Dokumen tersebut membahas tentang ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan. Secara garis besar membahas tentang penulisan huruf, kata, dan tanda baca sesuai dengan aturan EYD. Termasuk di dalamnya penjelasan tentang penulisan huruf besar, huruf miring, kata dasar, kata turunan, dan gabungan kata.
1. Teknik Menulis Karya
Ilmiah
Pertemuan ke-2
EJAAN YANG ISEMPURNAKAN
(EYD)
Oleh :
Dr. H. Nurpit Junus, MM, CTQMP
pityunus@pcr.ac.id
nurpitjunus@gmail.com
Politeknik Caltex Riau
2013
2. tata cara menuliskan bunyi, kata, atau
kalimat dalam bentuk tulisan (huruf) dan
tanda baca
• Huruf dan pemakainya
• Penulisan huruf
• Penulisan kata
• Penulisan unsur serapan
• Pemakaian tanda baca
16 Agustus 1972
Keputusan Presiden
No.57 Tahun 1972
ejaan
4. Huruf
Huruf Nama Huruf Nama Huruf Nama
A a
a
J j
Je
S s
es
B b
be
K k
ka
T t
te
C c
ce
L l
el
U u
u
D d
de
M m
em
V v
fe
E e
e
N n
en
W w
we
F f
ef
O o
o
X x
eks
G g
ge
P p
pe
Y y
ye
H h
ha
Q q
ki
Z z
zet
I i
i
R r
er
5. Pemakaian Huruf Vokal
Huruf
Contoh Pemakaian
di
depan di tengah di
belakang
a
e*
iou
api
enak
emas
itu
oleh
ulang
padi
petak
kena
simpan
kota
bumi
lusa
turne
metode
murni
took
ibu
6. Pemakaian Diftong
Huruf
Contoh Pemakaian
di
depan
di
tengah
di
belakang
ai
au
oi
-
aula
-
-
saudara
-
pandai
harimau
amboi
7. Pemakaian Huruf Konsonan
Huruf
Contoh Pemakaian
di depan di tengah di belakang
bcdfghjk
kh
lm
bahasa
cakap
dua
fakir
guna
hari
jalan
kami
-
khusus
lekas
maka
sebut
kaca
ada
kafan
tiga
saham
manja
paksa
rakyat +
akhir
alas
kami
adab
-
abad
maaf
gudeg
tuah
-
politik
bapak +
tarikh
kesal
diam
8. Pemakaian Huruf Konsonan
Huruf
Contoh Pemakaian
di depan di tengah di belakang
n
ng
ny
p
q + +
rs
sy
tvw
nama
ngilu
nyata
pasang
quran
raih
sampai
syarat
tali
varia
wanita
anak
angin
hanya
apa
furqan
bara
asli
isyarat
mata
lava
hawa
daun
pening
-
siap
-
putar
lemas
arasy
rapat
--
9. Pemakaian Huruf Konsonan
Huruf
Contoh Pemakaian
di
depan
di
tengah
di
belakang
x + +
yz
xenon
yakin
zeni
-
payung
lazim
---
10. Persukuan
1. Bahasa Indonesia mengenal
empat macam pola umum suku
kata:
• V a-nak, i-tu, ba-u
• VK ar-ti, ma-in, om-bak
• KV ra-kit, ma-in, i-bu
• KVK pin-tu, hi-lang, ma-kan
11. Persukuan
2. Di samping itu, bahasa Indonesia
memiliki pola suka kata yang berikut:
• KKV pra-ja, sas-tra, in-fra
• KKVK blok, trak-tor, prak-tis
• VKK eks, ons
• KVKK teks, pera, kon-teks
• KKVKK kom-pleks
• KKKV stra-te-gi, in-stru-men
• KKKVK struk-tur, instruk-tur
12. Persukuan
3. Pemisahan suku kata pada kata
dasar adalah sebagai berikut.
a. Kalau di tengah kata ada dua buah
vokal yang berurutan, pemisahan itu
dilakukan di antara kedua huruf vokal
itu.
Misalnya : ma-in, bu-ah.
