SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
2017
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
Diagnosis dan Tata Laksana
Ankyloglossia (Tongue-Tie)
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA
2017
Penyunting
Elizabeth Yohmi
I Gusti Ayu Nyoman Partiwi
Wiyarni Pambudi
Yovita Ananta
Diagnosis dan Tata Laksana
Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau
seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apa pun juga tanpa seizin
penulis dan penerbit.
Isi diluar tanggung jawab penerbit
Diterbitkan oleh:
Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Disusun oleh:
Tim penyusun Panduan Praktis Klinis Diagnosis dan Tata Laksana
Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Diterbitkan pertama kali tahun 2017
Cetakan pertama
Satgas ASI iii
Daftar Kontributor
Satgas ASI
UKK Neonatologi
UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik
UKK Tumbuh Kembang dan Peditari Sosial
iv Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Kata Sambutan Ketua Satuan Tugas ASI
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan
karunianya sehingga kami diberi kemudahan sehingga dapat menyelesaikan
Panduan Praktis Klinis (PPK) mengenai Ankyloglossia. Panduan ini
diperlukan supaya semua dokter anak mengetahui diagnosis dan alur
tatalaksana bayi dengan ankyloglossia yang semakin banyak ditemui di
lapangan baik oleh orangtua maupun tenaga medis lain seperti bidan, dokter
umum sehingga bisa menjadi keseragaman dalam tatalaksana dan tidak
terjadi under maupun over-treatment di lapangan.
Ankyloglossia didefinisikan sebagai sisa embriologis dari jaringan
membran frenulum di garis tengah antara permukaan bawah lidah dan
dasar mulut – yang pendek, tebal, dan tidak elastis sehingga membatasi
gerakan lidah normal. Insidens ankyloglossia dilaporkan berkisar 4,2-
10,7% pada bayi baru lahir, dan hanya sekitar 25% dari keseluruhan kasus
mengalami kesulitan menyusui. Penilaian dan seleksi yang tepat sangat
penting mengingat 50-75% bayi dengan kondisi ankyloglossia tetap dapat
menyusu tanpa kendala apabila diberikan konseling dan pendampingan
manajemen menyusui yang adekuat. Penilaian yang tepat dan pengetahuan
serta keterampilan bimbingan menyusui sangat diperlukan untuk kasus ini.
Kami berharap PPK ini dapat digunakan semua pihak baik dokter
spesialis anak, petugas kesehatan yang berhubungan dengan bayi baru
lahir dan masalah menyusui sehingga dapat memberi informasi yang
tepat. Kepedulian tenaga medis terhadap ASI dan proses menyusui untuk
menyukseskan keberhasilan menyusui sangat dibutuhkan sehingga diagnosis
dan tata laksana yang kurang tepat tentu saja akan mengurangi keberhasilan
menyusui. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada tim penyusun
PPK ini yaitu semua anggota SATGAS ASI, UKK Neonatologi, UKK Nutrisi
dan Penyakit Metabolik, UKK Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, serta
dukungan dari Ketua PP IDAI beserta jajarannya. Dalam penyusunan
PNPK ini, kami juga mendapat asupan dari Kolegium Ilmu Bedah Anak
dan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher
Indonesia. Kami mohon maaf bila dalam penyusunan PPK ini masih ada
kekurangan, semoga dapat bermanfaat untuk semua, terimakasih.
Elizabeth Yohmi
Ketua Satgas ASI IDAI
Satgas ASI v
Kata Sambutan
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Satuan Tugas
(Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang telah menerbitkan
buku “Panduan Praktis Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Diagnosis dan
Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue Tie)”. Ikatan Dokter Anak Indonesia
senantiasa melakukan peningkatan pelayanan kesehatan anak yang
optimal sebagai bentuk partisipasi dalam mencapai Tujuan Pembangunan
Berkelanjutan (Sustainable Development Goals; SDGs) agar tercapainya
kesehatan dan kesejahteraan mental pada tahun 2030.
Isu ankyloglossia, atau yang biasa disebut tongue tie, masih dianggap
menjadi pemicu kesulitan menyusui yang harus selalu diselesaikan dengan
tindakan frenotomi. Padahal hanya sekitar 25% dari keseluruhan kasus
yang mengalami kesulitan menyusui dan sebagian besar masih tetap dapat
menyusu tanpa kendala apabila diberikan konseling dan pendampingan
manajemen menyusui yang adekuat. Panduan ini memuat rekomendasi
yang dapat menjadi acuan bagi sejawat spesialis anak dalam memberikan
pemahaman terhadap diagnosis dan penanganan kepada pasien ankyloglossia
sehingga tidak terjadi overdiagnosis.
Kami berharap, PPK ini dapat dijadikan acuan oleh seluruh anggota
IDAI maupun praktisi kesehatan yang membutuhkan, sehingga dalam
pelayanannya dapat memberikan dukungan pemberian ASI dan menyusui
sesuai dengan bukti ilmiah. Selamat bertugas, semoga kita selalu dapat
berperan dalam menyiapkan anak menjadi generasi yang berkualitas.
Aman B. Pulungan
Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
vi Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Satgas ASI vii
Daftar Isi
Daftar kontributor............................................................................... iii
Kata pengantar Ketua Satuan Tugas ASI...............................................iv
Kata pengantar Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia	�����������v
Daftar gambar.....................................................................................vii
Daftar singkatan..................................................................................vii
Pendahuluan..........................................................................................1
Diagnosis........................................................................................1
Tatalaksana............................................................................................4
Pemantauan...........................................................................................5
