SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
BIMA PUTR ADITIYA (03)
NADIRA RIFKI A M (16)
A. Pengertian Platyhelminthes
Platyhelminthes dalam bahasa Yunani artinya Cacing Pipih. Cacing
Pipih adalah filum dalam kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup
semua Cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas
pada Platyhelminthes yang telah dipisahkan.
Platyhelminthes
Platyhelminthes merupakan filum ketiga dari kingdom Animalia setelah
Porifera dan Coelenterata. Platyhelminthes merupakan hewan triploblastik
dan bisa hidup sebagai parasit. Hewan Triploblastik adalah hewan (dari
kingdom Animalia) yang mempunyai 3 lapisan tubuh.
B. Ciri-Ciri Platyhelminthes
Ciri-ciri Platyhelminthes:
Memiliki tubuh yang pipih, simetris, dan tidak
bersegmen.
Mempunyai satu lubang mulut tanpa dubur.
Hidup sebagai parasit, mempunyai alat hisap akan
tetapi juga ada yang hidup bebas.
Reproduksi generatif dengan perkawinan silang,
secara vegetatif dengan membelah diri
(fragmentasi).
Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di
dalam tubuh hewan lain.
Sangat sensitif terhadap cahaya.
C. Struktur dan Fungsi Tubuh Platyhelminthes
 Alat Pencernaan
Gastrovakuler adalah sistem pencernaan pada Cacing Pipih atau
Platyhelminthes. Peredaran makanan pada sistem pencernaan Cacing Pipih
melalui usus, yang dimulai dari mulut, faring, dan kerongkongan. Di belakang
kerongkongan terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh, yang berarti
makanan disebarkan keseluruh tubuh.
Gas Oksigen dan karbondioksida dikeluarkan melalui proses difusi.
Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah dan rongga tubuh(selom)
sehingga disebut hewan aselomata
 Indera
Beberapa Cacing pipih memunyai oseli di kepala. Oseli adalah bintik
mata yang mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya. Cacing
pipih memiliki indra peraba dan sel kemoresptor. Beberapa jenis lainnya
juga memiliki indra tambahan seperti aurikula(telinga), statosista
(pengatur keseimbangan), dan reoreseptor (berfungsi untuk mengetahui
arah aliran sungai).
 3. Reproduksi
Walaupun cacing pipih merupakan hewan hemafrodit, beberapa
cacing pipih tidak bisa melakukan perkawinan secara individu.
Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.
Reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum
terjadi di dalam tubuh. Fertilisasi bisa dilakukan sendiri atau dengan
pasangan lain.
Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan membelah diri
(fragmentasi).
D. KLASIFIKASI Platyhelminthes
 Turbellaria (cacing berambut getar)
Hampir semua Turbellaria hidup bebas di alam. Sebagian besar hidup di dasar laut,
pasir, lumpur, atau di bawah batu karang. Ada pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang,
serta bersimbiosis komensalisme di rongga mantel Mollusca dan di insang Crustaceae.
Beberapa jenis Turbellaria hidup parasit di dalam usus Mollusca dan rongga tubuh
Echinodermata. Planaria atau Dugesia banyak hidup di kolam dan perairan air tawar yang
belum terpolusi. Planaria hidup sebagai karnivor dengan memakan hewan-hewan yang
berukuran lebih kecil atau hewan yang sudah mati. Salah satu jenis Turbellaria,
Pseudophaenocora dapat hidup di perairan dengan kadar oksigen yang rendah.
Pseudophaenocora banyak ditemukan di daerah beriklim tropis.
 Monogenea
Monogenea hidup ektoparasit pada ikan air laut, ikan air tawar, amfibi,
