SlideShare a Scribd company logo
1 of 26
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1.Latar Belakang Masalah 
Pengembanagan kemampuan berbahasa merupakan salah satu kunci keberhasilan 
peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki dunia informasi. Mengingat 
alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran bahasa indoneesia di sekolah dasar 
dalam kurikulum 1994, yaitu ( Kelas I, kelas II, Kelas III ), sepuluh jam perminggu, 
sedangkan untuk kelas IV, V ,VI delapan jam perminggu ( Depdikbud, 1994 ). 
Apabila melihat kurikulum sekolah dasar 1994, khususnya mata pelajaran bahasa 
indonesia akan ditemukan beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut terutama tampak 
pada penggunaan pendekatan komunikatif anintegrativedalam pembelajaran bahasa 
Indonesia. 
Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan materi 
pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu :,keterpaduan antara materi bahasa 
dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan 
materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan 
komunikatif yang menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar 
atau sarana, alokasi waktu dan evaluasi yang tidak ditemukan dalam garis-garis besar 
program pembelajaran ( GBPP ) akan memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun 
program pembelajaran. Hal ini di dukung oleh keterampilan berbahasa. 
Karakteristik lain kurikulum 1994, mata pelajaran bahasa Indonesia juga tampak pada 
tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu : 
1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa 
Indonesia secara baik dan benar. 
2. Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil berbahasa ( siswa 
belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu pengetahuan. 
3. Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya ( Sukarman, 1997 :78). 
Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia 1994 mengandung komponen terpadu yaitu : 
Kebahasaan ( lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa kata, paragraph dan wacana), 
pemahaman ( menyimak, membaca dan penggunaan bahasa berbicara dan menulis). 
Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal siswa hanya 
mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat siswa senang mengikuti 
pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh dan tidak ada minat belajar. 
Muchlisoh, dkk ( 1998:5 ) mengutip pendapat psikolg, siswa yang hanya belajar dengan 
mendengarkan informasi dari guru “ Tidak “ dapat menyerap dan memahami pengetahuan
dengan sepenuhnya. Siswa perlu belajar bagaimana menemukan informasi dengan berbagai 
cara. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang 
yang “ serba tahu “ di dalam kelas. 
Sejalan dengan teori belajar bermakna Ausubel ( 1963) dikemukakan bahwa 
kebermaknaan belajar di tandai oleh munculnya dua kriteria, yaitu (1) Terjadinya hubungan 
Substantif aspek-aspek konsep informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan 
yang terdapat di dalam bentuk hubungan-hubungan bersifat derivative, elaborative, korelatif, 
maupun yang bersifat kualitatif atau representasional, (2) hasil belajar yang diperoleh bersifat 
tahan lama “ Actual “ eksperimental berbasis paa pengalaman pribadi dan minat. 
Waktu belajar siswa yang selama ini digunakan guru untuk ceramah, hendaknya 
dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif, kreaitf. Untuk itu guru harus 
mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, merangsang, menantang dan 
menyenangkan, melalui cara belajar yang bermakna dan bervariasi agar siswa gemar belajar. 
Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana 
mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu 
dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya 
dari pada mendengarkan informasi. 
Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan 
paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa 
merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu 
pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata 
pelajaran lainnya. 
Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu siswa untuk 
aktif belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri untuk belajar ( membaca) 
dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan 
melalui kritik diri ( refleksi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk 
menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan 
dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya 
sendiri. 
Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan 
jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, 
pengetahuan, membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat 
membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan 
negaranya. (Supriadi, dkk, 1995).
Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca, 
diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan membaca siswa hendaknya 
diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa dalam membaca, sehingga dapat mengubah 
“ Learning to read “ secara berangsur-angsur menjadi “ reading to learn”. Sehingga siswa 
kelas I mampu dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk ( 1992). 
Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat menurun( rendah ), 
yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah ( 
Hasil belajar siswa rendah ). 
Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang berjudul 
“Meningkatkan Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca 
Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang 
Pada semester II Tahun Pelajaran 2006/2007 “ 
Dengan maksud setelah selesai melakukan penelitian, indakan kelas ini, melalui refleksi 
diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil dalam berbahasa Indonesia sehingga 
prestasinya meningkat. 
1.2.Rumusan Masalah 
Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini rumusan 
masalahnya sebagai berikut : 
1. Apakah dengan menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa 
Indonesia? 
2. Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia dapat 
meningkat ? 
Alokasi waktu penelitian ini selama satu semester, tepatnya semester II tahun Pelajaran 
2006/2007 dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar dengan pokok bahasan 
“Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca 
Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang 
Pada semester II Tahun Pelajaran 2006/2007 “ 
1.3.Tujuan Penelitian 
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut : 
1. Untuk mengetahui bahwa dengan menimbulkan “ minat membaca”, dapat meningkatkan 
keterampilan berbahasa Indonesia. 
2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa 
Indonesia siswa meningkat.
1.4.Hipotesis Penelitian 
Menumbuhkan minat membacasiswa agar dapat meningkatkan berbahasa Indonesia. 
1.5.Kegunaan Penelitian 
Penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi siswa, guru,kepala sekolah dan pejabat di 
lingkungan Dinas P dan K sebagai berikut : 
1. Berguna bagi siswa setelah mengetahui kekurangan dan kelemahannya, minat membaca akan 
terus ditingkatkan sehingga prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia siswa dapat 
meningkat. 
2. Bagi guru, temuan yang diperoleh dapat bermanfaat sebagai bahan balikan refleksi diri agar 
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui menumbuhkan minat membaca dengan 
cara yang tepat sehingga keterampil berbahasa Indonesia siswa meningkat. 
3. Bagi Kepala Sekolah, bermanfaat sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan bagi guru-guru 
dalam mengambil langkah-langkah menumbuhkan minat membaca agar prestasi siswa 
meningkat secara optimal. 
4. Bagi pejabat di lingkungan Dinas P dan K bermanfaat sebagai bahan balikan dalam 
memberikan pembinaan kepada bawahannya agar keterampil berbahasa dan prestasi belajar 
siswa meningkat. 
1.6.Asumsi Penelitian 
Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dengan disadari sebagai berikut : 
1. Minat membaca siswa kelas I Sekolah Dasar dapat diukur dengan menggunakan alat 
pengumpul data pengamatan langsung ( observasi) atau observasi buku raport. 
2. Prestasi belajar keterampilan bahasa Indonesia siswa , sebagaimana dalam buku raport 
merupakan evaluasi yang memenuhi karakteristik valid dan variable, sehingga dapat 
digunakan sebagai bahan analisis. 
1.7.Ruang Lingkup penelitian 
Ruang lingkup penelitian tindakan Kelas ini dibatasi sebagai berikut : 
Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca 
Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang 
Pada Semester II Tahun Pelajaran 2006/2007. 
1.8 Definisi Operasional
Dengan berdasarkan perasalahan atau pernyataan penelitian diatas beberapa istilah 
yang digunakan dijabarkan operasionalnya demi kejelasan, serta menghindari salah 
penafsiran, salah pengertian dalam mengimplementasikan masalah penelitian. 
1. Menumbuhkan Minat Membaca 
Menumbuhkan adalah mengupayakan suatu perubahan dari pada yang ada pada diri siswa 
yang terkait dengan minat ditingkatkan agar motivasi intrinsiknya meningkat. 
2. Yang dimaksud “ minat “ adalah kesediaan jiwa yang aktif untuk menerima pengaruh dari 
dunia luar dirinya. Minat yang bersifat tetap merupakan motivasi intrins ik. 
3. Yang dimaksud membaca adalah membaca lanjutan. 
4. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. 
Adalah usaha-usaha untuk meningkatkan prestasi belajar secara proporsional antara guru, 
siswa dan lingkungan satu sama lain yang saling terkait. 
Guru harus mengenal dengan mengadakan observasi atau melihat raport siswa. Mengetahui 
kondisi siswa seutuhnya sangat perlu untuk mengetahui strategi pembelajaran seperti “ 
falsafah pisau” semakinsering diasah semakin tajam. Kondisi siswa yang bervariasi perlu 
mendapatkan perhatian khusus dari guru. Guru harus mampu mengupayakan kedisiplinan dan 
ketertiban. Kedisiplinan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, khususnya kedisplinan 
soal waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur, bertanggung jawab, baik di sekolah 
maupun di rumah. Guru harus bias menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, 
mengadakan evaluasi secara konsisten dengan alat evaluasi yang valid sehingga prestasi 
keterampilan berbahasa Indonesia siswa meningkat. 
5. Penelitian Tindakan 
Yang dimaksud penelitian tindakan adalah penelitian yang dipusatkan pada analisis refleksi 
terhadap apa yang secara actual terjadi di dalam kelas. 
Dalam hal ini adalah proses (aktivitas guru, aktivitas siswa dan interaksi siswa-siswi, guru-siswa) 
dan bahan tugas pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia ( menyimak, 
berbicara, membaca dan menulis hal ini satu sama lain yang saling terkait) selama 
pembelajaran berlangsung. 
