1. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
MENGGUNAKAN TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) METHOD
SISWA KELAS IV B MI SULLAMUL KHAIRIYAH CEMPAKA
KOTA BANJARBARU
Oleh
ADHARIAH
NIM. 0701248556
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH
BANJARMASIN
2011 M / 1432 H
2. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA BAHASA INGGRIS
MENGGUNAKAN TOTAL PHYSICAL RESPONSE (TPR) METHOD
SISWA KELAS IV B MI SULLAMUL KHAIRIYAH CEMPAKA
KOTA BANJARBARU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna
Mencapai Gelar Sarjana
Dalam Pendidikan Islam
Oleh:
ADHARIAH
NIM. 0701248556
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI
FAKULTAS TARBIYAH
BANJARMASIN
2011 M / 1432 H
3. PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Adhariah
NIM : 0701248556
Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris Kualifikasi Fakultas
Tarbiyah
Mahasiswa : Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan
atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Jika kemudian hari terbukti ia merupakan duplikat, plagiat atau dibuat oleh orang
lain secara keseluruhan atau sebgaian besar, maka skripsi dan gelar yang
diperoleh karenanya batal demi hukum.
Banjarmasin, Juli 2011
Yang memmbuat Pernyataan
Adhariah
NIM. 0701248556
PERSETUJUAN
PTK yang berjudul : Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris
Menggunakan
4. Total Physical Response (TPR) Siswa Kelas IV B MI
Sullamul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru
Ditulis Oleh : Adhariah
NIM : 0701248556
Program : Pendidikan Bahasa Inggris Kualifikasi Fakultas Tarbiyah
Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, saya dapat menyetujui untuk
diajukan sebagai bahan penilaian pada program Pendidikan Bahasa Inggris
Kualifikasi Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin.
Banjarmasin, Juli
2011
Pembimbing I Pembimbing II
Drs.H.Ahdi Makmur, M.Ag, Ph.D. Dra.Hj. Wardah
Hayati, MA
NIP. 19540121 198203 1 003 NIP. 19670507
199403 2003
Mengetahui
Ketua Pengelola Program Kualifikasi Guru RA/Madrasah Fakultas Tarbiyah
IAIN Antasari Banjarmasin
Dra.Hj. Mudhiah, M.Ag
NIP. 19651030 199103 2 005
5. ABSTRAK
Adhariah. 2011. Meningkatkan Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris
Menggunakan Total Physical Response (TPR) Siswa kelas IV B MI
Sullamul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru, Skripsi Pendidikan
Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah. Pembimbing: (I) Drs.H.Ahdi Makmur,
M.Ag, Ph.D. (II) Dra.Hj. Wardah Hayati, MA
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh data awal yang menunjukkan
minimnya pembelajaran bahasa Inggris khususnya pada keterampilan berbicara
hal ini didorong oleh guru yang kurang tepat dalam mengggunakan metode
kepada siswa dalam proses pembelajaran, sehingga mengakibatkan kemampuan
berbicara siswa dalam bahasa Inggris rendah. Oleh karena itu perlu dilakukan
suatu upaya untuk meningkatkan kemampuan berbicara siswa dalam bahasa
Inggris menggunakan metode Total Physical Response (TPR)
Pembahasan penelitian ini adalah bertujuan untuk menjawab pertanyaan:
Apakah metode Total Physical Response (TPR) dapat meningkatkan kemampuan
berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris?
Dalam rangka mencapai tujuan penelitian ini penulis menggunakan
metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang bertempat di Madrasah Ibtidaiyah
Sullamul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru dengan subyek penelitian yang
terdiri dari 25 siswa dengan komposisi 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan
dan guru sebagai peneliti.
Penelitian ini dilakukan pada semester II tahun pelajaran 2010/2011 dan
dilaksanakan sebanyak tiga siklus untuk melihat peningkatan hasil belajar dan
aktivitas siswa dalam mengikuti mata pelajaran Bahasa Inggris melalui Metode
Total Physical Response (TPR)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kemajuan dalam penguasaan
bahasa Inggris selama kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan Metode
Total Physical Response (TPR) Hal ini dibuktikan dari hasil siklus I yang
dilakukan dua kali pertemuan dan satu kali refleksi telah terdapat kemajuan, ini
terlihat dari hasil evaluasi yang dilaksanakan siklus I rata-rata nilai pada
pertemuan pertama yaitu 67,5 dan pertemuan kedua 68,80 (rata-rata nilai siklus I
68,15). Kemudian meningkat pada siklus II, pertemuan pertama yaitu 69,20 dan
pertemuan kedua 69,60 (rata-rata nilai siklus II 69,40). Kemudian meningkat lagi
pada siklus III, pertemuan pertama yaitu 70,0 dan pertemuan kedua 71,60 (rata-
rata nilai siklus III 70,8).
Sejalan dengan hasilnya, penulis menyarankan bahwa Metode Total
Physical Response (TPR) mampu meningkatkan prestasi dan minat siswa dalam
mengikuti pembelajaran bahasa Inggris. Namun guru harus memilih metode yang
sesuai yang berhubungan dengan materi yang mereka akan ajarkan.
6. ABSTRACT
Adhariah. 2011. Improve English Speaking Ability Using Total Physical
Response (TPR) Students in Grades IV B MI Sullamul Khairiyah
Cempaka Banjarbaru City, Thesis English Education, Faculty Tarbiyah.
Supervisor: (I) Drs.H.Ahdi Makmur, M. Ag, Ph.D. (II) Dra.Hj. Wardah
Hayati,, MA
The research was motivated by preliminary data showing the lack of
English language learning in particular on speaking skills this is driven by
teachers who use traditional methods are less appropriate to the students in the
learning process, resulting in the ability of students in English speaking low.
Therefore it is necessary for an attempt to improve students' ability to speak in
English using the method Total Physical Response (TPR).
Discussion This study is aimed to answer the question: Is the method
Total Physical Response (TPR) can improve students' speaking skills in English
class?
In order to achieve the objectives of this study the authors use the method
of Classroom Action Research (PTK), which is housed in the Madrasah Ibtidaiyah
Sullamul Khairiyah Cempaka Banjarbaru City to study subjects that consisted of
25 students with a composition of 10 men and 15 women and teachers as
researchers.
The research was conducted in the second semester of the school year
2010/2011 and implemented in three cycles to see increased student learning
outcomes and activities in the following subjects English Language through Total
Physical Response method (TPR)
The results showed that students' progress in mastering the English
language for teaching and learning activities by using the method Total Physical
Response (TPR) It is evident from the results of the cycle I conducted two
meetings and one-time reflection there has been progress, is evident from the
results of evaluations carried out I cycle the average value of 67.5 at the first
meeting and second meeting of 68.80 (the average value of the cycle I 68.15).
Then increased in cycle II, the first meeting of the 69.20 and 69.60 the second
meeting (the average value of cycle II 69.40). Then increased again in the third
cycle, the first meeting which is 70.0 and the second meeting of 71.60 (the
average value of 70.8 cycles III).
In line with the results, the authors suggest that the method Total Physical
Response (TPR) to increase student achievement and interest in participating in
learning English. However, teachers should choose the appropriate method of
dealing with the material they will teach.
7. KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allh SWT yang telah memberikan
taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan PTK ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan tercinta Nabi
Muhammad SAW, seluruh keluarga, sahabat, kerabat, dan para pengikut beliau
hingga akhir zaman.
Untuk memenuhi sebagian dari tugas-tugas dan syarat-syarat untuk
mencapai gelar sarjana Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari
Banjarmasin, maka disusunlah sebuah skripsi yang berjudul : “Meningkatkan
Kemampuan Berbicara Bahasa Inggris Menggunakan Total Physical Response
(TPR) Siswa IV B MI Sullamul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru”.
Penyusunan skripsi yang bertujuan untuk menyelesaikan studi pada Fakultas
Tarbiyah IAIN Antasari ini dalam proses penulisannya tidak terlepas dari segala
bantuan berbagai pihak, baik bantuan berupa ilmu pengetahuan, bimbingan,
dorongan dan lain-lain. Oleh karena itu, penulis merasa berkewajiban untuk
mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya terutama kepada yang terhormat :
1. Bapak Prof. Dr. H. Syaifuddin Sabda, M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Antasari Banjarmasin yang telah berkenaan memberikan persetujuan
terhadap judul skripsi ini untuk dimunaqasahkan.
2. Ibu Dra. Hj. Mudhiah, M. Ag. selaku Ketua Program Kualifikasi Guru
Fakultas Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin yang telah berkenaan
memberikan persetujuan terhadap judul skripsi ini untuk dimunaqasahkan.
3. Bapak Drs. H. Ahdi Makmur, M.Ag. Ph.D. selaku pembimbing I dan Ibu Dra.
Hj. Wardah Hayati, MA selaku pembimbing II yang telah banyak
memberikan arahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.
8. 4. Semua dosen, asisten dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah IAIN
Antasari Banjarmasin yang telah banyak memberikan berbagai bekal ilmu
pengetahuan yang berguna bagi penulis.
5. Teman sejawat/kolaborator dan siswa-siswi MI Sullamul Khairiyah
memeberikan informasi dan membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan PTK ini.
6. Kepala Sekolah, beserta staf dan dewan guru MI Sullamul Khairiyah
cempaka Banjarbaru, yang memberikan izin serta dukungan, sehingga
penelitian berjalan lancar
7. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan penulisan skripsi ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, dan penulis berdoa semoga semua
pihak yang telah dilakukan mendapat ganjaran yang berlipat ganda dari Allah
SWT.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan PTK ini masih
banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan yang disebabkan kedangkalan dan
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar penulis dapat
memperbaiki serta menerapkan pada masa-masa akan dating. Semoga PTK ini
berguna bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya, atas perhatian
dan dukungannya kami ucapkan terima kasih.