13. Persukuan
b. Kalau ditangah kata ada huruf konsonan
di antara dua buah huruf vokal, pemisahan
itu dilakukan sebelum huruf konsonan itu.
Misalnya : a-nak, ba-rang, su-lit.
Karena ng, ny, sy, dan kh melambangkan
satu konsonan, gabungan huruf itu tidak
pernah diceraikan sehingga pemisahan
suku kata terdapat sebelum atau sesudah
pasangan huruf itu.
Misalnya : sa-ngat, nyo-nya, i-sya-rat, a-khir,
ang-ka, akh-lak.
14. Persukuan
c. Kalau di tengah kata ada dua buah
huruf konsonan yang berurutan,
pemisahan itu terdapat di antara
kedua huruf konsonan itu.
Misalnya : man-di, som-bong, swas-ta,
cap-lok, Ap-ril.
15. Persukuan
d. Kalau di tengah kata ada tiga buah
huruf konsonan atau lebih,
pemisahan itu dilakukan diantara
huruf konsonan yang pertama
(termasuk ng) dan huruf kononan
yang kedua.
Misalnya : in-stru-men, ul-tra-, in-fra,
bang-krut, ben-trok.
16. Nama Diri
Penulisan nama sungai, gunung, jalan,
dan sebagainya disesuaikan dengan
Ejaan yang Disempurnakan. Nama
orang, badan hukum, dan nama diri
lain yang sudah lazim disesuaikan
dengan Ejaan yang Disempurnakan,
kecuali bila ada pertimbangan khusus.
19. Huruf Besar atau Huruf Kapital
1. Huruf besar atau huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata
pada awal kalimat.
Misalnya :
• Ada gula, ada semut.
• Apa maksudmu?
• Kita harus bekerja keras.
• Selamat pagi.
20. Huruf Besar atau Huruf Kapital
2. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama petikan
langsung.
Misalnya :
• Adik bertanya, “Kapan kita
pulang?”
•Bapak menasihatkan, “Berhati-hatilah,
Nak!”
•“Kemarin engkau terlambat,” katanya.
21. Huruf Besar atau Huruf Kapital
3. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama dalam
ungkapan yang berhubungan dengan
hal-hal keagamaan, kitab suci dan
nama Tuhan, termasuk kata ganti
untuk Tuhan.
Misalnya :
Allah – Mahakuasa - Yang Maha Pengasih
- Quran - Alkitab, hamba-Nya, dll.
22. Huruf Besar atau Huruf Kapital
4. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama gelar kehormatan,
keturunan, dan keagamaan yang diikuti
nama orang.
Misalnya :
• Haji Agus Salim
• Imam Syafii
• Mahaputra yamin
• Nabi Ibrahim
• Sultan Hasunuddin
23. Huruf Besar atau Huruf Kapital
5. Huruf besar atau huruf kapitaldipakai
sebagai huruf pertama nama jabatan dan
pangkat yang diikuti nama orang.
Misalnya :
• Gubernur Ali Sadikin
• Laksamana Muda Udara Husein
Sastranegara
• Menteri Adam Malik
• Perdana Menteri Nehru
• Profesor Supmo
24. Huruf Besar atau Huruf Kapital
6. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama orang.
Misalnya :
• Amir Hamzah
• Dewi Sartika
• Halim Perdanakusuma
• Wage Rudolf Supratman
25. Huruf Besar atau Huruf Kapital
7. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama bangsa,
suku, dan bahasa.
Misalnya :
• bangsa Indonesia
• suku Sunda
• bahasa Inggris
Perhatikan penulisan berikut :
• mengindonesiakan kata-kata asing
• keinggris-inggrisan
26. Huruf Besar atau Huruf Kapital
8. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama tahun, bulan,
hari, hari raya, dan peristiwa sejarah.
Misalnya :
• tahun Hijrah
• tarikh Masehi
• bulan Agustus
• hari Jumat
• Proklamasi Kemerdekaan
27. Huruf Besar atau Huruf Kapital
9. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama khas dalam
geografi.
