2. Defenisi RIBA
• “Riba” dari segi istilah bahasa sama dengan ”ZIYADAH”
artinya tambahan. Sedangkan menurut istilah teknis, riba
berarti pengambilan tambahan dari harta pokok [modal]
secara bathil.
• Adapun yang dimaksud dengan jalan yang bathil dalam
hal ini yaitu: pengambilan tambahan modal pokok tanpa
ada imbalan pengganti [kompensasi] yang dapat
dibenarkan oleh syari’at.
• Pada dasarnya riba dapat terjadi dalam berbagai
transaksi ekonomi, baik traksaksi uang maupun barang,
baik jual beli maupun utang piutang.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 2
3. Jenis-jenis RIBA
SECARA GARIS BESAR RIBA TERBAGI KEPADA
DUA BAGIAN, YAITU; RIBA UTANG PIUTANG DAN JUAL BELI
Riba Utang Piutang
:: Riba Qard
Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu
yang disyaratkan di muka terhadap suatu utang
:: Riba Jahiliyah
Utang dibayar lebih dari pokoknya,
karena si peminjam tidak mampu membayar
hutangnya pada waktu yang ditetapkan
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 3
4. Jenis-jenis RIBA
RIBA JUAL BELI
:: Riba FADHL
Pertukaran antara barang-barang sejenis
dengan kadar/takaran yang berbeda dan
barang yang dipertukarkan termasuk
dalam jenis “Barang Ribawi”.
:: Riba Nasi’ah
Penangguhan penyerahan atau
penerimaan jenis barang ribawi dengan barang
ribawi lainnya.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 4
5. Gambaran Terjadinya Riba
Jual Beli
Beli Jual Kelebihan Ket.
100.000 120.000 20.000 LABA
Pinjaman
Pinjam Kembali Kelebiha
n Ket.
100.000 120.000 20.000 RIBA
Jual Beli [riba fadl]
Beli Rp Jual Rp Kelebihan Ket.
100.000 120.000 20.000 RIBA
Jual beli tidak spot/tidak
tunai
jual US$ Beli IDR waktu Ket.
100.000 120.000 Tidak tunai/
spot RIBA
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 5
6. ILLAT [alasan] pelarangan riba
para fuqoha sepakat bahwa riba diharamkan pada 7 barang yaitu, emas, perak,
burr, sya’ir, korma, anggur kering, dan garam. Namun mereka berselisih diluar
tujuh barang tersebut.
Persoalan Hanafi Maliki Syafi’I Hambali
Riba faridhl Kadar [ditimbang
atau ditakar] dan
kesatuan jenis
Sebagai bahan
makanan. Untuk
emas dan perak
karena tsamaniyyah
pematok harga
barang-barang.
Untuk emas dan
perak karena
tsamaniyyah. Untuk
lainnya karena
berfungsi sebagai
bahan makanan,
buah-buahan dan
obat-obatan.
Sebagian
pengikutnya
berpendapat seperti
Hanafi. Sebagian
lagi seperti pendapat
Syafi’iyah, dan
sebagian lagi
berkata selain dari
emas dan perak,
illatnya karena dapat
dimakan.
Riba nasi’ah Salah satu dari dua
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 6
illat riba fadhl
Dapat dimakan Tsamaniyah Sama
Barang ribawi Lebih dari tujuh, asal
dapat ditimbang,
ditakar atau
kesatuan jenis
Lebih dari tujuh asal
dapat disimpan dan
dimakan
Lebih dari tujuh asal
sebagi makanan dan
berfungsi sebagai
buah-buahan dan
obat-obatan.