Banjarmasin, Juli 2011
Penulis
9. DAPTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN SAMPUL ............................................................................. ii
KEASLIAN TULISAN ............................................................................ iii
TANDA PERSETUJUAN ........................................................................ iv
ABSTRACT .............................................................................................. v
KATA PENGANTAR .............................................................................. vii
DAPTAR ISI ............................................................................................. ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................... 3
C. Perumusan Masalah ......................................................... 3
D. Hipotesis Tindakan........................................................... 4
E. Tujuan PTK ...................................................................... 4
F. Manfaat PTK .................................................................... 5
G. Materi yang diajarkan dalam PTK ................................... 5
BAB II : KAJIAN TEORI
A. Pengertian Bahasa ............................................................ 6
B. Pengertian Bahasa Inggris, dan Pembelajaran Bahasa ..... 6
C. Pengertian Berbicara ........................................................ 7
D. Metode-metode Pembelajaran .......................................... 8
E. Metode TPR dalam Keterampilan Berbicara ................... 18
F. Bentuk-bentuk Aktivitas Dalam Penerapan Metode TPR 20
10. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penenlitian ........................................................... 21
B. Persiapan PTK.................................................................. 21
C. Subyek Penenelitian ......................................................... 22
D. Sumber Data ..................................................................... 22
E. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................ 23
F. Indikator Kenerja ............................................................. 24
G. Analisis Data .................................................................... 24
H. Prosedur Penelitian........................................................... 25
I. Personalia Peneliti ............................................................ 28
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMABAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian ............................................. 29
B. Hasil Penenlitian .............................................................. 29
C. Pembahasan ...................................................................... 73
BAB V : PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 77
B. Saran ................................................................................. 78
DAPTAR PUSTAKA
HALAMAN TERJEMAH
11. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di era sekarang ini, dunia pendidikan telah berkembang dengan pesat.
Hal itu jelas terlihat dengan adanya kurikulum muatan lokal bahasa Inggris di
Sekolah Dasar (SD) atau Madrasah Ibtidaiyah (MI). Dengan demikian,
pembelajaran bahasa Inggris yang merupakan bahasa Internasional dan sangat
berpengaruh dalam dunia Internasional menjadi penting.
Dalam pembelajaran bahasa Inggris, ada empat skill atau keterampilan
berbahasa yang diajarkan dan dipelajari, yaitu: mendengarkan (Listening),
berbicara (Speaking), membaca (Reading), dan menulis (Writing).1
Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan dalam
rangka mencapai tujuan. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa yang berkualiatas melalui kegiatan belajar mengajar baik di
sekolah maupun di masyarakat. Oleh karena itu, kebahagian dan keselamatan
hidup tidak akan ada kecuali dengan pendidikan atau ilmu pengetahuan.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Mujadillah ayat 11:
Berdasarkan uraian di atas, ilmu pengetahuan dapat mengangkat derajat
hidup manusia. Semua orang punya keinginan agar pekerjaan yang ia lakukan
1
Doddy Rusmono. Bahasa Inggris, (Jakarta:Direktorat Jendral Pendidikan Islam, 2009). h.1.
12. bisa mendatangkan kepuasan. Karena itu, ia biasanya berusaha selalu optimal,
termasuk guru dalam mengajar. Dalam proses pembelajaran, tidak terkecuali
pembelajaran bahasa Inggris guru harus mampu menguasai materi pelajaran
yang ia berikan.
Berdasarkan pengalaman penulis di kelas IV B pada semester I di
pembelajaran bahasa Inggris khususnya pada keterampilan berbicara sangat
rendah. Siswa belum terampil mengucapkan atau berbicara dalam bahasa
Inggris, juga dalam pengucapan kosa kata dalam bahasa Inggris. Untuk itu,
perlu dicari terobosan oleh guru agar kemampuan berbicara bahasa Inggris
siswa meningkat. Salah satu caranya adalah melalui Penelitian Tindakan
Kelas (PTK).
Mutu pembelajaran juga bergantung pada pemilihan metode atau
strategi yang tepat bagi tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu perlu
dikembangkan profesionalitas guru agar metode dalam proses pembelajaran
menjadi kaya akan inovasi dan variasi.
Beberapa kelemahan pembelajaran bahasa Inggris disekolah khususnya
dalam keterampilan berbicara, mungkin juga disebabkan kurang
bervariasinya strategi yang digunakan guru atau bahkan guru belum
menemukan metode yang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris. Guru
lebih banyak mendominasi kelas sementara siswa sebagai peserta didik
mengalami kesulitan dalam berbicara bahasa Inggris. Keadaaan ini
mengakibatkan rendahnya keterampilan berbicara siswa dalam bahasa
Inggris.
13. Dari masalah tersebut di atas, perlu adanya metode pembelajaran yang
tepat agar siswa mendapat kemudahan dan merasa senang dalam belajar
berbicara bahasa Inggris. Rasa senang dalam belajar adalah salah satu kunci
keberhasilan dalam meningkatkan mutu pembelajaran. Di antara cara yang
cukup efektif adalah melalui penggunaan metode Total Physical Response
(TPR). Oleh karena itu, perlu diadakan penelitian untuk membuktikan bahwa
penggunaan metode TPR dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa
dalam bahasa Inggris.
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan situasi di atas, kondisi yang ada saat ini adalah:
1. Belum ditemukannya metode yang tepat dalam pembelajaran
keterampilan berbahasa Inggris.
2. Kurangnya interaksi guru dan siswa.
3. Rendahnya keterampilan berbicara siswa dalam pembelajaran bahasa
Inggris.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Apakah metode Total Physical Response (TPR) dapat meningkatkan
kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris ?
14. 2. Bagaimana aktivitas siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris dengan
diterapkannya metode Total Physical Response (TPR)
D. Hipotesis Tindakan
Metode pemecahan masalah yang akan digunakan dalam penelitian
Tindakan Kelas ini adalah metode Total Physical Response (TPR), yaitu
suatu pembelajaran bahasa yang disusun berdasarkan koordinasi perintah
(command), ucapan (speech), dan gerak (action), serta berusaha
mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).2
Siswa dalam TPR mempunyai peranan utama sebagai pendengar
dan pelaku. Dengan metode pembelajaran ini, diharapkan kemampuan
berbicara dan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris semakin
meningkat.
E. Tujuan PTK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dapat meningkatkan kemampuan berbicara siswa pada mata pelajaran
bahasa Inggris
2. Dapat meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran bahasa Inggris
F. Manfaat PTK
1. Bagi sekolah
2
Richards, Jack C, Approaches Methods language Teaching,(2001) http:// www. Amazon.com
.diakses pada 10 Januari 2011
15. Dapat memperbaiki kualitas sekolah
2. Bagi Siswa
Dapat meningkatkan kemampuan berbicara
3. Bagi Guru
Ditemukannya metode yang tepat dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
G. Materi yang diajarkan dalam PTK ini adalah:
Materi yang diajarkan dalam PTK ini adalah Body and Face,dengan
Kompetensi Dasar yang ingin dicapai yakni :
1. Bercakap-cakap untuk menyertai tindakan secara berterima yang
melibatkan tindakan tutur: memberi contoh melakukan sesuatu dan
memberi aba-aba
BAB II
KAJIAN TEORI
16. A. Pengertian Bahasa
Bahasa adalah keterampilan khusus yang komplek, berkembang dalam
diri anak-anak secara spontan, tanpa usaha sadar atau instruksi formal,
dipakai tanpa memahami logika yang mendasarinya, secara kualitatif sama
dalam diri setiap orang, dan berbeda dari kecakapan–kecakapan lain yang
sifatnya lebih umum dalam hal memproses informasi atau perilaku.3
Gambaran di atas menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahasa itu sistematis
2. Bahasa itu seperangkap symbol manasuka
3. Simbol-simbol itu utamanya adalah vokal, tetapi bisa juga visual
4. Simbol mengkonvensionalkan makna yang dirujuk
5. Bahasa dipakai untuk berkomunikasi
6. Bahasa beroperasi dalam sebuah komunitas atau budaya wicara
7. Bahasa dikuasai oleh semua orang dalam cara yang sama; bahasa dan
pembelajaran bahasa sama-sama mempunyai karakteristik universal.4
B. Pengertian Bahasa Inggris dan Pembelajaran Bahasa
Bahasa inggris adalah salah satu bahasa internasional yang digunakan
dalam bahasa pergaulan, perdagangan dan juga pendidikan, sehingga
memiliki peranan yang sangat strategis dalam menghantarkan seseorang
kepada kesuksesan. Selain itu, bahasa Inggris adalah salah satu mata
pelajaran muatan lokal dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan di
Sekolah Dasar (SD) atau Madrsah Ibtidaiyah (MI).
Douglas Brown dalam bukunya “Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran
Bahasa”, menyebutkan bahwa pembelajaran bahasa adalah penguasaan atau
pemerolehan pengetahuan tentang subyek atau sebuah keterampilan dengan
belajar, pengalaman, atau instruksi. Sedangkan pengajaran didefinisikan
sebagai “menunjukkan atau membantu seseorang mempelajari cara
3
Douglas Brown. Prinsip Pembelajaran dan Pengajaran Bahasa, (Jakarta: Kedutaan Besar
Amerika Serikat, 2008). h.6.
4
Ibid
17. melakukan sesuatu, memberi instruksi, memandu dalam pengkajian sesuatu,
menyiapkan pengetahuan, menjadikan tahu atau paham”5
Dengan demikian, pembelajaran bahasa Inggris berarti penguasaan atau
pemerolehan pengetahuan tentang bahasa Inggris dengan belajar atuapun
pengalaman.
C. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau
kata-kata untuk mengekpresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran,
gagasan, dan perasaan.6
Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasan
yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang
pendengar atau penyimak.7
Berbicara adalah proses individu berkomunikasi dengan lingkungan
masyarakat untuk menyatakan diri sebagai anggota masyarakat. Berbicara
adalah ekspresi kreatif yang dapat memanifestasikan kepribadiannya yang
tidak sekedar alat mengkomunikasikan ide belaka, tetapi juga alat utama
untuk menciptakan dan memformulasikan ide baru. Berbicara adalah tingkah
laku yang dipelajari di Iingkungan keluarga, tetangga, dan lingkungan lainnya
disekitar tempatnya hidup sebelum masuk sekolah.8
5
Ibid
6
Rangkasiwi, pengertian-berbicara,(2008) http://makalahdanskripsi.blogspot.com/ diakses pada
10 Januari 2011
7
Ibid
8
Ibid
18. Dengan demikian, berbicara berarti kemampuan individu
berkomunikasi, dengan masyarakat sehingga dapat menyatakan atau
menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
D. Metode-Metode Pembelajaran
Ada beberapa macam metode yang biasa digunakan seorang guru atau
instruktur dalam meningkatkan kemampuan belajar peserta didiknya seperti
metode diskusi, ceramah, dan inquiry.