Misalnya:
• Asia Tenggara
• Banyuwangi
• Bukit Barisan
• Cirebon
28. Huruf Besar atau Huruf Kapital
10. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama nama resmi
badan, lembaga pemerintahan dan
ketatanegaraan, serta nama dokumen
resmi.
Misalnya :
• Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan
• Dewan Perwakilan Rakyat
• Republik Indonesia
29. Huruf Besar atau Huruf Kapital
11. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama semua kata di
dalam nama buku, majalah, surat kabar,
dan judul karangan, kecuali kata partikel,
seperti : di, ke, dari, untuk, dan yang,
yang tidak terletak pada posisi awal.
Misalnya :
• Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
• Salah Asuhan (Marah Rusli)
30. Huruf Besar atau Huruf Kapital
12. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
dalam singkatan nama gelar dan
sapaan.
Misalnya :
• Dr. Doktor
• Ir. Insinyur
• M.A. Master of Arts
• Ny. Nyonya
• Prof. Profesor
• S.E. Sarjana Ekonomi
31. Huruf Besar atau Huruf Kapital
13. Huruf besar atau huruf kapital dipakai
sebagai huruf pertama pada penunjuk
hubungan kekerabatan seperti bapak,
ibu, saudara, kakak, adik, dan paman
yang dipakai sebagai kata ganti atau
sapaan.
Misalnya :
• Kapan Bapak berangkat?
• Itu apa, Bu?
• Silakan duduk, Dik!
32. Huruf besar atau huruf kapital tidak dipakai
sebagai huruf pertama kata penunjuk
hubungan kekerabatan yang tidak dipakai
sebagai kata ganti atau sapaan.
Misalnya :
• Kita harus menghormati bapak dan ibu
kita.
• Semua kakak dan adik saya sudah
berkeluarga.
• Semua camat dalam kabupaten itu
hadir.
33. Huruf Miring
1. Menuliskan nama buku, majalah, dan
surat kabar yang dikutip dalam
karangan.
Misalnya :
• majalah Bahasa dan Kesusastraan
• Negarakertagama karangan Prapanca
• surat kabar Suara Karya
34. Huruf Miring
2. Menegaskan atau mengkhususkan
huruf, bagian kata, atau kelompok kata.
Misalnya :
• Bab ini tidak membicarakan penulisan
huruf besar.
• Buatlah kalimat dengan berlepas
tangan.
• Huruf pertama kata abad ialah a.
35. Huruf Miring
3. Menuliskan kata nama-nama ilmiah
atau ungkapan asing kecuali yang telah
disesuaikan ejaannya.
Misalnya :
• Apakah tidak sebaiknya kita
menggunakan kata penataran untuk
kata up-grading?
• Buah manggis nama ilmiahnya ialah
Garcinia mangostana.
36. Huruf Miring
Catatan :
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf
atau kata yang akan dicetak miring diberi
satu garis dibawahnya.
38. PENULISAN KATA
Kata Dasar
Kata Turunan
Kata Ulang
Gabungan Kata
Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata Depan di, ke, dan dari
Kata si dan sang
Partikel
Angka dan Lambang Bilangan
39. Kata Dasar
Kata yang berupa kata dasar ditulis
sebagai satu kesatuan.
Misalnya :
• Ibu Percaya engkau tahu
• Kantor pajak penuh sesak
• Buku itu buku baru
40. Kata Turunan
1. Imbuhan (awalan, sisipan, akhiran)
ditulis serangkaian dengan kata
dasarnya.
Misalnya :
• bergeletar
• dibiayai
• diperlebar
• mempermainkan
• menengok
41. Kata Turunan
2. Awalannya atau akhiran ditulis
serangkai dengan kata yang langsung
mengikuti atau mendahuluinya kalau
bentuk dasarnya berupa gabungan
kata.
Misalnya :
• bertepuk tangan
• garis bawahi
• menganak sungai
42. Kata Turunan
3. Kalau bentuk dasar berupa gabungan
kata dan sekaligus mendapat awalan
dan akhiran, maka kata-kata itu ditulis
serangkai.