BAB II 
KAJIAN PUSTAKA 
2.1.Pegertian Minat
Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari dunia luar diri 
siswa. Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsic. Menurut Marsel ada sepuluh 
macam minat sebagai berikut : 
1. Minat Jasmaniah, adalah suka akan pekerjaan yang memerlukan tenaga jasmani. 
2. Minat Mekanik, adalah suka memperbaiki dan merancang hal-hal yang berkaitan dengan 
mesin. 
3. Minat sosial, adalah suka akan aktivitas kelompok. 
4. Minat Domestik, adalah suka menyelenggarakan pekerjaan rumah tangga. 
5. Minat Matematis, adalah suka bekerjaan dengan angka-angka. 
6. Minat Ilmiah, adalah suka mempelajari gejala-gejala alamiah. 
7. Minat Belajar, adalah suka menyelidiki sesuatu itu secara mendalam untuk mengetahui suatu 
obyek. 
8. Minat Eksperimentasi, adalah suka mencoba sesuatu dan memastikan hasil percobaan. 
9. Minat terhadap anak-anak, adalah suka bermain-main dengan anak-anak. 
10. Minat terhadap Kepemimpinan, adalah lebih suka memimpin dari pada dipimpin. 
Sesuai dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak sangat berpengaruh 
besar terhadap proses belajar mengajar, khususnya proses belajar membaca, karena dalam 
diri anak sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan kemampuan diri. 
Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban menumbuhkan minat membaca pada siswa 
melalui “ motivasi ekstrensik”( pengaruh dari luar siswa ). Meningkatkan motivasi ektresnsik 
membaca lanjutan di kelas I agar tumbuh minat membaca sekaligus belajar yang mengacu 
pada langkah- langkah awal rencana refleksi dan siklus yang telah direncanakan. 
2.2. Membaca 
2.2.1. Pengertian Membaca 
Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif represif. 
Suatu kegiatan aktif represif membaca dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan 
berbagai komponen, antara lain : 
1. Pengetahuan Kebahasaan 
2. Pengetahuan Keduniaan 
3. Aspek Afektif 
4. Kemampuan Penginderaan 
Keterlibatan berbagai komponen tersebut mengakibatkan pengajaran membca harus 
dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan kondisi komponen tersebut. 
Pengajaran membaca dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di berbagai lembaga
pendidikan formal tentang kegitan membaca. Pengajaran mempunyai karakteristik yang 
berbeda-beda, yakni: (1) Setiap jenjang pendidikan, (2) Keadaan/lokasi penyelenggaraan 
pendidikan, (3) Kondisi sosial ekonomi pelaku pendidikan. 
Meskipun demikian tujuan dan sasaran akhir dari pengajaran membaca adalah sama. Seperti 
dikemukakan Anderson (dalam tarigan, 1984 : 7) bahwa membaca dari segi linguistic 
merupakan proses dari penyandian kembali dan pembacaan sandi. Tarigan (1987 : 7) 
mengemukakan bahwa membaca suatu proses pengambilan atas ide pengarang melalui kata-kata 
atau bahasa tulis. Ada beberapa pandangan ahli tentang pengertian membaca : 
1) Membaca merupakan pengembangan keterampilan mulai dari keterampilan memahami kata-kata 
kalimat, paragraph dalam bacaan sampai dengan mmahami secara kritis dan evaluasi 
terhadap keseluruhan isi bacaan. 
2) Membaca merupakan kegiattan visual berupa serangkaian kegiatan gerakan mata dalam 
mengikuti baris-baris tulis pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata melihat ulang 
kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman. 
3) Membaca merupakan kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan 
memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman 
yang dimiliki. 
4) Membaca merupakan suatu pengolahan informasi yang dilaksanakan pembaca dengan 
menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dimiliki 
sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. 
5) Membaca merupakan proses menghubungkan tulisan dengan bunyi sesuai dengan system 
tulisan yang digunakan. 
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 
1) Membaca merupakan proses mekanik berupa mengkoordinasi kembali rangkaian bunyi 
bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata dan kalimat yang bermakna. 
2) Proses psikologis berupa kegiatan dalam mengolah informasi. 
3) Kegiatan mencari dan menemukan informasi dalam bacaan. 
4) Mengidentifikasi, menguraikan dan menetukan makna bacaan dan aktivitas yang melibatkan 
pengetahuan, pengalaman dan sikap. 
2.2.2. Tujuan Membaca 
Dalam (kurikulum 1994 : 4) dikatakan tujuan membaca di sekolah dasar sebagai 
berikut : 
1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan melaksanakan cara 
membaca dan menulis dengan baik dan benar.
2) Melatih dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil mengubah huruf menjadi 
suara. 
3) Melatih dan mengembangkan kemampuan menyuarakan huruf dalam kata menjadi suara 
yang di dengarnya. 
4) Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata isi bacaan yang dibaca atau di tulis 
5) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami, menuliskan, 
menggunakan, menikmati dan menghargai keindahan cerita bahawa Indonesia sederhana. 
Pendapat lain yang mengemukakan tujuan membaca menurut Walpes ( dalam Nurhadi, 1987 
: 136 ) menggolongkan membaca menjadi lima, yaitu sebagai berikut : 
1) Membaca untuk memperoleh sesuatu yang praktis. 
2) Membaca untuk mendapat rasa lebih dibanding orang lain. 
3) Membaca untuk memperkuat nilai- nilai dan keyakinan. 
4) Membaca untuk mengganti pengalaman yang sudah usang. 
5) Membaca untuk menghindarkan dari kesulitan. 
2.2.3.Aspek Keterampilan Membaca 
Aspek keterampilan membaca menurut Nurhadi ( 1987 : 12-14) adalah sebagai berikut : 
1) Keterampilan mengenal kata-kata. 
2) Tanda baca 
3) Makna tersurat 
4) Membaca kritis 
5) Membaca kreatif 
Sedangkan menurut Broughton ( dalam tarigan 1987 : 11-12), aspek keterampilan membaca 
sebagai berikut : 
1) Membaca merupakan keterampilan yang bersifat mekanik mencakup pengenalan ejaan dan 
bunyi. 
2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup pengertian sederhana, makna evaluasi 
dan kecepatan membaca fleksibel. 
2.2.4 Jenis-Jenis Membaca 
Dalam pengajaran bahasa ada dua jenis membaca yaitu membaca permulaan dan 
membaca lanjutan. 
Jenis-jenis membaca lanjutan menurut Supriyadi, dkk, ( 1995 : 185 ) adalah sebagai berikut : 
1. Membaca dalam hati.
Tujuan membaca dalam hati adalah agar siswa memahami isi bacaan. Bahan bacaan yang 
digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap, dapat pula ditambah buku-buku lain 
mempertimbangkan keluasan dan ke dalam materi. Untuk mengembangkan kemampuan 
siswa memahami bacaan Smith dab Baret mengemukakan “ suatu taksonomi yang dapat 
dipakai guru sebagai pedoman dalam menyusun pertanyaan yang dapat mengembangkan 
kemampuan siswa memahami bacaan “. Taksonomi itu terdiri dari empat kategori yaitu : 
a. Pemahaman Harfiah 
Membimbing siswa untuk menemukan informasi yang secara jelas diungkapkan dalam 
bacaan. 
b. Pemahaman Inferensial 
Ditujukan oleh siswa bila dapat menarik kesimpulan dari fakta-fakta tertulis atau hal-hal yang 
diketahui dari bacaan. 
c. Pemahaman Evaluasi 
Apabila siswa menunjukkan pikiran evaluative dengan membandingkan buah pikiran yang 
disajikan wacana dengan kriteria yang ada dalam dirinya atau kriteria sumber lain. 
d. Pemahaman Apresiasi 
Pemahaman apresiasi berhubungan dengan psikologis dan etetis siswa. Selain itu juga 
membimbing siswa mengenal teknik-teknik, bentuk gaya dan struktur kata. 
2. Membaca Bahasa 
Tujuan mebaca bahasa adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang kebahasaan 
Indonesia yang diperoleh dari membaca. 
3. Membaca Teknik 
Membaca teknik bertujuan agar siswa memiliki keterampilan mengubah lambing tulisan 
menjadi ucapan yang dapat dipahami baik oleh diri sendiri atau orang lain yang 
mendengarkan(Muchlisoh, dkk, 1992) yang perlu mendapat perhatian guru dalam pengajaran 
ini ialah intonasi kata, kalimat atau lafal kata fungtuasi (tanda-tanda baca). 
4. Membaca Indah 
Yang menjadi perhatian utama dalam membaca indah ialah unsur irama informasi, ketepatan 
ucapan, intonasi, kalimat seru, kalimat ajakan dan seterusnya. Bahan bacaan yang diperlukan 
ialah puisi, prosa, lirik, bacaan dialog atau naskah drama.
BAB III 
METODE PENELITIAN 
3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian 
3.1.1. Jenis penelitian 
Sunardi Suryabrata (1998) mengklasifikasikan jenis penelitian menjadi tujuh macam, 
yakni sebagai berikut : 
1. Penelitian Deskriptif 
2. Penelitian Historis 
3. PenelitianKoresional 
4. Penelitian Kausal Komparatif 
5. Penelitian Eksperimen 
6. Penelitian Grounded 
7. Penelitian Tindakan ( Action Research) 
3.1.2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan ( Action Research) 
berdasarkan pendekatan Naturalistik Kualitatif. Pendekatan ini memandang kenyataan 
sebagai sesuatu yang berdimensi jamak, utuh dan merupakan kesatuan serta open minded. 
Karena itu tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terinci dan fixed sebelumnya. 
Rancangan penelitian berkembang selam proses penelitian berlangsung. Peneliti dan obyek 
yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari “ luar” dan dari 
“dalam” dengan melibatkan banyak fudgement. 
Dalam pelaksanaannya peneliti sekaligus seorang alat peneliti yang dengan sendirinya 
tidak dapat melepaskan sepenuhnya dari unsure subyektifitas. Dengan kata lain dalam 
penelitian ini tidak ada alat penelitian yang baku yang telah disiapkan sebelumya. 
Penerapan penelitian didalam kelas diharapkan mampu memotivasi guru memiliki 
kesadaran diri, melakukan refleksi diri dan kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran yang 
dilaksanakan ( MC. Niff, 1992, Hopkins, 1985,1993). Maka penelitian tindakan ini 
didasarkan pada prinsip situasional yang berkaitan dengan realitas lapangan yang dalam hal 
ini adalah suasana kelas. Membiarkan kelas dalam suasana kewajaran, sebagaimana keadaan 
sebenarnya , artinya tindakan dan penelitian yang akan dilakukan bertolak dari informasi-informasi 
yang actual yang diperoleh dari “realitas” yaitu guru, siswa dan proses-proses 
selama pembelajaran berlangsung. Kemudian dijadikan bahan dasar refleksi diri dalam 
menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan ini mengikuti alur pokok sebagai 
berikut : 
1. Refleksi Awal 
2. Perencanaan Tindakan 
3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 
4. Refleksi untuk perbaikan selanjutnya dan seterusnya sampai tujuan yang hendak dicapai 
berhasil. 
3.2. Kehadiran Peneliti 
Kehadiran peneliti dalam penelitian tindakan ini berperan ganda, yaitu sebagai 
peneliti dan praktisi. Sebagai praktisi dan peneliti guru melaksanakan kegiatan pembelajaran 
di kelas I dengan menerapkan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang yang relevan 
secara kreatif, efektif dan menyenangkan. 
Dalam kegiatan pembelajaran mengangkat masalah-masalah “aktual” yang 
