Manajemen Lalu Lintas Baru Di Jalan Selamet Riyadi
bab i penelitian
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Inggris merupakan bahasa internasional yang digunakan
olehhampir seluruh masyarakat di dunia. BahasaInggris juga digunakan
sebagai alatberkomunikakasi negara di dunia. Bahasa Inggris bukan lagi
sebagai bahasaasing bagi sebagian orang di Indonesia. Hal ini dibuktikan
dengan adanyabeberapa masyarakatdi Indonesiayang menggunakanbahasa
Inggris sebagaibahasa sehari-hari mereka. Untuk itu, perlu adanya
peningkatan terhadappembelajaranbahasa Inggris bagi seluruh siswa di
Indonesia.
Dewasa ini penggunaan bahasa Inggris di sekolah-sekolah sudah mulai
ditingkatkan, terlebih bagi siswa Sekolah Menengah Atas atau SMA.
Peningkatan penggunaan bahasaInggris di sekolah-sekolah memiliki
banyaktujuan. Selain untuk membiasakansiswa belajar menggunakan
babacaInggrisyang baik dan benar dalam percakapan sehari-hari, tujuan lain
dari peningkatanpenggunaan bahasaInggris disekolah yaitu untuk
meningkatkankompetensi siswadalam memahami bacaan berbahasa Inggris.
Hal ini dikarenakan semakinbanyaknya sumber pembelajaran atau referensi
yang menggunakan bahasaInggris.Selain itu, ujian nasionalmata
pelajaranbahasa Inggris siswa hanyadihadapkanpada soal-soal yang bersumber
pada bacaan berbahasa Inggris.
2. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak bisa dilepaskan dari
aktivitas membaca. Dengan membaca manusiadapat memperoleh informasi
baikdari media cetak atau elektronik. Pada era globalisasi, penyebaran
informasi berlangsung sangat cepat dengan adanya media elektronik
berupainternet. Informasi-informasi baru akan disampaikan melalui jurnal
ataupun artikel yang termuat di internet. Untuk dapat memahami informasi-
informasi tersebut dibutuhkan aktivitas membaca. Hal ini menjadi bukti
bahwa membaca adalah aktivitas yang harus dikuasai oleh setiap manusia
terlebih lagi bagi siswa sekolah.
Membaca merupakan salah satu aktivitas yang perlu dikembangkan
kepada siswa sejak dini. Dalam dunia pendidikan di Indonesia,
membacajugamerupakan salah satu kompetensi yang wajib dimiliki oleh
siswa. Pengembanganbudaya membaca sangat dibutuhkan bagi siswa di
Indonesia. Aktivitas membacaerat kaitannya dengan setiap mata pelajaranyang
diberikan di sekolah. Untuk itu, membaca dapat dikategorikan sebagai salah
satu aktivitas yang penting dalamproses pembelajaran di sekolah.
Dalam kurikulum SMA (Sekolah Menengah Atas),
membacamerupakan salah satu kemampuan dasar yang harus diajarkan
dalampembelajaran bahasa.Dalam proses pembelajaran bahasa,membaca
3. 3
digolongkanke dalam salah satu aktivitas yang memiliki tingkat kesulitan yang
cukup tinggi.Membaca juga dikategorikan sebagai suatu aktivitas yang
membutuhkanbeberapa faktor pendukung. Hal tersebut yang menjadikan
membacadikelompokkanke dalam suatu aktivitas yang komplek.
Darmiyati Zuchdi (2008: 19) menyatakan membaca adalah
“penafsiranyang bermakna terhadap bahasa tulis”. Hal ini dapat diartikan jika
aktivitasmembaca berkaitan erat dengan pemerolehan dan pemahaman suatu
makna.Pemahamanmakna dari suatu bacaan merupakantujuan utama dari
aktivitasmembaca. Dengan kata lain ketika membaca, pembaca juga harus
dapatmemahami makna dan isi dari bacaan tersebut.
Memahami suatu bacaan berbahasa Inggris dinilai lebih
sulitdibandingkan dengan belajar berbicara bahasa Inggris. Memahami
bacaanberbahasaInggris merupakan suatu aktivitas yang membutuhkan
kemampuanpemberianmakna terhadapkosakata bahasa Inggris danpemahaman
terhadapstruktur kalimat bahasa Inggris.Kompetensi yang komplek tersebut
dapatdiperoleh dengan membiasakan membaca bacaan berbahasaInggris
kepada siswasejak dini. Semakin sering membaca bacaan berbahasaInggris,
maka semakinbanyak juga kosakata yang dihafal dan akan semakin
mempermudahuntukmenganalisis struktur kalimat serta mempermudahuntuk
memahamiisi dari suatubacaan berbahasa Inggris. Untuk itu perlu adanya
upaya dari para guru terlebihguru mata pelajaran bahasa Inggris dalam
mengembangkan kebiasaan membacabacaan berbahasa Inggris siswa.
4. 4
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran bahasa
Inggrisdi sekolah, kompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggris siswa
masih jauhdari harapan. Terdapatbeberapa kendala yang dihadapi dalam
meningkatkankompetensi pemahaman bacaan berbahasaInggrissiswa. Kendala
yang palingutama yaitu minimnya kesadaransiswauntuk melakukan aktivitas
membaca danrendahnya penguasaan kosakata berbahasa Inggris yang dapat
mempengaruhikompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggris. Hal ini
diduga karena adanyabeberapa faktor yang berasal dari siswa sendiri, guru
mata pelajaran, metodepembelajaran atau bahkan dari sarana dan prasarana
yang mendukungpembelajaran tersebut.
Sebagian besar siswa masih kurang menyadari pentingnya
membaca,terlebih membacabacaan berbahasa Inggris. Bagi sebagian siswa,
membacamasih dianggap sebagai suatu aktivitas yang membosankan. Untuk
itudiperlukan suatu kreatifitas dari guru untuk membuat pembelajaran
membaca,terlebih membaca bacaan berbahasaInggris menjadi suatu aktivitas
yang menarikbagi siswa. Selain itu juga perlu adanya usaha dari guru untuk
memberikan suatupengarahankepada siswa akan pentingnyamembacabacaan
berbahasaInggriskaitannya dengan kurikulum pembelajaranbahasa Inggris.
Meningkatkan kebiasaanmembaca merupakan suatu aktivitas
yangdirasakan sangat sulit bagi sebagian besar guru mata pelajaran
bahasaInggris.Untuk itu perlu adanya upaya ataupun metode baru dalam
meningkatkankebiasaan membaca bacaan berbahasa Inggris siswa.
Meningkatkan kebiasaanmembacatidak hanya dapat dilakukandisekolahsaja
5. 5
namun guru juga bisameningkatkankebiasaan membaca siswa dirumah yaitu
dengan memberikanbeberapa tugas yang berkaitan dengan suatu bacaan
berbahasa Inggris. Dengansemakinbanyaknyametode ataupun teknik yang
digunakanoleh guru dalamkaitannya dengan meningkatkan kebiasaann
membaca, maka siswa juga akansemakin tertarik untuk meningkatkan
kebiasaanmembaca bacaan berbahasaInggris.
Dalam setiap bacaan berbahasa Inggris, siswa dimungkinkan
menemukankosakata bahasaInggris baru. Bagi sebagian siswa yang malas
untuk mengartikankosakatabaru, akan menghambatmereka dalam
memahamibacaan berbahasaInggris tersebut. Untuk itu penguasaan kosakata
yang lebih sangat dibutuhkansiswa dalam memahami bacaan berbahasa
Inggris. Berdasarkan hasilpengamatandari guru bahasa Inggris disekolah,
hanya sebagiankecil dari siswa yang memliki perbendaharaankosakata bahasa
Inggris yang diatas rata-rata.
