SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
Gambaran Perbedaan Sikat Gigi konvensioanal dan Sikat Gigi Khusus Orthodonti
terhadap Penurunan Indeks Plak Pengguna Orthodonti Cekat pada Mahasiswa/i
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Novita Safitri
Novita_anabelia@yahoo.com
Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis.
Intruksi dokter gigi untuk melakukan prosedur oral hygiene di rumah sangatlah penting
terutama dalam pemilihan sikat gigi yang dibutuhkan. Pemakaian orthodonti cekat dianjurkan
untuk memakai sikat gigi khusus yaitu baris-baris tengah bulu sikat lebih pendek
dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak disekitar
bracket.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perbedaan sikat gigi konvensional
dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak pengguna orthodonti cekat
pada mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang.
Metode penelitian yang digunakan adalah ekperimental dengan melakukan
pemeriksaan terhadap mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat. Lokasi penelitian dilakukan di
masing-masing Jurusan Poltekkes Tanjungkarang. Dengan sampel adalah seluruh jumlah
populasi yaitu berjumlah 50 orang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah plak
gigi, sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. Penelitian ini dilaksanakan
tanggal 27-30 April 2015.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan penurunan
indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti yaitu diperoleh
nilai p = 0,015 dimana nilai tersebut (p<0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan
perbedaan penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang Tahun
2015.
A. Latar Belakang
Trend penggunaan orthodonti cekat
mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita
semua. Di Indonesia, penggunaan
orthodonti cekat baru dimulai pada tahun
80-an dan semakin populer pada awal
tahun 2000-an. Orthodonti cekat mulanya
ditemukan pada fosil manusia dengan gigi
dipasangi kawat. Fungsinya bukan untuk
mengatur letak gigi, namun untuk
mengikat gigi-gigi yang goyang. Seiring
dengan perkembangan zaman dan
keinginan untuk tampil lebih cantik
dengan senyum yang indah, saat ini
penggunaan orthodonti cekat ini bukan
lagi hanya untuk memperbaiki fungsi gigi,
tetapi sudah menjadi aksesoris.
Ortodonti cekat boleh jadi disebut
sebagai tindakan kosmetika gigi yang
paling populer dan menjadi trend. Tidak
dapat dipungkiri, belakangan ini
penggunaan ortodonti cekat semakin
banyak di masyarakat, apalagi di kalangan
anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan
karena masyarakat mulai menyadari
bahwa gigi mempunyai peranan penting
dalam penampilan. Kebutuhan perawatan
orthodonti akhir-akhir ini semakin
meningkat karena semakin banyak orang
yang sadar akan kondisi gigi geliginya dan
memutuskan untuk melakukan perawatan
orthodonti sebagai terapi yang dapat
mengembalikan efesiensi, fungsi,
keseimbangan struktur dan estetika yang
harmonis dalam diri orang tersebut. Saat
ini perawatan orthodonti cekat lebih
populer dibanding orthodonti lepasan
karena dapat mengatasi maloklusi yang
sangat beragam dengan hasil yang baik
(Sinaga, 2012).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka dapat timbul
permasalahan yang hendak diteliti. Maka
dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yaitu bagaimana gambaran
perbedaan penggunaan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks plak
pengguna orthodonti cekat pada
mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan penggun
aan sikat gigi konvensional dan
sikat gigi khusus orthodonti terhadap
penurunan indeks plak pada pengguna
orthodonti cekat.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional.
2. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi konvensional
3. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi
dengan sikat gigi khusus orthodonti
4. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi khusus orthodonti.
5. Untuk mengetahui perbedaan
penurunan indeks plak sebelum dan
sesudah menyikat gigi dengan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis : sebagai penerapan
ilmu yang diperoleh selama
kuliah dan menambah pemahaman
serta pengalaman.
2. Bagi Jurusan Keperawatan Gigi :
sebagai tambahan perbendaharaan
karya tulis ilmiah dan diharapkan
bermanfaat bagi mahasiswa yang
lainnya.
3. Bagi Mahasiswa/i pengguna
Orthodonti Cekat : untuk
memberikan informasi dan
mengetahui gambaran sikat gigi
yang baik bagi pengguna orthodonti
cekat.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental
bertujuan untuk mengetahui bagaimana
gambaran perbedaan penggunaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks plak
pengguna orthodonti pada mahasiswa/i
Poltekkes Tanjungkarang yang akan
dilaksanakan pada bulan April Tahun 2015
di Poltekkes Tanjungkarang.
A. Orthodonti Cekat
Pengertian Orthodonti Cekat
Fixed orthodontic atau disebut juga
dengan orthodonti cekat merupakan alat
orthodonti yang dicekatkan langsung pada
gigi. Komponen fixed orthodontic terdiri
dari bracket, band, archwire, elastics, o
ring dan power chain. Menurut Prof. W. J.
B Houston, fixed orthodontic adalah alat
orthodonti dengan perlekatan pada gigi-
geligi dan tekanan dari arah archwire atau
auxillaris melalui perlekatan tersebut
memungkinkan diperoleh kontrol yang
tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang
dihasilkan.
Fixed orthodontic harus didesain agar
tidak terjadi akumulasi plak atau
menghalangi pembersihannya. Ini akan
menjadi masalah pada pasien untuk selalu
menjaga kebersihan. Metode oral hygiene
yang tepat seharusnya diajarkan dan
ditekankan pada pasien saat pemasangan
fixed orthodontic( Sukmawaty, 2010) .
B. Perawatan Orthodonti Cekat
Kebersihan mulut merupakan salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh
pasien yang sedang menjalani perawatan
orthodonti cekat karena prosedur
pemeliharaan kebersihan mulut sulit
dilakukan ketika alat orthodonti
dicekatkan pada gigi. Kondisi lingkungan
rongga mulut yang berubah setelah insersi
alat orthodonti cekat bisa mengarah pada
peningkatan akumulasi plak. Jaringan
periodontal yang sehat, kontrol plak yang
efektif, penilaian resiko karies, dan
pemeliharaan kebersihan mulut penting
untuk mendukung kerja alat orthodonti
cekat, serta membantu merawat kesehatan
gigi selama perawatan, karena dapat
mengurangi resiko penyakit periodontal
dan karies pada jaringan pendukung di
sekitar alat yang dilekatkan (Tyas, 2012).
Orthodonti cekat memiliki bentuk
yang rumit sehingga mempermudah
melekatnya plak lebih lama dan dapat
meningkatkan resiko karies, gingivitis, dan
kemungkinan terjadi penyakit periodontal.
Perawatan ini akan menimbulkan berbagai
masalah khususnya dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut. Adanya
orthodonti cekat yang menempel pada
gigi-gigi akan menyulitkan untuk
membersihkan gigi sehingga cenderung
terjadi penumpukan plak pada gigi
disekitar bracket dan sepertiga mahkota
gigi pada tepi gingiva (Sukmawaty, 2010).
1. Plak Gigi
Plak gigi adalah suatu endapan lunak
yang terdiri atas kumpulan bakteri yang
berkembang biak diatas suatu matriks,
yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi apabila seseorang
mengabaikan kebersihan mulut dan
giginya. Cara yang paling baik, murah,
efektif dan praktis adalah dengan cara
melakukan tindakan mekanis. Tindakan
mekanis yang dianjurkan disini adalah
dengan cara mempergunakan alat sikat
gigi yang sesuai dengan keadaan.
Berikut ini gambar kondisi plak
pengguna orthodonti cekat setelah diberi
disclossing solution.
Gambar 1. Plak yang terlihat dengan
bantuan disclossing solution disekitar
bracket/ orthodonti cekat
2. Indeks Plak
Banyak indeks yang berkembang
untuk mengukur plak, diantaranya adalah
indeks plak oleh Loe dan Silnes, indeks
plak oleh O’Leary, indeks plak menurut
modifikasi Turesky-Gilmore-Glickman
dari Quigley-Hein,Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley
dan Haley, dan Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley
dan Haley yang dimodifikasi. Indeks plak
yang dipopulerkan oleh O’Leary cukup
ideal untuk memonitor kebersihan mulut.
Indeks plak ini menggunakan gambar atau
grafik yang dapat menunjukkan lokasi plak
sehingga memungkinkan dokter gigi dan
pasien untuk melihat kemajuan setelah
pasien melakukan kontrol plak. Selain itu,
gambar ini memudahkan dokter gigi
menentukan lokasi penumpukan plak dan
bagian mana yang harus lebih ditekankan
penyikatan giginya atau pembersihan
dengan benang gigi.Indeks PHP oleh
Podshadley dan Haley yang dimodifikasi
adalah indeks plak yang dibuat khusus
untuk pemakai orthodonti cekat
(Sukmawaty, 2010). Indeks ini pertama
kali dikembangkan untuk menilai individu
atau perorangan dalam pembersihan debris
setelah diberi intruksi menyikat gigi. Cara
pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak
PHP adalah sebagai berikut :
1) Digunakan bahan pewarna gigi
bewarna merah (Disclossing Solution)
untuk memeriksa plak yang terbentuk
pada permukaan gigi.
2) Pemeriksaan dilakukan pada mahkota
gigi bagian fasial atau lingual dengan
membagi tiap permukaan mahkota gigi
menjadi lima subdivisi yaitu :
D = distal
G = sepertiga tengah gingival
M = mesial
C = sepertiga tengah
I/O = sepertiga tengah incisal/oklusal
Gambar 2. Lima subdivisi permukaan gigi
dalam Indeks Plak PHP
3) Pemeriksaan dilakukan secara
sistematis pada :
a) Permukaan labial gigi insisif
pertama kanan atas
b) Permukaan labial gigi insisif
pertama kiri bawah
c) Permukaan bukal gigi molar
pertama kanan atas
d) Permukaan bukal gigi molar
pertama kiri atas
e) Permukaan lingual gigi molar
pertama kiri bawah
f) Permukaan lingual gigi pertama
kanan bawah.
Gigi pengganti, seperti ketentuan
pemeriksaan OHI-S Greene Vermillion.
Gigi yang di periksa adalah :
6 1 6
6 1 6
4) Cara penilaian plak adalah sebagai
berikut :
Nilai 0 = tidak ada plak, Nilai 1 = ada
plak
5) Cara pengukuran untuk menentukan
indeks plak PHP, yaitu dengan rumus
dibawah ini dan nilai yang dihasilkan
berupa angka.
IP PHP = Jumlah total skor plak
seluruh permukaan gigi yang diperiksa
Jumlah gigi yang di periksa
6) Kriteria penilaian tingkat
kebersihan mulut berdasarkan
indeks plak PHP (Patient Hygiene
Perfomance), yaitu :
Sangat baik : 0
Baik : 0,1-1,7
Sedang : 1,8-3,4
Buruk : 3,5-5,0
(Megananda, 2012).
C. Sikat Gigi
1. Pengertian Sikat Gigi
Sikat gigi adalah alat untuk
membersihkan gigi yang berbentuk sikat
kecil dengan pegangan. Sikat gigi banyak
jenisnya, dari yang bulunya halus sampai
kasar, bentuknya kecil sampai besar dan
berbagai desain pegangan. Kebanyakan
dokter gigi menganjurkan penggunaan
sikat gigi yang lembut karena sikat gigi
yang keras dapat merusak enamel dan
melukai gusi (Kusumawardani, 2011).
Salah satu cara untuk menjaga
kesehatan gigi adalah dengan menggosok
gigi. Dengan menggosok gigi, kebersihan
gigi dan mulutpun akan terjaga, selain
menghindari terbentuknya lubang gigi dan
penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan
ragam sikat gigi yang di jual dipasaran,
dari yang manual maupun elektrik.
Namun, untuk pemakai fixed orthodontic
dianjurkan untuk memakai sikat gigi
khusus. Sikat gigi khusus ini dipakai
karena mampu membersihkan kotoran
yang menempel disela-sela gigi dan kawat,
yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi
biasa (Sukmawaty, 2010).
2. Macam-macam Sikat Gigi
Terdapat berbagai macam sikat gigi
yang beredar dikalangan masyarakat.
Menurut Pratiwi (2009), berdasarkan cara
menggerakkannya, sikat gigi dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Sikat Gigi Elektrik
Pada umumnya sikat gigi elektrik
mempunyai kepala sikat yang lebih kecil,
sehingga dapat membersihkan daerah-
daerah dalam mulut yang sulitdicapai.
Sikat gigi ini pertama kali dibuat tahun
1939 di Swiss. Pada tahun 1959 pertama
kali dipasarkan oleh perusahaan farmasi
Squibbdai ADA (American Dental
Association) (Pratiwi, 2007).
Sikat Gigi Konvensional
Sikat gigi konvensional merupakan
sikat gigi yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan sikat gigi ini lebih
mudah didapatkan dan dari segi harga jauh
lebih terjangkau (Winata, 2014). Sikat gigi
konvensional terdiri atas kepala sikat, bulu
sikat dan tangkai atau pegangannya.
Umumnya kepala sikat bervariasi,
bentuknya ada yang segiempat, oval,
segitiga atau trapesium agar dapat
disesuaikan dengan anatomi individu yang
berbeda. Kekerasan bulu sikat juga
bervariasi seperti keras, sedang, dan lunak.
Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang
dewasa harus berbeda dari sikat gigi anak-
anak baik ukuran kepala sikat maupun
kekerasan bulu sikatnya (Sukmawaty,
2010).
Kepala sikat jangan terlalu besar,
ukuran maksimal kepala sikat gigi untuk
orang dewasa 25-29 mm x 10 mm, untuk
anak-anak 15-24 mm x 8 mm. Jika gigi
molar kedua sudah erupsi minimal 20 mm x
7 mm dan untuk balita 18 mm x 7 mm
(Megananda, 2012).
Contoh gambar sikat gigi konvensional