Metode pembelajaran adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang
cara-cara menyampaikan bahan pelajaran sehingga dikuasai oleh peserta
didik, atau ilmu tentang guru mengajar dan murid belajar. Dalam
pembelajaran bahasa Inggris terdapat beberapa metode mengajar (teaching
methods), yaitu sebagai berikut :
1. Grammar Translation Method (GTM)
Pada metode Grammar (the Grammar Method) siswa mempelajari
kaidah-kaidah gramatika bersama-sama dengan daftar atau kelompok-
kelompok kosakata. Kata-kata tersebut kemudian dijadikan frase atau
kalimat berdasarkan kaidah yang telah dipelajari. Pada metode ini
penguasaan kaidah-kaidah lebih diutamakan daripada penerapannya.
Ketrampilan lisan, seperti pelafalan, tidak dilakukan. Metode ini mudah
penerapannya karena guru tidak harus fasih berbicara bahasa yang harus
dipelajari, sedangkan evaluasi dan pengawasannya juga tidak sulit.
19. Metode Translation (the Translation Method) berisi kegiatan-
kegiatan penerjemahan teks yang dilakukan dari hal mudah ke hal yang
sulit, pertama dari bahasa sasaran ke bahasa ibu dan sebaliknya.
Penerjemahan teks dilakukan dengan cara penerjemahan kata per kata
maupun gagasan pergagasan termasuk ungkapan-ungkapan idiomatik.9
Perpaduan dua metode tersebut di atas melahirkan metode
Grammar-Translation (the Grammar Translation Method atau GTM) yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Pengajaran dimulai dengan pemberian kaidah-kaidah gramatika dan
mengacu pada kerangka gramatika formal.
Kosakata yang diajarkan bergantung pada teks yang dipilih sehingga
tidak ada kesinambungan antara kelompok atau daftar kosakata yang
satu dengan yang lainnya.
Penghafalan dan penerjemahan merupakan ciri kegiatan yang
menonjol, yaitu menghafal dan menerjemahkan kosakata dan kaidah
gramatika.
Pelafalan tidak diajarkan atau sangat dibatasi hanya pada beberapa
aspek saja.
Lebih menekankan pada ketrampilan membaca dan menulis daripada
menyimak dan berbicara.
Dari uraian di atas, GTM dapat didefinisikan sebagai metode
pengajaran bahasa melalui analisis kaidah-kaidah bahasa secara rinci dan
9
Luluvikar,Model-model Pembelajaran Bahasa Inggris, (article on Nopember),(2010), Luluvikar
wordpress.com. 2010/11/10…diakses pada 10 Januari 2011
20. diikuti dengan penerapan pengetahuan tentang kaidah-kaidah tersebut
untuk tujuan penerjemahan kalimat-kalimat dan teks-teks, baik dari bahasa
sasaran ke bahasa ibu atau sebaliknya.
1.1. Ciri-ciri GTM:
a. menekankan ketepatan; siswa diharapkan dapat mencapai standar
yang tinggi dalam penerjamahan.
b. meruntutkan butir atau kaidah-kaidah gramatika bahasa sasaran
dengan ketat dalam silabus.
c. menggunakan bahasa ibu pelajar sebagai medium instruksi
2.1. Teknik-teknik dalam Grammar Translation Method:
Translation of a literary passage
Reading comprehension questions
Antonyms/Synonyms
Cognates
Deductive application of rule
Fill-in-the-blanks
Memorization
Use words in sentences
Composition
2. Direct Method (DM)
Pengajaran langsung merupakan revisi dari Grammar Translation
Method karena metode ini dianggap tidak dapat membuat siswa dapat
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa asing yang sedang dipelajari.
Dalam proses pembelajaran, penerjemahan dilarang digunakan.
Proses pembelajaran dengan DM, guru menyuruh siswa untuk
membaca nyaring. Kemudian, guru memberi pertanyaan dalam bahasa
yang sedang dipelajari. Selama proses pembelajaran berlangsung, realia
seperti peta atau benda yang sesungguhnya bisa dipergunakan. Guru bisa
menggambar atau mendemonstrasikan.10
2.1 Teknik-teknik dalam Direct Method:
Reading aloud
Question and answer exercise
10
Ibid
21. Getting students to self-correct
Conversation practice
Fill-in-the-blanks
Dictation
Map drawing
Paragraph writing
3. The Audio-Lingual Method (ALM)
Istilah audio-lingualisme pertama-tama dikemukakan oleh Prof.
Nelson Brooks pada tahun 1964. Metode ini menyatakan diri sebagai
metode yang paling efektif dan efisien dalam pembelajaran bahasa asing
dan mengklaim sebagai metode yang telah mengubah pengajaran bahasa
dari hanya sebuah kiat ke sebuah ilmu. Audio-Lingual Method (ALM)
merupakan hasil kombinasi pandangan dan prinsip-prinsip Linguistik
Struktural, Analisis Kontrastif, pendekatan Aural-Oral, dan psikologi
Behavioristik.
Dasar pemikiran ALM mengenai bahasa, pengajaran, dan
pembelajaran bahasa adalah sebagai berikut:
Bahasa adalah lisan, bukan tulisan
Bahasa adalah seperangkat kebiasaan
Ajarkan bahasa dan bukan tentang bahasa
Bahasa adalah seperti yang diucapkan oleh penutur asli
Bahasa satu dengan yang lainnya itu berbeda
Richards & Rodgers menambahkan beberapa prinsip pembelajaran
yang telah menjadi dasar psikologi audio-lingualisme dan penerapannya
sebagai berikut:
Pembelajaran bahasa asing pada dasarnya adalah suatu proses
pembentukan kebiasaan yang mekanistik.
22. Ketrampilan berbahasa dipelajari lebih efektif jika aspek-aspek yang
harus dipelajari pada bahasa sasaran disajikan dalam bentuk lisan
sebelum dilihat dalam bentuk tulis.
Bentuk-bentuk analogi memberikan dasar yang lebih baik bagi
pembelajar bahasa daripada bentuk analisis, generalisasi, dan
pembedaan-pembedaan lebih baik daripada penjelasan tentang kaidah-
kaidah.
Makna kata-kata yang dimiliki oleh penutur asli dapat dipelajari hanya
dalam konteks bahasa dan kebudayaan dan tidak berdiri sendiri.11
Richards & Rogers juga mengatakan bahwa ketrampilan bahasa
diajarkan dengan urutan: menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Bentuk kegiatan pengajaran dan pembelajaran ALM pada dasarnya adalah
percakapan dan latihan-latihan (drills) dan latihan pola (pattern
practice). Percakapan berfungsi sebagai alat untuk meletakkan struktur-
struktur kunci pada konteksnya dan sekaligus memberikan ilustrasi situasi
dimana struktur-struktur tersebut digunakan oleh penutur asli, jadi juga
sebagai penerapan aspek kultural bahasa sasaran. Pengulangan dan
penghafalan menjadi kegiatan yang dominan pada metode ini. Pola-pola
gramatika tertentu pada percakapan dipilih untuk dijadikan kegiatan
latihan pola. Kegiatan-kegiatan pembelajaran berdasarkan ALM adalah:
repetition, inflection, relplacement, restatement, completion, transposition,
expansion, contraction, transformation, integration, rejoinders, dan
restoration.
3.1. Prosedur Pembelajaran dengan mengggunakan ALM:
a. Kegiatan Guru
Menjadi model pada semua tahapan pembelajaran.
Menggunakan bahasa Inggris sebanyak mungkin dan bahasa ibu
sedikit mungkin.
11
Ibid
23. Melatih ketrampilan menyimak dan berbicara siswa tanpa bahasa
tulis dulu.
Mengajarkan struktur melalui latihan pola bunyi, urutan, bentuk-
bentuk, dan bukan melalui penjelasan.
Memberikan bentuk-bentuk tulis bahasa sasaran setelah bunyi-
bunyi benar-benar dikuasai siswa.
Meminimalkan pemberian kosakata kepada siswa sebelum semua
struktur umum dikuasai.
Mengajarkan kosakata dalam konteks.
b. Kegiatan Siswa
Mendengarkan sebuah percakapan sebagai model (guru atau kaset)
yang berisi struktur kunci yang menjadi fokus pembelajaran,
mereka mengulangi setiap baris percakapan tersebut secara
individu maupun bersama-sama, menghafalkannya dan siswa tidak
melihat buku.12
Mengganti dialog dengan setting tempat atau yang lainnya sesuai
dengan selera siswa.
Berlatih struktur kunci dari percakapan secara bersama-sama dan
kemudian secara individual.
Mengacu ke buku teks dan menindaklanjuti dengan kegiatan
membaca, menulis atau kosakata yang berdasarkan percakapan
yang ada, menulis dimulai dalam bentuk kegiatan menyalin dan
kemudian dapat ditingkatkan.
3.2. Teknik-teknik pengajaran dalam ALM (Audio-Lingual Method):
Dialog Memorization
Backward Build-up (expansion) Drill
Repetition Drill
Chain Drill
Single-slot Substitution Drill
Multiple-slot Substitution Drill
Transformation Drill
Question-and-Answer Drill
Use of Minimal Pairs
Complete the Dialog
Grammar Game
4. The Silent Way (SW)
12
Ibid
24. Ahli-ahli psikologi kognitif dan bahasa transformasi-generatif
beranggapan bahwa belajar bahasa tidak perlu melalui pengulangan.
Mereka percaya bahwa pebelajar dapat menciptakan ungkapan-ungkapan
yang belum pernah didengar. Selanjutnya mereka berpendapat bahwa
pembelajaran bahasa tidak hanya menirukan tapi aturan-aturan berbahasa
dapat membantu mereka menggunakan bahasa yang dipelajari.
