SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
BAB I
                               PENDAHULUAN


A. Latar Belakang
            Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya
   ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih
   relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini
   telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban
   pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat
   dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992
   tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera,
   definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat
   melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan
   ketahanan     keluarga,   dan   peningkatan   kesejahteraan   keluarga   guna
   mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera.
            Berdasarkan data dari SDKI 2002 – 2003, angka pemakaian
   kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan dari
   57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3% pada tahun 2003. Pada 2015 jumlah
   penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika terjadi
   penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai 264,4 juta jiwa
   atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan dengan kenaikan
   CPR 1%, penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa (Kusumaningrum,
   2009).
            Pada awal tahun 70-an seorang wanita di Indonesia rata-rata memiliki
   5,6 anak selama masa reproduksinya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
   Indonesia (SDKI) menunjukkan angka TFR (Total Fertility Rate) pada
   periode 2002 sebesar 2,6 artinya potensi rata–rata kelahiran oleh wanita usia
   subur berjumlah 2-3 anak. Pada tahun 2007, angka TFR stagnan pada 2,6
   anak. Sekarang ini di samping keluarga muda yang ketat membatasi anak,
   banyak pula yang tidak mau menggunakan KB dengan alasan masing-masing
   seperti anggapan banyak anak banyak rezeki. Artinya ada dua pandangan
yang berseberangan, yang akan berpengaruh pada keturunan atau jumlah anak
masing-masing (Kusumaningrum, 2009).
       Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak
digunakan adalah metode suntikan (49,1 persen), pil (23,3 persen), IUD/spiral
(10,9 persen), implant (7,6 persen), MOW (6,5 persen), kondom (1,6 persen),
dan MOP (0,7 persen) (Kusumaningrum, 2009).
       Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun
perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi
setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi
yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis
pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih dan
membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia.
       Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara
lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan,
pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status
kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan
panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya),
tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan
dukungan    dari   suami/istri.   Faktor-faktor   ini   nantinya   juga   akan
mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode
atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda-
beda. Strategi peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang
(MKJP) seperti IUD, terlihat kurang berhasil, yang terbukti dengan jumlah
peserta KB IUD yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jawa Tengah, jumlah peserta KB IUD
terus menurun dari tahun 2004 yakni 552.233 menjadi 529.805 pada tahun
2005, dan 498.366 pada tahun 2006. Dalam perkembangannya pemakaian
IUD memang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun
(Imbarwati, 2009). Berdasarkan data di atas, IUD merupakan salah satu jenis
alat kontrasepsi yang menjadi alternative pilihan bagi masyarakat yang ingin
ber-KB. Oleh karena itu penulis tertarik menyusun makalah tentang
kontrasepsi IntraUterine Device (IUD).
B. Rumusan Masalah
          Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah:
  1. Apa saja jenis-jenis alat KB ?
  2. Apa kelebihan dan kekurangan alat KB ?
  3. Apa efek samping dan kontara indikasi alat KB ?
  4. Bagaimana cara pemasangan alat KB ?


C. Tujuan
          Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu :
   1.   Mengetahui alat kontrasepsi KB
   2.   Mengetahui cara kerja, kelebihan, kelemahan dan kontra indikasi KB
   3.   Mengetahui cara kerja dan penggunaan/pemasangan KB
BAB II
                            TINJAUAN TEORITIS


A. Kontrasepsi
           Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti „mencegah‟ atau
   „melawan‟ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang
   dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi
   adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat
   pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan
   kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan
   kependudukan/KB. Selain Pelayanan kontrasepsi (PK) juga terdapat
   komponen pelayanan kependudukan/KB lainnya seperti komunikasi dan
   edukasi (KIE), konseling, pelayanan infertilitas, pendidikan seks (sex
   education), konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan, konsultasi
   genetik, tes keganasan dan adopsi (Kusumaningrum, 2009).
           Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi
   semua klien karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan
   individual bagi setiap klien. Namun secara umum persyaratan metode
   kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut:
      a)    Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika
            digunakan.
      b)    Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan akan
            dapat mencegah kehamilan.
      c)    Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh
            lingkungan budaya di masyarakat.
      d)    Terjangkau harganya oleh masyarakat.
      e)    Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera
            kembali      kesuburannya,   kecuali   untuk   kontrasepsi   mantap
            (Kusumaningrum, 2009).
Macam-macam metode kontrasepsi
      1.   Metode Sederhana
                    Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dengan senggama
           terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat
           salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan kondom
           (Kusumaningrum, 2009).
      2.   Metode Modern/Efektif
           a.    Kontrasepsi Hormonal
           b.    Peroral: Pil
           c.    Injeksi / suntikan
           d.    Subcutis: Implant (alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK)
           e.    Intra Uterine Devices (IUD, AKDR)
           f.    Kontrasepsi Mantap
           g.    Pada     wanita:        Penyinaran,       Operatif    (Medis       Operatif
                 Wanita/MOW), penyumbatan tuba fallopi secara mekanis.
           h.    Pada pria: Operatif (Medis Operatif Pria/MOP), Penyumbatan vas
                 deferens secara mekanis, penyumbatan vas deferens secara
                 kimiawi (Kusumaningrum, 2009).

           Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi :
      a. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam
           kategori ini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW.
      b. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang
           termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode-
           metode       lain    selain    metode    yang      termasuk    dalam      MKJP
           (Kusumaningrum, 2009).


B. Kontrasepsi Implant
   1. Pengertian
                Kontrasepsi implan adalah          suatu      alat    kontrasepsi      yang
      mengandung levonorgestrol yang di bungkus dalam kapsul silicone dan
      susukkan dibawah kulit.
2. Jenis – Jenis Implant
           Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik lembut berongga dengan
   panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm , dimana setiap kapsulnya berisi
   36 mg levonorgestrol dan lamanya 5 tahun.
        Implanon terdiri dari 1 kapsul silastikputih lentur dengan panjang kira
        – kira 40 mm dan diameter 2 mm yang isinya , 3 ketodegestrol dan 66
        mg kopolimer EVA dan lamanya 3 tahun.
        Norplant       terdiri dari 2     kapsul       silastik    76      mg
        levonorgestrol efektifitasnya 2 tahun.
        Indoplant terdiri dari 2 batang efektifitasnya 3 tahun.


3. Mekanisme Kerja
        Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi
        sperma.
        Menimbulkan perubahan – perubahan pada endometrium sehingga
        tidak cocok untuk implantasi zygot.
        Menekan ovulasi
        Mengganggu transportasi sperma (Saifuddin, 2003)


4. Keuntungan Kontrasepsi
   a.   Mempunyai daya guna tinggi.
   b. Memberikan perlindungan jangka panjang.
   c.   Tidak memerlukan pemeriksan dalam.
   d. Tidak mengganggu kegiatan senggama
   e.   Tidak mengganggu ASI
   f.   Klien hanya perlu kembali bila ada keluhan
   g. Dapat dilakukan pencabutan setiap saat sesuai kebutuhan (saifuddin,
        2003)


5. Efek Samping
        Gangguan siklus haid berupa perdarahan bercak (spotting)
        Ekspulsi implant
Perubahan berat badan mengalami penurunan atau peningkatan
      Pusing/nyeri kepala
      Rasa nyeri payudara


6. Indikasi
      Wanita yang ingin kontrasepsi untuk yang lama (1-1,5 th) tapi tidak
      bersedia menggunakan kontap AKDR.
      Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung
      estrogen
      Wanita dengan usia subur
      Wanita yang telah memiliki anak ataupun belum memiiki anak.
      Ibu menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
      Wanita pasca keguguran.


7. Kontraindikasi
      Kehamilan atau disangka hamil
      Perdarahan tidak teratur genetalia tanpa diketahui penyebabnya.
      Riwayat kehamilan ektopik
      Kelainan kardiovaskuler
      Penderita penyakit hati akut
      Tumor jinak atau diduga tumor.
      Karsinoma payudara
      Penyakit jantung, hipertensi, DM, dll.


8. Waktu Pemasangan
          Waktu yang baik untuk pemasangan adalah pada saat waktu
   haid berlangsung ataumasa pra ovulasi dari siklus haid.

9. Efektivitas
   a. Angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun
       pertama lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD, dan metode
       barrier.
b. Efektifitasnya berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke – 6
       kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil.
   c. Norplant 2 sama efektifitasnya seperti norplant untuk waktu 3
       tahun terjadi   kehamilan    dalam   jumlah      yang   tidak   terduga
       sebelumnya. Sekitar 5 – 6 % penyebabnya belum jelas, disangka
       penurunan kadar hormon.


10. Prosedur Pemasangan dan Alat-alat
       Memberikan informasi dan konseling pada akseptor tentang KB
       Implan sehinggan calon akseptor betul-betul mengerti dan menerima
       sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakainya.
       Mempersiapkan alat-alat
        Sabun antiseptic
        Kasa steril
        Betadine
        Obat anestesi local
        Spuit dan jarum suntik
        Trochar nomer 10
        Sepasang handschoen
        Satu set kapsul norplant (6 kapsul)
        Scalpel yang tajam
       Teknik Pemasangan
        Akseptor dibaringkan terlentang diatas tempat tidur dan lengan
           kiri diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.
        Daerah tempat pemasangan dicuci dengan sabun antiseptic
           kemudian diberi cairan antiseptic.
        Lakukan injeksi anestesi ± 6-10 cm diatas lipatan siku.
        Buat insisi ± 2-3 mm dengan scalpel yang tajam
        Masukkan trochar melalui lubang insisi sehingga sampai pada
           jaringan bawah kulit.
        Masukkan kapsul melalui lubang trochar dan didorong dengan
           flunger sampai kapsul terletak dibawah kulit.
 Lakukan sampai kapsul ke-6 hingga tersusun seperti kipas.
           Control luka (ada perdarahan atau tidak)
           Jika tidak ada perdarahan, tutup luka dengan kasa steril kemudian
               plester.
           Nasehati akseptor agar luka tidak boleh basah selama ± 3 hari dan
               datang kembali jika ada keluhan.


