SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
KEGAWATDARURATAN DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI ANAK
EMERGENCY IN PEDIATRIC DENTISTRY
Oleh:
Eriska Riyanti
Bagian Kedokteran Gigi Anak
Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran
Jl. Sekeloa Selatan no. 1
Bandung 40133
e-mail eriskariyanti@yahoo.co.id
Abstrak
Kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi anak adalah kasus-kasus gawatdaruratan
yang terjadi pada anak saat dilakukan perawatan gigi. Beberapa tindakan perawatan gigi
dapat menimbulkan rasa sakit bahkan menimbulkan rasa stres pada anak sehingga
menimbulkan keadaan-keadaan yang membutuhkan tindakan dengan segera. Dokter
gigi kadang kurang menyadari bahwa tindakan perawatan yang dilakukan merupakan
pencetus terjadinya syok pada anak. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan
gambaran mengenai tindakan dokter gigi yang dapat menimbulkan syok pada anak,
jenis-jenis kegawatdaruratan, pencegahan terjadinya kegawatdaruratan, dan tindakan-
tindakan yang harus dilakukan saat terjadi kegawatdaruratan. Apabila dokter gigi
kurang menyadari akibat lanjut yang akan timbul bila kegawatdaruratan tidak
ditanggulangi dengan cepat, maka akan terjadi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan.
Peningkatan pengetahuan dengan mengikuti kursus-kurusus mengenai pertolongan
segera saat terjadi kegawatdaruratan bagi dokter gigi dan perawat gigi hendaknya selalu
dilakukan, selain itu dokter gigi juga perlu menghindari tindakan dan alat-alat serta
bahan-bahan yang dapat menimbulkan rasa sakit dan takut berlebihan pada anak.
Kata kunci : kegawatdaruratan, dokter gigi, kedokteran gigi anak
Abstract
Emergencies in pediatric dentistry were emergency cases in children which happened
during dental treatment. Several dental treatment could emerge pain and even stress in
child and therefore it will cause conditions that needed immediate measures. Dentists
frequently did not realized that their treatment procedures were a trigger of shock in
children. This paper were objected to describe about the dental procedures that would
cause shock in children, type of emergencies, prevention of emergency conditions, and
measures that should be done when emergency conditions occur. If dentists were not
realizing the long term effect occured due to emergencies that were not measured
immediately, then conditions that were not expected will occur. Improved knowledge
and also following courses about first aid while emergencies occur for the dentist and
their staff should always be done, besides dentist should also prevent measures and
tools and materials that would cause excessive pain and anxiety in child.
Keywords : emergency, dentist, pediatric dentistry
PENDAHULUAN
Kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi anak adalah kasus-kasus
gawatdaruratan yang terjadi pada anak saat dilakukan perawatan gigi. Kejadian
kegawatdaruratan merupakan kasus yang jarang terjadi di tempat praktek namun
kejadian ini sangat tidak diharapkan terjadi. Beberapa kasus kegawatdaruratan terjadi
pada dewasa namun ternyata dapat pula terjadi pada anak-anak.
Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Committee for the Prevention of
Systematic Complications During Dental Treatment of The Japanesse Dental Society
antara tahun 1980-1984 di Jepang menunjukkan sekitar 19-44% dokter gigi
mendapatkan kasus kegawatdaruratan setiap tahun. Sekitar 90% merupakan kasus
ringan namun sekitar 8% merupakan kasus yang cukup berat. 1
Kasus kegawatdaruratan
paling sering didapatkan adalah saat dan setelah dilakukan anestesi lokal, dimana lebih
dari 60% adalah kasus syncope dan 7% disertai hiperventilasi. 2,3
Penelitian di Canada juga menunjukkan bahwa sekitar 50% syncope merupakan
kasus yang sering didapatkan oleh dokter gigi (sekitar 50%) dan 8% adalah alergi
ringan. Kasus-kasus lain yang juga terjadi adalah angina pectoris/myocardial infarction,
cardiac arrest, postural hypotension, seizures, bronchospasm, acute asthmatic attackts,
hyperventilation, and diabetic emergencies. 1
Tindakan perawatan gigi lain yang juga
sering menimbulkan kegawatdaruratan adalah perdarahan dan rasa sakit akibat
penyuntikan dan pencabutan gigi. 2,3
Anamnesa lengkap sebelum tindakan harus dilakukan oleh setiap dokter gigi.
Anamnesa tidak hanya mengenai gigi yang menjadi keluhan utama, namun kesehatan
umum dan riwayat perawatan gigi terdahulu juga merupakan hal yang perlu mendapat
perhatian khusus. Orang tua kadang tidak menyadari kelainan sistemik yang dialami
oleh anaknya, oleh karena itu dokter gigi harus dapat mengarahkan pertanyaan yang
diberikan agar segala kelainan sistemik yang dialami anak dapat terungkap saat
perawatan gigi akan dilakukan. 4
TELAAH PUSTAKA
Di dalam merawat pasien dokter gigi akan berhadapan dengan pasien dengan
populasi dan variasi status kesehatan pasien yang berbeda-beda, oleh karena itu
persiapan dalam menghadapi pasien-pasien dengan status kesehatan medically
compromised patient merupakan hal utama yang harus dilakukan. 4
Jenis-jenis kegawatdaruratan yang sering terjadi pada bidang kedokteran gigi
anak berdasarkan survey yang dilakukan oleh American Academy of Pediatric Dentistry
Pediatric Emergencies in the Dental Office (PEDO) terhadap 60 dokter gigi tahun
2004:2
Tabel 1. Hasil Survey Kejadian Kegawatdaruratan Khusus selama 10 Tahun Terakhir 2
Situation Reported
incidents
Comments by
doctors
Fainting (syncope) 75 Mostly parents
Hysteria 23 “All the time its
PEDO”
Allergy, mild 22
Seizures 13
Hypoglycemia 9
Hyperventilation 7
Aspiration 5
Respiratory distress 4
Bronchospasms 3
Airway obstruction 3
Cardiac arrest 1
Allergy, anaphylaxis 1
Drug overdose 1
Local anesthesia overdose 1
Beberapa pertanyaan awal di bawah ini sangat membantu saat akan merawat
pasien yaitu: apakah ada efek samping dan jika ada bagaimana perawatan umumnya,
apakah efek perawatan gigi akan menyebabkan penyakit secara umum, dan bagaimana
