Teks tersebut memberikan penjelasan singkat tentang penggunaan tanda baca dalam bahasa Indonesia. Beberapa tanda baca yang dijelaskan adalah titik, koma, titik koma, titik dua, hubung, pisah, tanya, elipsis, seru, kurung, petik tunggal, dan garis miring beserta contoh-contoh penggunaannya.
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
Tanda Titik
1.
2. TANDA TITIK(.)
• Tanda titik dipakai pada akhir kalimat yang bukan pertanyaanatau seruan.
Misalnya:
Ayahku bekerja di solo.
Hari ini tanggal 20 Maret 2013.
• Tanda titik dipakai di belakang angka atauhurufpengkodeansuatu judul bab
dansubbab.
Misalnya:
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
RumusanMasalah
Tujuan
3. • Tanda titiktidakdipakai dibelakang angka pada pengkodeansistem
digit jikaangka itumerupakanyang terakhir dalamderetan angka
sebelumjudul bab atau subbab.
Misalnya:
1. Isi Karangan
1.1 UraianUmum
1.2Ilustrasi
1.2.1 Gambar
1.2.2 Tabel
1.2.3 Grafik
4. • Tanda titik dipakai untuk memisahkanangka,jam,menit, dan detikyang
menunjukanwaktudan jangka waktu.
Misalnya:
pukul16.45.10(pukul 16 lewat 45 menit 10 detik)
selama 1.32 jam(1 jam,32menit)
• Tanda titik dipakai untuk memisahkanbilanganribuan ataukelipatannya.
Misalnya:
Jumlahbuku di perpustakaanmencapai 2.400buku.
• Tanda titik tidak dipakai untuk memisahkanbilanganribuanatau kelipatannya
yang tidakmenunjukkanjumlah.
Misalnya:
Indonesiamerdekapada tahun1945.
6. • Tanda titik tidak dipakai di
belakang (i) alamat pengirim atau
tanggal surat dan (ii) nama dan
alamat penerima surat.
Misalnya:
Jakarta, 04 September 2009
(tanpa titik)
Jalan Melati II/19
7. Tanda Koma(,)
• Tanda koma dipakai diantara unsur-unsur dalam suatu
perincian atau pembilangan.
Misalnya:
Ismail membeli buku, pensil, dan penghapus di toko laris.
Surat biasa,surat pribadi, dan surat khusus memerlukan
perangko.
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara
yang satu dari kalimat setara berikutnya yang
didahului oleh kata seperti tetapi atau melainkan.
Saya tidak suka roti,melainkan suka bakso.
8. • Tanda koma dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat jika
anak kalimat itu mendahului induk
kalimatnya.
Misalnya:
Karena sakit, Nia tidak berangkat
sekolah.
Kalau aku belajar rajin,aku pasti juara
9. • Tanda koma tidak dipakai untuk memisahkan
anak kalimat dari induk kalimat jika anak
kalimat itu mengiringi induk kalimatnya.
Nia tidak berangkat sekolah karena sakit.
Dia tahu bahwa soal itu penting.
• Tanda koma dipakai dibelakang kata atau
ungkapan penghubung antar kalimat yang
terdapat pada awal kalimat seperti oleh
karena itu ,jadi, lagi pula, meskipun begitu,
dan akan tetapi.
Oleh karena itu, kita harus berhati-hati.
Jadi, korban bencana mencapai 100 orang.
10. • Tanda koma dipakai untuk memisahkan
kata seperti o, ya, wah, aduh,
kasihan dari kata lainyang terdapat
didalam kalimat.
O, begitu?
Wah, cantik ya?
• Tanda koma dipakai untuk memisahkan
petikan langsung dari bagian lain
dalam kalimat.
Misalnya:
Kata ibu,”Saya harus rajin membaca
buku”.
“Kamu anak yang pandai Bian,”kata bu
guru.
11. • Tanda koma dipakai diantara (i) nama dan alamat,
(ii) bagian-bagian alamat, (iii) tempat dan tanggal,
dan (iv) nama tempat dan wilayah atau negeri yang
ditulis berurutan.
Misalnya:
Jakarta,30 Desember 2012
Jakarta, Indonesia
• Tanda koma dipakai diantara bagian-bagian dalam
catatan kaki.