Selanjutnya dalam wawancara dengan guru juga terungkap
bahwasebagian besar siswa masihkurang antusias dalam menghafal kosakata
bahasaInggris, Hal itu diduga disebabakankarena minat dari siswa untuk
menghafalkosakatabahasa Inggris yang masihsangat kurang. Faktor
tersebutmenjadi salahsatu penyebabmengapa siswa menjadi kurang terlatih
ketika ada pembelajaranmembaca bacaan berbahasaInggris. Siswa menjadi
kurang antusias menghafalkosakata bahasa Inggris ketika kosakata yang
diberikan atau disampaikan olehguru terlalu sulit dihafal dan tidak sering
digunakan dalam percakapan sehari hari.
6. 6
Selain itu, tampaknyaada beberapa faktor yang
menyebabkansiswamenjadi kurang bersemangat untuk membaca bacaan
berbahasaInggris. Salahsatu diantaranya adalah penggunaan tema atau topik
dalam suatu bacaanberbahasa Inggris. Berdasarkanpengamatan guru, siswa
menjadi kurangbersemangat untuk membaca bacaan berbahasaInggris ketika
tema atau topikbacaan tersebut kurang menarik atau diminati. Tampaknya
kreatifitas dari guruperlu ditingkatkan untuk menumbuhkan semangat siswa
dan menjadikanpembelajaran membaca bacaan berbahasaInggris menjadi
lebihmenarik dandiminatioleh siswa. Tampaknyaperanan guru
sangatlahpentingdalam upayauntuk
meningkatkankompetensipemahamanbacaan berbahasa Inggris siswadengan
meningkatkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Belum diketahui secara pastiseberapa besar pengaruh
kebiasaaanmembacadan penguasaan kosakata terhadap kompetensi
pemahaman bacaan berbahasaInggris siswa kelasX SMK Kesehatan Bhakti
Kencana Subang. Untuk itu, perludilakukanpenelitiansecara mendalamterkait
hal itu. Dengandemikian dapatdiperoleh informasi faktor mana yang memiliki
pengaruh yang lebih besarataupun yang lebih kecil
terhadapkompetensipemahamanbacaan berbahasaInggris siswa kelas X SMK
Kesehatan Bhakti Kencana Subang.
7. 7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkanuraian latar belakang permasalahdi atas,ada
beberapapermasalahan yang pedu dikaji untuk dicari jawabannya.
Permasalahan tersebutselanjutnya dapat diindentifikasikansebagaiberikut :
1. Apakah terdapat pengaruh kebiasaan membaca danpenguasaan kosakata
terhadap kompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggris ?
2. Apakah terdapat pengaruh kebiasaan membaca terhadap
kompetensipemahaman bacaan berbahasa Inggris?
3. Apakah terdapat pengaruh rendahnya kebiasaan membaca bacaan
berbahasa Inggris terhadap pemahaman pemahaman bacaan berbahasa
Inggris siswa?
4. Apakah terdapat pengaruh pemanfaatan faktor pendukung terhadap
peningkatan kebiasaan membaca bahasa Inggris siswa yang rendah?
5. Apakah terdapat pengaruh perbendaharaan kosakata bahasa Inggrisiswa
yang masih rendah terhadap bacaan berbahasa Inggris yang masih rendah?
6. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran kosa kata yang kurang
efektif terhadap antusias siswa untuk menghapal kosa kata bahasa
Inggris?
7. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar siswa terhadap ketrampilan
membaca siswa?
8. Apakah terdapat pengaruh penguasaan konsep atau bahan tulisan untuk
dikembangkan terhadap ketrampilan membaca siswa?
8. 8
9. Apakah terdapat pengaruh minat membaca siswa terhadap ketrampilan
membaca siswa?
10. Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata terhadap ketrampilan
membaca siswa?
11. Apakah terdapat pengaruh metode pembelajaran Bahasa Inggris yang
diterapkan oleh guru terhadap ketrampilan membaca siswa?
12. Apakah terdapat pengaruh budaya membaca orang-orang di lingkungan
sekitar terhadap ketrampilan membaca siswa?
13. Apakah terdapat pengaruh kurikulum pemebalajaran Bahasa Inggris
terhadap ketrampilan membaca siswa?
14. Apakah terdapat pengaruh minat baca dan penguasaan kosa kata terhadap
ketrampilan membaca siswa?
C. PembatasanMasalah
Kompleksnya permasalahan-permasalahan yang
teridentifikasididugaberpengaruh terhadap kompetensi pemahaman bacaan
berbahasa Iggris siswa.Agar penelitian ini lebihterfokus dan mendalam
kajiannya, maka penelitian inidibatasi pada bagaimana pengaruh kebiasaan
membaca dan pengusaankosakataterhadap kompetensi pemahaman bacaan
berbahasaInggris. Ketiga faktortersebut diduga memiliki hubungan yang
sangaterat dalam pembelajaran bahasa Inggris, terlebih dalam kaitannya
dengan pemahamanbacaan berbahasa Inggris.
9. 9
Terdapatbeberapasekolahmenengah Atas di Kabupaten
Subang,baikyang negeri ataupunyang swasta.Namun, penelitianini hanya
dibatasi padaSekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Subangdan sampel
penelitian inihanya dibatasi pada siswa kelas X. Belumadanya penelitian yang
mengkajisecara mendalam permasalahantersebut, menjadikan alasan mengapa
penelitiandilakukan di Kabupaten Subang. Pemilihan siswa kelas X sebagai
sampelpenelitiankarena siswa kelas X sudah mulai diajarkan
mengenaibeberapajenisbacaan berbahasa Inggris. Sehingga perlu adanya
peningkatan kompetensi siswadalam memahami bacaan berbahasa Inggris.
Selain itu untuk ujian mata pelajaranbahasa Inggris siswa kelas Xhanya
dihadapkan pada soal yang bersumber daribacaan, sehingga kompetensi
pemahaman bacaan berbahasa Inggris menjadi halpokok bagi siswa dalam
pembelajaran bahasa Inggris.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasanmasalah di atas, rumusan masalah penelitian
inisebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh kebiasaan membaca dan penguasaan kosa kata
secara bersama-sama terhadap kompetensi pemahaman bacaan berbahasa
Inggris?
2. Apakah terdapat pengaruh kebiasaan membaca secara parsial terhadap
kompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggris?
10. 10
3. Apakah terdapat pengaruh penguasaan kosakata secara parsial terhadap
kompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggris?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan membaca dan penguasaan kosa
kata terhadap kompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggris siswa
kelas X SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang.
2. Untuk mengetahui pengaruh kebiasaan membaca terhadap kompetensi
pemahaman bacaan berbahasaInggris siswa kelas X SMK Kesehatan
Bhakti Kencana Subang.
3. Untuk Untuk mengetahui pengaruh penguasaan kosakata terhadap
kompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggrisiswa kelas X SMK
Kesehatan Bhakti Kencana Subang.
F. Manfaat Penelitan
Hasil penelitianini diharapkandapat bermanfaatbagi berbagaipihak,
seperti siswa, guru dan peneliti lain. Manfaat tersebut dapatdiuraikan sebagai
berikut :
11. 11
1. Bagi siswa, penelitan ini diharapkan dapat menjadi motivasibagi
siswauntuk lebihmeningkatkan kebiasaan membaca dan penguasaan
kosakatabahasa Inggris sehingga siswa memiliki kompetensi lebih
dalammemahami serta menganalisa isi bacaan berbahasa Inggris.
2. Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu
pengalamandan hasilnyadapat diterapkan dalam upaya peningkatan
kebiasaanmembaca, penguasaan kosakata bahasa Inggris dan
kompetensipemahaman isi bacaan berbahasaInggris pada siswa.
3. Bagi peneliti lain, penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satubahan
acuan atau referensi untuk penelitian yang relevan.
