Dokumen tersebut memberikan pedoman umum tentang ejaan dan tanda baca dalam bahasa Indonesia. Pedoman ini mencakup penjelasan tentang penggunaan huruf, angka, dan berbagai tanda baca seperti titik, koma, titik koma, dan lainnya. Pedoman ini berdasarkan pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (1999) dan Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001).
2. Pelneitian
di
Uinervtisas Cmabridge
Murenut sautu pelneitian di Uinervtisas Cmabridge,
atruan hruuf dlaam ktaa tiadk penitng.
Ckuup huurf petrama dan trekahhir ynag ada pdaa
tepmatyna. Siasyna bsia dtiluis bernataakn, teatp
ktia daapt mebmacayna. Ini dsieabbkan kaerna oatk
ktia tdiak mebmcaa huurf per hruuf, nmaun ktaa per
ktaa.
Ah, klaian buktiakn snedrii kahn? Laur baisa kan?
3. Aoccdrnig to rscheearch
at Cmabrigde Uinrevtisy:
it deson’t mttaer waht oredr teh
ltteers in a wrod are, yuo can siltl
raed it.
4. 1. Pemakaian huruf
2. Pemakaian huruf kapital
dan huruf miring
3. Penulisan kata (termasuk angka
dan lambang bilangan)
4. Penulisan unsur serapan
5. Pemakaian tanda baca
(pungtuasi)
EJAAN
6. Penamaan
Nama Tuhan dan Kitab suci, termasuk k
ata ganti untuk Tuhan.
Nama orang.
Gelar kehormatan, keturunan, dan keag
amaan yang diikuti nama orang
Nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang digunakan sebaga
i pengganti nama orang tertentu, nama i
nstansi, atau nama tempat.
Nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa
7. Nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa bersejarah.
Nama geografi.
Semua unsur nama negara, lembaga pem
erintah dan ketatanegaraan, nama doku
men resmi.
Setiap unsur bentuk ulang sempurna ya
ng terdapat dalam nama badan, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi
8. Semua kata dalam nama buku, majalah,
surat kabar, dan judul karangan kecuali
kata depan dan kata hubung yang tidak
terletak di awal kalimat.
Unsur singkatan nama gelar, pangkat, d
an sapaan.
Kata penunjuk hubungan kekerabatan y
ang digunakan dalam penyapaan dan pen
gacuan.
Kata ganti Anda
9. Angka dan Bilangan
Angka digunakan untuk menyatakan lambang bilangan
atau nomor. Dalam tulisan lazim digunakan angka Ara
b (1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9) atau angka Romawi (I, II, I
II, IV, i, ii, iii, iv)
Angka digunakan untuk menyatakan
ukuran panjang (0,5 cm), berat (7 kg), luas (1000 ha),
dan isi (10 cc);
satuan waktu (1 jam 20 menit, pukul 15.00, tahun 2000
, 2 Agustus 2000)
nilai uang (Rp5.000,00 atau 2.000 rupiah, US$3.50)
kuantitas (10 persen, 20 orang)
10. Angka lazim digunakan untuk melambang
kan nomor jalan, rumah, apartemen, atau
kamar pada alamat
Angka digunakan untuk menomori bagian
karangan dan ayat pada kitab suci
Penulisan lambang bilangan yang dengan
huruf dilakukan dengan memisahkan satu
nama bilangan dengan nama bilangan yan
g lain
11. Penulisan lambang bilangan pecahan ditul
is sebagai berikut.
½ = setengah
¾ = tiga perempat
1/16 = seperenam belas
3¾ = tiga tiga perempat
1,2 = satu dua persepuluh atau satu koma
dua
12. Penulisan lambang bilangan tingkat dapat ditulis denga
n tiga cara: (a) Paku Buwono kesepuluh, (b) Paku Buwon
o X, atau (c) Paku Buwono ke-10
Penulisan lambang bilangan yang mendapat akhiran –an
ada dua cara: (a) tahun ‘60-an atau (b) tahun enam pul
uhan
Lambang bilangan yang dapat dinyatakan dengan satu a
tau dua kata ditulis dengan huruf kecuali jika beberap
a lambang bilangan digunakan secara berurutan, seper
ti dalam perincian dan pemaparan
13. Jika diperlukan, lambang bilangan pada awal kalimat di
tulis dengan huruf. Akan tetapi, seharusnya tidak digu
nakan bilangan di awal kalimat.
