SlideShare a Scribd company logo
1 of 9
FULL DAY SCHOOL
Disusun Oleh : KELOMPOK 4
1. M. Teguh
2. Hasan Beda
3. Fadhil Ramilham
4. Rika Oktavia
5. Ilham Risky Tiro
Dosen Pembimbing : Afi Parnawi, M.Pd
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) IBNU SINA
BATAM
JURUSAN TARBIYAH/PAI
TAHUN 2017
PENDAHULUAN
Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang. Dalam pengertian
seluas-luasnya, pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam
serta zamannya itu sendiri. Tidak ragu lagi, era global – kadang-kadang juga
disebut sebagai era kesejagatan – menimbulkan perubahan penting dalam berbagai
aspek kehidupan; ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, pendidikan, dan
lain-lain. Untuk itu, pendidikan Islam perlu kiranya beradaptasi atas globalisasi
tersebut. Dengan demikian, arah baru pengembangan pendidikan Islam perlu
adanya dalam hal ini.
Modernisasi menuntut diferensiasi sistem pendidikan untuk mengantisipasi dan
mengakomodasi berbagai diferensiasi sosial, tehnik, dan manajerial. Antisipasi
dan akomodasi tersebut haruslah dijabarkan dalam bentuk formulasi, adopsi dan
implementasi kebijaksanaan pendidikan dalam tingkat nasional, regional dan
local.1
PEMBAHASAN
Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris.
Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Maka full day
mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school
artinya sekolah.2 Jadi, arti dari full day school jika dilihat dari segi etimologinya
berarti sekolah atau kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh.
Full Day Sshool memang menjanjikan banyak hal, diantaranya:
kesempatan belajar siswa lebih banyak, guru bebas menambah materi melebihi
muatan kurikulum biasanya dan bahkan mengatur waktu agar lebih kondusif,
orang tua siswa terutama yang bapak-ibunya sibuk berkarier di kantor dan baru
bisa pulang menjelang maghrib mereka lebih tenang karena anaknya ada di
sekolah sepanjang hari dan berada dalam pengawasan guru. Dalam full day
school lamanya waktu belajar tidak dikhawatirkan menjadikan beban karena
1 Azyumardi Azra.Pendidikan Islam. Jakarta.Kencana. 2012.hlm 33
2 Jhon M Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta Gramedia.hlm 260
sebagian waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal. Cryan dan Others
dalam penelitiannya menemukan bahwa adanya full day school memberikan efek
positif bahwa anak-anak akan lebih banyak belajar dari pada bermain, karena
lebih banyak waktu terlibat dalam kelas yang bermuara pada produktivitas yang
tinggi, juga lebih mungkin dekat dengan guru, dan siswa juga menunjukkan sikap
yang lebih positif, terhindar dari penyimpangan-penyimpangan karena seharian
berada di kelas dan dalam pengawasan guru.3 Dilihat dari kurikulumnya, Sistem
pendidikan full day school memiliki relevansi dengan pendidikan terpadu.
Pendidikan terpadu ini banyak diterapkan dalam lembaga pendidikan umum yang
berlabel Islam. Dalam konteks pendidikan Islam, pendidikan terpadu artinya
memadukan ilmu umum dengan ilmu agama secara seimbang dan terpadu.4
Model pembelajaran Pendidikan Agama (pengajaran tentang agama)
terpadu yang banyak diterapkan adalah yang dikemukakan oleh Brenda Watson,
yaitu Essentialist religious education model. Model ini berupaya membentuk
kepribadian secara padu, meliputi akal, hati dan jiwa, serta mendukung upaya
memadukan kurikulum atau mata pelajaran agama dengan mata pelajaran umum
dengan menjadikan mata pelajaran agama sebagai dasar bagi mata pelajaran lain
dalam kurikulum, serta memadukan sesuatu yang dipelajari siswa dengan
pengalamannya melalui refleksi diri yang dilakukan siswa.5
Secara utuh dapat dilihat bahwa pelaksanaan system pendidikan full day
school dan terpadu mengarah pada beberapa tujuan ,antara lain:
1) Untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi pelajaran yang telah
ditetapkan oleh diknas sesuai jenjang pendidikan
2) Memberikan pengayaan pengalaman melalui pembiasaan-pembiasaan hidup
yang baik untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
3 Bobbi Departer. Mark Readon dan Sarah Singger Naurie. Quantum Teaching. Bandung.
Kaifa.hlm7
4 Imron Rossidy. Pendidikan Berparadigma Enklusif. Malang.UIN MalangPress.2009.
hlm 71
5 Ibid.hlm 88
3) Melakukan pembinaan kejiwaan, mental dan moral peserta didik disamping
mengasah otak agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani
sehingga terbentuk kepribadian yang utuh.
4) Pembinaan spiritual Intelegence peserta didik melalui penambahan materi-
materi agama dan kegiatan keagamaan sebagai dasar dalam bersikap dan
berperilaku.
Sistem pembelajaran FDS
Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-
Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Hal inilah yang membedakan dengan
sekolah pada umumnya. Dalam FDS semua program dan kegiatan siswa di
sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem
pendidikan. Titik tekan pada FDS adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam
proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan
positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam
belajar.
Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu:
1) Prestasi yang bersifat kognitif
Adapun prestasi yang bersifat kognitif seperti kemampuan siswa dalam
mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, membuat analisa
dan lain sebagianya. Konkritnya, siswa dapat menyebutkan dan menguraikan
pelajaran minggu lalu, berarti siswa tersebut sudah dapat dianggap memiliki
prestasi yang bersifat kognitif.
2) Prestasi yang bersifat afektif
Siswa dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia sudah
bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak terhadap
suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi.
3) Prestasi yang bersifat psikomotorik
Yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen
verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa
menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang lain, khususnya
kepada orang tuanya, maka si anak sudah dianggap mampu mengaplikasikannya
dalam kehidupannya.6
Adapun proses inti sistem pembelajaran FDS antara lain:
1) Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif
sekaligus intensif. System persekolahan dan pola fullday school
mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif dalam artian
mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran
secara optimal baik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di lembaga dan
mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif demi pengembangan potensi
siswa yang seimbang.
2) Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir
siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi,
yang difokuskan adalah system relaksasinya yang santai dan lepas dari jadwal
yang membosankan.7
Keunggulan Sekolah Fullday School
Pendidikan Islam di Indonesia banyak terselenggara dalam bentuk
pendidikan pesantren dan madrasah. Menurut Dahlan Hasim dalam Fadjar.8
madrasah oleh sebagian masyarakat masih dipandang sebelah mata dan dianggap
sebagai lembaga pendidikan “kelas dua”. Akibatnya, meskipun secara yuridis
keberadaan madrasah diakui sejajar dengan sekolah formal lain, madrasah
umumnya hanya diminati oleh siswa-siswa yang kemampuan inteligensi dan
ekonominya relatif rendah atau ”pas-pasan”. Sementara masyarakat menengah
atas sepertinya enggan menyekolahkan anaknya ke lembaga ini, sehingga usaha
untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah selalu mengalami hambatan.
Rendahnya animo masyarakat menengah atas (upper midle class) untuk
menyekolahkan anaknya ke madrasah, dilihat dari perspektif fungsional—sebuah
6 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu. Bandung. Remaja
Rosdakarya.2004.hlm154 - 156
7 Noer Hasan.Fullday School. JurnalPendidikan Tadris.Vol 11.2006. hlm 111
8 Malik Fadjar.Madrasah dan Tantangan Modernitas.Bandung.Mizan. 1998.hlm 9
teori yang berpandangan bahwa masyarakat merupakan kesatuan sistem yang
saling bergantung dan berhubungan—mengindikasikan dua hal yang saling
berkorelasi; pertama, terkait dengan problem internal kelembagaan., dan kedua,
terkait dengan parental choice of education. Problem internal madrasah yang
selama ini dirasakan, seperti dikatakan Malik Fadjar, meliputi seluruh sistem
kependidikannya, terutama sistem manajemen dan etos kerja madrasah, kualitas
dan kuantitas guru, kurikulum, dan sarana fisik dan fasilitasnya.
Tidak sedikit orang tua dari peserta didik yang gelisah dan mengambil
keputusan untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah umum yang
lebih menjanjikan pada aspek ilmu pengetahuan umum dan teknologi, dengan
harapan agar di masa yang akan datang anak-anak mereka bisa mendapatkan
pekerjaan yang layak dan bisa hidup dengan layak di tengah masyarakat.9
Harus diakui bahwasanya pendidikan Islam menempati posisi yang kurang
menguntungkan di negara Indonesiaini. Bahkan ada asumsi di masyarakat
bahwasanya prestasi lulusan madrasaah berada di bawah sekolah umum. Hal
inilah yang kemudian kepercayaan dan minat masyarakat lebih bangga
menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah umum. Untuk menjembatani
permasalahan di atas, maka dibukalah program sekolah terpadu kurikulumnya
(agama dan umum) dengan menggunakan sistem full day school (dengan
menambah jam belajar untuk pendalaman materi).
Tidak hanya karena keterbelakangan pendidikan Islam yang kalah
dibanding pendidikan umum, bukan satu-satunya alasan atas hadirnya pendidikan
terpadu. Namun kehidupan manusia yang semakin komplek terutama di
perkotaan. Menumpuknya kesibukan orang tua di masyarakat perkotaan seringkali
berimbas pada pendidikan anak. Bahkan ketidakjelasan pendidikan sekolah, juga
