1. LAPORAN KASUS
KEJANG DEMAM KOMPLEKS
Disusun Oleh :
dr. Retno Tri Haryati
Pembimbing :
dr. Nur Aisyah, M.Kes
PROGRAM INTERNSIP
PERIODE FEBRUARI 2021- MEI 2021
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANGKINANG
KABUPATEN KAMPAR
2021
2. Nama : An. A
Umur : 2 th 17 hari
Alamat : Desa Kumantan RT.02/ RW 07
Bangkinang Kota
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Tanggal masuk: 26-02-2021 (21.10 wib)
No. RM : 174882
2
IDENTITAS PASIEN
3. Keluhan Utama
Kejang 5 menit sebelum masuk rumah sakit
Riwayat Penyakit Sekarang
8 jam SMRS Os mengalami demam
tinggi (suhu 40 oC), 2 jam SMRS Os
sempat dibawa ke klinik terdekat, dan
diberi obat untuk menurunkan
panas,tetapi panasnya tidak turun.Di
rumah Os tiba-tiba mengalami
kejang, kejang muncul tiba-tiba,
awalnya kaki dan tangan kaku
kemudian klonjotan disertai bibir
pucat dan mata mendelik ke atas.
Kejang berlangsung kurang lebih 15
menit, setelah kejang os sadar dan
menangis.
Setelah kurang lebih 30 menit, Os
kembali kejang dengan gerakan
yang sama dan berlangsung lebih
dari 15 menit. Os langsung segera
dibawa orangtuanya ke IGD RSUD
Bangkinang. Sesampai IGD Os
tidak kejang lagi. Batuk dan pilek
(+) sejak 2 hari yang lalu.
Gangguan BAK dan BAB (mencret /
susah BAB) disangkal. Os tidak
mengalami penurunan nafsu
makan.
3
4. Riwayat Penyakit
Dahulu+ Riwayat
Pengobatan dan Alergi
Riwayat kejang disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat Penyakit pada
Keluarga
- Kakak Os pernah
mengalami kejang
dikarenakan kejang
demam saat usia 5 tahun.
Dan kejang tidak berulang
lagi sampai sekarang.
Kakak Os sekarang
usianya 9 tahun.
- Tidak ada riwayat alergi di
keluarga
4
5. 5
Status Generalisata
- Keadaan umum : Tampak sakit sedang
- Kesadaran : komposmentis / GCS :15 E4V5M6
- Vital sign : TD = 110/80 mmHg
HR = 82 kali/menit
RR = 28 kali/menit
T = 40 o
C
- BB = 14 kg , TB = 80 cm
- Status Gizi.
BB/PB = -2 SD sampai dengan 2 SD ( Normal )
< -3 SD : Sangat kurus
-3 SD sampai dengan < -2 SD : Kurus
-2 SD sampai denagn 2 SD : Normal
> -2 SD : Gemuk
PB/U = -2 SD sampai dengan 2 SD ( Normal )
< -3 SD : Sangat Pendek
-3 SD sampai dengan < -2 SD : Pendek
-2 SD sampai denagn 2 SD : Normal
> -2 SD : Tinggi
Kesimpulan status gizi : Gizi baik berdasarkan data antropometrik.
PEMERIKSAAN UMUM
8. 8
PEMERIKSAAN FISIK
1) Kepala
a) Mata
- Konjungtiva tidak anemis kanan dan kiri
- Sklera tidak ikterik kanan dan kiri
- Tidak ada edema dan hematom pada palpebra
- Pupil bulat dan isokor
- Reflex cahaya (+/+)
- Kornea jernih
b) Hidung
- Tidak ada deviasi septum
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada sekret
- Tidak ada nafas cuping hidung
- Tidak ada epistaksis
9. 9
d) Mulut
- Bibir tidak kering
- Lidah tidak kotor
- Gusi tidak berdarah dan tidak terdapat pembengkakan
- Uvula berada ditengah
- Tidak terdapat hiperemis faring
- Tonsil (T1/T1)
e) Telinga
- Bentuk telinga dan daun telinga normal
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada keluar sekret dari telinga
10. 10
e) Leher
- Tidak ada spasme otot leher dan bahu
- Tidak ada nyeri tekan
- Tidak ada pembesaran tiroid dan KGB
- Tidak terdapat deviasi trakea
- Tidak ada peningkatan JVP (5 + 1 m H20
2) Thorax
a) Paru -paru (depan)
- Inspeksi: Statis = dinding dada sama kiri dan kanan
Dinamis =Pergerakan pengembangan dinding dada
simetris antara kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Kanan = sonor
Kiri = sonor
- Auskultasi : Kanan = vesikuler (+) ronki ( + ), wheezing (-)
Kiri = vesikuler (+) ,
Ronki (+), wheezing
(-)
11. 11
b) Paru -paru (belakang)
- Inspeksi: Statis = Simetris dada kanan dan kiri
Dinamis = Pergerakan pengembangan dinding dada
simetris antara kiri dan kanan
- Palpasi : vocal fremitus kanan = kiri
- Perkusi : Kanan= kiri
- Auskultasi : Kanan = Vesikuler (+) , ronki (+) ,
Wheezing (-)
Kiri = ,
Vesikuler (+) ronki (+) Wheezing (-)
c) Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terihat
- Palpasi : iktus kordis teraba 2 jari medial linea mid klavi kularis
sinistra IC S V
- Perkusi :
Batas atas : ICS II
Batas kanan : Linea parasternalis 2 jari ke lateral
Batas kiri : Linea mid klavi k ular sinistra II jari ke arah medial
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 S2 reguler, gallop (-) murmur