Lebih dari tujuh
7. MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 7
tahapan
pelarang
an riba
Larangan yang terdapat dalam
Al Qur’an tidak diturunkan
sekaligus melainkan secara
bertahap
8. MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 8
pelarangan
riba
Tahapan pertama, menolak anggapan bahwa riba akan
menambah harta manusia, tetapi sesungguhnya yang
menambah adalah zakat
menjungkirbalikkan keyakinan umum
Firman Allah SWT:
“dan sesungguhnya riba [tambahan] yang kamu berikan
agar dia bertambah pada harta manusia. Maka riba itu
tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu
berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk
mencapai keridhaan Allah, maka [yang berbuat
demikian] itulah orang-orang yang melipat gandakan
[pahalanya]”
QS. Ar Rum : 39
9. MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 9
n
pel
ara
ng
riba
Tahap kedua, riba digambarkan sebagai suatu yang
buruk dan balasan yang keras kepada orang Yahudi
yang memakan riba pelajaran masa lalu
Firman Allah SWT:
“maka disebabkan kedzaliman orang-orang Yahudi, kami
haramakan atas mereka [memakan makanan] yang baik-baik
[yang dahulunya] dihalalkan bagi mereka, dan karena mereka
banyak menghalangi [manusia] dari jalan Allah, dan disebabkan
mereka memakan riba, padahal sesungguhnya mereka telah
dilarang daripadanya, dan karena mereka memakan harta orang
dengan jalan yang bathil. Kami telah menyediakan untuk orang-orang
yang kafir diantara mereka itu siksa yang pedih.
[An Nisa : 160-161]
10. MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 10
4ta
hap
an
pel
ara
Tahap ketiga, riba itu diharamkan dengan
dikaitkan kepada suatu tambahan yang
berlipat ganda
menunjukkan karakter dari riba dan
keuntungan menjauhi riba
Firman Allah SWT:
“hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu memakan riba dengan berlipat ganda
dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya
kamu mendapat keberuntungan” [Ali Imron :
130]
11. MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 11
4
tah
ap
an
pel
ara
Tahapan akhir, Allah SWT yang dengan jelas sekali
mengharamkan sebarang jenis tambahan yang diambil
dari pada pinjaman.
hukum final riba dan konsekuensi bagi pemakan riba
Firman Allah SWT:
“hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada
Allah dan tinggalkan sisa riba [yang belum dipungut] jika
kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak
mengerjakan [meninggalkan sisa riba] maka ketahuilah,
bahwa Allah dan Rasulnya kan memerangimu. Dan jika
kamu bertaubat [dari pengambilan riba], maka bagimu
pokok hartamu; kamu tidak menganiyaya dan tidak pula
dianiyaya. [Al Baqarah : 278-279]
13. Larangan Riba Dalam Hadits
Sekiranya mereka menerima, hal itu baik dan bagus,.
Penolakan berarti [tantangan untuk perang].
Hadits ini merupakan bagi dari surat Rasulullah kepada Itab bin
usaid, gubernur Mekkah agar kaum Thaif tidak menuntut
hutangnya [riba yang telah terjadi sebelum kedatangan islam]
dari Bani Mughirah.
Ingatlah bahwa kamu akan menghadap tuhanmu, dan
dia pasti akan menghitung amalanmu. Allah telah
melarang kamu mengambil riba, oleh karena itu,
hutang akibat riba harus dihapuskan. Modal [uang
pokok] kamu adalah hak kamu. Kamu tidak akan
menderita atau pun mengalami ketidakadilan.
Hadits ini merupakan amanat terakhir Rasululah pada 9 Dzulhijjah
tahun 10 hijriyah.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 13
14. Larangan Riba Dalam Hadits
Diriwayatkan oleh Samura Bin Jundab bahwa
Rasululah SAW bersabda, “malam tadi aku bermimpi,
telah datang dua orang yang membawaku ke tanah
suci. Dalam perjalanan, sampailah kami di suatu
sungai darah, di mana didalamnya berdiri seorang
laki-laki. Dipinggir sungai tersebut berdiri seorang
laki-laki lain dengan batu di tangannya. Laki-laki yang
ditengah sungai itu berusaha untuk keluar, tetapi laki-laki
yang di pinggir sungai tadi melempari mulutnya
dengan batu dan memaksanya kembali ke tempat
asal. Aku bertanya, “siapakah itu?”, aku diberitahu,
bahwa laki-laki yang di tengah sungai itu ialah orang
yang memakan riba”. [HR. Bukhari]
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 14
15. • Riba itu ada 73 jenis, yang palig ringan
dosanya laksana seorang anak menzinahi
ibunya (HR Hakim).