Dalam proses pembelajarannya, guru hanya menunjuk ke suatu
chart yang berisi dengan vocal konsonan. Guru menunjuk beberapa kali
dengan diam. Setelah beberapa saat guru hanya memberi contoh cara
pengucapannya. Kemudian menunjuk siswa untuk melafalkan sampai
benar. Dalam proses pembelajaran guru banyak berdiam diri, dia hanya
mengarahkan/menunjuk pada materi pembelajaran.13
4.1. Teknik-teknik The Silent Way:
Sound-Color Chart
Teacher’s Silence
Peer Correction
Rods
Self-Correction Gestures
Word Chart
Fidel Chart
Structured Feedback
5. Suggestopedia
Georgi Losanov percaya bahwa dalam proses pembelajaran ada
kendala psikologi. Suggestopedia merupakan aplikasi sugesti dalam
pedagogi dimana perasaan pebelajar mengalami kegagalan dapat
13
Ibid
25. dihilangkan. Dalam model pembelajaran suggestopedia, kendala psikologi
pebelajar dapat diatasi.
Dalam mengaplikasikan model pembelajaran ini, ruang kelas ditata
sedemikian rupa sehingga berbeda dengan kelas biasa. Siswa duduk di
sofa dalam bentuk setengah lingkaran dengan penerangan yang remang-
remang. Beberapa poster yang berhubungan dengan materi pembelajaran
dipasang di tembok. Guru menyapa dalam bahasa ibu kemudian
meyakinkan siswa/pebelajar kalau nereka tidak perlu berusaha untuk
belajar tapi pembelajaran akan berlangsung secara alami. Guru memutar
musik klasik kemudian mengarahkan pebelajar untuk rileks dengan cara
menarik nafas panjang. Selanjutnya guru mengajak pebelajar berimajinasi
tentang materi yang sedang dipelajari. Ketika mereka membuka mata,
mereka bermain peran. Setelah itu, guru membaca sambil
memperdengarkan musik. Guru tidak memberi pekerjaan rumah.14
5.1. Teknik-teknik dalam Suggestopedia:
Classroom Set-up
Peripheral Learning
Positive Suggestion
Visualization
Choose a New Identity
Role-Play
First Concert
Second Concert
Primary Activation
Secondary Activation
14
Ibid
26. 6. Community Language Learning (CLL)
Metode ini mempercayai prinsip „whole persons’ yang artinya guru
tidak hanya memperhatikan perasaan dan kepandaian siswa tapi juga
hubungan dengan sesama siswa. Menurut Curran siswa merasa tidak
nyaman pada situasi yang baru. Dengan memahami prasaan ketakutan dan
sensitif siswa guru dapat menghilangkan perasaan negatif siswa menjadi
energi positif untuk belajar.
Kursi disusun melingkar dengan sebuah meja di tengah. Ada
sebuah tape recorder di atas meja. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
Guru mnyuruh siswa membuat dialog dalam bahasa Inggris. Jika siswa
tidak mengetahui guru membantu. Percakapan siswa direkam. Kemudian,
hasil rekaman di tulis dalam bentuk transkrip dalam bahasa Inggrisdan
bahasa ibu. Setelah itu kaidah-kaidah kebahasaan didiskusikan.15
Teknik-teknik Community Language Learning:
Tape-recording Student Conversation
Transcription
Reflection on Experience
Reflective Listening
Human Computer
Small Group Tasks
7. The Total Physical Response Method (TPR)
Metode ini juga disebut „the comprehension approach‟ yang
mendekatkan pada pentingnya „listening comprehension’. Pada tahap awal
pembelajaran bahasa asing terfokus pada pemahaman mendengarkan. Hal
ini berdasarkan pada hasil observasi bagaimana anak-anak belajar bahasa
15
Ibid
27. ibu. Seorang bayi mendengarkan suara disekelilingnya selama berbulan-
bulan sebelum ia dapat menyebut satu kata. Tidak ada seorangpun yang
menyuruh bayi untuk berbicara. Seorang anak berbicara ketika ia sudah
siap melakukannya.
Pada Total Physical Response (TPR), siswa mendengarkan dan
merespon instruksi lisan guru. Bentuk instruksi yang diberikan seperti
„Turn around’, ‘Sit down’, ‘Walk’, ‘Stop’, ‘Jump’, dan sebagainya.16
7.1. Teknik-teknik dalam the Total Physical Response Method:
1. Using Commands to Direct Method
2. Role Reversal
3. Action sequence
8. The Communicative Approach (Communicative Language Teaching)
Mumbly menyebut Pendekatan Komunikatif sebagai
„Communicative Syllabus‟. Widdowson menyebutnya sebagai
„Communicative Approach’, sedangkan Richards & Rogers menyebutnya
„Communicative Language Teaching’ (CLT). Istilah-istilah seperti
Notionol-Functional Approach atau Functional Approach.
Communicative Aproach (Communicative Language Teaching)
berasal dari perubahan pada tradisi pengajaran bahasa di Inggris pada
akhir tahun 1960 dan kemunculannya dipertegas oleh:
1. Kegagalan Audio Lingual Method yang menghasilkan penutur-penutur
bahasa asing atau baha ysa kedua yang baik dan fasih tetapi tidak
mampu menggunakan bahasa yang dipelajari dalam interaksi yang
bermakna.
16
Ibid
28. 2. Pandangan Chomsky tentang kreatifitas dan keunikan kalimat sebagai
ciri dasar sebuah bahasa.
CA atau CLT bertujuan untuk menjadikan kompetensi komunikatif
(communicative competence) sebagai tujuan pengajaran bahasa dan untuk
mengembangkan teknik-teknik dan prosedur pengajaran ketrampilan
bahasa yang didasarkan atas aspek saling bergantung antara bahasa dan
komunikasi. Kompetensi Komunikatif mencakup kompetensi gramatika,
sosiolinguistik, dan strategi. Kemampuan komunikatif berbahasa
(communicative language ability) meliputi pengetahuan atau kompetensi
dan kecakapan dalam penerapan kompetensi tersebut dalam penggunaan
bahasa yang komunikatif, kontekstual, dan sesuai.17
Beberapa pemerian mengenai kompetensi komunikatif secara umum
berpandangan bahwa makna profisiensi dalam sebuah bahasa tidak hanya
sekedar mengetahui sistem kaidah-kaidah gramatikal (fonologi, sintaksis,
kosakata, dan semantik). Fokus metode ini pada dasarnya adalah elaborasi
dan implementasi program dan metodologi yang menunjang kemampuan
bahasa fungsional melalui pertisipasi pembelajaran dalam kegiatan-
kegiatan komunikatif.
E. Metode Total Physical Response dalam Keterampilan Berbicara
Menurut Richards J dalam bukunya Approaches and Methods in
Language Teaching, TPR didefinisikan: “a language teaching method built
around the coordination of speech and action; it attempts to teach language
through physical (motor) activity”. Jadi metode TPR (Total Physical
17
Ibid
29. Response) merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada
koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak (action); dan
berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).18
Sedangkan menurut Larsen dan Diane dalam Technique and Principles
in Language Teaching, TPR atau disebut juga ”the comprehension approach”
atau pendekatan pemahaman yaitu suatu metode pendekatan bahasa asing
dengan instruksi atau perintah.
Metode ini dikembangkan oleh seorang professor psikologi di
Universitas San Jose California yang bernama Prof. Dr. James J. Asher yang
telah sukses dalam pengembangan metode ini pada pembelajaran bahasa
asing pada anak-anak. Ia berpendapat bahwa pengucapan langsung pada anak
atau siswa mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak atau siswa akan
merespon kepada fisiknya sebelum mereka memulai untuk menghasilkan
respon verbal atau ucapan.
Dapat dilihat dari penjelasan diatas bahwa dalam mengajarkan bahasa
metode TPR ini cukup efektif untuk peserta didik. Dalam mengajarkan bahasa
dalam hal ini bahasa inggris, ada empat keterampilan yang diajakan yakni
mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Metode TPR dalam
mengajarkan keterampilan berbicara dapat digunakan seperti halnya
penjelasan diatas, karena TPR menurut Prof.Dr. James J.Asher yang telah
sukses dalam mengembangkan metode ini bahwa pengucapan langsung pada
18
Mukti Penny, TPR;Metode Pembelajaran Bahasa yang cukup efektif untuk peserta didik,
(2008)Http:// gapika.wordpress.com. diakses pada 18 Februari 2011
30. anak yang mengandung suatu perintah, dan selanjutnya anak akan merespon
kepada fisik untuk kemudian menghasilkan respoan verbal atau ucapan.
Begitu juga saat belajar speaking siswa merasa rileks dengan metode ini
karena metode TPR ini mengandung gerakan permainan dan menciptakan
suasan hati yang positif.
In TPR, the commands are given to get student to perform an action;
the action makes the meaning of the command clear.19
F. Bentuk Aktivitas Dalam Penerapan Metode TPR
Dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan metode TPR ini
banyak sekali aktivitas yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa antara lain:
a. Latihan dengan menggunakan perintah, merupakan aktivitas utama yang
dilakukan guru di dalam kelas dari metode TPR, latihan berguna untuk
memperoleh gerak fisik dan aktivitas dan siswa
b. Dialog atau percakapan (Conversation dialogue)
c. Bermain peran (Role Play), dapat dipusatkan pada aktivitas sehari-hari
seperti di sekolah, restoran, pasar dan lain-lain.
d. Presentasi dengan OHP atau LCD
e. Aktivitas membaca (Reading), dan menulis (Writing) untuk menambah
perbendaharaan kata dan juga pada susunan kalimat berdasarkan tense
dan sebagainya.20
19
Jeremy H.C The Practice of English language Teaching, www.long man.com
20
Mukti Penny, Op..Cit
31. BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
G. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian meliputi : tempat penelitian, waktu penelitian
dan siklus penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu sebagai berikut:
1. Tempat penelitian
Tempat Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di
Madrasah Ibtidaiyah Sullamul Khairiyah Cempaka Kota Banjarbaru.
Subyek penelitian ini adalah kelas IV B.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester II tahun pelajaran
2010/2011, selama dua bulan yakni dimulai tanggal 25 Januari sampai
dengan 25 Maret 2011. Penentuan waktu ini mengacu pada kalender
akademik sekolah, karena penelitian ini memerlukan beberapa siklus yang
membutuhkan proses belajar mengajar efektif di kelas.
3. Siklus PTK
PTK ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus untuk melihat
peningkatan hasil belajar dan aktivitas siswa dalam mengikuti mata
pelajaran Bahasa Inggris melalui Metode Total Physical Response (TPR).