dan reptilia. Cacing ini memakan lendir dan sel-sel permukaan tubuh
inang. Cacing dewasa berukuran 0,2 – 0,5 mm. Pada umumnya,
monogenea bersifat hermafrodit dan mengalami pembuahan sendiri.
Cacing ini memiliki alat penempel pada bagian anterior yang disebut
prohaptor dan opistaptor di bagian posterior. Opistaptor dilengkapi
dengan duri, kait, jangkar, atau alat pengisap, dan biasanya lebih sering
digunakan untuk menempel pada tubuh inang. Contohnya Gyrodactylus
salaris.
 Trematoda (cacing isap)
Trematoda disebut juga flukes. Mereka memiliki tubuh berbentuk lonjong hingga panjang
yang dilapisi kutikula. Cacing dewasa berukuran 0,2 mm – 6 cm. Trematoda hidup endoparasit
pada ikan, amfibi, reptilia, burung, mamalia, termasuk juga manusia. Namun ada pula yang
ektoparasit. Pada daur hidupnya, cacing ini memiliki inang utama sebagai tempat hidup saat
dewasa dan inang perantara sebagai tempat hidup saat stadium larva. Trematoda memiliki satu
atau dua alat pengisap untuk menempel pada tubuh inang. Cacing ini memakan serpihan sel,
lendir, dan darah inang. Contohnya cacing hati pada hewan ternak herbivor (Fasciola hepatica),
cacing hati pada manusia (Clonorchis sinensis), dan blood flukes (Schistosoma japonicum,
Schistosoma mansoni).
Fasciola hepatica memiliki inang perantara siput air tawar (Radix auricularia, sinonim
Lymnaea auricularis rubiginosa). Pada saat dewasa menjadi parasit di hati hewan ternak, dan bisa
hidup di hati manusia.
 Cestoda (cacing pita)
Cacing pita hidup parasit di usus vertebrata, misalnya manusia, sapi, anjing, babi, ayam, dan ikan.
Tubuh cacing pita ditutupi oleh kutikula, tidak memiliki mulut dan alat pencernaan, serta tidak memiliki alat indra.
Tubuh cacing dewasa terdiri atas kepala (skoleks), leher pendek (strobilus), dan proglotid. Skoleks dilengkapi
alat pengisap (sucker) dan alat kait (rostellum) untuk melekat pada organ tubuh inang. Leher merupakan daerah
pertunasan, dengan cara strobilasi menghasilkan strobilus berupa serangkaian proglotid dengan jumlah mencapai
1.000 buah. Proglotid yang paling dekat dengan leher merupakan proglotid termuda. Semakin jauh dengan leher,
proglotid semakin berukuran besar dan dewasa. Setiap proglotid memiliki alat kelamin jantan maupun betina.
Pembuahan dapat terjadi dalam satu proglotid, serta antar proglotid dari individu yang sama maupun yang
berbeda. Telur yang sudah dibuahi akan memenuhi uterus yang bercabang cabang, sedangkan organ lainnya
berdegenerasi. Proglotid yang mengandung telur akan terlepas bersama tinja.
Daur hidup cacing pita membutuhkan satu atau dua inang perantara. Contohnya Taenia solium yang
hidup parasit pada manusia dan hewan karnivor, dengan inang perantara babi. Dibothriocephalus latus memiliki
inang utama manusia dan hewan karnivor, sedangkan inang perantaranya ikan. Taenia saginata merupakan
parasit di usus manusia dengan inang perantara sapi. Skoleksnya tidak memiliki alat kait sehingga mudah
diberantas. Echinococcus granulosus parasit di usus anjing dan Choanotaenia infundibulum parasit di usus ayam.
E. Peranan atau Fungsi Platyhelminthes
a. Memutuskan aur hidupnya.
b. Menghindari infeksi dari larva cacing
c. Tidak membuang tinja sembarangna ( sesuai
dengan syarat-syarat hidup sehat )
d. Tidak memakan daging mentah atau sengah
matang ( masak dagiing sampai matang ).

