Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya pembinaan generasi penerus dalam sistem pendidikan Islam. Pembinaan generasi muda perlu dilakukan secara terencana dan berkesinambungan sesuai ajaran agama untuk membentuk generasi yang memiliki akhlak mulia, memahami agama, dan mandiri. Peran orangtua, guru, dan ustadz/ustadzah dianggap penting dalam membina generasi muda melalui komunikasi yang baik dan pembelajaran yang efekt
1. URGENSI PEMBINAAN GENERASI PENERUS DALAM SISTEM
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
Afi Parnawi
Dosen STAI Ibnu Sina Batam, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Jalan
Teuku Umar Batam Kepulauan Riau, Telp +6281364065460
Affi354@gmail.com
Abstrak
Pembinaan merupakan bagian yang paling penting bagi semua umat.
Pendidikan selalu menjadi tumpuan harapan untuk membina serta
mengembangkan individu dan masyarakat. Pembinaan pada generasi
penerus adalah hal yang menjadi skala prioritas bagi bangsa Indonesia.
Karena alat untuk memajukan peradaban, mengembangkan masyarakat,
dan membuat generasi mampu berbuat banyak bagi kepentingan mereka.
Sebagai pendidik, guru dan orangtua setidaknya memiliki tugas sebagai
pengajar, pembimbing, administrator kelas, pengembang kurikulum,
pengembang profesi, dan pembina hubungan dengan masyarakat.
Pendekatan secara hati akan memudahkan bagi orangtua dan guru untuk
memahami karakteristik remaja. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dengan metode observasi. Hasil riset adalah guru dan orangtua yang
bekerjasama mendidik remaja dengan baik maka hasilnya akan baik.
Generasi yang unggul perlu proses pembinaan yang berkesinambungan
agar mendapatkan generasi yang faham agama, berakhlakul karimah
serta mandiri.Khususnya batam menjadi bandar Kota Madani.
Kata Kunci: Urgensi, Pembinaan, dan Generasi Penerus
2. 1. PENDAHULUAN
Sudah menjadi sunatullah bahwa manusia yang diciptakan oleh
Allah sebagai kholifah di bumi ini akan selalu silih berganti dari generasi
ke generasi. Proses alih genearasi ini berjalan terus secara alamiah
sesuai dengan mekanismenya. Allah berfirman yang artinya: “Kemudian
kami jadikan kalian (umat Muhammad) sebagai generasi pengganti di
bumi ini, setelah mereka (umat terdahulu), agar kami melihat bagaimana
kalian berbuat” (QS: Yunus;14)
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Artinya : “Kemudian kami jadikan kalian (umat Muhammad) sebagai
generasi pengganti di bumi ini, setelah mereka (umat
terdahulu), agar kami melihat bagaimana kalian berbuat”
(QS: Yunus;14)
Pada hakekatnya apa yang kita capai saat ini, adalah hasil
perjuangan di masa lampau, sedangkan yang akan kita peroleh di masa
mendatang adalah tergantung pada apa yang kita lakukan pada masa
3. sekarang ini. Tiap-tiap generasi mempunyai tanggung jawab yang sama
yaitu memelihara apa yang telah dicapai pendahulunya, kemudian
meneruskan dan mewariskan kepada generasi berikutnya. Perjuangan
generasi penerus menyongsong era globalisasi, tentu tantangannya akan
semakin berat, karena semakin ke depan, teknologi semakin canggih dan
moral manusia semakin rendah, diterangkan dalam Hadits yang
artinya:’Tidak datang kepada kamu sekalian suatu tahun, kecuali tahun
yang sesudahnya akan lebih jelek dari pada tahun sebelumnya” (HR. At-
Tobroni).
Oleh karena itu betapa pentingnya pembinaan generasi muda yang
kita lakukan saat ini, sebagai upaya mempersiapkan generasi mendatang
yang handal sebagai pemimpin bangsa. Yang dimaksud pembinaan
generasi muda adalah suatu pembinaan yang terencana dan
berkesinambungan sesuai dengan tuntunan agama Islam (Al-Quran dan
Hadits) untuk mempersiapkan generasi penerus yang handal berakhlaqul
karimah, yang pada gilirannya nanti mampu menerima dan meneruskan
estafet perjuangan dan kepemimpinan bangsa yang lebih baik.