Misalnya:
Lamuddin Finoza, Komposisi Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Diskusi Insan Mulia, 2001), hlm. 27.
12. • Tanda koma dipakai diantara
nama orang dan gelar akademik
yang mengikutinya untuk
membedakannya dari singkatan
nama diri,keluarga,atau marga.
Misalnya:
Setyawan Pujiono, M.Pd.
Prof. Dr. Rochmat
Wahab,M.Pd.MA
13. • Tanda koma dipakai untuk mengampit
keterangan tambahan yang sifatnya tidak
membatasi.
Misalnya:
Semua siswa,baik yang laki-laki maupun
perempuan,mengikuti praktik komputer.
• Tanda koma dipakai untuk menghindari
salah baca dibelakang keterangan yang
terdapat pada awal kalimat.
Misalnya:
Dalam pembinaan dan pengembangan
bahasa,kita memerlukan sikap yang
bersungguh-sungguh.
14. • Tanda koma tidak dipakai untuk
memisahkan petikan langsung dari
bagian lain yang mengiringinya
dalam kalimat jika petikan
langsungnya berakhir dengan tanda
tanya atau tanda seru.
Misalnya:
“Dimana kamu membeli pensil
ini?”kata Isa.
“Anak-anak harap tenang !”kata Bu
Guru.
15. Tanda Titik Koma ( ; )
• Tanda titik koma dapat dipakai untuk
memisahkan bagian-bagiankalimat yang
sejenis dan setara.
Misalnya: Kemarin aku menjual roti;semuanya
terjual habis.
• Tanda titik koma dapat dipakai sebagai
pengganti kata penghubung untuk memisahkan
kalimat yang setara di dalam kalimat
majemuk.
Misalnya:
Rani membaca novel;dina bermain game; saya
16. • Tanda titik koma dipakai untuk memisahkan
unsur-unsur dalam kalimat kompleks yang tidak
cukup dipisahkan dengan tanda koma demi
meperjelas arti kalimat seara keseluruhan.
Misalnya:
Masalah kenakalan remaja bukanlah semata-mata
menjadi tanggung jawab para orang tua, guru,
polisi, atau pamong praja;sebab sebagian besar
penduduk begeri ini terdiri atas anak,anak,
remaja, dan pemuda dibawah umur 21 tahun.
17. Tanda Titik Dua
(:)
Tanda titik dua dipakai pada
akhir suatu pernyataan lengkap
yang diikuti perincian.
Contoh:
1. Doni membeli alat tulis:
buku, pensil, penghapus, dan
penggaris.
2. UNY mempunyai 7 Fakultas:
FIP, FIK, FE, FIS, FT, FBS
dan FMIPA.
18. Peringatan !!
Tanda titik dua (:) tidak dipakai jika
rangkaian atau pemerian itu
merupakan pelengkap yang mengakhiri
pernyataan.
Contoh:
1. Doni membeli buku, pensil,
penghapus, dan penggaris.
2. Bayi memerlukan susu, dot, dan
19. • Tanda titik dua dipakai sesudah kata atau
ungkapan yang memerlukan penjelasan.
Contoh:
1. Ketua : Indika Putra
Sekretaris : Swestika
Bendahara : Kholilullah
2. Hari : Rabu
Tanggal : 20 Maret 2013
Waktu : 08.30 WIB
20. Tanda titik dua dipakai pada teks drama
sesudah kata yang menunjukkan pelaku
dalam percakapan.
Contoh:
Ibu : (meletakkan beberapa kopor)
“Bawa kopor ini, Mir!”
Amir : “Baik, Bu.” (mengangkat kopor dan
masak)
Ibu : “Jangan lupa, letakkan baik-baik!”
(duduk di kursi besar)
21. Tanda titik dua dipakai (i) di antara
jilid atau nomor dan halaman, (ii) di
antara bab dan ayat dalam kitab suci,
(iii) di antara judul dan anak judul suatu
karangan, serta (iv) di antara nama kota
dan penerbit buku acuan dalam karangan.
Contoh:
1. Jurnal Perempuan (1996), I:2 8.
2. Keraf, Gorys. 2009. Diksi dan Gaya
Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
22. Tanda
Hubung (-)
Tanda hubung berfungsi meyambung
suku-suku kata dasar yang terpisah
oleh pergantian baris.