reaksi obat yang akan timbul serta interaksinya dan bagaimana mengantisipasinya.4
Tindakan yang dilakukan seorang dokter gigi harus mengacu pula pada clinical risk
management yaitu proses sistematik untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengontrol kejadian ataupun reaksi yang akan muncul setelah tindakan medis. Oleh
karena itu dokter harus selalu memperhatikan hal-hal berikut: selalu melengkapi riwayat
kesehatan umum pasien, berhati-hatilah terhadap reaksi yang akan muncul (jangan ragu-
ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak), mengetahui prinsip-prinsip di
dalam pencegahan dan penanggulangan kegawatdaruratan medis, selalu mengikuti
kursus-kurus mengenai kegawatdaruratan (Basic Life Support atau cardiopulmonary
resuscitation, Pediatric Emergencies in the Dental Office atau PEDO), mengikuti
perkembangan keilmuan mengenai kegawatdaruratan, dan selalu memeriksa peralatan
kegawatdaruratan serta mencatat tanggal kadaluwarsa obat-obatan kegawatdaruratan. 2
Tabel 2. Obat-Obatan yang Disiapkan di Ruang Praktek untuk Kasus
Kegawatdaruratan2,3
Tabel 3. Obat-Obat Antidotal 2,3
Tabel 4. Peralatan Kegawatdarurtan di Ruang Praktek Dokter Gigi 2,3
Persiapan lain yang dibutuhkan adalah persiapan emergency team yang terdiri
dari tiga orang. Pelaksanaan tugas masing-masing hendaknya dilakukan secara
bergiliran namun tanggung jawab tetap dilakukan oleh dokter gigi. 2,3
Tabel 5. Emergency Team
Akses yang mudah dan cepat menuju pusat pelayanan kesehatan/rumah sakit
merupakan hal penting lain yang harus diperhatikan. Waktu yang terbaik antara tempat
kejadian dengan rumah sakit yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 10 menit. Apabila
terdapat fasilitas 911 maka hubungi secepatnya agar tindakan yang tepat dapat
diperoleh. 2,3
PEMBAHASAN
Tindakan yang cepat dan benar merupakan kunci utama penatalaksanaan
kegawatdaruratan. Kecekatan operator di dalam mengambil tindakan harus dilatih
dengan benar, agar kesalahan pengambilan keputusan dapat dihindari. Penatalaksanaan
dasar dalam kegawatdaruratan adalah akronim PABCD yaitu position, airway,
breathing, circulation, dan definitive care (pada basic life support biasa disebut dengan
defibrillation). Perlu pula ditentukan apakah pasien dalam keadaan sadar atau tidak, bila
pasien tidak sadar maka tidak ada respons terhadap stimulasi, sehingga hindari tindakan
untuk menggerakkan dan berteriak. 2,3,5
Position
Penyebab utama hilangnya kesadaran adalah hipotensi. Segera letakkan pasien
tidak sadar pada tempat yang rata dengan posisi supine dimana kaki lebih tinggi
daripada badan. Posisi ini akan menghasilkan peningkatan aliran darah di daerah kepala
dengan sedikit hambatan dalam sistem respirasi. Pada pasien dengan penyebab acute
respiratory distress seperti acute asthmatic bronchospasm maka posisi yang paling
nyaman adalah tegak lurus agar ventilasi dapat meningkat. 2,3,5
Airway and Breathing
Tindakan airway dan breathing pada pasien sadar dilakukan dengan Heimlich
manuever dan pasien tidak sadar dilakukan dengan menerapkan posisi tilt-chin lift
maneuver kemudian diikuti dengan pemeriksaan ventilasi melalui look, listen, feel. 2,3,5
Perhatikan dan pastikan apakah penderita dapat bernafas spontan ataukah penderita
mencoba untuk dapat bernafas. 2,3
Cara ini dilakukan dengan mendengarkan dan
merasakan pertukaran udara yang keluar melalui mulut ataupun hidung. Apabila tidak
ada usaha respirasi spontan yang ditandai dengan tidak ada pergerakan pundak maka
kontrol ventilasi harus menggunakan bantuan nafas. Penggunaan full face mask dan
positive pressure oxygen bagi pasien di atas usia delapan tahun yaitu dengan
memberikan ventilasi kira-kira satu hembusan nafas untuk setiap lima detik, dan satu
kali nafas tiap tiga detik untuk bayi dan anak. 5,6,7
Apabila ventilasi spontan sudah
terjadi yaitu ditandai dengan adanya gerakan spontan pada dada maka tindakan ventilasi
harus dihentikan oleh karena dapat mengakibatkan gastric distension dan
regurgitation.2,3,8,9
Gambar 1. Head tilt chin lift. 3
Gambar 2. Heimlich Maneuver 5
Circulation
Pada kegawatdaruratan medis anak meraba nadi anak merupakan cara yang
cukup mudah dilakukan dibandingkan pada dewasa, oleh karena denyut nadi anak lebih
jelas teraba, namun perlu diingat bahwa gangguan airway seperti obstruction dan apnea
merupakan penyebab utama terjadinya cardiac arrest pada bayi dan anak. Palpasi pada
carotid artery dapat dilakukan pada anak usia 1 tahun atau lebih dan dewasa. Apabila
palpable pulse tidak teraba maka periksa chest compression. 2,3,8,9
Definitive Care
Tindakan definitive care dilakukan sesuai dengan diagnosis yang telah
ditegakkan. Tentukan dengan benar diagnosis penyebab terjadinya kegawatdaruratan
agar tindakan definitive care bisa berhasil. 2,3
Tabel 6. Definitive Care 2,3
Tanda-Tanda Position Airway,
Breathing,
Circulation
Definitive Care
Acute
Bronchospasm
(Asthmatic
Attack
Conscious patient in
acute respiratory
distress, demonstrating
wheezing,
supraclavicular and
intercostal retraction
Usually upright Assessed as adequate
(Victim is conscious
and able to speak)
1. Administer bronchodilator. If
the patient is younger and the
parent or guardion is availabl e,
bring him or her into the
treatment room to assist in
administration or
bronchodilator. Many younger
children require the use of a
spacer to obtain adequate relief
with the inhaler.
2. Administer oxygen, via face
mask or nasal canula at a flow
rate of 3 or 5 liters per minute.
3. Summon EMS if parent or
guardion of the patient sugges t
it, or if the episode of
bronchospasm does not
terminate following two
adequate doses of the
bronchodilator.
Generalized
Tonic-Clonic-
Seizure (Grand
Mal Seizure
Period of muscle
rigidity (about 20
seconds) followed by
alternating muscle
contraction and
relaxation lasting for
about one to two
minutes
Most generalized tonic
clonic seizures will
stop within one minute
Supine position
Supine position
Assessed as adequate
(respiratory and
cardiovascular
stimulation
usuallyoccur during