H. Persiapan PTK
Sebelum PTK ini dilaksanakan dibuat berbagai input instrument atau
skenario yang digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu berupa
32. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu
Kompetensi Dasar (KD);
(1) Bercakap-cakap untuk menyertai tindakan secara berterima yang
melibatkan tindak tutur: memberi contoh melakukan sesuatu dan memberi
aba-aba.
I. Subyek Penelitian
Pada PTK ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa kelas IV B
Madrasah Ibtidaiyah Sullamul Khairiyah yang terdiri dari 25 siswa dengan
komposisi 10 orang laki-laki dan 15 orang perempuan dan guru sebagai
peneliti.
J. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini terdiri dari beberapa sumber, yaitu
siswa, guru, dan teman sejawat (kolaborator)
1. Siswa
Untuk mendapatkan data tentang hasil belajar dan aktivitas dalam
proses pembelajaran, dan data tentang kemapuan siswa dalam berbicara
pada mata pelajaran bahasa Inggris di dalam kelas.
2. Guru
Untuk melihat tingkat keberhasilan penerapan metode TPR dan
hasil belajar serta aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
33. 3. Teman sejawat
Teman sejawat dimaksudkan sebagai sumber data untuk melihat
penerapan TPR secara komprehensif, baik dari siswa maupun guru.
K. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
1. Teknik
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes, observasi,
wawancara dan diskusi.
a. Tes : dipergunakan untuk mendapatkan data tentang hasil belajar
siswa
b. Observasi : dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang
partisipasi dalam proses pembelajaran dan penerapan metode TPR
c. Wawancara : untuk mendapatkan data tentang tingkat keberhasilan
penerapan metode TPR
d. Diskusi antara guru, teman sejawat untuk refleksi hasil siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
2. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data dalam PTK ini meliputi soal-soal tes,
observasi, daptar wawancara, dan diskusi sebagaimana berikut :
a. Tes: menggunakan tes tertulis untuk mengukur hasil belajar siswa
b. Observasi: menggunkan lembar Observasi untuk mengukur tingkat
partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris
34. c. Wawancara: menggunakan wawancara untuk mengetahui atau sikap
teman sejawat tentang pembelajaran dengan metode TPR
d. Diskusi: menggunakan lembar hasil pengamatan
L. Indikator Kinerja
Dalam PTK ini yang akan diamati adalah indikator kinerja siswa dan
guru. Guru merupakan fasilitator yang sangat berpengaruh terhadap kinerja
siswa.
1. Siswa
a. Tes : rata-rata nilai ulangan harian
b. Observasi : keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bahasa
Inggris
2. Guru
a. Dokumentasi : kehadiran siswa
b. Observasi : hasil observasi
M. Analisis Data
a. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantatif dilakukan
dengan cara menghitung nilai rata-rata siswa setelah mengikuti tes hasil
belajar. Rata-rata nilai dihitung dengan menggunakan rumus :
∑X
Rata-rata =
n
Ket : X = nilai yang diperoleh siswa
N = Jumlah siswa
35. b. Analisis data penelitian yang tergolong data kualitatif yakni :
i. Data tentang kinerja guru dan siswa yang meliputi aktivitas siswa
dalam belajar, kemampuan berbicara siswa, proses pembelajaran
melalui observasi, dan kemudian deskriptif hasilnya yang
dipresentasikan sebagai berikut: Jumlah perkategori yang dilakukan
siswa yang hadir X 100% jumlah siswa yang hadir.
ii. Data tentang aktivitas siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan metode TPR dikumpulkan melalui kuisioner siswa
kemudian secara deskritif dipresentasikan sebagai berikut:
Presentasi = X 100% Jumlah siswa seluruhnya.
Hasil kinerja guru, aktivitas siswa dalam KBM, dan kuisioner
ditafsirkan ke dalam kalimat kualitatif yakni:
1. Baik (76%-100%),
2. sedang (56%-75%),
3. kurang (40%-55%),
4. buruk (<40%).
N. Prosedur Penelitian
Siklus I
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan , dan refleksi.
36. 1. Perencanaan (Planning)
a. Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk mengetahui kompetensi
dasar yang akan disampaikan kepada siswa dengan menggunakan
metode TPR
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan Metode TPR
c. Membuat lembar kerja siswa
d. Membuat instrument yang digunakan dalam siklus PTK
e. Menyusun alat evaluasi pembelajaran
2. Pelaksanaan (Acting)
a. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode Total Physical
Response
b. Guru menyajikan materi pelajaran
c. Tanya jawab yang berkaitan materi
d. Membahas kosakata terkait dengan materi
e. Evaluasi
f. Melakukan pengamatan dan observasi
3. Pengamatan (Observation)
a. Situasi kegitan belajar mengajar
b. Keaktifan siswa
c. Kemampuan siswa dalam berbicara bahasa Inggris
4. Refleksi (Reflecting)
PenelitanTindakan Kelas ini berhasil apabila memenuhi beberapa
syarat sebagai berikut:
37. a. Sebagian besar (70% dari siswa) mampu menguasai materi
b. Lebih dari 70% siswa aktif dalam pembelajaran
Siklus II
Seperti halnya siklus pertama, siklus kedua, kedua pun terdiri dari
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi
1. Perencanaan (Planning)
Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus pertama
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris menggunakan
metode TPR berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus
pertama
3. Pengamatan (Observation)
Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap
aktivitas pembelajaran bahasa Inggris dengan metode TPR
4. Refleksi (Reflecting)
Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan refleksi terhadap
pelaksanaan siklus kedua dan menyusun rencana untuk siklus ke tiga.
Siklus III
Siklus ketiga merupakan proses pembelajaran bahasa Inggris dengan metode
TPR dengan tahapan yang sama seperti pada siklus pertama dan kedua.
1. Perencanaan (Planning)
38. Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
pada siklus kedua.
2. Pelaksanaan (Acting)
Guru melaksanakan pembelajaran bahasa Inggris dengan metode
TPR berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus kedua.
3. Pengamatan (Observation)
Peneliti (guru dan kolaborator) melakukan pengamatan terhadap
aktivitas pembelajaran bahasa Inggris dengan metode TPR.
4. Refleksi (Reflecting)
Peneliti (guru) melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus
ketiga dan menganalisis untuk membuat kesimpulan atas pelaksanaan
pembelajaran bahasa Inggris dengan metode TPR dalam meningkatkan
kemampuan berbicara bahasa Inggris di sekolah dasar atau Madrasah
Ibtidaiyah
O. Personalia Peneliti
1. Guru Peneliti
Adhariah : jam kerja perminggu 24 jam pelajaran
2. Kolaborator
Ita Fitriati, Sp. : jam kerja perminggu 24 jam pelajaran
39. BAB IV
HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Setting Penelitian
Penelitian tindaka kelas ini dilaksanakan di MI Sullamul Khairiyah
Cempaka Kota Banjarbaru. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV B yang
berjumlah 25 orang dan terdiri dari 10 orang laki-laki dan 15 orang
perempuan. Adapun permasalahan dalam penelitian ini adalah siswa kurang
mampu dalam berbicara Bahasa Inggris. Untuk itu direncanakan tindakan
kelas dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam dalam berbicara
Bahasa Inggris melalui Total Physical Response method pada pembelajaran
berbicara Bahasa Inggris di kelas IV B dilakukan dengan cara sebagai berikut
1. Pengamatan langsung yang dilakukan peneliti terhadap kegiatan
pembelajaran Total Physical Response method dengan materi berbicara
Bahasa Inggris
2. Pengamatan Partisipasi yang dilakukan oleh guru sejawat untuk
mengamati kegiatan pembelajaran 1 x (1 x 35 menit) Siklus pertama, 1x
(1x35 menit) Siklus kedua, dan 1 x (1 x 35 menit) Siklus ketiga sesuai
tahapan-tahapan proses pembelajaran
B. Hasil Penelitian
1. Tindakan Siklus I (Pertama)
a. Pertemuan Pertama (1 x 35 menit)
40. 1) Persiapan
Pada pertemuan pertama tindakan kelas Siklus I (Pertama) ini
dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa
Inggris dengan kompetensi Dasar 6.2 Bercakap-cakap untuk
menyertai tindakan secara berterima yang melibatkan tindak
tutur: memberi contoh melakukan sesuatu dan memberi aba-
aba
b) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi
d) Membuat lembar observasi untuk kegiatan atau aktivitas
siswa dalam pembelajaran
e) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan
pembelajaran guru
2) Kegiatan Belajar Mengajar
a) Kegiatan awal (5 menit)
(1) Memberi salam; siswa menjawab salam
(2) Absensi
(3) Guru mengadakan apersepsi dan motivasi kepada anak
didik dengan metode Tanya jawab
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dikembangkan
41. (5) Guru menuliskan materi yang akan dikembangkan
b) Kegiatan Inti (25 menit)
(1) Guru menunjuk beberapa siswa untuk berbicara bahasa
Inggris dengan menggunakan ungkapan-ungkapan bahasa
Inggris ,seperti touch your head,touch your nose,stand up,
and sit down
(2) Dengan bimbingan guru, murid menggunakan ungkapan-
ungkapan bahasa Inggris yakni dengan merespon ucapan
guru dengan tindakan dan juga ucapan
(3) Guru memberikan penjelasan dan contoh cara berbicara
bahasa Inggris dengan baik dan benar melalui ungkapan-
ungkapan sesuai materi
(4) Siswa merespon ucapan guru dengan tindakan fisik dan
ucapan
(5) Membagi lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-
masing siswa
(6) Guru menugaskan siswa menggunakan ungkapan-
ungkapan sesuai materi agar siswa lain merespon dengan
tindakan dan ucapan
c) Kegiatan akhir (5 menit)
(1) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa
(2) Memberi saran atau nasehat
(3) Menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari
42. (4) Menutup pembelajaran
(5) Mengucapkan salam
3) Hasil Tindakan Kelas
a) Observasi kegiatan pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi teman sejawat dalam
KBM 1 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrument
terlampir) pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat pada tabel
hasil pengamatan berikut ini:
Tabel 4.4 Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan
Pertama (Siklus I)
No. Indikator / Aspek yang diamati Ya Tidak
I Pra pembelajaran
1. Membuat Rencana Pelaksanaan √
Pembelajaran (RPP)
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
yang akan dikembangkan
4. Menuliskan judul materi yang akan √
dikembangkan di papan tulis
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
II Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Beberapa siswa berbicara bahasa √
Inggris dengan ungkapan-ungkapan
sesuai materi melalui bimbingan
guru
2 Guru memberikan penjelasan atau √
penekanan cara menggunakan
ungkapan-ungkapan dalam bahasa
Inggris sesuai materi
3. Guru memberikan penjelasan dan √
contoh cara berbicara bahasa Inggris
dengan menggunakan ungkapan-
ungkapan
4. Membagi lembar kerja siswa (LKS) √
5. Guru memberikan penugasan √
43. 6. Mengusai kelas √
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara √
rutin
9. Menunjukkan penguasaan materi √
pembelajaran
10. Mengaitkan materi dengan √
pengetahuan lainya yang relevan
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan alokasi waktu
12. Menggunakan media √
13. Menggunakan metode √
14. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
dalam pembelajaran
15. Menunjukkan respon terbuka √
terhadap respon siswa
16. Menumbuhkan keceriaan dan √
antusiasme siswa dalam belajar
17. Menggunakan bahasa lisan dan √
tertulis secara jelas
18. Berpenampilan rapi dan bersih √
III Kegiatan Akhir
1. Melakukan evaluasi terhadap siswa √
2. Memberi saran dan nasehat √
3. Menyimpulkan pembelajaran yang √
telah dipelajari
4. Menutup pembelajaran √
5. Mengucapkan salam √
Total Skor 20 9
Berdasarkan data observasi tersebut di atas, dapat
dipersentasikan sebagai berikut :
Skor Perolehan 20
Nilai = x skala nilai = x 100 = 68,96
Skor Maksimal 29
Dari hasil nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
kegaitan belajar mengajar yang dilakukan guru baik, walaupun
ada beberapa aspek yang belum dapat dilaksanakan seperti
waktu yang digunakan kadang-kadang tergeser dari tahapan-
44. tahapan yang telah direncanakan sebelumnya dan mengaitkan
materi dengan pengetahuan yang relevan.