menambah permasalahan di pergaulankota. Sehingga mereka benar-benar
membutuhkan sebuah pendidikan yang dapat memberikan pendidikan
pengetahuan umum dan pendidikan agama secara bersamaan. Dengan inilah,
pendidikan terpadu sangat penting adanya di dalam masyarakat perkotaan.
9 Said Aqil Husain Munawar. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani. Ciputat.CiputatPress.2005.
hlm 29
Krisis moneter dan diikuti krisis ekonomi yang telah melanda bangsa
Indonesia, boleh jadi berpangkal pada krisis akhlak. Banyak kalangan menyatakan
bahwanya akhlak erat kaitannya dengan moral. Hal itu sangat berhubungan
dengan urusan agama. Menurut Fazlur Rahman dalam Said Aqil Husain
Munawar, ia menyatakan bahwasanya inti ajaran agama adalah moral yang
bertumpu pada keyakinan kepercayaan kepada Allah (habl min Allah) dan
keadilan serta berbuat baik dengan sesama manusia (habl min al-Nas).10
Beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya aspek keagamaan
sebagai salah satu aspek yang perlu disentuh dalam pendidikan, juga sudah mulai
mewabah di masyarakat, Seringkali kita mendengar pepatah, science without
religion is blind, and religion without science is lame. Sama halnya bahwa
pendidikan kognitif tanpa pendidikan agama adalah buta. Jadi wajar kalau mudah
menabrak saat berjalan, walaupun dengan menggunakan tongkat, berjalannya
akan tetap lambat, membutuhkan waktu yang lama. Bagitu juga akan menjadi
lumpuh jika pengetahuan karakter tanpa hadirnya pengetahuan kognitif. Karena
hal ini berpotensi untuk dimanfaatkan dan dikendalikan oleh orang lain. Dengan
demikian keduanya sama-sama dibutuhkan dan diharapkan dapat terintegrasi
dalam nilai-nilai agama.
Hadirnya pendidikan terpadu dengan sistem full day school merupakan
solusi yang tepat untuk menjembatani keseimbangan antara pengetahuan umum
yang seringkali diidentikkan dengan penyelenggaraan pendidikan kognitif, yang
digandengkan dengan pendidikan agama secara seimbang. Era globalisasi, dewasa
ini dan di masa mendatang, sedang dan terus memengaruhi perkembangan sosial
budaya masyarakat muslim Indonesiaumumnya, atau pendidikan Islam,
khususnya. Argumen panjang lebar tak perlu dikemukakan lagi,bahwa masyarakat
muslim tidak ingin survive dan berjaya di teerjaya di tengah perkembangan dunia
yang kian kompetitif di masa kini dan abad ke-21
10 Muhaimin.Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam. Bandung. Nuansa.2003. hlm
70.
KESIMPULAN
Dari pembahasan tentang system pendidikan full day school dan terpadu di
atas dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan
pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan
system pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk
pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas.
2. Pendidikan terpadu artinya memadukan ilmu umum dengan ilmu agama secara
seimbang dan terpadu.
3. Pelaksanaan system pendidikan full day school dan terpadu mengarah pada
beberapa tujuan ,antara lain:
a) Untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi pelajaran yang telah
ditetapkan oleh diknas sesuai jenjang pendidikan
b) Memberikan pengayaan pengalaman melalui pembiasaan-pembiasaan hidup yang
baik untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
c) Melakukan pembinaan kejiwaan, mental dan moral peserta didik disamping
mengasah otak agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani
sehingga terbentuk kepribadian yang utuh.
d) Pembinaan spiritual Intelegence peserta didik melalui penambahan materi-materi
agama dan kegiatan keagamaan sebagai dasar dalam bersikap dan berperilaku.
4. Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity” dan
“Integrated-Curriculum” dan berorientasi pada prestasi belajar siswa yang
mencakup 3 ranah, kogitif, afektif dan psikomotorik.
5. Proses sistem pembelajaran fullday school berlangsung secara aktif, kreatif,
tranformatif sekaligus intensif, namun dikemas dengan system yang relaks dengan
jadwal yang tidak membosa
DAFTAR PUSTAKA
Aqil, Said, Husain Munawar. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani. Ciputat: Ciputat Press.
2005.
Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2012.
Departer, Bobbi., Mark Reardon & Sarah Singger Naurie, Quantum Teaching
(Mempraktekan Quantum teaching di ruang kelas-kelas),Bandung: Kaifa. 2003.
Echols, Jhon M. & Hassan Shadily, t.th. Kamus Inggris Indonesia,Jakarta: Gramedia.
2008
Fadjar. Malik, Madrasah dan Tantangan Modernitas, Bandung: Mizan. 1998.
Hasan, Noer, Fullday School (Model alternatif pembelajaran bahasa Asing), Jurnal
Pendidikan Tadris. Vol 11. 2006.
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam,Bandung: Nuansa. 2003.
Rassidy, Imron, Pendidikan berparadigma Inklusif ,Malang: UIN Press. 2009.
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu, Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2004.