Pemantauan klinis..........................................................................5
Prognosis........................................................................................5
Kesimpulan............................................................................................5
Daftar Bacaan........................................................................................6
Lampiran...............................................................................................8
viii Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Daftar Gambar
Gambar 1. Algoritma tatalaksana ankyloglossia..........................................3
Daftar Lampiran
Lampiran 1. Daftar tilik pemantauan menyusui.........................................8
Lampiran2. Hazelbaker’s Assessment Tool Lingual Frenulum Function
(ATLFF).....................................................................................................9
Lampiran3. Identifikasi frenulum dengan manuver Murphy’s...................10
Daftar Singkatan
TT 			Tongue-Tie
THT-KL		 Telinga Hidung Tenggorokan - Kepala Leher
KH			Kelahiran Hidup
AAP			 American Academy of Pediatrics
IATP			 International Affiliation of Tongue-Tie Professionals
ASI			 Air Susu Ibu
LT			Lip-Tie
BB/U			 Berat Badan menurut Umur
ATLFF			 Assessment Tool for Lingual Frenulum Function
HATLFF		 HazelbakerAssessmentToolforLingualFrenulum Function
LATCH			 Latch, Audible swallowing,Typeofnipple, Comfort,Hold
IBFAT			 Infant Breastfeeding Assessment Tool
BSES			 Breastfeeding Seld Efficacy Score
SoR			 Strength of Recommendation
LoE			 Length of Evidence
RCT			 Randomized Control Trial
1
Satgas ASI
Pendahuluan
Diagnosisdanmanajemenankyloglossia(tongue-tie)masihtetapkontroversial
sejak isu ini kembali diangkat sebagai penyebab kegagalan menyusui pada
awal tahun 2000-an. Fenomena menarik dari isu tersebut adalah adanya
perbedaan opini antar profesi kesehatan mengenai dampak ankyloglossia
terhadap menyusui. Hampir 99% konsultan laktasi mempercayai bahwa
ankyloglossia adalah pemicu kesulitan menyusui yang dapat diselesaikan
dengan tindakan frenotomi, sedangkan hanya 30% dokter spesialis THT-
KL dan 10% dokter spesialis anak menyetujui pendapat tersebut. Fenomena
lainnya adalah peningkatan bermakna dari tindakan frenotomi, seperti
dilaporkan oleh data populasi British Columbia, klaim frenotomi melonjak
89% dari 2,8 per 1000 KH pada tahun 2004 menjadi 5,3 per 1000 KH di
tahun 2013. Peningkatan ini diperkirakan terjadi akibat semakin tingginya
kewaspadaan ankyloglossia, ketertarikan terhadap frenotomi, dan kemajuan
penegakan diagnosis ankyloglossia. American Academy of Pediatrics (AAP)
mengakui bahwa ankyloglossia adalah entitas klinis yang ikut menentukan
keberhasilan menyusui dan perlu tatalaksana untuk meminimalkan masalah
menyusui. Dengan mempertimbangkan segala kebaikan menyusui, penting
bagi dokter spesialis anak untuk memahami tatalaksana sedini mungkin dari
kondisi apapun yang berpotensi mengganggu proses menyusui.
Ankyloglossia didefinisikan sebagai sisa embriologis dari jaringan
membran frenulum di garis tengah antara permukaan bawah lidah dan dasar
mulut – yang pendek, tebal, dan tidak elastis sehingga membatasi gerakan
lidah normal (International Affiliation of Tongue-Tie Professionals = IATP,
2011). Insidens ankyloglossia dilaporkan berkisar 4,2-10,7% pada bayi baru
lahir, dan hanya sekitar 25% dari keseluruhan kasus mengalami kesulitan
menyusui. Kondisi ankyloglossia dapat merupakan varian genetik dalam
keluarga.
Diagnosis
Diagnosis ankyloglossia berdasarkan klasifikasi anatomis dibagi menjadi:
2 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
• Tipe I : insersi frenulum pada ujung permukaan bawah lidah
• Tipe II : insersi frenulum di belakang ujung permukaan lidah
• Tipe III : frenulum tebal dan ketat (tidak elastis)
• Tipe IV : frenulum ketat di pangkal lidah
Ankyloglossia tipe I dan II dikenal dengan ankyloglossia anterior, tipe
III disebut ankyloglossia posterior, dan tipe IV tergolong ankyloglossia
submukosa.
Indikasi frenotomi ditegakkan berdasar penilaian tampilan struktur
dan fungsi frenulum lingual. Kriteria diagnostk bervariasi dari inspeksi
visual yang sederhana hingga sistem klasifikasi menggunakan instrumen
Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF).
Instrument ATLFF telah teruji sebagai alat skrining yang reliabel untuk
penilaian bayi di bawah usia 3 (tiga) bulan.
• Skor ATLFF 14 menunjukkan fungsi frenulum yang sempurna
dan tidak memerlukan tindakan frenotomi
• Skor ATLFF 11-13 masih dapat ditoleransi, apabila skor
penampilan  10
• Skor ATLFF <11 mengindikasikan kebutuhan frenotomi, apabila
konseling dan manajemen laktasi tidak berhasil menyelesaikan
masalah menyusui
• Skor tampilan frenulum <8 mendukung diagnostik ankyloglossia,
namun tidak direkomendasikan frenotomi kecuali jika bayi
mengalami kesulitan menyusu.
Alur penegakan diagnosis (algoritma) tatalaksana ankyloglossia secara
keseluruhan dapat dilihat pada gambar 1.
3
Satgas ASI
12
Gambar 1: Algoritma tatalaksana ankyloglossia
Dokter anak
ADAmasalah menyusui:
 Bayi sulit melekat/menghisap
 Puting ibu lecet
 Menyusui sangat lama/sering
 Kenaikan BB bayi lambat (berdasar nomogram
Flaherman atau kurva BB/U sesuai usia bayi)
Tidak ada masalah menyusui:
 Pemantauan rutin dan dukungan
menyusui tetap dilakukan
 Berikan info kontak dokter/dokter anak
yang bisa melakukan konseling menyusui
Penilaian proses menyusui*
Curiga TONGUE‐TIE‐‐‐ Penilaian cepat:
 Lidah bentuk hati (saat istirahat)
 Lidah tidak bisa elevasi (saat menangis)
 Lidah tidak bisa menjulur melewati gusi
 Palpasi frenulum dengan manuver Murphy**
 Penilaian daya hisap dengan jari pemeriksa
 Pengamatan proses menyusu (pelekatan buruk,
terdengar suara decakan/gerakan mengunyah)