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 3. Sikat gigi konvensional
Sikat Gigi Khusus Orthodontic
Beberapa perusahaan membuat sikat gigi
khusus untuk pemakai fixed orthodontic,
dikenal sebagai sikat gigi bi-level yang bulu
sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat
pada bagian tengah lebih pendek. Bulunya
dirancang sedemikian rupa agar baris terluar
relatif lembut dan panjang. Bulunya dalam
pola panjang dan memendek secara
bertahap. Sikat gigi khusus ini dipakai
karena mampu membersihkan kotoran yang
menempel di sela-sela gigi dan kawat, yang
tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi
biasa.Yang perlu diperhatikan bahwa pasien
perlu hati-hati pada waktu membersihkan
plak yang menempel pada kawat agar tidak
sampai merusak kawat giginya (Sukmawaty,
2010).
Contoh sikat gigi khusus orthodonti dapat
dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 4. Sikat gigi khusus orthodonti
4 Metode Menyikat Gigi
Menyikat gigi adalah cara yang umum
dianjurkan untuk membersihkan deposit
lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Terdapat teknik yang berbeda-beda untuk
membersihkan gigi dan memijat gusi
dengan sikat gigi. Cara yang terbaik untuk
seorang pasien tertentu dapat ditentukan
oleh dokter gigi atau perawat gigi. Dalam
penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut
a. Teknik penyikatan gigi harus dapat
membersihkan semua permukaan gigi
dan gusi secara efisien, terutama daerah
saku gusi dan daerah interdental.
b. Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh
menyebabkan kerusakan jaringan gusi
dan abrasi gigi.
c. Teknik penyikatan harus sederhana,
tepat dan efisien dalam waktu (Djuita,
1992).
1) Teknik Vertical
Gerakan vertical, bulu sikat diletakkan
tegak lurus dengan permukaan fasial gigi
dan digerakkan dari atas kebawah atau
sebaliknya. Gerakan ini dilakukan
didaerah permukaan fasial gigi dari depan
sampai belakang. Gerak vertical bertujuan
untuk melepaskan sisa makanan yang
terselip diantara lekuk permukaan gigi dan
antara permukaan gigi dan gusi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah iritasi
gusi dan pembersihan yang tidak efektif
(Pratiwi, 2007).
2) Teknik Horizontal
Teknik menyikat gigi dengan cara
ujung bulu sikat diletakkan pada area batas
gingiva dan gigi pada permukaan bukal
dan lingual, kemudian digerakkan maju
mundur berulang-ulang. Gerakan
menggosok pada bidang kunyah dikenal
sebagai scrub brush (Pratiwi, 2007).
3) Teknik Roll
Tehnik roll sangat bermanfaat bila
digunakan pada gingiva yang sensitif.
Bagian samping sikat diletakkan berkontak
dengan bagian samping gigi dengan bulu
sikat mengarah ke apikal dan sejajar
terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian
diputar perlahan-lahan ke bawah pada
rahang atas dan keatas pada rahang bawah
sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi
dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat
dengan gerakan rotasi (Winata, 2014)
4) Teknik Fones atau Teknik Sirkuler
Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada
permukaan gigi. Kedua rahang dalam
keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan
membentuk lingkaran – lingkaran besar,
sehingga gigi dan gingiva rahang atas dan
bawah dapat disikat sekaligus. Bagian
permukan belakang gigi, gerakan yang
dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih
kecil. Setelah selesai melakukan
pembersihan gigi, lakukan kumur-kumur,
sehingga plak dan kotoran lain yang sudah
lepas dapat dihilangkan (Winata, 2014)
Untuk lebih jelasnya, kita dapat
melihat teknik menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi konvensional.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 5.
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2013/02/
13/08562423/Gigi.Berkarat.akibat.
Pasang.Behel
Untuk kasus-kasus tertentu,
misalnya pada gigi pilar, gigi yang dirawat
ortodonti atau pasien yang cacat perlu
dipertimbangkan beberapa hal. Misalnya
untuk pasien yang menggunakan
orthodonti cekat diperlukan sikat gigi
khusus orthodonti yang lembut dengan
teknik Charters (permukaan fasial
pesawat), Bass (sulkus fasial) dan teknik
Stillman modifikasi untuk membersihkan
permukaan lingualnya (Sukmawaty, 2010).
a. Teknik charter
Pada permukaan bukal dan labial,
sikat dipegang dengan tangkai dalam
kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu
sikat diletakkan pada permukaan gigi
membentuk sudut 45 terhadap sumbu
panjang gigi mengarah ke oklusal. Dalam
posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak
dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari
bulu-bulu sikat berada pada permukaan
gigi (Megananda, 2012). Selanjutnyatekan
pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi
kemudian getarkan minimal 10 kali pada
tiap-tiap area dalam mulut. Gerakan
berputar dilakukan terlebih dulu untuk
membersihkan daerah mahkota gigi.
Metode ini baik untuk membersihkan plak
di daerah sela-sela gigi pada pasien yang
memakai orthodontic cekat/kawat gigi dan
pada pasien dengan gigi tiruan yang
permanen (Pratiwi, 2009)
Gambar 1.1 Teknik Charter
b. Teknik Bass
Sikat ditempatkan dengan sudut 450
terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke
apical dengan ujung – ujung bulu sikat
pada tepi gusi. Dengan demikian, saku
gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat
dipijat. Sikat digerakkan dengan getaran –
getaran kecil ke depan dan ke belakang ke
setiap daerah yang meliputi dua atau tiga
gigi. Untuk menyikat permukaan bukal
dan labial, tangkai dipegang dalam
kedudukan horizontal dan sejajar dengan
lengkung gigi. Untuk permukaan lingual
dan palatinal gigi belakang agak menyudut
(agak horizontal) dan pada gigi depan,
sikat dipegang vertical.
Posisi awal Posisi saat sikat
digerakkan
Gambar 1.2 Teknik Bass
c. Teknik Still-man Modifikasi
Posisi bulu – bulu sikat berlawanan
dengan Charters. Sikat gigi ditempatkan
sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi,
membentuk sudut 450
terhadap sumbu
panjang gigi mengarah ke apical.
Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga
gusi memucat dan dilakukan gerakan
rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan
ujung bulu sikat. Penekanan dilakukan
dengan cara sedikit menekuk bulu – bulu
sikat tanpa mengakibatkan friksi atau
trauma terhadap gusi. Bulu – bulu sikat
dapat ditekuk ketiga jurusan, tetapi ujung –
ujung bulu sikat harus pada tempatnya
(Megananda, 2012)
Posisi awal Posisi sikat saat di
gerakkan
Gambar 1.3 Teknik Still-man Modifikasi
5 Waktu dan Frekuensi Menyikat
Gigi
Umumnya, dokter gigi selalu
menganjurkan pasien untuk menyikat gigi
setelah makan. American Dental
Association (ADA) memodifikasi
pernyataan ini dengan menyatakan bahwa
pasien harus menyikat gigi secara teratur,
minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari
setelah sarapan dan sebelum tidur malam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila
plak disingkirkan setiap hari secara
sempurna, maka tidak akan menimbulkan
efek pada rongga mulut. Oleh karena
hanya sedikit orang yang dapat
menyingkirkan plak secara sempurna,
perlu tetap ditekankan pembersihan sulkus
sebagai kontrol terhadap penyakit
periodontal dan lebih sering menggunakan
pasta yang mengandung fluor untuk
mengontrol karies (Sukmawaty, 2010).
Biasanya, rata-rata lama menyikat gigi
adalah kira-kira 1 menit, walaupun
demikian ada juga yang melaporkan 2 -
2,5 menit.
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksperimental, yaitu metode
penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan perlakuan kepada satu/ lebih
kelompok kemudian hasil (akibat) dari
intervensi tersebut dibandingkan dengan
kelompok yang tidak dikenakan perlakuan
(Notoatmodjo, 2010).
B. Populasi dan Sampel
.
1. Populasi adalah keseluruhan obyek
peneliti atau obyek yang akan diteliti.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa/i Poltekkes
Tanjungkarang yang menggunakan
orthodonti cekat yang berjumlah 50
orang diperoleh dari survey awal yang
dilakukan oleh peneliti. Dengan rincian
masing- masing jurusan adalah :
Keperawatan Tanjungkarang: 8 orang
Kebidanan Tanjungkarang : 11 orang
Keperawatan gigi : 9 orang
Analis kesehatan : 9 orang
Gizi : 4 orang
Farmasi : 8 orang
Teknik gigi : 1 orang
2. Sampel adalah sebagian yang diambil
dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh jumlah
populasi yang ada yaitu 50 orang
mahasiswa yang menggunakan
orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilakukan di Poltekkes
Tanjungkarang
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
27-30 April Tahun 2015.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005).
Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Terpengaruh
Plak Gigi
b. Variabel Bebas
Sikat gigi Konvensional dan Sikat gigi
khusus Orthodonti.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban
sementara dari pernyataan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis pada
penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada perbedaan penurunan
indeks plak antara menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional dan
sikat gigi khusus orthodonti.
Ha : Ada perbedaan penurunan indeks plak
antara menyikat gigi dengan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti.
F. Instrumen Penelitian
1. Lembar formulir kartu status
pemeriksaan gigi
2. Alat yang digunakan (alat Oral
Diagnostic) sebanyak 3 set
- Kaca mulut
- Sonde
- Pinset
3. Sikat gigi konvensional
4. Sikat gigi khusus orthodonti
5. Alat tulis
- Pensil
- Penghapus
6. Gelas kumur
7. Hand Schound
8. Masker
9. Alkohol 70%
10. Disclossing solution
11. Pasta gigi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian dalam
pengumpulan data plak indeks pada
mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat
dengan perbedaan menggunakan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti peneliti melakukan secara
langsung dengan langkah sebagai berikut :
1. Langkah Pertama
Persiapan
a. Peneliti telah mengikuti seminar
proposal
b. Persiapan surat izin penelitian
c. Sebelum melakukan penelitian,
peneliti melakukan kalibrasi bersama
mahasiswa yang akan membantu
melakukan pemeriksaan didalam
penelitian.
d. Persiapan instrument penelitian yang
akan digunakan.
2. Langkah kedua
Proses penelitian
a. Penelitian dilakukan pada tanggal
27-30 April tahun 2015 dengan
melakukan pencarian informasi dan
identifikasi subyek yang meliputi :
nama, umur, jenis kelamin dan
jurusan.
b. Dalam pelaksanaan ini peneliti
dibantu oleh 4 orang mahasiswa/i
Keperawatan Gigi Poltekkes
Tanjungkarang dengan tugas sebagai
berikut peneliti dan 2 orang
memeriksa dan mencatat hasil
pemeriksaan dan 2 orang lagi
melakukan sterilisasi alat.
c. Penelitian dilakukan dengan cara
membagi 2 kelompok dimana
kelompok 1 dengan jumlah 25
orang menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi
konvensional dan kelompok 2
dengan jumlah 25 orang menyikat
gigi dengan menggunakan sikat gigi
khusus orthodonti.
d. Penelitian dilakukan dengan cara
bertahap sebanyak 4 kali
pemeriksaan, hari pertama
dilakukan pemeriksaan pada 13
orang dengan menggunakan sikat
gigi konvensional, hari kedua
sebanyak 12 orang dengan
menggunakan sikat gigi
konvensional, hari ketiga dilakukan
pemeriksaan sebanyak 13 orang
dengan menggunakan sikat gigi
khusus orthodonti, dan hari keempat
sebanyak 12 orang dengan
menggunakan sikat gigi khusus
orthodonti.
e. Sebelum dilakukan penelitian pada
Mahasiswa/i Poltekkes
Tanjungkarang yang menggunakan
orthodonti cekat terlebih dahulu
diberikan pengarahan tentang
maksud dan tujuan dilakukan
penelitian pemeriksaan gigi dan
mulutnya.
f. Sebagai langkah awal mengoleskan
permukaan gigi dengan disclosing
solution.
g. Melakukan pemeriksaan plak gigi
pada 6 segmen gigi yang telah
diolesi disclosing solution untuk
dicatat skor plaknya.
h. Pencatatan skor plak bertujuan untuk
membandingkan skor plak sebelum
dan sesudah menggunakan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti.
i. Setelah penyikatan, melakukan
pemeriksaan indeks plak PHP
kembali dengan mengoleskan
disclosing solution terlebih dahulu
untuk dicatat skor plaknya.
j. Data hasil pemeriksaan direkap dan
kemudian dimasukan ke lembar
hasil pemeriksaan gigi. Setelah itu
data diolah secara manual dan
komputerisasi dalam bentuk tabel.
H. Cara Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu
proses dalam memperoleh data ringkasan
dengan menggunakan cara – cara tertentu.
Pengolahan data meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1. Editing
Melakukan pengecekan atau
pengkoreksian lembar pemeriksaan setelah
dilakukan penelitian yang telah
dikumpulkan, karena kemungkinan data
yang masuk atau data yang telah
terkumpul itu tidak lengkap, jelas, relevan,
dan konsisten.
2. Koding
Koding perlu dicantumkan karena data
koding diberikan pada hasil ukur kebersihan
gigi dan mulut (indeks Plak PHP).
3. Transfering
Memindahkan data manual ke
komputerisasi untuk melihat hasil penelitian.
4. Processing
Setelah data pemeriksaan dilakukan