Dalam pembinaan generasi muda, target yang akan dicapai ada 3 hal:
a. Memiliki akhlaqul karimah (berbudi pekerti yang baik).
b. Faqih dalam agama dan berilmu.
c. Mempunyai ketrampilan untuk hidup mandiri
Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
4.
Artinya : “Kemudian kami jadikan kalian (umat Muhammad) sebagai
generasi pengganti di bumi ini, setelah mereka (umat
terdahulu),
agar kami melihat bagaimana kalian berbuat” (QS:
Yunus;14)
Oleh karena itu Pembina generasi muda (Orang tua, ustad/ustadzah, dan
ahli pendidik/psykolog) supaya bekerja sama yang baik untuk membina
generasi muda.
Dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia dari masa ke masa
sejak Kebangkitan Nasional di tahun 1908, peristiwa Sumpah Pemuda
tahun 1928 kemudian revolusi fisik perjuangan kemerdekaan tahun 1945
sampai di era reformasi ini selalu ditandai dengan tampilnya pemuda/
generasi muda sebagai pelopor. Kisah kepeloporan pemuda di atas dapat
memotivasi generasi muda agar mereka tidak hanya puas menjadi objek
(sasaran) akan tetapi tergugah kesadarannya untuk mengambil peran
5. secara pro aktif dan memposisikan dirinya sebagai subjek (pelaku) dalam
proses pembinaan generasi penerus.
Keberhasilan atas suatu target yang ingin dicapai sangatlah
dipengaruhi oleh motovasi yang melatar belakanginya, karena di
dalamnya terkandung kebutuhan dan tujuan yang merupakan diterminan
(factor penentu) penting yang mempengaruhi sikap dan perilaku. Dalam
pembinaan generasi muda dengan menempatkan tiga target keberhasilan
generasi penerus sebagai kebutuhan sekeligus tujuan, maka akan
melahirkan sikap dan perilaku yang lebih bersemangat dan mengarah
pada pencapaian tujuan karena didorong oleh suatu kebutuhan.
Pembinaan merupakan sebuah investasi manusia jangka
panjang yang memiliki nilai eksistensi peradaban manusia. Maka sangat
wajar jika hampir setiap negara menempatkan pendidikan sebagai
variabel utama dalam rangka pembangunan bangsa dan negaranya,
sebagaimana yang dilakukan oleh Indonesia. Hal ini tercermin dalam
sebuah hadits bahwa Nabi Muhammad saw diutus menyempurkanakan
akhlakul karimah. Tujuan ini akan tercapai melalui proses pembinaan
yang melibatkan banyak pihak (stakeholders), diantaranya adalah
orangtua, ustadz/ustadzah, guru atau pendidik yang memiliki kompetensi
dan kemampuan dalam melaksanakan dan mendesain pembelajaran
dengan baik, baik pembelajaran bidang studi umum maupun bidang studi
agama.
6. Guru mempunyai tugas berat tapi mulya karena telah
membantu pemerintah dalam mencerdaskan bangsa, mengajarkan
dengan penuh ikhlas dan tanggungjawab. Karya profesionalnya untuk
mencapai tujuan yang mulia adalah membentuk generasi yang faham
agama, akhlakul karimah serta mandiri. Menurut Buchari Alma guru
punya kemampuan dalam berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Seorang
guru harus mengembangkan komunikasi dengan orang tua peserta didik
sehingga terjalin komunikasi dua arah yang berkelanjutan. Dengan
adanya komunikasi dua arah, peserta didik dapat dipantau secara lebih
baik dan dapat mengembangkan karakternya secara lebih efektif pula.
Suharsimi juga memberikan argumennya mengenai kompetensi guru.