Contoh:
Disamping cara-cara lama itu ada
ju-
ga cara yang baru.
23. Peringatan !!
Suku kata yang berupa satu vokal tidak
ditempatkan pada ujung baris atau pangkal
baris.
Contoh:
Beberapa pendapat mengenai masalah itu
telah disampaikan....
Bukan:
Beberapa pendapat mengenai masalah i-
tu telah disampaikan....
24. Tanda hubung menyambung awalan
dengan baris kata di belakangnya
atau akhiran dengan bagian kata di
depannya pada pergantian baris.
Contoh:
Nilai-nilai ulanganmu harus
dipertahan-
kan.
Kini ada cara baru untuk mengu-
kur panas.
26. Tanda hubung dipakai
untuk menyambung huruf kata
yang dieja satu-satu ataupun
bagian-bagian tanggal, bulan,
dan tahun.
Contoh:
1. I-n-d-o-n-e-s-i-a
2. 03-05-1995
27. Tanda hubung dipakai untuk
memperjelas hubungan bagian kata
atau ungkapan.
Contoh:
1. Ber-evolusi
2. Dua puluh-lima ribuan (20x5000)
Bandingkan dengan:
1. Be-revolusi
2. Dua puluh lima-ribuan
28. Tanda hubung dipakai untuk
merangkaikan (i) se- dengan kata berikutnya
yang dimulai dengan huruf kapital, (ii) ke-
dengan angka, (iii) angka dengan -an, dan
(iv) singkatan berhuruf kapital dengan
imbuhan atau kata.
Contoh:
1. se-Indonesia
2. hadiah ke-3
3. tahun 90-an
4. mem-PHK-kan
5. KTP-nya
29. Tanda hubung dipakai
untuk merangkai unsur bahasa
Indonesia dengan unsur
bahasa asing.
Contoh:
1. di-impor
2. meng-ekspor
3. me-recruit
30. Tanda Pisah(--)
Tanda pisah ditulis dua kali tanda hubung (-
-) atau (–).
Tanda pisah membatasi penyisipan kata
atau kalimat yang memberi penjelasan di
luar bangunan kalimat.
Contoh:
Kemerdekaan bangsa itu—saya yakin akan
tercapai—diperjuangkan oleh bangsa itu
sendiri.
31. Tanda pisah menegaskan
adanya keterangan aposisi atau
keterangan yang lain sehingga
kalimat menjadi lebih jelas.
Contoh:
Rangkaian temuan ini—evolusi,
teori kenisbian, dan juga
pembelahan atom—telah
mengubah konsepsi kita tentang
alam semesta.
32. Tanda pisah dipakai di
antara dua nama tempat atau
tanggal dengan arti ‘sampai
ke’ atau ‘sampai dengan’.
Contoh:
1. Bandung – Surabaya
2. Tanggal 14 – 18 Maret 2013
33. Tanda Tanya (?)
• Tanda tanya dipakai dalam
akhir kalimat tanya
Contoh : bagaimana kabarmu ?
(tanpa tanda titik)
• Dipakai di dalam tanda kurung
untuk menyatakan bagian
kalimat yang disangsikan atau
yang kurang dapat dibuktikan
kebenarannya
Contoh : Kiamat akan terjadi
pada tahun 2012 (?)
34. Tanda elipsis (...)
Ditulis dengan tanda titik (.) sebanyak tiga kali, tidak
lebih atau kurang.
• Dipakai dalam kalimat yang terputus-putus.
Contoh : Jika kondisi ... ya, kita harus bersabar.
• Menunjukkan bahwa dalam suatu kalimat atau
naskah ada bagian yang dihilangkan.
Contoh : Sebab-sebab kolusi di ... Akan didalami lebih
lanjut.
jika bagian yang dihilangkan mengakhiri sebuah
kalimat, perlu digunakan empat titik ( tiga titik
untuk tanda elipsis, satu titik untuk mengakhiri
kalimat)
Contoh :
35. Tanda Seru (!)
• Dipakai sesudah ungkapan
atau pernyataan yang berupa
seruan atau perintah
Contoh : Ayo, maju ! Merdeka !
Cepat !
36. Tanda Kurung ( )
• Dipakai untuk mengapit tambahan keterangan
atau penjelasan.