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunAulliya silfiana
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaWayan Permadi
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyanadewisetiyana52
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirFransiska Puteri
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungSelly Noviyanty Yunus
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 

What's hot (20)

Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
metamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daunmetamorfosis akar, batang. daun
metamorfosis akar, batang. daun
 
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi SetiyanaLaporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
Laporan Praktikum Non-Embedding Citrus sp_Dewi Setiyana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel KhamirITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
ITP UNS SEMESTER 2 Mikum acara 5 Pengecatan Sederhana Sel Khamir
 
Laporan praktikum media
Laporan praktikum mediaLaporan praktikum media
Laporan praktikum media
 
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi TrikomataLaporan Praktikum Biologi Trikomata
Laporan Praktikum Biologi Trikomata
 
Cephalopoda
CephalopodaCephalopoda
Cephalopoda
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi BurungLaporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
Laporan Praktikum 6 Identifikasi Burung
 
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi TumbuhanSejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
Sejarah dan Perkembangan Taksonomi Tumbuhan
 
Protozoa volvox globator
Protozoa  volvox globatorProtozoa  volvox globator
Protozoa volvox globator
 
Botani 4 Batang
Botani 4 BatangBotani 4 Batang
Botani 4 Batang
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan MediumLaporan Mikrobiologi -  Teknik Pembuatan Medium
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan Medium
 
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 5 bunga tunggal (morfologi tumbuhan)
 
Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
Ppt sitoskeleton
Ppt sitoskeletonPpt sitoskeleton
Ppt sitoskeleton
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 

Similar to Phlum platyhelminthes

document (5).pptx
document (5).pptxdocument (5).pptx
document (5).pptxDikaSetia1
 
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfcacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfAgathaHaselvin
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologiSMA N 90 JKT
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaWarnet Raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaWarnet Raha
 
Pengertian invertebrata
Pengertian invertebrataPengertian invertebrata
Pengertian invertebratariski kurniady
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelidaKurnia Wati
 
Animalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas XAnimalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas Xfadillahsalsa
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA PlatyhelmintesBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA PlatyhelmintesFauzan Ardana
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Kurnia Wati
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesImawaty Yulia
 

Similar to Phlum platyhelminthes (20)

Platyhelminthes
PlatyhelminthesPlatyhelminthes
Platyhelminthes
 
plantyhelminthes X
 plantyhelminthes X plantyhelminthes X
plantyhelminthes X
 
document (5).pptx
document (5).pptxdocument (5).pptx
document (5).pptx
 
Cacing.h
Cacing.hCacing.h
Cacing.h
 
Platymelminthes
PlatymelminthesPlatymelminthes
Platymelminthes
 
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdfcacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
cacingvermesbiologi-150217115831-conversion-gate01.pdf
 
Cacing(vermes) biologi
Cacing(vermes)  biologiCacing(vermes)  biologi
Cacing(vermes) biologi
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Platymelminthes
PlatymelminthesPlatymelminthes
Platymelminthes
 
Pengertian invertebrata
Pengertian invertebrataPengertian invertebrata
Pengertian invertebrata
 
Biologi annelida
Biologi annelidaBiologi annelida
Biologi annelida
 
Makalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 rahaMakalah filum sma negeri 1 raha
Makalah filum sma negeri 1 raha
 
Kelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewanKelompok 3 hewan
Kelompok 3 hewan
 
Animalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas XAnimalia(Arthropoda) Kelas X
Animalia(Arthropoda) Kelas X
 
Protozoa
ProtozoaProtozoa
Protozoa
 
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA PlatyhelmintesBIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes
BIOLOGI SMA KELAS 10 ANIMALIA Platyhelmintes
 
Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )Platyhelminthes2 )
Platyhelminthes2 )
 
Power Point Platyhelminthes
Power Point PlatyhelminthesPower Point Platyhelminthes
Power Point Platyhelminthes
 