langkah selanjutnya memproses data agar
dapat dianalisa, pemprosesan data dilakukan
dengan cara mengentri data ke paket program
komputer.
5. Tabulating
Membuat tabel – tabel yang
berisikan data yang telah diberi kode,
sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
yaitu score pencapaian sebagai berikut :
a. Tabel distribusi mahasiswa/i pengguna
orthodonti cekat Poltekkes
Tanjungkarang.
b. Tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan karakteristik umur
mahasiswa/i pengguna orthodonti
cekat.
c. Tabel distribusi responden berdasarkan
kriteria sebelum menyikat gigi dengan
sikat gigi konvensional.
d. Tabel distribusi responden
berdasarkan kriteria sesudah menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
e. Tabel distribusi responden berdasarkan
kriteria sebelum menyikat gigi dengan
sikat gigi khusus orthodonti
f. Tabel distribusi responden berdasarkan
kriteria sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi khusus orthodonti
g. Tabel distribusi responden berdasarkan
perbedaan sebelum dan sesudah
menyikat gigi menggunakan sikat gigi
konvensional dengan sebelum dan
sesudah menyikat gigi menggunakan
sikat gigi khusus orthodonti terhadap
penurunan indeks plak.
6. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah dientri untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan
dan sebagainya untuk kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi
(Notoatmodjo, 2010).
I. Analisis Data
1. Analisis univariat bertujuan untuk
menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
distribusi responden berdasarkan
kriteria plak indeks sebelum dan
sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti.
2. Analisis bivariat adalah analisis yang
dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolar
esi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
menggunakan uji statistik paired t-test
(Riwidikdo, 2010). Dalam analisis ini
digunakan pengujian statistik paired t-
test apabila p<0,05 ada perbedaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks
plak dan p>0.05 tidak ada perbedaan
sikat gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti terhadap penurunan
indeks plak.
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan pada
tanggal 27-30 April 2015 pada mahasiswa
pengguna orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 2.
Distribusi Pengguna Orthodonti Cekat
pada Mahasiswa/i Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015
No. Jurusan Jumlah
(n)
Presentase
(%)
1 Keperawatan
Tanjungkarang
8 16%
2 Kebidanan
Tanjungkarang
11 22%
3 Keperawatan
Gigi
9 18%
4 Analis
Kesehatan
9 18%
5 Gizi 4 8%
6 Farmasi 8 16%
7 Teknik Gigi 1 2%
TOTAL 50 100%
Dari tabel 2 dapat dilihat:
Pengguna orthodonti cekat pada
mahasisiwa Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015 berjumlah 50 orang.
Mahasiswa yang paling banyak
menggunakan orthodonti cekat yaitu
mahasiswa Jurusan Kebidanan
Tanjungkarang dengan jumlah 11
orang (22%), dan paling sedikit
menggunakan yaitu Jurusan Teknik
Gigi dengan jumlah mahasiswa
pengguna orthodonti cekat hanya 1
orang (2%).
Tabel 3.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sebelum Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
Sangat Baik 0 0%
Baik 2 8%
Sedang 18 72%
Buruk 5 20%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat dari
25 responden diketahui bahwa kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat
gigi konvensional dengan kriteria sangat
baik berjumlah 0 orang (0 %), kriteria baik
berjumlah 2 orang dengan (8 %), kriteria
sedang dengan jumlah 18 orang (72 %),
dan kriteria buruk berjumlah 5 orang
(20%).
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sesudah Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat dari
25 responden diketahui bahwa kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat
gigi konvensional dengan kriteria sangat
baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik
berjumlah 23 orang (92%), kriteria sedang
berjumlah 2 orang (8%), dan kriteria buruk
berjumlah 0 orang (0%).
Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sebelum Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Khusus
Orthodonti di Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase (%)
Sangat Baik 0 0%
Baik 0 0%
Sedang 21 84%
Buruk 4 16%
Jumlah 25 100%
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase (%)
Sangat Baik 0 0%
Baik 23 92%
Sedang 2 8%
Buruk 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 5 diatas dapat dilihat dari
25 responden diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan kriteria plak indeks
sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi
orthodonti dengan kriteria sangat baik
berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik
berjumlah 0 orang (0%), kriteria sedang
berjumlah 21 orang (84%) dan kriteria
buruk berjumlah 4 orang (16%).
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sesudah Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Khusus
Orthodonti di Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
Sangat Baik 3 12%
Baik 22 88%
Sedang 0 0%
Buruk 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 6 diatas dapat dilihat
dari 25 responden diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan kriteria
plak indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi orthodonti dengan kriteria sangat
baik berjumlah 3 orang (12%), kriteria
baik berjumlah 22 orang (88%), kriteria
sedang berjumlah 0 orang (0%), dan
kriteria buruk berjumlah 0 orang (0%).
Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan
Perbedaan Sebelum dan Sesudah
Menyikat Menggunakan Sikat Gigi
Konvensional dengan Sebelum dan
Sesudah Menyikat Gigi Menggunakan
Sikat Gigi Khusus Orthondonti di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Variabel Mean Standar
Deviasi
Standar
Error
Mean
P
Value
(sig)
N
sebelum
sesudah
menyikat
gigi
dengan
sikat gigi
konvensi
onal
Sebelum
sesudah
menyikat
gigi
dengan
sikat gigi
khusus
orthodon
ti
1.492
1.996
0.56
0.90
0.11
0.18
0.015
25
25
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat
bahwa untuk mengetahui penurunan
indeks plak antara sikat gigi konvensional
dan sikat gigi khusus orthodonti pada
mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat
menggunakan uji beda paired sample t-
test. Pada hasil uji diperoleh nilai p =
0,015 (p<0,05) sehingga Ho ditolak atau
terdapat perbedaan yang signifikan
penurunan indeks plak antara penggunaan
sikat gigi konvensional dengan sikat gigi
khusus orthodonti.
B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan di Poltekkes Tanjungkarang
dengan jumlah 50 responden yang diteliti
pada mahasiswa/i pengguna orthodonti
cekat. Pada kelompok pertama sebanyak
25 responden menggunakan sikat gigi
konvensional dan pada kelompok kedua
sebanyak 25 responden menggunakan
sikat gigi khusus orthodonti. Data
menunjukkan adanya perbedaan antara
penggunaan sikat gigi konvensional dan
sikat gigi khusus orthodonti terhadap
penurunan indeks plak.
Pada kelompok pertama sejumlah
25 responden yang menggunakan sikat
gigi konvensional dari nilai rata-rata
sebelum menyikat gigi didapatkan indeks
plak sebesar 2,75 dan sesudah menyikat
gigi sebesar 1,13 sehingga terjadi
penurunan sebesar 1,62. Kemungkinan
faktor penyebab penurunan indeks plak
pada pengguna orthodonti cekat dengan
menggunakan sikat gigi konvensional
adalah dimana sikat gigi konvensional
memiliki bulu sikat yang lurus sehingga
memungkinkan terhalangnya bulu sikat
oleh bracket pada saat menyikat gigi dan
teknik menyikat gigi dengan menggunakan
sikat gigi konvensional berbeda.
Pada kelompok kedua sebanyak 25
responden yang menggunakan sikat gigi
khusus orthodonti didapatkan penurunan
indeks plak yaitu nilai rata-rata dari
sebelum menyikat gigi sebesar 2,72 dan
sesudah menyikat gigi sebesar 0,84
sehingga terjadi penurunan sebesar 1,88.
Sikat gigi khusus untuk orthodonti adalah
sikat gigi kecil khusus untuk interdental.
Hal ini digunakan untuk membersihkan
daerah yang sulit dijangkau oleh sikat gigi
biasa.
Dan terdapat perbedaan penurunan
indeks plak antara penggunaan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti yaitu diperoleh nilai p=0,015
dimana nilai tersebut (p<0,05) sehingga
Ho ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap
penurunan indeks plak antara penggunaaan
sikat gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti pada mahasiswa/i
pengguna orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap penurunan indeks plak
antara sikat gigi konvensional dan sikat
gigi khusus orthodonti pada mahasiswa
pengguna orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015 dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dari 25 responden diketahui bahwa
kriteria plak indeks sebelum menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
dengan kriteria sangat baik berjumlah
0 orang (0 %), kriteria baik berjumlah
2 orang dengan (8 %), kriteria sedang
dengan jumlah 18 orang (72 %), dan
kriteria buruk berjumlah 5 orang
(20%).
2. Dari 25 responden diketahui bahwa
kriteria plak indeks sesudah menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
dengan kriteria sangat baik berjumlah
0 orang (0%), kriteria baik berjumlah
23 orang (92%), kriteria sedang
berjumlah 2 orang (8%), dan kriteria
buruk berjumlah 0 orang (0%).
3. Dari 25 responden diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan
kriteria plak indeks sebelum menyikat
gigi dengan sikat gigi orthodonti
dengan kriteria sangat baik berjumlah
0 orang (0%), kriteria baik berjumlah 0
orang (0%), kriteria sedang berjumlah
21 orang (84%) dan kriteria buruk
berjumlah 4 orang (16%).
4. Dari 25 responden diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan
kriteria plak indeks sesudah menyikat
gigi dengan sikat gigi orthodonti
dengan kriteria sangat baik berjumlah
3 orang (12%), kriteria baik berjumlah
22 orang (88%), kriteria sedang
berjumlah 0 orang (0%), dan kriteria
buruk berjumlah 0 orang (0%).
5. Terdapat perbedaan antara menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
dan menyikat gigi dengan sikat gigi
khusus orthodonti dimana hasil uji
diperoleh nilai p = 0,015 (p<0,05)
sehingga Ho ditolak atau terdapat
perbedaan yang signifikan penurunan
indeks plak antara penggunaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti pada mahasiswa/i
pengguna orthodonti cekat di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, saran yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa/i pengguna orthodonti
cekat
Bagi mahasiswa/i pengguna
orthodonti cekat lebih baik
menggunakan sikat gigi khusus
orthodonti daripada menggunakan
sikat gigi konvensional.
2. Bagi peneliti lain
Kepada peneliti lain mengingat
penelitian ini masih banyak terdapat
kelemahan dan kekurangan, maka
disarankan bagi peneliti lain terkait
dengan penggunaan orthodonti cekat
dapat dijadikan referensi terhadap
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Jurusan
Kepada Jurusan Keperawatan Gigi
hendaknya lebih menambahkan
sumber referensi diperpustakaan guna
mempermudah dan memperlancar
dalam pembuatan karya tulis ilmiah
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Djuita, drg. Indah., 1992. Specifik
Protection. Jakarta: SPRG.
Kusumawardani, Endah. 2011. Buruknya
Kesehatan Gigi Dan
Mulut. Yogyakarta:
Siklus.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ocw.usu.ac.id/course/...iii.../pt_341_slide_
bab_7_-_control_plak.pdf
( 20 februari 2015).
Pratiwi, drg. Dona. 2007. Gigi Sehat
Merawat Gigi Sehari–Hari.
Jakarta: Kompas.
2009. Gigi Sehat
Merawat Gigi Sehari–Hari.
Jakarta: Kompas.
Putri, Megananda Hiranya; Herijulianti,
Eliza; Nurjanah, Neneng. 2012.
Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi.Jakarta: EGC.
Riwidikdo, Handoko. 2010. Statistik untuk
Penelitian Kesehatan dengan
Aplikasi Program R dan SPSS.
Yogyakarta. Pustaka Rihama.
Sanjaya, Putra Danan Fredy, 2010,
Perbedaan Status Kebersihan
Mulut Pada Orang Yang
Memakai Alat Ortodontik Cekat
Dan Tidak Memakai Alat
Ortodontik, Skripsi, Fakultas
Kedokteran, Universita Sebelas
Maret, Surakarta.
Sinaga BA, 2012 (http://repository.usu.ac.
id/bitstream/123456789/3455
9/4/
Chapter%20II.pdf, Maloklusi
Cekat) (05/02/2015).
Sukmawaty, W. 2010, Efektifitas Sikat
Gigi Konvensional dan Sikat
Gigi Khusus Orthodonti
Terhadap Penurunan Indeks
Plak Pemakai Fixed
Orthodontic Pada Mahasiswa
FKG USU, Skripsi,
Universitas Sumatera utara,
Medan.
Tyas, Ning Prasetya Rahayu. 2012,
Perbandingan Efektivitas Sikat
Gigi Ortodontik Dengan Sikat Gigi
Bulu ZigZag Terhadap Penurunan
Indeks Plak Pada Pemakai
Ortodontik Cekat, Skripsi, Program
Pasca Studi Pendidikan Dokter
Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah,
Yogyakarta.
Winata, Arya Bayu I Made. 2014,
Penggunaan Sikat Gigi Khusus
Orthodonti lebih menurunkan
akumulasi plak daripada sikat
gigi konvensional pada pengguna
alat Orthodonti Cekat pada
mahasiwa FKG Universitas
Mahasaraswati, Skripsi,
Universitas Mahasaraswati,
Denpasar.

