2. A. PENGERTIAN PLATYHELMINTHES
Platyhelminthes dalam
B.Yunani artinya Cacing Pipih.
Cacing Pipih adalah filum dalam
kerajaan Animalia (hewan).
Filum ini mencakup
semua Cacing pipih kecuali
Nemertea, yang dulu
merupakan salah satu kelas
pada Platyhelminthes yang
telah dipisahkan.
3. B. CIRI CIRI PLATYHELMINTHES
1. Memiliki tubuh yang pipih, simetris,
dan tidak bersegmen.
2. Mempunyai satu lubang mulut tanpa
dubur.
3. Hidup sebagai parasit, mempunyai alat
hisap akan tetapi juga ada yang hidup
bebas.
4. Reproduksi generatif dengan
perkawinan silang, secara vegetatif
dengan membelah diri (fragmentasi).
5. Hidup di air tawar/laut, tempat
lembab, atau di dalam tubuh hewan lain.
6. Sangat sensitif terhadap cahaya.
4. C. KLASIFIKASI PLATYHELMINTHES
1. Memiliki tubuh yang pipih, simetris, dan tidak
bersegmen.
2. Mempunyai satu lubang mulut tanpa dubur.
3. Hidup sebagai parasit, mempunyai alat hisap akan
tetapi juga ada yang hidup bebas.
4. Reproduksi generatif dengan perkawinan silang,
secara vegetatif dengan membelah diri (fragmentasi).
5. Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di
dalam tubuh hewan lain.
6. Sangat sensitif terhadap cahaya.
5.
6. D. Struktur dan Fungsi Tubuh Platyhelmintes
Platyhelmintes (cacing pipih) adalah cacing
yang tergolong triplobalstik aselomata karena
memiliki 3 lapisan embrional yang terdiri dari
ektoderma, endoderma, dan mesoderma.
Platyhelmintes (cacing pipih) memiliki struktur
dan fungsi tubuh yang berbeda dengan cacing
golongan lainnya antara lain :
7. 1. Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan Platyhelmintes adalah
gastrovaskuler, dimana peredaran makanan
tidak melalui darah tetapi oleh usus. Sistem
pencernaan Platyhelmintes dimulai dari
mulut, faring, dan ke kerongkongan. Pada
bagian belakang kerongkongan terdapat usus
yang bercabang ke seluruh tubuh. Sehingga
usus tidak hanya mencerna makanan tapi
usus juga mengedarkan makanan ke seluruh
tubuh.
8. 2. Sistem Syaraf
Ada beberapa sistem syaraf salah satunya adalah
sistem syaraf tanggali.Sistem syaraf ini yang paling
sederhana,pada sistem tersebut, pusat susunan saraf
disebut dengan ganglion otak terdapat pada bagian kepala
dan jumlah sepasang. Dari kedua ganglion otak tersebut
keluar tali saraf sisi yang memanjang di bagian kiri dan
kanan tubuh yang dihubungkan dengna serabut saraf
melintang.
Pada cacing pipih yang lebih tinggi tingkatannya, sistem
saraf dapat tersusun dari sel saraf (neuron) yang dibedakan
menjadi sel saraf sensori (sel pembawa sinyal dari indera
ke otak), sel saraf motori (sel pembawa dari otak ke
efektor, dan sel asosiasi (perantara).
9. 3. Indera
Dari beberapa jenis Platyhelmintes sistem
penginderaan berupa oseli, yaitu bintik mata yang
mengandung pigmen peka terhadap cahaya. Bintik mata
tersebut biasanya berjumlah sepasang dan terdapat di
bagian anterior (kepala). Seluruh cacing pipih memiliki
indra meraba dan sel kemoresptor di seluruh tubuhnya.
Beberapa spesies juga memiliki indra tambahan berupa
aurikula (telinga), statosista (pengatur keseimbangan), dan
reoreseptor (organ untuk mengetahui arah aliran sungai).
Pada umumnya Platyhelmintes memiliki sistem
osmoregulasi (protonefridia). Sistem ini terdiri dari saluran
pengeluaran cairan (protonefridiofor) yang berjumlah
sepasang atau lebih. Sedangkan, sisa metabolisme
tubuhnya dikeluarkan secara difusi melalui dinding sel.
10. 4. Reproduksi
Walaupun Platyhelmintes merupakan
hewan hemafrodit, beberapa cacing tidak bisa
melakukan perkawinan secara individu.
Reproduksi dilakukan secara aseksual dan
seksual. Reproduksi seksual adalah dengan
menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum terjadi di
dalam tubuh. Fertilisasi dapat dilakukan sendiri
atau dengan pasangan lain.
11. E. Peranan Platyhelmintes
Umumnya Platyhelmintes merupakan cacing yang
merugikan karena bersifat parasi pada manusia dan hewan,
namun terdapat spesies Platyhelmintes (cacing pipih) yang
tidak merugikan manusia atau hewan yaitu Planaria. Planaria
memiliki peranan yang dimanfaatkan sebagai makanan ikan.
Platyhelmintes (cacing pipih) lebih banyak memberikan
dampak kerugian bagi manusia dan hewan, karena cacing
tersebut parasit dalat hewan, ketika manusia
mengkonsumsinya, dampaknya dapat merugikan manusia
karena terinfeksi cacing yang dapat menyebakan masalah-
masalah bagi kesehatan manusia.
12. F. Usaha-Usaha Mencegah Platyhelmintes
Platyhelmintes merupakan cacing yang
umumnya merugikan manusia dan hewan,
sehingga diperlukan usaha yang dapat berupaya
mencegah masuknya atau terinfeksi
Platyhelmintes (cacing pipih) antara lain :
a. Memutuskan daur hidupnya
b. Menghidari infeksi dari larva cacing
c. Tidak membuang tinja sembarangan dan
membuat tinja secara teratur (sesuai dengan
syarat-syarat hidup sehat)
d. Tidak memakan daging mentah atau setengah
matang (masak daging sampai matang).