seizure)
Assesed and managed
as needed. In most (but
not all) post seizure
1. Protect victim from injury.
Keep victim in the dental
chair; gently hold onto arms
and legs, preventing
uncontrolled movements, but
do not hold so tight as to
prevent limited movement.
2. If parent or guardion is
available, bring him or her into
the treatment room to assist in
assesment of victim.
3. Summon EMS if parent or
guardian of patient suggest it ,
or if the seizure continues fo r
more than two minutes
4. Do not place anything between
the teeth of a convulsing
person
With help from the parent or
guardian, try to communicate w ith
the patient, who is likely in a state
and almost always
within two minutes. At
the termination of the
seizure, PABCD must
be reassesed as follows
situation, A must be
managed, but B and C
are assessed as
adequate.
similar to a deep physiologic s leep.
Following a generalized tonic clonic
seizure, thevictim is quire
disoriented. As the parent or
guardian has seen this and done this
before, allow him or he to talk with
the patient to reorient the pa tient to
both space and time.
Remember most morbidity and
mortality associated with seiz ures
occurs in the postseizure peri od
because the rescuer does not d o
enough for the victim (PABC)
Sedation
overdose
Lack of response to
sensory stimulation.
Consider an overdose
of sedation is general
anesthesia. Effective
management of a
patient receiving
general anesthesia is
predicted on airway
management and
breathing. Therefore
this shoud not represent
an emergency in the
office of a doctor who
is trained to administer
general anesthe sia to
children or adults
Supine position Assessed and managed
as necessary. In most
cases A alone is
requred; whereas A and
B will be needed in a
few situations. C will
generally be present if
A and B are properly
assessed and managed.
1. Monitoring patient, using pulse
oximeter and blood pressure and
heart rate/rhythm).
2. Stimulate patient periodically
(verbally and/or squeezing the
trapezius muscle) seeking
response.
3. Antidotal therapy: if sedative
drugs were administered
parenterally, and intravenous
access is available, administer
flumazenil IV in a dose of 0,2 mg
(2 ml) in 15 seconds waiting 4 5
seconds to evaluate recovery
where benzodiazepines were
administered. If recovery is n ot
adequate at one minute, and
additional dose of 0,2 mg may be
administered. Re peat every
minute until recovery occurs or a
dose of 1,0 mg has been
delivered. Titrate naloxone IV at
0,1 mg (0,25 ml) per minute to a
dose of 1,0 mg if an opioid wa s
administered. Naloxone may be
administered intramuscularly, in
a dosage of 0,01 mg/kg ev ery
two to three minutes until the
patient is responsive.
Remember specific antidotal therapy
may not be effective following the
oral administration of central
nervous system depressants; an d
antidotal therapy should be
administered intravenously, if
possible. Naloxone may be
administered intramuscularly.
Local Anesthetic
Overdose
A true overdose of
local anesthetic should
be always preventable.
Generalized tonic
clonic seizure or
unconsciousness,
generally developing
five to 40 minutes after
local anesthe tic
administrations
Supine position Assessed and
administered as
needed.
1. Generalized tonic-clonic seizure-
follow protocol for seizures.
With proper airway management
and ventilation, a local anesthetic
induced seizure often ceases i n
less than one minute. In the
absence of an adequate airway
and ventilation, carbon dioxide is
retained, the patient becomes
acidotic, and the seizure
threshold of the local anesthe tic
decreases, leading to more
prolonged and more intense
seizure.
2. Unconsciousness the basic
protocol for management of the
unconscious patient is followe d
when a local anesthetic overdose
manifests it self as loss of
consciousness. Proper
management of airway and
breathing, as needed, will
minimze occurrence of cardiac
arrest. As the cerebral
concentration of the local
anesthetic decreases (through
redistribution of the drug out of
the brain) consciousness returns.
3. Summon EMS if consciousness
is not restored in two minutes or
if the patient is not breathing.
Peningkatan pengetahuan dengan mengikuti kursus-kurusus mengenai
pertolongan segera saat terjadi kegawatdaruratan bagi dokter gigi dan perawat gigi
hendaknya selalu dilakukan, selain itu dokter gigi juga perlu menghindari tindakan dan
alat-alat serta bahan-bahan yang dapat menimbulkan rasa sakit dan takut berlebihan
pada anak.
DAFTAR PUSTAKA
1. Haas, D. A., Management of medical emergencies in the dental office: conditions in
each country, the extent of treatment by the dentist. Available on
http://pubmedcentral.nih.gov/pictender.fcgi?artid=1586863&blobtype=pdf.
Accesed on 17th
August 2008.
2. Malamed, S. Medical emergencies in the dental office. 6th
ed. New York: Mosby
and affiliated Elsevier Inc. 2007. p.516-30.
3. Malamed, S. Emergency medicine in pediatric dentistry: preparation and
management. J Calif Dent Assoc 2005 Oct; 31(10):749-55.
4. Field, A., and Longman, L. Tyldesley’s oral medicine. 5th
ed. New York: Oxford
university press. 2004. p. 231-8.
5. Frush K. Cinoman, M., Bailey, B., Hohenhaus, S. Pediatric Dental Health.
Available on http://dentalresource.org/topic49emergencies.htm. Accessed on April
25th 2008.
6. American Heart Association. Pediatric advanced life support. Available on
http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/112/24-suppl/iv-167. Accessed on March 14th
2008.
7. American Heart Association. Pediatric basic life support. Available on
http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/112/24-suppl/iv-156. Accessed on Mei, 14th
2008.
8. Pinkham, J. R., Casamassimo, P. S., McTigue, D. J., Fields, H. W., Nowak, A. J.
Pediatric dentistry infancy through adolescence. 4th
ed. St. Louis: Elsevier
saunders. 2005. p. 140-152.
9. Robinson, M. J., and Roberton, D. M. Practical paediatrics. 4th
ed. Edinburgh:
Churchill livingstone. 1998. p. 250.