More Related Content

What's hot

15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajarLinda Yius
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMAguestf6b63af
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAWan Nor Faezah
 
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdRianto MSi
 
Sp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsmSp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsmNas Lin
 
Sp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsmSp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsmIra Raji
 
peranan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkperanan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkMusaDiq YaaCob
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurTjoetnyak Izzatie
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)Stephanie Unsil
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Karen Kayny
 
Selesai manajemen berbasis sekolah
Selesai manajemen  berbasis  sekolahSelesai manajemen  berbasis  sekolah
Selesai manajemen berbasis sekolahFeni Prasetiya
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralNorazah Mohamad
 
GPP 1063
GPP 1063GPP 1063
GPP 1063Inbmy
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarTjoetnyak Izzatie
 

What's hot (18)

S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1S jkr 0704960_chapter1
S jkr 0704960_chapter1
 
15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar15 konsep kepelbagaian pelajar
15 konsep kepelbagaian pelajar
 
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMATESIS PENDIDIKAN AGAMA
TESIS PENDIDIKAN AGAMA
 
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARAPERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
PERANAN GURU PENDIDIKAN MORAL DALAM MEREALISASIKAN ASPIRASI NEGARA
 
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPdPenelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
Penelitian Dosen Drs. H. Mokh Ya'kup., M.MPd
 
Sp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsmSp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsm
 
Sp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsmSp pj kbsr_kbsm
Sp pj kbsr_kbsm
 
peranan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpkperanan sekolah bagi fpk
peranan sekolah bagi fpk
 
Interview SPP
Interview SPPInterview SPP
Interview SPP
 
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh TimurMetodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
Metodologi Pembelajaran Fiqih Kelas V Siswa MIN Snb. Teungoh Aceh Timur
 
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
EDU 3106 Budaya & Pembelajaran (SEMESTER 5)
 
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...Kerja kursus   edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
Kerja kursus edu 3106 - pelan bilik darjah & faktor-faktor ketidaksamaan pd...
 
Selesai manajemen berbasis sekolah
Selesai manajemen  berbasis  sekolahSelesai manajemen  berbasis  sekolah
Selesai manajemen berbasis sekolah
 
Guru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasaGuru dan-cabaran-semasa
Guru dan-cabaran-semasa
 
Peranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moralPeranan guru pendidikan moral
Peranan guru pendidikan moral
 
GPP 1063
GPP 1063GPP 1063
GPP 1063
 
Proposal sekripsi
Proposal sekripsi Proposal sekripsi
Proposal sekripsi
 
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh BesarMetode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
Metode Pembelajaran Fiqh pada MI di Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar
 

Similar to Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA

KELEBIHAN DAN K-WPS Office.docx
KELEBIHAN DAN K-WPS Office.docxKELEBIHAN DAN K-WPS Office.docx
KELEBIHAN DAN K-WPS Office.docxFerdiAlfarizi
 
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Paulus Robert Tuerah
 
resensi artikel_metode_penelitian septia anjani
resensi artikel_metode_penelitian septia anjaniresensi artikel_metode_penelitian septia anjani
resensi artikel_metode_penelitian septia anjanirosesani1
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdfZULPANSSi
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumJati Jakmania
 
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013eka noviana
 
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSPengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSSMPN 4 Kerinci
 
Risma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdf
Risma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdfRisma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdf
Risma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdfRismaAgustina7
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islampita pulungan
 
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatJurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatAde Muslimat
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanHariyatunnisa Ahmad
 
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxPresentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxSeLaluWinaran
 
Tematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah DasarTematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah Dasarfatimahsyahfistp
 

Similar to Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA (20)

KELEBIHAN DAN K-WPS Office.docx
KELEBIHAN DAN K-WPS Office.docxKELEBIHAN DAN K-WPS Office.docx
KELEBIHAN DAN K-WPS Office.docx
 
Paikem 1
Paikem 1Paikem 1
Paikem 1
 
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
Optimalisasi Manajemen Sekolah sebagai Lingkungan Belajar dalam Pembentukan C...
 
resensi artikel_metode_penelitian septia anjani
resensi artikel_metode_penelitian septia anjaniresensi artikel_metode_penelitian septia anjani
resensi artikel_metode_penelitian septia anjani
 
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
01. sosialisai pendampingan belajar guru IPS.pdf
 
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulumLaporan hasil observasi pengembangan kurikulum
Laporan hasil observasi pengembangan kurikulum
 
Ktsp farmasi
Ktsp farmasiKtsp farmasi
Ktsp farmasi
 
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
Observasi implementasi pembelajaran ips di kurikulum 2013
 
Karya ilmiah4
Karya ilmiah4Karya ilmiah4
Karya ilmiah4
 
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PSPengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
Pengembangan kurikulum muatan lokal oleh Rama PS
 
Gru proposal (2)
Gru  proposal (2)Gru  proposal (2)
Gru proposal (2)
 
Risma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdf
Risma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdfRisma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdf
Risma Agustina - CPP- PEMAHAMAN TENTANG PENDIDIKAN YANG MEMERDEKAKAN .pdf
 
Ilmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan IslamIlmu Pendidikan Islam
Ilmu Pendidikan Islam
 
Bab 1234 (1)
Bab 1234 (1)Bab 1234 (1)
Bab 1234 (1)
 
01. abk
01. abk01. abk
01. abk
 
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade MuslimatJurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
Jurnal Homeschooling hj. Ade Muslimat
 
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan PendidikanPengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
Pengertian, Fungsi dan Jenis Lingkungan Pendidikan
 
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptxPresentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
Presentasi Pendidikan lingkungan untuk PAUD Green School.pptx
 