More Related Content

What's hot

Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulutpremaysari
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4RSIGM
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaVina Widya Putri
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiVina Widya Putri
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakVina Widya Putri
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1hasril hasanuddin
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanrizkyautama
 
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran GigiPemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran GigiKandita Iman Khairina
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3RSIGM
 
Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut KacHuk EmPty
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-Lisna K. Rezky
 
Pemeliharaan kes.gimul lansia
Pemeliharaan kes.gimul lansiaPemeliharaan kes.gimul lansia
Pemeliharaan kes.gimul lansiawahyuni majid
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiVina Widya Putri
 
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigiGambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigiSeptian Muna Barakati
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Vina Widya Putri
 

What's hot (20)

Lesi rongga mulut
Lesi rongga mulutLesi rongga mulut
Lesi rongga mulut
 
Endodontic 4
Endodontic 4Endodontic 4
Endodontic 4
 
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, LeukoplakiaLesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
Lesi Putih, Variasi Normal, Leukoplakia
 
Kavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rkKavitas kelas i rk
Kavitas kelas i rk
 
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & ErosiLaporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
Laporan Tutorial Atrisi, Abrasi, Abfraksi & Erosi
 
Tutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management AnakTutorial Behavior Management Anak
Tutorial Behavior Management Anak
 
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
109530090 makalah-modul-3-fix-1-1
 
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikanAnastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
Anastesi infiltrasi lokal dengan suntikan
 
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran GigiPemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
Pemeriksaan untuk Perawatan Kedokteran Gigi
 
Endodontic 3
Endodontic 3Endodontic 3
Endodontic 3
 
Ohi s
Ohi sOhi s
Ohi s
 
Tugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtpTugas ppt oklusi pada gtp
Tugas ppt oklusi pada gtp
 
Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut Survai kesehatan gigi dan mulut
Survai kesehatan gigi dan mulut
 
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
RESUS PERIO -FRENEKTOMI-
 
Restorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulungRestorasi gigi sulung
Restorasi gigi sulung
 
Pemeliharaan kes.gimul lansia
Pemeliharaan kes.gimul lansiaPemeliharaan kes.gimul lansia
Pemeliharaan kes.gimul lansia
 
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran GigiLaporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
Laporan tutorial Radiografi Kedokteran Gigi
 
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigiGambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
Gambaran karakteristik pasien dengan prevalensi karies gigi
 
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
Dental Indices (Indeks Pemeriksaan Jaringan Penyangga / Periodontal Gigi)
 
Periodontitis kronis
Periodontitis kronisPeriodontitis kronis
Periodontitis kronis
 

Viewers also liked

Jurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamaJurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamasapakademik
 
Contoh judul karya tulis kedokteran gigi
Contoh judul karya tulis kedokteran gigiContoh judul karya tulis kedokteran gigi
Contoh judul karya tulis kedokteran gigiIrma Ariany Syam
 
Asimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajahAsimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajaholalalia
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionosapakademik
 
Keterangan plak dan disclosing solution
Keterangan plak dan disclosing solutionKeterangan plak dan disclosing solution
Keterangan plak dan disclosing solution07051994
 
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutGambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutOperator Warnet Vast Raha
 

Viewers also liked (8)

Jurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditamaJurnal ahmad rizki aditama
Jurnal ahmad rizki aditama
 
Contoh judul karya tulis kedokteran gigi
Contoh judul karya tulis kedokteran gigiContoh judul karya tulis kedokteran gigi
Contoh judul karya tulis kedokteran gigi
 
Asimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajahAsimetri dental dan wajah
Asimetri dental dan wajah
 
SAP SIKAT GIGI
SAP SIKAT GIGISAP SIKAT GIGI
SAP SIKAT GIGI
 
Jurnal ari prastiono
Jurnal ari prastionoJurnal ari prastiono
Jurnal ari prastiono
 
Tugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimahTugas makalah ibu halimah
Tugas makalah ibu halimah
 
Keterangan plak dan disclosing solution
Keterangan plak dan disclosing solutionKeterangan plak dan disclosing solution
Keterangan plak dan disclosing solution
 
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulutGambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
Gambaran pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
 

Similar to Sikat Orthodonti

Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiSae Manan
 
2107210002_Fira Auliana.pptx
2107210002_Fira Auliana.pptx2107210002_Fira Auliana.pptx
2107210002_Fira Auliana.pptxFiraAuliana
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutTiara Ramadhania
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Yasirecin Yasir
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxMuhammadAsyrafi2
 
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdfBUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdfssusere15b7a
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooWelliSusanto
 
52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigi
52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigi52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigi
52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigiAri Sasda Dewi
 
Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014
Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014
Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014marsunpas2015
 

Similar to Sikat Orthodonti (20)

Inyatul maulana
Inyatul maulanaInyatul maulana
Inyatul maulana
 
Je nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigiJe nis rwatn gigi
Je nis rwatn gigi
 
Bab 1 (kelompok 3)
Bab 1 (kelompok 3)Bab 1 (kelompok 3)
Bab 1 (kelompok 3)
 
2107210002_Fira Auliana.pptx
2107210002_Fira Auliana.pptx2107210002_Fira Auliana.pptx
2107210002_Fira Auliana.pptx
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Makalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulutMakalah kebersihan gigi dan mulut
Makalah kebersihan gigi dan mulut
 
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...Skripsi aal  analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
Skripsi aal analisis factor factor yang mempengaruhi pencabutan molar pertam...
 
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptxPREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
PREVENTIVE_PERIODONTICS.pptx_new.pptx
 
Skripsi uly
Skripsi ulySkripsi uly
Skripsi uly
 
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdfBUKU PETUNJUK SKILAB  blok 13 FINAL.pdf
BUKU PETUNJUK SKILAB blok 13 FINAL.pdf
 
Makalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigiMakalah penyakit gigi
Makalah penyakit gigi
 
New Salesman Training.ppt
New Salesman Training.pptNew Salesman Training.ppt
New Salesman Training.ppt
 
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul ProstoooooooooooooooooooooooooooooooModul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
Modul Prostooooooooooooooooooooooooooooooo
 
52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigi
52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigi52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigi
52991066 exodontia-indikasi-dan-kontraindikasi-cabut-gigi
 
Skenario 1
Skenario 1Skenario 1
Skenario 1
 
Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014
Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014
Analisis PERMENKES no. 39 tahun 2014
 
Nurwanti menyikat gigi
Nurwanti menyikat gigiNurwanti menyikat gigi
Nurwanti menyikat gigi
 
Eddy sihrun
Eddy sihrunEddy sihrun
Eddy sihrun
 
Nurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigiNurwanti membersikan mult dan gigi
Nurwanti membersikan mult dan gigi
 

Recently uploaded

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 

Recently uploaded (20)

Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 

Sikat Orthodonti

  • 1. Gambaran Perbedaan Sikat Gigi konvensioanal dan Sikat Gigi Khusus Orthodonti terhadap Penurunan Indeks Plak Pengguna Orthodonti Cekat pada Mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 Novita Safitri Novita_anabelia@yahoo.com Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis. Intruksi dokter gigi untuk melakukan prosedur oral hygiene di rumah sangatlah penting terutama dalam pemilihan sikat gigi yang dibutuhkan. Pemakaian orthodonti cekat dianjurkan untuk memakai sikat gigi khusus yaitu baris-baris tengah bulu sikat lebih pendek dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak disekitar bracket. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perbedaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak pengguna orthodonti cekat pada mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang. Metode penelitian yang digunakan adalah ekperimental dengan melakukan pemeriksaan terhadap mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat. Lokasi penelitian dilakukan di masing-masing Jurusan Poltekkes Tanjungkarang. Dengan sampel adalah seluruh jumlah populasi yaitu berjumlah 50 orang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah plak gigi, sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. Penelitian ini dilaksanakan tanggal 27-30 April 2015. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti yaitu diperoleh nilai p = 0,015 dimana nilai tersebut (p<0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan perbedaan penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015. A. Latar Belakang Trend penggunaan orthodonti cekat mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Di Indonesia, penggunaan orthodonti cekat baru dimulai pada tahun 80-an dan semakin populer pada awal tahun 2000-an. Orthodonti cekat mulanya ditemukan pada fosil manusia dengan gigi dipasangi kawat. Fungsinya bukan untuk mengatur letak gigi, namun untuk mengikat gigi-gigi yang goyang. Seiring dengan perkembangan zaman dan keinginan untuk tampil lebih cantik dengan senyum yang indah, saat ini penggunaan orthodonti cekat ini bukan lagi hanya untuk memperbaiki fungsi gigi, tetapi sudah menjadi aksesoris. Ortodonti cekat boleh jadi disebut sebagai tindakan kosmetika gigi yang paling populer dan menjadi trend. Tidak dapat dipungkiri, belakangan ini penggunaan ortodonti cekat semakin banyak di masyarakat, apalagi di kalangan anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan karena masyarakat mulai menyadari bahwa gigi mempunyai peranan penting dalam penampilan. Kebutuhan perawatan orthodonti akhir-akhir ini semakin meningkat karena semakin banyak orang yang sadar akan kondisi gigi geliginya dan memutuskan untuk melakukan perawatan orthodonti sebagai terapi yang dapat mengembalikan efesiensi, fungsi, keseimbangan struktur dan estetika yang harmonis dalam diri orang tersebut. Saat ini perawatan orthodonti cekat lebih populer dibanding orthodonti lepasan karena dapat mengatasi maloklusi yang
  • 2. sangat beragam dengan hasil yang baik (Sinaga, 2012). B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas maka dapat timbul permasalahan yang hendak diteliti. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yaitu bagaimana gambaran perbedaan penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak pengguna orthodonti cekat pada mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015. C. Tujuan Penelitian Tujuan Umum Untuk mengetahui perbedaan penggun aan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak pada pengguna orthodonti cekat. Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui kriteria plak indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional. 2. Untuk mengetahui kriteria plak indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional 3. Untuk mengetahui kriteria plak indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi khusus orthodonti 4. Untuk mengetahui kriteria plak indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus orthodonti. 5. Untuk mengetahui perbedaan penurunan indeks plak sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis : sebagai penerapan ilmu yang diperoleh selama kuliah dan menambah pemahaman serta pengalaman. 2. Bagi Jurusan Keperawatan Gigi : sebagai tambahan perbendaharaan karya tulis ilmiah dan diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa yang lainnya. 3. Bagi Mahasiswa/i pengguna Orthodonti Cekat : untuk memberikan informasi dan mengetahui gambaran sikat gigi yang baik bagi pengguna orthodonti cekat. E. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini bersifat eksperimental bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran perbedaan penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak pengguna orthodonti pada mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang yang akan dilaksanakan pada bulan April Tahun 2015 di Poltekkes Tanjungkarang. A. Orthodonti Cekat Pengertian Orthodonti Cekat Fixed orthodontic atau disebut juga dengan orthodonti cekat merupakan alat orthodonti yang dicekatkan langsung pada gigi. Komponen fixed orthodontic terdiri dari bracket, band, archwire, elastics, o ring dan power chain. Menurut Prof. W. J. B Houston, fixed orthodontic adalah alat orthodonti dengan perlekatan pada gigi- geligi dan tekanan dari arah archwire atau auxillaris melalui perlekatan tersebut memungkinkan diperoleh kontrol yang tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang dihasilkan. Fixed orthodontic harus didesain agar tidak terjadi akumulasi plak atau menghalangi pembersihannya. Ini akan menjadi masalah pada pasien untuk selalu menjaga kebersihan. Metode oral hygiene yang tepat seharusnya diajarkan dan ditekankan pada pasien saat pemasangan fixed orthodontic( Sukmawaty, 2010) . B. Perawatan Orthodonti Cekat Kebersihan mulut merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi oleh pasien yang sedang menjalani perawatan orthodonti cekat karena prosedur pemeliharaan kebersihan mulut sulit
  • 3. dilakukan ketika alat orthodonti dicekatkan pada gigi. Kondisi lingkungan rongga mulut yang berubah setelah insersi alat orthodonti cekat bisa mengarah pada peningkatan akumulasi plak. Jaringan periodontal yang sehat, kontrol plak yang efektif, penilaian resiko karies, dan pemeliharaan kebersihan mulut penting untuk mendukung kerja alat orthodonti cekat, serta membantu merawat kesehatan gigi selama perawatan, karena dapat mengurangi resiko penyakit periodontal dan karies pada jaringan pendukung di sekitar alat yang dilekatkan (Tyas, 2012). Orthodonti cekat memiliki bentuk yang rumit sehingga mempermudah melekatnya plak lebih lama dan dapat meningkatkan resiko karies, gingivitis, dan kemungkinan terjadi penyakit periodontal. Perawatan ini akan menimbulkan berbagai masalah khususnya dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut. Adanya orthodonti cekat yang menempel pada gigi-gigi akan menyulitkan untuk membersihkan gigi sehingga cenderung terjadi penumpukan plak pada gigi disekitar bracket dan sepertiga mahkota gigi pada tepi gingiva (Sukmawaty, 2010). 1. Plak Gigi Plak gigi adalah suatu endapan lunak yang terdiri atas kumpulan bakteri yang berkembang biak diatas suatu matriks, yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi apabila seseorang mengabaikan kebersihan mulut dan giginya. Cara yang paling baik, murah, efektif dan praktis adalah dengan cara melakukan tindakan mekanis. Tindakan mekanis yang dianjurkan disini adalah dengan cara mempergunakan alat sikat gigi yang sesuai dengan keadaan. Berikut ini gambar kondisi plak pengguna orthodonti cekat setelah diberi disclossing solution. Gambar 1. Plak yang terlihat dengan bantuan disclossing solution disekitar bracket/ orthodonti cekat 2. Indeks Plak Banyak indeks yang berkembang untuk mengukur plak, diantaranya adalah indeks plak oleh Loe dan Silnes, indeks plak oleh O’Leary, indeks plak menurut modifikasi Turesky-Gilmore-Glickman dari Quigley-Hein,Patient Hygiene Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley, dan Patient Hygiene Performance (PHP) index oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi. Indeks plak yang dipopulerkan oleh O’Leary cukup ideal untuk memonitor kebersihan mulut. Indeks plak ini menggunakan gambar atau grafik yang dapat menunjukkan lokasi plak sehingga memungkinkan dokter gigi dan pasien untuk melihat kemajuan setelah pasien melakukan kontrol plak. Selain itu, gambar ini memudahkan dokter gigi menentukan lokasi penumpukan plak dan bagian mana yang harus lebih ditekankan penyikatan giginya atau pembersihan dengan benang gigi.Indeks PHP oleh Podshadley dan Haley yang dimodifikasi adalah indeks plak yang dibuat khusus untuk pemakai orthodonti cekat (Sukmawaty, 2010). Indeks ini pertama kali dikembangkan untuk menilai individu atau perorangan dalam pembersihan debris setelah diberi intruksi menyikat gigi. Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak PHP adalah sebagai berikut : 1) Digunakan bahan pewarna gigi bewarna merah (Disclossing Solution) untuk memeriksa plak yang terbentuk pada permukaan gigi. 2) Pemeriksaan dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual dengan
  • 4. membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi yaitu : D = distal G = sepertiga tengah gingival M = mesial C = sepertiga tengah I/O = sepertiga tengah incisal/oklusal Gambar 2. Lima subdivisi permukaan gigi dalam Indeks Plak PHP 3) Pemeriksaan dilakukan secara sistematis pada : a) Permukaan labial gigi insisif pertama kanan atas b) Permukaan labial gigi insisif pertama kiri bawah c) Permukaan bukal gigi molar pertama kanan atas d) Permukaan bukal gigi molar pertama kiri atas e) Permukaan lingual gigi molar pertama kiri bawah f) Permukaan lingual gigi pertama kanan bawah. Gigi pengganti, seperti ketentuan pemeriksaan OHI-S Greene Vermillion. Gigi yang di periksa adalah : 6 1 6 6 1 6 4) Cara penilaian plak adalah sebagai berikut : Nilai 0 = tidak ada plak, Nilai 1 = ada plak 5) Cara pengukuran untuk menentukan indeks plak PHP, yaitu dengan rumus dibawah ini dan nilai yang dihasilkan berupa angka. IP PHP = Jumlah total skor plak seluruh permukaan gigi yang diperiksa Jumlah gigi yang di periksa 6) Kriteria penilaian tingkat kebersihan mulut berdasarkan indeks plak PHP (Patient Hygiene Perfomance), yaitu : Sangat baik : 0 Baik : 0,1-1,7 Sedang : 1,8-3,4 Buruk : 3,5-5,0 (Megananda, 2012). C. Sikat Gigi 1. Pengertian Sikat Gigi Sikat gigi adalah alat untuk membersihkan gigi yang berbentuk sikat kecil dengan pegangan. Sikat gigi banyak jenisnya, dari yang bulunya halus sampai kasar, bentuknya kecil sampai besar dan berbagai desain pegangan. Kebanyakan dokter gigi menganjurkan penggunaan sikat gigi yang lembut karena sikat gigi yang keras dapat merusak enamel dan melukai gusi (Kusumawardani, 2011). Salah satu cara untuk menjaga kesehatan gigi adalah dengan menggosok gigi. Dengan menggosok gigi, kebersihan gigi dan mulutpun akan terjaga, selain menghindari terbentuknya lubang gigi dan penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan ragam sikat gigi yang di jual dipasaran, dari yang manual maupun elektrik. Namun, untuk pemakai fixed orthodontic dianjurkan untuk memakai sikat gigi khusus. Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan kotoran yang menempel disela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa (Sukmawaty, 2010). 2. Macam-macam Sikat Gigi Terdapat berbagai macam sikat gigi yang beredar dikalangan masyarakat. Menurut Pratiwi (2009), berdasarkan cara menggerakkannya, sikat gigi dibagi menjadi 3 yaitu : a. Sikat Gigi Elektrik Pada umumnya sikat gigi elektrik mempunyai kepala sikat yang lebih kecil, sehingga dapat membersihkan daerah-