   11. Cara mengatasi efek samping implan
              Bila terjadi ekspulsi imlpan jangan panik terlebih dahulu tetapi
      langsung ke tenaga kesehatan untuk mencabut implan atau bila
      menginginkan memakai implan lagi bisa dipasang batang implan yang
      baru.


C. Kotrasepsi Suntik
   1. Pengertian
              Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam
      tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh
      darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk
      mencegah timbulnya kehamilan.
   2. Jenis-Jenis KB Suntik
      1) Suntikan kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron)
                 Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo
         Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang
         diberikan injeksi I.M sebulan sekali(Cyclovem)
      2) suntikan yang hanya mengandung progestin
              Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg
              DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro
              Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy
              progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai
              efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba
              pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan
              endometriosis ternyata   pada pengobatan      abortus habitualis
seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo
          provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur
          dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa
          depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau
          payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat
          bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya.
          Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung
          200mg noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara
          disuntik intra muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan
          (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore
          enenthate dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran
          benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6. Efek
          kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui
          lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas
          biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada
          beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang
          atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap
          calon akseptor akan kemungkinan hal ini.


3. Efektivitas KB Suntik
          Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti
   pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan
   mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3
   bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes
   atau hipertensi.Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah
   penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan
   pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok.
   Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
          Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi,
   dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan
   dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan
   (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena
   memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif
   sering mengalami efek samping yang agak berat.Kontrasepsi suntikan
   mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam
   sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu
   (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
          Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi
   ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah
   haid yang keluar.
          Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan
   meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga
   haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu.
   Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan
   dalam setahun.

4. Cara Kerja
          Secara umum kerja dari KB suntik adalah:
   o Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat
       lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak
       terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH
       menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat
       perkembangan      folikel   dan   mencegah     ovulasi.   Progestogen
       menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) .
   o Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan
       mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan -
       perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks
       tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga
       menyulitkan penetrasi spermatozoa.
   o Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk
       implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi
       perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari
       ovum yang telah di buahi.
   o Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi
       kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan
       perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba.
5. Kekurangan dan Kelebihan KB Suntik
      Kelebihan
      a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi
         sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak
         di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis.
      b. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius
         terhadap kesehatan.
      c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
      d. Penggunaan jangka panjang
      e. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan
         tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi.
      f. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai
         menopause
      g. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium


      Kekurangan
             Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau
      justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin
      butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.Jarang
      terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan
      ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi.


6. Efek Samping dan Penanganannya
   1) Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
      Penanganan :
          Bila tidak hamil,pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa
          darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
Bila telah terjadi kehamilan,rujuk klien.hentikan penyuntikan.
          Bila terjadi kehamilan ektopik,rujuk klien.
          Jangan     memberikan    terapi   hormonal     untuk   menimbulkan
          perdarahan karena tidak akan berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian
          bila tidak terjadi perdarahan juga,rujuk ke klinik.

   2) Perdarahan bercak (spotting)
      Penanganan :
          Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,tetapi hal
          ini bukanlah masalah serius,dan biasanya tidak memerlukan
          pengobatan.
   3) Mual dan Muntah
      Penaganan :
          Pastikan tidak ada kehamilan,bila hamil segera rujuk.Bila tidak
          hamil,informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang
          dalam waktu dekat
   4) Meningkatnya/Menurunnya Berat Badan
      Penanganan :
          informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1-
          2 kg dapat saja terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan berat
          badan terlalu mencolok.Bila berat badan berlebihan,hentikan
          suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain


7. Indikasi Dan Kontra Indikasi KB Suntik
   1) Indikasi
              Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien
       menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah
       mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap.
       Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
       menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama,
       atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang
       sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau
sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan
   kontrasepsi suntik.
           Indikasi pemakaian suntikan kombinasi :
    1. Usia reproduksi (20-30 tahun)
    2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
    3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi
    4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan
    5. Pasca persalian dan tidak menyusui
    6. Anemia
    7. Nyeri haid hebat
    8. Haid teratur
    9. Riwayat kehamilan ektopik
    10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi


2) Kontra Indikasi
   1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000
      kelahiran)
   2. Ibu menginginkan haid teratur
   3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan
   4. ibu yang menderita sakit kuning (liver),
   5. kelainan jantung,
   6. varises (urat kaki keluar),
   7. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
   8. kanker payudara atau organ reproduksi,
   9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan
      perokok berat, sedang dalam persiapan operasi.
   10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang
      menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
   11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis.
   12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini
   13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi
      yang bukan disebabkan oleh estrogen
14. Adanya penyakit kanker hati
         15. Depresi berat. (Everent,2007)


D. Intra Uterine Device (IUD)
   1. Definisi IUD
             Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat
      dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat
      dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim
      untuk mencegah kehamilan. Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan
      biasanya akan tetap terus berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi.
      IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara
      merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh sperma
      (Kusmarjadi, 2010).
             Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat
      kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila
      dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi
      dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran
      tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas
      dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode
      kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba.
      Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh
      tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua
      perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan
      yang terpapar infeksi menular seksual (Imbarwati, 2009).
             IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam
      rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim
      dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI,
      2010). AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam
      bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang
      dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di
      dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan
      setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini
bekerja     dengan    mencegah    pertemuan     sperma   dengan      sel   telur
   (Kusumaningrum, 2009).


2. Jenis-Jenis IUD
             Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
   a. Copper-T
                IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada
      bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga
      halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup
      baik (Imbarwati, 2009).
   b. Copper-7
                IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
      pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32
      mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200
      mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-
      T (Imbarwati, 2009).
   c. Multi load
                IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan
      kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas
      ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga
      dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah
      efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan
      mini (Imbarwati, 2009).
   d. Lippes loop
                IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau
      huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang
      pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut
      ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
      biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm
      (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang
      putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
      Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi,
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari
      bahan plastic (Imbarwati, 2009).
              Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan
      sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti.
      Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau plastic
      bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan
      tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine
      System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk
      mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin
      (Kusmarjadi, 2010).
              Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah
      kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai
      rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD
      (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat
      digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010).

3. Cara kerja IUD
              Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu:
        Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
        Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
        Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit
        masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma
        untuk fertilisasi.
        AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
        walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
        reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
        (Muhammad, 2008).

4. Kelemahan dan kelebihan
              Intra uterine devise (IUD) memiliki keuntungan yaitu:
        Sangat efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi
        sampai dibuka
Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan)
Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10
tahun
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak
terjadi infeksi)
Dapat digunakan sampai menopouse
Tidak ada interaksi dengan obat-obat
Membantu mencegah kehamilan ektopik
Relatif tidak mahal
Nyaman (tidak perlu diingat-ingat seperti jika memakai pil)
Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter)
Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi
Segera berfungsi (AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan)
Efek samping yang rendah
Dapat menyusui dengan aman
Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya (Kusmarjadi,
2010).
Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian
selama satu tahun)
Tidak terganggu faktor lupa
Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan
menggunakan Tembaga T 380A)
Mengurangi kunjungan ke klinik
Lebih murah dari pil dalam jangka panjang (Kusumaningrum, 2009).
IUD baik untuk wanita yang:
 Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi,
 dan jangka panjang
 Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
 Memberikan ASI
 Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
 Berada dalam masa pasca aborsi
 Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
 Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
 Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau
 yang memang tidak boleh menggunakannya.
 Yang      benar-benar   membutuhkan      alat   kontrasepsi      darurat
 (Kusumaningrum, 2009).


Kelemahan kontrasepsi IUD yaitu:
 Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi
 menular
 Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama
 dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit
 Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari
 setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau
 diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi
 dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)
 Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
 Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering
 berganti pasangan
 Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS
 memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas
 Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam
 pemasangan AKDR
 Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
 pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas
       terlatih yang dapat melepas (Muhammad, 2008).
       Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi
       apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan)
       Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu
       (Imbarwati, 2009).
        Sedangkan efeknya antara lain rasa kram dan sakit pinggang sesaat
sampai beberapa jam setelah pemasangan. Beberapa wanita mengalami
perdarahan ringan dan nyeri sampai beberapa minggu setelah pemasangan.
Kadang haid bisa banyak pada IUD tembaga (Kusmarjadi, 2010).
Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui
hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja, spiral akan
memperparah penyakit Anda, menyebabkan komplikasi-komplikasi serius,
seperti radang mulut rahim yang bisa membuat Anda kehilangan
kesuburan (mandul) (Zahra, 2008).
        Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat :
  a.    Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak
        hamil.
  b.    Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
  c.    Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
        minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan
        metode amenorea laktasi (MAL).
  d.    Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari)
        apabila tidak ada gejala infeksi.
  e.    Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi
        (Imbarwati, 2009).

        Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali
untuk memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol
IUD yang harus diperhatikan adalah :
  a. 1 bulan pasca pemasangan
  b. 3 bulan kemudian
  c. setiap 6 bulan berikutnya
d. bila terlambat haid 1 minggu
     e. perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya (Imbarwati,
         2009).


5. Efek samping
          Seminggu    pertama,   mungkin     ada   pendarahan   kecil.   Ada
   perempuan-perempuan pemakai spiral yang mengalami perubahan haid,
   menjadi lebih „berat‟ dan lebih lama, bahkan lebih menyakitkan. Tetapi
   biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan sendirinya sesudah 3 bulan
   (Zahra, 2008).
          Perdarahan dan kram selama minggu-minggu pertama setelah
   pemasangan. Kadang-kadang ditemukan keputihan yang bertambah
   banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama) terjadi expulsi
   (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan IUD
   mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan resiko
   infeksi rahim (Kusumaningrum, 2009).
          Masalah kesehatan yang paling berbahaya akibat pemakaian spiral
   adalah terjadinya radang mulut rahim. Kebanyakan ini terjadi pada masa 3
   bulan pertama, tetapi umumnya bukan akibat spiral itu sendiri. Pada
   penderitanya sudah terkena infeksi ketika spiral dipasang. Inilah sebabnya
   Anda harus memeriksakan kondisi seputar vagina dan rahim sebelum
   memasang spiral, sehingga jika ada tanda-tanda infeksi pemasangan spiral
   bisa dibatalkan. Jika kondisi mulut rahim biasa-biasa saja tapi tak urung
   Anda terkena radang juga, barangkali pemasang spiral (perawat, bidan,
   dokter, atau siapa saja di pos pelayanan KB atau puskesmas) tidak
   memasang spiral dalam kondisi steril atau benar-benar bersih dan aman.
   Hati-hatilah memilih di mana saja atau pada siapa meminta layanan ini
   (Zahra, 2008).
6. Kontra indikasi
          Wanita yang boleh menggunakan kontrasepsi IUD yaitu:
       Usia reproduktif
       Keadaan nulipara
       Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
       Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
       Setelah melahirkan dan tidak menyusui
       Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
       Risiko rendah dari IMS
       Tidak menghendaki metoda hormonal
       Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
       Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama
       Perokok
       Gemuk ataupun kurus (Muhammad, 2008).