Contoh : KPK (Komisi Pemberantas Korupsi) sudah
menetapkan Anas sebagai tersangka.
• Dipakai untuk mengapit keterangan atau
penjelasan yang bukan bagian integral pokok
pembicaraan
Contoh : Kumpulan puisi L.K Ara yang berjudul
“Laut Tawar” (nama danau di Aceh) ditulis pada
tahun 1982
• Dipakai untuk mengapit angka atau hurf yang
merinci satu urutan keterangan.
Contoh : Faktor produksi menyangkut masalah (a)
37. Tanda Petik Tunggal
(‘...’)
• Tanda petik tunggal dipakai untuk
mengapit petikan yang tersusun di dalam
petikan lain.
Contoh:
1. Tanya Deny, “Kau dengar bunyi
‘kring-kring’ tadi?”
2. “Waktu kubuka pintu depan, kudengar
teriakan anakku, ‘Ibu, Bapak pulang’
dan rasa letihku pun lenyap
seketika.” Ujar Pak Sasmita.
38. • Tanda petik tungal dipakai
untuk mengapit makna,
terjemahan, penjelasan kata
atau ungkapan asing.
Contoh: face-to-face
‘bersemuka’
39. Tanda Garis Miring (/)
Tanda garis miring dipakai dalam nomor
surat dan nomor pada alamat dan penandaan
masa satu tahun yang terbagi dalam dua
tahun takwim.
Contoh:
1. Nomor : 7/PK/VIII/2004
2. Jalan Kramat III/C-400
3. Tahun Akademik 2012/2013
40. Tanda garis miring dipakai
sebagai pengganti kata atau
dan tiap.
Contoh:
1. dikirimkan lewat darat/laut
= ‘dikirimkan lewat darat
atau laut’
2. biaya fotokopi Rp
125,00/lembar = ‘biaya
fotokopi Rp 125,00 tiap
lembar’
41. Tanda Kurung Siku ([...])
• Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit huruf,
kata, atau kelompok kata sebagai koreksi atau
tambahan pada kalimat atau bagian kalimat yang
ditulis orang lain. Tanda itu menyatakan bahwa
kesalahan atau kekurangan itu memeng terdapat
di dalam naskah asli.
Misalnya:
Dalam surat keberatan itu, beliau menyatakan
bahwa masalah RUU Pornografi dan Pornoaksi cukup
komplek[s].
• Tanda kurung siku dipakai untuk mengapit
keterangan dalam kalimat penjelasyang sudah
bertanda kurung.
Misalnya:
Persamaan kedua proses ini (perbedaannya
dibicarakan dalam Bab II [lihat halaman 35-38]
42. Tanda Petik (“...”)
• Tanda petik dipakai untuk mengapait petikan
langsung yang berasal dari pembicaraan dan naskah
atau bahan tertulis lain.
Misalnya:
(1.) “Saya belum siap,”kata Sandra.
(2.) Pasal 36 UUD 45 berbunyi ,”Bahasa negara ialah
bahasa Indonesia”.
• Tanda petik dipakai untuk mengapit judul syair,
karangan atau bab buku yang diacu dalam kalimat.
Misalnya:
(1.) Sajak “Berdiri Aku” adalah ciptaan penyair Amir
Hamzah.
(2.) Tulisan Andi Hakim Nasoetion yang berjudul
“Rapor dan Prestasi” dapat dibaca dalam Tempo No.
43. • Tanda petik dipakai untuk mengapit istilah
atau kata yang mempunyai arti khusus
atau kurang dikenal.
Misalnya:
Pekerjaan itu dilaksanakan dengan cara
“trial and error” saja .
Gadis itu mengenakan rok “span”
berwarna hitam.
• Tanda petik dipakai untuk mengapit kata
atau ungkapan yang dipakai dengan arti
khusus.
Misalnya:
Karena warna kulitnya, Rudi mendapat
julukan “si hitam”.
Si Anto sering digelari “Jackpot” karena
suka berjudi.
44. • Tanda petik dipakai untuk
menandai ungkapan atau bagian
kalimat yang tidak mengandung
arti yang sebenarnya
Misalnya:
Dalam pertandingan sepak bola,
para pemain depan sering
“dimakan” oleh lawan.
Menulis surat lamaran pekerjaan
pada hakikatnya sama dengan
“menjual diri”.