Kompetensi haruslah dimiliki seorang guru, yang mana guru harus
memiliki kemampuan dalam berkomunikasi dengan siswa, sesama guru,
orangtua, dan masyarakat sekitarnya.
Ustadz/ustadzah mempunyai peran dalam membina generasi
penerus di lingkungannya. Lingkungan yang kondusif akan membuat
remaja terjaga dari hal-hal yang negatif. Masyarakat yang selalu aktif
membantu orangtua dalam mendidik putranya adalah masyarakat yang
cerdas, tahu tentang keadaan yang ada disekitarnya (Muhaimin,
Paradikma Pendidikan Islam: 2004).
Kompetensi dalam perspektif pendidikan merupakan sebuah
keniscayaan, karena sebuah pekerjaan profesional, dalam hal ini
7. orangtua, guru dan ustadz-ustadzah harus didasari oleh pengetahuan di
bidangnya. Allah SWT berfirman:
Artinya: Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran,
penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan
jawabnya. (QS; Al-Israa: 36).
Pembinaan yang baik akan menghasilkan output yang baik,
demikian sebaliknya pembinaan yang kurang baik akan menghasilkan
output yang tidak baik. Untuk mewujudkan agar pembinaan menjadi baik
maka diperlukan proses yang baik, semangat yang tinggi serta optimis
dalam mendidik generasi penerus.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut
Sugiono dan Purnomo (2009:78) bahwa “metode kualitatif berusaha
memahami dan menafsirkan makna suatu peristiwa interaksi tingkah laku
manusia dalam situasi tertentu menurut perspektif peneliti sendiri”.
8. Lokasi penelitian ini adalah pada SMA Budi Luhur Boarding School yang
beralamatkan Kecamatan Sekupang Kota Batam. Subjek dalam penelitian
ini adalah siswa, orangtua dan guru yang mengajar di SMA Budi Luhur
Boarding School Kota Batam. Objeknya adalah pembinaan generasi
muda.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi,
wawancara, studi dokumentasi. Langkah-langkan dalam menganalisis
data adalah reduksi data, display data, dan pengambilan keputusan dan
verifikasi.
2. Pembinaan Generasi Penerus
Sudah menjadi sunatullah bahwa manusia yang diciptakan oleh
Allah sebagai kholifah di bumi ini akan selalu silih berganti dari generasi
ke generasi. Proses alih generasi ini berjalan terus secara alamiah sesuai
dengan mekanismenya. Allah berfirman dalam Al-Qur’an :
Artinya : “Kemudian kami jadikan kalian (umat Muhammad) sebagai
generasi pengganti di bumi ini, setelah mereka (umat
terdahulu), agar kami melihat bagaimana kalian berbuat”
9. (QS: Yunus;14)
Pada hakekatnya apa yang kita capai saat ini, adalah hasil
perjuangan di masa lampau, sedangkan yang akan kita peroleh di masa
mendatang adalah tergantung pada apa yang kita lakukan pada masa
sekarang ini. Tiap-tiap generasi mempunyai tanggung jawab yang sama
yaitu memelihara apa yang telah dicapai pendahulunya, kemudian
meneruskan dan mewariskan kepada generasi berikutnya.
Pembinaan generasi muda pada umumnya bertalian erat baik
dengan usaha-usaha pendidikan sekolah (pendidikan for-mil) maupun
dengan kegiatan pendidikan luar sekolah (non- formil). Pengembangan
kehidupan berorganisasi di kalangan generasi muda dilakukan dalam
lingkungan sekolah dan kampus begitu pula di kalangan masyarakat luas
(dalam kepramukaan ataupun organisasi kepemudaan lainnya).
Kebijaksanaan pengembangan generasi muda dilakukan secara
terkoordinasi, terarah, integral dan komprehensif. Hal ini berarti bahwa
antara satu organisasi/lembaga dengan organisasi/lembaga lainnya dibina
hubungan saling mengisi dan saling membantu dalam rangka
meningkatkan integrasi pemuda dalam pelaksanaan program-program
pembangunan serta partisipasinya dalam proses pembangunan pada
umumnya.