• Jabir berkata bahwa Rasulullah mengutuk
orang yang menerima riba, orang yang
membayarnya dan orang yang
mencatatnya, serta dua orang saksinya,
kemudian beliau bersabda, “mereka itu
semuanya sama” (HR. Muslim)
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 15
16. Alasan-alasan mengatakan
interest bukan riba
1. Saat ini dalam keadaan darurat.
2. Hanya bunga yang berlipat ganda saja yang
dilarang, adapun suku bunga yang wajar dan
tidak mendzolimi diperkenankan.
3. Bunga diberikan sebagai ganti rugi atas
hilangnya kesempatan untuk memperoleh
keuntungan dari pemanfaatan dana tersebut.
4. Hanya bunga pada kredit konsumtif saja yang
dilarang, adapun yang produktif tidak
demikian.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 16
17. Alasan-alasan mengatakan
interest bukan riba
5. Uang diangggap sebagai komoditi sehingga
dapat disewakan dan atau diperjualbelikan
dengan mengambil sewa/laba.
6. Bunga diberikan sebagai imbalan atas
produktifitas uang
7. Bunga diberikan untuk mengimbangi laju
inflasi yang mengakibatkan menyusutnya nilai
uang.
8. Bank dan lembaga keuangan bukan bank
[LKBB] tidak termasuk teritorial hukum taklif
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 17
18. MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 18
Darurat
Benarkah darurat ?
Pembahasan yang jelas akan pengertian
darurat yang dinyatakan oleh syara, bukan
menurut selera.
Dalam keadaan darurat sesuatu yang haram
dapat menjadi halal
Keadaan darurat ada batasnya
19. Berlipat ganda
Pemahaman kembali surat Ali Imran 130
secara cermat, mengaitkannya dengan spirit
ayat-ayat riba lainnya secara komprehensif,
demikian juga fase-fase pelarangan riba secara
menyeluruh.
Berlipat ganda adalah karakter dari riba, bukan
syarat riba yang dilarang
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 19
20. Opportunity cost/abstinence
Standar apa yang digunakan untuk
mengukur unsur “pengorbanan” [karena
menunda pemanfaatan dana] dan atau
adanya opportunity cost.
Seandainya standar telah didapatkan
bagaimana menentukan suku bunga
yang “adil” bagi kedua belah pihak.
Dalam transaksi uang motif ini tidak
selalu ada
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 20
21. Konsumtif-produktif
Dapatkah dipercaya bahwa bentuk-bentuk
kredit di jaman Islam klasik adalah seluruhnya
konsumtif mengingat luasnya jaringan
perdagangan Arab dengan India, Cina, dan lain-lain.
Fakta historis menunjukkan bahwa transaksi
pinjam meminjam pada masa itu justru
kebanyakan untuk produktif
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 21
22. Uang sebagai komoditi
Apakah uang sama dengan komoditi?
• Uang tidak memiliki carrying cost dan
production cost.
• Permintaan atas uang bukan genuine demand,
tetapi akibat adanya permintaan atas komoditi.
• Uang tidak terkena depresiasi
• Uang merupakan public goods yang fungsinya
lebih didasarkan atas adanya kepercayaan
daripada nilai intrinsiknya.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 22
23. Uang dan Produktifitas
Apakah uang dengan sendirinya bersifat
produktif ?
Jikalau uang digunakan untuk kegiatan
produktif maka hasilnya dapat untung, impas,
atau rugi
Jika bunga adalah imbalan atas produktifitas,
kenapa ia ditentukan sebelum uang tersebut
diproduktifkan ?
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 23
24. Time preference theory
Benarkah “saat ini selalu lebih berharga dari
masa yang akan datang”.
Benarkah inflasi selalu terjadi ?
Bukankah setiap orang yang menabung
sesungguhnya berangggapan bahwa hari
depan harus lebih baik dari hari ini?
Dalam asuransi pemegang polis
mengorbankan masa kini untuk kenyamanan
masa depan.
Perekonomian dapat mengalami inflasi
maupun deflasi
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 24
25. Badan hukum dan hukum taklif
Apakah tidak pernah ada badan hukum di masa
Rasulullah sehingga ketika ayat-ayat riba turun
ia berada di luar jangkauannya?
Apakah konsekuensi dari tidak termasuknya
Badan Hukum dalam kitab Taklif berarti bebas
dari segala tuntutan hukum?