More Related Content

What's hot

gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapikaa388
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiSae Manan
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulousMira Khairunnisa
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanrizkyautama
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2RSIGM
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19RSIGM
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasienikaa388
 
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Chusna Wardani
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Yasirecin Yasir
 
Jurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamaJurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamasapakademik
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Nabilah Kusuma
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3RSIGM
 
Struktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamelStruktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamelFerdiana Agustin
 
Asimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajahAsimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajaholalalia
 

What's hot (19)

gigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkapgigi-tiruan-lengkap
gigi-tiruan-lengkap
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigi
 
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulouspenatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
penatalaksanaan gigitiruan penuh lepasan pada pasien edentulous
 
Dental asistant ii
Dental asistant iiDental asistant ii
Dental asistant ii
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
Laporan lbm 1 blok 19 sgd 2
 
lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19lbm 3 blok 19
lbm 3 blok 19
 
Keterangan status pasien
Keterangan status pasienKeterangan status pasien
Keterangan status pasien
 
Anitaseptiyani 8 pdf
Anitaseptiyani 8 pdfAnitaseptiyani 8 pdf
Anitaseptiyani 8 pdf
 
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
Manajemen penjangkaran dalam-_perawatan_ortodonti_2
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
 
Jurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamaJurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditama
 
Ruang lingkup oral biologi
Ruang lingkup oral biologiRuang lingkup oral biologi
Ruang lingkup oral biologi
 
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
Delayed Treatment of Traumatized Primary Teeth with Distinct Pulp Response: F...
 
Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3Blok 17 lbm 3
Blok 17 lbm 3
 
Struktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamelStruktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamel
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Jurnal
JurnalJurnal
Jurnal
 
Asimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajahAsimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajah
 

Similar to (4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak

Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKVina Widya Putri
 
BUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptx
BUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptxBUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptx
BUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptxamaliaibnussani
 
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdfPandutNdut
 
1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptx
1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptx1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptx
1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptxChristYanuar
 
OK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.ppt
OK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.pptOK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.ppt
OK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.pptNonoRustono
 
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Bob Sindunata
 
dental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL AND PHOBIC PATIENT
dental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL  AND PHOBIC PATIENTdental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL  AND PHOBIC PATIENT
dental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL AND PHOBIC PATIENTIdaFilamon
 
Panduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docx
Panduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docxPanduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docx
Panduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docxbanyubiru20
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdftutihartati9
 
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxssuserc3081c
 
Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141maulidenil gebi
 
Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdf
Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdfDiagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdf
Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdfandroalfieri1
 
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanpjj_kemenkes
 

Similar to (4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak (20)

Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
 
BUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptx
BUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptxBUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptx
BUKU SAKU PELAYANAN KES GILUT DI PUSKESMAS.pptx
 
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
1-1 dr. Husaini, Sp.PD ETIK Dan PATIENT SAFETY IMEC VI.pdf
 
Patient Safety 1
Patient Safety 1Patient Safety 1
Patient Safety 1
 
1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptx
1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptx1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptx
1711339279996-b2a72509-e34c-48ee-9223-4b1db3174230.pptx
 
jurnal paedo
jurnal paedojurnal paedo
jurnal paedo
 
spgdt.pptx
spgdt.pptxspgdt.pptx
spgdt.pptx
 
OK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.ppt
OK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.pptOK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.ppt
OK ARIA BARITO PRESENTASI KESELAMATAN PASIEN.ppt
 
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
Journal reading (tht kl) - comparative efficacy and safety of various anti-mic...
 
dental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL AND PHOBIC PATIENT
dental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL  AND PHOBIC PATIENTdental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL  AND PHOBIC PATIENT
dental anxiet kesehatan gigi dan mulut. THE FEARFUL AND PHOBIC PATIENT
 
Dokter dan Keselamatan Pasien
Dokter dan Keselamatan PasienDokter dan Keselamatan Pasien
Dokter dan Keselamatan Pasien
 
Panduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docx
Panduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docxPanduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docx
Panduan-Praktik-Klinis-Tongue-tie.docx
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdfbuku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
buku-panduan-sosialisasi-tata-laksana-diare-balita-2011.pdf
 
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptxEVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
EVIDENCE BASED PRACTICE DALAM PENATALAKSANAAN MASALAH.pptx
 
Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141Buku rekam-medik-kg-20141
Buku rekam-medik-kg-20141
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Skp 2019 (1)
Skp 2019 (1)Skp 2019 (1)
Skp 2019 (1)
 
Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdf
Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdfDiagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdf
Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdf
 
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulanKb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
Kb 2 tindakan dan pengobatan pada bayi muda umur 1 hari sampai kurang 2 bulan
 

Recently uploaded

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptbambang62741
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).pptMATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
MATERI TENTANG STUNTING BAGI REMAJA (Materi sosialisasi).ppt
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 