3. Pembinaan Generasi Muda melalui Al-Qur’an
10. Membina generasi penerus dengan mempelajari Al-Qur’an atau dalam
istilah lain “Way of Life” (Pedoman hidup).
Dalam Sebuah hadits Aisyah mengatakan berkenaan perilaku Rasulullah
SAW:
ائَسَّنال ُها َوَ(ر َنَأْرُقْلا ُهُقُلُخ َانَك)
“ Budi perkertinya (Rasulullah SAW) adalah Al-Qur’an”. (HR Nasai)
Ibnu katsir menceritakan kondisi Para sahabat itu mengaji Al-
Qur’an diantaranya sahabat Abdullah ibnu Mas’ud ra beliau berkata : “Jika
seseorang di antara kami (para sahabat) mempelajari (Menghafal)
sepuluh ayat Al-Qur’an, maka dia tidak berani menambahnya lagi sebelum
mengerti benar maknanya dan mengamalkannya”. Abu Abdurahman as
Sulami berkata : “Kami diberitahu oleh guru-guru kami yang mengajar Al-
Qur’an, bahwa mereka dahulu belajar Al-Qur’an dari Nabi SAW. Apabila
mereka belajar sepuluh ayat, maka mereka tidak minta tambah, kecuali
mereka telah mengamalkannya”.
Generasi penerus harus mampu menunjukkan nilai religiusnya
dalam kehidupan sehari-hari dengan berpegang teguh terhadap Al-
Qur’an. Karena dengan mempelajari Al-Quran hidup semakin tentram dan
hati semakin sejuk. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di SMA
Boarding School Kota Batam bahwa generasi muda yang ada
dilingkungan tersebut telah diwajibkan mengaji Al-Qur’an setiap hari.
Sehingga anak-anak muda tidak ada waktu untuk berbuat maksiat.
11. 4. Pembinaan Olahraga
Usaha di bidang pembinaan olah raga bertujuan meningkatkan
kondisi fisik di samping meningkatkan mutu prestasi keolah-ragaan. Untuk
mencapai tujuan tersebut diusahakan peningkatan program-program
kesegaran jasmani dan latihan/ perlombaan olah-raga yang diikuti oleh
sebanyak mungkin peserta di samping peningkatan prestasi berbagai
cabang olah raga secara kontinu dan berjenjang. Dalam rangka
kebijaksanaan tersebut disediakan alat-alat olah raga di sekolah-sekolah,
serta penyelenggaraan pertan-dingan-pertandingan olah raga di kalangan
siswa, generasi muda dan masyarakat luas. Suatu bentuk senam pagi
khas Indonesia dikembangkan pula untuk disebarluaskan kepada seluruh
masyarakat.
5. Jenis Pembinaan Generasi Penerus
NO Bidang Keagamaan Olahraga Kemandirian
1 Tahfidzul Qur’an Bola Kaki Beternak
2 Bahasa Arab Bola Voley Memasak
3 Adzan Badminton Komputer
4 Kaligrafi Catur Menjahit
12. 5 Ceramah/Pidato Silat Menganyam
6 Tahsin Atletik Wirausaha
Sumber Data: SMA Boarding School Budi Luhur Kota Batam
Dari beberapa jenis pembinaan generasi muda diatas dapat
direalisasikan dengan baik jika orangtua, guru/ustadz-ustadzah dan pakar
pendidik mampu bekerjasama dengan baik, berkomunikasi dengan baik
untuk mendidik maka generasi muda terhindar hal-hal yang negatif.
6. Definisi Manajemen dan Pendidikan Islam
Banyak pakar manajemen yang mengemukakan pendapat
mereka tentang pengertian manajemen. Namun dalam perspektif lebih
luas, manajemen adalah suatu proses pengaturan dan pemamfaatan
sumber daya yang dimiliki organisasi melalui kerjasama para anggota
untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien. Manajemen
pendidikan Islam adalah suatu proses pengelolaan lembaga pendidikan
Islam secara Islami dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan
hal-hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara
efektif dan efisien.
