Dokumen tersebut membahas tentang penentuan topik penelitian dan perumusan masalah penelitian. Terdapat beberapa poin penting yaitu cara menemukan masalah penelitian secara formal dan informal, unsur-unsur masalah yang dapat diteliti secara ilmiah, pendekatan dalam membuat latar belakang masalah, dan jenis-jenis perumusan masalah penelitian.
3. PENENTUAN TOPIK / MASALAH
Sesuatu yang menjadi sasaran
penelitian biasanya disebut masalah
penelitian, yang akan selanjutnya
diangkat menjadi judul penelitian,
Permasalahan dapat diidentifikasikan
sebagai kesenjangan antara fakta
dengan harapan, antara tren
perkembangan dengan keinginan
pengembangan, antara kenyataan
dengan ide
Tidak semua masalah layak diangkat
menjadi masalah penelitian
.
Penentuan
Topik
4. Unsur-Unsur Suatu Masalah Dapat Diteliti Secara Imiah
1. Masalah penelitian harus tampak dan dirasakan sebagai suatu
tantangan bagi peneliti untuk dipecahkan dengan
mempergunakan keahlian atau kemampuan profesionalnya
2. Masalah penelitian merupakan kondisi yang menunjukkan
kesenjangan (gap) antara peristiwa atau keadaan nyata (das
sain) dengan tolok ukur tertentu (das sollen) sebagai kondisi
ideal atau seharusnya bagi peristiwa atau keadaan tertentu
3. Masalah penelitian adalah keraguan yang timbul terhadap
suatu peristiwa atau keadaan tertentu berupa kesangsian
tentang tingkat kebenarannya suatu peristiwa atau keadaan
5. CARA-CARA FORMAL MENEMUKAN MASALAH
• Rekomendasi suatu riset. Bab terakhir suatu laporan
penelitian memuat kesimpulan dan saran yang umumnya
menunjukan kemungkinan penelitian lanjutan atau
penelitian lain berkaitan dengan kesimpulan yang
dihasilkan.
• Analogi adalah suatu cara penemuan permasalahan
dengan cara “mengambil” pengetahuan dari bidang ilmu
lain dan menerapkannya ke bidang yang diteliti. Dalam hal
ini, dipersyaratkan bahwa kedua bidang tersebut haruslah
sesuai dalam tiap hal-hal yang penting
6. CARA-CARA FORMAL MENEMUKAN MASALAH
• Renovasi. Cara renovasi dapat dipakai untuk mengganti
komponen yang tidak cocok lagi dari suatu teori
• Dialektik, dalam hal ini, berarti tandingan atau sanggahan.
• Ekstrapolasi adalah cara untuk menemukan permasalahan
dengan membuat tren (trend) suatu teori atau tren
permasalahan yang dihadapi.
• Morfologi adalah suatu cara untuk mengkaji kemungkinan-
kemungkinan kombinasi yang terkandung dalam suatu
permasalahan yang rumit, kompleks.
• Dekomposisi merupakan cara penjabaran (pemerincian)
suatu pemasalahan ke dalam komponen-komponennya.
• Agregasi merupakan kebalikan dari dekomposisi
7. CARA-CARA INFORMAL MENEMUKAN MASALAH
• Konjektur (naluriah). Seringkali permasalahan dapat
ditemukan secara konjektur (naluriah), tanpa dasar-
dasar yang jelas.
• Fenomenologi. Banyak permasalahan baru dapat
ditemukan berkaitan dengan fenomena (kejadian,
perkembangan) yang dapat diamati.
• Konsensus.
• Pengalaman. Tak perlu diragukan lagi, pengalaman
merupakan sumber bagi permasalahan
8. LATAR BELAKANG MASALAH
Berisi informasi sehubungan dengan timbulnya masalah
penelitian
Alasan mengapa masalah itu penting dan perlu diteliti.
Masalah harus didukung oleh faktor empiris (pemikiran
induktif) sehingga jelas, memang ada masalah yang perlu
diteliti.
Juga harus ditunjukkan letak masalah yang akan diteliti dalam
konteks teori (pemikiran deduktif) atau permasalahan
lebih luas, serta peranan penelitian tersebut dalam
pemecahan permasalahan yang lebih luas.