dihadapi oleh guru dilapangn, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang 
hasilnya dapat dipakai sebagai masukan untuk melakukan “refleksi” atas apa yang terjadi
pada tahapan pelaksanaan pembelajaran. Hasil proses ini kemudian melandasi upaya 
perbaikan dan penyempurnaan dari perencanaan tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan diatas 
dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai kualitas keberhasilan tertentu dapat 
dicapai dengan baik. 
3.3. Lokasi Penelitian 
Pengertian lokasi pada penelitian tindakan ini adalah situasi social yang terdiri dari 
dari tempat, pelaku dan kegiatan ( Nasution, 1992). Dengan demikian yang dimaksud lokasi 
dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut : 
1. Aspek Tempat 
Adalah lokasi dimana proses interaksi pembelajaran berlangsung. Dalam hal iini kelas I 
Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. 
2. Aspek Pelaku 
Adalah Guru dan siswa kelas I yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar di dalam kelas. 
3. Aspek Kegiatan 
Adalah kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah “ Meningkatkan Keterampilan 
Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar 
Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada semester II Tahun 
Pelajaran 2006/2007 “ 
3.4.Sumber Data 
Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat memberikan informasi yang dapat 
membantu perluasan teori (Bogdan dan Biken, 1990). Sumber data dalam penelitian ini 
adalah guru dan siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon 
Kabupaten Malang. 
3.5. Prosedur Pengumpulan Data 
Sumber data variable pertama dilakukan melalui dua tahap, yaitu : 
1. Tahap Pertama 
Siswa secara satu persatu membaca wacana yang telah dipersiapkan dalam waktu dua menit. 
2. Tahap kedua 
Siswa diberi lembar pertanyaan yang menyangkut isi wacana dan dijawab secara tertulis. 
Pada tahap pertama dan tahap kedua akan menghasilkan data tentang kemampuan 
membaca setelah dimotivasi dengan menumbuhkan minat membaca. 
1. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar keterampilan berbahasa Indonesia, 
sebelum tumbuh minat. Dengan melihat raport memiliki standar validitas dan obyektifitas 
karena telah memenuhi kriteria standar. 
2. Obsevasi 
Menurut Suharsimi Arikunti (1992 : 128) observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 
a. Observasi non sistematis, yaitu dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrument 
pengamatan. 
b. Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai 
instrument pengamatan. 
3. Catatan Lapangan 
Digunakan untuk menilai proses pembelajaran. 
3.6.Analisi Data 
Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi 
terhadap tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar dengan langkah-langkah sebagai 
berikut : 
1. Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul. 
2. Melakukan interpelasi yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan. 
3. Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran terjadi peningkatan 
tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar atau tidak. 
4. Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya 
atau pelaksanaan di lapangan setelah siklus berhasil berdasarkan inferensi yang telah 
ditetapkan. 
5. Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi yang sesuai 
dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam bentuk pernyataan. 
Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman dibawah ini : 
1. Tumbuhnya minat membaca siswa dalam pelajaran dengan indikator: 
a. Tidak suka membuang waktu 
b.Keaktifan yang tinggi 
c. Mengerjakan tepat waktu 
d. Mengerjakan sebaik mungkin 
e. Bergairah belajar 
Adapun kriteria penelitian tumbuhnya minat membaca adalah sebagai berikut : 
a. Rumus untuk menentukan prosentase pada setiap indicator adalah jumlah siswa yang masuk 
dikalikan 100%. 
b. Tumbuhnya minat membaca dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Minat membaca dinyatakan tumbuh ( meningkat) jika rata-rata prosentase masing-masing 
kegiatan yang dinilai lebih dari atau sama dengan 75%. 
2) Minat membaca dinyatakan belum tumbuh atau meningkat jika rata-rata prosentase masing-masing 
kegiatan kurang dari 75%. 
2 Meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan indikator hasil belajar (nilai ulangan harian) 
menjadi lebih baik daripada sebelum penelitian.
BAB IV 
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 
4.1. Hasil Penelitian 
4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I 
Menumbuhkan atau meningkatkan minat membaca dalam keterampilan berbahasa 
Indonesia dapat memberikan pengaruh yang positif sehingga siswa merasakan pada dirinya 
ada perubahan berupa kemajuan dalam belajarnya karena dirinya telah termotivasi sehingga 
minat membaca meningkat dan bergairah untuk belajar. 
Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menanyakan secara individual 
tentang apa saja yang belum dipahaminya. Pertanyaan siswa secara individual dijawab oleh 
guru juga secara indidual. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba 
mendapatkan nilai yang terbaik. Beberapa hal yang dicatat pada pertemuan siklus I ini antara 
lain : 
1. Waktu yang dipergunakan mengerjakan pertanyaan belum merata. 
2. Kurang telitinya siswa dalam menulis jawaban pertanyaan yang tersedia. 
Berikut ini data siswa yang menunjukkan meningkatnya minat siswa pada siklus I pada saat 
mengerjakan LKS 
Tabel 4.1 Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Siklus I 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 8 62 
2 Aktivitas yang sangat tinggi 8 69 
3 Mengerjakan tepat waktu 8 62 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 8 62 
5 Bergairah belajar 8 62 
Rata-rata 8.2 63.4 
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini minat membaca siswa belum 
memenuhi harapan(masih dibawah 75%). Pada tahap selanjutnya guru mengajak siswa untuk
membahas hasil pengerjaan LKS dengan cara member kebebasan siswa menulis jawaban di 
papan tulis. 
Selanjutnya pembahasan tentang jawaban yang telah ditulis di papan tulis. Siswa yang 
jawabannya salah atau kurang sempurna harus menyempunakan jawabannya. Hal 
ini dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya tidak mengalami kesalahan. Apabila tidak 
diperbaiki, kesalahan ini terbawa pada kegiatan-kegiatan selanjutnya. 
Berikut daftar aktivitas yang menunjukkan menngkatnya minat berprestasi 
siswa pada siklus pertama pada saat pembahasan LKS. 
Tabel 4.2. Minat Siswa pada pembahasan LKS Siklus I 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 10 76 
2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76 
3 Mengerjakan tepat waktu 9 69 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 69 
5 Bergairah belajar 11 85 
Rata-rata 9.8 75 
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I pembahasan LKS minat siswa sudah 
cukup baik, rata-rata mencapai 75%. 
Pada akhir tahap ini guru memberikan penelitian akan hasil tugas siswa. Hal ini dimaksudkan 
untuk memberikan motivasi siswa bahwa semakin sempurna dan teliti jawabannya akan 
mendapat nilai yang lebih baik. 
Kemudian diadakan ulangan tertulis yang bahannya dari semua bahan yang dipelajari siswa 
sebanyak sepuluh soal dengan waktu sepuluh menit. Pada saat mengerjakan evaluasi terlihat 
adanya minat dan motivasi siswa untuk lebih berprestasi mengerjakan sebaik-baiknya. 
Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada siklus I 
pada saat diskusi kelompok. 
Tabel. 4.3. Minat siswa pada Saat Diskusi Siklus I 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 10 76
2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76 
3 Mengerjakan tepat waktu 10 76 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 76 
5 Bergairah belajar 11 85 
Rata-rata 10.2 77.8 
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat dalam mengikuti diskusi Tanya jawab sudah 
cukup baik yaitu mencapai nilai rata-rata 77.8%. 
Pada saat pengerjaan evaluasi terlihat adanya minta untuk berpartisipasi dengan mengerjakan 
sebaik-baiknya. 
Tabel 4.4. Minat Siswa Pada Saat Evaluasi Siklus I 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 11 85 
2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76 
3 Mengerjakan tepat waktu 10 76 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 76 
5 Bergairah belajar 11 85 
Rata-rata 10.4 79.6 
Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa motivasi (minat) siswa dalam evaluasi ini 
cukup baik, mencapai rata-rata 79.6%. 
Pada akhir kegiatan guru dan siswa memberikan beberapa kesimpulan kegiatan dan 
memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa selama kegiatan dan memberikan 
penyempurnaan kegiatan selanjutnya. 
1. HASIL BELAJAR 
Berdasarkan ulanga harian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa telah ada 
peningkatan hasil belajar daripada pertemuan sebelum dilaksanakan penelitian walaupun 
kenaikan belum signifikan.
Beberapa siswa telah menunjukkan hasil yang nilainya rendah kurang dari 6,00. 
Secara rinci dapat dilihat pada table 4.5 
Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siklus I 
No 
Nama 
MIN 
BC 
MB 
JML 
Rata-rata 
Urut Induk 1 1541 Afifatun Nisak 60 60 60 180 60 2 1542 Akhorindra F. Bahara 60 70 60 190 63 3 1543 Andhi Firmanda 90 90 90 270 90 4 1544 Anwar Kautsar 80 85 85 250 83 5 1545 Ari Reza M 95 95 95 285 95 6 1546 Danis Alfitasari 95 95 95 285 95 7 1547 Dew Indra Rukmana 65 70 80 217 72 8 1548 Diah Meyta Nur CH 80 85 90 255 85 9 1549 Dinny Ramadani 80 80 85 245 82 10 1550 Dhona Suciliawati 95 95 95 285 95 11 1551 Filza Robby Zoel 95 95 95 285 95 12 1552 Fiqi Andrian 60 70 80 210 70 13 1553 Febrian Tri Susilo 60 70 60 190 63 14 1554 Gunawan Much 60 60 60 180 60 Jumlah 1075 1120 1130 3325 1108 Rata-rata 76.6 80 80.71 237.5 79.14 Keterangan : 
MIN : Menyimak 
BC : Berbicara 
MB : Membaca 
Dari hasil evaluasi belajar tersebut nilai rata-rata 78.1 maka dapat disimpilkan bahwa 
menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. 
2. Rekomendasi Siklus I 
Walau pada siklus I ini menunjukkan hasil yang baik tetapi beberapa catatan penyempurnaan 
masih perlu dilakukan sebagai berikut : 
1) Tata tertib belajar perlu disempurnakan antara lain : 
A. Perlu adanya pelaksanaan pembatasan waktu pengerjaan LKS
B. Ketelitian siswa dalam penulisan jawaban 
C. Kelengkapan jawaban 
2) Pada saat Pembahasan LKS 
A. Guru sebaiknya menuliskan nomor soal yang akan diisi oleh siswa secara berurutan di papan 
tulis kemudian menunjukkan siswa untuk mengisi. 
B. Penukaran buku LKS untuk dilakukan pemeriksaan ulang. 
3). Pada saat diskusi, tempat duduk siswa sebaiknya berdekatan dengan anggota kelompoknya 
untuk mempercepat berkumpulnya kelompok. 
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II 