          Jangan memakai spiral jika:
       sedang hamil atau kemungkinan hamil
       berisiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks
       (bila mempunyai pasangan seksual lebih dari satu, atau bila
       suami/pasangan punya pasangan lain)
       pernah mengalami infeksi saluran peranakan atau rahim, atau infeksi
       sesudah persalinan/sesudah aborsi
       pernah hamil di luar rahim (hamil dalam saluran fallopian)
       Mendapat haid yang “berat” (darah yang keluar sangat banyak) diserat
       rasa sakit yang hebat
       sangat kekurangan darah merah (anemia)
       belum pernah hamil (Zahra, 2008).


          Kontra indikasi wanita pengguna kontrasepsi IUD yaitu:
       Hamil atau diduga hamil
       Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit
       kelamin
       Pernah menderita radang rongga panggul
       Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
Riwayat kehamilan ektopik
   Penderita kanker alat kelamin (Kusumaningrum, 2009).


      Kondisi       dimana     seorang     wanita      tidak       seharusnya
menggunakan IUD adalah :
   Kehamilan
   Sepsis
   Aborsi postseptik dalam waktu dekat
   Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim
   Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya
   Penyakit tropoblastik ganas
   Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium
   Penyakit radang panggul
   PMS      (premenstrual     syndrome)       3     bulan      terakhir   dan
   imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh)
   TBC panggul (ILUNI FKUI, 2010).


      Wanita yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah:
   Sedang hamil
   Perdarahan vagina yang tidak diketahui
   Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
   Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau
   abortus septik
   Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim
   yangdapat mempengaruhi kavum uteri
   Penyakit trofoblas yang ganas
   Diketahui menderita TBC pelvik
   Kanker alat genital
   Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Muhammad, 2008).
7. H. Cara penggunaan atau pemasangan
          IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila
   wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan
   IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah
   mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah
   melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita
   menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan
   setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus
   spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai
   involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang,
   seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis menstruasi
   (ILUNI FKUI, 2010).




          Prosedur Kerja Pemasangan IUD
          Kebijaksanaan :
      1) Petugas harus siap ditempat.
      2) Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta.
      3) Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi.
      4) Alat-alat yang tersedia :
         a. Gyn bed
         b. Timbangan berat badan
         c. Tensimeter dan stetoskop
         d. IUD set steril
         e. Bengkok
         f. Lampu
         g. Kartu KB (kl, K IV)
         h. Buku-buku administrasi dan registrasi KB
         i. Meja dengan duk steril
                  Sym speculum
                  Sonde rahim
                  Lidi kipas dan kapas first aid secukupnya.
Busi / dilatator hegar
       Kogel tang
       Pincet dan gunting


Langkah-langkah :
1) Memberi      penjelasan      kepada   calon   peserta     mengenai
   keuntungan, efek samping dan cara menanggulangi efek
   samping.
2) Melaksanakan     anamnese       umum,    keluarga,      media   dan
   kebidanan.
3) Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan,
   mengukur tensimeter.
4) Mempersilakan calon peserta untuk mengosongkan kandung
   kemih.
5) Siapkan alat-alat yang diperlukan.
6) Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed
   gynaecologi dengan posisi Lithotomi.
7) Petugas cuci tangan
8) Pakai sarung tangan kanan dan kiri
9) Bersihkan vagina dengan kapas first aid
10) Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan
   posisi uterus.
11) Pasang speculum sym.
12) Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix.
13) Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran,
   posisi dan bentuk rahim.
14) Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan
   ke dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga
   AKDR masuk ke dalam inserter dikeluarkan.
15) Gunting AKDR sehingga panjang benang ± 5 cm
16) Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke
   samping mulut rahim.
17) Peserta dirapikan dan dipersilakan berbaring ± 5 menit
18) Alat-alat dibersihkan
19) Petugas cuci tangan
20) Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang
   mungkin terjadi / dialami setelah pemasangan AKDR dan
   kapan harus control
21) Membuat nota pelayanan
22) Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta untuk diteruskan
   ke bagian administrasi pelayanan.
23) Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk
   dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009).


Catatan :
a. Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan
   dipaksa (hentikan) konsultasi dengan dokter.
b. Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak
   terasa, kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan
   konsultasikan ke dokter.
c. Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini
   adalah panjang rongga uterus. Ukuran normal 6 – 7 cm.
d. Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm
   jangan dipasang (Imbarwati, 2009).
BAB III
                                 TINJAUAN KASUS

     MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “N” DENGAN
           AKSEPTOR KB IMPLANT DI PUSKESMAS SICINCIN



Pengumpulan Data
A. Identitas
   Nama Istri          : Nurliana                Nama Suami : Jailani
   Umur                : 33 Tahun                Umur         : 43 Tahun
   Suku/Bangsa         : Minang/Indonesia        Suku Bangsa : Minang/Indonesia
   Agama               : Islam                   Agama        : Islam
   Pendidikan          : SLTP                    Pendidikan   : SLTP
   Pekerjaan           : IRT                     Pekerjaan    : Tukang
   Alamat              : Ladang Laweh            Alamat       : Ladang Laweh
   No. HP              :-                        No. HP       :-

   Nama keluarga yang bisa dihubungi             : Dewi
   Hubungan dengan klien                         : Saudara
   Alamat                                        : Ladang Laweh
   No. HP                                        :-

B. Data Subjektif
   Tanggal dilayani              : 26 – 01 – 2013
   Pukul                         : 10.00 WIB
   1. Alasan kunjungan           : ingin Memasang KB
   2. Riwayat menstruasi :
      a. Haid terakhir           : 20 – 12 – 2012
      b. Teratur/tidak           : teratur
      c. Siklus                  : 30 hari
      d. Lamanya                 : 6 hari
      e. Sifat darah             : encer
      f. Dismenorea              : ada
3. Jumlah anak hidup
   Laki – laki    :2
   Perempuan      :1
4. Umur anak terkecil                                   : 2 bulan
5. Status peserta KB                                    : baru pertama kali
6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan           : tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
   a. Riwayat Penyakit
       Penyakit kuning                   : tidak ada
       Pendarahan pervaginam             : tidak ada
       Keputihan yang lama               : tidak ada
       Tumor                             :
             Payudara                    : tidak ada
             Rahim                       : tidak ada
             Indung telur                : tidak ada
8. Pemeriksaan fisik
   a. Keadaan umum              : baik
   b. Tanda vital               :
       TD                       : 110/80 mmHg
       N                        : 70x/i
       S                        : 36,50 C
       P                        : 24x/i
       BB                       : 53 Kg
       TB                       : 160 Cm
9. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam
   a. tanda – tanda radang                : tidak ada
   b. tumor/keganasan                     : tidak ada
10. Pemeriksaan tambahan
   a. Tanda – tanda diabetes              : tidak ada
   b. Radang orchitis/epididymitis        : tidak ada
11. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : implant
12. Tanggal kunjungan kembali                    : 30 – 01 – 2013
MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “R” DENGAN
                      AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
                            DI PUSKESMAS SICINCIN



Pengumpulan Data
A. Identitas
   Nama Istri          : Nurliana              Nama Suami : Indra Bayu
   Umur                : 34 Tahun              Umur          : 36 Tahun
   Suku/Bangsa         : Minang/Indonesia      Suku Bangsa : Minang/Indonesia
   Agama               : Islam                 Agama         : Islam
   Pendidikan          : SLTA                  Pendidikan    : SLTA
   Pekerjaan           : IRT                   Pekerjaan     : Swasta
   Alamat              : Sp. Balai Kamih       Alamat        : Sp. Balai Kamih
   No. HP              :-                      No. HP        :-

   Nama keluarga yang bisa dihubungi           : Yusnimar
   Hubungan dengan klien                       : Ibu
   Alamat                                      : Sp. Balai Kamih
   No. HP                                      :-

B. Data Subjektif
   Tanggal dilayani              : 21 – 01 – 2013
   Pukul                         : 10.00 WIB
   1. Alasan kunjungan           : ingin Memasang KB
   2. Riwayat menstruasi :
      a. Haid terakhir           : 26 – 07 – 2012
      b. Teratur/tidak           : teratur
      c. Siklus                  : 28 hari
      d. Lamanya                 : 6 hari
      e. Sifat darah             : encer
      f. Dismenorea              : ada
3. Jumlah anak hidup
   Laki – laki    : tidak ada
   Perempuan      :1
4. Umur anak terkecil                                   : 6 Tahun
5. Status peserta KB                                    : baru pertama kali
6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan           : tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
   a. Riwayat Penyakit
       Penyakit kuning                   : tidak ada
       Pendarahan pervaginam             : tidak ada
       Keputihan yang lama               : tidak ada
       Tumor                             :
             Payudara                    : tidak ada
             Rahim                       : tidak ada
             Indung telur                : tidak ada
8. Pemeriksaan fisik
   a. Keadaan umum              : baik
   b. Tanda vital               :
       TD                       : 110/70 mmHg
       N                        : 60x/i
       S                        : 360 C
       P                        : 25x/i
       BB                       : 52 Kg
       TB                       : 155 Cm
9. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam
   a. tanda – tanda radang                : tidak ada
   b. tumor/keganasan                     : tidak ada
10. Pemeriksaan tambahan
   a. Tanda – tanda diabetes              : tidak ada
   b. Radang orchitis/epididymitis        : tidak ada
11. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : Suntik 3 bulan
12. Tanggal kunjungan kembali                    : 14 – 04 – 2013
MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “S” DENGAN
                      AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
                           DI PUSKESMAS SICINCIN