Dokter anak terlatih
Tatalaksanakonservatif = konseling
 Manajemen laktasi: perbaiki posisi ‐ pelekatan
 Kontak kulit ke kulit
 Lebih sering menyusui
 Beri suplementasi ASI perah
Masalah menyusui teratasi:
 Pemantauan rutin dan dukungan menyusui
tetap dilakukan
 Berikan info kontak dokter/dokter anak
yang bisa melakukan konseling menyusui
Tidak ada perbaikan keluhan dan proses menyusui dalam 24‐48 jam
setelah dilakukan bimbingan menyusui yang adekuat
Penilaian ulang dengan menggunakan HATLFF
(Hazelbaker Assessment Tool for Lingual Frenulum Function)***
Skor HATLFF <11
atau skor tampilan frenulum <8
= indikasi Frenotomi/
Frenektomi/Frenuloplasti
Diskusikan dengan orang tua,
lengkapi informed consent
Pastikan riwayat injeksi vitamin K dan
riwayat keluarga dengan gangguan
pembekuan dan perdarahan
Frenotomi/Frenektomi/Frenuloplasti
dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten
Skor HATLFF 11‐14
atau skor tampilan frenulum 10
= dapat ditoleransi dengan tatalaksana konservatif,
lakukan konseling menyusui lebih intens
Tidak diperlukan prosedur khusus pasca tindakan
Amati proses menyusui, nilai dan catat:
 Jika masalah menyusui teratasi: pemantauan
rutin dan dukungan menyusui tetap dilakukan.
 Jika masih ada masalah menyusui: perbaiki
manajemen laktasi, berikan info kontak
dokter/dokter anak yang bisa melakukan
konseling menyusui.
Gambar 1: Algoritma tatalaksana ankyloglossia
4 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Tatalaksana
Penilaian dan seleksi yang tepat sangat penting mengingat 50-75% bayi
dengan kondisi ankyloglossia tetap dapat menyusu tanpa kendala apabila
diberikan konseling dan pendampingan manajemen menyusui yang adekuat.
Pertimbangkan konsultasi laktasi jika mendapati kondisi:
• Bayi sulit melekat di payudara atau sulit mengisap ASI
• Puting ibu nyeri atau lecet
• Menyusu sangat lama dan sering (terputus-putus)
• Kenaikan berat badan bayi sangat lambat tidak sesuai dengan kurva
pertumbuhan BB/U
Pelekatan yang kurang tepat dan nyeri pada puting ibu dapat terjadi
karena penyebab lain. Frenotomi dipertimbangkan apabila terdapat masalah
menyusui pada bayi dengan kondisi ankyloglossia yang simtomatik. Untuk
menentukan indikasi frenotomi direkomendasikan pendampingan sekitar
2-3 minggu sambil memperbaiki proses menyusu, memantau keluhan
yang dirasakan ibu, serta menilai status kesehatan dan pertumbuhan bayi.
Tindakan yang diambil bergantung kondisi sebagai berikut: [Level IIA]
• Ankyloglossiamembranosa(tipisdanlentur)denganskorATLFF11-14
Observasi oleh dokter anak, lazimnya pada saat menyusu dari
waktu ke waktu terjadi pergerakan lidah yang diikuti peregan-
gan frenulum. Tidak cukup data untuk membuktikan man-
faat frenotomi sebagai upaya pencegahan kesulitan menyusui.
• Ankyloglossia membranosa dengan skor ATLFF <11 atau skor
tampilan frenulum <8 tipis.
Frenotomi sederhana (tanpa anestesi dan tanpa jahitan)
dapat dikerjakan oleh dokter anak setelah mengikuti pelati-
han dukungan menyusui yang diselenggarakan IDAI. Keun-
tungan dari tindakan ini adalah perbaikan yang segera den-
gan risiko infeksi 1:10.000 dan perdarahan yang jarang.
• Ankyloglossia sub-mukosa
Rujuk ke spesialis bedah mulut, bedah anak, atauTHT-KL untuk frenek-
tomi atau frenuloplasti (Z-plasti). Jangan lakukan frenotomi karena
meningkatkan risiko perdarahan dan terbentuknya jaringan parut.
5
Satgas ASI
Pemantauan
Studi efektivitas frenotomi: [Level IA-B]
• Terjadi perbaikan skor HATLFF dan penurunan skor nyeri/keluhan ibu,
dilaporkan segera pasca frenotomi sampai dengan 2 minggu setelahnya;
• Data perbaikan skor LATCH, IBFAT, BSES pasca frenotomi dilaporkan
inkonsisten.
Tidak cukup data untuk membuktikan frenotomi menentukan durasi dan
keberhasilan menyusui jangka panjang. Keluhan menyusui yang menetap
pasca frenotomi memerlukan evaluasi secara komprehensif untuk mencari
penyebab yang lain.
Prognosis
Sekitar 25% bayi dengan ankyloglossia mungkin mengalami kesulitan
pelekatan saat menyusu, sehingga terjadi perlukaan dan nyeri pada putting
ibu, yang menyebabkan penurunan suplai ASI karena pengosongan kurang
optimal, mastitis, kenaikan berat badan bayi lambat, gagal tumbuh dan
penyapihan dini.
Pada anak yang lebih besar, ankyloglossia dapat menyebabkan kesulitan
artikulasi (huruf D, N, L, S, T), susunan gigi yang abnormal, kebersihan
mulut yang buruk, dan gangguan rasa percaya diri akibat kendala pergaulan
sosial. Kondisi ankyloglossia tidak menyebabkan keterlambatan bicara dan
berbahasa, namun kendala artikulasi mungkin menimbulkan masalah sosial-
pergaulan.
Tidak cukup data untuk membuktikan bahwa frenulum bibir atau
Lip-Tie (LT) juga menyebabkan gangguan pelekatan saat bayi menyusui.
Kesimpulan
Identifikasi ankyloglossia pada bayi dapat dilakukan dengan manuver
6 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Murphy. Sebagian besar bayi dengan ankyloglossia tetap dapat menyusu
dengan baik. Hanya 25% dari bayi dengan ankyloglossia memerlukan
tindakan untuk membebaskan pelekatan frenulum agar bisa menyusu
dengan baik. Kemampuan bimbingan menyusui dan pemahaman algoritme
diagnosis ankyloglossia sebaiknya dimiliki oleh tenaga medis agar tidak
terjadi under atau over-treatment.
Daftar Bacaan
1. Amir LH, James JP, Donath SM. Reliability of the hazelbaker assessment
tool for lingual frenulum function. International breastfeeding journal.
2006:3.
2. Ballard JL, Auer CE, Khoury JC. Ankyloglossia: assessment, incidence,
and effect of frenuloplasty on the breastfeeding dyad. Pediatrics.
2002:e63.
3. Brookes A, Bowley DM. Tongue tie: the evidence for frenotomy. Early
Hum Dev 2014:765-8
4. Coryllos E, Genna CW, Salloum AC. Congential tongue-tie and its
impact on breastfeeding. Breastfeeding: Best for Mother and Baby.
2004:1-6.
5. Edmunds J, Miles S, Fulbrook P. Tongue-tie and breastfeeding: a review