Walaupun demikian, data observasi yang ada pada tabel
secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses pembelajaran
berlangsung secara lancar, kondusif, dan tujuan pembelajaran
tercapai. Hal ini menunjukkan kemampuan guru mengelola
kelas dengan baik.
b) Observasi aktivitas siswa dalam KBM
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode Total Physical Response dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.5 Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Pertemuan
Pertama (Siklus I)
No. Indikator atau Aspek yang Skor
diamati 5 4 3 2 1
1. Mendengarkan penjelasan guru √
2. Menjawab pertanyaan guru √
3. Mengajukan pertanyaan √
4. Menanggapi atau mengerjakan √
lembar kerja siswa (LKS)
5. Aktivitas dalam pembelajaran √
berbicara bahasa. Inggris
6. Disiplin dalam mengikuti √
pembelajaran berbicara Bahasa
Inggris
7. Partisipasi aktif siswa dalam √
pembelajaran
8. Keceriaan dengan antusiasme √
siswa dalam
Jumlah 10 12 9 - -
Total skor 31
45. Berdasarkan data observasi di atas, aktivitas siswa dalam
KBM dapat dipersentasikan sebagai berikut :
Skor Perolehan 31
Nilai = x skala nilai = x 100 = 77,5
Skor Maksimal 40
Dari persentasi di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran cukup aktif, walaupun
aspek-aspek tertentu masih ada yang belum optimal, misalnya
mengajukan pertanyaan, menganggapi LKS, aktivitas
berbicara dalam Bahasa Inggris, disiplin mengikuti
pembelajaran berbicara dalam Bahasa Inggris. Hal ini karena
pembelajaran dengan metode Total Physical Response
merupakan hal baru bagi anak, sehingga mereka belum
terbiasa dalam pembelajaran yang menggunakan metode
tersebut.
c) Hasil Tes Belajar Siswa
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas
IV B MI Sullamul Khairiyah Cempaka Siklus I Pertemuan
Pertama
No. Nilai X Frekuensi X Fx
1. 90-100 - - -
2. 80-90 4 80 320
3. 70-80 13 70 910
4. 60-70 6 60 360
5. 50-60 2 50 100
6. 40-50 - - -
7. 30-40 - - -
8. 20-30 - - -
9. 10-20 - - -
46. 10. 0-10 - - -
Jumlah N = 25 ∑Fx = 1690
Rata-rata 67,50
Rumus Mean data kelompok lain:
∑Fx
M= =
N
1690
M= = 67,5
25
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata
nilai anak dari hasil evaluasi adalah 67,5. Hal ini sedikit berada
di atas persyaratan kreteria ketuntasan minimal (KKM) yang
ditetapkan oleh kurikulum pelajaran Bahasa Inggris yaitu
60,00. Oleh karena itu, penelitian ini masih perlu dilanjutkan
dengan tindakan kelas berikutnya.
b. Pertemuan Kedua (1 x 35 menit)
1. Persiapan
Pada pertemuan Kedua tindakan kelas (siklus I) ini
dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa
Inggris dengan kompetensi Dasar 6.2
b) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi
d) Membuat lembar observasi untuk kegiatan atau aktivitas
siswa dalam pembelajaran
47. e) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan
pembelajaran guru
2. Kegiatan Belajar Mengajar
a) Kegiatan awal (5 menit)
(1) Memberi salam; siswa menjawab salam
(2) Absensi siswa
(3) Guru mengadakan apersepsi dan motivasi kepada anak
didik dengan metode Tanya jawab
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dikembangkan
(5) Guru menuliskan materi yang akan dikembangkan
b) Kegiatan Inti (25 menit)
(1) Guru menunjuk beberapa siswa untuk berbicara bahasa
Inggris dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yakni
memberi contoh melakukan sesuatu dan memberi aba-aba
seperti touch your head,touch your nose,stand up ,and sit
down
(2) Dengan bimbingan guru, murid menggunakan ungkapan-
ungkapan yakni memberi contoh melakukan sesuatu dan
memberi aba-aba dengan merespon berupa tindakan dan
juga ucapan
48. (3) Guru memberikan penjelasan dan contoh cara
menggunakan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Inggris
dengan baik dan benar
(4) Siswa merespon ucapan guru dengan tindakan dan ucapan
(5) Membagi lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-
masing siswa
(6) Guru menugaskan siswa menggunakan ungkapan-
ungkapan sesuai materi, siswa lain merespon dengan
tindakan dan ucapan
c) Kegiatan akhir (5 menit)
(1) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa
(2) Memberi saran atau nasehat
(3) Menyimpulkan pembelajaranyang telah dipelajari
(4) Menutup pembelajaran
(5) Mengucapkan salam
3. Hasil Tindakan Kelas
a) Observasi kegiatan pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi teman sejawat dalam
KBM 1 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrumen
terlampir) pada pertemuan kedua ini, dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
49. Tabel 4.7 Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan Kedua
(Siklus I)
No. Indikator / Aspek yang diamati Ya Tidak
I Pra pembelajaran
1. Membuat Rencana Pelaksanaan √
Pembelajaran (RPP)
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
yang akan dikembangkan
4. Menuliskan judul materi yang akan √
dikembangkan di papan tulis
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
II Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Beberapa siswa berbicara bahasa √
Inggris dengan ungkapan-ungkapan
sesuai materi melalui bimbingan
guru
2 Guru memberikan penjelasan atau √
penekanan cara menggunakan
ungkapan-ungkapan dalam bahasa
Inggris sesuai materi
3. Guru memberikan penjelasan dan √
contoh cara berbicara bahasa Inggris
dengan menggunakan ungkapan-
ungkapan
4. Membagi lembar kerja siswa (LKS) √
5. Guru memberikan penugasan √
6. Mengusai kelas √
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara √
rutin
9. Menunjukkan penguasaan materi √
pembelajaran
10. Mengaitkan materi dengan √
pengetahuan lainya yang relevan
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan alokasi waktu
12. Menggunakan media √
13. Menggunakan metode √
14. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
dalam pembelajaran
50. 15. Menunjukkan respon terbuka √
terhadap respon siswa
16. Menumbuhkan keceriaan dan √
antusiasme siswa dalam belajar
17. Menggunakan bahasa lisan dan √
tertulis secara jelas
18. Berpenampilan rapi dan bersih √
III Kegiatan Akhir
1. Melakukan evaluasi terhadap siswa √
2. Memberi saran dan nasehat √
3. Menyimpulkan pembelajaran yang √
telah dipelajari
4. Menutup pembelajaran √
5. Mengucapkan salam √
Total Skor 22 7
Berdasarkan data observasi tersebut di atas, dapat
dipersentasikan sebagai berikut:
Skor Perolehan 22
Nilai = x skala nilai = x 100 = 75,86
Skor Maksimal 29
Dari hasil nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
kegaitan pembelajaran yang dilakukan guru lebih baik dari
pertemuan pertama seperti waktu yang digunakan dapat
teratasi sesuai yang direncanakan seblumnya. Dengan
demikian, secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses
belajar mengajar berlangsung secara lancar, kondusif, dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
b) Observasi aktivitas siswa dalam KBM
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode Total Physical Response dapat dilihat pada tabel
berikut :
51. Tabel 4.8 Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Pertemuan
kedua (Siklus I)
No. Indikator atau Aspek yang Skor
diamati 5 4 3 2 1
1. Mendengarkan penjelasan guru √
2. Menjawab pertanyaan guru √
3. Mengajukan pertanyaan √
4. Menanggapi atau mengerjakan √
lembar kerja siswa (LKS)
5. Aktivitas dalam pembelajaran √
berbicara bahasa. Inggris
6. Disiplin dalam mengikuti √
pembelajaran berbicara Bahasa
Inggris
7. Partisipasi aktif siswa dalam √
pembelajaran
8. Keceriaan dengan antusiasme √
siswa dalam
Jumlah 10 16 6 - -
Total skor 32
Berdasarkan data obsevasi di atas, dapat dipersentasikan
aktivitas siswa dalam KBM sebagai berikut:
Skor Perolehan 32
Nilai = x skala nilai = x 100 = 80
Skor Maksimal 40
Dari persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa dalam kegiatan pembelajaran lebih aktif dari pertemuan
pertama. Hal ini karena pembelajaran menggunakan metode
Total Physical response sudah mulai dipahami anak, sehingga
mudah dilaksanakan kegiatan pembelajaran, walaupun
beberapa aspek belum optimal misalnya pada waktu
menggunakan ungkapan-ungkapan, memberikan contoh
melakukan sesuatu dan memberi aba-aba, sehingga siswa yang
52. kemampuannya rendah mengalami kesulitan untuk
mengunakan ungkapan-ungkapan, memberikan contoh
melakukan sesuatu dan memberi aba-aba. Oleh karena itu,
tindakan kelas ini perlu dilanjutkan lagi pada siklus II.