Pengumpulan Data
A. Identitas
   Nama Istri         : Santi                 Nama Suami : Asep
   Umur               : 22 Tahun              Umur           : 28 Tahun
   Suku/Bangsa        : Minang/Indonesia      Suku Bangsa : Minang/Indonesia
   Agama              : Islam                 Agama          : Islam
   Pendidikan         : SLTA                  Pendidikan     : SLTA
   Pekerjaan          : IRT                   Pekerjaan      : Swasta
   Alamat             : Pauh Hilir            Alamat         : Pauh Hilir
   No. HP             :-                      No. HP         :-

   Nama keluarga yang bisa dihubungi          : Sri Duri
   Hubungan dengan klien                      : Ibu
   Alamat                                     : Pauh Hilir
   No. HP                                     :-

B. Data Subjektif
   Tanggal dilayani             : 02 – 02 – 2013
   Pukul                        : 09.00 WIB
   1. Alasan kunjungan          : ingin Memasang KB
   2. Riwayat menstruasi :
      a. Haid terakhir          : 28 – 01 – 2013
      b. Teratur/tidak          : teratur
      c. Siklus                 : 29 hari
      d. Lamanya                : 6 hari
      e. Sifat darah            : encer
      f. Dismenorea             : ada
3. Jumlah anak hidup
   Laki – laki     :1
   Perempuan       :1
4. Umur anak terkecil                                    : 2 Tahun
5. Status peserta KB                                     : baru pertama kali
6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan            : tidak ada
7. Riwayat Kesehatan
   a. Riwayat Penyakit
           Penyakit kuning                 : tidak ada
           Pendarahan pervaginam           : tidak ada
           Keputihan yang lama             : tidak ada
           Tumor                           :
            1. Payudara                    : tidak ada
            2. Rahim                       : tidak ada
            3. Indung telur                : tidak ada
8. Pemeriksaan fisik
   a. Keadaan umum               : baik
   b. Tanda vital                :
       TD                        : 110/70 mmHg
       N                         : 60x/i
       S                         : 370 C
       P                         : 25x/i
       BB                        : 50 Kg
       TB                        : 160 Cm
13. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam
   c. tanda – tanda radang                 : tidak ada
   d. tumor/keganasan                      : tidak ada
14. Pemeriksaan tambahan
   c. Tanda – tanda diabetes               : tidak ada
   d. Radang orchitis/epididymitis         : tidak ada
15. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : Suntik 1 bulan
16. Tanggal kunjungan kembali                     : 02 – 03 – 2013
MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “W” DENGAN
               AKSEPTOR KB IUD DI PUSKESMAS SICINCIN


Pengumpulan Data
a. Identitas
   Nama Istri          : Willi Murni           Nama Suami : Zulnedi
   Umur                : 32 Tahun              Umur          : 35 Tahun
   Suku/Bangsa         : Minang/Indonesia      Suku Bangsa : Minang/Indonesia
   Agama               : Islam                 Agama         : Islam
   Pendidikan          : SLTA                  Pendidikan    : SLTA
   Pekerjaan           : IRT                   Pekerjaan     : Sopir
   Alamat              : Sp. Balai Kamih       Alamat        : Sp. Balai Kamih
   No. HP              :-                      No. HP        :-

   Nama keluarga yang bisa dihubungi           : Yuni
   Hubungan dengan klien                       : Sepupu
   Alamat                                      : Sp. Balai Kamih
   No. HP                                      :-

b. Data Subjektif
   Tanggal dilayani              : 02 – 01 – 2013
   Pukul                         : 11.00 WIB
   1. Alasan kunjungan           : ingin Memasang KB
   2. Riwayat menstruasi :
      a. Haid terakhir           : 17 – 12 – 2012
      b. Teratur/tidak           : teratur
      c. Siklus                  : 29 hari
      d. Lamanya                 : 5 hari
      e. Sifat darah             : encer
      f. Dismenorea              : ada
   3. Jumlah anak hidup
      Laki – laki      :3
      Perempuan        :1
4. Umur anak terkecil                                    : 4 Bulan
5. Status peserta KB                                     : pernah memakai alat
                                                         KB berhenti sesudah
                                                         bersalin/keguguran
6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan            : Implant
7. Riwayat Kesehatan
  a. Riwayat Penyakit
           Penyakit kuning                 : tidak ada
           Pendarahan pervaginam           : tidak ada
           Keputihan yang lama             : tidak ada
           Tumor                           :
            1. Payudara                    : tidak ada
            2. Rahim                       : tidak ada
            3. Indung telur                : tidak ada
8. Pemeriksaan fisik
  a. Keadaan umum                : baik
  b. Tanda vital                 :
       TD                        : 120/80 mmHg
       N                         : 70x/i
       S                         : 370 C
       P                         : 24x/i
       BB                        : 64 Kg
       TB                        : 155 Cm
9. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam
   a. tanda – tanda radang                 : tidak ada
   b. tumor/keganasan                      : tidak ada
10. Pemeriksaan tambahan
  a. Tanda – tanda diabetes                : tidak ada
  b. Radang orchitis/epididymitis          : tidak ada
11. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : IUD
12. Tanggal kunjungan kembali                     : 06 – 01 – 2013
DAFTAR PUSTAKA




Hartanto, Hanafi.1994.KB dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar

Soetjiningsih, SpAK.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: Penerbit Buku
       Kedokteran EGC

Setiadi.2007.Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu

Notoatmojo, Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta

More Related Content

What's hot

Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan sc
heri damanik
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Amalia Senja
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
cahyatoshi
 
Asuhan kebidanan ibu hamil
Asuhan kebidanan ibu hamilAsuhan kebidanan ibu hamil
Asuhan kebidanan ibu hamil
neng elis
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptxAsuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
FionaAmelia1
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Operator Warnet Vast Raha
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Andra Dewi Hapsari
 
Penyakit sistemik kehamilan3
Penyakit sistemik  kehamilan3Penyakit sistemik  kehamilan3
Penyakit sistemik kehamilan3
diajengeni
 

What's hot (20)

Robekan jalan lahir
Robekan jalan lahirRobekan jalan lahir
Robekan jalan lahir
 
Askeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan scAskeb nifas dengan sc
Askeb nifas dengan sc
 
Jenjang Karir Bidan
Jenjang Karir BidanJenjang Karir Bidan
Jenjang Karir Bidan
 
askeb abortus imminens
askeb abortus imminensaskeb abortus imminens
askeb abortus imminens
 
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulanaskeb akseptor Kb suntik 3 bulan
askeb akseptor Kb suntik 3 bulan
 
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPpt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
Ppt ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
Kuesioner pra skrining perkembangan (kpsp)
 
Askeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partumAskeb nifas 6 jam post partum
Askeb nifas 6 jam post partum
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Asuhan kebidanan ibu hamil
Asuhan kebidanan ibu hamilAsuhan kebidanan ibu hamil
Asuhan kebidanan ibu hamil
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”m”g2 p1a0 umur kehamil...
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Standar Pendidikan Bidan
Standar Pendidikan BidanStandar Pendidikan Bidan
Standar Pendidikan Bidan
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptxAsuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
Asuhan Kebidanan Pada Perempuan dan Anak pada Kondisi Rentan.pptx
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
Penyakit sistemik kehamilan3
Penyakit sistemik  kehamilan3Penyakit sistemik  kehamilan3
Penyakit sistemik kehamilan3
 

Viewers also liked

akbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapunto
akbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapuntoakbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapunto
akbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapunto
Operator Warnet Vast Raha
 
Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana
Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencanaPendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana
Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana
Operator Warnet Vast Raha
 
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
DeboAprill
 
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Ichal Ichal
 

Viewers also liked (18)

Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder.
Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder. Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder.
Kontrasepsi hormonal dan infertilitas sekunder.
 
akbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapunto
akbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapuntoakbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapunto
akbid paramata muna Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana wapunto
 
Leaflet KB
Leaflet  KBLeaflet  KB
Leaflet KB
 
Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana
Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencanaPendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana
Pendokumentasian asuhan kebidanan keluarga berencana
 
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana AKBK (Implan)
 
Kb Implan
Kb ImplanKb Implan
Kb Implan
 
Askeb kb
Askeb kbAskeb kb
Askeb kb
 
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik
Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Suntik
 
Format pengkajian keperawatan maternitas
Format pengkajian keperawatan maternitasFormat pengkajian keperawatan maternitas
Format pengkajian keperawatan maternitas
 
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
 
LESI PRA KANKER
LESI PRA KANKERLESI PRA KANKER
LESI PRA KANKER
 
9. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 29. pelayanan keluarga berencana 2
9. pelayanan keluarga berencana 2
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 
Praktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIAPraktikum 2 PWS-KIA
Praktikum 2 PWS-KIA
 
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
Contoh laporan kasus nifas menggunakan langkah varne1
 
ppt kb
ppt kbppt kb
ppt kb
 
Laporan puskesmas buniwangi
Laporan puskesmas buniwangiLaporan puskesmas buniwangi
Laporan puskesmas buniwangi
 
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA)
 

Similar to Kb askeb

PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
DindaAyuPangestu
 
01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf
01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf
01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf
SinergiTanibima
 
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomiMakalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Nova Ci Necis
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
MayangWulan3
 
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
Lailah Fauziah
 
Makalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_dan
Makalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_danMakalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_dan
Makalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_dan
dias123654
 

Similar to Kb askeb (20)

ASKEB KB IUD
ASKEB KB IUDASKEB KB IUD
ASKEB KB IUD
 
Elvipson tesis
Elvipson tesis Elvipson tesis
Elvipson tesis
 
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
PPT TUGAS B ZENY GAMBARAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR TERHADAP ALAT KONTR...
 