Misalnya :
• Memberitahukan
• Mempertanggungjawabkan
• dilipatgandakan
• penghancurleburan
43. Kata Turunan
4. Kalau salah satu unsur gabungan kata
hanya dipakai dalam kombinasi,
gabungan kata itu ditulis serangkai.
Misalnya :
• amoral
• antarkota
• antikomunis
• bikarbonat
• ekstrakurikulum
44. Kata Turunan
Catatan :
1.Bila bentuk terikat tersebut diikuti oleh
kata yang huruf awalnya huruf besar atau
asing, di antara kedua unsur itu dituliskan
tanda hubung (-).
Misalnya :
• non-Indonesia
• Pan-Afrikanisme
45. Kata Turunan
2. Maha sebagai unsur gabungan kata
ditulis serangkai kecuali jika diikuti oleh
kata yang bukan kata dasar.
Misalnya :
• Di daerahnya ia benar-benar
“mahakuasa.”
• Marilah kita bersyukur kepada Tuhan
Yang Maha Pengasih.
• Semoga yang Mahakuasa memberkahi
usaha Anda.
46. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis secara lengkap dengan
menggunakan tanda hubung.
Misalnya :
• anak-anak berjalan-jalan
• biri-biri buku-buku
• tulis-menulis dibesar-besarkan
• gerak-gerik hati-hati
• huru-hara kuda-kuda
• kupu-kupu kura-kura
• laba-laba mata-mata
47. Gabungan Kata
1. Gabungan kata yang lazim disebut
kata majemuk, termasuk istilah
khusus, bagian-bagiannya umumnya
ditulis terpisah.
Misalnya:
• duta besar kambing hitam
• mata pelajaran meja tulis
• orang tua persegi panjang
• rumah sakit simpang empat
48. Gabungan Kata
2. Gabungan kata, termasuk istilah
khusus, yang mungkin menimbulkan
salah baca, dapat diberi tanda hubung
untuk menegaskan pertalian diantara
unsur yang bersangkutan.
Misalnya :
• ibu-bapak
• watt-jam
49. Gabungan Kata
3. Gabungan kata yang sudah dianggap
sebagai satu kata ditulis serangkai.
Misalnya:
• apabila bagaimana
• barangkali bilamana
• bumiputra daripada
• hulubalang matahari
• padahal syahbandar
• wasalam sendratari
50. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan au ditulis serangkai
dengan kata yang mengikutinya; ku, mu,
dan –nya ditulis serangkai dengan kata
yang mendahuluinya.
Misalnya :
• Apa yang kumiliki boleh kuambil.
• Bukuku, bukumu, dan bukunya
tersimpan di perpustakaan.
51. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya,
kecuali di dalam gabungan kata yang
sudah dianggap sebagai satu kata seperti
kepada, daripada, kemari, dan kemarin.
Misalnya:
• Adiknya pergi ke luar negeri.
• Bermalam sajalah di sini.
• Ia datang dari Surabaya kemarin.
52. Kata si dan sang
Kata si dan sang ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya.
Misalnya :
• Harimau itu marah sekali kepada sang
Kancil.
• Surat itu dikirimkan kembali kepada si
pengirim.
53. Pertikel
1. Partikel –lah, dan -kah ditulis
serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
Misalnya :
• Apakah yang tersirat dalam surat itu?
• Bacalah buku itu baik-baik.
54. Pertikel
2. Partikel pun ditulis terpisah dari kata
yang mendahuluinya.
Misalnya :
• Apa pun yang dimakannya, ia tetap
kurus.
• Hendak pulang pun, sudah tak ada
kendaraan.
• Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
55. Pertikel
Catatan
Kelompok kata yang berikut, yang sudah
dianggap padu benar, ditulis serangkai :
adapun, adaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun,
kendatipun, maupun, meskipun,
sekalipun, sungguhpun, walaupun.
56. Pertikel
3. Partikel per yang berarti mulai, demi,
dan tiap ditulis terpisah dari bagian-bagian
kalimat yang mendapinginya.
Misalnya :
• Harga kain itu Rp 2.000 per helai.