12. 12
BABII
LANDASANTEORI
A. Kajian Teori
Kajian teori ini akan memaparkanberbagai teori dari beberapa
ahliberkaitan dengan tiga variabel penelitian, (1) membaca; hakikat membaca,
tujuanmembaca dan aspek-aspek membaca, (2) kebiasaan membaca;
pengertiankebiasaan membaca, faktor-faktor yang mempengaruhi
kebiasaanmembaca,hubungan kebiasaan membaca terhadap kompetensi
pemahamanbacaan,pengukuran kebiasaan membaca (3) kosakata; pengertian
kosakata, jenis-jeniskosakata, penguasaan kosakata,hubungan penguasaan
kosakata terhadapkompetensi pemahaman bacaan, pengukuran penguasaan
kosakata. (4)pemahaman bacaan; pengertian pemahaman bacaan, tingkat
komprehensi bacaan,pengukuran pemahaman bacaan. Penulis juga
mencantumkan beberapa penelitianyang relevan, kerangka berfikir dan
hipotesispenelitian guna memperjelas kajianteori dalam penelitian ini.
1. Membaca
a. HakikatMembaca
Membacamerupakansalah satu bagian terpentingdalam
pembelajaranbahasa. Membaca digolongkan kedalam suatu aktivitas
yang sulit untukdilakukan dan merupakan suatu aktivitas yang
komplek. Dalam melakukanaktivitas membaca tidak selamanya
diidentikkan dengan proses mengingat.Membacajuga bukan aktivitas
menghafalkata demi kata atau kalimat demikalimat yang terdapat
13. 13
dalam bacaan. Inti dari aktivitas membaca yaitu menangkappesan atau
ide pokok bacaan denganbaik. Nunan (2004: 69)
mengemukakan“reading is a set of skill that involves making sense and
deriving meaning fromtheprinted word”. Berdasarkan definisi tersebut
dapat disimpulkanjika membacamerupakan suatu aktivitas yang
memiliki beberapa aspekpendukung. Aspek-aspek tersebut diantaranya
penguasaan kosakata dan kemampuan untukmemahami atau
menyimpulkan kata-kata yang terdapat di dalam suatu bacaan.
Soedarso (2010: 4) menyatakan babwa membaca
adalah“aktivitas yangkompleks dengan mengerahkan sejumlah besar
tindakan yang pisah-pisahyangmeliputi penggunaan, pengertian dan
khayalan, mengamati serta mengingat-ingat”.Definisi tersebut dapat
menggambarkanjika dalam membaca, sangatdibutuhkan beberapa
aktivitas pendukung yang mampu menjadikan aktivitasmembaca
tersebut dikatakan tepat sasaran.Selain itu diharapkan juga
pembacamampuuntuk mengingat ataupunmerekam setiap kata
ataupunisi dari suatubacaan.
Grabe (2009: 14-16)menyatakan beberapa definisi dari
membaca yaitu :
1) Fluent reading is certainly a rapid and effident process.
2) Reading is centrally a comprehendingprocess.
3) Reading is interactive process in two ways.
4) Reading is strategic process in that a number of the skills.
5) Reading befleXble process.
6) Reading is also a continuously evaluativeprocess.
7) Reading is a linguistic process.
14. 14
Membaca juga bisadimaknai sebagai suatu aktivitas yang
kompleks danmembutuhkan beberapa aspek-aspek pendukung di
dalamnya. Berdasarkanbeberapa pendapat tersebut dapat
disimpulkanbahwa membaca menuntutseseorang mampu untuk
menerjemahkan, memahami serta menafsirkan isi darisuatu bacaan
dengan baik.
b. Tujuan Membaca
Tujuan merupakandasar dari setiap kegiatandan motivasiyang
palingkuat dalam melakukan suatu tindakan. Membaca hendaknya
mempunyai tujuan,karena seseorang membaca untuk
memperolehinformasi atau mencocokkanpengetahuanyang sudah
dimiliki,atau untuk mengkritisigagasan atau gayapenulisan seorang
penulis. Oleh karena itu, tujuan membaca perludipertimbangkan oleh
pengajar ketika memilih teks untuk siswa.
Anderson (Tarigan, 2008: 9-11) juga menjelaskan tujuan dalam
membacasebagai berikut :
a) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta
(readingfor detailsfacts).
b) Membacauntuk memperoleh ide-ide utama (readingfor main idea).
c) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasicerita
(readingfor sequence or organization).
d) Membacauntuk menyimpulkan,membaca referensi(readingfor
inference).
e) Membaca untuk mengelompokkan,membaca untuk
mengklasifikasi(readingto classify).
f) Membaca untuk menilai, membacamengevaluasi (reading to
evaluate).
g) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan
(reading tocompare or contrast).
15. 15
Tujuan membacajuga dikemukakan oleh Paul D Leady
(Soedarso, 2010:120) yang menyatakanbahwa membacamempunyai
beberapa tujuan diantaranya:a) untuk mengerti ide pokoknya, b)
meningkatkan kekayaan pengetahuan umum,c) untuk memahami fakta
dan detail khusus, d) untuk memecahkansuatumasalah, e) untuk
membentuk opini, f) untuk apresiasi pandangan lain,
g)untukmenambah perbendaharaan kata, h) untuk meningkatkan
kemampuan membaca,i) untuk memperluas minat kita, j) untuk
memberikan informasi kepada orang lain, k)untuk mengetahui suatu
informasi khusus, 1) untuk mencari suatu arti kata atauistilah.
Dari beberapa pengertian tersebut bisa diambil kesimpulanjika
tujuanutama dari membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi,mencakup isiserta pemahaman makna dari suatu bacaan.
Kegiatan membacabukan hanya sekedar membaca namun harus
mampu untuk menemukan informasi,baik informasi yang secara
tersurat ataupun informasi yang tersirat dari bacaantersebut.
c. Aspek-aspek Membaca
Broughton (Tarigan, 2008: 11-12) mendefinisikan bahwa
secara garisbesarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca,
yaitu:
1) Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skills) yang dapat
dianggapberada pada urutan yang lebihrendah (lower order).
Aspek ini mencakup:
16. 16
a) Pengenalan bentuk huruf;
b) Pengenalan unsur-unsur linguistic;
c) Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi;
dan
d) Kecepatan membaca bertaraf lambat.
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills)
yang dapatdianggap berada pada urutan yang lebihtinggi (higher
order). Aspek inimencakup:
a) Memahami pengertian sederhana;
b) Memahami signifikasi atau makna;
c) Evaluasi ataupenelitian;dan
d) Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesusaikan
dengankeadaan.
Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai tujuan yang
terkandungdalam keterampilan mekanis adalah membaca nyaring atau
membaca bersuara.Kegiatan membaca yang sesuai untuk mencapai
tujuan yang terkandung dalamketerampilan pemahaman adalah
membaca dalam hati. Jadi, jika aspek-aspekmembaca sudah dikuasai
maka isi bacaan dapat dipahami.
2. Kebiasaan Membaca
a. Pengertian KebiasaanMembaca
Kebiasaan merupakan suatu aktivitas yang biasadilakukan oleh
seseorang.Kebiasaan juga dapat diartikan sebagai suatu rutinitas yang
17. 17
dilakukan sejak lamadan telah menjadi bagian dari kehidupan
seseorang.Tampubolon (1993:41)menyatakan apabila suatu kegiatan
atau sikap, baik yang bersifat fisikmaupunmental telah mendarah
daging pada diri seseorang, maka dikatakan bahwakegiatan atau sikap
itu telah menjadikebiasaan.