01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf
01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf
01Asuhan Kebidanan pada KB dan kontrasepsi Nurhayana (1).pdf
 
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomiMakalah kontrasepsi suntik n vasektomi
Makalah kontrasepsi suntik n vasektomi
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Chapter ii 3
Chapter ii 3Chapter ii 3
Chapter ii 3
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Bab 1 3
Bab 1 3Bab 1 3
Bab 1 3
 
Definisi kontrasepsi
Definisi kontrasepsiDefinisi kontrasepsi
Definisi kontrasepsi
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Makalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kbMakalah kesehatan tentang kb
Makalah kesehatan tentang kb
 
Tugas promkes
Tugas promkesTugas promkes
Tugas promkes
 
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
A.04.lailah fauziah.tugas4(perbaikan materi)
 
Bab i kti
Bab i ktiBab i kti
Bab i kti
 
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibuxkeuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
keuntungan kb pasca melahirkan bagi ibux
 
Nansy pp
Nansy ppNansy pp
Nansy pp
 
Makalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_dan
Makalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_danMakalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_dan
Makalah a.l kontrasepsi_non_hormonal_dan
 
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non HormonalKB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
KB 3 Asuhan Kebidanan KB Non Hormonal
 

More from MJM Networks

Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
MJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
MJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
MJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
MJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
MJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
MJM Networks
 

