3. Kewajiban Perusahaan
• Kewajiban untuk tidak mempraktekkan
diskriminasi.
• Kewajiban untuk menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja.
• Kewajiban untuk memberi imbalan kerja yang
pantas.
• Kewajiban untuk tidak memberhentikan
karyawan dengan semena-mena.
4. Diskriminasi di Indonesia
• Diskriminasi karena status asli atau tidak asli
• Diskriminasi karena pribumi atau non-pribumi
• Diskriminasi karena agama
• Diskriminasi karena jenis kelamin
5. Diskriminasi dalam Konteks Perusahaan
• Membedakan antara pelbagai karyawan
karena alasan tidak relevan yang berakar
dalam prasangka.
• Beberapa karyawan diperlakukan dengan cara
berbeda karena alasan yang tidak relevan,
seperti pandangan stereotip terhadap ras,
agama, atau jenis kelamin.
.
6. Diskriminasi dalam Konteks Perusahaan
• Perusahaan tidak menerima karyawan kulit hitam
karena beranggapan bahwa orangg hitam malas
bekerja.
• Perusahaan tidak memberi promosi kepada
karyawan tertentu yang beragama X karena
berasumsi bahwa pemeluk agama X tidak dapat
dipercaya.
• Perusahaan menolak menerima wanita sebagai
manajer operasional karena menilai bahwa
wanita lebih sulit untuk di rotasi karena harus
mengikuti suami & merawat anak.
7. Argumentasi Etika Melawan Diskriminasi
Argumen Utilitarianisme.
1) Diskriminasi merugikan perusahaan itu
sendiri.
2) Diskriminasi merugikan masyarakat karena
tercipta suasana yang tidak sehat dan tidak
kondusif dalam masyarakat.
8. Argumentasi Etika Melawan Diskriminasi
Argumen Deontologi
1) Diskriminasi melecehkan martabat dari orang
yang didiskriminasi.
2) Tidak menghormati martabat manusia
merupakan suatu pelanggaran etika yang
berat.
9. Argumentasi Etika Melawan Diskriminasi
Argumen Teori Keadilan
1) Keadilan distributif menuntut perusahaan
untuk memperlakukan karyawan dengan cara
yang sama, selama tidak ada alasan khusus
untuk memperlakukan mereka dengan cara
berbeda.
2) Semua karyawan harus diberi peluang yang
sama secara fair.
10. Favoritisme
• Kecenderungan untuk mengistimewakan orang
tertentu (sanak saudara) dalam menyeleksi
karyawan, menyediakan promosi, bonus, dan
fasilitas khusus.
• Tidak terjadi karena prasangka buruk, tetapi lebih
pada preferensi.
• Perusahaan kecil; favoritisme tidak bisa dianggap
kurang etis.
• Perusahaan besar; favoritisme menjadi kurang
etis karena mengakibatkan diskriminasi terhadap
orang lain yang berbeda SARA.
12. Diskriminasi Terbalik
Jika lowongan posisi manajer tersedia 10 calon
yang memenuhi persyaratan dengan cara yang
sama (umur, pendidikan, pengalaman kerja)
tetapi hanya satu calon wanita, sedangkan 9
calon lainnya pria, maka posisi manajer itu harus
diberikan kepada satu calon wanita tersebut
karena mereka dulu didiskriminasi
13. Aksi Afirmatif
Menyusun program jangka panjang
1) Perusahaan menentukan bahwa dalam jangka
waktu 10 tahun jumlah karyawan wanita harus
sampai 40%, sedangkan pada saat ini karyawan
wanita hanya sekitar 5%. Seluruh proses
perekrutan karyawan harus disesuaikan dengan
kebijakan tersebut.
2) Perusahaan menyelenggarakan training untuk
calon karyawan wanita, dan mereka yang lulus
langsung dipekerjakan dalam perusahaan.
14. Aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja
• Keselamatan kerja terwujud jika tempat kerja
aman; bebas dari risiko terjadinya kecelakaan
yang mengakibatkan pekerja cedera atau
meninggal.
• Kesehatan kerja terwujud jika tempat kerja
dalam kondisi sehat; bebas dari risiko
terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit
sebagai akibat kondisi kurang baik di tempat
kerja.
15. Aspek Keselamatan & Kesehatan Kerja
Keselamatan Kerja
• Terjadi secara mendadak.
• Langsung mengakibatkan
kerugian bagi perusahaan.
• Perusahaan lebih
bertanggung jawab.
Kesehatan Kerja
• Penyakit baru tampak
setelah pekerja bekerja
cukup lama.
• Tanggung jawab
perusahaan tidak selalu
jelas.
16. Pertimbangan Etika
1) Setiap pekerja berhak atas kondisi kerja yang
aman & sehat, hak untuk tidak dirugikan, dan
hak untuk hidup. Kondisi kerja yang berbahaya
bisa mengancam jiwa para pekerja.
2) Jika keselamatan & kesehatan kerja
dibahayakan, maka perusahaan telah
memperbudak karyawannya. Karyawan
dikorbankan demi tercapainya tujuan
perusahaan yaitu keuntungan ekonomis.
17. Pertimbangan Etika
3) Tempat kerja yang aman & sehat paling
menguntungkan masyarakat sendiri,
khususnya bagi ekonomi negara. Masyarakat
dan ekonomi negara akan mengalami
kerugian besar jika proses produksi tidak
berlangsung dalam kondisi aman dan sehat.
18. Argumen Penolakan Perusahaan
1) Kematian atau kerugian pekerja tidak secara
langsung disebabkan oleh tindakan
perusahaan.
2) Pekerja menerima risiko kerja dengan
sukarela.
19. Argumen 1
• Kecelakaan kerja pada umumnya disebabkan
oleh banyak faktor sekaligus, termasuk juga
perbuatan para pekerja itu sendiri.
• Kemungkinan terjadinya kerugian untuk
pekerja kadang-kadang tidak bisa dihindarkan;
pekerja tentu membatasi risiko untuk
kesehatan sampai tingkat minimum yang
dapat diterima , tetapi semua risiko tidak bisa
dihindarkan
20. Argumen 2
• Pekerja tidak dipaksakan, tetapi dengan
sukarela menerima risiko.
• Pekerjaan berisiko tinggi diberi imbalan lebih
baik & imbalan inilah yang menarik orang
untuk bersedia menerima risiko tinggi dalam
bekerja.
21. Syarat Pekerja Bebas Menerima Risiko
1) Harus tersedia pekerjaan alternatif supaya
pekerja dapat memilih pekerjaan lain tanpa
risiko khusus, walaupun barangkali dengan
pembayaran lebih rendah. Jika pilihannya
adalah pekerjaan berisiko tinggi atau
menganggur, maka itu bukan pilihan bebas.
22. Syarat Pekerja Bebas Menerima Risiko
2) Pekerja harus diberi informasi tentang risiko
yang berkaitan dengan pekerjaannya.
Informasi tersebut harus diberikan sebelum
pekerja mulai bekerja.
Masalah: apakah perusahaan wajib memberi
informasi mengenai risiko jika risiko yang
akan terjadi masih bersifat dugaan?
23. Syarat Pekerja Bebas Menerima Risiko
3) Perusahaan harus melaksanakan semua
peraturan keamanan yang ditetapkan oleh
pemerintah atau instansi berwenang lainnya
untuk meminimalkan risiko. Jika hal itu
belum cukup, perusahaan bisa membuat
peraturan khusus (topi & baju pelindung
khusus) dan senantiasa mengawasi
pelaksanaannya.
24. Masalah 1
Apakah boleh menolak perintah atasan untuk
melakukan tugas-tugas yang berbahaya?