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 25
26. FATWA ULAMA DAN
LEMBAGA FATWA INTERNASIONAL
TENTANG BUNGA
:: Dewan Studi Islam Al Azhar, Cairo
:: Bunga dalam segala bentuk pinjaman adalah riba yang
diharamkan. [konferensi DSI AL Azhar, Muharram 1385 H/Mei 1965
M]
:: Rabithah Alam Islamy
:: Bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah
riba yang diharamkan. [Keputusan no. 6 Sidang ke-9, Mekkah 12-19
Rajab 1406 H]
:: Majma’ fiqih islamy, OKI
:: seluruh tambahan dan bunga atas pinjaman yang telah jatuh
tempo dan nasabah tidak mempu membayarnya, demikian pula
tambahan [atau bunga] atas pinjaman dari permulaan perjanjian
adalah dua gambaran dari riba yang diharamkan secara syari’ah
[Keputusan No. 10 Majelis MB HENDRIE Majma’ ANTO Fiqih FE UII Islamy, 2005 Konfrensi OKI II, 22-
26
28 Desember 1985 M]
27. PANDANGAN ULAMA INDONESIA
TENTANG BUNGA BANK
:: NAHDATUL ULAMA
:: Sebagian ulama mengatakan bunga sama dengan riba,
sebagian lain, mengatakan tidak sama dan sebagian lain
mengatakan syubhat.
:: Rekomendasi: Agar PB NU mendirikan bank islam NU dengan
sistem tanpa bunga [Bahtsul Masail, Munas Bandar Lampung 1992]
:: MUHAMMADIYAH
:: Bunga yang diberikan oleh bank-bank miliki negara kepada
nasabahnya atau sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk
perkara “mustasyabihat”.
:: Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakan
terwujudnya konsepsi sistem perekonomian khususnya lembaga
perbankan yang sesuai dengan qaidah islam [Lajnah Tarjih
Sidoarjo, 1968]
:: MAJELIS ULAMA INDONESIA
:: Bunga bank sama dengan riba [2004]
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 27
28. PENOLAKAN SEJARAH & AGAMA-AGAMA
TERHADAP KONSEP RIBA
YUNANI KUNO
:: Plato [427-327 SM]
:: Bunga menyebabkan perpecahan dan
perasaan tidak puas dalam masyarakat.
:: Bunga merupakan alat golongan kaya untuk
mengeksploitasi golongan miskin.
:: Aristoteles
:: Fungsi uang adalah sebagai alat tukar
[medium of change] bukan lat menghasilkan
tambahan melalui bunga
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 28
29. YAHUDI
:: KITAB EKSODUS [KELUARAN] 22:25
“Jika engkau meminjamkan uang kepada salah seorang
umatku, orang yang miskin diantara kamu, maka janganlah
engkau berlaku sebagai penagih hutang terhadap dia,
janganlah engkau bebankan bunga terhadapnya”.
:: KITAB DEUTERONOMY [ULANGAN] 23:19
“Janganlah engkau membungakan uang kepada saudaramu,
baik uang maupun bahan makanan, atau apapun yang dapat
dibungakan”.
:: KITAB LEVICITUS [IMAMAT] 35:7
“Janganlah engkau mengambil bunga atau riba darinya,
melainkan engkau harus takut akan allahmu, supaya
saudaramu bisa hidup diantaramu. Janganlah engkau memberi
uangmu kepadanya dengan meminta bunga, juga makananmu
janganlah kau berikan dengan meminta riba”.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 29
30. KRISTEN
:: “Dan jika kamu meminjamkan sesuatu kapada orang, karena
kamu berharap akan menerima sesuatu daripadanya, apakah
jasamu? Orang-orang yang berdosa pun meminjamkan kepada
orang yang berdosa, supaya mereka menerima kembali sama
banyak. Tetapi kasihilah musuhmu dan berbuat baiklah kepada
mereka dan pinjamkan dengan tidak mengharapkan balasan,
maka upahmu akan besar dan kamu kan menjadi anak-anak
Tuhan Yang Maha Tinggi, sebab ia baik kepada orang-orang
yang tidak tahu berterimakasih dan terhadap orang-orang jahat.
