3. • Thomas Malthus adalah seorang mahasiswa Cambridge
jurusan Matematika yang lulus dengan predikat terhormat
(honors)
• Dia melakukan tugas suci di Gereja (Anglican Church)
• Ambisi dia adalah menjadi pensiunan yang hidup di desa.
• Walaupun Thomas mempunya kekurangan didalam
berbicara, dia dapat bergaul mahasiswa Cambridge
3
4. • 8 tahun kemudian pada tahun 1976, dia meninggalkan
Cambridge, lalu dia bekerja menjadi asisten pendeta di gereja
tempat ayahnya tinggal.
4
5. • Pada saat tahun-tahun tersebut, negara sedang mengalami
masalah perpecahan karena perbedaan pendapat yang
dimana bahkan didalam sebuah keluargapun dapat
mempunyai pendapat yang berbeda. Begitupun dengan
keluarga malthus.
• Ayah Malthus adalah orang yang berpihak kepada orang-orang
yang memprediksi Inggris dan Prancis, tetapi Malthus
menemukan kekurangan dalam prediksi tersebut.
5
6. • Pada tahun 1978, dengan dukungan dari ayahnya, Malthus
menuangkan pikirannya ke tulisan yang berjudul Essay on the
Principle of Population, as It Affects the Future Improvement
od Society, With Remarks on the Speculations od Mr.
Godwin, M. Condorcet, and other Writers.
6
8. • Pemikiran Malthus
• Masalah Populasi (Population Problem)
• Masalah dalam pemikiran ini ditulis dalam ‘An Essay on the
Principle of Population’ (1798) dimana defisiensi general
demand membentuk pemikiran Malthus tentang ‘Principles of
Political Economy’.
11
9. Smith dan Malthus
• Self-reliance yang merupakan hasil pemikiran ekonomi memberikan
pesan optimisme moderat
• Jika orang-orang diperbolehkan untuk mengatur kebutuhan
mengikuti keinginan, dengan asumsi tidak dibatasi oleh pemerintah
(Leissez Faire), maka akan membuat kontribusi yang signifikan untuk
mengatasi masalah kelangkaan dalam ekonomi.
• Malthus memberikan arahan lain selain Optimisme Moderat Smith
• Malthus tidak pernah mempertanyakan dasar ekonomi laissez faire–
nya Smith, tapi dia mencoba untk menunjukkan bahwa sebuah
negara yang menganut laissez faire akan tetap mengalami
permasalahan kesejahteraan ekonomi, salah satu masalahnya timbul
dari tekanan populasi. 13
10. 1776-1795
• Pemikiran Maltus bukan dibentuk untuk melawanan
pemikiran Smith, tapi sebagai salah satu bentuk variasi
semangat pemikiran karakter yang optimis pada masa
Enlightenment.
• Kant (filusuf Jerman) memandang bahwa Enlightenment sebagai
jenis pemberian kebebasan kepada orang-orang dibawah umur.
• Pemikir lain tentang era Enlightenment memuji prospek
keterbukaan pencerahan untuk umat manusia ketika mencapai
kedewasaan dan mempunyai alasan atas suatu tindakan.
10
11. • Umur manusia akan bertambah, sebagaimana kapasitas moral
dan intelektualnya.
• Ketika populasi bertambah, pertambahan ilmu pengetahuan
akan membuka metode baru mempertahankan jumlah
manusia yang lebih banyak.
• Walaupun jika jumlah populasi harus menyentuh batas
minimal, itu akan terjadi pada saat waktu yang masih sangat
lama sekali.
45
12. • Essay pertama Malthus adalah balasan dari kedua orang-orang yang
memprediksi kemajuan ini (Godwin dan Condorcet). Dimana mereka
mengajarkan optimisme, tapi Malthus konsisten dengan
pesimismenya. Kepercayaan mereka dalam kesempurnaan
menyebabkan Malthus terlihat skeptis:
Seorang penulis bisa mengatakan kepadaku bahwa dia berfikir seseorang
akan pada akhirnya akan menjadi ostrich (burung unta atau mengacu pada
seseorang yang tidak berani menghadapi kenyataan), namun sebelum dia
berharap untuk membawa orang yang pantas untuk opininya, dia
seharusnya memperlihatkan bahwa leher manusia sudah mulai
memanjang; bibirnya telah menjadi keras dan menonjol; kakinya dan
telapaknya berubah setiap hari, dan rambutnya mulai berubah menjadi
bulu. 52
13. • Kemudian dia membentuk 2 pemikiran
1.
2.
Makanan penting untuk keberadaan manusia
Gairah/nafsu antar jenis kelamin itu merupakan kebutuhan dan akan tetap berlanjut
sampai sekarang.
• Atas dasar pemikiran tersebut ia menyimpulkan bahwa,
• “kekuatan pertumbuhan populasi meningkat lebih cepat dibanding kekuatan
bumi menghasilkan bahan pangan/kebutuhan bagi manusia.”