Tematik makalah SD
Tematik makalah SDTematik makalah SD
Tematik makalah SD
 
Tematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah DasarTematik makalah Sekolah Dasar
Tematik makalah Sekolah Dasar
 

More from Dr. Afi Parnawi, M.Pd

Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal International
Dr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal InternationalDr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal International
Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal InternationalDr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal International 2018
Dr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal International 2018 Dr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal International 2018
Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal International 2018 Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1
Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1
Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Dr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae ok
Dr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae okDr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae ok
Dr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae okDr. Afi Parnawi, M.Pd
 
afi parnawi, Jurnal international june 2018,
afi parnawi, Jurnal international june 2018,afi parnawi, Jurnal international june 2018,
afi parnawi, Jurnal international june 2018,Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,
afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,
afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 

More from Dr. Afi Parnawi, M.Pd (20)

DEMOKRASI.pptx
DEMOKRASI.pptxDEMOKRASI.pptx
DEMOKRASI.pptx
 
Penelitiaan tindakan kelas (PTK)
Penelitiaan tindakan kelas (PTK)Penelitiaan tindakan kelas (PTK)
Penelitiaan tindakan kelas (PTK)
 
Metodologi penelitian
Metodologi penelitian Metodologi penelitian
Metodologi penelitian
 
Keutamaan doa. Dr. Afi Parnawi
Keutamaan doa. Dr. Afi ParnawiKeutamaan doa. Dr. Afi Parnawi
Keutamaan doa. Dr. Afi Parnawi
 
Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal International
Dr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal InternationalDr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal International
Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal International
 
Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal International 2018
Dr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal International 2018 Dr. Afi Parnawi, M.Pd.  Jurnal International 2018
Dr. Afi Parnawi, M.Pd. Jurnal International 2018
 
Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1
Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1
Dr. afi parnawi, M.Pd .Jjurnal lis 19 1
 
Panduan proposal dan skripsi ptk
Panduan  proposal dan skripsi ptkPanduan  proposal dan skripsi ptk
Panduan proposal dan skripsi ptk
 
Dr. afi parnawi
Dr. afi parnawiDr. afi parnawi
Dr. afi parnawi
 
Psikologi agama
Psikologi agamaPsikologi agama
Psikologi agama
 
Psikologi perkembangan
Psikologi perkembanganPsikologi perkembangan
Psikologi perkembangan
 
SDIT AL KAUTSAR MADANI
SDIT AL KAUTSAR MADANISDIT AL KAUTSAR MADANI
SDIT AL KAUTSAR MADANI
 
Photo. Dr. Afi Parnawi, M.Pd
Photo. Dr. Afi Parnawi, M.PdPhoto. Dr. Afi Parnawi, M.Pd
Photo. Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
Dr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae ok
Dr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae okDr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae ok
Dr. Afi Parnawi, M.Pd Curriculum vitae ok
 
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
Dr. Afi Parnawi, M.PdDr. Afi Parnawi, M.Pd
Dr. Afi Parnawi, M.Pd
 
. Dr. afi Parnawi cover sjbms
. Dr. afi Parnawi cover sjbms. Dr. afi Parnawi cover sjbms
. Dr. afi Parnawi cover sjbms
 
Afi Parnawi info & index sjbms
Afi Parnawi info & index sjbmsAfi Parnawi info & index sjbms
Afi Parnawi info & index sjbms
 
afi parnawi, Jurnal international june 2018,
afi parnawi, Jurnal international june 2018,afi parnawi, Jurnal international june 2018,
afi parnawi, Jurnal international june 2018,
 
afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,
afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,
afi parnawi. 3. article, afi parnawi, june 2018,
 
afi parnawi. info & index sjbms
afi parnawi. info & index sjbmsafi parnawi. info & index sjbms
afi parnawi. info & index sjbms
 

