
5 Holloway, F and Tracy D. Being positive about negative symptoms.
Your Voice, Rethink Mental Illness 2007.
32. 6 Mueser KT, Gingerich S. Complete Family Guide to Schizophrenia.
Helping Your Loved One Get the Most Out of Life. Guildford Press;
2006 Page 411
7 Mueser KT, Gingerich S. Complete Family Guide to Schizophrenia.
Helping Your Loved One Get the Most Out of Life. Guildford Press;
2006 Page 414 - 415
8 Mueser KT, Gingerich S. Complete Family Guide to Schizophrenia.
Helping Your Loved One Get the Most Out of Life. Guildford Press;
2006 Page 414 - 415
9 Mullen PE. A Reassessment of the Link between Mental Disorder
and Violent Behaviour, and its Implications for Clinical Practice. Aust
N Z J Psychiatry 1997; 31(1):3-11
33. 10 Queensland Health. Preventing and managing anger.
http://www.health.qld.gov.au/abios/behaviour/family_sup_worker/d
efusing _anger_fsw.pdf[Accessed November 2012]
11 Kuipers L, Bebbington P. Living with Mental Illness: A Book for
Relatives and Friends, Souvenir Press Ltd; 1987. Page 52 - 56
12 Senn TE, Carey MP.HIV testing among individuals with a severe
mental illness: review, suggestions for research, and clinical
implications; Psychological Medicine 2009;, 39:355-363
13 Mueser KT, Gingerich S. Complete Family Guide to Schizophrenia.
Helping Your Loved One Get the Most Out of Life. Guildford Press;
2006 Page 414 - 415
34. TERIMA KASIH
Komunitas Peduli Skizofrenia Indonesia
Jl. Jatinegara Timur 99 Balimester Kampung Melayu
Jakarta Timur
021 8579618
Info.kpsi@gmail.com
Twitter @kpsi_pusat
http://www.skizofrenia.org