  • 5. daerah dalam mulut yang sulitdicapai. Sikat gigi ini pertama kali dibuat tahun 1939 di Swiss. Pada tahun 1959 pertama kali dipasarkan oleh perusahaan farmasi Squibbdai ADA (American Dental Association) (Pratiwi, 2007). Sikat Gigi Konvensional Sikat gigi konvensional merupakan sikat gigi yang dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan sikat gigi ini lebih mudah didapatkan dan dari segi harga jauh lebih terjangkau (Winata, 2014). Sikat gigi konvensional terdiri atas kepala sikat, bulu sikat dan tangkai atau pegangannya. Umumnya kepala sikat bervariasi, bentuknya ada yang segiempat, oval, segitiga atau trapesium agar dapat disesuaikan dengan anatomi individu yang berbeda. Kekerasan bulu sikat juga bervariasi seperti keras, sedang, dan lunak. Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang dewasa harus berbeda dari sikat gigi anak- anak baik ukuran kepala sikat maupun kekerasan bulu sikatnya (Sukmawaty, 2010). Kepala sikat jangan terlalu besar, ukuran maksimal kepala sikat gigi untuk orang dewasa 25-29 mm x 10 mm, untuk anak-anak 15-24 mm x 8 mm. Jika gigi molar kedua sudah erupsi minimal 20 mm x 7 mm dan untuk balita 18 mm x 7 mm (Megananda, 2012). Contoh gambar sikat gigi konvensional dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 3. Sikat gigi konvensional Sikat Gigi Khusus Orthodontic Beberapa perusahaan membuat sikat gigi khusus untuk pemakai fixed orthodontic, dikenal sebagai sikat gigi bi-level yang bulu sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat pada bagian tengah lebih pendek. Bulunya dirancang sedemikian rupa agar baris terluar relatif lembut dan panjang. Bulunya dalam pola panjang dan memendek secara bertahap. Sikat gigi khusus ini dipakai karena mampu membersihkan kotoran yang menempel di sela-sela gigi dan kawat, yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi biasa.Yang perlu diperhatikan bahwa pasien perlu hati-hati pada waktu membersihkan plak yang menempel pada kawat agar tidak sampai merusak kawat giginya (Sukmawaty, 2010). Contoh sikat gigi khusus orthodonti dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 4. Sikat gigi khusus orthodonti 4 Metode Menyikat Gigi Menyikat gigi adalah cara yang umum dianjurkan untuk membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi. Terdapat teknik yang berbeda-beda untuk membersihkan gigi dan memijat gusi dengan sikat gigi. Cara yang terbaik untuk seorang pasien tertentu dapat ditentukan oleh dokter gigi atau perawat gigi. Dalam penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut a. Teknik penyikatan gigi harus dapat membersihkan semua permukaan gigi dan gusi secara efisien, terutama daerah saku gusi dan daerah interdental. b. Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gusi dan abrasi gigi. c. Teknik penyikatan harus sederhana, tepat dan efisien dalam waktu (Djuita, 1992). 1) Teknik Vertical Gerakan vertical, bulu sikat diletakkan tegak lurus dengan permukaan fasial gigi dan digerakkan dari atas kebawah atau sebaliknya. Gerakan ini dilakukan didaerah permukaan fasial gigi dari depan
  • 6. sampai belakang. Gerak vertical bertujuan untuk melepaskan sisa makanan yang terselip diantara lekuk permukaan gigi dan antara permukaan gigi dan gusi. Hal ini dilakukan untuk mencegah iritasi gusi dan pembersihan yang tidak efektif (Pratiwi, 2007). 2) Teknik Horizontal Teknik menyikat gigi dengan cara ujung bulu sikat diletakkan pada area batas gingiva dan gigi pada permukaan bukal dan lingual, kemudian digerakkan maju mundur berulang-ulang. Gerakan menggosok pada bidang kunyah dikenal sebagai scrub brush (Pratiwi, 2007). 3) Teknik Roll Tehnik roll sangat bermanfaat bila digunakan pada gingiva yang sensitif. Bagian samping sikat diletakkan berkontak dengan bagian samping gigi dengan bulu sikat mengarah ke apikal dan sejajar terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian diputar perlahan-lahan ke bawah pada rahang atas dan keatas pada rahang bawah sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat dengan gerakan rotasi (Winata, 2014) 4) Teknik Fones atau Teknik Sirkuler Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran – lingkaran besar, sehingga gigi dan gingiva rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Bagian permukan belakang gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil. Setelah selesai melakukan pembersihan gigi, lakukan kumur-kumur, sehingga plak dan kotoran lain yang sudah lepas dapat dihilangkan (Winata, 2014) Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat teknik menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi konvensional. Dapat dilihat pada gambar dibawah ini Gambar 5. Sumber: http://health.kompas.com/read/2013/02/ 13/08562423/Gigi.Berkarat.akibat. Pasang.Behel Untuk kasus-kasus tertentu, misalnya pada gigi pilar, gigi yang dirawat ortodonti atau pasien yang cacat perlu dipertimbangkan beberapa hal. Misalnya untuk pasien yang menggunakan orthodonti cekat diperlukan sikat gigi khusus orthodonti yang lembut dengan teknik Charters (permukaan fasial pesawat), Bass (sulkus fasial) dan teknik Stillman modifikasi untuk membersihkan permukaan lingualnya (Sukmawaty, 2010). a. Teknik charter Pada permukaan bukal dan labial, sikat dipegang dengan tangkai dalam kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu sikat diletakkan pada permukaan gigi membentuk sudut 45 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke oklusal. Dalam posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari bulu-bulu sikat berada pada permukaan gigi (Megananda, 2012). Selanjutnyatekan pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal 10 kali pada tiap-tiap area dalam mulut. Gerakan berputar dilakukan terlebih dulu untuk membersihkan daerah mahkota gigi. Metode ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi pada pasien yang memakai orthodontic cekat/kawat gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen (Pratiwi, 2009)
  • 7. Gambar 1.1 Teknik Charter b. Teknik Bass Sikat ditempatkan dengan sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apical dengan ujung – ujung bulu sikat pada tepi gusi. Dengan demikian, saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat dipijat. Sikat digerakkan dengan getaran – getaran kecil ke depan dan ke belakang ke setiap daerah yang meliputi dua atau tiga gigi. Untuk menyikat permukaan bukal dan labial, tangkai dipegang dalam kedudukan horizontal dan sejajar dengan lengkung gigi. Untuk permukaan lingual dan palatinal gigi belakang agak menyudut (agak horizontal) dan pada gigi depan, sikat dipegang vertical. Posisi awal Posisi saat sikat digerakkan Gambar 1.2 Teknik Bass c. Teknik Still-man Modifikasi Posisi bulu – bulu sikat berlawanan dengan Charters. Sikat gigi ditempatkan sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi, membentuk sudut 450 terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke apical. Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga gusi memucat dan dilakukan gerakan rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan ujung bulu sikat. Penekanan dilakukan dengan cara sedikit menekuk bulu – bulu sikat tanpa mengakibatkan friksi atau trauma terhadap gusi. Bulu – bulu sikat dapat ditekuk ketiga jurusan, tetapi ujung – ujung bulu sikat harus pada tempatnya (Megananda, 2012) Posisi awal Posisi sikat saat di gerakkan Gambar 1.3 Teknik Still-man Modifikasi 5 Waktu dan Frekuensi Menyikat Gigi Umumnya, dokter gigi selalu menganjurkan pasien untuk menyikat gigi setelah makan. American Dental Association (ADA) memodifikasi pernyataan ini dengan menyatakan bahwa pasien harus menyikat gigi secara teratur, minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari setelah sarapan dan sebelum tidur malam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila plak disingkirkan setiap hari secara sempurna, maka tidak akan menimbulkan efek pada rongga mulut. Oleh karena hanya sedikit orang yang dapat menyingkirkan plak secara sempurna, perlu tetap ditekankan pembersihan sulkus sebagai kontrol terhadap penyakit periodontal dan lebih sering menggunakan pasta yang mengandung fluor untuk mengontrol karies (Sukmawaty, 2010). Biasanya, rata-rata lama menyikat gigi adalah kira-kira 1 menit, walaupun demikian ada juga yang melaporkan 2 - 2,5 menit. A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental, yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan mengadakan perlakuan kepada satu/ lebih kelompok kemudian hasil (akibat) dari intervensi tersebut dibandingkan dengan kelompok yang tidak dikenakan perlakuan (Notoatmodjo, 2010).
  • 8. B. Populasi dan Sampel . 1. Populasi adalah keseluruhan obyek peneliti atau obyek yang akan diteliti. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang yang menggunakan orthodonti cekat yang berjumlah 50 orang diperoleh dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti. Dengan rincian masing- masing jurusan adalah : Keperawatan Tanjungkarang: 8 orang Kebidanan Tanjungkarang : 11 orang Keperawatan gigi : 9 orang Analis kesehatan : 9 orang Gizi : 4 orang Farmasi : 8 orang Teknik gigi : 1 orang 2. Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh jumlah populasi yang ada yaitu 50 orang mahasiswa yang menggunakan orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015. C. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian dilakukan di Poltekkes Tanjungkarang 2. Waktu Penelitian ini dilakukan pada tanggal 27-30 April Tahun 2015. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005). Variabel dalam penelitian ini adalah : a. Variabel Terpengaruh Plak Gigi b. Variabel Bebas Sikat gigi Konvensional dan Sikat gigi khusus Orthodonti. E. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu jawaban sementara dari pernyataan penelitian (Notoatmodjo, 2010). Hipotesis pada penelitian ini adalah : Ho : Tidak ada perbedaan penurunan indeks plak antara menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. Ha : Ada perbedaan penurunan indeks plak antara menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. F. Instrumen Penelitian 1. Lembar formulir kartu status pemeriksaan gigi 2. Alat yang digunakan (alat Oral Diagnostic) sebanyak 3 set - Kaca mulut - Sonde - Pinset 3. Sikat gigi konvensional 4. Sikat gigi khusus orthodonti 5. Alat tulis - Pensil - Penghapus 6. Gelas kumur 7. Hand Schound 8. Masker 9. Alkohol 70% 10. Disclossing solution 11. Pasta gigi. G. Teknik Pengumpulan Data Pelaksanaan penelitian dalam pengumpulan data plak indeks pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat dengan perbedaan menggunakan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti peneliti melakukan secara langsung dengan langkah sebagai berikut : 1. Langkah Pertama Persiapan a. Peneliti telah mengikuti seminar proposal b. Persiapan surat izin penelitian c. Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan kalibrasi bersama mahasiswa yang akan membantu
  • 9. melakukan pemeriksaan didalam penelitian. d. Persiapan instrument penelitian yang akan digunakan. 2. Langkah kedua Proses penelitian a. Penelitian dilakukan pada tanggal 27-30 April tahun 2015 dengan melakukan pencarian informasi dan identifikasi subyek yang meliputi : nama, umur, jenis kelamin dan jurusan. b. Dalam pelaksanaan ini peneliti dibantu oleh 4 orang mahasiswa/i Keperawatan Gigi Poltekkes Tanjungkarang dengan tugas sebagai berikut peneliti dan 2 orang memeriksa dan mencatat hasil pemeriksaan dan 2 orang lagi melakukan sterilisasi alat. c. Penelitian dilakukan dengan cara membagi 2 kelompok dimana kelompok 1 dengan jumlah 25 orang menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi konvensional dan kelompok 2 dengan jumlah 25 orang menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi khusus orthodonti. d. Penelitian dilakukan dengan cara bertahap sebanyak 4 kali pemeriksaan, hari pertama dilakukan pemeriksaan pada 13 orang dengan menggunakan sikat gigi konvensional, hari kedua sebanyak 12 orang dengan menggunakan sikat gigi konvensional, hari ketiga dilakukan pemeriksaan sebanyak 13 orang dengan menggunakan sikat gigi khusus orthodonti, dan hari keempat sebanyak 12 orang dengan menggunakan sikat gigi khusus orthodonti. e. Sebelum dilakukan penelitian pada Mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang yang menggunakan orthodonti cekat terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang maksud dan tujuan dilakukan penelitian pemeriksaan gigi dan mulutnya. f. Sebagai langkah awal mengoleskan permukaan gigi dengan disclosing solution. g. Melakukan pemeriksaan plak gigi pada 6 segmen gigi yang telah diolesi disclosing solution untuk dicatat skor plaknya. h. Pencatatan skor plak bertujuan untuk membandingkan skor plak sebelum dan sesudah menggunakan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. i. Setelah penyikatan, melakukan pemeriksaan indeks plak PHP kembali dengan mengoleskan disclosing solution terlebih dahulu untuk dicatat skor plaknya. j. Data hasil pemeriksaan direkap dan kemudian dimasukan ke lembar hasil pemeriksaan gigi. Setelah itu data diolah secara manual dan komputerisasi dalam bentuk tabel. H. Cara Pengolahan Data Pengolahan data merupakan suatu proses dalam memperoleh data ringkasan dengan menggunakan cara – cara tertentu. Pengolahan data meliputi kegiatan sebagai berikut : 1. Editing Melakukan pengecekan atau pengkoreksian lembar pemeriksaan setelah dilakukan penelitian yang telah dikumpulkan, karena kemungkinan data yang masuk atau data yang telah terkumpul itu tidak lengkap, jelas, relevan, dan konsisten. 2. Koding Koding perlu dicantumkan karena data koding diberikan pada hasil ukur kebersihan gigi dan mulut (indeks Plak PHP). 3. Transfering Memindahkan data manual ke komputerisasi untuk melihat hasil penelitian. 4. Processing Setelah data pemeriksaan dilakukan langkah selanjutnya memproses data agar dapat dianalisa, pemprosesan data dilakukan