• Hal ini terjadi karena, pertumbuhan populasi manusia, jika tidak dijaga akan
meningkat dalam rasio geometris (deret ukur), sedangkan bahan makanan
hanya meningkat dalam rasio aritmatika (deret hitung).
• Karena keberadaan manusia bergantung kepada makanan, membuat kekuatan
tersebut sama, dan hal ini dilakukan dengan cara mengecek pertumbuhan
populasi itu kapanpun ketika populasi menekan supply makanan.
53
14. • Hal yang sebelumnya adalah kesimpulan dari prinsip populasi
Malthus yang mana dia temakan dan dipastikan oleh
pengalaman, “The True Source and the Foundation of all
knowledge”.
• Sekarang sebagaimana yang diakui oleh Malthus pelajaran-
pelajaran dari pengalaman tidaklah cukup sebanyak the
maximum growth yang mana populasi bisa jadi sesuatu yang
mengkhawatirkan. Tidak ada yang tahu seberapa cepat
populasi akan bertambah, jika tidak ada yang menahannya.
14
15. • Tidak pernah ada dalam sejarah adanya cara-cara
• ,”begitu murni dan sederhana, dan alat pemenuh kebutuhan begitu
melimpah, tidak ada larangan untuk melakukan pernikahan di usia
muda, diantara orang-orang kelas bawah, dari ketakutan tidak bisa
menyediakan yang terbaik untuk keluarga, atau diantara orang-orang
kelas atas yang takut akan menurunnya kondisi kehidupan mereka.
Akibatnya tidak ada negara yang kita ketahui dapat mengendalikan
pertumbuhan populasinya dengan bebas.”
15
16. • Secara pembuktian empiris tidak memberika dukungan pada potensi
maksimal pertumbuhan populasi, dengan pendekatan yang cukup.
Seperti perkiraan Malthus yang ia temukan dalam demografi
Amerika Serikat. Disana tersedia alat pemenuh kebutuhan yang
lebih banyak, tata kramanya yang lebih baik, dan larangan untuk
menikah dini lebih sedikit/rendah dibanding di Eropa.
• Di Amerika Serikat, jumlah penduduk meningkat dua kali dalam dua
puluh lima tahun. Peningkatan semacam itu merupakan “ short of
the utmost power of population”, tetapi itu sebagai perkiraan yang
mencerminkan pengalaman aktual, Malthus menerimanya sebagai
dasar pandangan-nya
• “bahwa jika pertumbuhan populasi tidak dikendalikan, akan bertambah
dua kali lipat dalam jangka waktu 25 tahun, atau meningkat sesuai rasio
geometris”.
57
17. • Dalam hal produksi pertanian, Malthus tidak memiliki data empiris yang dapat
menunjukkan jumlah produksi maksimum yang dapat dicapai. Karena Pada
masa Malthus statistik tentang pertanian hampir tidak ada, bukti empirisnya
menunjukkan bahwa deret hitung persediaan makanan masih lebih lemah
dibanding dengan deret ukur untuk populasi.
• Yang paling ia pahami adalah pertumbuhannya sama dengan tambahan output
pertanian dalam setiap periode, atau peningkatan sesuai rasio aritmatika.
Dengan mengambil periode setiap 25 tahun, dia menggambarkan dua deret
• Artinya, jika pertumbuhan populasi tidak dikendalikan, akan meningkat sebesar
512 kali selama 225 tahun, sedangkan persediaan makanan hanya 10 kali saja.
Ye
p
a
e
rrhitungan se1
bagai2
b
5
eriku5
t0
: 75 100 125 150 175 200 225
Population 1 2 4 8 16 32 64 128 256 512
Subsistence 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
58
18. • Statistik pertanian pada saat Malthus hampir tidak ada, maka
pembuktian empirisnya untuk aritmatik rasio produksi
makanan dibandingkan dengan Rasio Geometri dari
populasi, untuk membuat argumennya lebih meyakinkan
dalam situasi ini, dia menekankan jika estimasinya yang
moderat-potensi pertumbuhan populasi, jika tidak dikontrol
akan melebihi dua kali lipat setiap 25 tahun, dan diasumsikan
pertambahan supply makanan pada periode yang sama
melebihi apa yang diharapkan didalam realitasnya. Hanya
sedikit yang bisa Malthus harapkan-secara substansi tapi tidak
secara detail teknis modern-menuju Deminishing Return. 59
19. Jenis-jenis pengendalian
• Pengendalian dengan mencegah adanya kenestapaan (vice) dan
kesengsaraan (misery) mungkin akan mempengaruhi angka
kelahiran, saat mereka mengetahui sebagai pilihan mencegah
(“preventive” dan "positive“) atau mengobati.
1. Pengendalian positif dilakukan terutama di kelas-kelas
bawah, diantaranya tingkat kematian bayi yang tinggi, biasanya karena
menderita kekurangan nutrisi atau gizi, tinggal di lingkungan yang padat
dan sesak, yang mengakibatkan kondisi kesehatan yang buruk.