• Mereka masuk ke dalam ruangan satu
per satu.
• Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji
per 1 April.
57. Angka dan Lambang Bilangan
1. Angka dipakai untuk menyatakan lambang
bilangan atau nomor. Di dalam tulisan lazim
digunakan angka Arab dan angka Romawi.
Pemakaiannya diatur lebih lanjut dalam
pasal-pasal yang berikut ini.
Angka Arab : 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9
Angka Romawi : I, II, III, IV, V, VI, VII, VIII,
IX, X, L (50), C (100),
D (500), M (1.000),
V (5.000), M (1.000.000)
58. Angka dan Lambang Bilangan
2. Angka digunakan untuk menyatakan (a)
ukuran panjang, berat, dan isi, (b) satuan
waktu, dan (c) nilai uang.
Misalnya :
a. 10 liter
4 meter persegi
5 kilogram
0,5 sentimeter
10 persen
59. Angka dan Lambang Bilangan
b. 1 jam 20 menit
pukul 15.00
tahun 1928
17 Agustus 1945
c. Rp 5.000,00
US$ 3.50 +
€ 5.10 +
Y 100
2.000 rupiah
Catatan:
+ Tanda titik di sini
melambangkan
tanda desimal.
60. Angka dan Lambang Bilangan
3. Angka lazim dipakai untuk menandai
nomor jalan, rumah, apartemen atau
kamar pada alamat.
Misalnya :
• Jalan Tanah Abang I No. 15
• Hotel Indonesia, Kamar 169
61. Angka dan Lambang Bilangan
4. Angka digunakan juga untuk
menomori karangan atau bagiannya.
Misalnya :
• Bab X, Pasal 5, halaman 252
• Surah Yasin : 9
62. Angka dan Lambang Bilangan
5. Penulisan lambang bilangan dengan
huruf dilakukan sebagai berikut :
a. Bilangan utuh
Misalnya :
12 dua belas
22 dua puluh dua
222 dua ratus dua puluh dua
63. Angka dan Lambang Bilangan
b. Bilangan Pecahan
Misalnya:
½ setengah
¾ tiga perempat
1/16 seperenam belas
32/3 tiga dua pertiga
1/100 seperseratus
1 % satu persen
1,2 satu dua persepuluh
64. Angka dan Lambang Bilangan
6. Penulisan kata bilangan tingkat dapat
dilakukan dengan cara yang berikut.
Misalnya :
• Paku Buwono X
• Paku Buwono ke-10
• Paku Buwono kesepuluh
• Bab II - Bab ke-2 - Bab kedua
• Abad XX - Abad ke-20
• Tingkat I - Tingkat ke-1
65. Angka dan Lambang Bilangan
7. Penulisan kata bilangan yang
mendapat akhiran –an mengikuti cara
yang berikut.
Misalnya :
• tahun 50-an atau tahun lima puluhan
• Uang 5000-an atau uang lima ribuan
• Lima uang 1000-an atau lima uang
seribuan
66. Angka dan Lambang Bilangan
8. Lambang bilangan yang dapat dinyatakan
dengan satu atau dua kata ditulis dengan
huruf, kecuali jika beberapa lambang
bilangan dipakai secara berurutan, seperti
dalam pemerincian dan pemaparan.
Misalnya :
• Amir menonton drama itu sampai tiga
kali.
• Ayah memesan tiga ratus ekor ayam.
67. Angka dan Lambang Bilangan
9. Lambang bilangan pada awal kalimat ditulis
dengan huruf. Jika perlu, susunan kalimat
diubah sehingga bilangan yang tidak dapat
dinyatakan dengan satu atau dua kata tidak
terdapat lagi pada awal kalimat.
Misalnya:
• Lima belas orang tewas dalam kecelakaan
itu.
• Bukan : 15 orang tewas dalam kecelakaan
itu.
68. Angka dan Lambang Bilangan
10. Angka yang menunjukkan bilangan
bulat yang besar dieja sebagian
supaya lebih mudah dibaca.
Misalnya :
Perusahaan itu baru saja mendapat
pinjaman 250 juta rupiah.