Dari segi bahasa manajemen berasal dari bahasa Inggris yang
merupakan terjemahan langsung dari kata management yang berarti
pengelolaan, ketata laksanaan, atau tata pimpinan. Sementara dalam
kamus Inggris Indonesia karangan John M. Echols dan Hasan Shadily
(1995 : 372) management berasal dari akar kata to manage yang berarti
13. mengurus, mengatur, melaksanakan, mengelola, dan memperlakukan
(Didin Hafidudin Dan Hendri Tanjung, Manajemen Syariah Dalam Praktik,
: 2003).
Dari segi bahasa, pendidikan berasal dari kata education yang
dapat diartikan pengembangan, pengajaran, perintah, dan pembinaan
kepribadian. Sedangkan dalam Bahasa Arab, kata pendidikan merupakan
terjemahan dari kata at-tarbiyah yang dapat di artikan proses
menumbuhkan dan mengembangkan potensi yang terdapat dalam diri
seseorang, baik secara fisik, psikis, sosial maupun spritual. Kata at-
tarbiyah juga mencangkup pengertian at-taklim, yaitu pengajaran tentang
ilmu pengetahuan. Pemanfaatan tersebut dilakukan melalui kerjasama
dengan orang lain secara efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan baik di dunia maupun di akhirat
(Sufyarman, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan Islam: 2003). Omar
Muhammad al-Toumy al-Syaibani berpendapat bahwa pendidikan adalah
proses mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi,
masyarakat dan alam sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu
aktivitas asasi dan sebagai profesi diantara profesi-profesi asasi dalam
masyarakat.
Jadi, secara sederhana dapat dipahami bahwa manajemen
pendidikan ialah suatu usaha penerapan prinsip-prinsip dan teori
manajemen dalam aktivitas pendidikan pada lembaga-lembaga
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
14. Berarti pangkal tolak kerangka kerja manajemen pendidikan ialah prinsip-
prinsip dan teori manajemen umum yang diaplikasikan untuk mengelola
kegiatan pendidikan pada suatu organisasi pendidikan formal.
Pada hakikatnya, pendidikan Islam adalah suatu proses yang
berlangsung secara kontiniu dan berkesinambungan. Berdasarkan hal ini,
maka tugas dan fungsi yang perlu diemban oleh pendidikan Islam adalah
pendidikan manusia seluruhnya dan berlangsung sepanjang hayat.
Konsep ini bermakna bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki
sasaran pada peserta didik.
7. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang peneliti dapatkan bahwa pembinaan
generasi muda adalah konsep yang paling penting dalam
membangun bangsa, mencerdaskan kehidupan bernegara, dan
bermasyarakat. Kunci keberhasilan pembinaan generasi muda adalah
kerjasama yang baik antara orangtua, guru serta pakar pendidik. Adapun
keberhasilan generasi muda kalau mempunyai kefahaman agama,
berakhlakul karimah serta mandiri. Mewujudkan generasi yang baik perlu
dibangun sebuah komitmen yang kuat antara guru dengan orangtua ,
antara guru dengan guru, antara guru dengan siswa dan serta antara
guru dengan masyarakat sekitar. Pada hakikatnya, pendidikan Islam
adalah suatu proses yang berlangsung secara kontiniu dan
15. berkesinambungan. Berdasarkan hal ini, maka tugas dan fungsi yang
perlu diemban oleh pendidikan Islam adalah pendidikan manusia
seluruhnya dan berlangsung sepanjang hayat. Konsep ini bermakna
bahwa tugas dan fungsi pendidikan memiliki sasaran pada peserta didik.
Lingkungan melahirkan generasi muda yang handal, religius dan
berakhlakul karimah serta mandiri kalau mempunyai sosok orangtua
yang care, memberikan nashehat yang baik, guru yang berkompeten
dibidangnya masing-masing serta peran dari masyarakat untuk
mewujudkan generasi yang baik. Jika seorang guru, ustadz-ustadzah
sudah mempunyai kompetensi maka hubungan siswa dengan guru
berjalan dengan baik, prestasipun juga akan baik. Kompetensi guru
sangat diperlukan karena setiap hari guru mengajarkan ilmu kepada
muridnya.