Latar Belakang
Masalah
10. PENDEKATAN DALAM MEMBUAT LATAR BELAKANG
1. Menguraikan adanya kesenjangan antara kondisi
obyektif dengan kondisi normatif/asumsi-asumsi
tertentu kondisi objektif dapat berupa data
sekunder yang ada, kondisi normatif dapat
berbentuk teori, nilai atau norma yang berlaku
umum
2. Menggambarkan perkembangan teori atau suatu
kondisi obyektif tanpa membandingkannya dengan
kondisi normatif menggambarkan karakteristik
suatu gejala secara rinci. Kondisi obyektif
digambarkan melalui 5W dan 1H
11. Apa yang sering
terjadi
Siapa yang
mengalaminya
Kapan terjadi masalahnya
Dimana
permasalahan itu
muncul secara
spesifik
mengapa gejala tersebut
dapat muncu
Bagaimana hubungan
dengan gejala lain
12. Contoh: Masalah Pemanfaatan Kartu Indonesia Sehat (KIS)
Pendekatan Pertama
• Gambaran tentang kondisi objektif masyarakat
miskin di lndonesia yang jumlahnya meningkat dan
adanya kesenjangan dalam pelayanan kesehatan
antara masyarakat miskin dan tidak.
• Hubungkan dengan norma atau aturan yang berlaku
umum, yaitu hak setiap warga negara memperoleh
pelayanan kesehatan serta kebijakan pemerintah di
bidang kesehatan
13. Pendekatan Kedua
• Gambarkan karakteristik suatu gejala secara lebih
rinci tanpa membandingkan dengan norma atau
aturan. Misalnya jumlah rakyat miskin yang semakin
meningkat serta pelayanan yang buruk dalam bidang
kesehatan (bisa dibandingkan dengan pelayanan
bidang lain). Tidak perlu membandingkannya dengan
hak-hak warga negara atau kebijakan pemerintah
terkait
• Karakteristik obyektif melalui 5W dan 1H (yang dapat
juga digunakan dalam pendekatan pertama)
14. PERUMUSAN MASALAH
• Perumusan permasalahan perlu ditulis secara
singkat, jelas, mudah dipahami, dan mudah
dipertahankan.
• Perumusan permasalahan berfungsi mengarahkan
fokus penelitian
• Menurut Castettle dan Heisler (1984), ada 5 macam
bentuk perumusan permasalahan, yaitu
Perumusan
Masalah
Bentuk Rumusan Permasalahan
15. KARAKTERISTIK RINCIAN PERMASALAHAN
1. Setiap rincian permasalahan haruslah merupakan
satuan yang dapat diteliti (a researchable unit ).
2. Setiap rincian terkait dengan interpretasi data.
3. Semua rincian permasalahan perlu terintegrasi
menjadi satu kesatuan permasalahan yang lebih
besar (sistemik).
4. Rincian yang penting saja yang diteliti (tidak perlu
semua rincian permasalahan diteliti)
5. Hindari rincian permasalahan yang solusinya tidak
realistik.
16. 1. Bentuk satu PERTANYAAN (question);
2. Bentuk satu PERTANYAAN UMUM disusul oleh
beberapa PERTANYAAN yang SPESIFIK;
3. Bentuk satu PERNYATAAN (statement) disusul oleh
beberapa PERTANYAAN(question).
4. Bentuk hipotesis; dan
5. Bentuk PERNYATAAN umum disusul oleh beberapa
hipotesis.
Bentuk Rumusan Permasalahan
17. CONTOH RUMUSAN PERMASALAHAN
• Tinjau kembali kasus Kartu Indonesia Sehat.
• Setelah dalam latar belakang diuraikan berbagai
permasalahan terkait keluhan pengguna KIS yang tidak
dapat memanfaatkan secara optimal, maka pada
bagian ini MUNGKIN akan diakhiri dengan pertanyaan:
Bagaimanakah pemanfaatan KIS dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi
penggunaannya di Faskes Pertama kota A tahun
2017?
Bagaimanakah pemanfaatan KIS dan faktor-
faktor apa saja yang mempengaruhi
penggunaannya?
18. • Bagaimanakah pemanfaatan KIS dan faktor-faktor apa
saja yang mempengaruhi penggunaannya?
• Maksud penelitian ini adalah menganalisis
pemanfaaatan KIS dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi penggunaannya di faskes pertama kota A
tahun 2017
- Bagaimanakah pemanfaatan KIS di faskes Pertama kota A
tahun 2017
- Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi penggunaannya
di faskes Pertama kota A tahun 2017?
• Hipotesis
- Pemanfaatan KIS di faskes Pertama kota A tahun 2017 belum
optimal
19. “. . . . . . . . . dengan penelitian ini ingin
diketahui faktor– faktor apa yang dapat
mempengaruhi perilaku ibu–ibu dalam
membeli produk X”.
“. . . . . . . permasalahan sebagai berikut:
Apakah kepemimpinan mempunyai pengaruh
langsung terhadap kinerja perusahaan, dan
apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap
kinerja perusahaan?”
CONTOH LAIN RUMUSAN PERMASALAHAN