(4.221) kegawatdaruratan di bidang_kedokteran_gigi_anak

  • 1. KEGAWATDARURATAN DI BIDANG KEDOKTERAN GIGI ANAK EMERGENCY IN PEDIATRIC DENTISTRY Oleh: Eriska Riyanti Bagian Kedokteran Gigi Anak Rumah Sakit Gigi dan Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran Jl. Sekeloa Selatan no. 1 Bandung 40133 e-mail eriskariyanti@yahoo.co.id
  • 2. Abstrak Kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi anak adalah kasus-kasus gawatdaruratan yang terjadi pada anak saat dilakukan perawatan gigi. Beberapa tindakan perawatan gigi dapat menimbulkan rasa sakit bahkan menimbulkan rasa stres pada anak sehingga menimbulkan keadaan-keadaan yang membutuhkan tindakan dengan segera. Dokter gigi kadang kurang menyadari bahwa tindakan perawatan yang dilakukan merupakan pencetus terjadinya syok pada anak. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai tindakan dokter gigi yang dapat menimbulkan syok pada anak, jenis-jenis kegawatdaruratan, pencegahan terjadinya kegawatdaruratan, dan tindakan- tindakan yang harus dilakukan saat terjadi kegawatdaruratan. Apabila dokter gigi kurang menyadari akibat lanjut yang akan timbul bila kegawatdaruratan tidak ditanggulangi dengan cepat, maka akan terjadi keadaan-keadaan yang tidak diinginkan. Peningkatan pengetahuan dengan mengikuti kursus-kurusus mengenai pertolongan segera saat terjadi kegawatdaruratan bagi dokter gigi dan perawat gigi hendaknya selalu dilakukan, selain itu dokter gigi juga perlu menghindari tindakan dan alat-alat serta bahan-bahan yang dapat menimbulkan rasa sakit dan takut berlebihan pada anak. Kata kunci : kegawatdaruratan, dokter gigi, kedokteran gigi anak Abstract Emergencies in pediatric dentistry were emergency cases in children which happened during dental treatment. Several dental treatment could emerge pain and even stress in child and therefore it will cause conditions that needed immediate measures. Dentists frequently did not realized that their treatment procedures were a trigger of shock in children. This paper were objected to describe about the dental procedures that would cause shock in children, type of emergencies, prevention of emergency conditions, and measures that should be done when emergency conditions occur. If dentists were not realizing the long term effect occured due to emergencies that were not measured immediately, then conditions that were not expected will occur. Improved knowledge and also following courses about first aid while emergencies occur for the dentist and their staff should always be done, besides dentist should also prevent measures and tools and materials that would cause excessive pain and anxiety in child. Keywords : emergency, dentist, pediatric dentistry
  • 3. PENDAHULUAN Kegawatdaruratan di bidang kedokteran gigi anak adalah kasus-kasus gawatdaruratan yang terjadi pada anak saat dilakukan perawatan gigi. Kejadian kegawatdaruratan merupakan kasus yang jarang terjadi di tempat praktek namun kejadian ini sangat tidak diharapkan terjadi. Beberapa kasus kegawatdaruratan terjadi pada dewasa namun ternyata dapat pula terjadi pada anak-anak. Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Committee for the Prevention of Systematic Complications During Dental Treatment of The Japanesse Dental Society antara tahun 1980-1984 di Jepang menunjukkan sekitar 19-44% dokter gigi mendapatkan kasus kegawatdaruratan setiap tahun. Sekitar 90% merupakan kasus ringan namun sekitar 8% merupakan kasus yang cukup berat. 1 Kasus kegawatdaruratan paling sering didapatkan adalah saat dan setelah dilakukan anestesi lokal, dimana lebih dari 60% adalah kasus syncope dan 7% disertai hiperventilasi. 2,3 Penelitian di Canada juga menunjukkan bahwa sekitar 50% syncope merupakan kasus yang sering didapatkan oleh dokter gigi (sekitar 50%) dan 8% adalah alergi ringan. Kasus-kasus lain yang juga terjadi adalah angina pectoris/myocardial infarction, cardiac arrest, postural hypotension, seizures, bronchospasm, acute asthmatic attackts, hyperventilation, and diabetic emergencies. 1 Tindakan perawatan gigi lain yang juga sering menimbulkan kegawatdaruratan adalah perdarahan dan rasa sakit akibat penyuntikan dan pencabutan gigi. 2,3 Anamnesa lengkap sebelum tindakan harus dilakukan oleh setiap dokter gigi. Anamnesa tidak hanya mengenai gigi yang menjadi keluhan utama, namun kesehatan umum dan riwayat perawatan gigi terdahulu juga merupakan hal yang perlu mendapat perhatian khusus. Orang tua kadang tidak menyadari kelainan sistemik yang dialami
  • 4. oleh anaknya, oleh karena itu dokter gigi harus dapat mengarahkan pertanyaan yang diberikan agar segala kelainan sistemik yang dialami anak dapat terungkap saat perawatan gigi akan dilakukan. 4 TELAAH PUSTAKA Di dalam merawat pasien dokter gigi akan berhadapan dengan pasien dengan populasi dan variasi status kesehatan pasien yang berbeda-beda, oleh karena itu persiapan dalam menghadapi pasien-pasien dengan status kesehatan medically compromised patient merupakan hal utama yang harus dilakukan. 4 Jenis-jenis kegawatdaruratan yang sering terjadi pada bidang kedokteran gigi anak berdasarkan survey yang dilakukan oleh American Academy of Pediatric Dentistry Pediatric Emergencies in the Dental Office (PEDO) terhadap 60 dokter gigi tahun 2004:2 Tabel 1. Hasil Survey Kejadian Kegawatdaruratan Khusus selama 10 Tahun Terakhir 2 Situation Reported incidents Comments by doctors Fainting (syncope) 75 Mostly parents Hysteria 23 “All the time its PEDO” Allergy, mild 22 Seizures 13 Hypoglycemia 9 Hyperventilation 7 Aspiration 5 Respiratory distress 4 Bronchospasms 3 Airway obstruction 3 Cardiac arrest 1 Allergy, anaphylaxis 1 Drug overdose 1 Local anesthesia overdose 1
