Dokumen tersebut membahas tentang jasa penjaminan, atestasi, dan audit yang merupakan jasa profesional independen untuk memperbaiki kualitas pengambilan keputusan. Dokumen tersebut juga menjelaskan proses audit serta berbagai standar yang harus diikuti oleh auditor dalam melaksanakan tugasnya."
2.
Assurance services (Jasa Penjaminan) merupakan
jasa profesional independen untuk memperbaiki
kualitas pengambilan keputusan.
Jasa atestasi merupakan salah satu bentuk jasa
penjaminan dari KAP, dimana KAP menerbitkan
laporan tertulis yang menyatakan kesimpulan
tentang keandalan pernyataan tertulis yang
dibuat oleh pihak lain.
3. Gambaran Umum Audit
Pengertian Audit
Audit adalah kegiatan/aktivitas pengumpulan dan
pengujian bukti secara obyektif, yang dilakukan oleh
pihak yang kompeten dan independen, dalam rangka
menentukan kesesuaian informasi yang diaudit dengan
standar/kriteria yang telah ditetapkan, untuk
disampaikan kepada para pihak yang membutuhkan/
berkepentingan
4. PROSES AUDIT
Dilihat dari sudut pandang Auditor (KAP), audit
dapat dipandang sebagai aktivitas atau proses
pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti yang
mendukung informasi laporan keuangan auditi,
untuk meningkatkan keyakinan (assurance) bagi
pemakainya, bahwa laporan keuangan tersebut
dapat dipakai sebagai dasar untuk pengambilan
keputusan
5. Salah saji
Penyebab salah saji:
Kekeliruan (kesalahan)
Tidak disengaja
Kecurangan
Disengaja
Mempunyai pengertian
yang lebih luas dari segi hukum
Tanggung jawab atas kecurangan terbatas pada
upaya mengidentifikasi kemungkinan
keterjadiannya melalui prosedur audit .
7. Materialitas
Besarnya informasi (baik yang mencakup ukuran,
sifat maupun jumlah) yang apabila dihilangkan
atau salah disajikan akan dapat mempengaruhi
pertimbangan dalam mengambil keputusan
8. Konsep Materialitas
Memperhitungkan keadaan yang melingkupi dan
berbagai pertimbangan baik yang bersifat
Kuantitatif, dan
Kualitatif
Akibatnya suatu salah saji yang tidak material
dapat berdampak material terhadap laporan
keuangan
9. Terdapat 2 kelompok risiko
Risiko bahwa laporan keuangan
mengandung salah saji material
•Risiko bawaan
•Risiko pengendalian
Risiko bahwa auditor tidak dapat
mendeteksi salah saji tersebut
Risiko deteksi
10. Penyebab penyelewengan
Kebutuhan yang berlebihan
Adanya kesempatan
Anggapan bahwa penyelewengan adalah hal biasa.
**Manajemen bertanggung jawab secara moral
bahwa tidak ada celah untuk melakukan
penyelewengan.
11. MODEL RESIKO AUDIT
TAR = Total Audit Risk
IR = Inherent Risk (Resiko Melekat)
CR = Control Risk (Resiko Pengendalian)
DR = Resiko Pendeteksian
AP = Analytical Procedure; TD = Test Detailed of Balance
TAR = IR X CR X DR
DR = TAR / (IRXCR)
DR = f (AP, TD)
12. Hubungan antara Materialitas, Risiko
Audit dan Bukti Audit
Semakin rendah resiko audit yang kita
inginkan, bukti audit yang harus kita
kumpulkan semakin banyak (berbanding
terbalik).
13. Hubungan antara Materialitas, Risiko Audit dan
Bukti Audit
1.
2.
3.
Jika auditor mempertahankan risiko audit konstan dan tingkat
materialitas dikurangi, auditor harus menambah jumlah bukti
audit yang dikumpulkan.
Jika auditor mempertahankan tingkat materialitas konstan dan
mengurangi jumlah bukti audit yang dikumpulkan, risiko audit
menjadi meningkat.
Jika auditor menginginkan untuk mengurangi risiko audit,
auditor dapat menempuh salah satu dari 3 cara berikut :
a.
b.
c.
Menambah tingkat materialitas, sementara itu mempertahakan
jumlah bukti audit yang dikumpulkan,
Menambah jumlah bukti audit yang dikumpulkan, sementara itu
tingkat materialitas tetap dipertahankan,
Menambah sedikit jumlah bukti audit yang dikumpulkan dan tingkat
materialitas secara bersama-sama.
15. Audit Laporan Keuangan
(General Audit )
• Audit yang dimaksudkan untuk menilai kelayakan
laporan pertanggung jawaban keuangan yang
disajikan manajemen
• Laporan Keuangan tersebut terdiri dari; Neraca,
Perhitungan Laba/(rugi), Arus Kas (cash-flow), dan
penjelasan yang dianggap perlu.
• Laporan Keuangan yang layak dipercaya adalah yang:
didukung dengan bukti yang cukup dan syah,
disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku:
• Dilaksanakan oleh Auditor Eksternal dengan
memberikan opini/pendapat atas laporan keuangan.
16. Audit Operasional dan Audit Kepatuhan
• Audit Operasional adalah audit yang dimaksudkan
untuk menilai derajat keekonomisan, efisiensi,
dan efektivitas kegiatan operasional
• Audit Kepatuhan adalah audit yang dimaksudkan
untuk menilai ketaatan suatu entitas atau
pelaksanaan program/kegiatan tertentu terhadap
ketentuan yang berlaku.