Recently uploaded

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

Phlum platyhelminthes

  • 1. BIMA PUTR ADITIYA (03) NADIRA RIFKI A M (16)
  • 2. A. Pengertian Platyhelminthes Platyhelminthes dalam bahasa Yunani artinya Cacing Pipih. Cacing Pipih adalah filum dalam kerajaan Animalia (hewan). Filum ini mencakup semua Cacing pipih kecuali Nemertea, yang dulu merupakan salah satu kelas pada Platyhelminthes yang telah dipisahkan. Platyhelminthes Platyhelminthes merupakan filum ketiga dari kingdom Animalia setelah Porifera dan Coelenterata. Platyhelminthes merupakan hewan triploblastik dan bisa hidup sebagai parasit. Hewan Triploblastik adalah hewan (dari kingdom Animalia) yang mempunyai 3 lapisan tubuh.
  • 3. B. Ciri-Ciri Platyhelminthes Ciri-ciri Platyhelminthes: Memiliki tubuh yang pipih, simetris, dan tidak bersegmen. Mempunyai satu lubang mulut tanpa dubur. Hidup sebagai parasit, mempunyai alat hisap akan tetapi juga ada yang hidup bebas. Reproduksi generatif dengan perkawinan silang, secara vegetatif dengan membelah diri (fragmentasi). Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain. Sangat sensitif terhadap cahaya.
  • 4. C. Struktur dan Fungsi Tubuh Platyhelminthes  Alat Pencernaan Gastrovakuler adalah sistem pencernaan pada Cacing Pipih atau Platyhelminthes. Peredaran makanan pada sistem pencernaan Cacing Pipih melalui usus, yang dimulai dari mulut, faring, dan kerongkongan. Di belakang kerongkongan terdapat usus yang memiliki cabang ke seluruh tubuh, yang berarti makanan disebarkan keseluruh tubuh. Gas Oksigen dan karbondioksida dikeluarkan melalui proses difusi. Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah dan rongga tubuh(selom) sehingga disebut hewan aselomata
  • 5.  Indera Beberapa Cacing pipih memunyai oseli di kepala. Oseli adalah bintik mata yang mengandung pigmen yang peka terhadap cahaya. Cacing pipih memiliki indra peraba dan sel kemoresptor. Beberapa jenis lainnya juga memiliki indra tambahan seperti aurikula(telinga), statosista (pengatur keseimbangan), dan reoreseptor (berfungsi untuk mengetahui arah aliran sungai).
  • 6.  3. Reproduksi Walaupun cacing pipih merupakan hewan hemafrodit, beberapa cacing pipih tidak bisa melakukan perkawinan secara individu. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual. Reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum terjadi di dalam tubuh. Fertilisasi bisa dilakukan sendiri atau dengan pasangan lain. Sedangkan reproduksi aseksual dilakukan dengan membelah diri (fragmentasi).
  • 7. D. KLASIFIKASI Platyhelminthes  Turbellaria (cacing berambut getar) Hampir semua Turbellaria hidup bebas di alam. Sebagian besar hidup di dasar laut, pasir, lumpur, atau di bawah batu karang. Ada pula yang hidup bersimbiosis dengan ganggang, serta bersimbiosis komensalisme di rongga mantel Mollusca dan di insang Crustaceae. Beberapa jenis Turbellaria hidup parasit di dalam usus Mollusca dan rongga tubuh Echinodermata. Planaria atau Dugesia banyak hidup di kolam dan perairan air tawar yang belum terpolusi. Planaria hidup sebagai karnivor dengan memakan hewan-hewan yang berukuran lebih kecil atau hewan yang sudah mati. Salah satu jenis Turbellaria, Pseudophaenocora dapat hidup di perairan dengan kadar oksigen yang rendah. Pseudophaenocora banyak ditemukan di daerah beriklim tropis.