2. Pengendalian prefentive untuk kalangan atas namun juga berlaku untuk
semua kalangan masyarakat, yaitu orang akan menunda pernikahan
karena takut jatuh miskin dan kehilangan kelas sosialnya.
• Mesikipun ada beberapa pandangan yang mengatakan hal tersebut
kurang mengendalikan populasi, Malthus menganggap hal tersebut
seperti menunda produktivitas kenestapaan (vice) dan kesengsaraan
(misery).
60
20. • Jika jumlah populasi menunjukkan peningkatan yang jauh lebih cepat daripada jumlah
persediaan makanan, “the constant operation of the strong law of necessity” harus
mengendalikan laju pertumbuhan populasi agar tidak jauh lebih cepat dari peningkatan
bahan makanan. Selain itu, populasi juga dikendalikan dengan cara yang lebih luas.
• “ Pertumbuhan populasi selalu meningkat dimana terdapat alat-alat pemenuh
kebutuhan”, sebagai buktinya, Malthus mengacu lagi pada pelajaran sejarah. Pengendalian
umum populasi dengan bahan makanan, dalam artian bahwa populasi akan meningkat
ketika persediaan bahan makanan juga mengalami peningkatan.
• Prinsip argumen Malthus bahwa bahan makanan bertindak sebagai alat pengendalian
pertumbuhan populasi yang utama. Jika pertumbuhan populasi meningkat sebelum terjadi
peningkatan persediaan makanan, harga pangan akan naik dan upah riil akan jatuh.
Marabahaya selanjutnya, pertumbuhan populasi berhenti untuk sementara. Sementara
itu, penurunan upah mendorong peningkatan persediaan lapangan pekerjaan, persediaan
makanan naik, dan akhirnya muncul rangsangan baru untuk pertumbuhan populasi.
61
21. • Dari prinsip populasi Malthus dapat disimpulkan bahwa bantuan
masyarakat untuk mencegah kemiskinan dikalahkan dengan
keinginan sendiri (own purpose). Meskipun bertujuan baik dan
mungkin sedikit mengurangi beban kemiskinan, Bantuan kemiskinan
justru akan mendorong kemalasan dan pemborosan. “ bergantung
pada kemiskinan akan menjadi sesuatu yang memalukan”
Masyarakat memberikan apa yang dibutuhkan orang miskin dari
orang-orang yang lebih mampu. Jangan sampai hal tersebut
menimbulkan insentif untuk kemalasan dan pemborosan.
Sehubungan dengan pembahasan tentang bantuan kepada
masyarakat miskin, Malthus menunjukkan kesukaannya terhadap
pengendalian preventif daripada represif. 62
22. ⚫ Sampai sekarang bantuan untuk masyarakat miskin justru mendorong mereka untuk
melakukan pernikahan, dan menyebabkan pasar tenaga kerja menjadi overstock padahal
seharusnya dikurangi. . Kemungkinan untuk memperluas produksi makanan terbatas karena
mereka sendiri mengabaikan hal tersebut. Mencegah peningkatan populasi dari tingkat
subsistensi adalah satu-satunya metode yang efektif untuk memperbaiki kondisi masyarakat
miskin tersebut. Untuk mencapainya, setiap orang harus memiliki semangat dan tekad
pengekangan moral. Malthus kemudian mempertimbangkan empat syarat : perlindungan
hak milik, persamaan martabat dan kesetaraan hukum untuk masyarakat kelas bawah, the
spread of representative government, dan peningkatan pendidikan. Seperti Adam Smith, ia
melihat bahwa manusia akan terdorong oleh keinginan mendapatkan kondisi yang lebih
baik. Pengetahuan yang lebih baik, martabat yang lebih tinggi, merasakan
pertanggungjawaban pribadi, dan takut pada degradasi (penurunan) akan mendorong
manusia agar hidup dengan berhati-hati dengan mengikuti syarat Malthus.
• Penemuan, oleh karena itu, karena adanya hukum alam kita tidak mampu memproporsikanmakanan ke semua
populasi, dan langkah selanjutnya seharusnya populasilah yang menyesuaikan kesediaan makanan
22
23. • sepanjang hidupnya Malthus harus membela diri dari serangan pandangan-pandangan yang
berbeda dengannya.
• Malthus tetap saja bersikeras dengan perlawanannya terhadap bantuan kemiskinan, yang
berangsur-angsur dihapus. Malthus melakukan semua itu karena dia mempertimbangkan bahwa
kemiskinan adalah sebuah gejala tekanan penduduk. Upah tenaga kerja yang tinggi dihasilkan dari
pengurangan persediaan tenaga kerja.
83
Itu adalah benar-benar kesalahpahaman argument saya yang
menyimpulkan bahwa saya adalah seorang musuh untuk populasi,
saya hanya seorang musuh dari vice and misery, dan sebagai
konsekuensinya adalah proporsi yang tidak baik antara populasi dan
makanan yang diproduksi musuh tersebut.