of the literature. Breastfeeding Review 2011:19-21
6. FrancisDO,KrishnaswamiS, McPheetersM.Treatmentofankyloglossia
and breastfeeding outcomes: A systematic review. Pediatr 2015:e1458
7. Hazelbaker A. The assessment tool for lingual frenulum function
(ATLFF). Use in a lactation consultant private practice. Passadena, CA:
Pacific Oaks College. 1993.
8. Hogan M, Westcott C, Griffiths M. Randomized, controlled trial of
division of tongue-tie in infants with feeding problems. J Pae- diatr
Child Health. 2005:246-50.
9. Hosur DE, Pavithra PM. Tongue Tie: From Confusion to Clarity-A
Review. International Journal of Dental Clinics. 2011:48-51.
10. Krol, D.M., Keels, M.A. Oral conditions. Pediatr Rev. 2007:15–22
11. Marchesan IQ. Lingual Frenulum: quantitative evaluation proposal.
International Journal of Orofacial Myology. 2005:39-48.Marchesan
7
Satgas ASI
IQ.Lingual frenulum: quantitative evaluation proposal.Intl J Orofacial
Myology 2005;31:39–48.
12. Power RF, Murphy JF. Tongue-tie and frenotomy in infants with
breastfeeding difficulties: achieving a balance. Arch Dis Child. 2015:489-
94.
8 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
16
Lampiran 1
DAFTAR TILIK PENGAMATAN MENYUSUI
Nama ibu : _______________________________ Tanggal : ____________
Nama bayi : _______________________________ Umur bayi : ____________
Tanda menyusui berjalan baik: Tanda mungkin terdapat masalah menyusui:
UMUM
Ibu: Ibu:
 Ibu tampak sehat  Ibu tampak sakit atau depresi
 Ibu tampak rileks dan nyaman  Ibu tampak tegang dan tak nyaman
 Terlihat tanda bonding ibu‐ bayi  Tidak ada kontak mata ibu‐bayi
Bayi: Bayi:
 Bayi tampak sehat  Bayi tampak mengantuk atau sakit
 Bayi tampak tenang dan rileks  Bayi tampak gelisah atau menangis
 Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar  Bayi tidak mencari payudara (rooting)
PAYUDARA
 Payudara tampak sehat  Payudara tampak merah,bengkak,nyeri
 Ibu mengatakan tidak ada rasa sakit atau  Ibu mengatakan payudara/puting sakit
tidak nyaman
 Payudara ditopang dengan baik oleh jari‐jari  Payudara ditopang dengan jari‐jari di areola
yang jauh dari puting
 Puting keluar, lentur  Puting datar terbenam
POSISI BAYI
 Leher dan badan bayi dalam garis lurus  Leher dan kepala bayi terputar
 Bayi dipegang dekat badan ibu  Bayi tak dipegang dekat badan ibu
 Seluruh badan bayi ditopang  Hanya leher dan kepala bayi ditopang
 Bayi mendekat ke payudara,  Bayi mendekat payudara, bibir bawah/
hidung berhadapan dengan puting dagu berhadapan dengan puting
PELEKATAN BAYI
 Tampak lebih banyak areola diatas bibir  Lebih banyak areola dibawah bibir
 Mulut bayi terbuka lebar  Mulut bayi tak terbuka lebar
 Bibir bawah terputar keluar  Bibir bawah terputar kedalam
 Dagu bayi menempel pada payudara  Dagu bayi tidak menempel payudara
MENGISAP
 Isapan lambat, dalam dengan istirahat  Isapan dangkal dan cepat
 Pipi membulat waktu mengisap  Pipi tertarik kedalam waktu mengisap
 Bayi melepaskan payudara waktu selesai  Ibu melepaskan bayi dr payudara
 Ibu merasakan tanda‐tanda refleks oksitosin  Tidak tampak tanda oksitosin yang jelas
Waktu yang diperlukan untuk menyusu_____ menit
Catatan:
9
Satgas ASI
17
Lampiran 2
HAZELBAKER’s ASSESSMENT TOOL LINGUAL FRENULUM FUNCTION(ATLFF)
Nama ibu : _______________________________ Tanggal penilaian : ____________
Nama bayi : _______________________________ Umur bayi : ____________
ASPEK FUNGSIONAL
Gerak lidah ke samping (lateralisasi) Gerak lidah membentuk mangkuk
2
1
0
Lengkap
Badan lidah, tapi tidak ujung lidah
Tidak bisa
2
1
0
Seluruh tepi lidah membentuk mangkuk sempurna
Hanya bagian samping yang melekuk, mangkuk
kurang sempurna
Mangkuk tidak lengkap ATAU tidak terbentuk
Gerak lidah ke atas (elevasi) Gerak lidah berirama (peristaltik)
2
1
0
Ujung melampaui pertengahan mulut
Hanya tepi lidah mencapai pertengahan
mulut
Ujung tetap di dasar mulut ATAU terangkat
sampai pertengahan mulut dengan rahang
bawah merapat
2
1
0
Lengkap, dari depan ke belakang (mulai dari ujung)
Sebagian ATAU mulai bagian posterior ke ujung lidah
Tidak ada ATAU peristaltik terbalik
Gerak lidah memanjang Berdecak
2
1
0
Ujung lidah melampaui bibir bawah
Ujung lidah mencapai gusi
Tidak bisa menjulur ATAU ada jeratan ujung
dan bagian tengah lidah
2
1
0
Tidak pernah
Kadang‐kadang
Sering ATAU pada setiap hisapan
Pelebaran ujung lidah
2
1
0
Lengkap
Sedang ATAU sebagian
Sedikit ATAU tidak ada
ASPEK PENAMPILAN
Bentuk lidah ketika lidah terangkat Pelekatan frenulum pada lidah
2
1
0
Bundar ATAU persegi
Tampak lekukan di ujung lidah
Bentuk hati
2
1
0
Di belakang ujung lidah
Di ujung lidah
Menjerat ujung lidah
Elastisitas frenulum Pelekatan frenulum pada dasar mulut/gusi
2
1
0
Sangat elastis (sempurna)
Cukup elastis
Sedikit ATAU tidak elastis
2
1
0
Melekat di dasar mulut
Melekat tepat di belakang gusi rahang bawah
Melekat di gusi rahang bawah
Panjang frenulum ketikalidah terangkat
2
1
0
Lebih dari 1 cm
1 cm
Kurang dari 1 cm
TOTAL SKOR FUNGSI =
TOTAL SKOR PENAMPILAN =
GABUNGAN SKOR FUNGSI + PENAMPILAN =
10 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
Lampira
Palpasi f
Caranya
 Tida
 Ter
den
 Pen
unt
 Tam
das
an 3
IDENT
frenulum dik
dengan me
ak ada tahan
rdapat pengh
ngan sedikit
nghalang tida
tuk ‘melomp
mpak garis p
sar mulut
TIFIKASI F
kerjakan me
nggerakkan j
nan melebihi
halang, tetap
usaha
ak dapat dila
ati pagar’
utih melinta
FRENULUM
ngikuti inspe
jari pemerik
i penghalang
pi dapat dilew
alui tanpa me
ng di pangka
M DENGA
eksi dan pem
samenyisir d
g elastis
wati jari
enarik jari
al lidah
AN MANUV
meriksaan ru
dari samping
 kemungk
 kemungk
 kemungk
 kemungk
VER MUR
utin terhadap
dasar lidah
kinan besar n
kinan ankylog
kinan ankylog
kinan ankylog
PHY’s
p rongga mu
ke sisi seber
normal
glossia poste
glossia anter
glossia sub‐m
18
ulut bayi.
rangnya:
erior
rior
mukosa