  • 10. dengan cara mengentri data ke paket program komputer. 5. Tabulating Membuat tabel – tabel yang berisikan data yang telah diberi kode, sesuai dengan analisis yang dibutuhkan yaitu score pencapaian sebagai berikut : a. Tabel distribusi mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat Poltekkes Tanjungkarang. b. Tabel distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik umur mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat. c. Tabel distribusi responden berdasarkan kriteria sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional. d. Tabel distribusi responden berdasarkan kriteria sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional e. Tabel distribusi responden berdasarkan kriteria sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi khusus orthodonti f. Tabel distribusi responden berdasarkan kriteria sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus orthodonti g. Tabel distribusi responden berdasarkan perbedaan sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi konvensional dengan sebelum dan sesudah menyikat gigi menggunakan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak. 6. Cleaning Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah dientri untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya untuk kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi (Notoatmodjo, 2010). I. Analisis Data 1. Analisis univariat bertujuan untuk menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah distribusi responden berdasarkan kriteria plak indeks sebelum dan sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. 2. Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkolar esi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji statistik paired t-test (Riwidikdo, 2010). Dalam analisis ini digunakan pengujian statistik paired t- test apabila p<0,05 ada perbedaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak dan p>0.05 tidak ada perbedaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak. A. Hasil Penelitian Dari penelitian yang dilakukan pada tanggal 27-30 April 2015 pada mahasiswa pengguna orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang didapatkan hasil sebagai berikut : Tabel 2. Distribusi Pengguna Orthodonti Cekat pada Mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 No. Jurusan Jumlah (n) Presentase (%) 1 Keperawatan Tanjungkarang 8 16% 2 Kebidanan Tanjungkarang 11 22% 3 Keperawatan Gigi 9 18% 4 Analis Kesehatan 9 18% 5 Gizi 4 8% 6 Farmasi 8 16% 7 Teknik Gigi 1 2% TOTAL 50 100%
  • 11. Dari tabel 2 dapat dilihat: Pengguna orthodonti cekat pada mahasisiwa Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 berjumlah 50 orang. Mahasiswa yang paling banyak menggunakan orthodonti cekat yaitu mahasiswa Jurusan Kebidanan Tanjungkarang dengan jumlah 11 orang (22%), dan paling sedikit menggunakan yaitu Jurusan Teknik Gigi dengan jumlah mahasiswa pengguna orthodonti cekat hanya 1 orang (2%). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Kriteria Plak Indeks Sebelum Menyikat Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 Kriteria Jumlah (Orang) Presentase (%) Sangat Baik 0 0% Baik 2 8% Sedang 18 72% Buruk 5 20% Jumlah 25 100% Dari tabel 3 diatas dapat dilihat dari 25 responden diketahui bahwa kriteria plak indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dengan kriteria sangat baik berjumlah 0 orang (0 %), kriteria baik berjumlah 2 orang dengan (8 %), kriteria sedang dengan jumlah 18 orang (72 %), dan kriteria buruk berjumlah 5 orang (20%). Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kriteria Plak Indeks Sesudah Menyikat Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 Dari tabel 4 diatas dapat dilihat dari 25 responden diketahui bahwa kriteria plak indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dengan kriteria sangat baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik berjumlah 23 orang (92%), kriteria sedang berjumlah 2 orang (8%), dan kriteria buruk berjumlah 0 orang (0%). Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kriteria Plak Indeks Sebelum Menyikat Gigi dengan Sikat Gigi Khusus Orthodonti di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 Kriteria Jumlah (Orang) Presentase (%) Sangat Baik 0 0% Baik 0 0% Sedang 21 84% Buruk 4 16% Jumlah 25 100% Kriteria Jumlah (Orang) Presentase (%) Sangat Baik 0 0% Baik 23 92% Sedang 2 8% Buruk 0 0% Jumlah 25 100%
  • 12. Dari tabel 5 diatas dapat dilihat dari 25 responden diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan kriteria plak indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi orthodonti dengan kriteria sangat baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria sedang berjumlah 21 orang (84%) dan kriteria buruk berjumlah 4 orang (16%). Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Kriteria Plak Indeks Sesudah Menyikat Gigi dengan Sikat Gigi Khusus Orthodonti di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 Kriteria Jumlah (Orang) Presentase (%) Sangat Baik 3 12% Baik 22 88% Sedang 0 0% Buruk 0 0% Jumlah 25 100% Dari tabel 6 diatas dapat dilihat dari 25 responden diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan kriteria plak indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi orthodonti dengan kriteria sangat baik berjumlah 3 orang (12%), kriteria baik berjumlah 22 orang (88%), kriteria sedang berjumlah 0 orang (0%), dan kriteria buruk berjumlah 0 orang (0%). Tabel 7. Distribusi Responden Berdasarkan Perbedaan Sebelum dan Sesudah Menyikat Menggunakan Sikat Gigi Konvensional dengan Sebelum dan Sesudah Menyikat Gigi Menggunakan Sikat Gigi Khusus Orthondonti di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 Variabel Mean Standar Deviasi Standar Error Mean P Value (sig) N sebelum sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensi onal Sebelum sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi khusus orthodon ti 1.492 1.996 0.56 0.90 0.11 0.18 0.015 25 25 Dari tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa untuk mengetahui penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat menggunakan uji beda paired sample t- test. Pada hasil uji diperoleh nilai p = 0,015 (p<0,05) sehingga Ho ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan penurunan indeks plak antara penggunaan sikat gigi konvensional dengan sikat gigi khusus orthodonti.
  • 13. B. Pembahasan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Poltekkes Tanjungkarang dengan jumlah 50 responden yang diteliti pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat. Pada kelompok pertama sebanyak 25 responden menggunakan sikat gigi konvensional dan pada kelompok kedua sebanyak 25 responden menggunakan sikat gigi khusus orthodonti. Data menunjukkan adanya perbedaan antara penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak. Pada kelompok pertama sejumlah 25 responden yang menggunakan sikat gigi konvensional dari nilai rata-rata sebelum menyikat gigi didapatkan indeks plak sebesar 2,75 dan sesudah menyikat gigi sebesar 1,13 sehingga terjadi penurunan sebesar 1,62. Kemungkinan faktor penyebab penurunan indeks plak pada pengguna orthodonti cekat dengan menggunakan sikat gigi konvensional adalah dimana sikat gigi konvensional memiliki bulu sikat yang lurus sehingga memungkinkan terhalangnya bulu sikat oleh bracket pada saat menyikat gigi dan teknik menyikat gigi dengan menggunakan sikat gigi konvensional berbeda. Pada kelompok kedua sebanyak 25 responden yang menggunakan sikat gigi khusus orthodonti didapatkan penurunan indeks plak yaitu nilai rata-rata dari sebelum menyikat gigi sebesar 2,72 dan sesudah menyikat gigi sebesar 0,84 sehingga terjadi penurunan sebesar 1,88. Sikat gigi khusus untuk orthodonti adalah sikat gigi kecil khusus untuk interdental. Hal ini digunakan untuk membersihkan daerah yang sulit dijangkau oleh sikat gigi biasa. Dan terdapat perbedaan penurunan indeks plak antara penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti yaitu diperoleh nilai p=0,015 dimana nilai tersebut (p<0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan terhadap penurunan indeks plak antara penggunaaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015. A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti pada mahasiswa pengguna orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015 dapat disimpulkan bahwa : 1. Dari 25 responden diketahui bahwa kriteria plak indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dengan kriteria sangat baik berjumlah 0 orang (0 %), kriteria baik berjumlah 2 orang dengan (8 %), kriteria sedang dengan jumlah 18 orang (72 %), dan kriteria buruk berjumlah 5 orang (20%). 2. Dari 25 responden diketahui bahwa kriteria plak indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dengan kriteria sangat baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik berjumlah 23 orang (92%), kriteria sedang berjumlah 2 orang (8%), dan kriteria buruk berjumlah 0 orang (0%). 3. Dari 25 responden diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan kriteria plak indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi orthodonti dengan kriteria sangat baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria sedang berjumlah 21 orang (84%) dan kriteria buruk berjumlah 4 orang (16%). 4. Dari 25 responden diketahui bahwa distribusi responden berdasarkan kriteria plak indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi orthodonti dengan kriteria sangat baik berjumlah 3 orang (12%), kriteria baik berjumlah 22 orang (88%), kriteria sedang berjumlah 0 orang (0%), dan kriteria buruk berjumlah 0 orang (0%).
  • 14. 5. Terdapat perbedaan antara menyikat gigi dengan sikat gigi konvensional dan menyikat gigi dengan sikat gigi khusus orthodonti dimana hasil uji diperoleh nilai p = 0,015 (p<0,05) sehingga Ho ditolak atau terdapat perbedaan yang signifikan penurunan indeks plak antara penggunaan sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, saran yang dapat diajukan adalah sebagai berikut: 1. Bagi mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat Bagi mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat lebih baik menggunakan sikat gigi khusus orthodonti daripada menggunakan sikat gigi konvensional. 2. Bagi peneliti lain Kepada peneliti lain mengingat penelitian ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, maka disarankan bagi peneliti lain terkait dengan penggunaan orthodonti cekat dapat dijadikan referensi terhadap penelitian lebih lanjut. 3. Bagi Jurusan Kepada Jurusan Keperawatan Gigi hendaknya lebih menambahkan sumber referensi diperpustakaan guna mempermudah dan memperlancar dalam pembuatan karya tulis ilmiah mendatang. DAFTAR PUSTAKA Djuita, drg. Indah., 1992. Specifik Protection. Jakarta: SPRG. Kusumawardani, Endah. 2011. Buruknya Kesehatan Gigi Dan Mulut. Yogyakarta: Siklus. Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. . 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ocw.usu.ac.id/course/...iii.../pt_341_slide_ bab_7_-_control_plak.pdf ( 20 februari 2015). Pratiwi, drg. Dona. 2007. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari–Hari. Jakarta: Kompas. 2009. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari–Hari. Jakarta: Kompas. Putri, Megananda Hiranya; Herijulianti, Eliza; Nurjanah, Neneng. 2012. Ilmu Pencegahan Penyakit Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi.Jakarta: EGC. Riwidikdo, Handoko. 2010. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta. Pustaka Rihama. Sanjaya, Putra Danan Fredy, 2010, Perbedaan Status Kebersihan Mulut Pada Orang Yang Memakai Alat Ortodontik Cekat Dan Tidak Memakai Alat Ortodontik, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universita Sebelas Maret, Surakarta.
  • 15. Sinaga BA, 2012 (http://repository.usu.ac. id/bitstream/123456789/3455 9/4/ Chapter%20II.pdf, Maloklusi Cekat) (05/02/2015). Sukmawaty, W. 2010, Efektifitas Sikat Gigi Konvensional dan Sikat Gigi Khusus Orthodonti Terhadap Penurunan Indeks Plak Pemakai Fixed Orthodontic Pada Mahasiswa FKG USU, Skripsi, Universitas Sumatera utara, Medan. Tyas, Ning Prasetya Rahayu. 2012, Perbandingan Efektivitas Sikat Gigi Ortodontik Dengan Sikat Gigi Bulu ZigZag Terhadap Penurunan Indeks Plak Pada Pemakai Ortodontik Cekat, Skripsi, Program Pasca Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah, Yogyakarta. Winata, Arya Bayu I Made. 2014, Penggunaan Sikat Gigi Khusus Orthodonti lebih menurunkan akumulasi plak daripada sikat gigi konvensional pada pengguna alat Orthodonti Cekat pada mahasiwa FKG Universitas Mahasaraswati, Skripsi, Universitas Mahasaraswati, Denpasar.