Recently uploaded

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 

Teguh cs. AFI PARNAWI. STAI IBNU SINA

  • 1. FULL DAY SCHOOL Disusun Oleh : KELOMPOK 4 1. M. Teguh 2. Hasan Beda 3. Fadhil Ramilham 4. Rika Oktavia 5. Ilham Risky Tiro Dosen Pembimbing : Afi Parnawi, M.Pd SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) IBNU SINA BATAM JURUSAN TARBIYAH/PAI TAHUN 2017
  • 2. PENDAHULUAN Pendidikan Islam mempunyai sejarah yang panjang. Dalam pengertian seluas-luasnya, pendidikan Islam berkembang seiring dengan kemunculan Islam serta zamannya itu sendiri. Tidak ragu lagi, era global – kadang-kadang juga disebut sebagai era kesejagatan – menimbulkan perubahan penting dalam berbagai aspek kehidupan; ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, pendidikan, dan lain-lain. Untuk itu, pendidikan Islam perlu kiranya beradaptasi atas globalisasi tersebut. Dengan demikian, arah baru pengembangan pendidikan Islam perlu adanya dalam hal ini. Modernisasi menuntut diferensiasi sistem pendidikan untuk mengantisipasi dan mengakomodasi berbagai diferensiasi sosial, tehnik, dan manajerial. Antisipasi dan akomodasi tersebut haruslah dijabarkan dalam bentuk formulasi, adopsi dan implementasi kebijaksanaan pendidikan dalam tingkat nasional, regional dan local.1 PEMBAHASAN Menurut etimologi, kata full day school berasal dari Bahasa Inggris. Terdiri dari kata full mengandung arti penuh, dan day artinya hari. Maka full day mengandung arti sehari penuh. Full day juga berarti hari sibuk. Sedangkan school artinya sekolah.2 Jadi, arti dari full day school jika dilihat dari segi etimologinya berarti sekolah atau kegiatan belajar yang dilakukan sehari penuh. Full Day Sshool memang menjanjikan banyak hal, diantaranya: kesempatan belajar siswa lebih banyak, guru bebas menambah materi melebihi muatan kurikulum biasanya dan bahkan mengatur waktu agar lebih kondusif, orang tua siswa terutama yang bapak-ibunya sibuk berkarier di kantor dan baru bisa pulang menjelang maghrib mereka lebih tenang karena anaknya ada di sekolah sepanjang hari dan berada dalam pengawasan guru. Dalam full day school lamanya waktu belajar tidak dikhawatirkan menjadikan beban karena 1 Azyumardi Azra.Pendidikan Islam. Jakarta.Kencana. 2012.hlm 33 2 Jhon M Echols dan Hassan Shadily. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta Gramedia.hlm 260
  • 3. sebagian waktunya digunakan untuk waktu-waktu informal. Cryan dan Others dalam penelitiannya menemukan bahwa adanya full day school memberikan efek positif bahwa anak-anak akan lebih banyak belajar dari pada bermain, karena lebih banyak waktu terlibat dalam kelas yang bermuara pada produktivitas yang tinggi, juga lebih mungkin dekat dengan guru, dan siswa juga menunjukkan sikap yang lebih positif, terhindar dari penyimpangan-penyimpangan karena seharian berada di kelas dan dalam pengawasan guru.3 Dilihat dari kurikulumnya, Sistem pendidikan full day school memiliki relevansi dengan pendidikan terpadu. Pendidikan terpadu ini banyak diterapkan dalam lembaga pendidikan umum yang berlabel Islam. Dalam konteks pendidikan Islam, pendidikan terpadu artinya memadukan ilmu umum dengan ilmu agama secara seimbang dan terpadu.4 Model pembelajaran Pendidikan Agama (pengajaran tentang agama) terpadu yang banyak diterapkan adalah yang dikemukakan oleh Brenda Watson, yaitu Essentialist religious education model. Model ini berupaya membentuk kepribadian secara padu, meliputi akal, hati dan jiwa, serta mendukung upaya memadukan kurikulum atau mata pelajaran agama dengan mata pelajaran umum dengan menjadikan mata pelajaran agama sebagai dasar bagi mata pelajaran lain dalam kurikulum, serta memadukan sesuatu yang dipelajari siswa dengan pengalamannya melalui refleksi diri yang dilakukan siswa.5 Secara utuh dapat dilihat bahwa pelaksanaan system pendidikan full day school dan terpadu mengarah pada beberapa tujuan ,antara lain: 1) Untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi pelajaran yang telah ditetapkan oleh diknas sesuai jenjang pendidikan 2) Memberikan pengayaan pengalaman melalui pembiasaan-pembiasaan hidup yang baik untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari 3 Bobbi Departer. Mark Readon dan Sarah Singger Naurie. Quantum Teaching. Bandung. Kaifa.hlm7 4 Imron Rossidy. Pendidikan Berparadigma Enklusif. Malang.UIN MalangPress.2009. hlm 71 5 Ibid.hlm 88