More Related Content

Similar to Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdf (20)

Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)Askeb i (kehamilan) (1)
Askeb i (kehamilan) (1)
 
Kti akbid
Kti akbidKti akbid
Kti akbid
 
Asri kti
Asri ktiAsri kti
Asri kti
 
BAB I Mery skripsi.docx
BAB I Mery skripsi.docxBAB I Mery skripsi.docx
BAB I Mery skripsi.docx
 
120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti
 
120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti120040696 kti-murni-novianti
120040696 kti-murni-novianti
 
Bab i edit
Bab i editBab i edit
Bab i edit
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Chapter i
Chapter iChapter i
Chapter i
 
Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )Askeb( kehamilan )
Askeb( kehamilan )
 
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIA
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIAPEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIA
PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA ASFIKSIA
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Makalah kehamilan
Makalah kehamilanMakalah kehamilan
Makalah kehamilan
 
Isu Terkini Praktik Kebidanan EBV (1).pptx
Isu Terkini Praktik Kebidanan EBV (1).pptxIsu Terkini Praktik Kebidanan EBV (1).pptx
Isu Terkini Praktik Kebidanan EBV (1).pptx
 
LAPORAN KASUS erosi portio.pptx
LAPORAN KASUS erosi portio.pptxLAPORAN KASUS erosi portio.pptx
LAPORAN KASUS erosi portio.pptx
 
INC FISOL SHANTI.doc
INC FISOL SHANTI.docINC FISOL SHANTI.doc
INC FISOL SHANTI.doc
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptxkec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
kec-buayan.kebumenkab.go.id.281220-stunting.pptx
 

Recently uploaded

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptKianSantang21
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 

Recently uploaded (20)

FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.pptkonsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
konsep komunikasi terapeutik dalam keperawatan.ppt
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 

Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie).pdf

  • 1. IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 2017 PANDUAN PRAKTIK KLINIS IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
  • 2. PANDUAN PRAKTIK KLINIS IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA 2017 Penyunting Elizabeth Yohmi I Gusti Ayu Nyoman Partiwi Wiyarni Pambudi Yovita Ananta Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
  • 3. Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Dilarang memperbanyak, mencetak, dan menerbitkan sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apa pun juga tanpa seizin penulis dan penerbit. Isi diluar tanggung jawab penerbit Diterbitkan oleh: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia Disusun oleh: Tim penyusun Panduan Praktis Klinis Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) Ikatan Dokter Anak Indonesia Diterbitkan pertama kali tahun 2017 Cetakan pertama
  • 4. Satgas ASI iii Daftar Kontributor Satgas ASI UKK Neonatologi UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik UKK Tumbuh Kembang dan Peditari Sosial
  • 5. iv Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) Kata Sambutan Ketua Satuan Tugas ASI Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat dan karunianya sehingga kami diberi kemudahan sehingga dapat menyelesaikan Panduan Praktis Klinis (PPK) mengenai Ankyloglossia. Panduan ini diperlukan supaya semua dokter anak mengetahui diagnosis dan alur tatalaksana bayi dengan ankyloglossia yang semakin banyak ditemui di lapangan baik oleh orangtua maupun tenaga medis lain seperti bidan, dokter umum sehingga bisa menjadi keseragaman dalam tatalaksana dan tidak terjadi under maupun over-treatment di lapangan. Ankyloglossia didefinisikan sebagai sisa embriologis dari jaringan membran frenulum di garis tengah antara permukaan bawah lidah dan dasar mulut – yang pendek, tebal, dan tidak elastis sehingga membatasi gerakan lidah normal. Insidens ankyloglossia dilaporkan berkisar 4,2- 10,7% pada bayi baru lahir, dan hanya sekitar 25% dari keseluruhan kasus mengalami kesulitan menyusui. Penilaian dan seleksi yang tepat sangat penting mengingat 50-75% bayi dengan kondisi ankyloglossia tetap dapat menyusu tanpa kendala apabila diberikan konseling dan pendampingan manajemen menyusui yang adekuat. Penilaian yang tepat dan pengetahuan serta keterampilan bimbingan menyusui sangat diperlukan untuk kasus ini. Kami berharap PPK ini dapat digunakan semua pihak baik dokter spesialis anak, petugas kesehatan yang berhubungan dengan bayi baru lahir dan masalah menyusui sehingga dapat memberi informasi yang tepat. Kepedulian tenaga medis terhadap ASI dan proses menyusui untuk menyukseskan keberhasilan menyusui sangat dibutuhkan sehingga diagnosis dan tata laksana yang kurang tepat tentu saja akan mengurangi keberhasilan menyusui. Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada tim penyusun PPK ini yaitu semua anggota SATGAS ASI, UKK Neonatologi, UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik, UKK Tumbuh Kembang dan Pediatri Sosial, serta dukungan dari Ketua PP IDAI beserta jajarannya. Dalam penyusunan PNPK ini, kami juga mendapat asupan dari Kolegium Ilmu Bedah Anak dan Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala dan Leher Indonesia. Kami mohon maaf bila dalam penyusunan PPK ini masih ada kekurangan, semoga dapat bermanfaat untuk semua, terimakasih. Elizabeth Yohmi Ketua Satgas ASI IDAI
  • 6. Satgas ASI v Kata Sambutan Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Satuan Tugas (Satgas) ASI Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) yang telah menerbitkan buku “Panduan Praktis Klinis Ikatan Dokter Anak Indonesia Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue Tie)”. Ikatan Dokter Anak Indonesia senantiasa melakukan peningkatan pelayanan kesehatan anak yang optimal sebagai bentuk partisipasi dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals; SDGs) agar tercapainya kesehatan dan kesejahteraan mental pada tahun 2030. Isu ankyloglossia, atau yang biasa disebut tongue tie, masih dianggap menjadi pemicu kesulitan menyusui yang harus selalu diselesaikan dengan tindakan frenotomi. Padahal hanya sekitar 25% dari keseluruhan kasus yang mengalami kesulitan menyusui dan sebagian besar masih tetap dapat menyusu tanpa kendala apabila diberikan konseling dan pendampingan manajemen menyusui yang adekuat. Panduan ini memuat rekomendasi yang dapat menjadi acuan bagi sejawat spesialis anak dalam memberikan pemahaman terhadap diagnosis dan penanganan kepada pasien ankyloglossia sehingga tidak terjadi overdiagnosis. Kami berharap, PPK ini dapat dijadikan acuan oleh seluruh anggota IDAI maupun praktisi kesehatan yang membutuhkan, sehingga dalam pelayanannya dapat memberikan dukungan pemberian ASI dan menyusui sesuai dengan bukti ilmiah. Selamat bertugas, semoga kita selalu dapat berperan dalam menyiapkan anak menjadi generasi yang berkualitas. Aman B. Pulungan Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia
  • 7. vi Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie)
  • 8. Satgas ASI vii Daftar Isi Daftar kontributor............................................................................... iii Kata pengantar Ketua Satuan Tugas ASI...............................................iv Kata pengantar Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia �����������v Daftar gambar.....................................................................................vii Daftar singkatan..................................................................................vii Pendahuluan..........................................................................................1 Diagnosis........................................................................................1 Tatalaksana............................................................................................4 Pemantauan...........................................................................................5 Pemantauan klinis..........................................................................5 Prognosis........................................................................................5 Kesimpulan............................................................................................5 Daftar Bacaan........................................................................................6 Lampiran...............................................................................................8
  • 9. viii Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) Daftar Gambar Gambar 1. Algoritma tatalaksana ankyloglossia..........................................3 Daftar Lampiran Lampiran 1. Daftar tilik pemantauan menyusui.........................................8 Lampiran2. Hazelbaker’s Assessment Tool Lingual Frenulum Function (ATLFF).....................................................................................................9 Lampiran3. Identifikasi frenulum dengan manuver Murphy’s...................10 Daftar Singkatan TT Tongue-Tie THT-KL Telinga Hidung Tenggorokan - Kepala Leher KH Kelahiran Hidup AAP American Academy of Pediatrics IATP International Affiliation of Tongue-Tie Professionals ASI Air Susu Ibu LT Lip-Tie BB/U Berat Badan menurut Umur ATLFF Assessment Tool for Lingual Frenulum Function HATLFF HazelbakerAssessmentToolforLingualFrenulum Function LATCH Latch, Audible swallowing,Typeofnipple, Comfort,Hold IBFAT Infant Breastfeeding Assessment Tool BSES Breastfeeding Seld Efficacy Score SoR Strength of Recommendation LoE Length of Evidence RCT Randomized Control Trial