• Audit Operasional dan Audit Kepatuhan umumnya
dilakukan oleh auditor internal. Hasilnya disertai
rekomendasi perbaikan yang dianggap perlu.
17. Jenis Audit Lainnya
•
•
•
•
•
•
•
Audit fiskal (fiscal audit),
Audit kinerja (performance audit),
Audit manajerial (managerial audit),
Audit hasil program (program result audit),
Audit investigasi (investigative/forensic audit),
Audit lingkungan,
Audit kecurangan (fraud auditing), dsb.
18. STANDAR AUDIT
Pengertian
Fungsi
Isi
Ukuran yang harus diikuti oleh
AUDITOR dalam rangka melaksanakan
audit
Untuk menjaga mutu hasil audit, baik
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
penyusunan laporan audit
(pengkomunikasian hasil audit)
1. Standar Umum
2. Standar Pelaksanaan Pekerjaan
Lapangan
3. Standar Pelaporan
19. Standar Auditing
Disusun oleh - Dewan Standar IAPI (Indonesia)
Terdiri dari 10 standar yang terbagi lagi ke dalam
tiga kategori standar utama, yaitu :
Standar Umum (General Standards)
Standar Pekerjaan Lapangan (Standrds of Field work)
Standar Pelaporan (Reporting Standards)
Pernyataan standar auditing (PSA) yang
dikodifikasikan oleh IAI (IAPI) pada dasarnya hanya
elaborasi dan interpretasi dari 10 standar tersebut
20. Standar Auditing
Standar UMUM (3 Standar) Tentang
persyaratan umum yang diperlukan untuk
melakukan pekerjaan audit
Standar Pelaksanaan Pekerjaan Lapangan (3
standar) Mengatur tentang pekerjaan
lapangan auditing
Standar Pelaporan (4 standar) Mengatur
tentang pemberian pendapat dan penyusunan
laporan auditor oleh auditor.
24. Contoh cara Pemberian Kode PSA
PSA NO. 29
Kode Pernyataan
Standar Auditing
Nomor Urut
Penerbitan
25. IPSA NO. 29 .01
Kode Interpretasi
Pernyataan
Standar Auditing
Nomor PSA
Yang
Diinterpretasikan
Nomor Urut
Penerbitan
26. Contoh Cara Pemberian Kode Seksi dalam Standar
Profesional Akuntan Publik
SA
Kode
Standar
Auditing
Seksi 3
Kode Seksi
Dalam
Kodifikasi
21
Nomor Kode
Kelompok
Standar
Kode Unik
Seksi yang
Bersangkutan
27. Contoh Cara Pemberian Kode Interpretasi Pernyataan
Standar yang telah Dikodifikasikan Dalam Standar
Profesional Akuntan Publik
SA
Kode
Kode
Standar
Standar
Auditing
Auditing
Seksi 9
Kode Seksi
Kode Seksi
Dalam
Dalam
Kodifikasi
Kodifikasi
508
Kode
Interpretasi
Kode Seksi
yang
Diinterpretasi
28. STANDAR PROFESIONAL
AKUNTAN PUBLIK
SPAP merupakan kodifikasi berbagai pernyataan
standar teknis dan aturan etika. Pernyataan standar
teknis yang dikodifikasi dalam buku SPAP terdiri dari :
Pernyataan Standar Auditing
Pernyataan Standar Atestasi
Pernyataan Jasa Akuntansi dan Review
Pernyataan Jasa Konsultansi
Pernyataan Standar Pengendalian Mutu
29.
Standar Auditing Standar auditing merupakan
panduan audit atas laporan keuangan historis.
Standar auditing terdiri dari 10 standar dan dirinci
dalam bentuk Pernyataan Standar Auditing (PSA).
Standar Atestasi Standar atestasi memberikan
rerangka untuk fungsi atestasi bagi jasa akuntan
publik yang mencakup tingkat keyakinan tertinggi
yang diberikan dalam jasa audit atas laporan
keuangan historis, pemeriksaan atas laporan
keuangan prospektif, serta tipe perikatan atestasi lain
yang memberikan keyakinan yang lebih rendah
(review, pemeriksaan, dan prosedur yang disepakati).
30.
Standar Jasa Akuntansi dan Review Standar jasa
akuntansi dan review memberikan rerangka untuk fungsi
nonatestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa
akuntansi dan review. Standar jasa akuntansi dan review
dirinci dalam bentuk Pernyataan Standar Jasa Akuntansi
dan Review (PSAR).
Standar Jasa Konsultansi Standar jasa konsultansi
memberikan panduan bagi praktisi yang menyediakan jasa
konsultansi bagi kliennya melalui kantor akuntan publik.
Sifat dan lingkup pekerjaan jasa konsultansi ditentukan oleh
perjanjian antara praktisi dengan kliennya. Umumnya,
pekerjaan jasa konsultansi dilaksanakan untuk kepentingan
klien.
31.
Standar Pengendalian Mutu Standar pengendalian
mutu memberikan panduan bagi kantor akuntan publik
di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa yang
dihasilkan oleh kantornya. Dalam pemenuhan tanggung
jawab tersebut, kantor akuntan publik wajib
mempertimbangkan integritas stafnya dalam hal ;
kompetensi, profesional, dan objektif serta akan
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat
dan seksama (due profesional care). Oleh karena itu,
kantor akuntan publik harus memiliki sistim
pengendalian mutu untuk memberikan keyakinan
memadai tentang kesesuaian perikatan profesionalnya
dengan berbagai standar dan aturan relevan yang
berlaku.