[Lukas 6 : 34-35]
:: Karena tidak disebutkan secara jelas, timbul berbagai tanggapan
dan tafsiran tentang boleh tidaknya melakukan praktek
pembungaan. Pandangan para sarjana kristen terhadap praktek
pembungaan terbagi menjadi tiga periode, yaitu;
:: Pandangan Pendeta Awal [Abad I-XII]
:: Pandangan Para Sarjana Kristen [Abad XII-XV]
:: Pandangan Para Reformis Kristen [Abad XVI- tahun 1836]
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 30
31. penjelasannya
:: Pandangan pendeta awal, larangan pengambilan bunga
,merujuk kepada OLD TESTAMENT yang juga diimani oleh
orang kristen: St. Basil [329-379] St. Gregory dari Nyssa [335-
395] St. john Chrysostom [344-407] St. Ambrose, St. Augustine,
St. Alsem dari Centerbury [1033-1109]
:: Larangan yang dikeluarkan oleh gereja dalam bentuk undang-undang
[Canon]: Council of elvira [spanyol 306] council of
arles [tahun 314] fitst council of nicaea [tahun 325] council of
carthage [tahun 345] dan council of aix la chapella [789]
council of laten [1179] council of lyons [1274] council of vienne
[1311]
Kesimpulan pandangan para pendeta awal
“ Bunga adalah semua bentuk yang diminta sebagai imbalan
yang melebihi jumlah barang yang dipinjamkan diawal”.
“ pengambilan bunga adalah suatu dosa yang dilarang baik dlam
perjanjian lama maupun perjanjian bari”.
“ keinginan atau niat untuk mendapat imblan melebihi apa yang
dipinjamkan adalah suatu dosa”.
“ bung harus dikembalikan kepada pemiliknya”.
“ harga barang yang tinggi untuk penjualan secara kredit juga
merupakan bunga yang terselubung”.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 31
32. Pandangan Para Sarjana Kristen
Robert of courcon [1152-1218], william auxxerre
[1160-1220], St. Raymond of Pennafore [1180-1278],
St. Bonaventure [1221-1274], St. Thomas Aquinas
[1225-1274].
:: bunga dibedakan menjadi INTEREST dan USURY
:: Niat atau perbuatan untuk mendapatkan
keuntungan dengan memberikan pinjaman adlah
suatu dosa yang bertentangan dengan konsep
keadilan.
:: Mengambil bunga dari pinjaman diperbolehkan,
namun haram atau tidaknya tergantung niat si
pemberi hutang.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 32
33. PANDANGAN PARA REFORMIS KRISTEN
John Calvin [1509-1564], Charles Du Moulin [1500-
1566], Claude Saumaise [1588-1653], Martin Luther
[1483-1546], Melancthon [1497-1560], Zwingli [1484-
1531]
“Dosa apabila bunga memberatkan”
“Uang dapat membiak [kontra dengan Aristoteles”
“Tidak menjadikan pengambil bunga sebagi profesi”
“jangan mengambil bunga dari orang miskin”
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 33
34. Bunga Vs bagi hasil
• Penentuan tingkat suku bunga dibuat
pada waktu akad dengan pedoman
harus selalu untung
• Besarnya prosentase berdasar pada
jumlah uang [modal] yang dipinjamkan.
• Pembayaran bunga tetap seperti yang
dijanjikan tanpa pertimbangan apakah
proyek yang dijalankan oleh pihak
nasabah untung atau rugi.
• Jumlah pembayaran bunga tidak
meningkat sekalipun jumlah
keuntunngan berlipat atau keadaan
ekonomi sedang “booming”.
• Eksistensi bunga diragukan [kalau tidak
dikecam] oleh semua agama termasuk
islam.
• Penentuan besarnya resiko bagi hasil
dibuat pada waktu akad dengan
berpedoman pada kemungkinan untung
rugi.
• Besarnya rasio bagi hasil berdasarkan
pada jumlah keuntungan yang diperoleh
• Bagi hasil tergantung pada keuntungan
proyek yang dijalankan sekiranya itu
tidak mendapatkan keuntungan maka
kerugian akan ditanggung bersama oleh
kedua belah pihak.
• Jumlah pembagian laba meningkat
sesuai dengan peningkatan jumlah
pendapatan.
• Tidak ada yang meragukan keuntungan
bagi hasil.
MB HENDRIE ANTO FE UII 2005 34