  • 5. Beberapa pertanyaan awal di bawah ini sangat membantu saat akan merawat pasien yaitu: apakah ada efek samping dan jika ada bagaimana perawatan umumnya, apakah efek perawatan gigi akan menyebabkan penyakit secara umum, dan bagaimana reaksi obat yang akan timbul serta interaksinya dan bagaimana mengantisipasinya.4 Tindakan yang dilakukan seorang dokter gigi harus mengacu pula pada clinical risk management yaitu proses sistematik untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan mengontrol kejadian ataupun reaksi yang akan muncul setelah tindakan medis. Oleh karena itu dokter harus selalu memperhatikan hal-hal berikut: selalu melengkapi riwayat kesehatan umum pasien, berhati-hatilah terhadap reaksi yang akan muncul (jangan ragu- ragu untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis anak), mengetahui prinsip-prinsip di dalam pencegahan dan penanggulangan kegawatdaruratan medis, selalu mengikuti kursus-kurus mengenai kegawatdaruratan (Basic Life Support atau cardiopulmonary resuscitation, Pediatric Emergencies in the Dental Office atau PEDO), mengikuti perkembangan keilmuan mengenai kegawatdaruratan, dan selalu memeriksa peralatan kegawatdaruratan serta mencatat tanggal kadaluwarsa obat-obatan kegawatdaruratan. 2 Tabel 2. Obat-Obatan yang Disiapkan di Ruang Praktek untuk Kasus Kegawatdaruratan2,3
  • 6. Tabel 3. Obat-Obat Antidotal 2,3 Tabel 4. Peralatan Kegawatdarurtan di Ruang Praktek Dokter Gigi 2,3 Persiapan lain yang dibutuhkan adalah persiapan emergency team yang terdiri dari tiga orang. Pelaksanaan tugas masing-masing hendaknya dilakukan secara bergiliran namun tanggung jawab tetap dilakukan oleh dokter gigi. 2,3 Tabel 5. Emergency Team
  • 7. Akses yang mudah dan cepat menuju pusat pelayanan kesehatan/rumah sakit merupakan hal penting lain yang harus diperhatikan. Waktu yang terbaik antara tempat kejadian dengan rumah sakit yang dianjurkan adalah tidak lebih dari 10 menit. Apabila terdapat fasilitas 911 maka hubungi secepatnya agar tindakan yang tepat dapat diperoleh. 2,3 PEMBAHASAN Tindakan yang cepat dan benar merupakan kunci utama penatalaksanaan kegawatdaruratan. Kecekatan operator di dalam mengambil tindakan harus dilatih dengan benar, agar kesalahan pengambilan keputusan dapat dihindari. Penatalaksanaan dasar dalam kegawatdaruratan adalah akronim PABCD yaitu position, airway, breathing, circulation, dan definitive care (pada basic life support biasa disebut dengan defibrillation). Perlu pula ditentukan apakah pasien dalam keadaan sadar atau tidak, bila pasien tidak sadar maka tidak ada respons terhadap stimulasi, sehingga hindari tindakan untuk menggerakkan dan berteriak. 2,3,5 Position Penyebab utama hilangnya kesadaran adalah hipotensi. Segera letakkan pasien tidak sadar pada tempat yang rata dengan posisi supine dimana kaki lebih tinggi daripada badan. Posisi ini akan menghasilkan peningkatan aliran darah di daerah kepala dengan sedikit hambatan dalam sistem respirasi. Pada pasien dengan penyebab acute respiratory distress seperti acute asthmatic bronchospasm maka posisi yang paling nyaman adalah tegak lurus agar ventilasi dapat meningkat. 2,3,5
  • 8. Airway and Breathing Tindakan airway dan breathing pada pasien sadar dilakukan dengan Heimlich manuever dan pasien tidak sadar dilakukan dengan menerapkan posisi tilt-chin lift maneuver kemudian diikuti dengan pemeriksaan ventilasi melalui look, listen, feel. 2,3,5 Perhatikan dan pastikan apakah penderita dapat bernafas spontan ataukah penderita mencoba untuk dapat bernafas. 2,3 Cara ini dilakukan dengan mendengarkan dan merasakan pertukaran udara yang keluar melalui mulut ataupun hidung. Apabila tidak ada usaha respirasi spontan yang ditandai dengan tidak ada pergerakan pundak maka kontrol ventilasi harus menggunakan bantuan nafas. Penggunaan full face mask dan positive pressure oxygen bagi pasien di atas usia delapan tahun yaitu dengan memberikan ventilasi kira-kira satu hembusan nafas untuk setiap lima detik, dan satu kali nafas tiap tiga detik untuk bayi dan anak. 5,6,7 Apabila ventilasi spontan sudah terjadi yaitu ditandai dengan adanya gerakan spontan pada dada maka tindakan ventilasi harus dihentikan oleh karena dapat mengakibatkan gastric distension dan regurgitation.2,3,8,9 Gambar 1. Head tilt chin lift. 3
  • 9. Gambar 2. Heimlich Maneuver 5 Circulation Pada kegawatdaruratan medis anak meraba nadi anak merupakan cara yang cukup mudah dilakukan dibandingkan pada dewasa, oleh karena denyut nadi anak lebih jelas teraba, namun perlu diingat bahwa gangguan airway seperti obstruction dan apnea merupakan penyebab utama terjadinya cardiac arrest pada bayi dan anak. Palpasi pada carotid artery dapat dilakukan pada anak usia 1 tahun atau lebih dan dewasa. Apabila palpable pulse tidak teraba maka periksa chest compression. 2,3,8,9 Definitive Care Tindakan definitive care dilakukan sesuai dengan diagnosis yang telah ditegakkan. Tentukan dengan benar diagnosis penyebab terjadinya kegawatdaruratan agar tindakan definitive care bisa berhasil. 2,3
  • 10. Tabel 6. Definitive Care 2,3 Tanda-Tanda Position Airway, Breathing, Circulation Definitive Care Acute Bronchospasm (Asthmatic Attack Conscious patient in acute respiratory distress, demonstrating wheezing, supraclavicular and intercostal retraction Usually upright Assessed as adequate (Victim is conscious and able to speak) 1. Administer bronchodilator. If the patient is younger and the parent or guardion is availabl e, bring him or her into the treatment room to assist in administration or bronchodilator. Many younger children require the use of a spacer to obtain adequate relief with the inhaler. 2. Administer oxygen, via face mask or nasal canula at a flow rate of 3 or 5 liters per minute. 3. Summon EMS if parent or guardion of the patient sugges t it, or if the episode of bronchospasm does not terminate following two adequate doses of the bronchodilator. Generalized Tonic-Clonic- Seizure (Grand Mal Seizure Period of muscle rigidity (about 20 seconds) followed by alternating muscle contraction and relaxation lasting for about one to two minutes Most generalized tonic clonic seizures will stop within one minute Supine position Supine position Assessed as adequate (respiratory and cardiovascular stimulation usuallyoccur during seizure) Assesed and managed as needed. In most (but not all) post seizure 1. Protect victim from injury. Keep victim in the dental chair; gently hold onto arms and legs, preventing uncontrolled movements, but do not hold so tight as to prevent limited movement. 2. If parent or guardion is available, bring him or her into the treatment room to assist in assesment of victim. 3. Summon EMS if parent or guardian of patient suggest it , or if the seizure continues fo r more than two minutes 4. Do not place anything between the teeth of a convulsing person With help from the parent or guardian, try to communicate w ith the patient, who is likely in a state
