Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai tiga filum utama dalam platyhelminthes yaitu turbellaria, trematoda, dan cestoda. Mencakup ciri-ciri umum dan contohnya, serta siklus hidup beberapa jenis parasit tertentu seperti taenia dan fasciola hepatica.
6. SUNGAI
DANAU
LAUT
TEMPAT YANG
LEMBAB
SEPERTI
MANUSIA
SAPI BABI
SIPUT AIR
DALAM
TUBUH
ORGANISME
LAIN
Platyhelminthes
hidup bebas atau
parasit.
.
dari kata platy= pipih dan
helminthes=cacing. Jadi
berarti cacing bertubuh
Platyhelminthes
berasal dari bahasa
yunani
HAHBIDITUAPT
PARASIT:
BEBAS:
pipih.
8. BERSIFAT
HERMAFRODIT
TUBUH TUBUH
TERDIRI ATAS 3
LAPISAN
PIPIH
TUBUH
(triploblastik)
EKTODERMIS
MESODRMIS
&
ENDODERMIS
SIMETRIS BILATERAL,
DAPAT DIBEDAKAN
UJUNG ANTERIOR &
TIDAK MEMILIKI RONGGA TUBUH
(acoelomata).
DORSOVENTRAL
POSTERIOR
12. Turbellaria
(berambut getar)
5. Memiliki silia sebagai
alat bantu gerak
6. Pemakan hewan yang
lebih kecil atau sisa-sisa
organisme yang sudah
mati
1. Hidup bebas
2. Habitat di air tawar,
berwarna bening,
hitam atau abu-abu
3. Kepala berbentuk
segitiga, bagian ekor
meruncing, panjang
tubuh 5-25 mm
contoh: Planaria sp
13. Struktur Tubuh Planaria
Faring : menyedot makanan Mulut : tempat masuknya
makanan, terletak di bagian
ventral
Rongga
gastrovakul
er yang
bercabang :
mencerna
makanan
Bintik mata : alat indera
digunakan untuk mendeteksi
cahaya (planaria menyukai
gelap)
Serabut saraf
Ganglia : sekumpulan saraf yang berfungsi sebagai otak
14. Sistem Respirasi
Belum memiliki alat pernafasan
khusus, pengambilan O2 dilakukan
secara difusi melalui permukaan tubuh.
Sistem Gerak
FISIOLOGI
Bergerak aktif ke arah
teduh (menghindari sinar
matahari) dan pergerakannya
dengan cara meluncur dan
merayap, tidak berenang.
Sistem syaraf
Sepasang ganglion
terdapat di bagian kepala.Dari
kedua ganglion otak tersebut
keluar tali saraf sisi yang
memanjang di bagian kiri dan
kanan tubuh yang
dihubungkan dengan serabut
saraf melintang
15. Sistem pencernaan
Saluran pencernaan
makanan terdiri dari mulut,
(FISIOLOGI
faring, oesofagus, usus
tanpa anus).
Sistem ekskresi
Sistem ekskresi terdiri dari
satu atau sepasang
protonephridia dengan sel api
(flame cells).
Sistem reproduksi
aseksual : dengan fragmentasi
tubuh
seksual : bersifat hermafrodit
Tidak memiliki sistem
peredaran darah
17. 4. Terdapat 2 batil
isap: batil isap
mulut dan batil isap
perut.
1. Merupakan hewan parasit.
2. Berbentuk seperti daun,
panjang 1 cm s/d 6 cm.
3. Memiliki alat penghisap
5. Dinding
untuk menempelkan diri
ke organ internal atau
permukaan luar inangnya.
luar/tegumen
mengandung duri
atau sisik
18. STRUKTUR TUBUH CACING HATI
Reseptakel seminal
testis
ovari
Lubang genital
uterus
mulut
Alat isap oral
faring
usus Alat isap ventral
Kelenjar kuning telur
Sistem nefridia
Kantung kemih
Lubang eksresi
19. Sistem respirasi
melalui permukaan
tubuh (difusi).
FISIOLOGI
Sistem ekskresi
terdiri dari sebuah kandung kemih
posterior, saluran ekskresi
dikeluarkan melalui sel api (flame
cells).
Tidak memiliki sistem
peredaran darah.
Sistem pencernaan
Terdiri dari: mulut, faring,
eosofagus, dan usus.
20. Sistem saraf
Terdiri dari serabut-serabut
syaraf yang melingkar di
FISIOLOGI
daerah esofagus dan ganglia.
Dari esofagus, beberapa
syaraf bercabang keseluruh
tubuh.
Sistem reproduksi
Sebagian besar dari
trematoda adalah
hermafrodit, mempunyai
organ jantan dan betina.
21. Siklus hidup Fasciola hepatica
Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria –
Cacing Dewasa 1. Telur dilepaskan bersamaan dengan
kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva
mirasidium dan masuk ke inang
perantara 1, biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak
kantung embrio, yang akan tumbuh
menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung
embrio yang akan berkembang menjadi
Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah
menempel pada tumbuhan air
membentuk kista metasercaria
7. Tumbuhan yang mengandung kista di
makan oleh domba, maka kista akan
berkembang menjadi cacing hati dewasa.