Angka yang menunjukkan bilangan utuh yang besar dap
at dieja sebagian supaya mudah dibaca
Bilangan tidak perlu ditulis dengan angka dan huruf se
kaligus dalam teks kecuali dalam dokumen resmi seper
ti akta atau kuitansi
Jika bilangan dilambangkan dengan angka dan huruf, pe
nulisannya harus tepat
14. TANDA BACA/PUNGTUASI
a woman without her man is nothing
Lalu, ia meminta mahasiswa
untuk meletakkan pungtuasi yang tepat
pada kalimat itu
Seorang dosen Bahasa Inggris menulis:
18. Tanda baca
merupakan pengganti intonasi, nada,
dan tekanan yang muncul dalam
ragam lisan
dapat membantu pembaca untuk
dapat memahami jalan pikiran
penulisnya
19. Tanda Titik
singkatan umum yang menggunakan huruf kapital tidak
diberi titik
singkatan gelar akademik dan singkatan nama orang ha
rus menggunakan tanda titik
Pada singkatan dengan menggunakan huruf kecil yang t
erdiri atas dua huruf dipakai dua buah titik
pada singkatan yang terdiri atas tiga huruf atau lebih
hanya dipakai satu titik
Pada angka yang menyatakan jumlah untuk memisahkan
ribuan, jutaan, dan seterusnya digunakan titik
pada angka yang tidak menyatakan jumlah tidak perlu
digunakan tanda titik
20. Tanda titik tidak digunakan
di belakang singkatan lambang kimia, sat
uan, ukuran, takaran, timbangan, dan mat
a uang
di belakang judul yang merupakan kepala
karangan, judul bab dan subbab, kepala il
ustrasi, dan tabel
di belakang alamat pengirim dan tanggal
surat, dan di belakang nama dan alamat p
enerima surat
21. Tanda Koma
di antara unsur-unsur dalam suatu perinc
ian atau pembilangan jika perinciannya te
rdiri atas tiga unsur atau lebih. Tiap uns
ur dibatasi tanda koma, serta sebelum k
ata dan dibutuhkan tanda koma.
jika rincian itu hanya dua unsur, sebelum
kata dan tidak dibubuhkan tanda koma
22. untuk memisahkan setara perlawanan ya
ng satu dari kalimat setara berikutnya y
ang didahului oleh kata tetapi, melainkan
, dan sedangkan
untuk memisahkan anak kalimat yang me
ndahului induk kalimatnya
di belakang kata atau ungkapan penghub
ung antarkalimat
di belakang kata seru seperti wah, ah, ad
uh, kasihan, o, dan ya
23. di antara nama dan alamat, tempat dan tanggal, serta
nama tempat dan wilayah atau negeri yang ditulis beru
rutan
di antara nama orang dan gelar akademik yang mengiku
tinya untuk membedakannya dari singkatan nama kelua
rga atau marga
mengapit keterangan tambahan dan keterangan aposisi
.
Keterangan tambahan adalah keterangan yang diselipkan
dalam kalimat yang sudah lengkap. Bagian ini terletak di
luar bangun kalimat karena dibuang pun tidak akan meng
ganggu makna yang dikandung di dalam kalimat tersebut.
Keterangan aposisi adalah keterangan yang sifatnya sali
ng menggantikan
24. Tanda koma tidak digunakan
Jika anak kalimat mengiringi induk
kalimat, tanda koma tidak boleh
digunakan untuk memisahkan kedua
bagian tersebut
25. Tanda Titik Koma
untuk memisahkan kalimat yang setara d
alam suatu kalimat majemuk sebagai pen
gganti kata penghubung
pada rincian ke bawah yang unsur-unsurn
ya berupa kelompok kata yang panjang at
au berupa kalimat.
26. Titik Dua
digunakan pada kalimat lengkap, yang dii
kuti perincian berupa kata atau frasa
diganti menjadi titik satu pada kalimat l
engkap, yang diikuti suatu perincian beru
pa kalimat lengkap pula, dan tanda akhir
perincian harus tanda titik
tidak digunakan sebelum rincian yang me
rupakan pelengkap kalimat atau, karena
kalimat pengantarnya belum lengkap, titi
k dua tidak perlu dicantumkan
27. Tanda Hubung
Tanda hubung dapat dipakai untuk me
mperjelas hubungan bagian-bagian ung
kapan
tanda hubung digunakan untuk merang
kaikan
unsur terikat atau kata dengan kata berikutnya yang
dimulai dengan huruf kapital
singkatan yang berupa huruf kapital dengan huruf ke
cil
ke- dengan angka
angka dengan akhiran –an
28. Tanda Pisah
membatasi penyisipan kata atau kalimat
yang memberi penjelasan khusus di luar
bangun kalimat
menegaskan adanya aposisi atau keteran
gan yang lain sehingga kalimat menjadi le
bih jelas
di antara dua bilangan atau tanggal yang
berarti ‘sampai dengan’
di antara dua nama kota yang berarti ‘ke’
atau ‘sampai’
dapat dilambangkan dengan tanda hubun
g dua
29. EJAAN dan
TANDA BACA
Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan
(1999)
Kamus Besar Bahasa Indonesia
(2001)