c) Hasil Tes Belajar Siswa
Tabel 4.9 Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas
IV B MI Sullamul Khairiyah Cempaka Siklus I Pertemuan
kedua
No. Nilai X Frekuensi X Fx
1. 90-100 - - -
2. 80-90 5 80 400
3. 70-80 13 70 910
4. 60-70 6 60 360
5. 50-60 1 50 100
6. 40-50 - - -
7. 30-40 - - -
8. 20-30 - - -
9. 10-20 - - -
10. 0-10 - - -
Jumlah N = 25 ∑Fx = 1720
Rata-rata 68,80
Rumus Mean data kelompok lain:
∑Fx
M= =
N
1720
M= = 68, 80
25
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata
nilai anak dari hasil evaluasi adalah 68,80. Hal ini sedikit
berada lebih tinggi di atas persyaratan kreteria ketuntasan
minimal (KKM) yang ditetapkan oleh kurikulum pelajaran
53. Bahasa Inggris yaitu 60,00. Walapun demikian, penelitian ini
masih perlu dilanjutkan pada siklus II agar mendapat hasil
yang lebih maskimal.
4. Refleksi Tindakan Siklus I
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi
aktivitas siswa dalam KBM dan observasi hasil belajar siswa pada
pertemuan kedua tindakan kelas siklus I, maka dapat direfleksikan
hal-hal sebagai :
a) Kegiatan pembelarajaran dengan menerapkan pembelajaran
menggunakan metode Total physical Response dinyatakan
cukup efektif, tetapi belum mencapai hasil pembelajaran
maksimal
b) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode Total
physical Response cukup mendukung dan efektif, hal ini dapat
dilihat pada:
1) Hasil tes belajar pada pertemuan pertama (siklus I) dengan
rata-rata nilai 67,50
2) Hasil evaluasi belajar siswa pada pertemuan kedua (siklus
I) rata-rata nilai 68,80
3) Berdasarkan pertemuan tersebut, maka kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode Total physical
Response masih perlu ditingkatkan dan akan dilanjutkan
pada siklus II.
54. 2. Tindakan Siklus II (Kedua)
a. Pertemuan Pertama (1 x 35 menit)
1. Persiapan
Pada pertemuan pertama tindakan kelas Siklus II (Kedua) ini
dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa
Inggris dengan kompetensi Dasar 6.2 Bercakap-cakap untuk
menyertai tindakan secara berterima yang melibatkan tindak
tutur: memberi contoh melakukan sesuatu dan memberi aba-
aba
b) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi
d) Membuat lembar observasi untuk kegiatan atau aktivitas
siswa dalam pembelajaran
e) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan
pembelajaran guru
2. Kegiatan Belajar Mengajar
a) Kegiatan awal (5 menit)
(1) Memberi salam; siswa menjawab salam
(2) Absensi
(3) Guru mengadakan apersepsi dan motivasi kepada anak
didik dengan metode Tanya jawab
55. (4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dikembangkan
(5) Guru menuliskan materi yang akan dikembangkan
b) Kegiatan Inti (25 menit)
(1) Guru menunjuk beberapa siswa untuk berbicara bahasa
Inggris dengan menggunakan ungkapan-ungkapan bahasa
Inggris seperti touch your head,touch your nose,stand
up,sit down,raise your hand,and fold your hand
(2) Dengan bimbingan guru, murid menggunakan ungkapan-
ungkapan bahasa Inggris dengan merespon ucapan guru
dengan tindakan dan ucapan
(3) Guru memberikan penjelasan dan contoh cara berbicara
bahasa Inggris dengan baik dan benar melalui ungkapan-
ungkapan sesuai materi
(4) Siswa merespon ucapan guru dengan tindakan secara fisik
dan ucapan
(5) Membagi lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-
masing siswa
(6) Guru menugaskan siswa menggunakan ungkapan-
ungkapan sesuai materi agar siswa lain merespon dengan
tindakan dan ucapan
c) Kegiatan akhir (5 menit)
(1) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa
56. (2) Memberi saran atau nasehat
(3) Menyimpulkan pembelajaran yang telah dipelajari
(4) Menutup pembelajaran
(5) Mengucapkan salam
3. Hasil Tindakan Kelas
a) Observasi kegiatan pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi teman sejawat dalam
KBM 1 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrument
terlampir) pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat pada tabel
hasil pengamatana atau observasi teman sejawat dalam KBM
1x35 menit yang sudah direncanakan (instrument terlampir)
pada pertemuan pertama ini, dapat dilihat pada tabel berikut
ini:
Tabel 4.10 Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan
Pertama (Siklus II)
No. Indikator / Aspek yang diamati Ya Tidak
I Pra pembelajaran
1. Membuat Rencana Pelaksanaan √
Pembelajaran (RPP)
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
yang akan dikembangkan
4. Menuliskan judul materi yang akan √
dikembangkan di papan tulis
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
II Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Beberapa siswa berbicara bahasa √
Inggris dengan ungkapan-ungkapan
sesuai materi melalui bimbingan
guru
57. 2 Guru memberikan penjelasan atau √
penekanan cara menggunakan
ungkapan-ungkapan dalam bahasa
Inggris sesuai materi
3. Guru memberikan penjelasan dan √
contoh cara berbicara bahasa Inggris
dengan menggunakan ungkapan-
ungkapan
4. Membagi lembar kerja siswa (LKS) √
5. Guru memberikan penugasan √
6. Mengusai kelas √
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara √
rutin
9. Menunjukkan penguasaan materi √
pembelajaran
10. Mengaitkan materi dengan √
pengetahuan lainya yang relevan
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan alokasi waktu
12. Menggunakan media √
13. Menggunakan metode √
14. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
dalam pembelajaran
15. Menunjukkan respon terbuka √
terhadap respon siswa
16. Menumbuhkan keceriaan dan √
antusiasme siswa dalam belajar
17. Menggunakan bahasa lisan dan √
tertulis secara jelas
18. Berpenampilan rapi dan bersih √
III Kegiatan Akhir
1. Melakukan evaluasi terhadap siswa √
2. Memberi saran dan nasehat √
3. Menyimpulkan pembelajaran yang √
telah dipelajari
4. Menutup pembelajaran √
5. Mengucapkan salam √
Total Skor 23 6
Berdasarkan data observasi tersebut di atas, dapat
dipersentasikan sebagai berikut :
58. Skor Perolehan 23
Nilai = x skala nilai = x 100 = 79,31
Skor Maksimal 29
Dari hasil nilai di atas, dapat disampaikan bahwa proses
kegaitan belajar mengajar yang dilakukan guru lebih baik dari
pertemuan pertama seperti waktu yang digunakan dapat
teratasi sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya, dengan
demikian, secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses
belajar mengajar berlangsung secara lancar, kondusif, dna
tujuan pemebalajaran tercapai
b) Observasi aktivitas siswa dalam KBM
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode Total Physical Response dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel. 4.11 Observasi Aktivitas Siswa dalam KBM Pertemuan
Pertama (Siklus II)
No. Indikator atau Aspek yang Skor
diamati 5 4 3 2 1
1. Mendengarkan penjelasan guru √
2. Menjawab pertanyaan guru √
3. Mengajukan pertanyaan √
4. Menanggapi atau mengerjakan √
lembar kerja siswa (LKS)
5. Aktivitas dalam pembelajaran √
berbicara bahasa. Inggris √
6. Disiplin dalam mengikuti
pembelajaran berbicara Bahasa
Inggris
7. Partisipasi aktif siswa dalam √
pembelajaran
8. Keceriaan dengan antusiasme √
siswa dalam
Jumlah 10 20 3 - -
Total skor 33
59. Berdasarkan data obsevasi di atas, dapat dipersentsikan
aktivitas siswa dalam KBM sebagai berikut:
Skor Perolehan 33
Nilai = x skala nilai = x 100 = 82, 5
Skor Maksimal 40
Dari persentasi di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar lebih aktif dari
pertemuan pertama. Hal ini karena pembelajaran dengan
menggunakan metode Total Physical Respon sudah muali
dipahami anak, sehingga mudah dilaksanakan kegiatan
pembelajaran. Walaupun masih ada beberapa aspek yang
masih belum optimal misalnya waktu menggunakan ungkapan-
ungkapan memberikan contoh melakukan sesuatu sesuai
dengan situasi.
Siswa yang kemampuannya rendah mengalami kesulitan
dalam menggunakan ungkapan-ungkapan seperti touch your
head, clap your hand.
c) Hasil Tes Belajar Siswa
Tabel 4.12 Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas
IV B MI Sullamul Khairiyah Cempaka Siklus II Pertemuan
Pertama
No. Nilai X Frekuensi X Fx
1. 90-100 - - -
2. 80-90 5 80 400
3. 70-80 13 70 910
4. 60-70 7 60 420
5. 50-60 - - -
6. 40-50 - - -
7. 30-40 - - -
60. 8. 20-30 - - -
9. 10-20 - - -
10. 0-10 - - -
Jumlah N = 25 ∑Fx = 1730
Rata-rata 69,20
Rumus Mean data kelompok lain: ∑Fx
M= =
N
1730
M= = 69,20
25
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata
nilai anak dari hasil evaluasi adalah 69,20. Hal ini sedikit
berada di atas persyaratan kreteria ketuntasan minimal (KKM)
yang ditetapkan oleh kurikulum pelajaran Bahasa Inggris yaitu
60,00. Oleh karena itu, penelitian ini masih perlu dilanjutkan
dengan tindakan kelas berikutnya.
b. Pertemuan Kedua (1 x 35 menit)
1. Persiapan
Pada pertemuan Kedua tindakan kelas (siklus II) ini
dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa
Inggris dengan kompetensi Dasar 6.2 Bercakap-cakap untuk
menyertai tindakan secara berterima yang melibatkan tindak
tutur: member contoh melakukan sesuatu dan memberi aba-
aba.
b) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
61. c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi
d) Membuat lembar observasi untuk kegiatan atau aktivitas
siswa dalam pembelajaran
e) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan
pembelajaran guru
2. Kegiatan Belajar Mengajar
a) Kegiatan awal (5 menit)
(1) Memberi salam; siswa menjawab salam
(2) Absensi siswa
(3) Guru mengadakan apersepsi dan motivasi kepada anak
didik dengan metode Tanya jawab
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dikembangkan
(5) Guru menuliskan materi yang akan dikembangkan
b) Kegiatan Inti (25 menit)
(1) Guru menunjuk beberapa siswa untuk berbicara bahasa
Inggris dengan menggunakan ungkapan-ungkapan yakni
memberi contoh melakukan sesuatu dan memberi aba-aba
seperti touch your head,touch your nose,stand up,sit
down,raise your hand,fold your hand
62. (2) Dengan bimbingan guru, murid menggunakan ungkapan-
ungkapan sesuai materi dengan tindakan fisik dan ucapan
sesuai perintah guru
(3) Guru memberikan penjelasan dan contoh cara
menggunakan ungkapan-ungkapan dalam bahasa Inggris
dengan baik dan benar
(4) Siswa merespon ucapan guru dengan tindakan dan ucapan
(5) Membagi lembar kerja siswa (LKS) kepada masing-
masing siswa
(6) Guru menugaskan siswa menggunakan ungkapan-
ungkapan sesuai materi, siswa lain merespon dengan
tindakan dan ucapan
c) Kegiatan akhir (5 menit)
(1) Guru melakukan evaluasi terhadap siswa
(2) Memberi saran atau nasehat
(3) Menyimpulkan pembelajaranyang telah dipelajari
(4) Menutup pembelajaran
(5) Mengucapkan salam
3. Hasil Tindakan Kelas
a) Observasi kegiatan pembelajaran
Hasil pengamatan atau observasi teman sejawat dalam
KBM 1 x 35 menit yang sudah direncanakan (instrumen
63. terlampir) pada pertemuan kedua ini, dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 4.13 Observasi Kegiatan Pembelajaran Pertemuan
Kedua (Siklus II)
No. Indikator / Aspek yang diamati Ya Tidak
I Pra pembelajaran
1. Membuat Rencana Pelaksanaan √
Pembelajaran (RPP)
2. Memeriksa kesiapan siswa √
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran √
yang akan dikembangkan
4. Menuliskan judul materi yang akan √
dikembangkan di papan tulis
5. Apersepsi √
6. Motivasi √
II Kegiatan Inti Pembelajaran
1. Beberapa siswa berbicara bahasa √
Inggris dengan ungkapan-ungkapan
sesuai materi melalui bimbingan
guru
2 Guru memberikan penjelasan atau √
penekanan cara menggunakan
ungkapan-ungkapan dalam bahasa
Inggris sesuai materi
3. Guru memberikan penjelasan dan √
contoh cara berbicara bahasa Inggris
dengan menggunakan ungkapan-
ungkapan
4. Membagi lembar kerja siswa (LKS) √
5. Guru memberikan penugasan √
6. Mengusai kelas √
7. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan kompetensi dasar yang ingin
dicapai
8. Melaksanakan pembelajaran secara √
rutin
9. Menunjukkan penguasaan materi √
pembelajaran
10. Mengaitkan materi dengan √
pengetahuan lainya yang relevan
11. Melaksanakan pembelajaran sesuai √
dengan alokasi waktu
64. 12. Menggunakan media √
13. Menggunakan metode √
14. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa √
dalam pembelajaran
15. Menunjukkan respon terbuka √
terhadap respon siswa
16. Menumbuhkan keceriaan dan √
antusiasme siswa dalam belajar
17. Menggunakan bahasa lisan dan √
tertulis secara jelas
18. Berpenampilan rapi dan bersih √
III Kegiatan Akhir
1. Melakukan evaluasi terhadap siswa √
2. Memberi saran dan nasehat √
3. Menyimpulkan pembelajaran yang √
telah dipelajari
4. Menutup pembelajaran √
5. Mengucapkan salam √
Total Skor 24 5
Berdasarkan data observasi tersebut di atas, dapat
dipersentasikan sebagai berikut:
Skor Perolehan 24
Nilai = x skala nilai = x 100 = 82,75
Skor Maksimal 29
Dari hasil nilai di atas, dapat disimpulkan bahwa proses
kegaitan pembelajaran yang dilakukan guru lebih baik dari
pertemuan pertama seperti waktu yang digunakan dapat
teratasi sesuai yang direncanakan sebelumnya. Dengan
demikian, secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses
belajar mengajar berlangsung secara lancar, kondusif, dan
tujuan pembelajaran dapat tercapai.
65. b) Observasi aktivitas siswa dalam KBM
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan
metode Total Physical Response dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.14 Observasi Aktivitas siswa dalam KBM Pertemuan
Kedua (Siklus II)
No. Indikator atau Aspek yang Skor
diamati 5 4 3 2 1
1. Mendengarkan penjelasan guru √
2. Menjawab pertanyaan guru √
3. Mengajukan pertanyaan √
4. Menanggapi atau mengerjakan √
lembar kerja siswa (LKS)
5. Aktivitas dalam pembelajaran √
berbicara bahasa. Inggris
6. Disiplin dalam mengikuti √
pembelajaran berbicara Bahasa
Inggris
7. Partisipasi aktif siswa dalam √
pembelajaran
8. Keceriaan dengan antusiasme √
siswa dalam
Jumlah 10 24 - - -
Total skor 34
Berdasarkan data obsevasi di atas, dapat dipersentasikan
aktivitas siswa dalam KBM sebagai berikut:
Skor Perolehan 34
Nilai = x skala nilai = x 100 = 85
Skor Maksimal 40
66. Dari persentase di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas
siswa dalam kegiatan belajar mengajar lebih aktif dari
pertemuan pertama. Hal ini karena pembelajaran menggunakan
metode Total Physical Response sudah mulai dipahami anak,
sehingga mudah dilaksanakan kegiatan pembelajaran,
walaupun beberapa aspek belum optimal misalnya pada waktu
menggunakan ungkapan-ungkapan, memberikan contoh
melakukan sesuatu, dan memberi aba-aba, sehingga siswa
yang kemampuannya rendah mengalami kesulitan untuk
mengunakan ungkapan-ungkapan, memberikan contoh
melakukan sesuatum dan memberi aba-aba.
c) Hasil Tes Belajar Siswa
Tabel 4.16 Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Belajar Siswa Kelas
IV B MI Sullamul Khairiyah Cempaka Siklus II Pertemuan
kedua
No. Nilai X Frekuensi X Fx
1. 90-100 - - -
2. 80-90 5 80 400
3. 70-80 14 70 980
4. 60-70 6 60 360
5. 50-60 - - -
6. 40-50 - - -
7. 30-40 - - -
8. 20-30 - - -
9. 10-20 - - -
10. 0-10 - - -
Jumlah N = 25 ∑Fx = 1740
Rata-rata 69,60
67. Rumus Mean data kelompok lain: ∑Fx
M= =
N
1740
M= = 69,60
25
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa rata-rata
nilai anak dari hasil evaluasi adalah 69,60. Hal ini berarti
sudah berada lebih tinggi di atas persyaratan kreteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan oleh kurikulum
pelajaran Bahasa Inggris yaitu 60,00. Walaupun demikian,
penelitian ini masih perlu dilanjutkan pada siklus III agar
mendapatkan hasil yang lebih maksimal.
4. Refleksi Tindakan Siklus II
Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi
aktivitas siswa dalam KBM dan observasi hasil belajar siswa pada
pertemuan kedua tindakan kelas siklus II, maka dapat
direfleksikan hal-hal sebagai berikut:
a) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode Total
physical Response dinyatakan cukup efektif, tetapi belum
mencapai hasil pembelajaran maksimal
b) Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan metode Total
physical Response cukup mendukung dan efektif, hal ini dapat
dilihat pada:
(1) Hasil tes belajar pada pertemuan pertama (siklus II)
dengan rata-rata nilai 69,20
68. (2) Hasil evaluasi belajar siswa pada pertemuan kedua (siklus
II) rata-rata nilai 69,60
(3) Berdasarkan pertemuan tersebut, maka kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode Total physical
Response masih perlu ditingkatkan dan akan dilanjutkan
pada siklus III
3. Tindakan Siklus III (Ketiga)
a. Pertemuan Pertama (1 x 35 menit)
1. Persiapan
Pada pertemuan pertama tindakan kelas Siklus III (Ketiga) ini
dipersiapkan perangkat pembelajaran sebagai berikut:
a) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Bahasa
Inggris dengan kompetensi Dasar 6.2 Bercakap-cakap untuk
menyertai tindakan secara berterima yang melibatkan tindak
tutur: memberi contoh melakukan sesuatu dan memberi aba-
aba
b) Membuat lembar kerja siswa (LKS)
c) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
dalam menguasai materi
d) Membuat lembar observasi untuk kegiatan atau aktivitas
siswa dalam pembelajaran
e) Membuat lembar observasi untuk mengukur kegiatan
pembelajaran guru
69. 2. Kegiatan Belajar Mengajar
a) Kegiatan awal (5 menit)
(1) Memberi salam; siswa menjawab salam
(2) Absensi
(3) Guru mengadakan apersepsi dan motivasi kepada anak
didik dengan metode Tanya jawab
(4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dikembangkan
(5) Guru menuliskan materi yang akan dikembangkan
b) Kegiatan Inti (25 menit)
(1) Guru menunjuk beberapa siswa untuk berbicara bahasa
Inggris dengan menggunakan ungkapan-ungkapan bahasa
Inggris seperti touch your head,touch your nose,touch your
ears,stand up,sit down,raise your hand ,and fold your hand
(2) Dengan bimbingan guru, murid menggunakan ungkapan-
ungkapan bahasa Inggris dengan merespon secara tindakan
fisik dan ucapan sesuai perintah guru
(3) Guru memberikan penjelasan dan contoh cara berbicara
bahasa Inggris dengan baik dan benar melalui ungkapan-
ungkapan sesuai materi
(4) Siswa merespon yang ucapan guru dengan tindakan fisik
dan ucapan,saat guru berkata touch your head,semua siswa