Kebiasan membaca merupakan rutinitas seseorang dalam
melakukanaktivitas membaca. Sangkaeo (Tella, 2007:121)menyatakan
“tile term readinghabbit refers to the behavior which expresses the
likeness of reading of individualtypes of reading, and tastes of
reading”. Tampubolon (1993: 243) jugamengemukakan bahwa
kebiasaanmembaca adalah “minat (keinginan, kemauandan
motivasi)dan keterampilanmembacayang baik dan efisien, yang
telahberkembang dan membudaya secara maksimal dalam diri
seseorang”.
b. Faktor-Faktor yangMempengaruhi Kebiasaan Membaca
Kebiasaanmembaca merupakan suatu aktivitas rutin yang
membutuhkanbanyak faktor yang mempengaruhinya.Tampubolon
(1993, 227) menyatakanjikafaktor waktu, keinginan, kemauan dan
motivasi dapat mempengaruhikebiasaanmembaca seseorang.
Tampubolon (1993 : 228) menambahkan “dalam
usahapembentukankebiasaan membaca, dua aspek yang perlu
diperhatikan, yaituminat(perpaduan antara keinginan, kemauan, dan
motivasi) dan ketrampilanmembaca”. Dengan demikian, dapat
18. 18
disimpulkan bahwa kebiasaanmembacamerupakansuatu aktivitas rutin
yang dipengaruhi olehbeberapa faktor yaitu membaca dan pengunaan
teknik membaca dalam diri seseorang.
Disisi lain, peranan keluarga juga sangat menentukan
dalammenumbuhkan dan mengembangkankebiasaanmembaca. Tingkat
perhatian dariorang tua dirumah merupakan faktor utama yang
dapatmempengaruhikebiasaanmembaca ketika anak berada dirumah.
Penyediaan buku atau majalah dirumahdapat menjadikansalah satu
faktor pendorongbagi anak untuk meningkatkankebiasaan
membacaketika mereka berada dirumah. Selain itu, Tampubolon(1993
: 229) menyatakanjika salah satu usaha orang tua untuk
meningkatkankebiasaan membaca yaitu dengan meminta anak untuk
menceritakan kembali apayang telah dibaca. Untuk itu perlu adanya
peran aktif dari orang tua untuk dapatmeningkatkan minatdan
kebiasaan membaca anak sejak dini.
Suatu kegiatan yang telahmenjadi kebiasaan seseorangakan
menjadisuatu kebutuhan. Jika seseorang telah merasakanbahwa hal itu
menjadikebutuhan, maka ia akan berusaha untuk memenuhi
kebutuhantersebut.Sebagaimana dengan kebutuhan seseorang dalam
membaca, jika ia telahmenjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan,
maka ia akan selalu melakukankegiatan tersebut secara terus menerus
dan berkesinambungan.
19. 19
c. Hubungan Kebiasaan Membaca dengan Kompetensi
PemahamanBacaan
Membaca merupakan suatu aktivitas yang memiliki banyak
manfaat.Selain untuk memperoleh informasi, manfaat dari membaca
yang palingberpengaruh lainnya yaitu bertambahnya wawasan dan
ilmu pengetahuan. Untukdapat meningkatkan kebiasaan membaca
bukanlah suatu pekerjaan yang mudah.Kebiasaan membaca erat
kaitannya dengan minat baca. Kalau minat baca sudahtumbuh dan
berkembang,dalam arti seseorang sudah suka membaca,makakebiasaan
membacapun sudah dengan sendirinya akan berkembang.
Kebiasaan membaca yang cukup tinggi dalam diri seseorang
akanberpengaruh dalam beberapa kemampuan berbahasa.Salah satu
kemampuanberbahasa yang akan berkembang yaitu kemampuan
pemahaman bacaan denganbaik. Yap (Darmiyati Zuchdi, 2008:25)
menyatakan jika“kemampuan membacaseseorangsangat ditentukan
oleh faktor kuantitasnya membaca”. Berdasarkandefinisi tersebut dapat
diartikan jika semakin sering orang membaca maka akanmemiliki
kemampuan memahami bacaan lebih baik.
Yap (DarmiyatiZuchdi, 2008:25) juga menambahkanjika 65%
darifaktor yang mempengaruhi kemampuan pemahaman bacaan
berasal dari lamanyawaktu yang digunakan dalam membaca.Dengan
kata lain, semakin seringseseorang membaca, semakin mudah dalam
memahani makna dari suatu bacaan.
20. 20
d. Pengukuran KebiasanMembaea
Djemari Mardapi (2008:2) menyatakanbahwa “pengukuran
padadasarnya merupakan kegiatan penentuan angka bagi suatu objek
secarasistematik”. Pengukuran dalam dunia pendidikan erat kaitannya
dengan tes. Halini dikarenakan salah satu cara yang sering
digunakanuntuk mengukur hasil yangtelah dicapai adalah dengan
menggunakan tes.Selain tes, nontes juga bisadigunakan untuk
mengukur suatu halyang dicapai. Ada beberapa teknik nontes yang
dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang peserta didik
ataupeserta tes, antara lain teknik kuesioner,pengamatan dan
wawancara.
Kuesioner (Questionnaire) atau angket merupakan
serangkaianpertanyaan tertulis mengenai masalah-masalahtertentu
yang bertujuan untukmendapatkan tanggapan dari peserta didik atau
pesertates tersebut. Angket dapatbersifat terbuka, tertutup, atau
gabungan keduanya. Angket dikatakan bersifatterbuka jika peserta
didik atau peserta tes, diberikan kebebasanuntuk menjawabsesuai
dengan keyakinannya. Angket dikatakanbersifat tertutupjika
jawabanyang harus dipilih sudah tersedia, sedangkan angket yang
bersifat gabunganjika dalam angket disediakan pilihan jawaban tetapi
sekaligus boleh mengisi jawabansendiri.
Pertanyaan atau pernyataan-pernyataan dalam kuesioner
dapatdikelompokkanke dalam dua macam, yaitu pertanyaan yang
21. 21
jawabannyaberbobot sama dan pertanyaanyang bobot jawabannya
tidak sama. Pertanyaanyang memiliki bobot sama merupakan
pertanyaan-pertanyaan yang bersifatumum, seperti identitas diri,
pekerjaan, alamat rumah, hobi, riwayat pendidikandan lain-lain.
Pertanyaan yang memiliki bobot tidak sama secara sengaja
dibuatdalam tingkatan-tingkatantertentu untuk
membedakannya.Pertanyaan yangmemiliki bobot tidak sama ini dapat
disebut dengan angket dengan skalabertingkat.
Pengamatan (observasi) merupakancara untuk mendapatkan
informasidengan cara mengamatiobjek secara cermat dan terencana.
Penilaian yangdilakukandenganteknik pengamatanadalah
penilaiandengancara melakukanpengamatanterhadap objek secara
langsung. Biasanya, kegiatan pengamatandisertaidengan pencatatan
terhadap sesuatu yang diamati.
Untuk menjaga kekonsistenan dan keobjektifan pengamatan,
sebaiknyapengamatan dilakukanoleh dua orang khususnyauntuk
pengamatan yang denganmemberikan skor. Pelaksanaan kegiatan
pengamatan dibandingkan dengankegiatan tes memerlukan waktu yang
relative lebih lama. Namun, kegiatanpengamatan sangat diperlukan
karena pengamatan akan memberikan informasiotentik yang tidak
diperoleh melalui kegiatan tes.
Wawancara (Interview) merupakan suatucara yang
dipergunakan untukmendapatkan informasidari responden dengan
22. 22
melakukantanya jawab sepihak.Wawancara dapat dibedakan menjadi
dua macam, yaitu wawancara secaraterpimpin dan wawancara bebas.
Dalam wawancara terpimpin, pihakpewawancara telah menyiapkan
sejumlah pertanyaan secara sistematis. Berbedahalnya dengan
wawancara bebas, responden diberi kebebasan untuk
menjawabberbagai pertanyaan sesuaidengan pendapatnya, tanpa
dibatasi oleh ketentuan-ketentuanyang dibuat oleh pewawancara.