Akhlak yang baik dilahirkan dari jiwa yang tenang, berfikir yang
positif dan teguh dalam pendirian. Untuk membentuk karakteristik
generasi muda disekolah telah diadakan ekstrakurikuler tujuannya agar
generasi muda bertambah baik perilakunya, punya kegiatan yang positif
dan membentuk insan yang baik.
Saran
16. Berdasarkan kesimpulan yang telah disusun, dapat dikemukakan
beberapa rekomendasi bagi perwujudan kinerja orangtua, guru/ustadz-
ustadzah serta pakar pendidik semakin lebih baik, yaitu sebagai berikut :
1. Orangtua agar dapat memberikan nashehat, bimbingan-bimbingan
yang baik, memberikan contoh yang baik, perhatian yang lebih serta
rasa kasih sayang.
2. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepulauan Riau agar dapat
menentukan strategti dalam upaya meningkatkan kinerja guru baik
dalam kemampuan kompetensi, sarana dan prasarana yang baik untuk
mendukung peningkatan kompetensi guru. Dengan mempunyai
kompetensi tersebut diharapakan guru dapat meningkatkan kinerja
dan memberikan manfaat bagi generasi muda.
3. Para kepala sekolah untuk dapat mendorong dan meningkatkan
kinerja guru dalam program-program pendidikan dengan
melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler anak-anak sehingga akan
bermanfaat bagi seluruh siswa dan membentuk kepribadian yang baik
dan menjadikan anak yang mempunyai daya tahan yang handal.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, 2006, Depag RI, Jakarta: Maghfirah
Pustaka.
Abd. Kadim Masaong, 2013, Supervisi Pembelajaran dan
Pengembagan Kapasitas Guru, Bandung: Alfabeta.
Anwar, 2012, Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skills Education),
Bandung: Alfabeta.
17. Darwyan Syah Dkk, 2007, Pengantar Statistik Pendidikan, Gaung
Persada Press, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional RI,2006, Kurikulum Sekolah Dasar,
Jakata: Depdiknas.
Farida Sarimaya,2008, Sertifikasi Guru, Bandung: Yrama Widya.
Hamzah B. Uno, 2007, Profesi Kependidikan, Jakarta: Bumi aksara.
John W. Creswell,2008, Educational Research, Planning, Conducting,
and Evaluating Quantitative and Qualitative Research,
Amerika: Pearson Merrill Prentice Hall.
Kunandar, 2007, Guru Profesional Implementasi Kurikulum KTSP,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Kunandar, 2011, Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru), Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Muhaimin, 2006, Paradigma Pendidikan Islam: Upaya Mengefektifkan
Pendidikan Agama Islam di Sekolah, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar, Edisi 2,Jakarta: Rineka
Cipta.
Suharsimi AK,2006, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta:
Rineka Cipta.
Supardi, 2013, Kinerja Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sumardi, 2007, Password Menuju Sukses (Rahasia Membangun Sukses
Individu, Lembaga dan Perusahaan), Surabaya: Erlangga.
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2012, Strategi Belajar Mengajar
Jakarta: Rineka Cipta.
Syaiful Sagala, 2008, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga
Kependidikan, (Pemberdayaan Guru, Tenaga Kependidikan dan
Masyarakat dalam Manajemen Sekolah), Bandung: Alfabeta.
Robert E. Slavin, 2011, Psikologi Pendidikan Teori Dan Praktik, PT
Indeks, Jakarta.
18. Sardiman, 2007, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Sukardi, 2008, Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Operasionalnya, Bumi
Aksara, Jakarta.
Didin Hafidudin dan Hendri Tanjung, 2003, Manajemen Syariah Dalam
Prakatik, Gema Insani, Jakarta.
Sufyarman, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan Islam ( Bandung,
Alfabeta 2003.