More from MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

Kb askeb

  • 1. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang dilihat dari jumlah penduduknya ada pada posisi keempat di dunia, dengan laju pertumbuhan yang masih relatif tinggi. Esensi tugas program Keluarga Berencana (KB) dalam hal ini telah jelas yaitu menurunkan fertilitas agar dapat mengurangi beban pembangunan demi terwujudnya kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Seperti yang disebutkan dalam UU No.10 Tahun 1992 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga Sejahtera, definisi KB yakni upaya meningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga, dan peningkatan kesejahteraan keluarga guna mewujudkan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera. Berdasarkan data dari SDKI 2002 – 2003, angka pemakaian kontrasepsi (contraceptive prevalence rate/CPR) mengalami peningkatan dari 57,4% pada tahun 1997 menjadi 60,3% pada tahun 2003. Pada 2015 jumlah penduduk Indonesia hanya mencapai 255,5 juta jiwa. Namun, jika terjadi penurunan angka satu persen saja, jumlah penduduk mencapai 264,4 juta jiwa atau lebih. Sedangkan jika pelayanan KB bisa ditingkatkan dengan kenaikan CPR 1%, penduduk negeri ini sekitar 237,8 juta jiwa (Kusumaningrum, 2009). Pada awal tahun 70-an seorang wanita di Indonesia rata-rata memiliki 5,6 anak selama masa reproduksinya. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) menunjukkan angka TFR (Total Fertility Rate) pada periode 2002 sebesar 2,6 artinya potensi rata–rata kelahiran oleh wanita usia subur berjumlah 2-3 anak. Pada tahun 2007, angka TFR stagnan pada 2,6 anak. Sekarang ini di samping keluarga muda yang ketat membatasi anak, banyak pula yang tidak mau menggunakan KB dengan alasan masing-masing seperti anggapan banyak anak banyak rezeki. Artinya ada dua pandangan
  • 2. yang berseberangan, yang akan berpengaruh pada keturunan atau jumlah anak masing-masing (Kusumaningrum, 2009). Menurut SDKI 2002-2003 Pada tahun 2003, kontrasepsi yang banyak digunakan adalah metode suntikan (49,1 persen), pil (23,3 persen), IUD/spiral (10,9 persen), implant (7,6 persen), MOW (6,5 persen), kondom (1,6 persen), dan MOP (0,7 persen) (Kusumaningrum, 2009). Alat kontrasepsi sangat berguna sekali dalam program KB namun perlu diketahui bahwa tidak semua alat kontrasepsi cocok dengan kondisi setiap orang. Untuk itu, setiap pribadi harus bisa memilih alat kontrasepsi yang cocok untuk dirinya. Pelayanan kontrasepsi (PK) adalah salah satu jenis pelayanan KB yang tersedia. Sebagian besar akseptor KB memilih dan membayar sendiri berbagai macam metode kontrasepsi yang tersedia. Faktor lain yang mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi antara lain faktor pasangan (umur, gaya hidup, jumlah keluarga yang diinginkan, pengalaman dengan metode kontrasepsi yang lalu), faktor kesehatan (status kesehatan, riwayat haid, riwayat keluarga, pemeriksaan fisik, pemeriksaan panggul), faktor metode kontrasepsi (efektivitas, efek samping, biaya), tingkat pendidikan, pengetahuan, kesejahteraan keluarga, agama, dan dukungan dari suami/istri. Faktor-faktor ini nantinya juga akan mempengaruhi keberhasilan program KB. Hal ini dikarenakan setiap metode atau alat kontrasepsi yang dipilih memiliki efektivitas yang berbeda- beda. Strategi peningkatan penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, terlihat kurang berhasil, yang terbukti dengan jumlah peserta KB IUD yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data BKKBN Provinsi Jawa Tengah, jumlah peserta KB IUD terus menurun dari tahun 2004 yakni 552.233 menjadi 529.805 pada tahun 2005, dan 498.366 pada tahun 2006. Dalam perkembangannya pemakaian IUD memang cenderung mengalami penurunan dari tahun ke tahun (Imbarwati, 2009). Berdasarkan data di atas, IUD merupakan salah satu jenis alat kontrasepsi yang menjadi alternative pilihan bagi masyarakat yang ingin ber-KB. Oleh karena itu penulis tertarik menyusun makalah tentang kontrasepsi IntraUterine Device (IUD).
  • 3. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalahnya adalah: 1. Apa saja jenis-jenis alat KB ? 2. Apa kelebihan dan kekurangan alat KB ? 3. Apa efek samping dan kontara indikasi alat KB ? 4. Bagaimana cara pemasangan alat KB ? C. Tujuan Tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu : 1. Mengetahui alat kontrasepsi KB 2. Mengetahui cara kerja, kelebihan, kelemahan dan kontra indikasi KB 3. Mengetahui cara kerja dan penggunaan/pemasangan KB
  • 4. BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Kontrasepsi Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti „mencegah‟ atau „melawan‟ dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur yang matang dan sel sperma yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sperma. Pelayanan kontrasepsi (PK) merupakan salah satu komponen dalam pelayanan kependudukan/KB. Selain Pelayanan kontrasepsi (PK) juga terdapat komponen pelayanan kependudukan/KB lainnya seperti komunikasi dan edukasi (KIE), konseling, pelayanan infertilitas, pendidikan seks (sex education), konsultasi pra-perkawinan dan konsultasi perkawinan, konsultasi genetik, tes keganasan dan adopsi (Kusumaningrum, 2009). Tidak ada satupun metode kontrasepsi yang aman dan efektif bagi semua klien karena masing-masing mempunyai kesesuaian dan kecocokan individual bagi setiap klien. Namun secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut: a) Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika digunakan. b) Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan akan dapat mencegah kehamilan. c) Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan budaya di masyarakat. d) Terjangkau harganya oleh masyarakat. e) Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap (Kusumaningrum, 2009).
  • 5. Macam-macam metode kontrasepsi 1. Metode Sederhana Kontrasepsi sederhana tanpa alat dapat dengan senggama terputus dan pantang berkala. Sedangkan kontrasepsi dengan alat/obat salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan kondom (Kusumaningrum, 2009). 2. Metode Modern/Efektif a. Kontrasepsi Hormonal b. Peroral: Pil c. Injeksi / suntikan d. Subcutis: Implant (alat kontrasepsi bawah kulit = AKBK) e. Intra Uterine Devices (IUD, AKDR) f. Kontrasepsi Mantap g. Pada wanita: Penyinaran, Operatif (Medis Operatif Wanita/MOW), penyumbatan tuba fallopi secara mekanis. h. Pada pria: Operatif (Medis Operatif Pria/MOP), Penyumbatan vas deferens secara mekanis, penyumbatan vas deferens secara kimiawi (Kusumaningrum, 2009). Berdasarkan lama efektivitasnya, kontrasepsi dapat dibagi menjadi : a. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW. b. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah kondom, pil, suntik, dan metode- metode lain selain metode yang termasuk dalam MKJP (Kusumaningrum, 2009). B. Kontrasepsi Implant 1. Pengertian Kontrasepsi implan adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonorgestrol yang di bungkus dalam kapsul silicone dan susukkan dibawah kulit.
  • 6. 2. Jenis – Jenis Implant Norplant terdiri dari 6 kapsul silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm dengan diameter 2,4 mm , dimana setiap kapsulnya berisi 36 mg levonorgestrol dan lamanya 5 tahun. Implanon terdiri dari 1 kapsul silastikputih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm dan diameter 2 mm yang isinya , 3 ketodegestrol dan 66 mg kopolimer EVA dan lamanya 3 tahun. Norplant terdiri dari 2 kapsul silastik 76 mg levonorgestrol efektifitasnya 2 tahun. Indoplant terdiri dari 2 batang efektifitasnya 3 tahun. 3. Mekanisme Kerja Mengentalkan lender serviks uteri sehingga menyulitkan penetrasi sperma. Menimbulkan perubahan – perubahan pada endometrium sehingga tidak cocok untuk implantasi zygot. Menekan ovulasi Mengganggu transportasi sperma (Saifuddin, 2003) 4. Keuntungan Kontrasepsi a. Mempunyai daya guna tinggi. b. Memberikan perlindungan jangka panjang. c. Tidak memerlukan pemeriksan dalam. d. Tidak mengganggu kegiatan senggama e. Tidak mengganggu ASI f. Klien hanya perlu kembali bila ada keluhan g. Dapat dilakukan pencabutan setiap saat sesuai kebutuhan (saifuddin, 2003) 5. Efek Samping Gangguan siklus haid berupa perdarahan bercak (spotting) Ekspulsi implant
  • 7. Perubahan berat badan mengalami penurunan atau peningkatan Pusing/nyeri kepala Rasa nyeri payudara 6. Indikasi Wanita yang ingin kontrasepsi untuk yang lama (1-1,5 th) tapi tidak bersedia menggunakan kontap AKDR. Wanita yang tidak boleh menggunakan pil KB yang mengandung estrogen Wanita dengan usia subur Wanita yang telah memiliki anak ataupun belum memiiki anak. Ibu menyusui dan membutuhkan kontrasepsi Wanita pasca keguguran. 7. Kontraindikasi Kehamilan atau disangka hamil Perdarahan tidak teratur genetalia tanpa diketahui penyebabnya. Riwayat kehamilan ektopik Kelainan kardiovaskuler Penderita penyakit hati akut Tumor jinak atau diduga tumor. Karsinoma payudara Penyakit jantung, hipertensi, DM, dll. 8. Waktu Pemasangan Waktu yang baik untuk pemasangan adalah pada saat waktu haid berlangsung ataumasa pra ovulasi dari siklus haid. 9. Efektivitas a. Angka kegagalan norplant < 1 per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun pertama lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD, dan metode barrier.
  • 8. b. Efektifitasnya berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke – 6 kira – kira 2,5 – 3 % akseptor menjadi hamil. c. Norplant 2 sama efektifitasnya seperti norplant untuk waktu 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah yang tidak terduga sebelumnya. Sekitar 5 – 6 % penyebabnya belum jelas, disangka penurunan kadar hormon. 10. Prosedur Pemasangan dan Alat-alat Memberikan informasi dan konseling pada akseptor tentang KB Implan sehinggan calon akseptor betul-betul mengerti dan menerima sebagai cara kontrasepsi yang akan dipakainya. Mempersiapkan alat-alat  Sabun antiseptic  Kasa steril  Betadine  Obat anestesi local  Spuit dan jarum suntik  Trochar nomer 10  Sepasang handschoen  Satu set kapsul norplant (6 kapsul)  Scalpel yang tajam Teknik Pemasangan  Akseptor dibaringkan terlentang diatas tempat tidur dan lengan kiri diletakkan pada meja kecil disamping tempat tidur akseptor.  Daerah tempat pemasangan dicuci dengan sabun antiseptic kemudian diberi cairan antiseptic.  Lakukan injeksi anestesi ± 6-10 cm diatas lipatan siku.  Buat insisi ± 2-3 mm dengan scalpel yang tajam  Masukkan trochar melalui lubang insisi sehingga sampai pada jaringan bawah kulit.  Masukkan kapsul melalui lubang trochar dan didorong dengan flunger sampai kapsul terletak dibawah kulit.
  • 9.  Lakukan sampai kapsul ke-6 hingga tersusun seperti kipas.  Control luka (ada perdarahan atau tidak)  Jika tidak ada perdarahan, tutup luka dengan kasa steril kemudian plester.  Nasehati akseptor agar luka tidak boleh basah selama ± 3 hari dan datang kembali jika ada keluhan. 11. Cara mengatasi efek samping implan Bila terjadi ekspulsi imlpan jangan panik terlebih dahulu tetapi langsung ke tenaga kesehatan untuk mencabut implan atau bila menginginkan memakai implan lagi bisa dipasang batang implan yang baru. C. Kotrasepsi Suntik 1. Pengertian Kotrasepsi suntik adalah alat kontasepsi yang disuntikan ke dalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. 2. Jenis-Jenis KB Suntik 1) Suntikan kombinasi (Hormon Estrogen dan Progesteron) Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali(Cyclovem) 2) suntikan yang hanya mengandung progestin Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150mg DMPA yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis
  • 10. seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan sebaliknya. Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak. Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis, maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor akan kemungkinan hal ini. 3. Efektivitas KB Suntik Jenis kontrasepsi ini pada dasarnya mempunyai cara kerja seperti pil. Untuk suntikan yang diberikan 3 bulan sekali, memiliki keuntungan mengurangi resiko lupa minum pil dan dapat bekerja efektif selama 3 bulan. Efek samping biasanya terjadi pada wanita yang menderita diabetes atau hipertensi.Efektif bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes, hipertensi, trombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok buat wanita perokok. Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah. Kedua kontrasepsi suntik tersebut memiliki efektivitas yang tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan tiap tahun. Asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yang telah ditentukan.