Kebiasaann membaca merupakan suatu kecenderungan
tingkahlakuseseorang terhadap aktivitas membaca, sehingga teknik
penilaiannyamenggunakan teknik nontes dengan menggunakan
kuestioner atau angket. Dalampenilaian kebiasaan ini diperlukan skala
penilaian dengan menggunakan bentukskala Linkert.
3. Kosakata
a. Pengertian Kosakata
Omid Akbari (2008: 54) mendefinisikan "vocabulary as a
majorcomponent of language learning has been the object of
numererous studies each ofwhich has it' own contribution to
thefield”.Kosakata juga mempunyai perananyang penting dalam
kehidupan berbahasa seseorang. Kosakata berfungsi untukmembentuk
kalimat dan mengutarakan isi pikiran dan perasaandengan
sempurnabaik secara lisan maupun tulisan.Banyakpendapatyang
memberikanbatasanberbeda mengenaipengertiankosakata, tetapi pada
dasarnyasemua itu salingmelengkapi.
23. 23
Menurut Harimurti Kridalaksana
(2001:127)“Kosakatamerupakankomponen bahasayang memuat semua
informasitentang makna dan pemakaiankata dalam bahasa,
kosakatajuga merupakan kekayaan kata yang dimiliki
seorangpembicara, penulis atau suatu bahasa”.Kosakatamerupakan
suatu daftar katayang disusun seperti kamus, tetapi dengan
penjelasanyang singkat dan praktis.
Kosakata seseorangdidefinisikan sebagai himpunan semua
kata-kata yangdimengerti oleh orang tersebut atau semua kata yang
kemungkinanakandigunakan orang tersebut untuk menyusun kalimat
baru. Dari beberapa pendapatdiatas dapat diambil kesimpulanbahwa
kosakata merupakan perbendaharaankata atau komponenbahasa yang
memuat daftar kata-katabeserta batasannyayang penggunaannya
sesuaidengan makna dan fungsinya yang dimiliki olehsuatu bahasa.
b. Jenis-Jenis Kosakata
Di dalam suatu kalimatterdapatbeberapakata dan
kumpulankata-kataitulah yang disebut dengankosakata.Hal ini
disebabkankosakatamerupakan kumpulan dari kata yang disusun
secara alphabet dan dijelaskan sertadidefinisikan. Kata-kata tersebut
berupa Noun (kata benda), Verb (katakerja), Adjective (kata sifat),
Adverb (kata keterangan), Pronoun (kata ganti),Conjunction (kata
sambung), dan Interjection (kata seru).
24. 24
1) Noun
Noun merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu
kalimat. Bull(2008:298) menyatakan jikanoun umumnya
digunakan sebagai subjek ataupunobjek dan noun bisa
berupanamaseseorang, tempat,sesuatuhal atau ide, atausuatu
aktivitas, sebagai contoh :
- Alex is a student
Noun Noun
- Yogyakartais my town
Noun Noun
2) Verb
Bull (2008, 492) menyatakanverb merupakanbagian dari
kata yangmengekspresikan suatu aksi, kejadian atau
pernyataan.Verb merupakansalahsatu bagian terpentingdalam suatu
kalimat, hal ini disebabkansuatu kalimatharus memiliki verb, jika
tidak ada verb maka tidak bisa disebut sebagai suatukalimat Verb
biasanya digunakan sebagai predikat dalam suatu kalimat,
sebagaicontoh:
- Last night, They studied English
Verb
- She always comes late
Verb
3) Adjective
25. 25
Adjective merupakan kata yang digunakan untuk
menjelaskan noun ataupronoun. Eastwood(2008:230) menyatakan
adjective juga digunakan untukmenjelaskanmengenai ciri –
cirifisik, suatu opini atau dapat digunakan untukmengklasifikasikan
sesuatu,sebagai contoh :
- I amhandsome
Adjective
- This car is expensive
Adjective
4) Adverb
Adverb merupakan kata yang digunakan untuk memberi
keterangan ataumenjelaskanverb, adjective, ataupun bentuk adverb
yang lain. Eastwood (2008:240) menyatakan bahwa adverb juga
bisa digunakan untuk menjelaskanmengenai bagaimana, kapan atau
dimana sesuatu itu terjadi, sebagai contoh :
- Mr Budi works in post office
Adverb
- We will arrive in Jakarta at nine o'clock
Adverb
5) Pronoun
Bull (2008, 352) menyatakan bahwa pronoun merupakan
kata ganti yangmemiliki fungsi menggantikan kata benda, sebagai
contoh :
- They are very smart
Pronoun
- Thisbookis mine
26. 26
Pronoun
6) Conjunction
Bull (2008:90) menyatakan jika conjunction merupakan
suatu kata yangdigunakan untuk menghubungkansatu kata, frase
atau kalimat,sebagai contoh :
Alex and Budi are my classmate
Conjunction
7) Interjection
Bull (2008, 233) menyatakan interjection merupakansuatu
kata yang didalam suatu kalimatuntuk menunjukkan ekspresiatau
emosi yang muncul secaratiba-tiba, sebagai contoh :
- Wow!It’s wonderful scenery
- Horray! I am the winner
Interjection
Dalam pembelajaran kosakata, sangat erat kaitannya
dengan pembelajaranmengenai makna atau arti. Beberapa kata
dalam bahasa Inggris terkadangmemiliki lebih dari satu arti.
Kelompok kata yang berbeda namun memiliki artiyang sama
tersebut yang dikenal dengan synonym.Selain persamaan
arti,seseorang juga harus mengetahuilawan kata atau yang biasa
dikenal denganantonym. Tujuannya agar mampu menggunakan
kata yang sesuai dengan konteks suatu kalimat.
8) Synonym
27. 27
Bull (2008:450) menyatakan synomym merupakan
kelompok kata yangmemilikipersamaanarti dengan kata yang lain.
Synonymjuga bisa diartikansebagai suatu kata yang memilikibentuk
yang berbedanamun memiliki artipengertian yang sama atau mirip.
Synonym bisa disebut juga dengan atau padanankata, sebagai
contoh:
- Old =Ancient
- Young =New
9) Antonym
Bull (2008:16) menjelaskanantonym merupakan suatu kata
yangberlawanansatusamalain. Antonym disebutjuga
sebagailawankata, sebagaicontoh :
- Man =Woman
- Old =New
Dalam pembelajaran kosakata bahasa Inggris, siswa tidak
hanya dituntutuntuk memahami makna namun juga mampu
mengklasifikasikan kataberdasarkan jenis dan kedudukandalam
suatu kalimat. Hal ini erat kaitannyadengan penyusunan suatu
kalimat yang secara struktur dikatakan sebagai kalimatyang
benar.Hal inilah yang menyebabkanbetapa pentingnya
pembelajarankosakata diberikankepada siswa sejak dini.
c. Penguasaan Kosakata
28. 28
Siswa harus mengenal, menguasai, dan mengembangkan
kosakata.Penguasaan kosakata itu tidak hanya diperoleh melalui
pelajaran bahasa melainkanjuga melalui mata pelajaran lain. Siswa
dapat menguasai kosakatadengan baik karena telah melalui proses
pemerolehan kosakata. Penguasaankosakata yang terjadi pada
seseorang dilalui dari semenjak masihbayi sampaimasa dewasa. Pada
masa kanak-kanak, seseorang ingin mengetahui tentangsemua yang
dilihat, dirasakannya atau didengarnya setiap hari. Keraf
(1996:65)mengatakan bahwa peranan orang tua, sanak saudara, dan
kenalan dekat, sangatpenting artinya dalam perluasan kosakata dasar
bagi anak.
Pemerolehan kosakata pada masaremaja diperoleh melalui
prosesbelajar.Keraf (1996:65) mengungkapkanbahwa pada waktu
seseorang menginjakbangku sekolah, akan mengalami
prosespenguasaan bahasa dan kosakata melaluiproses yang sengaja
diadakan yakni prosesbelajar. Pemerolehan kosakata padamasa ini
dilakukan melalui pelajaran bahasamaupun pelajaran lainnya.
Padaseorang yang meningkat dewasa, proses penguasaan kosakata pun
terus berjalan.Proses perluasan dan penguasaankosakata pada masa
orang dewasaberjalanlebih intensif. Hal ini dikarenakan sebagai orang
yang dianggap matang dalammasyarakat, orang harus mengetahui
berbagai hal, bermacam-macam keahliandan keterampilan, dan harus
29. 29
pula berkomunikasi dengan anggota masyarakatnyamengenai semua
hal itu (Keraf, 1996: 66).
Proses penguasaankosakata asingyang pertama kali
dikuasaiadalah proses penguasaan kosakata baca. Ketika anak mulai
membaca, mereka mulaimemperoleh kosakata baca. Darmiyati Zuchdi
(2008: 34) menyatakan jika“anaksecara teratur mulai mempelajariarti
kata-katayang ada dalambacaan tetapibelum ada dalam kosakatayang
dimillikinya”.Selanjutnyaketika anak mulaibelajar melalui karangan,
mereka mulai memperolehkosakatatulis.
Penguasaan kosakatadapat dibedakan ke dalam penguasaan
yang aktifproduktifdan penguasaan yang pasif-reseptif (Soenardi
Djiwandono, 2008:126).Kosakata yang merupakan bagian dari
penguasaanaktif-produktif sering dikenalsebagai kosakataaktif.
Sebaliknya, kosakatayang merupakan bagian daripenguasaan pasif-
reseptif sering dikenal sebagai kosakata pasif.
d. Hubungan Penguasaan Kosakata dengan Kompetemi Pemahaman
Bacaan
Kosakata suatu bahasayang hidup atau yang masihdipakai
dalamkehidupan sehari-hari oleh sekelompok masyarakattidak ada
yang tetap.Kosakata akan terus berkembang mengikuti perkembangan
jaman. Penguasaankosakatayang cukup sangat dibutuhkan oleh
seseorang ketika merekaberkomunikasi.Namun, penguasaan kosakata
yang cukup juga berpengaruhketika seseorangmelakukan aktivitas
30. 30
membaca. Darmiyati Zuchdi (2008:29)menyatakan jika “hal
Utamayang minimal harus dimiliki agar dapatmemahamibacaan adalah
komprehensi arti kata-kata yang digunakanoleh
pengarang”.Richard(2002:267) juga menyatakan "reading has long
been seen as a major sourceof vocabulary growth”.
Berdasarkandefinisi-definisi tersebut dapatdisimpulkan jika
penguasaan kosakata seseorang akan berpengaruh terhadapkemampuan
memahami suatu bacaan.
Aktivitas membaca merupakan salah satu cara dalam
meningkatkanpenguasaan kosakata seseorang. Membaca merupakan
suatu aktivitasmenyimpulkandan mengartikankata. Dengan kata lain
salah satu faktorkeberhasilan seseorang dalam melakukan aktivitas
membaca yaitu denganpenguasaan kosakata yang cukup. Davis (Yin
Guo, 2008: 11) menyatakan bahwaberdasarkanbeberapa
penelitiandalam bahasa pertama (LI), terdapat banyakbukti yang
menyatakanbahwa jumlah pengetahuankosakata yang
banyakmempunyaiperanan dalam pemahamanbacaan.
Keberhasilan seseorang dalam melakukan aktivitas membaca
dapat dilihatdari kemampuan memahami bacaan dengan baik. Untuk
itu, jika seseoranginginmemiliki kemampuanpemahamanbacaan
dengan baik, perlu adanya usahapeningkatan perbendaharaan kosakata.
Schirmer (2010:11) menyatakan “comprehensionis dependentonthe
knowledge and skillof the reader alongseveral dimensions. One
31. 31
dimension is knowledge of topic, vocabulary, text structure, and
sentence structure”. Hal ini senada dengan apa yang dikemukakanoleh
Tankersley (2005:109) bahwa salah satu faktor mempengaruhi
pemahamanmembaca yaitu penguasaan kosakata yang cukup.
Hoover & Grough (Leung, 2011:423) menyatakanbahwa
“readingcomprehension is product of decoding and language
comprehension. Vocabulary is a primary component of language
comprehension”. Berdasarkan definisitersebut dapat diartikan jika
penguasaan kosakata menjadi salah satu halterpenting yang harus
dimiliki oleh seseorang dalam memahami suatu bacaan,terlebih bacaan
berbahasa Inggris.
e. Pengukuran Penguasaan Kosakata
Pengukuran penguasaan kosakata seseorang dapat dilakukan
denganmenggunakan tes kosakata. Soenardi Djiwandono (2008:126-
129) menjelaskantes kosakata adalah tes tentang penguasaanarti
kosakata yang dapat dibedakanmenjadi penguasaanyang bersifat pasif-
reseptifdan penguasaanyang bersifataktif-produktif.
1) Penguasaan pasif-reseptif
Penguasaankosakata jenis ini merupakan pemahaman arti
kata tanpadisertai kemampuan untuk menggunakan atas prakarsa
sendiri atau hanyamengetahui arti sebuah kata ketika digunakan
orang lain atau disediakan untuksekedar dipilih. Indikator
32. 32
adanyapenguasaaan pasif-reseptif terhadap kosakataditunjukkan
dalam bentuk kemampuan untuk:
a) Menunjukkan benda atau memperagakan sikap, tingkah laku
dan lain-lainyang dimaksudkan oleh kata tertentu;
b) Memilih kata sesuai dengan makna yang diberikan dari
sejumlah katayangdisediakan;
c) Memilih kata yang memilikiarti yang samaatau mirip
dengansuatukata (sinonim); dan
d) Memilih kata yang memiliki arti yang berlawanan dengan suatu
kata (antonym).
2) Penguasaan aktif-produktif
Penguasaan kosakata jenis ini tidak sekedar berupa
pemahaman seseorangterhadap arti kata yang didengar atau dibaca
melainkan secara nyata dan atas prakarsa serta penguasaannya
sendiri mampu menggunakan dalam wacana untukmengungkapkan
pikirannya. Indikator adanya penguasaan aktif-produktifterhadap
kosakata ditunjukkan dalam bentuk kemampuan untuk:
a) Menyebutkan kata sesuai dengan makna yang diminta;
b) Menyebutkan kata lain yang artinyasama atau mirip (sinonim)
dengansuatukata;
c) Menyebutkan kata lain yang artinya berlawanan (antonym);
dan
33. 33
d) Menjelaskan artikata dengan kata-kata dan menggunakannya
dalamsuatu kalimat yang cocok.
Dalam menentukan bentuk tes, perlu diperhatikan juga dua
jenispenguasaanyang berbedatersebut. Dalam hal ini bagi
penguasaan pasif-reseptifjenis tes objektif lebihsesuai, sedangkan
untuk penguasaan aktif-produktifseharusnya dibatasi pada bentuk
tes subjektif.
4. PemahamanBacaan
a. Pengertian Pemahaman Bacaan
Schirmer (2010: 11) meyatakan “reading comprehension
involvesunderstandingwhat the author has written”. Darmiyati Zuchdi
(2008: 22)menyatakan jika pemahaman membaca merupakan
pemerolehan makna dari unit-unittertulis yang lebih luas dari kata.
Pengertian ini menggambarkan jikamemahami bacaan merupakan
salah satu fakta yang harus dimiliki olehseseorangketika dia membaca.
Karim (2007:198) menyatakan bahwa “reading comprehension
is a verycomplexprocess and in order to grasp how readers make sense
of writtensymbols”.Berdasarkandefinisi tersebut dapat diartikan bahwa
dalam melakukanaktivitas pemahaman terhadap suatu bacaan
dibutuhkan beberapa aspek-aspekyang mempengaruhinya.Johnson dan
Pearson (DarmiyatiZuchdi, 2008:23)menyatakan bahwa “faktor-faktor
yang mempengaruhi komprehensipemahaman bacaan dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu yang ada dalamdiri dan yang di luar
34. 34
pembaca”. Lebih lanjut Margana (2002:32) jugamenyatakan bahwa
“banyak faktor ikut menentukan keberhasilankemampuanmemahami
teks-teks bahasa Inggris. Faktor tersebut dapat berupa
penguasaankosakata, struktur/gramatika, motivasi, minat,
kebiasaanmembaca,strategibelajar, keterampilan membaca, dan
sebagainya”.
Pemahaman dapat diperoleh dengan baik jika pembaca
menggunakansemua faktor yang ada secara tepat. Selain itu Brown
(2004:188-189)jugamenyatakan beberapa strategi yang dapat
digunakandalam pemahamanbacaan.
1) Identify your purpose in reading a text.
2) Apply spelling rules and conversation for bottom-up decoding.
3) Use leXcal analysis (prefixes, roots, suffixes, etc) to
determinemeaning.
4) Gues at meallillg (of wordidiom. etc) whell you aren't certain.
5) Skim the text for the gist and for main ideas.
6) Scan the textfor specific information (names, dates, keywords).
7) Use silent reading technique for rapid processing.
8) Use marginal notes, outlines, charts, or semantic maps
forunderstandingandretaining information.
9) Distinguishbetweenliteral and impliedmeanings
10) Capitalize on discoursemarkers to processrelationship.
Kemampuan seseorang dalam memahami bacaan sangat
berhubungandengan kemampuan menemukan informasi yang secara
jelas diungkapkan(tersurat), dan informasi yang terungkap secara
samar dan tidak langsung(tersirat)darisuatu teks bacaan.
b. TingkatPemahaman Bacaan
35. 35
Tingkat pemahamanbacaan dapat diklasifikasikanke dalam
beberapaaspek. Berdasarkan taksonomiBarret, tingkat pemahaman
bacaan diklasifikasikanmenjadi lima aspek yang meliputi:
1) Literal Comprehension
“Literal comprehension focuses on ideas and information which
areexplicitlystated in the selectionn. Tujuan dalam pemahaman
harfiah adalah mengingatkembali fakta atau serangkaiankejadian di
dalam bacaan, menentukan kalimatutama dan letak kalimatutama
dalamparagraph.
2) Reorganization.
“Reorganization requires the student to analyze, synthesize, and /
or organizeideas or information explicitly stated in the selection”.
Hasil pemikiran yangdiinginkan pada tahap ini adalah menuntut
siswauntuk memparafrasekanataumenerjemahkan informasi
dalambacaan serta mampu menemukan tema.
3) Inferential Comprehension
“Inferentialcomprehension is demonstrated by the student when he
or sheuses the ideas and information explicitly stated in the
selection, his or herintuition, and his or her personal experience as
a basisfor conjectures andhypotheses”. Pada komprehensi ini
siswa dituntut untuk biasa melakukanpenafsiran terhadap bacaan.
4) Evaluation
36. 36
“In esence evaluationdeals with judgment and focuses on qualities
ofaccuracy, acceptability, desirability, worth, or probability of
occurrence”..
Penilaian diberlakukan pada benar atau tidaknya bahasa yang
digunakan, kesimpulan menulis dan informasi yang disampaikan
disesuaikan dengan fakta. Selain itu, perlu diberlakukan juga pada
lengkap tidaknya informasi yang diberikan oleh penulis.
5) Appreciation
“Appreciation illvolvea all the previously cited cognitive
dimensions ofreading, for it deals with the psychological and
aesthetic impact of the selection on the reader”. Apresiasi
menghendaki pembaca peka terhadap suatukarya secara emosional
dan estetis. Apresiasi mencakup respon emosionalterhadapbacaan,
misal mampu menghargai gagasanpenulis atau manfaat yangdapat
dipetik dari bacaan.
c. PengukuranPemahamanBacaan
Kompetensipemahaman bacaan dapat diukur dengan berbagai
macamcara. Setiap cara yang digunakan dalam pengukuran
pemahamanbacaan memilikikelebihan dan kekurangannya.Hal ini
disebabkan suatu cara tertentu yangdigunakanmungkin hanya untuk
mengukur salah satu aspek dari membaca.
37. 37
Soenardi Djiwandono (2008:116) menyatakan bahwa
pengukuranmemahami bacaan pada dasarnyameliputi rincian
kemampuan yang terdiri atas kemampuan untuk:
a) Memahami arti kata-kata sesuaipenggunaan dalam wacana.
b) Mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-
bagiannya.
c) Mengenali pokok-pokok pikiran yang terungkapkan.
d) Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya
secaraeksplisit terdapatdi wacana.
e) Mampu menjawab pertanyaan-pertanyaanyang jawabannya
terdapatdalamwacanameskipun diungkapkandengankata-
katayangberbeda.
f) Mampumenarikinferensitentangisi wacana.
g) Mampu mengenalidan memahamikata-kata dan ungkapan-
ungkapanuntukmemahaminuansasastra.
h) Mampu mengenalidan memahamimaksud dan pesan penulis
sebagaibagiandaripemahamantentangpenulis.
Farr (Zainal 2010:45-47) menyatakan terdapat beberapa cara
yang biasadigunakan dalam pengukuran pemahaman bacaan. Cara-cara
tersebut antaralain:(1) tes pilihan ganda, (2) cloze test, (3)membaca
keras, dan (4)mengingat.
Tes pilihan ganda merupakan “tes objektif yang masing-
masing butirtesnyamemiliki lebihdari dua pilihan jawaban” (Soenardi
Djiwandono, 2008:41). Tes pilihan ganda merupakancara yang paling
mendominasiatau yang sering digunakan dalam pengukuran
memahami bacaan.Dalam tes pilihan gandatersebut, seseorang
dihadapkan pada sejumlah teks dan diikuti dengan beberapapertanyaan
yang bersumber dari teks tersebut.
38. 38
Tes pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan yang meliputi
(1) peluanguntuk jawaban benar dengan sekedar menebak
dibandingkan tes benar salah, (2)cakupan materi tes yang lebih luas,
(3) cara menjawab yang sederhana, (4)pemeriksaanjawaban yang
lebihsederhana, (5) analisis yang lebih mudahdilakukan terhadap
masing-masingbutir tes maupun tes secara keseluruhankarena sekadar
didasarkanatas jumlah atau presentasi
termasukpenghitunganreliabilitas tes. Tes pilihan ganda juga memiliki
beberapa kekurangan,salahsatunya yang paling menonjol yaitu
tersedianya peluang yang terbuka lebar bagijawaban peserta tes yang
semata-mata didasarkan atas tebakan. Jawabanberdasarkan
tebakanmemberi peluangluas untuk
menjawabtanpaberfikirtanpamencerminkan pemahamantema
terhadapmasalahdan persoalansepertidirumuskandalam pernyataan
pokok (Soenardi Djiwandono, 2008: 42-44).
Untuk cara yang kedua yaitu cloze test (Soenardi Djiwandono,
2008: 139)menyatakan jika “cloze test merupakan jenis tes bahasayang
sasarannyatidaksecara khusus dikaitkan dengan salah satu kemampuan
bahasaatau unsur bahasatertentu”. Nation (2009:84) menyatakan “the
cloze textmakes the learner usethe information available in the
passage to predict what the missingparts are”.Pada awalnya cloze test
digunakan untuk mengukur keterbacaan suatu teks. Tesini kemudian
digunakan untuk mengukurkemampuan membaca. Dalam cloze testini
39. 39
pembaca diminta untuk melengkapi kata-kata yang dihilangkan dalam
suatubacaan. Dengan demikian, ketika pembaca melakukan tes ini
maka harusmenggunakan kemampuan penguasaan kosakata dan
berusaha untukmencocokkan atau menyesuaikan pemilihan kata agar
sesuai denganmaksuddaribacaan tersebut.