  • 4. 3) Melakukan pembinaan kejiwaan, mental dan moral peserta didik disamping mengasah otak agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani sehingga terbentuk kepribadian yang utuh. 4) Pembinaan spiritual Intelegence peserta didik melalui penambahan materi- materi agama dan kegiatan keagamaan sebagai dasar dalam bersikap dan berperilaku. Sistem pembelajaran FDS Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “Integrated- Activity” dan “Integrated-Curriculum”. Hal inilah yang membedakan dengan sekolah pada umumnya. Dalam FDS semua program dan kegiatan siswa di sekolah, baik belajar, bermain, beribadah dikemas dalam sebuah sistem pendidikan. Titik tekan pada FDS adalah siswa selalu berprestasi belajar dalam proses pembelajaran yang berkualitas yakni diharapkan akan terjadi perubahan positif dari setiap individu siswa sebagai hasil dari proses dan aktivitas dalam belajar. Adapun prestasi belajar yang dimaksud terletak pada tiga ranah, yaitu: 1) Prestasi yang bersifat kognitif Adapun prestasi yang bersifat kognitif seperti kemampuan siswa dalam mengingat, memahami, menerapkan, mengamati, menganalisa, membuat analisa dan lain sebagianya. Konkritnya, siswa dapat menyebutkan dan menguraikan pelajaran minggu lalu, berarti siswa tersebut sudah dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat kognitif. 2) Prestasi yang bersifat afektif Siswa dapat dianggap memiliki prestasi yang bersifat afektif, jika ia sudah bisa bersikap untuk menghargai, serta dapat menerima dan menolak terhadap suatu pernyataan dan permasalahan yang sedang mereka hadapi. 3) Prestasi yang bersifat psikomotorik Yang termasuk prestasi yang bersifat psikomotorik yaitu kecakapan eksperimen verbal dan nonverbal, keterampilan bertindak dan gerak. Misalnya seorang siswa
  • 5. menerima pelajaran tentang adab sopan santun kepada orang lain, khususnya kepada orang tuanya, maka si anak sudah dianggap mampu mengaplikasikannya dalam kehidupannya.6 Adapun proses inti sistem pembelajaran FDS antara lain: 1) Proses pembelajaran yang berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif sekaligus intensif. System persekolahan dan pola fullday school mengindikasikan proses pembelajaran yang aktif dalam artian mengoptimalisasikan seluruh potensi untuk mencapai tujuan pembelajaran secara optimal baik dalam pemanfaatan sarana dan prasarana di lembaga dan mewujudkan proses pembelajaran yang kondusif demi pengembangan potensi siswa yang seimbang. 2) Proses pembelajaran yang dilakukan selama aktif sehari penuh tidak memforsir siswa pada pengkajian, penelaahan yang terlalu menjenuhkan. Akan tetapi, yang difokuskan adalah system relaksasinya yang santai dan lepas dari jadwal yang membosankan.7 Keunggulan Sekolah Fullday School Pendidikan Islam di Indonesia banyak terselenggara dalam bentuk pendidikan pesantren dan madrasah. Menurut Dahlan Hasim dalam Fadjar.8 madrasah oleh sebagian masyarakat masih dipandang sebelah mata dan dianggap sebagai lembaga pendidikan “kelas dua”. Akibatnya, meskipun secara yuridis keberadaan madrasah diakui sejajar dengan sekolah formal lain, madrasah umumnya hanya diminati oleh siswa-siswa yang kemampuan inteligensi dan ekonominya relatif rendah atau ”pas-pasan”. Sementara masyarakat menengah atas sepertinya enggan menyekolahkan anaknya ke lembaga ini, sehingga usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan madrasah selalu mengalami hambatan. Rendahnya animo masyarakat menengah atas (upper midle class) untuk menyekolahkan anaknya ke madrasah, dilihat dari perspektif fungsional—sebuah 6 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu. Bandung. Remaja Rosdakarya.2004.hlm154 - 156 7 Noer Hasan.Fullday School. JurnalPendidikan Tadris.Vol 11.2006. hlm 111 8 Malik Fadjar.Madrasah dan Tantangan Modernitas.Bandung.Mizan. 1998.hlm 9
  • 6. teori yang berpandangan bahwa masyarakat merupakan kesatuan sistem yang saling bergantung dan berhubungan—mengindikasikan dua hal yang saling berkorelasi; pertama, terkait dengan problem internal kelembagaan., dan kedua, terkait dengan parental choice of education. Problem internal madrasah yang selama ini dirasakan, seperti dikatakan Malik Fadjar, meliputi seluruh sistem kependidikannya, terutama sistem manajemen dan etos kerja madrasah, kualitas dan kuantitas guru, kurikulum, dan sarana fisik dan fasilitasnya. Tidak sedikit orang tua dari peserta didik yang gelisah dan mengambil keputusan untuk menyekolahkan anak-anak mereka pada sekolah umum yang lebih menjanjikan pada aspek ilmu pengetahuan umum dan teknologi, dengan harapan agar di masa yang akan datang anak-anak mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang layak dan bisa hidup dengan layak di tengah masyarakat.9 Harus diakui bahwasanya pendidikan Islam menempati posisi yang kurang menguntungkan di negara Indonesiaini. Bahkan ada asumsi di masyarakat bahwasanya prestasi lulusan madrasaah berada di bawah sekolah umum. Hal inilah yang kemudian kepercayaan dan minat masyarakat lebih bangga menyekolahkan anaknya ke sekolah-sekolah umum. Untuk menjembatani permasalahan di atas, maka dibukalah program sekolah terpadu kurikulumnya (agama dan umum) dengan menggunakan sistem full day school (dengan menambah jam belajar untuk pendalaman materi). Tidak hanya karena keterbelakangan pendidikan Islam yang kalah dibanding pendidikan umum, bukan satu-satunya alasan atas hadirnya pendidikan terpadu. Namun kehidupan manusia yang semakin komplek terutama di perkotaan. Menumpuknya kesibukan orang tua di masyarakat perkotaan seringkali berimbas pada pendidikan anak. Bahkan ketidakjelasan pendidikan sekolah, juga menambah permasalahan di pergaulankota. Sehingga mereka benar-benar membutuhkan sebuah pendidikan yang dapat memberikan pendidikan pengetahuan umum dan pendidikan agama secara bersamaan. Dengan inilah, pendidikan terpadu sangat penting adanya di dalam masyarakat perkotaan. 9 Said Aqil Husain Munawar. Aktualisasi Nilai-Nilai Qur’ani. Ciputat.CiputatPress.2005. hlm 29