  • 10. 1 Satgas ASI Pendahuluan Diagnosisdanmanajemenankyloglossia(tongue-tie)masihtetapkontroversial sejak isu ini kembali diangkat sebagai penyebab kegagalan menyusui pada awal tahun 2000-an. Fenomena menarik dari isu tersebut adalah adanya perbedaan opini antar profesi kesehatan mengenai dampak ankyloglossia terhadap menyusui. Hampir 99% konsultan laktasi mempercayai bahwa ankyloglossia adalah pemicu kesulitan menyusui yang dapat diselesaikan dengan tindakan frenotomi, sedangkan hanya 30% dokter spesialis THT- KL dan 10% dokter spesialis anak menyetujui pendapat tersebut. Fenomena lainnya adalah peningkatan bermakna dari tindakan frenotomi, seperti dilaporkan oleh data populasi British Columbia, klaim frenotomi melonjak 89% dari 2,8 per 1000 KH pada tahun 2004 menjadi 5,3 per 1000 KH di tahun 2013. Peningkatan ini diperkirakan terjadi akibat semakin tingginya kewaspadaan ankyloglossia, ketertarikan terhadap frenotomi, dan kemajuan penegakan diagnosis ankyloglossia. American Academy of Pediatrics (AAP) mengakui bahwa ankyloglossia adalah entitas klinis yang ikut menentukan keberhasilan menyusui dan perlu tatalaksana untuk meminimalkan masalah menyusui. Dengan mempertimbangkan segala kebaikan menyusui, penting bagi dokter spesialis anak untuk memahami tatalaksana sedini mungkin dari kondisi apapun yang berpotensi mengganggu proses menyusui. Ankyloglossia didefinisikan sebagai sisa embriologis dari jaringan membran frenulum di garis tengah antara permukaan bawah lidah dan dasar mulut – yang pendek, tebal, dan tidak elastis sehingga membatasi gerakan lidah normal (International Affiliation of Tongue-Tie Professionals = IATP, 2011). Insidens ankyloglossia dilaporkan berkisar 4,2-10,7% pada bayi baru lahir, dan hanya sekitar 25% dari keseluruhan kasus mengalami kesulitan menyusui. Kondisi ankyloglossia dapat merupakan varian genetik dalam keluarga. Diagnosis Diagnosis ankyloglossia berdasarkan klasifikasi anatomis dibagi menjadi:
  • 11. 2 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) • Tipe I : insersi frenulum pada ujung permukaan bawah lidah • Tipe II : insersi frenulum di belakang ujung permukaan lidah • Tipe III : frenulum tebal dan ketat (tidak elastis) • Tipe IV : frenulum ketat di pangkal lidah Ankyloglossia tipe I dan II dikenal dengan ankyloglossia anterior, tipe III disebut ankyloglossia posterior, dan tipe IV tergolong ankyloglossia submukosa. Indikasi frenotomi ditegakkan berdasar penilaian tampilan struktur dan fungsi frenulum lingual. Kriteria diagnostk bervariasi dari inspeksi visual yang sederhana hingga sistem klasifikasi menggunakan instrumen Hazelbaker’s Assessment Tool for Lingual Frenulum Function (ATLFF). Instrument ATLFF telah teruji sebagai alat skrining yang reliabel untuk penilaian bayi di bawah usia 3 (tiga) bulan. • Skor ATLFF 14 menunjukkan fungsi frenulum yang sempurna dan tidak memerlukan tindakan frenotomi • Skor ATLFF 11-13 masih dapat ditoleransi, apabila skor penampilan  10 • Skor ATLFF <11 mengindikasikan kebutuhan frenotomi, apabila konseling dan manajemen laktasi tidak berhasil menyelesaikan masalah menyusui • Skor tampilan frenulum <8 mendukung diagnostik ankyloglossia, namun tidak direkomendasikan frenotomi kecuali jika bayi mengalami kesulitan menyusu. Alur penegakan diagnosis (algoritma) tatalaksana ankyloglossia secara keseluruhan dapat dilihat pada gambar 1.
  • 12. 3 Satgas ASI 12 Gambar 1: Algoritma tatalaksana ankyloglossia Dokter anak ADAmasalah menyusui:  Bayi sulit melekat/menghisap  Puting ibu lecet  Menyusui sangat lama/sering  Kenaikan BB bayi lambat (berdasar nomogram Flaherman atau kurva BB/U sesuai usia bayi) Tidak ada masalah menyusui:  Pemantauan rutin dan dukungan menyusui tetap dilakukan  Berikan info kontak dokter/dokter anak yang bisa melakukan konseling menyusui Penilaian proses menyusui* Curiga TONGUE‐TIE‐‐‐ Penilaian cepat:  Lidah bentuk hati (saat istirahat)  Lidah tidak bisa elevasi (saat menangis)  Lidah tidak bisa menjulur melewati gusi  Palpasi frenulum dengan manuver Murphy**  Penilaian daya hisap dengan jari pemeriksa  Pengamatan proses menyusu (pelekatan buruk, terdengar suara decakan/gerakan mengunyah) Dokter anak terlatih Tatalaksanakonservatif = konseling  Manajemen laktasi: perbaiki posisi ‐ pelekatan  Kontak kulit ke kulit  Lebih sering menyusui  Beri suplementasi ASI perah Masalah menyusui teratasi:  Pemantauan rutin dan dukungan menyusui tetap dilakukan  Berikan info kontak dokter/dokter anak yang bisa melakukan konseling menyusui Tidak ada perbaikan keluhan dan proses menyusui dalam 24‐48 jam setelah dilakukan bimbingan menyusui yang adekuat Penilaian ulang dengan menggunakan HATLFF (Hazelbaker Assessment Tool for Lingual Frenulum Function)*** Skor HATLFF <11 atau skor tampilan frenulum <8 = indikasi Frenotomi/ Frenektomi/Frenuloplasti Diskusikan dengan orang tua, lengkapi informed consent Pastikan riwayat injeksi vitamin K dan riwayat keluarga dengan gangguan pembekuan dan perdarahan Frenotomi/Frenektomi/Frenuloplasti dilakukan oleh tenaga medis yang kompeten Skor HATLFF 11‐14 atau skor tampilan frenulum 10 = dapat ditoleransi dengan tatalaksana konservatif, lakukan konseling menyusui lebih intens Tidak diperlukan prosedur khusus pasca tindakan Amati proses menyusui, nilai dan catat:  Jika masalah menyusui teratasi: pemantauan rutin dan dukungan menyusui tetap dilakukan.  Jika masih ada masalah menyusui: perbaiki manajemen laktasi, berikan info kontak dokter/dokter anak yang bisa melakukan konseling menyusui. Gambar 1: Algoritma tatalaksana ankyloglossia
  • 13. 4 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) Tatalaksana Penilaian dan seleksi yang tepat sangat penting mengingat 50-75% bayi dengan kondisi ankyloglossia tetap dapat menyusu tanpa kendala apabila diberikan konseling dan pendampingan manajemen menyusui yang adekuat. Pertimbangkan konsultasi laktasi jika mendapati kondisi: • Bayi sulit melekat di payudara atau sulit mengisap ASI • Puting ibu nyeri atau lecet • Menyusu sangat lama dan sering (terputus-putus) • Kenaikan berat badan bayi sangat lambat tidak sesuai dengan kurva pertumbuhan BB/U Pelekatan yang kurang tepat dan nyeri pada puting ibu dapat terjadi karena penyebab lain. Frenotomi dipertimbangkan apabila terdapat masalah menyusui pada bayi dengan kondisi ankyloglossia yang simtomatik. Untuk menentukan indikasi frenotomi direkomendasikan pendampingan sekitar 2-3 minggu sambil memperbaiki proses menyusu, memantau keluhan yang dirasakan ibu, serta menilai status kesehatan dan pertumbuhan bayi. Tindakan yang diambil bergantung kondisi sebagai berikut: [Level IIA] • Ankyloglossiamembranosa(tipisdanlentur)denganskorATLFF11-14 Observasi oleh dokter anak, lazimnya pada saat menyusu dari waktu ke waktu terjadi pergerakan lidah yang diikuti peregan- gan frenulum. Tidak cukup data untuk membuktikan man- faat frenotomi sebagai upaya pencegahan kesulitan menyusui. • Ankyloglossia membranosa dengan skor ATLFF <11 atau skor tampilan frenulum <8 tipis. Frenotomi sederhana (tanpa anestesi dan tanpa jahitan) dapat dikerjakan oleh dokter anak setelah mengikuti pelati- han dukungan menyusui yang diselenggarakan IDAI. Keun- tungan dari tindakan ini adalah perbaikan yang segera den- gan risiko infeksi 1:10.000 dan perdarahan yang jarang. • Ankyloglossia sub-mukosa Rujuk ke spesialis bedah mulut, bedah anak, atauTHT-KL untuk frenek- tomi atau frenuloplasti (Z-plasti). Jangan lakukan frenotomi karena meningkatkan risiko perdarahan dan terbentuknya jaringan parut.