  • 8.  Monogenea Monogenea hidup ektoparasit pada ikan air laut, ikan air tawar, amfibi, dan reptilia. Cacing ini memakan lendir dan sel-sel permukaan tubuh inang. Cacing dewasa berukuran 0,2 – 0,5 mm. Pada umumnya, monogenea bersifat hermafrodit dan mengalami pembuahan sendiri. Cacing ini memiliki alat penempel pada bagian anterior yang disebut prohaptor dan opistaptor di bagian posterior. Opistaptor dilengkapi dengan duri, kait, jangkar, atau alat pengisap, dan biasanya lebih sering digunakan untuk menempel pada tubuh inang. Contohnya Gyrodactylus salaris.
  • 9.  Trematoda (cacing isap) Trematoda disebut juga flukes. Mereka memiliki tubuh berbentuk lonjong hingga panjang yang dilapisi kutikula. Cacing dewasa berukuran 0,2 mm – 6 cm. Trematoda hidup endoparasit pada ikan, amfibi, reptilia, burung, mamalia, termasuk juga manusia. Namun ada pula yang ektoparasit. Pada daur hidupnya, cacing ini memiliki inang utama sebagai tempat hidup saat dewasa dan inang perantara sebagai tempat hidup saat stadium larva. Trematoda memiliki satu atau dua alat pengisap untuk menempel pada tubuh inang. Cacing ini memakan serpihan sel, lendir, dan darah inang. Contohnya cacing hati pada hewan ternak herbivor (Fasciola hepatica), cacing hati pada manusia (Clonorchis sinensis), dan blood flukes (Schistosoma japonicum, Schistosoma mansoni). Fasciola hepatica memiliki inang perantara siput air tawar (Radix auricularia, sinonim Lymnaea auricularis rubiginosa). Pada saat dewasa menjadi parasit di hati hewan ternak, dan bisa hidup di hati manusia.
  • 10.  Cestoda (cacing pita) Cacing pita hidup parasit di usus vertebrata, misalnya manusia, sapi, anjing, babi, ayam, dan ikan. Tubuh cacing pita ditutupi oleh kutikula, tidak memiliki mulut dan alat pencernaan, serta tidak memiliki alat indra. Tubuh cacing dewasa terdiri atas kepala (skoleks), leher pendek (strobilus), dan proglotid. Skoleks dilengkapi alat pengisap (sucker) dan alat kait (rostellum) untuk melekat pada organ tubuh inang. Leher merupakan daerah pertunasan, dengan cara strobilasi menghasilkan strobilus berupa serangkaian proglotid dengan jumlah mencapai 1.000 buah. Proglotid yang paling dekat dengan leher merupakan proglotid termuda. Semakin jauh dengan leher, proglotid semakin berukuran besar dan dewasa. Setiap proglotid memiliki alat kelamin jantan maupun betina. Pembuahan dapat terjadi dalam satu proglotid, serta antar proglotid dari individu yang sama maupun yang berbeda. Telur yang sudah dibuahi akan memenuhi uterus yang bercabang cabang, sedangkan organ lainnya berdegenerasi. Proglotid yang mengandung telur akan terlepas bersama tinja. Daur hidup cacing pita membutuhkan satu atau dua inang perantara. Contohnya Taenia solium yang hidup parasit pada manusia dan hewan karnivor, dengan inang perantara babi. Dibothriocephalus latus memiliki inang utama manusia dan hewan karnivor, sedangkan inang perantaranya ikan. Taenia saginata merupakan parasit di usus manusia dengan inang perantara sapi. Skoleksnya tidak memiliki alat kait sehingga mudah diberantas. Echinococcus granulosus parasit di usus anjing dan Choanotaenia infundibulum parasit di usus ayam.
  • 11. E. Peranan atau Fungsi Platyhelminthes a. Memutuskan aur hidupnya. b. Menghindari infeksi dari larva cacing c. Tidak membuang tinja sembarangna ( sesuai dengan syarat-syarat hidup sehat ) d. Tidak memakan daging mentah atau sengah matang ( masak dagiing sampai matang ).