Kelebihan dari cloze test ini adalah mudah untuk
dibuat.Namun, tes inijuga mempunyai kekurangan, salah satunya yaitu
keakuratan dalam penilaianterhadap keterampilan berbahasatertentu
atau keterampilan berbahasasecaraumum.
Cara yang ketiga yaitu membaca keras.Nation (2009:79)
menyatakanbahwa “reading aloud can be used to check the
learner’sskill at wordrecognition”. Selain itu, membaca keras juga
membantu guru atau pengajardalam menilai siswa apakah
memperhatikanunsur-unsurdalam bahasa ataupunstruktur bahasa yang
digunakan. Dengan menggunakan cara ini, guru ataupengajar juga
melatih siswa dalam berbicara. Namun, tes dengan membaca keras
sudahjarang digunakan dalam pengukuran memahamibacaan. Hal ini
disebabkantes membaca keras lebih mengacu pada kemampuan
seseorang dalam berbicarabukan pada aspekpemahaman suatu bacaan.
Mengingat merupakan cara keempat yang bisa digunakan
dalampengukuranmemahamibacaan.Hal ini dilandasipada suatu
keyakinanbahwaorang akan mengingat sesuatujika mereka
memahaminya. Seseorang yangmembaca dan memahami suatu teks
40. 40
diasumsikandapat mengingat isi teks yangdibacanya. Namun, cara ini
juga memiliki kelemahan salah satunya yaitu adanyasuatu asumsiakan
adanya suatu kenyataan orang dapat mengingat sesuatutapitidak
mengerti maknanya.
Dalam melakukan penilaian ataupun pengukuran terhadap
kemampuanmemahami bacaan harus dapat memberikanpenilaian yang
otentik. Penilaian ataupengukuran harus menunjukkan tingkat
pemahaman bacaan siswa denganmemberikantes.
Guru atau pengajar sering menggunakan pertanyaan
pemahaman untukmenguji atau mengukur apakah siswa memahami
bacaan yang mereka baca. Agardapat menguji atau mengukur
pemahaman dengan tepat, pertanyaan yangdiberikan haruslah selaras
dengan tujuan membaca. Jika tujuan untuk mencariinformasiyang
spesiftk, pertanyaan yang diberikan hendaknya memfokuskanpada
informasi tersebut. Jika tujuannya untuk memahami pendapat
danargumentasi yang mendukung,pertanyaan hendaknya
menanyakanhal tersebut.
B. Kajian Penelitianyang Relevan
Beberapa basil penelitian terdahulu yang relevan untuk dijadikan
acuanoleh peneliti adalah sebagai berikut.
1. M. Zainal Ariefin (2010), Pengaruh Penguasaan kosakata,Sintaksis,
danMinat Baca Terhadap Kemampuan Memahami Bacaan Teks
41. 41
BerbahasaInggris. Penelitian ini mencari pengaruh penguasaan kosakata,
sintaksis,dan minat baca terhadap kemampuan memahami bacaan teks
berbahasaInggris,yang diperoleh kesimpulanbahwa terdapat pengaruh
penguasaan kosakata, sintaksis, dan minat baca terhadap
kemampuanmemahamibacaan teks berbahasaInggris.
2. FirmansyahWahyudi (2003) meneliti tentang kemampuan
siswadalammembaca teks bacaan bahasa Inggris di SLTP Negeri se-
KabupatenTabalong Propinsi Kalimantan Selatan. Hasil penelitian ini
menunjukkanbahwa kemampuan siswa dalam membacateks bacaan bahasa
Inggris diSLTP Negeri se-Kabupaten Tabalong masih dalam kategori
sedang danjika dipandang dari sudut kuantitas belajar dianggap masih
perluditingkatkan.
C. Kerangka Pikir
Membaca merupakan salah satu faktor penting dalam
pembelajaranbahasa. Membaca merupakan suatu proses pemberian makna
dari bahasa tulis.Membacabukan hanya sekedarmemberikanmakna pada
bahasa tulis, namunmembacajuga menuntut pembaca untuk mampu
memahami serta menganalisis isidari suatu bacaan atau teks. Bisa diartikan
jika aktivitas membaca merupakansuatu aktivitas yang kompleks dan
membutuhkanwaktu yang tidak singkatkarena diperlukanpemahaman terhadap
isi dari suatu bacaan.
42. 42
Aktivitas membaca sangat erat kaitannya dengan proses
pemahamanbacaan. Salah satu tujuan utama dari membacayaitu dapat
memahamidenganbaik isi dari suatu bacaan. Untuk dapat memahamisuatu
bacaan denganbaik,dibutuhkan beberapa faktor yang dapat mendukung
keberhasilantersebut. Faktortersebut bisa berasal dari dalam diri seseorang
atau bisa juga berasal dari luar.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, membaca dinilai sebagai suatu
halyang sulit bagi sebagian siswa. Kurangnyaperbendaharaankosakata
didugasebagai salah satu faktor penyebabnya. Kurang antusiasnya siswa
untukmenghafalkosakata bahasa Inggris diduga sebagai salah satu faktor
utamapenyebab rendahnya perbendaharaan kosakata. Selain itu pembelajaran
kosakatadi sekolahjuga dirasa kurang menarik bagi siswa, sehingga
menyebabkan siswamenjadi malas untuk menghafal kosakata bahasa Inggris.
Perbendaharaankosakata siswadapat
ditingkatkandenganberbagaicarasalah satunya dengan meningkatkan kuantitas
atau kebiasaan membaca bacaanberbahasaInggris. Semakin seringnya siswa
membaca bacaan berbahasa Inggris diduga akan mampu untuk meningkatkan
perbendaharaan kosakatabahasaInggris yang mampu dihafalkan oleh siswa.
Namun dewasa ini, kebiasaanmembaca bacaan berbahasa Inggris merupakan
salah satu aktivitas yangmengalami penurunan. Beberapa faktor penyebab
menurunnya kebiasaanmembaca siswa yaitu kurangnya kesadaran terhadap
pentingnya membaca,kurang menariknyatema cerita atau kurangnya media
bacaan yang tersedia.
43. 43
Kebiasaan membaca dan penguasaankosakata bagi siswasangat
berperandalam proses pemahamanbacaan berbahasa Inggris. Namun seberapa
besarpengaruh dari kebiasaan membaca dan penguasaankosakata terhadap
kompetensipemahaman bacaan berbahasa Inggris masih perlu dikaji secara
lebih mendalam.
Selain itu juga perlu adanyasuatu pengkajianyang lebih
mendalammengenaifaktor mana yang paling berpengaruh kaitannya dengan
kompetensi pemahamanbacaan berbahasa Inggris.
D. Hipotesis
Dengan memperhatikan latar belakang masalah dan kajian teori
yangdipaparkan, maka dapat dikemukakanhipotesis penelitian sebagai berikut:
1) Terdapat pengaruh kebiasaanmembaca dan penguasaan kosakataterhadap
kompetensi pemahaman bacaan berbahasa Inggrissiswa kelas X SMK
Kesehatan Bhakti Kencana Subang.
2) Terdapat pengaruh kebiasaan membaca terhadap kompetensipemahaman
bacaan berbahasa Inggris siswa siswa kelas X SMK Kesehatan Bhakti
Kencana Subang.
3) Terdapat pengaruh penguasaan kosakataterhadap kompetensipemahaman
bacaan berbahasa Inggris siswa kelas X SMK Kesehatan Bhakti Kencana
Subang.
44. 44
4) Mana yang lebih berpengaruhdiantara kebiasaan membaca danpenguasaan
kosakata terhadap kompetensi pemahaman bacaanberbahasa Inggris siswa
kelas X SMK Kesehatan Bhakti Kencana Subang.