Dengan melihat hasil rekomendasi pada siklus I, peneliti telah melakukan 
penyempurnaan pada siklus II. Pada saat pembukan pelajaran guru memberikan pengarahan 
ulang tentang tat cara belajar yang disempurnakan dari siklus I, meliputi : 
Tabel 4.6. Minat siswa Pada Pengerjaan LKS Siklus II 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 8 85 
2 Aktivitas yang sangat tinggi 9 76 
3 Mengerjakan tepat waktu 7 76 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 85 
5 Bergairah belajar 14 85 
Rata-rata 10,6 81,4 
Dari data di atas dapat dilihat bahwa siklus II ini terjadi peningkatan minat siswa pada saat 
mengerjakan LKS, yaitu sebesar 18% bila dibandingkan dengan siklus I. 
Pada saat pembahasan LKS pada siklus II, guru tidak lagi memberikan kebebasan terhadap 
siswa untuk menjawab soal di papan tulis, tetapi guru membatasi dengan menuliskannomor-nomor 
yang akan dijawab untuk menunjukkan deret-deret siswa yang akan menjawab. 
Dengan cara ini pelajaran di papan tulis lebih terorganisasi. Disamping itu guru membatasi 
jumlah siswa yang akan mengerjakan di papan tulis. Dengan cara ini dapat diperoleh efisiensi 
waktu dan ketentuan pengerjaan di papan tulis dan pembahasan cepat dilaksanakan. 
Berikut data aktivitas siswa menunjukkan minat berprestasi siswa pada siklus II, pada 
saat pembahasan LKS di papan Tulis. 
Tabel 4.7. Minat Berprestasi Pada Pembahasan LKS Siklus II 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 6 85
2 Aktivitas yang sangat tinggi 8 85 
3 Mengerjakan tepat waktu 10 76 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 85 
5 Bergairah belajar 15 85 
Rata-rata 10.8 83.2 
Dari data di atas diperoleh minat belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 8,2% bila 
dibandingkan Siklus I. 
Siklus II ini diberi waktu 10 menit untuk diskusi kelompok, semangat siswa dalam 
melakukan diskusi cukup tinggi. Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat 
belajar siswa pada siklus II pada saat siswa berdiskusi. 
Tabel 4.8. Minat Berprestasi Berdiskusi Siklus II 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 12 85 
2 Aktivitas yang sangat tinggi 15 85 
3 Mengerjakan tepat waktu 10 85 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 15 85 
5 Bergairah belajar 16 92 
Rata-rata 11,2 86,4 
Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan siswa dalam melaksanakan diskusi 
mengalami peningkatan sebesar 8,6% bila dibandingkan dengan siklus I. 
Tabel 4.9. Minat Berprestasi Pada Evaluasi Siklus II 
NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 
1. Tidak suka membuang waktu 8 92 
2 Aktivitas yang sangat tinggi 12 92 
3 Mengerjakan tepat waktu 11 85 
4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 92 
5 Bergairah belajar 12 92 
Rata-rata 11,8 90,6 
Dari data diatas menunjukkan rata-rata berprestasi siswa mengalami peningkatan sebesar 
11% dibandingkan siklus I.
Hasil yang diraih siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. 
Keteraturan yang diciptakan oleh guru dalam pembelajaran ini membuahkan hasil positif 
berupa peningkatan hasilbelajar dari siklus I ke siklus II. 
Tabel 4.5. Hasil evaluasi Belajar Siklus II 
No 
Nama 
MIN 
BC 
MB 
JML 
Rata-rata 
Urut Induk 1 1541 Afifatun Nisak 75 75 75 225 75 2 1542 Akhorindra F. Bahara 75 75 75 225 75 3 1543 Andhi Firmanda 95 100 95 290 97 4 1544 Anwar Kautsar 85 85 85 225 85 5 1545 Ari Reza M 100 100 95 295 98 6 1546 Danis Alfitasari 100 100 95 295 98 7 1547 Dew Indra Rukmana 75 75 75 225 75 8 1548 Diah Meyta Nur CH 85 85 85 225 85 9 1549 Dinny Ramadani 80 80 85 245 82 10 1550 Dhona Suciliawati 95 95 95 285 95 11 1551 Filza Robby Zoel 95 95 95 285 95 12 1552 Fiqi Andrian 75 75 75 225 75 13 1553 Febrian Tri Susilo 75 75 75 225 75 14 1554 Gunawan Much 75 75 75 225 75 Jumlah 1185 1190 1180 3252 1185 Rata-rata 84,64 85 84,28 251,7 84,64 Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil evaluasi belajar sebesar 5,54% dari 
siklus I. 
Peningkatan nilai menunjukkan bahwa perbaikan proses pembelajaran membawa dampak 
positif terhadap hasil belajar siswa. 
4.2. Pembahasan dan Refleksi 
4.2.1. Pembahasan 
Berdasarkan hasil belajar dan proses belajar yang telah dilaksanakan menunjukkan 
ada peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil belajar. 
Hasil belajar sebelum diadakan tindakan kelas mencapai nilai rata-rata 63,4% setelah 
siklus I dan siklus II rata-rata nilai 81,4% berarti ada peningkatan 18%. 
Hasil prestasi sebelum diadakan, tindakan kelas nilai rata-rata mencapai 79,1%, 
setelah siklus I dan siklus II, serta rekomendasi mencapai nilai rata-rata 84,6% berarti ada 
peningkatan 5,5%.
4.2.2. Refleksi 
Sesuai dengan catatn dilapangan dalam proses pembelajaran rekomendasi dan refleksi 
berupa perbaikan dan penyempurnaan proses belajar dan mengajar berdampak positif untuk 
meningkatkan hasil belajar siswa. 
BAB V 
PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Berdasarkan penulisan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat 
disimpulkan sebagai berikut : 
Hasil proses belajar sebelum tumbuh minat membaca mencapai nilai rata-rata 63,4%. 
Setelah termotivasi minat siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata 
mencapai 81,4%, berarti ada peningkatan 18%. 
Hasil belajar sebelum siklus I dan siklus II mencapai nilai rata-rata 79,1%, setelah 
siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi rata-rata mencapai 84,6% berarti ada 
peningkatan 5,5%. 
Maka menumbuhkan minat embaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa 
Indonesia kelas I SDN Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. 
B. Saran 
Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut : 
1.Agar keterempilan berbahasa Indonesia meningkat, siswa harus memiliki minat yang tinggi 
dalam prosses pembelajaran. 
2.Agar hasil belajar siswa bias meningkat secara optimal hendaknya guru menumbuhkan minat 
siswa dengan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran 
DAFTAR PUSTAKA 
Ausebel, D.P, 1963. The Psychology of meaning Verbal Learning. New York, grune & Srattim 
Arikunto, S. 1983. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktis. 
Jakarta: Bina Aksara. 
Baso, M. 1999.Kapita Selekta Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Alkon Training. 
Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar program Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI Sekolah 
Dasar. Jakarta : Dikdasmen. 
De Porter,B.M.dkk.2000. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa.
Hopkins, David. 1985. Teaching’s Guide the Classroom Research. Philadelphia : Open University, 
Milton Keynes. 
Muchlisoh, dkk. 1992. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka. 
Mc, Niff, jean. 1992. Action Research, principle and Practice. New York, Rontledge Champman & 
Hall, Inc. 
Nasution, S. 1992. Metodologi Penulisan Neturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. 
Supriadi, dkk. 1995. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Bagian proyek 
peningkatan mutu guru SD, Setara D-II 1995. 
Sudjana, N. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar baru. 
Lampiran 2 
Evaluasi Belajar Siklus I 
SIAPA YANG BODOH 
Seluruh binatang di hutan menganggap kancil sebagai binatang paling pintar dan 
banyak akal. Oleh karena itu, baginda Singa pun sering bertanya kepada Kancil bila ada 
masalah yang sulit dipecahkan. 
Sudah beberapa hari ini Kancil melihat Baginda Singa akrab dengan Keledai. Ia 
tidak senang dan merasa tersaingi. Ketika Baginda Singa sedang sendiri.Kancil mendekat, “ 
Tuanku akhir-akhir ini Tuanku sering melihat bersama Keledai. Hamba takut kalau Tuanku 
tertular kebodohannya.” 
“ Terima kasih, Cil. Kalau begitu, aku akan berusaha menjauhinya,” jawab Baginda Singa. 
Kancil merasa senang karena hasutannya berhasil. Singa percaya bahwa Keledai bodoh. 
Setelah kancil pergi, Baginda Singa berpikir,” Apa benar yang dikatakan kancil? Ah, aku 
tidak mau lansung percaya begitu saja ! Aku harus menguji kepintaran kancil dan keledai. 
Aku harus menguji kepintaran Kancil dan Keledai. Aku harus mengajukan pertanyaan yang 
sulit yang sangat sulit untuk mereka berdua. 
Baginda Singa lalu mencari pertanyaan yang akan diajukan kepada mereka. Setelah 
ia menemukan pertanyaan yang sulit, Baginda Singa mengundang Kancil dan keledai. 
“ Kancil, Keledai sengaja kalian aku undang malam ini. Kita rasakan udara begitu sejuk. 
Langit bersih. Bintang bertaburan dan berkelip-kelip. Coba kalian lihat ke atas! Berapa ya 
jumlah bintang-bintang itu?”Tanya Baginda Singa.
Kancil dan Keledai terus mengamati langit. Kancil beberapa kali menghitung 
jumlah bintang, tetapi tidak pernah cocok jumlahnya berbeda terus. 
“ kancil, Bagaimana Kamu?” Tanya Baginda Singa. Kancil terdiam. Ia akhirnya 
menggelengkan kepala. 
“ hamba menyerah, Baginda?”. 
“Keledai, bagaimana kamu?” Singa bertanya kepada keledai. Keledai menjawab tenang. 
“ Jumlah bintang di langit sama dengan jumlah bulu yang tuan miliki.” 
“ Kamu jangan asal menjawab saja,Keledai!” Ujar Singa agak marah. 
“ Kalau Tuan tidak percaya, silahkan saja Tuan hitung sendiri!” kata Keledai. 
Singa terdiam. Ia berpikir dalam hatinya dan benar kata keledai. Aku juga tidak tahu, berapa 
jumlah buluku dan jumlah bintang di langit. 
“ Kamu ternyata pintar. Keledai,” puji Baginda Singa. 
Keledai tersenyum bangga, Kancil lalu pergi karena malu. Ternyata, ada juga yang lebih 
pintar dari dirinya. 
Dikutip dari : Buku BBI 3B Hal 130 
PERTANYAAN SIKLUS I 
JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI! 
1. Siapa yang menjadi raja hutan itu? 
2. Mengapa kancil merasa tersaingi oleh keledai? 
3. Apakah Singa langsung percaya pada laporan Kancil? 
4. Apa yang dilakukan Singa untuk menguji kepandaian Keledai? 
5. Mengapa Kancil akhirnya pergi meninggalkan Singa dan Keledai? 
KUNCI JAWABAN SIKLUS I 
1. Singa 
2. Karena sudah beberapa hari Singa akrab dengan Keledai 
3. Tidak 
4. Mengajukan pertanyaan yang sulit 
5. Kancil malu kepada Keledai karena Keledai lebih pintar dari dirinya.
LAMPIRAN II 
EVALUASI BELAJAR SIKLUS II 
JASA PETANI DAN NELAYAN 
Nasi yang kita makan setiap hari 
Siapa penghasilnya 
Tentu saja petani 
Jangan lupakan jasanya 
Ikan segar bergizi 
Siapa pula penghasilnya
Kutahu pasti 
Itu jasa nelayan 
Wahai kawan 
Jangan lupa petani dan nelayan 
Mereka berjasa besar 
Mencari bahan makanan 
Karya: N. Falia 
Dikutip dari: Buku BBI 3B hal 118 
PERTANYAAN SIKLUS II 
JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI! 
1. Mengapa petani dikatakan berjasa? 
2. Mengapa Nelayan dikatakan berjasa? 
3. Mengapa kita tidak boleh melupakan jasa Petani dan Nelayan? 
KUNCI JAWABAN SIKLUS II 
1. Karena menghasilkan bahan makanan 
2. Karena mencari bahan makanan yang bergizi yaitu ikan 
3. Karena mereka mencari bahan makanan