69. Angka dan Lambang Bilangan
11. Kecuali di dalam dokumen resmi, seperti
akta dan kuitansi, bilangan tidak perlu
ditulis dengan angka dan huruf sekaligus
dalam teks.
Misalnya :
Kantor kami mempunyai dua puluh
orang pegawai.
Bukan : Kantor kami mempunyai 20
(dua puluh) orang pegawai.
70. Angka dan Lambang Bilangan
12. Kalau bilangan dilambangkan dengan
angka dan huruf, penulisannya harus
tepat.
Misalnya :
• Saya lampirkan tanda terima sebesar Rp.
999,00 (sembilan ratus Sembilan puluh
sembilan rupiah).
• Saya lampirkan tanda terima sebesar 999
(sembilan ratus sembilan puluh sembilan)
rupiah.
72. PENULISAN UNSUR SERAPAN
• Dalam perkembangannya, bahasa
Indonesia menyerap unsur dari
pelbagai bahasa lain, baik dari
bahasa daerah maupun dari
bahasa Sanskerta, Arab, Portugis,
Belanda, Inggris,dan bahasa asing
lain.
73. PENULISAN UNSUR SERAPAN
• Berdasarkan taraf integrasinya, unsur
pinjaman dalam bahasa Indonesia
dapat dibagi atas dua golongan besar :
1. Unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke
dalam bahasa Indonesia, seperti: team.
2. Unsur asing yang pengucapan dan penulisannya
disesuaikan dengan kaidah bahasa Indonesia,
seperti: transportasi.
74. KAIDAH EJAAN YANG BERLAKU
BAGI UNSUR SERAPAN
aa menjadi a.
• ball bal
• octaaf oktaf
ae, jika tidak bervariasi dengan e,tetap ae
• aerobe aerob
• aerobdynamics aerodinamika
75. Lanjutan…..
ai tetap ai
• trailer trailer
• caisson kaison
au tetap au
• audiogram audiogram
• autotroph autotrof
• hydraulic hidraulik
• caustic kaustik
76. Lanjutan…..
c, di muka a, u, o, dan konsonan,
menjadi k
• construction konstruksi
• cubic kubik
• classification klasifikasi
77. Lanjutan…..
c, di muka e, i, oe, dan y, menjadi s
• central sentral
• cent sen
• cybernetics sibernetika
• circulation sirkulasi
• cylinder silinder
• coelom selom
78. Lanjutan…..
cc, di muka o, u, dan konsonan,
menjadi k
• accomodation akomodasi
• acculturation akulturasi
• acclimatization aklimatiasi
• accumulation akumulasi
• acclamation aklamasi
79. Lanjutan…..
e tetap e
• effective efektif
• description deskripsi
• synthesis sintesis
• system sistem
ea tetap ea
• idealist edealis
80. Lanjutan…..
ee menjadi e
• stratosfeer stratosfer
ei tetap ei
• eicosane eikosan
• eidetic eidetik
• einsteinium einsteinium
81. Lanjutan…..
eo tetap eo
• stereo stereo
• geometry geometri
• zeolite zeolit
eu tetap eu
• neutron neutron
• eugenol eugenol
• europium europium
82. Lanjutan…..
f teta f
• fanatic fanatik
• factor faktor
• fossil fosil
gh menjadi g
• sorghum sorgum
83. Lanjutan…..
gue menjadi ge
• igue ige
• gigue gige
i, pada awal suku kata di muka vocal,
tetapi
• ion ion
84. Lanjutan…..
ie, jika lafalnya i, menjadi i
• politiek politik
• riem rim
ie, jika lafalnya bukan I, tetap ie
• variety varietas
• patient pasien
• efficient efisien
85. TTeerriimmaa KKaassiihh
EYD tlah mengajari kita untuk mengerti
kebenaran dalam berbahasa dasar.
Ibarat burung belajar terbang. Ia harus
bermodalkan seratap sayap kecil untuk ia
kepakan sebelum mampu terbang tinggi.
Sampai jumpa pada pertemuan berikutnya, INSYA ALLAH