22. Zygot – Larva Myrasidium – Sporosit – Redia – Sercaria – Metacercaria –
Cacing Dewasa 1. Telur dilepaskan bersamaan dengan
kotoran dari penderita
2. Telur akan berkembang menjadi larva
mirasidium dan masuk ke inang perantara
1, biasanya adalah siput
3. Di tubuh siput, larva myrasidium akan
bermetamorfosis menjadi sporosit
4. Sporosit ini mengandung banyak kantung
embrio, yang akan tumbuh menjadi Redia
5. Redia akan tumbuh dan mengandung
embrio yang akan berkembang menjadi
Sercaria
6. Sercaria yang dihasilkan akan berpindah
inang ke inang perantara 2, biasanya ikan
7. Pada tubuh ikan, metaserkaria akan
membentuk kista.
8. Ikan yang terinfeksi di makan oleh
manusia, maka kista akan berkembang
menjadi cacing hati dewasa.
Siklus hidup clonorchis sp
24. Cestoda (cacing pita)
1.Contoh:
Cacing pipih
parasit.
Taenia
2.Ukuran 2-4 m
3.saginata Cacing dewasa
dan
Taenia terdiri dari: solium
scolek,
leher, strobila, dan
embrio.
4. Kepala atau skoleks,
CIRI- CIRI
dipersenjatai dengan
pengait dan penghisap
berguna untuk melekat
pada usus inangnya.
5. Tubuh disusun oleh
rantai panjang yang
disebut proglotid.
28. Sistem saraf
Sistem
Tidak
Sistem
memiliki
sistem
peredaran
darah.
Sistem reproduksi
Tersusun dari beberapa
pencernaan makanan
bersifat hermafrodit,
respirasi
melalui
permukaan
tubuh
Sistem
ekskresi
berupa sel-sel
api (flame
cells).
ganglion pada
organ skoleks, Tidak jantan dengan memiliki
dan komisura
betina
melintang terdapat mulut dan di diantaranya. setiap
usus, sari
Tiga
proglotid. batang makanan saraf Tiap diserap
longitudinal
proglotid
terjadi (sebuah fertilisasi batang besar langsung oleh seluruh
sendiri.
di
sebelah lateral dan yang kecil
di tubuhnya.
ventral), satu ganglion kecil
di setiap segmen.
29. Siklus hidup Taenia sp.
a Larva,
yang
dilengkapi
dengan
scolex akan
berkembang
menjadi
kista pada
jaringan
tubuh inang,
misal pada
otot
b Manusia yang memakan
daging yang terinfeksi, akan
menyebabkan kista
berkembang menjadi cacing
pita dewasa
c Cacing pita dewasa
terdiri dari scolex dan
proglotid.Proglotid
pada bagian ujung
mengandung telur
yang telah dibuahi
yang siap dikeluarkan
bersama feses untuk
menginfeksi kembali
d Di dalam telur yang telah dibuahi,
embrio berkembang menjadi larva.
Sapi mungkin akan memakan telur
bersama rumput dan akan menjadi
inang sementara bagi cacing pita
30. STRUKTUR TUBUH TAENIA SP
A. Kait dalam kepala
B.Mulut penghisap
C.Segmen tubuh muda
D.Lubang genital
E. Saluran ekskresi
F. Saluran saraf
G.Testes
H.Saluran sperma
I. Vagina
J. Uterus ( rahim )
K.Ovari ( ovarium )
L. Kelenjar cangkang
M.Kelenjar kuning telur
34. Schistosoma dapat
Fasciolisis sp (parasit
pada saluran
pencernaan)
menyebabkan
hambatan makanan
yang lewat.
Paragonimus sp (parasit
Fasciola Hepatica
menyebabkan fasciolisis,
parasit pada hewan ternak
meyebabkan nafsu makan
turun, kurus, selaput lendir
mata pucat dan diare.
Taenia dapat
menyebabkan
taeniasis,
menghisap sari-sari
makanan di usus
manusia.
Planaria sp
merupakan salah
satu sumber
makanan bagi
organisme lain.
Clonorchis
pada paru-paru manusia)
dapat menyebabkan sesak
sinensis
bila bernafas, batuk kronis,
dahak/sputum bercampur
menghisap
darah berwarna coklat (ada
darah telur cacing).
manusia.
menyebabkan
skistosomiasis
(kerusakan jaringan,
organ, seperti: kandung
kemih, ureter, hati,
limpa,dan ginjal
manusia).
35. Ciri-ciri turbellaria trematoda cestoda
contoh palnaria Faciola hepatica Taenia solium
Habitat larva Di air tawar Dalalm siput Lymnea Pada daging babi
Dewasa Di air tawar Kantung empedu biri-biri Manusia
Bentuk tubuh Pipih, pendek Pipih, pendek Pipih, pendek
Simetri tubuh bilateral bilateral bilateral
Alat hisap Tidak ada Ada dua Ada empat skloleks
Segmentasi Tidak ada Tidak ada Ada
Sistem
pencernaan
Mulut, proboscis,
usus bercabang
tiga
Mulut, kerongkongan
pendek, usus bercabang
dua
Tidak ada
Sistem ekskresi Sel api Sel api Sel api
respirasi osmosis osmosis osmosis
Sistem saraf dan
indera
Tangga tali, dua
bintik mata dan
aurikel
Tangga tali Tangga tali
Reproduksi
Seksual
danregenerasi
seksual fragmentasi