  • 11. and almost always within two minutes. At the termination of the seizure, PABCD must be reassesed as follows situation, A must be managed, but B and C are assessed as adequate. similar to a deep physiologic s leep. Following a generalized tonic clonic seizure, thevictim is quire disoriented. As the parent or guardian has seen this and done this before, allow him or he to talk with the patient to reorient the pa tient to both space and time. Remember most morbidity and mortality associated with seiz ures occurs in the postseizure peri od because the rescuer does not d o enough for the victim (PABC) Sedation overdose Lack of response to sensory stimulation. Consider an overdose of sedation is general anesthesia. Effective management of a patient receiving general anesthesia is predicted on airway management and breathing. Therefore this shoud not represent an emergency in the office of a doctor who is trained to administer general anesthe sia to children or adults Supine position Assessed and managed as necessary. In most cases A alone is requred; whereas A and B will be needed in a few situations. C will generally be present if A and B are properly assessed and managed. 1. Monitoring patient, using pulse oximeter and blood pressure and heart rate/rhythm). 2. Stimulate patient periodically (verbally and/or squeezing the trapezius muscle) seeking response. 3. Antidotal therapy: if sedative drugs were administered parenterally, and intravenous access is available, administer flumazenil IV in a dose of 0,2 mg (2 ml) in 15 seconds waiting 4 5 seconds to evaluate recovery where benzodiazepines were administered. If recovery is n ot adequate at one minute, and additional dose of 0,2 mg may be administered. Re peat every minute until recovery occurs or a dose of 1,0 mg has been delivered. Titrate naloxone IV at 0,1 mg (0,25 ml) per minute to a dose of 1,0 mg if an opioid wa s administered. Naloxone may be administered intramuscularly, in a dosage of 0,01 mg/kg ev ery two to three minutes until the patient is responsive. Remember specific antidotal therapy may not be effective following the oral administration of central nervous system depressants; an d antidotal therapy should be administered intravenously, if
  • 12. possible. Naloxone may be administered intramuscularly. Local Anesthetic Overdose A true overdose of local anesthetic should be always preventable. Generalized tonic clonic seizure or unconsciousness, generally developing five to 40 minutes after local anesthe tic administrations Supine position Assessed and administered as needed. 1. Generalized tonic-clonic seizure- follow protocol for seizures. With proper airway management and ventilation, a local anesthetic induced seizure often ceases i n less than one minute. In the absence of an adequate airway and ventilation, carbon dioxide is retained, the patient becomes acidotic, and the seizure threshold of the local anesthe tic decreases, leading to more prolonged and more intense seizure. 2. Unconsciousness the basic protocol for management of the unconscious patient is followe d when a local anesthetic overdose manifests it self as loss of consciousness. Proper management of airway and breathing, as needed, will minimze occurrence of cardiac arrest. As the cerebral concentration of the local anesthetic decreases (through redistribution of the drug out of the brain) consciousness returns. 3. Summon EMS if consciousness is not restored in two minutes or if the patient is not breathing. Peningkatan pengetahuan dengan mengikuti kursus-kurusus mengenai pertolongan segera saat terjadi kegawatdaruratan bagi dokter gigi dan perawat gigi hendaknya selalu dilakukan, selain itu dokter gigi juga perlu menghindari tindakan dan alat-alat serta bahan-bahan yang dapat menimbulkan rasa sakit dan takut berlebihan pada anak.
  • 13. DAFTAR PUSTAKA 1. Haas, D. A., Management of medical emergencies in the dental office: conditions in each country, the extent of treatment by the dentist. Available on http://pubmedcentral.nih.gov/pictender.fcgi?artid=1586863&blobtype=pdf. Accesed on 17th August 2008. 2. Malamed, S. Medical emergencies in the dental office. 6th ed. New York: Mosby and affiliated Elsevier Inc. 2007. p.516-30. 3. Malamed, S. Emergency medicine in pediatric dentistry: preparation and management. J Calif Dent Assoc 2005 Oct; 31(10):749-55. 4. Field, A., and Longman, L. Tyldesley’s oral medicine. 5th ed. New York: Oxford university press. 2004. p. 231-8. 5. Frush K. Cinoman, M., Bailey, B., Hohenhaus, S. Pediatric Dental Health. Available on http://dentalresource.org/topic49emergencies.htm. Accessed on April 25th 2008. 6. American Heart Association. Pediatric advanced life support. Available on http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/112/24-suppl/iv-167. Accessed on March 14th 2008. 7. American Heart Association. Pediatric basic life support. Available on http://circ.ahajournals.org/cgi/reprint/112/24-suppl/iv-156. Accessed on Mei, 14th 2008. 8. Pinkham, J. R., Casamassimo, P. S., McTigue, D. J., Fields, H. W., Nowak, A. J. Pediatric dentistry infancy through adolescence. 4th ed. St. Louis: Elsevier saunders. 2005. p. 140-152. 9. Robinson, M. J., and Roberton, D. M. Practical paediatrics. 4th ed. Edinburgh: Churchill livingstone. 1998. p. 250.