  • 14. 5 Satgas ASI Pemantauan Studi efektivitas frenotomi: [Level IA-B] • Terjadi perbaikan skor HATLFF dan penurunan skor nyeri/keluhan ibu, dilaporkan segera pasca frenotomi sampai dengan 2 minggu setelahnya; • Data perbaikan skor LATCH, IBFAT, BSES pasca frenotomi dilaporkan inkonsisten. Tidak cukup data untuk membuktikan frenotomi menentukan durasi dan keberhasilan menyusui jangka panjang. Keluhan menyusui yang menetap pasca frenotomi memerlukan evaluasi secara komprehensif untuk mencari penyebab yang lain. Prognosis Sekitar 25% bayi dengan ankyloglossia mungkin mengalami kesulitan pelekatan saat menyusu, sehingga terjadi perlukaan dan nyeri pada putting ibu, yang menyebabkan penurunan suplai ASI karena pengosongan kurang optimal, mastitis, kenaikan berat badan bayi lambat, gagal tumbuh dan penyapihan dini. Pada anak yang lebih besar, ankyloglossia dapat menyebabkan kesulitan artikulasi (huruf D, N, L, S, T), susunan gigi yang abnormal, kebersihan mulut yang buruk, dan gangguan rasa percaya diri akibat kendala pergaulan sosial. Kondisi ankyloglossia tidak menyebabkan keterlambatan bicara dan berbahasa, namun kendala artikulasi mungkin menimbulkan masalah sosial- pergaulan. Tidak cukup data untuk membuktikan bahwa frenulum bibir atau Lip-Tie (LT) juga menyebabkan gangguan pelekatan saat bayi menyusui. Kesimpulan Identifikasi ankyloglossia pada bayi dapat dilakukan dengan manuver
  • 15. 6 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) Murphy. Sebagian besar bayi dengan ankyloglossia tetap dapat menyusu dengan baik. Hanya 25% dari bayi dengan ankyloglossia memerlukan tindakan untuk membebaskan pelekatan frenulum agar bisa menyusu dengan baik. Kemampuan bimbingan menyusui dan pemahaman algoritme diagnosis ankyloglossia sebaiknya dimiliki oleh tenaga medis agar tidak terjadi under atau over-treatment. Daftar Bacaan 1. Amir LH, James JP, Donath SM. Reliability of the hazelbaker assessment tool for lingual frenulum function. International breastfeeding journal. 2006:3. 2. Ballard JL, Auer CE, Khoury JC. Ankyloglossia: assessment, incidence, and effect of frenuloplasty on the breastfeeding dyad. Pediatrics. 2002:e63. 3. Brookes A, Bowley DM. Tongue tie: the evidence for frenotomy. Early Hum Dev 2014:765-8 4. Coryllos E, Genna CW, Salloum AC. Congential tongue-tie and its impact on breastfeeding. Breastfeeding: Best for Mother and Baby. 2004:1-6. 5. Edmunds J, Miles S, Fulbrook P. Tongue-tie and breastfeeding: a review of the literature. Breastfeeding Review 2011:19-21 6. FrancisDO,KrishnaswamiS, McPheetersM.Treatmentofankyloglossia and breastfeeding outcomes: A systematic review. Pediatr 2015:e1458 7. Hazelbaker A. The assessment tool for lingual frenulum function (ATLFF). Use in a lactation consultant private practice. Passadena, CA: Pacific Oaks College. 1993. 8. Hogan M, Westcott C, Griffiths M. Randomized, controlled trial of division of tongue-tie in infants with feeding problems. J Pae- diatr Child Health. 2005:246-50. 9. Hosur DE, Pavithra PM. Tongue Tie: From Confusion to Clarity-A Review. International Journal of Dental Clinics. 2011:48-51. 10. Krol, D.M., Keels, M.A. Oral conditions. Pediatr Rev. 2007:15–22 11. Marchesan IQ. Lingual Frenulum: quantitative evaluation proposal. International Journal of Orofacial Myology. 2005:39-48.Marchesan
  • 16. 7 Satgas ASI IQ.Lingual frenulum: quantitative evaluation proposal.Intl J Orofacial Myology 2005;31:39–48. 12. Power RF, Murphy JF. Tongue-tie and frenotomy in infants with breastfeeding difficulties: achieving a balance. Arch Dis Child. 2015:489- 94.
  • 17. 8 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) 16 Lampiran 1 DAFTAR TILIK PENGAMATAN MENYUSUI Nama ibu : _______________________________ Tanggal : ____________ Nama bayi : _______________________________ Umur bayi : ____________ Tanda menyusui berjalan baik: Tanda mungkin terdapat masalah menyusui: UMUM Ibu: Ibu:  Ibu tampak sehat  Ibu tampak sakit atau depresi  Ibu tampak rileks dan nyaman  Ibu tampak tegang dan tak nyaman  Terlihat tanda bonding ibu‐ bayi  Tidak ada kontak mata ibu‐bayi Bayi: Bayi:  Bayi tampak sehat  Bayi tampak mengantuk atau sakit  Bayi tampak tenang dan rileks  Bayi tampak gelisah atau menangis  Bayi mencari payudara (rooting) bila lapar  Bayi tidak mencari payudara (rooting) PAYUDARA  Payudara tampak sehat  Payudara tampak merah,bengkak,nyeri  Ibu mengatakan tidak ada rasa sakit atau  Ibu mengatakan payudara/puting sakit tidak nyaman  Payudara ditopang dengan baik oleh jari‐jari  Payudara ditopang dengan jari‐jari di areola yang jauh dari puting  Puting keluar, lentur  Puting datar terbenam POSISI BAYI  Leher dan badan bayi dalam garis lurus  Leher dan kepala bayi terputar  Bayi dipegang dekat badan ibu  Bayi tak dipegang dekat badan ibu  Seluruh badan bayi ditopang  Hanya leher dan kepala bayi ditopang  Bayi mendekat ke payudara,  Bayi mendekat payudara, bibir bawah/ hidung berhadapan dengan puting dagu berhadapan dengan puting PELEKATAN BAYI  Tampak lebih banyak areola diatas bibir  Lebih banyak areola dibawah bibir  Mulut bayi terbuka lebar  Mulut bayi tak terbuka lebar  Bibir bawah terputar keluar  Bibir bawah terputar kedalam  Dagu bayi menempel pada payudara  Dagu bayi tidak menempel payudara MENGISAP  Isapan lambat, dalam dengan istirahat  Isapan dangkal dan cepat  Pipi membulat waktu mengisap  Pipi tertarik kedalam waktu mengisap  Bayi melepaskan payudara waktu selesai  Ibu melepaskan bayi dr payudara  Ibu merasakan tanda‐tanda refleks oksitosin  Tidak tampak tanda oksitosin yang jelas Waktu yang diperlukan untuk menyusu_____ menit Catatan:
  • 18. 9 Satgas ASI 17 Lampiran 2 HAZELBAKER’s ASSESSMENT TOOL LINGUAL FRENULUM FUNCTION(ATLFF) Nama ibu : _______________________________ Tanggal penilaian : ____________ Nama bayi : _______________________________ Umur bayi : ____________ ASPEK FUNGSIONAL Gerak lidah ke samping (lateralisasi) Gerak lidah membentuk mangkuk 2 1 0 Lengkap Badan lidah, tapi tidak ujung lidah Tidak bisa 2 1 0 Seluruh tepi lidah membentuk mangkuk sempurna Hanya bagian samping yang melekuk, mangkuk kurang sempurna Mangkuk tidak lengkap ATAU tidak terbentuk Gerak lidah ke atas (elevasi) Gerak lidah berirama (peristaltik) 2 1 0 Ujung melampaui pertengahan mulut Hanya tepi lidah mencapai pertengahan mulut Ujung tetap di dasar mulut ATAU terangkat sampai pertengahan mulut dengan rahang bawah merapat 2 1 0 Lengkap, dari depan ke belakang (mulai dari ujung) Sebagian ATAU mulai bagian posterior ke ujung lidah Tidak ada ATAU peristaltik terbalik Gerak lidah memanjang Berdecak 2 1 0 Ujung lidah melampaui bibir bawah Ujung lidah mencapai gusi Tidak bisa menjulur ATAU ada jeratan ujung dan bagian tengah lidah 2 1 0 Tidak pernah Kadang‐kadang Sering ATAU pada setiap hisapan Pelebaran ujung lidah 2 1 0 Lengkap Sedang ATAU sebagian Sedikit ATAU tidak ada ASPEK PENAMPILAN Bentuk lidah ketika lidah terangkat Pelekatan frenulum pada lidah 2 1 0 Bundar ATAU persegi Tampak lekukan di ujung lidah Bentuk hati 2 1 0 Di belakang ujung lidah Di ujung lidah Menjerat ujung lidah Elastisitas frenulum Pelekatan frenulum pada dasar mulut/gusi 2 1 0 Sangat elastis (sempurna) Cukup elastis Sedikit ATAU tidak elastis 2 1 0 Melekat di dasar mulut Melekat tepat di belakang gusi rahang bawah Melekat di gusi rahang bawah Panjang frenulum ketikalidah terangkat 2 1 0 Lebih dari 1 cm 1 cm Kurang dari 1 cm TOTAL SKOR FUNGSI = TOTAL SKOR PENAMPILAN = GABUNGAN SKOR FUNGSI + PENAMPILAN =
  • 19. 10 Diagnosis dan Tata Laksana Ankyloglossia (Tongue-Tie) Lampira Palpasi f Caranya  Tida  Ter den  Pen unt  Tam das an 3 IDENT frenulum dik dengan me ak ada tahan rdapat pengh ngan sedikit nghalang tida tuk ‘melomp mpak garis p sar mulut TIFIKASI F kerjakan me nggerakkan j nan melebihi halang, tetap usaha ak dapat dila ati pagar’ utih melinta FRENULUM ngikuti inspe jari pemerik i penghalang pi dapat dilew alui tanpa me ng di pangka M DENGA eksi dan pem samenyisir d g elastis wati jari enarik jari al lidah AN MANUV meriksaan ru dari samping  kemungk  kemungk  kemungk  kemungk VER MUR utin terhadap dasar lidah kinan besar n kinan ankylog kinan ankylog kinan ankylog PHY’s p rongga mu ke sisi seber normal glossia poste glossia anter glossia sub‐m 18 ulut bayi. rangnya: erior rior mukosa