  • 7. Krisis moneter dan diikuti krisis ekonomi yang telah melanda bangsa Indonesia, boleh jadi berpangkal pada krisis akhlak. Banyak kalangan menyatakan bahwanya akhlak erat kaitannya dengan moral. Hal itu sangat berhubungan dengan urusan agama. Menurut Fazlur Rahman dalam Said Aqil Husain Munawar, ia menyatakan bahwasanya inti ajaran agama adalah moral yang bertumpu pada keyakinan kepercayaan kepada Allah (habl min Allah) dan keadilan serta berbuat baik dengan sesama manusia (habl min al-Nas).10 Beberapa tahun terakhir, kesadaran akan pentingnya aspek keagamaan sebagai salah satu aspek yang perlu disentuh dalam pendidikan, juga sudah mulai mewabah di masyarakat, Seringkali kita mendengar pepatah, science without religion is blind, and religion without science is lame. Sama halnya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan agama adalah buta. Jadi wajar kalau mudah menabrak saat berjalan, walaupun dengan menggunakan tongkat, berjalannya akan tetap lambat, membutuhkan waktu yang lama. Bagitu juga akan menjadi lumpuh jika pengetahuan karakter tanpa hadirnya pengetahuan kognitif. Karena hal ini berpotensi untuk dimanfaatkan dan dikendalikan oleh orang lain. Dengan demikian keduanya sama-sama dibutuhkan dan diharapkan dapat terintegrasi dalam nilai-nilai agama. Hadirnya pendidikan terpadu dengan sistem full day school merupakan solusi yang tepat untuk menjembatani keseimbangan antara pengetahuan umum yang seringkali diidentikkan dengan penyelenggaraan pendidikan kognitif, yang digandengkan dengan pendidikan agama secara seimbang. Era globalisasi, dewasa ini dan di masa mendatang, sedang dan terus memengaruhi perkembangan sosial budaya masyarakat muslim Indonesiaumumnya, atau pendidikan Islam, khususnya. Argumen panjang lebar tak perlu dikemukakan lagi,bahwa masyarakat muslim tidak ingin survive dan berjaya di teerjaya di tengah perkembangan dunia yang kian kompetitif di masa kini dan abad ke-21 10 Muhaimin.Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam. Bandung. Nuansa.2003. hlm 70.
  • 8. KESIMPULAN Dari pembahasan tentang system pendidikan full day school dan terpadu di atas dapat diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Full day school mengandung arti system pendidikan yang menerapkan pembelajaran atau kegiatan belajar mengajar sehari penuh dengan memadukan system pengajaran yang intensif yakni dengan menambah jam pelajaran untuk pendalaman materi pelajaran serta pengembangan diri dan kreatifitas. 2. Pendidikan terpadu artinya memadukan ilmu umum dengan ilmu agama secara seimbang dan terpadu. 3. Pelaksanaan system pendidikan full day school dan terpadu mengarah pada beberapa tujuan ,antara lain: a) Untuk memberikan pengayaan dan pendalaman materi pelajaran yang telah ditetapkan oleh diknas sesuai jenjang pendidikan b) Memberikan pengayaan pengalaman melalui pembiasaan-pembiasaan hidup yang baik untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari c) Melakukan pembinaan kejiwaan, mental dan moral peserta didik disamping mengasah otak agar terjadi keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani sehingga terbentuk kepribadian yang utuh. d) Pembinaan spiritual Intelegence peserta didik melalui penambahan materi-materi agama dan kegiatan keagamaan sebagai dasar dalam bersikap dan berperilaku. 4. Full Day School (FDS) menerapkan suatu konsep dasar “Integrated-Activity” dan “Integrated-Curriculum” dan berorientasi pada prestasi belajar siswa yang mencakup 3 ranah, kogitif, afektif dan psikomotorik. 5. Proses sistem pembelajaran fullday school berlangsung secara aktif, kreatif, tranformatif sekaligus intensif, namun dikemas dengan system yang relaks dengan jadwal yang tidak membosa
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Aqil, Said, Husain Munawar. Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani. Ciputat: Ciputat Press. 2005. Azra, Azyumardi. Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana. 2012. Departer, Bobbi., Mark Reardon & Sarah Singger Naurie, Quantum Teaching (Mempraktekan Quantum teaching di ruang kelas-kelas),Bandung: Kaifa. 2003. Echols, Jhon M. & Hassan Shadily, t.th. Kamus Inggris Indonesia,Jakarta: Gramedia. 2008 Fadjar. Malik, Madrasah dan Tantangan Modernitas, Bandung: Mizan. 1998. Hasan, Noer, Fullday School (Model alternatif pembelajaran bahasa Asing), Jurnal Pendidikan Tadris. Vol 11. 2006. Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam,Bandung: Nuansa. 2003. Rassidy, Imron, Pendidikan berparadigma Inklusif ,Malang: UIN Press. 2009. Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Terpadu, Bandung: Remaja Rosdakarya. 2004.