Pertimbangkan apakah suatu perintah masih
dalam batas kewajaran atau tidak.
Pertimbangkan apakah suatu perintah
memiliki risiko besar seperti cedera serius
atau kematian.
25. Masalah 2
• Kerugian kesehatan akibat kondisi kerja tidak
dialami oleh si pekerja bagi dirinya sendiri,
melainkan bagi keturunannya.
• Apakah perusahaan harus memikul tanggung
jawab tersebut?
• Pekerja harus mengambil keputusan sendiri:
kesejahteraan ekonomis & risiko bagi
keturunan.
26. Gaji yang Adil: Liberalistis
• Upah atau gaji dianggap adil jika merupakan
imbalan untuk prestasi.
• Sudut pandang perusahaan atau majikan
• Pertimbangan utama untuk menentukan
besarnya gaji yaitu prestasi pekerja.
• Pekerja berprestasi tinggi diberi gaji besar;
pekerja berprestasi rendah diberi gaji setimpal.
• Laba perusahaan adalah milik pemilik perusahaan
27. Gaji yang Adil: Sosialistis
• Sudut pandang pekerja.
• Gaji yang adil yaitu gaji yang sesuai dengan
kebutuhan pekerja beserta keluarga.
• Pekerja berhak mengambil bagian dalam laba
perusahaan.
• Jika tidak, eksploitasi terhadap pekerja
28. Gaji yang Adil:
Thomas Garett & Richard Klonosky
• Sesuai dengan peraturan hukum yang berlaku.
• Upah yang lazim dalam sektor industri tertentu
atau daerah tertentu.
• Sesuai dengan kemampuan perusahaan.
• Sifat khusus pekerjaan tertentu
• Kira-kira sama untuk pekerjaan sejenis padda
perusahaan lain.
• Didasarkan pada perundingan langsung antara
perusahaan dan pekerja/karyawan.
29. Senioritas & Gaji: Pro
• Orang yang bekerja lebih lama pada suatu
perusahaan atau instansi mendapat gaji lebih
tinggi.
• Penghargaan bagi kesetiaan karyawan
terhadap perusahaan atau profesinya.
• Karyawan senior memiliki pengalaman lebih
banyak sehingga mereka merupakan tenaga
kerja yang berharga
30. Senioritas & Gaji : Kontra
• Orang muda memiliki tingkat pendidikan yang
lebih baik.
• Orang muda lebih up to date informasi.
• Orang muda lebih dinamis, wawasannya lebih
inovatif & segar.
31. Imbalan Rahasia: Etis?
• Pemberian bonus/insentif/kenaikan gaji yang
dirahasiakan terhadap teman-teman sekerja.
• Fleksibel tapi diragukan efektivitasnya.
• Tujuan motivasional sulit tercapai.
• Tidak fair jika orang tidak diberitahukan
dengan jelas tentang kemungkinan dan
kriteria untuk mendapat kenaikan gaji/bonus.
• Merusak suasana kerja; saling curiga antar
karyawan
32. Syarat Pemberhentian Karyawan
• Majikan hanya boleh memberhentikan
karyawan karena alasan yang tepat.
• Majikah harus berpegang pada prosedur yang
semestinya.
• Majikan harus membatasi akibat negatif bagi
karyawan sampai seminimal mungkin.
33. Prosedur Pemberhentian yang Fair
• Tuduhan terhadap karyawan harus dirumuskan dengan
jelas dan didukung oleh pembuktian yang meyakinkan.
• Karyawan harus diberi kesempatan untuk bertatap
muka dengan orang yang menuduhnya, untuk
membantah tuduhan dan memperlihatkan bahwa
pembuktiannya tidak tahan uji, kalau ia memang tidak
bersalah.
• Harus tersedia kemungkinan untuk naik banding dalam
salah satu bentuk sehingga keputusan terakhir diambil
oleh orang atau instansi yang tidak secara langsung
berhubungan dengan karyawan bersangkutan.