(-)
12. 12
3) Abdomen
- Inspeksi : Perut datar, distensi (-), Scar (-)
- Auskultasi : Bising usus normal (10 kali/menit)
- Palpasi : Supel, nyeri tekan epigastrium (-) dan nyeri tekan
kuadran kiri atas (-) , undulasi ( -), palpasi hepar
(tidak teraba)
- Perkusi : Timpani di seluruh kuadran, shifting dullness (-)
4) Ekstremitas
- Superior : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema ( -/-)
- Inferior : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema ( -/-)
14. Anak perempuan 1 tahun 17 hari demam tinggi (suhu 40 oC) sejak 8
jam SMRS, 2 jam SMRS Os sempat dibawa ke klinik terdekat, dan
diberi obat untuk menurunkan panas,tetapi panasnya tidak turun,
dirumah Os tiba-tiba mengalami kejang, kejang muncul tiba-tiba,
awalnya kaki dan tangan kaku kemudian klojotan disertai bibir pucat
dan mata mendelik ke atas. Kejang terjadi sebanyak 2x, kejang
pertama dengan durasi 15 menit, kejang kedua dengan durasi15
menit. Riwayat batuk pilek (+) 2 hari ini. Dari pemeriksaan fisik:
kesadaran komposmentis, suhu 40 OC (aksila), HR= 82x/menit, RR=
28x/ menit . Status gizi baik (menurut data antropometrik) dan
tumbuh kembang sesuai usia .
14
RESUME
16. 16
PENATALAKSANAN
1.Terapi Non-medikamentosa:
- Banyak minum air putih
- Berikan gizi seimbang (menu makan bervariasi)
- Komunikasi dan edukasi
Menjelaskan kepada orang tua bahwa kejang demam dapat terjadi
berulang hingga usia 6 tahun sehingga ibu harus sedia termometer,
obat penurun panas, dan obat anti kejang di rumah serta dibawa jika
bepergian.
Jika kejang terjadi di rumah:
- Tetap tenang dan tidak panic
- Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
- Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala
miring. Bersihkan muntahan atau lendir di mu-lut atau hidung.
Walaupun kemungkinan lidah tergigit, jangan memasukkan
sesuatu kedalam mulut.
- Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk ke-jang.
- Tetap bersama pasien selama kejang
- Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah
berhenti.
- Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit
atau lebih
17. 17
2 ..
Medikamentosa
- IVFD RL 20 gtt/mikro
- Inj. Meropenem 2x400 mg
- Puyer acyclovir 3x150 mg
- Sanmol syr 3x1 cth
- Librofed syr 3x3cc
- Nixaven syr 2x4 cc
- Stesolid syr 2x 4cc
18. Defenisi Kejang Demam
Bangkitan kejang yang terjadi karena
kenaikan suhu tubuh (suhu di atas 38 ºc
dengan metode pengukuran suhu apa pun )
yang disebabkan oleh proses
ekstrakranium.
Gambar: kejang demam
19. KLASIFIKASI
-Kejang demam yang
berlangsung singkat <
15 menit,
- Kejang berbentuk
umum tonik dan
atau klonik,
umumnya akan
berhenti sendiri,
tanpa gerakan fokal
– Kejang tidak
berulang dalam waktu
dari 24 jam.
Kejang lamanya > 15
menit
- Kejang fokal atau
parsial; satu sisi, atau
kejang umum
didahului kejang
parsial
- Berulang lebih dari 1
kali dalam waktu < 24
Jam
KDS KDK
20. ETIOLOGI
• Hingga saat ini masih
belum diketahui dengan
pasti penyebab terjadinya
kejang demam. Demam
sering disebabkan infeksi
saluran pernapasan atas,
radang telinga tengah,
infeksi saluran cerna dan
saluran kemih
1. Riwayat keluarga, dalam keluarga
ada yang menderita kejang demam
2. Suhu tubuh yang tinggi
3. Terjadi hambatan dalam
perkembangan anak
4. Anak pernah mengalami kejang
demam pada usia > 28 hari ( kejang
yang membutuhkan perawatan
perinatal )
5. Dengan adanya minimal 2 faktor
resiko diatas dapat meningkatkan
probabilitas terjadinya kejang demam.
Probabilitas kejang demam yang
akan terjadi pertama kali adalah 30 %
6. Ibu yang mengkonsumsi alkohol dan
merokok saat masa kehamilan akan
memiliki resiko 2 kali lebih tinggi dari
yang tidak
FAKTOR RESIKO
KEJANG DEMAM
22. 22
- Kejang lamanya > 15 menit
- Kejang fokal atau parsial; satu sisi, atau
kejang umum didahului kejang parsial
- Berulang lebih dari 1 kali dalam waktu <
24 Jam
MANIFESTASI KEJANG
DEMAM KOMPLEKS
23. 23
- Tiga sampai enam persen anak – anak yang
mengalami kejang demam akan mengalami
epilepsi. Kejang demam kompleks dan kelainan
struktural otak berkaitan dengan peningkatan
resiko terjadinya epilepsi
- Kejadian kecacatan sebagai komplikasi kejang
demam dan kematian sampai saat ini belum
pernah dilaporkan
KOMPLIKASI