  • 11. Tersedia suntik 1 bulan (estrogen + progesteron) dan 3 bulan (depot progesteron, tidak terjadi haid). Cukup praktis tetapi karena memasukkan hormon sekaligus untuk 1 atau 3 bulan, orang yang sensitif sering mengalami efek samping yang agak berat.Kontrasepsi suntikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar. Sayangnya, bisa membuat badan jadi gemuk karena nafsu makan meningkat. Kemudian lapisan dari lendir rahim menjadi tipis sehingga haid sedikit, bercak atau tidak haid sama sekali. Perdarahan tidak menentu. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari setiap 1.000 pasangan dalam setahun. 4. Cara Kerja Secara umum kerja dari KB suntik adalah: o Mencegah ovulasi, kadar progestin tinggi sehingga menghambat lonjakan luteinizing hormone (LH) secara efektif sehingga tidak terjadi ovulasi. Kadar follicle-stimulating hormone (FSH) dan LH menurun dan tidak terjadi lonjakan LH (LH Surge). Menghambat perkembangan folikel dan mencegah ovulasi. Progestogen menurunkan frekuensi pelepasan (FSH) dan (LH) . o Lendir serviks menjadi kental dan sedikit, mengalami penebalan mukus serviks yang mengganggu penetrasi sperma. Perubahan - perubahan siklus yang normal pada lendir serviks. Secret dari serviks tetap dalam keadaan di bawah pengaruh progesteron hingga menyulitkan penetrasi spermatozoa. o Membuat endometrium menjadi kurang layak atau baik untuk implantasi dari ovum yang telah di buahi, yaitu mempengaruhi perubahan-perubahan menjelang stadium sekresi, yang diperlukan
  • 12. sebagai persiapan endometrium untuk memungkinkan nidasi dari ovum yang telah di buahi. o Menghambat transportasi gamet dan tuba, mungkin mempengaruhi kecepatan transpor ovum di dalam tuba fallopi atau memberikan perubahan terhadap kecepatan transportasi ovum (telur) melalui tuba. 5. Kekurangan dan Kelebihan KB Suntik Kelebihan a. Sangat efektif , karena mudah digunakan tidak memerlukan aksi sehari hari dalam penggunaan kontrasepsi suntik ini tidak banyak di pengaruhi kelalaian atau faktor lupa dan sangat praktis. b. Efek samping sangat kecil yaitu tidak mempunyai efek yang serius terhadap kesehatan. c. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri d. Penggunaan jangka panjang e. Sangat cocok pada wanita yang telah mempunyai cukup anak akan tetapi masih enggan atau tidak bisa untuk dilakukan sterilisasi. f. Dapat digunakan oleh perempuan usia > 35 tahun sampai menopause g. Membantu mencegah kehamilan ektopik dan kanker endometrium Kekurangan Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk kembali pada siklus biasa.Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu suntikan ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi. 6. Efek Samping dan Penanganannya 1) Amenorea (tidak terjadi perdarahan) Penanganan : Bila tidak hamil,pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam rahim.
  • 13. Bila telah terjadi kehamilan,rujuk klien.hentikan penyuntikan. Bila terjadi kehamilan ektopik,rujuk klien. Jangan memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak terjadi perdarahan juga,rujuk ke klinik. 2) Perdarahan bercak (spotting) Penanganan : Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai,tetapi hal ini bukanlah masalah serius,dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. 3) Mual dan Muntah Penaganan : Pastikan tidak ada kehamilan,bila hamil segera rujuk.Bila tidak hamil,informasikan bahwa hal ini adalah hal biasa dan akan hilang dalam waktu dekat 4) Meningkatnya/Menurunnya Berat Badan Penanganan : informasikan bahwa kenaikan/penurunan berat badan sebanyak 1- 2 kg dapat saja terjadi.Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan terlalu mencolok.Bila berat badan berlebihan,hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain 7. Indikasi Dan Kontra Indikasi KB Suntik 1) Indikasi Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati masa menopause, atau
  • 14. sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan kontrasepsi suntik. Indikasi pemakaian suntikan kombinasi : 1. Usia reproduksi (20-30 tahun) 2. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak 3. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi 4. Menyusui ASI pasca persalinan lebih dari 6 bulan 5. Pasca persalian dan tidak menyusui 6. Anemia 7. Nyeri haid hebat 8. Haid teratur 9. Riwayat kehamilan ektopik 10. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi 2) Kontra Indikasi 1. Hamil atau dicurigai hamil (reaksi cacat pada janin > 100.000 kelahiran) 2. Ibu menginginkan haid teratur 3. Menyusui dibawah 6 minggu pasca persalinan 4. ibu yang menderita sakit kuning (liver), 5. kelainan jantung, 6. varises (urat kaki keluar), 7. Hipertensi (tekanan darah tinggi) 8. kanker payudara atau organ reproduksi, 9. Menderita kencing manis (DM). Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi. 10. Sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini. 11. Perdarahan saluram genital yang tidak terdiagnosis. 12. Penyakit arteri berat di masa lalu atau saat ini 13. Efek samping serius yang terjadi pada kontrasepsi oral kombinasi yang bukan disebabkan oleh estrogen
  • 15. 14. Adanya penyakit kanker hati 15. Depresi berat. (Everent,2007) D. Intra Uterine Device (IUD) 1. Definisi IUD Intra Uterine device (IUD) adalah alat kecil berbentuk-T terbuat dari plastik dengan bagian bawahnya terdapat tali halus yang juga terbuat dari plastik. Sesuai dengan namanya IUD dimasukkan ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. Pemasangan bisa dengan rawat jalan dan biasanya akan tetap terus berada dalam rahim sampai dikeluarkan lagi. IUD mencegah sperma tidak bertemu dengan sel telur dengan cara merubah lapisan dalam rahim menjadi sulit ditempuh oleh sperma (Kusmarjadi, 2010). Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR / IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (Imbarwati, 2009). IUD yaitu alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010). AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk 3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk mempunyai anak. AKDR ini
  • 16. bekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel telur (Kusumaningrum, 2009). 2. Jenis-Jenis IUD Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah : a. Copper-T IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009). b. Copper-7 IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper- T (Imbarwati, 2009). c. Multi load IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini (Imbarwati, 2009). d. Lippes loop IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi,
  • 17. jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic (Imbarwati, 2009). Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin (Kusmarjadi, 2010). Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010). 3. Cara kerja IUD Cara kerja kontrasepasi spiral yaitu: Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008). 4. Kelemahan dan kelebihan Intra uterine devise (IUD) memiliki keuntungan yaitu: Sangat efektif mencegah kehamilan, sekali pakai terus berfungsi sampai dibuka
  • 18. Sangat efektif. 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan) Pencegahan kehamilan untuk jangka yang panjang sampai 5-10 tahun Tidak mempengaruhi hubungan seksual Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi) Dapat digunakan sampai menopouse Tidak ada interaksi dengan obat-obat Membantu mencegah kehamilan ektopik Relatif tidak mahal Nyaman (tidak perlu diingat-ingat seperti jika memakai pil) Dapat dibuka kapan saja (oleh dokter) Dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi Segera berfungsi (AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan) Efek samping yang rendah Dapat menyusui dengan aman Tidak dirasakan oleh pemakai ataupun pasangannya (Kusmarjadi, 2010). Sangat efektif (0,5 – 1 kehamilan per 100 wanita setelah pemakaian selama satu tahun) Tidak terganggu faktor lupa Metode jangka panjang (perlindungan sampai 10 tahun dengan menggunakan Tembaga T 380A) Mengurangi kunjungan ke klinik Lebih murah dari pil dalam jangka panjang (Kusumaningrum, 2009).
  • 19. IUD baik untuk wanita yang: Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan jangka panjang Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak Memberikan ASI Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI Berada dalam masa pasca aborsi Mempunyai resiko rendah terhadap PMS Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya. Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat (Kusumaningrum, 2009). Kelemahan kontrasepsi IUD yaitu: Tidak boleh dipakai oleh perempuan yang terpapar pada infeksi menular Efek samping umum terjadi perubahan siklus haid, haid lebih lama dan banyak, perdarahan antar mensturasi, saat haid lebih sakit Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar) Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti pasangan Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR, PRP dapat memicu infertilitas Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam pemasangan AKDR Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1 - 2 hari
  • 20. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas terlatih yang dapat melepas (Muhammad, 2008). Mungkin IUD keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila IUD dipasang segera setelah melahirkan) Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu (Imbarwati, 2009). Sedangkan efeknya antara lain rasa kram dan sakit pinggang sesaat sampai beberapa jam setelah pemasangan. Beberapa wanita mengalami perdarahan ringan dan nyeri sampai beberapa minggu setelah pemasangan. Kadang haid bisa banyak pada IUD tembaga (Kusmarjadi, 2010). Spiral tidak melindungi dari berbagai penyakit yang menular melalui hubungan seksual, termasuk HIV/AIDS. Bukan hanya itu saja, spiral akan memperparah penyakit Anda, menyebabkan komplikasi-komplikasi serius, seperti radang mulut rahim yang bisa membuat Anda kehilangan kesuburan (mandul) (Zahra, 2008). Penggunaan IUD sebaiknya dilakukan pada saat : a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipastikan klien tidak hamil. b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid. c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pascapersalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan metode amenorea laktasi (MAL). d. Setelah terjadinya keguguran (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala infeksi. e. Selama 1 sampai 5 hari setelah sanggama yang tidak dilindungi (Imbarwati, 2009). Kelemahan dari penggunaan IUD adalah perlunya kontrol kembali untuk memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu. Waktu kontrol IUD yang harus diperhatikan adalah : a. 1 bulan pasca pemasangan b. 3 bulan kemudian c. setiap 6 bulan berikutnya
  • 21. d. bila terlambat haid 1 minggu e. perdarahan banyak atau keluhan istimewa lainnya (Imbarwati, 2009). 5. Efek samping Seminggu pertama, mungkin ada pendarahan kecil. Ada perempuan-perempuan pemakai spiral yang mengalami perubahan haid, menjadi lebih „berat‟ dan lebih lama, bahkan lebih menyakitkan. Tetapi biasanya semua gejala ini akan lenyap dengan sendirinya sesudah 3 bulan (Zahra, 2008). Perdarahan dan kram selama minggu-minggu pertama setelah pemasangan. Kadang-kadang ditemukan keputihan yang bertambah banyak. Disamping itu pada saat berhubungan (senggama) terjadi expulsi (IUD bergeser dari posisi) sebagian atau seluruhnya. Pemasangan IUD mungkin menimbulkan rasa tidak nyaman dan dihubungkan dengan resiko infeksi rahim (Kusumaningrum, 2009). Masalah kesehatan yang paling berbahaya akibat pemakaian spiral adalah terjadinya radang mulut rahim. Kebanyakan ini terjadi pada masa 3 bulan pertama, tetapi umumnya bukan akibat spiral itu sendiri. Pada penderitanya sudah terkena infeksi ketika spiral dipasang. Inilah sebabnya Anda harus memeriksakan kondisi seputar vagina dan rahim sebelum memasang spiral, sehingga jika ada tanda-tanda infeksi pemasangan spiral bisa dibatalkan. Jika kondisi mulut rahim biasa-biasa saja tapi tak urung Anda terkena radang juga, barangkali pemasang spiral (perawat, bidan, dokter, atau siapa saja di pos pelayanan KB atau puskesmas) tidak memasang spiral dalam kondisi steril atau benar-benar bersih dan aman. Hati-hatilah memilih di mana saja atau pada siapa meminta layanan ini (Zahra, 2008).