More Related Content

What's hot

Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7
bayu hidayah
 
K11 bs bhs indo sm2
K11 bs bhs indo sm2K11 bs bhs indo sm2
K11 bs bhs indo sm2
ahmad jun
 
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guruKelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Aprilin Asianto
 
Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Aceng Abady
 

What's hot (20)

Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7Buku Bahasa indonesia kls 7
Buku Bahasa indonesia kls 7
 
K11 bg bhs_indo_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
K11 bg bhs_indo_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]K11 bg bhs_indo_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
K11 bg bhs_indo_sma kelas xi kurikulum 2013_[blogerkupang.com]
 
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIIIBuku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
Buku siswa kurikulum 2013 b indo kelas VIII
 
K11 bs bhs indo sm2
K11 bs bhs indo sm2K11 bs bhs indo sm2
K11 bs bhs indo sm2
 
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus MenyimakPembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menyimak
 
Bahasa indonesia smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Bahasa indonesia smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013Bahasa indonesia smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
Bahasa indonesia smp kelas 8 buku guru kurikulum 2013
 
Teks bahasa indonesia
Teks bahasa indonesiaTeks bahasa indonesia
Teks bahasa indonesia
 
Kelas x bahasa indonesia bg
Kelas x bahasa indonesia bgKelas x bahasa indonesia bg
Kelas x bahasa indonesia bg
 
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 BAHASA INDONESIA
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 BAHASA INDONESIAKURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 BAHASA INDONESIA
KURIKULUM 2013 | BUKU GURU 7 BAHASA INDONESIA
 
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
Smp kelas 8 bahasa indonesia wahana pengetahuan (buku guru)
 
10 bahasa indonesia buku_guru
10 bahasa indonesia buku_guru10 bahasa indonesia buku_guru
10 bahasa indonesia buku_guru
 
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guruKelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
 
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)
 
Rpp deskripsi 1
Rpp deskripsi 1Rpp deskripsi 1
Rpp deskripsi 1
 
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku guru)
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku guru)Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku guru)
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku guru)
 
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
Rpp bahasa-indonesia-kelas-xi-smt-2 (1)
 
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIABUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
BUKU GURU KURIKULUM 2013 KELAS10 BAHASA INDONESIA
 
Document2
Document2Document2
Document2
 
Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
Buku pegangan-guru-bahasa-indonesia-smp-kelas-7-kurikulum-2013-edisi-revisi-2014
 
Ptk'ku
Ptk'kuPtk'ku
Ptk'ku
 

Similar to Gess

MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
YulaekahZulle
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsi
spilody111
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
maulida_molie
 
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...
nurul2307
 
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...
SMAN 1 SUMEDANG
 

Similar to Gess (20)

50749853 skripsi
50749853 skripsi50749853 skripsi
50749853 skripsi
 
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docxMAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
MAKALAH MODUL 7 PEMBELAJARAN B.INDONESIA DI SD.docx
 
Proposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsiProposal pengajuan judul skripsi
Proposal pengajuan judul skripsi
 
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasarHal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
Hal 113 128 memacu minat membaca siswa sekolah dasar
 
Kajian mini didik hibur
Kajian mini didik hiburKajian mini didik hibur
Kajian mini didik hibur
 
Bindo kelas 3
Bindo kelas 3Bindo kelas 3
Bindo kelas 3
 
Teaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audioTeaching indonesian language using audio
Teaching indonesian language using audio
 
Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)Teaching indonesian language_using_audio (1)
Teaching indonesian language_using_audio (1)
 
Prop.ptk rima
Prop.ptk rimaProp.ptk rima
Prop.ptk rima
 
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah  pembelajaran ...
Meningkatkan kemahiran menulis dalam kalangan murid bermasalah pembelajaran ...
 
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 semester 2 (...
 
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir...
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir...Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir...
Buku pegangan siswa bahasa indonesia sma kelas 11 kurikulum 2013 (matematohir...
 
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_siswa
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_siswaKelas 11 sma_bahasa_indonesia_siswa
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_siswa
 
Pkm......
Pkm......Pkm......
Pkm......
 
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docxLembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
Lembar Kerja Literasi_SDN Sukasari I.docx
 
01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim01 b-ingg-kls-7-prelim
01 b-ingg-kls-7-prelim
 
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guruKelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
 
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guruKelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
Kelas 11 sma_bahasa_indonesia_guru
 
Bahasa-Inggris-BG-KLS-I.pdf
Bahasa-Inggris-BG-KLS-I.pdfBahasa-Inggris-BG-KLS-I.pdf
Bahasa-Inggris-BG-KLS-I.pdf
 
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)
Bahasa indonesia ekspresi diri dan akademik (buku siswa)
 

Gess

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Pengembanagan kemampuan berbahasa merupakan salah satu kunci keberhasilan peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki dunia informasi. Mengingat alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran bahasa indoneesia di sekolah dasar dalam kurikulum 1994, yaitu ( Kelas I, kelas II, Kelas III ), sepuluh jam perminggu, sedangkan untuk kelas IV, V ,VI delapan jam perminggu ( Depdikbud, 1994 ). Apabila melihat kurikulum sekolah dasar 1994, khususnya mata pelajaran bahasa indonesia akan ditemukan beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut terutama tampak pada penggunaan pendekatan komunikatif anintegrativedalam pembelajaran bahasa Indonesia. Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep keterampilan materi pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu :,keterpaduan antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau sarana, alokasi waktu dan evaluasi yang tidak ditemukan dalam garis-garis besar program pembelajaran ( GBPP ) akan memberikan keleluasaan bagi guru dalam menyusun program pembelajaran. Hal ini di dukung oleh keterampilan berbahasa. Karakteristik lain kurikulum 1994, mata pelajaran bahasa Indonesia juga tampak pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu : 1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar. 2. Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil berbahasa ( siswa belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu pengetahuan. 3. Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya ( Sukarman, 1997 :78). Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia 1994 mengandung komponen terpadu yaitu : Kebahasaan ( lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa kata, paragraph dan wacana), pemahaman ( menyimak, membaca dan penggunaan bahasa berbicara dan menulis). Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal siswa hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat siswa senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh dan tidak ada minat belajar. Muchlisoh, dkk ( 1998:5 ) mengutip pendapat psikolg, siswa yang hanya belajar dengan mendengarkan informasi dari guru “ Tidak “ dapat menyerap dan memahami pengetahuan
  • 2. dengan sepenuhnya. Siswa perlu belajar bagaimana menemukan informasi dengan berbagai cara. Dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang yang “ serba tahu “ di dalam kelas. Sejalan dengan teori belajar bermakna Ausubel ( 1963) dikemukakan bahwa kebermaknaan belajar di tandai oleh munculnya dua kriteria, yaitu (1) Terjadinya hubungan Substantif aspek-aspek konsep informasi atau situasi baru dengan komponen yang relevan yang terdapat di dalam bentuk hubungan-hubungan bersifat derivative, elaborative, korelatif, maupun yang bersifat kualitatif atau representasional, (2) hasil belajar yang diperoleh bersifat tahan lama “ Actual “ eksperimental berbasis paa pengalaman pribadi dan minat. Waktu belajar siswa yang selama ini digunakan guru untuk ceramah, hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif, kreaitf. Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar yang bermakna dan bervariasi agar siswa gemar belajar. Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada mendengarkan informasi. Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan. Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya. Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu siswa untuk aktif belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri untuk belajar ( membaca) dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri ( refleksi) terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari dalam dirinya sendiri. Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian, mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan negaranya. (Supriadi, dkk, 1995).
  • 3. Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa dalam membaca, sehingga dapat mengubah “ Learning to read “ secara berangsur-angsur menjadi “ reading to learn”. Sehingga siswa kelas I mampu dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk ( 1992). Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat menurun( rendah ), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia juga rendah ( Hasil belajar siswa rendah ). Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang berjudul “Meningkatkan Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada semester II Tahun Pelajaran 2006/2007 “ Dengan maksud setelah selesai melakukan penelitian, indakan kelas ini, melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil dalam berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat. 1.2.Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini rumusan masalahnya sebagai berikut : 1. Apakah dengan menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia? 2. Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia dapat meningkat ? Alokasi waktu penelitian ini selama satu semester, tepatnya semester II tahun Pelajaran 2006/2007 dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar dengan pokok bahasan “Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada semester II Tahun Pelajaran 2006/2007 “ 1.3.Tujuan Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui bahwa dengan menimbulkan “ minat membaca”, dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. 2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan berbahasa Indonesia siswa meningkat.
  • 4. 1.4.Hipotesis Penelitian Menumbuhkan minat membacasiswa agar dapat meningkatkan berbahasa Indonesia. 1.5.Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi siswa, guru,kepala sekolah dan pejabat di lingkungan Dinas P dan K sebagai berikut : 1. Berguna bagi siswa setelah mengetahui kekurangan dan kelemahannya, minat membaca akan terus ditingkatkan sehingga prestasi belajar keterampilan berbahasa Indonesia siswa dapat meningkat. 2. Bagi guru, temuan yang diperoleh dapat bermanfaat sebagai bahan balikan refleksi diri agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui menumbuhkan minat membaca dengan cara yang tepat sehingga keterampil berbahasa Indonesia siswa meningkat. 3. Bagi Kepala Sekolah, bermanfaat sebagai bahan dalam melaksanakan pembinaan bagi guru-guru dalam mengambil langkah-langkah menumbuhkan minat membaca agar prestasi siswa meningkat secara optimal. 4. Bagi pejabat di lingkungan Dinas P dan K bermanfaat sebagai bahan balikan dalam memberikan pembinaan kepada bawahannya agar keterampil berbahasa dan prestasi belajar siswa meningkat. 1.6.Asumsi Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dengan disadari sebagai berikut : 1. Minat membaca siswa kelas I Sekolah Dasar dapat diukur dengan menggunakan alat pengumpul data pengamatan langsung ( observasi) atau observasi buku raport. 2. Prestasi belajar keterampilan bahasa Indonesia siswa , sebagaimana dalam buku raport merupakan evaluasi yang memenuhi karakteristik valid dan variable, sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisis. 1.7.Ruang Lingkup penelitian Ruang lingkup penelitian tindakan Kelas ini dibatasi sebagai berikut : Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada Semester II Tahun Pelajaran 2006/2007. 1.8 Definisi Operasional
  • 5. Dengan berdasarkan perasalahan atau pernyataan penelitian diatas beberapa istilah yang digunakan dijabarkan operasionalnya demi kejelasan, serta menghindari salah penafsiran, salah pengertian dalam mengimplementasikan masalah penelitian. 1. Menumbuhkan Minat Membaca Menumbuhkan adalah mengupayakan suatu perubahan dari pada yang ada pada diri siswa yang terkait dengan minat ditingkatkan agar motivasi intrinsiknya meningkat. 2. Yang dimaksud “ minat “ adalah kesediaan jiwa yang aktif untuk menerima pengaruh dari dunia luar dirinya. Minat yang bersifat tetap merupakan motivasi intrins ik. 3. Yang dimaksud membaca adalah membaca lanjutan. 4. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. Adalah usaha-usaha untuk meningkatkan prestasi belajar secara proporsional antara guru, siswa dan lingkungan satu sama lain yang saling terkait. Guru harus mengenal dengan mengadakan observasi atau melihat raport siswa. Mengetahui kondisi siswa seutuhnya sangat perlu untuk mengetahui strategi pembelajaran seperti “ falsafah pisau” semakinsering diasah semakin tajam. Kondisi siswa yang bervariasi perlu mendapatkan perhatian khusus dari guru. Guru harus mampu mengupayakan kedisiplinan dan ketertiban. Kedisiplinan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, khususnya kedisplinan soal waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur, bertanggung jawab, baik di sekolah maupun di rumah. Guru harus bias menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, mengadakan evaluasi secara konsisten dengan alat evaluasi yang valid sehingga prestasi keterampilan berbahasa Indonesia siswa meningkat. 5. Penelitian Tindakan Yang dimaksud penelitian tindakan adalah penelitian yang dipusatkan pada analisis refleksi terhadap apa yang secara actual terjadi di dalam kelas. Dalam hal ini adalah proses (aktivitas guru, aktivitas siswa dan interaksi siswa-siswi, guru-siswa) dan bahan tugas pembelajaran keterampilan berbahasa Indonesia ( menyimak, berbicara, membaca dan menulis hal ini satu sama lain yang saling terkait) selama pembelajaran berlangsung. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.Pegertian Minat
  • 6. Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari dunia luar diri siswa. Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsic. Menurut Marsel ada sepuluh macam minat sebagai berikut : 1. Minat Jasmaniah, adalah suka akan pekerjaan yang memerlukan tenaga jasmani. 2. Minat Mekanik, adalah suka memperbaiki dan merancang hal-hal yang berkaitan dengan mesin. 3. Minat sosial, adalah suka akan aktivitas kelompok. 4. Minat Domestik, adalah suka menyelenggarakan pekerjaan rumah tangga. 5. Minat Matematis, adalah suka bekerjaan dengan angka-angka. 6. Minat Ilmiah, adalah suka mempelajari gejala-gejala alamiah. 7. Minat Belajar, adalah suka menyelidiki sesuatu itu secara mendalam untuk mengetahui suatu obyek. 8. Minat Eksperimentasi, adalah suka mencoba sesuatu dan memastikan hasil percobaan. 9. Minat terhadap anak-anak, adalah suka bermain-main dengan anak-anak. 10. Minat terhadap Kepemimpinan, adalah lebih suka memimpin dari pada dipimpin. Sesuai dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak sangat berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar, khususnya proses belajar membaca, karena dalam diri anak sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan kemampuan diri. Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban menumbuhkan minat membaca pada siswa melalui “ motivasi ekstrensik”( pengaruh dari luar siswa ). Meningkatkan motivasi ektresnsik membaca lanjutan di kelas I agar tumbuh minat membaca sekaligus belajar yang mengacu pada langkah- langkah awal rencana refleksi dan siklus yang telah direncanakan. 2.2. Membaca 2.2.1. Pengertian Membaca Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat aktif represif. Suatu kegiatan aktif represif membaca dipandang sebagai suatu proses yang melibatkan berbagai komponen, antara lain : 1. Pengetahuan Kebahasaan 2. Pengetahuan Keduniaan 3. Aspek Afektif 4. Kemampuan Penginderaan Keterlibatan berbagai komponen tersebut mengakibatkan pengajaran membca harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan kondisi komponen tersebut. Pengajaran membaca dikembangkan. Berdasarkan hasil penelitian di berbagai lembaga
  • 7. pendidikan formal tentang kegitan membaca. Pengajaran mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yakni: (1) Setiap jenjang pendidikan, (2) Keadaan/lokasi penyelenggaraan pendidikan, (3) Kondisi sosial ekonomi pelaku pendidikan. Meskipun demikian tujuan dan sasaran akhir dari pengajaran membaca adalah sama. Seperti dikemukakan Anderson (dalam tarigan, 1984 : 7) bahwa membaca dari segi linguistic merupakan proses dari penyandian kembali dan pembacaan sandi. Tarigan (1987 : 7) mengemukakan bahwa membaca suatu proses pengambilan atas ide pengarang melalui kata-kata atau bahasa tulis. Ada beberapa pandangan ahli tentang pengertian membaca : 1) Membaca merupakan pengembangan keterampilan mulai dari keterampilan memahami kata-kata kalimat, paragraph dalam bacaan sampai dengan mmahami secara kritis dan evaluasi terhadap keseluruhan isi bacaan. 2) Membaca merupakan kegiattan visual berupa serangkaian kegiatan gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulis pemusatan penglihatan pada kata dan kelompok kata melihat ulang kata dan kelompok kata untuk memperoleh pemahaman. 3) Membaca merupakan kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki. 4) Membaca merupakan suatu pengolahan informasi yang dilaksanakan pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya yang relevan dengan informasi tersebut. 5) Membaca merupakan proses menghubungkan tulisan dengan bunyi sesuai dengan system tulisan yang digunakan. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Membaca merupakan proses mekanik berupa mengkoordinasi kembali rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata dan kalimat yang bermakna. 2) Proses psikologis berupa kegiatan dalam mengolah informasi. 3) Kegiatan mencari dan menemukan informasi dalam bacaan. 4) Mengidentifikasi, menguraikan dan menetukan makna bacaan dan aktivitas yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan sikap. 2.2.2. Tujuan Membaca Dalam (kurikulum 1994 : 4) dikatakan tujuan membaca di sekolah dasar sebagai berikut : 1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami dan melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik dan benar.
  • 8. 2) Melatih dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil mengubah huruf menjadi suara. 3) Melatih dan mengembangkan kemampuan menyuarakan huruf dalam kata menjadi suara yang di dengarnya. 4) Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata isi bacaan yang dibaca atau di tulis 5) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memahami, menuliskan, menggunakan, menikmati dan menghargai keindahan cerita bahawa Indonesia sederhana. Pendapat lain yang mengemukakan tujuan membaca menurut Walpes ( dalam Nurhadi, 1987 : 136 ) menggolongkan membaca menjadi lima, yaitu sebagai berikut : 1) Membaca untuk memperoleh sesuatu yang praktis. 2) Membaca untuk mendapat rasa lebih dibanding orang lain. 3) Membaca untuk memperkuat nilai- nilai dan keyakinan. 4) Membaca untuk mengganti pengalaman yang sudah usang. 5) Membaca untuk menghindarkan dari kesulitan. 2.2.3.Aspek Keterampilan Membaca Aspek keterampilan membaca menurut Nurhadi ( 1987 : 12-14) adalah sebagai berikut : 1) Keterampilan mengenal kata-kata. 2) Tanda baca 3) Makna tersurat 4) Membaca kritis 5) Membaca kreatif Sedangkan menurut Broughton ( dalam tarigan 1987 : 11-12), aspek keterampilan membaca sebagai berikut : 1) Membaca merupakan keterampilan yang bersifat mekanik mencakup pengenalan ejaan dan bunyi. 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup pengertian sederhana, makna evaluasi dan kecepatan membaca fleksibel. 2.2.4 Jenis-Jenis Membaca Dalam pengajaran bahasa ada dua jenis membaca yaitu membaca permulaan dan membaca lanjutan. Jenis-jenis membaca lanjutan menurut Supriyadi, dkk, ( 1995 : 185 ) adalah sebagai berikut : 1. Membaca dalam hati.
  • 9. Tujuan membaca dalam hati adalah agar siswa memahami isi bacaan. Bahan bacaan yang digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap, dapat pula ditambah buku-buku lain mempertimbangkan keluasan dan ke dalam materi. Untuk mengembangkan kemampuan siswa memahami bacaan Smith dab Baret mengemukakan “ suatu taksonomi yang dapat dipakai guru sebagai pedoman dalam menyusun pertanyaan yang dapat mengembangkan kemampuan siswa memahami bacaan “. Taksonomi itu terdiri dari empat kategori yaitu : a. Pemahaman Harfiah Membimbing siswa untuk menemukan informasi yang secara jelas diungkapkan dalam bacaan. b. Pemahaman Inferensial Ditujukan oleh siswa bila dapat menarik kesimpulan dari fakta-fakta tertulis atau hal-hal yang diketahui dari bacaan. c. Pemahaman Evaluasi Apabila siswa menunjukkan pikiran evaluative dengan membandingkan buah pikiran yang disajikan wacana dengan kriteria yang ada dalam dirinya atau kriteria sumber lain. d. Pemahaman Apresiasi Pemahaman apresiasi berhubungan dengan psikologis dan etetis siswa. Selain itu juga membimbing siswa mengenal teknik-teknik, bentuk gaya dan struktur kata. 2. Membaca Bahasa Tujuan mebaca bahasa adalah agar siswa memiliki pengetahuan tentang kebahasaan Indonesia yang diperoleh dari membaca. 3. Membaca Teknik Membaca teknik bertujuan agar siswa memiliki keterampilan mengubah lambing tulisan menjadi ucapan yang dapat dipahami baik oleh diri sendiri atau orang lain yang mendengarkan(Muchlisoh, dkk, 1992) yang perlu mendapat perhatian guru dalam pengajaran ini ialah intonasi kata, kalimat atau lafal kata fungtuasi (tanda-tanda baca). 4. Membaca Indah Yang menjadi perhatian utama dalam membaca indah ialah unsur irama informasi, ketepatan ucapan, intonasi, kalimat seru, kalimat ajakan dan seterusnya. Bahan bacaan yang diperlukan ialah puisi, prosa, lirik, bacaan dialog atau naskah drama.
  • 10. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian 3.1.1. Jenis penelitian Sunardi Suryabrata (1998) mengklasifikasikan jenis penelitian menjadi tujuh macam, yakni sebagai berikut : 1. Penelitian Deskriptif 2. Penelitian Historis 3. PenelitianKoresional 4. Penelitian Kausal Komparatif 5. Penelitian Eksperimen 6. Penelitian Grounded 7. Penelitian Tindakan ( Action Research) 3.1.2. Pendekatan Penelitian
  • 11. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan ( Action Research) berdasarkan pendekatan Naturalistik Kualitatif. Pendekatan ini memandang kenyataan sebagai sesuatu yang berdimensi jamak, utuh dan merupakan kesatuan serta open minded. Karena itu tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terinci dan fixed sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selam proses penelitian berlangsung. Peneliti dan obyek yang diteliti saling berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari “ luar” dan dari “dalam” dengan melibatkan banyak fudgement. Dalam pelaksanaannya peneliti sekaligus seorang alat peneliti yang dengan sendirinya tidak dapat melepaskan sepenuhnya dari unsure subyektifitas. Dengan kata lain dalam penelitian ini tidak ada alat penelitian yang baku yang telah disiapkan sebelumya. Penerapan penelitian didalam kelas diharapkan mampu memotivasi guru memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi diri dan kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan ( MC. Niff, 1992, Hopkins, 1985,1993). Maka penelitian tindakan ini didasarkan pada prinsip situasional yang berkaitan dengan realitas lapangan yang dalam hal ini adalah suasana kelas. Membiarkan kelas dalam suasana kewajaran, sebagaimana keadaan sebenarnya , artinya tindakan dan penelitian yang akan dilakukan bertolak dari informasi-informasi yang actual yang diperoleh dari “realitas” yaitu guru, siswa dan proses-proses selama pembelajaran berlangsung. Kemudian dijadikan bahan dasar refleksi diri dalam menyusun rencana tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan ini mengikuti alur pokok sebagai berikut : 1. Refleksi Awal 2. Perencanaan Tindakan 3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi 4. Refleksi untuk perbaikan selanjutnya dan seterusnya sampai tujuan yang hendak dicapai berhasil. 3.2. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti dalam penelitian tindakan ini berperan ganda, yaitu sebagai peneliti dan praktisi. Sebagai praktisi dan peneliti guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas I dengan menerapkan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang yang relevan secara kreatif, efektif dan menyenangkan. Dalam kegiatan pembelajaran mengangkat masalah-masalah “aktual” yang dihadapi oleh guru dilapangn, kemudian dilakukan suatu observasi dan evaluasi yang hasilnya dapat dipakai sebagai masukan untuk melakukan “refleksi” atas apa yang terjadi
  • 12. pada tahapan pelaksanaan pembelajaran. Hasil proses ini kemudian melandasi upaya perbaikan dan penyempurnaan dari perencanaan tindakan berikutnya. Tahapan-tahapan diatas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan sampai kualitas keberhasilan tertentu dapat dicapai dengan baik. 3.3. Lokasi Penelitian Pengertian lokasi pada penelitian tindakan ini adalah situasi social yang terdiri dari dari tempat, pelaku dan kegiatan ( Nasution, 1992). Dengan demikian yang dimaksud lokasi dalam penelitian tindakan ini adalah sebagai berikut : 1. Aspek Tempat Adalah lokasi dimana proses interaksi pembelajaran berlangsung. Dalam hal iini kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. 2. Aspek Pelaku Adalah Guru dan siswa kelas I yang terlibat dalam interaksi belajar mengajar di dalam kelas. 3. Aspek Kegiatan Adalah kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah “ Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada semester II Tahun Pelajaran 2006/2007 “ 3.4.Sumber Data Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat memberikan informasi yang dapat membantu perluasan teori (Bogdan dan Biken, 1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. 3.5. Prosedur Pengumpulan Data Sumber data variable pertama dilakukan melalui dua tahap, yaitu : 1. Tahap Pertama Siswa secara satu persatu membaca wacana yang telah dipersiapkan dalam waktu dua menit. 2. Tahap kedua Siswa diberi lembar pertanyaan yang menyangkut isi wacana dan dijawab secara tertulis. Pada tahap pertama dan tahap kedua akan menghasilkan data tentang kemampuan membaca setelah dimotivasi dengan menumbuhkan minat membaca. 1. Dokumentasi
  • 13. Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar keterampilan berbahasa Indonesia, sebelum tumbuh minat. Dengan melihat raport memiliki standar validitas dan obyektifitas karena telah memenuhi kriteria standar. 2. Obsevasi Menurut Suharsimi Arikunti (1992 : 128) observasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : a. Observasi non sistematis, yaitu dilakukan pengamat dengan tidak menggunakan instrument pengamatan. b. Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat dengan menggunakan pedoman sebagai instrument pengamatan. 3. Catatan Lapangan Digunakan untuk menilai proses pembelajaran. 3.6.Analisi Data Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif berdasarkan hasil observasi terhadap tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali data-data yang telah terkumpul. 2. Melakukan interpelasi yaitu menafsirkan yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan. 3. Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan apakah dalam pembelajaran terjadi peningkatan tumbuhnya minat membaca dan hasil belajar atau tidak. 4. Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah perbaikan untuk siklus berikutnya atau pelaksanaan di lapangan setelah siklus berhasil berdasarkan inferensi yang telah ditetapkan. 5. Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis hasil-hasil observasi yang sesuai dengan tujuan penelitian ini. Kemudian dituangkan dalam bentuk pernyataan. Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman dibawah ini : 1. Tumbuhnya minat membaca siswa dalam pelajaran dengan indikator: a. Tidak suka membuang waktu b.Keaktifan yang tinggi c. Mengerjakan tepat waktu d. Mengerjakan sebaik mungkin e. Bergairah belajar Adapun kriteria penelitian tumbuhnya minat membaca adalah sebagai berikut : a. Rumus untuk menentukan prosentase pada setiap indicator adalah jumlah siswa yang masuk dikalikan 100%. b. Tumbuhnya minat membaca dengan ketentuan sebagai berikut :
  • 14. 1) Minat membaca dinyatakan tumbuh ( meningkat) jika rata-rata prosentase masing-masing kegiatan yang dinilai lebih dari atau sama dengan 75%. 2) Minat membaca dinyatakan belum tumbuh atau meningkat jika rata-rata prosentase masing-masing kegiatan kurang dari 75%. 2 Meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan indikator hasil belajar (nilai ulangan harian) menjadi lebih baik daripada sebelum penelitian.
  • 15. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I Menumbuhkan atau meningkatkan minat membaca dalam keterampilan berbahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang positif sehingga siswa merasakan pada dirinya ada perubahan berupa kemajuan dalam belajarnya karena dirinya telah termotivasi sehingga minat membaca meningkat dan bergairah untuk belajar. Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menanyakan secara individual tentang apa saja yang belum dipahaminya. Pertanyaan siswa secara individual dijawab oleh guru juga secara indidual. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan nilai yang terbaik. Beberapa hal yang dicatat pada pertemuan siklus I ini antara lain : 1. Waktu yang dipergunakan mengerjakan pertanyaan belum merata. 2. Kurang telitinya siswa dalam menulis jawaban pertanyaan yang tersedia. Berikut ini data siswa yang menunjukkan meningkatnya minat siswa pada siklus I pada saat mengerjakan LKS Tabel 4.1 Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Siklus I NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 8 62 2 Aktivitas yang sangat tinggi 8 69 3 Mengerjakan tepat waktu 8 62 4 Mengerjakan sebaik mungkin 8 62 5 Bergairah belajar 8 62 Rata-rata 8.2 63.4 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini minat membaca siswa belum memenuhi harapan(masih dibawah 75%). Pada tahap selanjutnya guru mengajak siswa untuk
  • 16. membahas hasil pengerjaan LKS dengan cara member kebebasan siswa menulis jawaban di papan tulis. Selanjutnya pembahasan tentang jawaban yang telah ditulis di papan tulis. Siswa yang jawabannya salah atau kurang sempurna harus menyempunakan jawabannya. Hal ini dimaksudkan agar pada kegiatan selanjutnya tidak mengalami kesalahan. Apabila tidak diperbaiki, kesalahan ini terbawa pada kegiatan-kegiatan selanjutnya. Berikut daftar aktivitas yang menunjukkan menngkatnya minat berprestasi siswa pada siklus pertama pada saat pembahasan LKS. Tabel 4.2. Minat Siswa pada pembahasan LKS Siklus I NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 10 76 2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76 3 Mengerjakan tepat waktu 9 69 4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 69 5 Bergairah belajar 11 85 Rata-rata 9.8 75 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I pembahasan LKS minat siswa sudah cukup baik, rata-rata mencapai 75%. Pada akhir tahap ini guru memberikan penelitian akan hasil tugas siswa. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi siswa bahwa semakin sempurna dan teliti jawabannya akan mendapat nilai yang lebih baik. Kemudian diadakan ulangan tertulis yang bahannya dari semua bahan yang dipelajari siswa sebanyak sepuluh soal dengan waktu sepuluh menit. Pada saat mengerjakan evaluasi terlihat adanya minat dan motivasi siswa untuk lebih berprestasi mengerjakan sebaik-baiknya. Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada siklus I pada saat diskusi kelompok. Tabel. 4.3. Minat siswa pada Saat Diskusi Siklus I NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 10 76
  • 17. 2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76 3 Mengerjakan tepat waktu 10 76 4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 76 5 Bergairah belajar 11 85 Rata-rata 10.2 77.8 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat dalam mengikuti diskusi Tanya jawab sudah cukup baik yaitu mencapai nilai rata-rata 77.8%. Pada saat pengerjaan evaluasi terlihat adanya minta untuk berpartisipasi dengan mengerjakan sebaik-baiknya. Tabel 4.4. Minat Siswa Pada Saat Evaluasi Siklus I NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 11 85 2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76 3 Mengerjakan tepat waktu 10 76 4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 76 5 Bergairah belajar 11 85 Rata-rata 10.4 79.6 Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa motivasi (minat) siswa dalam evaluasi ini cukup baik, mencapai rata-rata 79.6%. Pada akhir kegiatan guru dan siswa memberikan beberapa kesimpulan kegiatan dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa selama kegiatan dan memberikan penyempurnaan kegiatan selanjutnya. 1. HASIL BELAJAR Berdasarkan ulanga harian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa telah ada peningkatan hasil belajar daripada pertemuan sebelum dilaksanakan penelitian walaupun kenaikan belum signifikan.
  • 18. Beberapa siswa telah menunjukkan hasil yang nilainya rendah kurang dari 6,00. Secara rinci dapat dilihat pada table 4.5 Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siklus I No Nama MIN BC MB JML Rata-rata Urut Induk 1 1541 Afifatun Nisak 60 60 60 180 60 2 1542 Akhorindra F. Bahara 60 70 60 190 63 3 1543 Andhi Firmanda 90 90 90 270 90 4 1544 Anwar Kautsar 80 85 85 250 83 5 1545 Ari Reza M 95 95 95 285 95 6 1546 Danis Alfitasari 95 95 95 285 95 7 1547 Dew Indra Rukmana 65 70 80 217 72 8 1548 Diah Meyta Nur CH 80 85 90 255 85 9 1549 Dinny Ramadani 80 80 85 245 82 10 1550 Dhona Suciliawati 95 95 95 285 95 11 1551 Filza Robby Zoel 95 95 95 285 95 12 1552 Fiqi Andrian 60 70 80 210 70 13 1553 Febrian Tri Susilo 60 70 60 190 63 14 1554 Gunawan Much 60 60 60 180 60 Jumlah 1075 1120 1130 3325 1108 Rata-rata 76.6 80 80.71 237.5 79.14 Keterangan : MIN : Menyimak BC : Berbicara MB : Membaca Dari hasil evaluasi belajar tersebut nilai rata-rata 78.1 maka dapat disimpilkan bahwa menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia. 2. Rekomendasi Siklus I Walau pada siklus I ini menunjukkan hasil yang baik tetapi beberapa catatan penyempurnaan masih perlu dilakukan sebagai berikut : 1) Tata tertib belajar perlu disempurnakan antara lain : A. Perlu adanya pelaksanaan pembatasan waktu pengerjaan LKS
  • 19. B. Ketelitian siswa dalam penulisan jawaban C. Kelengkapan jawaban 2) Pada saat Pembahasan LKS A. Guru sebaiknya menuliskan nomor soal yang akan diisi oleh siswa secara berurutan di papan tulis kemudian menunjukkan siswa untuk mengisi. B. Penukaran buku LKS untuk dilakukan pemeriksaan ulang. 3). Pada saat diskusi, tempat duduk siswa sebaiknya berdekatan dengan anggota kelompoknya untuk mempercepat berkumpulnya kelompok. 4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II Dengan melihat hasil rekomendasi pada siklus I, peneliti telah melakukan penyempurnaan pada siklus II. Pada saat pembukan pelajaran guru memberikan pengarahan ulang tentang tat cara belajar yang disempurnakan dari siklus I, meliputi : Tabel 4.6. Minat siswa Pada Pengerjaan LKS Siklus II NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 8 85 2 Aktivitas yang sangat tinggi 9 76 3 Mengerjakan tepat waktu 7 76 4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 85 5 Bergairah belajar 14 85 Rata-rata 10,6 81,4 Dari data di atas dapat dilihat bahwa siklus II ini terjadi peningkatan minat siswa pada saat mengerjakan LKS, yaitu sebesar 18% bila dibandingkan dengan siklus I. Pada saat pembahasan LKS pada siklus II, guru tidak lagi memberikan kebebasan terhadap siswa untuk menjawab soal di papan tulis, tetapi guru membatasi dengan menuliskannomor-nomor yang akan dijawab untuk menunjukkan deret-deret siswa yang akan menjawab. Dengan cara ini pelajaran di papan tulis lebih terorganisasi. Disamping itu guru membatasi jumlah siswa yang akan mengerjakan di papan tulis. Dengan cara ini dapat diperoleh efisiensi waktu dan ketentuan pengerjaan di papan tulis dan pembahasan cepat dilaksanakan. Berikut data aktivitas siswa menunjukkan minat berprestasi siswa pada siklus II, pada saat pembahasan LKS di papan Tulis. Tabel 4.7. Minat Berprestasi Pada Pembahasan LKS Siklus II NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 6 85
  • 20. 2 Aktivitas yang sangat tinggi 8 85 3 Mengerjakan tepat waktu 10 76 4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 85 5 Bergairah belajar 15 85 Rata-rata 10.8 83.2 Dari data di atas diperoleh minat belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 8,2% bila dibandingkan Siklus I. Siklus II ini diberi waktu 10 menit untuk diskusi kelompok, semangat siswa dalam melakukan diskusi cukup tinggi. Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada siklus II pada saat siswa berdiskusi. Tabel 4.8. Minat Berprestasi Berdiskusi Siklus II NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 12 85 2 Aktivitas yang sangat tinggi 15 85 3 Mengerjakan tepat waktu 10 85 4 Mengerjakan sebaik mungkin 15 85 5 Bergairah belajar 16 92 Rata-rata 11,2 86,4 Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan siswa dalam melaksanakan diskusi mengalami peningkatan sebesar 8,6% bila dibandingkan dengan siklus I. Tabel 4.9. Minat Berprestasi Pada Evaluasi Siklus II NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase % 1. Tidak suka membuang waktu 8 92 2 Aktivitas yang sangat tinggi 12 92 3 Mengerjakan tepat waktu 11 85 4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 92 5 Bergairah belajar 12 92 Rata-rata 11,8 90,6 Dari data diatas menunjukkan rata-rata berprestasi siswa mengalami peningkatan sebesar 11% dibandingkan siklus I.
  • 21. Hasil yang diraih siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Keteraturan yang diciptakan oleh guru dalam pembelajaran ini membuahkan hasil positif berupa peningkatan hasilbelajar dari siklus I ke siklus II. Tabel 4.5. Hasil evaluasi Belajar Siklus II No Nama MIN BC MB JML Rata-rata Urut Induk 1 1541 Afifatun Nisak 75 75 75 225 75 2 1542 Akhorindra F. Bahara 75 75 75 225 75 3 1543 Andhi Firmanda 95 100 95 290 97 4 1544 Anwar Kautsar 85 85 85 225 85 5 1545 Ari Reza M 100 100 95 295 98 6 1546 Danis Alfitasari 100 100 95 295 98 7 1547 Dew Indra Rukmana 75 75 75 225 75 8 1548 Diah Meyta Nur CH 85 85 85 225 85 9 1549 Dinny Ramadani 80 80 85 245 82 10 1550 Dhona Suciliawati 95 95 95 285 95 11 1551 Filza Robby Zoel 95 95 95 285 95 12 1552 Fiqi Andrian 75 75 75 225 75 13 1553 Febrian Tri Susilo 75 75 75 225 75 14 1554 Gunawan Much 75 75 75 225 75 Jumlah 1185 1190 1180 3252 1185 Rata-rata 84,64 85 84,28 251,7 84,64 Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil evaluasi belajar sebesar 5,54% dari siklus I. Peningkatan nilai menunjukkan bahwa perbaikan proses pembelajaran membawa dampak positif terhadap hasil belajar siswa. 4.2. Pembahasan dan Refleksi 4.2.1. Pembahasan Berdasarkan hasil belajar dan proses belajar yang telah dilaksanakan menunjukkan ada peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil belajar. Hasil belajar sebelum diadakan tindakan kelas mencapai nilai rata-rata 63,4% setelah siklus I dan siklus II rata-rata nilai 81,4% berarti ada peningkatan 18%. Hasil prestasi sebelum diadakan, tindakan kelas nilai rata-rata mencapai 79,1%, setelah siklus I dan siklus II, serta rekomendasi mencapai nilai rata-rata 84,6% berarti ada peningkatan 5,5%.
  • 22. 4.2.2. Refleksi Sesuai dengan catatn dilapangan dalam proses pembelajaran rekomendasi dan refleksi berupa perbaikan dan penyempurnaan proses belajar dan mengajar berdampak positif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan penulisan dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut : Hasil proses belajar sebelum tumbuh minat membaca mencapai nilai rata-rata 63,4%. Setelah termotivasi minat siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata mencapai 81,4%, berarti ada peningkatan 18%. Hasil belajar sebelum siklus I dan siklus II mencapai nilai rata-rata 79,1%, setelah siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi rata-rata mencapai 84,6% berarti ada peningkatan 5,5%. Maka menumbuhkan minat embaca dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia kelas I SDN Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang. B. Saran Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut : 1.Agar keterempilan berbahasa Indonesia meningkat, siswa harus memiliki minat yang tinggi dalam prosses pembelajaran. 2.Agar hasil belajar siswa bias meningkat secara optimal hendaknya guru menumbuhkan minat siswa dengan perbaikan dan penyempurnaan proses pembelajaran DAFTAR PUSTAKA Ausebel, D.P, 1963. The Psychology of meaning Verbal Learning. New York, grune & Srattim Arikunto, S. 1983. Dasar-dasar evaluasi pendidikan, prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara. Baso, M. 1999.Kapita Selekta Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Alkon Training. Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar program Pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas VI Sekolah Dasar. Jakarta : Dikdasmen. De Porter,B.M.dkk.2000. Quantum Teaching. Bandung : Kaifa.
  • 23. Hopkins, David. 1985. Teaching’s Guide the Classroom Research. Philadelphia : Open University, Milton Keynes. Muchlisoh, dkk. 1992. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Universitas Terbuka. Mc, Niff, jean. 1992. Action Research, principle and Practice. New York, Rontledge Champman & Hall, Inc. Nasution, S. 1992. Metodologi Penulisan Neturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Supriadi, dkk. 1995. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdikbud Bagian proyek peningkatan mutu guru SD, Setara D-II 1995. Sudjana, N. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar baru. Lampiran 2 Evaluasi Belajar Siklus I SIAPA YANG BODOH Seluruh binatang di hutan menganggap kancil sebagai binatang paling pintar dan banyak akal. Oleh karena itu, baginda Singa pun sering bertanya kepada Kancil bila ada masalah yang sulit dipecahkan. Sudah beberapa hari ini Kancil melihat Baginda Singa akrab dengan Keledai. Ia tidak senang dan merasa tersaingi. Ketika Baginda Singa sedang sendiri.Kancil mendekat, “ Tuanku akhir-akhir ini Tuanku sering melihat bersama Keledai. Hamba takut kalau Tuanku tertular kebodohannya.” “ Terima kasih, Cil. Kalau begitu, aku akan berusaha menjauhinya,” jawab Baginda Singa. Kancil merasa senang karena hasutannya berhasil. Singa percaya bahwa Keledai bodoh. Setelah kancil pergi, Baginda Singa berpikir,” Apa benar yang dikatakan kancil? Ah, aku tidak mau lansung percaya begitu saja ! Aku harus menguji kepintaran kancil dan keledai. Aku harus menguji kepintaran Kancil dan Keledai. Aku harus mengajukan pertanyaan yang sulit yang sangat sulit untuk mereka berdua. Baginda Singa lalu mencari pertanyaan yang akan diajukan kepada mereka. Setelah ia menemukan pertanyaan yang sulit, Baginda Singa mengundang Kancil dan keledai. “ Kancil, Keledai sengaja kalian aku undang malam ini. Kita rasakan udara begitu sejuk. Langit bersih. Bintang bertaburan dan berkelip-kelip. Coba kalian lihat ke atas! Berapa ya jumlah bintang-bintang itu?”Tanya Baginda Singa.
  • 24. Kancil dan Keledai terus mengamati langit. Kancil beberapa kali menghitung jumlah bintang, tetapi tidak pernah cocok jumlahnya berbeda terus. “ kancil, Bagaimana Kamu?” Tanya Baginda Singa. Kancil terdiam. Ia akhirnya menggelengkan kepala. “ hamba menyerah, Baginda?”. “Keledai, bagaimana kamu?” Singa bertanya kepada keledai. Keledai menjawab tenang. “ Jumlah bintang di langit sama dengan jumlah bulu yang tuan miliki.” “ Kamu jangan asal menjawab saja,Keledai!” Ujar Singa agak marah. “ Kalau Tuan tidak percaya, silahkan saja Tuan hitung sendiri!” kata Keledai. Singa terdiam. Ia berpikir dalam hatinya dan benar kata keledai. Aku juga tidak tahu, berapa jumlah buluku dan jumlah bintang di langit. “ Kamu ternyata pintar. Keledai,” puji Baginda Singa. Keledai tersenyum bangga, Kancil lalu pergi karena malu. Ternyata, ada juga yang lebih pintar dari dirinya. Dikutip dari : Buku BBI 3B Hal 130 PERTANYAAN SIKLUS I JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI! 1. Siapa yang menjadi raja hutan itu? 2. Mengapa kancil merasa tersaingi oleh keledai? 3. Apakah Singa langsung percaya pada laporan Kancil? 4. Apa yang dilakukan Singa untuk menguji kepandaian Keledai? 5. Mengapa Kancil akhirnya pergi meninggalkan Singa dan Keledai? KUNCI JAWABAN SIKLUS I 1. Singa 2. Karena sudah beberapa hari Singa akrab dengan Keledai 3. Tidak 4. Mengajukan pertanyaan yang sulit 5. Kancil malu kepada Keledai karena Keledai lebih pintar dari dirinya.
  • 25. LAMPIRAN II EVALUASI BELAJAR SIKLUS II JASA PETANI DAN NELAYAN Nasi yang kita makan setiap hari Siapa penghasilnya Tentu saja petani Jangan lupakan jasanya Ikan segar bergizi Siapa pula penghasilnya
  • 26. Kutahu pasti Itu jasa nelayan Wahai kawan Jangan lupa petani dan nelayan Mereka berjasa besar Mencari bahan makanan Karya: N. Falia Dikutip dari: Buku BBI 3B hal 118 PERTANYAAN SIKLUS II JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI! 1. Mengapa petani dikatakan berjasa? 2. Mengapa Nelayan dikatakan berjasa? 3. Mengapa kita tidak boleh melupakan jasa Petani dan Nelayan? KUNCI JAWABAN SIKLUS II 1. Karena menghasilkan bahan makanan 2. Karena mencari bahan makanan yang bergizi yaitu ikan 3. Karena mereka mencari bahan makanan