  • 22. 6. Kontra indikasi Wanita yang boleh menggunakan kontrasepsi IUD yaitu: Usia reproduktif Keadaan nulipara Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi Setelah melahirkan dan tidak menyusui Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Risiko rendah dari IMS Tidak menghendaki metoda hormonal Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 - 5 hari senggama Perokok Gemuk ataupun kurus (Muhammad, 2008). Jangan memakai spiral jika: sedang hamil atau kemungkinan hamil berisiko tinggi terkena penyakit yang menular lewat hubungan seks (bila mempunyai pasangan seksual lebih dari satu, atau bila suami/pasangan punya pasangan lain) pernah mengalami infeksi saluran peranakan atau rahim, atau infeksi sesudah persalinan/sesudah aborsi pernah hamil di luar rahim (hamil dalam saluran fallopian) Mendapat haid yang “berat” (darah yang keluar sangat banyak) diserat rasa sakit yang hebat sangat kekurangan darah merah (anemia) belum pernah hamil (Zahra, 2008). Kontra indikasi wanita pengguna kontrasepsi IUD yaitu: Hamil atau diduga hamil Infeksi leher rahim atau rongga panggul, termasuk penderita penyakit kelamin Pernah menderita radang rongga panggul Penderita perdarahan pervaginam yang abnormal
  • 23. Riwayat kehamilan ektopik Penderita kanker alat kelamin (Kusumaningrum, 2009). Kondisi dimana seorang wanita tidak seharusnya menggunakan IUD adalah : Kehamilan Sepsis Aborsi postseptik dalam waktu dekat Abnormalitas anatomi yang mengganggu rongga rahim Perdarahan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya Penyakit tropoblastik ganas Kanker leher rahim, kanker payudara, kanker endometrium Penyakit radang panggul PMS (premenstrual syndrome) 3 bulan terakhir dan imunokompromise (penurunan kekebalan tubuh) TBC panggul (ILUNI FKUI, 2010). Wanita yang tidak diperkenankan menggunakan IUD adalah: Sedang hamil Perdarahan vagina yang tidak diketahui Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis) Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septik Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri Penyakit trofoblas yang ganas Diketahui menderita TBC pelvik Kanker alat genital Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Muhammad, 2008).
  • 24. 7. H. Cara penggunaan atau pemasangan IUD dapat dipasang kapan saja selama periode menstruasi bila wanita tersebut tidak hamil. Untuk wanita setelah melahirkan, pemasangan IUD segera (10 menit setelah pengeluaran plasenta) dapat mencegah mudah copotnya IUD. IUD juga dapat dipasang 4 minggu setelah melahirkan tanpa faktor risiko perforasi (robeknya rahim). Untuk wanita menyusui, IUD dengan progestin sebaiknya tidak dipakai sampai 6 bulan setelah melahirkan. IUD juga dapat dipasang segera setelah abortus spontan triwulan pertama, tetapi direkomendasikan untuk ditunda sampai involusi komplit setelah triwulan kedua abortus. Setelah IUD dipasang, seorang wanita harus dapat mengecek benang IUD setiap habis menstruasi (ILUNI FKUI, 2010). Prosedur Kerja Pemasangan IUD Kebijaksanaan : 1) Petugas harus siap ditempat. 2) Harus ada permintaan dan persetujuan dari calon peserta. 3) Ruang pemeriksaan yang tertutup, bersih, dan cukup ventilasi. 4) Alat-alat yang tersedia : a. Gyn bed b. Timbangan berat badan c. Tensimeter dan stetoskop d. IUD set steril e. Bengkok f. Lampu g. Kartu KB (kl, K IV) h. Buku-buku administrasi dan registrasi KB i. Meja dengan duk steril Sym speculum Sonde rahim Lidi kipas dan kapas first aid secukupnya.
  • 25. Busi / dilatator hegar Kogel tang Pincet dan gunting Langkah-langkah : 1) Memberi penjelasan kepada calon peserta mengenai keuntungan, efek samping dan cara menanggulangi efek samping. 2) Melaksanakan anamnese umum, keluarga, media dan kebidanan. 3) Melaksanakan pemeriksaan umum meliputi timbang badan, mengukur tensimeter. 4) Mempersilakan calon peserta untuk mengosongkan kandung kemih. 5) Siapkan alat-alat yang diperlukan. 6) Mempersilakan calon peserta untuk berbaring di bed gynaecologi dengan posisi Lithotomi. 7) Petugas cuci tangan 8) Pakai sarung tangan kanan dan kiri 9) Bersihkan vagina dengan kapas first aid 10) Melaksanakan pemeriksaan dalam untuk menentukan keadaan posisi uterus. 11) Pasang speculum sym. 12) Gunakan kogel tang untuk menjepit cervix. 13) Masukkan sonde dalam rahim untuk menentukan ukuran, posisi dan bentuk rahim. 14) Inserter yang telah berisi AKDR dimasukkan perlahan-lahan ke dalam rongga rahim, kemudian plugger di dorong sehingga AKDR masuk ke dalam inserter dikeluarkan. 15) Gunting AKDR sehingga panjang benang ± 5 cm 16) Speculum sym dilepas dan benang AKDR di dorong ke samping mulut rahim.
  • 26. 17) Peserta dirapikan dan dipersilakan berbaring ± 5 menit 18) Alat-alat dibersihkan 19) Petugas cuci tangan 20) Memberi penjelasan kepada peserta gejala-gejala yang mungkin terjadi / dialami setelah pemasangan AKDR dan kapan harus control 21) Membuat nota pelayanan 22) Menyerahkan nota pelayanan kepada peserta untuk diteruskan ke bagian administrasi pelayanan. 23) Mencatat data pelayanan dalam kartu dan buku catatan untuk dilaporkan ke bagian Rekam Medik (Imbarwati, 2009). Catatan : a. Bila pada waktu pamasangan terasa ada obstruksi, jangan dipaksa (hentikan) konsultasi dengan dokter. b. Bila sonde masuk ke dalam uterus dan bila fundus uteri tidak terasa, kemungkinan terjadi perforasi, keluarkan sonde, dan konsultasikan ke dokter. c. Keluarkan sonde dan lihat batas cairan lendir atau darah, ini adalah panjang rongga uterus. Ukuran normal 6 – 7 cm. d. Bila ukuran uterus kurang dari 5 cm atau lebih dari 9 cm jangan dipasang (Imbarwati, 2009).
  • 27. BAB III TINJAUAN KASUS MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “N” DENGAN AKSEPTOR KB IMPLANT DI PUSKESMAS SICINCIN Pengumpulan Data A. Identitas Nama Istri : Nurliana Nama Suami : Jailani Umur : 33 Tahun Umur : 43 Tahun Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku Bangsa : Minang/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Tukang Alamat : Ladang Laweh Alamat : Ladang Laweh No. HP :- No. HP :- Nama keluarga yang bisa dihubungi : Dewi Hubungan dengan klien : Saudara Alamat : Ladang Laweh No. HP :- B. Data Subjektif Tanggal dilayani : 26 – 01 – 2013 Pukul : 10.00 WIB 1. Alasan kunjungan : ingin Memasang KB 2. Riwayat menstruasi : a. Haid terakhir : 20 – 12 – 2012 b. Teratur/tidak : teratur c. Siklus : 30 hari d. Lamanya : 6 hari e. Sifat darah : encer f. Dismenorea : ada
  • 28. 3. Jumlah anak hidup Laki – laki :2 Perempuan :1 4. Umur anak terkecil : 2 bulan 5. Status peserta KB : baru pertama kali 6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan : tidak ada 7. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Penyakit  Penyakit kuning : tidak ada  Pendarahan pervaginam : tidak ada  Keputihan yang lama : tidak ada  Tumor :  Payudara : tidak ada  Rahim : tidak ada  Indung telur : tidak ada 8. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : baik b. Tanda vital : TD : 110/80 mmHg N : 70x/i S : 36,50 C P : 24x/i BB : 53 Kg TB : 160 Cm 9. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam a. tanda – tanda radang : tidak ada b. tumor/keganasan : tidak ada 10. Pemeriksaan tambahan a. Tanda – tanda diabetes : tidak ada b. Radang orchitis/epididymitis : tidak ada 11. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : implant 12. Tanggal kunjungan kembali : 30 – 01 – 2013
  • 29. MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “R” DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSKESMAS SICINCIN Pengumpulan Data A. Identitas Nama Istri : Nurliana Nama Suami : Indra Bayu Umur : 34 Tahun Umur : 36 Tahun Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku Bangsa : Minang/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Alamat : Sp. Balai Kamih Alamat : Sp. Balai Kamih No. HP :- No. HP :- Nama keluarga yang bisa dihubungi : Yusnimar Hubungan dengan klien : Ibu Alamat : Sp. Balai Kamih No. HP :- B. Data Subjektif Tanggal dilayani : 21 – 01 – 2013 Pukul : 10.00 WIB 1. Alasan kunjungan : ingin Memasang KB 2. Riwayat menstruasi : a. Haid terakhir : 26 – 07 – 2012 b. Teratur/tidak : teratur c. Siklus : 28 hari d. Lamanya : 6 hari e. Sifat darah : encer f. Dismenorea : ada
  • 30. 3. Jumlah anak hidup Laki – laki : tidak ada Perempuan :1 4. Umur anak terkecil : 6 Tahun 5. Status peserta KB : baru pertama kali 6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan : tidak ada 7. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Penyakit  Penyakit kuning : tidak ada  Pendarahan pervaginam : tidak ada  Keputihan yang lama : tidak ada  Tumor :  Payudara : tidak ada  Rahim : tidak ada  Indung telur : tidak ada 8. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : baik b. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 60x/i S : 360 C P : 25x/i BB : 52 Kg TB : 155 Cm 9. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam a. tanda – tanda radang : tidak ada b. tumor/keganasan : tidak ada 10. Pemeriksaan tambahan a. Tanda – tanda diabetes : tidak ada b. Radang orchitis/epididymitis : tidak ada 11. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : Suntik 3 bulan 12. Tanggal kunjungan kembali : 14 – 04 – 2013
  • 31. MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “S” DENGAN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN DI PUSKESMAS SICINCIN Pengumpulan Data A. Identitas Nama Istri : Santi Nama Suami : Asep Umur : 22 Tahun Umur : 28 Tahun Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku Bangsa : Minang/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta Alamat : Pauh Hilir Alamat : Pauh Hilir No. HP :- No. HP :- Nama keluarga yang bisa dihubungi : Sri Duri Hubungan dengan klien : Ibu Alamat : Pauh Hilir No. HP :- B. Data Subjektif Tanggal dilayani : 02 – 02 – 2013 Pukul : 09.00 WIB 1. Alasan kunjungan : ingin Memasang KB 2. Riwayat menstruasi : a. Haid terakhir : 28 – 01 – 2013 b. Teratur/tidak : teratur c. Siklus : 29 hari d. Lamanya : 6 hari e. Sifat darah : encer f. Dismenorea : ada
  • 32. 3. Jumlah anak hidup Laki – laki :1 Perempuan :1 4. Umur anak terkecil : 2 Tahun 5. Status peserta KB : baru pertama kali 6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan : tidak ada 7. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Penyakit Penyakit kuning : tidak ada Pendarahan pervaginam : tidak ada Keputihan yang lama : tidak ada Tumor : 1. Payudara : tidak ada 2. Rahim : tidak ada 3. Indung telur : tidak ada 8. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : baik b. Tanda vital : TD : 110/70 mmHg N : 60x/i S : 370 C P : 25x/i BB : 50 Kg TB : 160 Cm 13. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam c. tanda – tanda radang : tidak ada d. tumor/keganasan : tidak ada 14. Pemeriksaan tambahan c. Tanda – tanda diabetes : tidak ada d. Radang orchitis/epididymitis : tidak ada 15. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : Suntik 1 bulan 16. Tanggal kunjungan kembali : 02 – 03 – 2013
  • 33. MANAJEMEN ASUHAN KBIDANAN PADA NY “W” DENGAN AKSEPTOR KB IUD DI PUSKESMAS SICINCIN Pengumpulan Data a. Identitas Nama Istri : Willi Murni Nama Suami : Zulnedi Umur : 32 Tahun Umur : 35 Tahun Suku/Bangsa : Minang/Indonesia Suku Bangsa : Minang/Indonesia Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir Alamat : Sp. Balai Kamih Alamat : Sp. Balai Kamih No. HP :- No. HP :- Nama keluarga yang bisa dihubungi : Yuni Hubungan dengan klien : Sepupu Alamat : Sp. Balai Kamih No. HP :- b. Data Subjektif Tanggal dilayani : 02 – 01 – 2013 Pukul : 11.00 WIB 1. Alasan kunjungan : ingin Memasang KB 2. Riwayat menstruasi : a. Haid terakhir : 17 – 12 – 2012 b. Teratur/tidak : teratur c. Siklus : 29 hari d. Lamanya : 5 hari e. Sifat darah : encer f. Dismenorea : ada 3. Jumlah anak hidup Laki – laki :3 Perempuan :1
  • 34. 4. Umur anak terkecil : 4 Bulan 5. Status peserta KB : pernah memakai alat KB berhenti sesudah bersalin/keguguran 6. Cara ber-KB terakhir yang pernah digunakan : Implant 7. Riwayat Kesehatan a. Riwayat Penyakit Penyakit kuning : tidak ada Pendarahan pervaginam : tidak ada Keputihan yang lama : tidak ada Tumor : 1. Payudara : tidak ada 2. Rahim : tidak ada 3. Indung telur : tidak ada 8. Pemeriksaan fisik a. Keadaan umum : baik b. Tanda vital : TD : 120/80 mmHg N : 70x/i S : 370 C P : 24x/i BB : 64 Kg TB : 155 Cm 9. Sebelum melakukan pemasangan KB dilakukan pemeriksaan dalam a. tanda – tanda radang : tidak ada b. tumor/keganasan : tidak ada 10. Pemeriksaan tambahan a. Tanda – tanda diabetes : tidak ada b. Radang orchitis/epididymitis : tidak ada 11. Metode dan jenis kontrasepsi yang di pilih : IUD 12. Tanggal kunjungan kembali : 06 – 01 – 2013
  • 35. DAFTAR PUSTAKA Hartanto, Hanafi.1994.KB dan Kontrasepsi.Jakarta: Pustaka Sinar Soetjiningsih, SpAK.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Setiadi.2007.Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan.Yogyakarta: Graha Ilmu Notoatmojo, Soekidjo.1997.Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta