Dokumen tersebut membahas tentang pengertian kultur organisasi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kultur organisasi adalah kemampuan dan kebiasaan yang diperoleh anggota organisasi untuk mencapai tujuan bersama. Faktor-faktor seperti komunikasi dan motivasi berperan dalam membentuk dan mempengaruhi kultur organisasi.
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
AFI Makalah pengelolaan kultur lemb pend islam
1. 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah makhluk multidimensional. Oleh karena itu, banyak
julukan yang diberikan kepadanya, misalnya sebagai makhluk ekonomi
(homo economicus), makhluk social (homo social), makhluk berfikir (homo
safien), makhluk bekerja atau bermain (homo luden), makhluk yang suka
bersenang-senang (homo hedonism), makhluk yang suka menggunakan
lambing-lambang (homo simbolicum), makhluk yang suka menindas makhluk
lainnya ( homo hominilupus), makhluk iptek, makhluk imtaq dan makhluk
organisasional.1 Jadi, manusia sejak dilahirkan sampai kematiannya tidak
dapat dipisahkan dari organisasi. Manusia adalah makhluk
organisasionalkarena sejak lahir manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain.2 Manusia juga makhluk yang memiliki akal dan budi. Dua
unsur ini yang membedakan manusia dengan hewan, tumbuhan dan makhluk
Tuhan lainnya. Akal adalah kemampuan (potensi) yang dimiliki manusia
untuk mengetahui, memahami, dan menjelaskan tentang sesuatu yang ada
(on being), termasuk dirinya sendiri.3
Dalam mengorganisasikan pendidikan ada banyak hal yang perlu di
perhatikan oleh tenaga pendidik dan administratur (penata usaha, Kamus
Umum Bahasa Indonesia) salah satunya adalah struktural organisasi dalam
pendidikan.
1
Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara,
2006), cet.1, Halaman 126
2 Ibid
3 Syahrizal Abbas .Manajemen perguruan tinggi, (Jakarta : Prenada Media Grup, 2008 ),
cet.1, Halaman 5
2. 2
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Kultur?
2. Apa Pengertian Organisasi?
3. Apa itu Organisasi dalam Lembaga Pendidikan?
4. Bagaimana dan Apa saja yang perlu diperhatikan dalam Struktur
Organisasi?
C. Tujuan Penulis
1. Untuk mengetahui tentang organisasi yang ada dalam Lembaga
Pendidikan Islam secara menyeluruh dan mendalam.
2. Untuk mengetahui konsep organisasi lembaga pendidikan Islam.
3. Untuk mensintesakan kultur lembaga pendidikan Islam.
3. 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KULTUR ORGANISASI
Edward B. Tylor mengatakan bahwa budaya adalah suatu keseluruhan
yang kompleks dari pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat
istiadat, serta kemampuan-kemampuan dan kebiasaan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat.
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, budaya (culture) diartikan
sebagai : pikiran, adat istiadat, sesuatu yang sudah berkembang, sesuatu
yang menjadi kebiasaan yang sukar diubah. Dalam pemakaian sehari-hari,
orang biasanya mensinonimkan pengertian budaya dengan tradisi (tradition).
Dalam hal ini tradisi diartikan sebagai idea-idea umum, sikap dan kebiasaan
dari masyarakat yang nampak dalam perilaku sehari-hari yang menjadi
kebiasaan dari kelompok dalam masyarakat tertentu.
Kata organisasi berasal dari bahasa inggris, organization yang berarti
organisasi atau hal yang mengatur. Dalam kamus bahasa Indonesia
organisasi merupakan susunan atau aturan dan berbagai bagian sehingga
merupakan satu kesatuan yang teratur.
Istilah organisasi memiliki dua arti secara umum. Pertama, organisasi
diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan dan badan-badan
pemerintahan. Kedua, merujuk pada proses pengorganisasian yaitu
bagaimana pekerjaan diatur dan dialokasikan diantara apra anggota,
sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.
Pengorganisasian sebagai proses membagi kerja dalam tugas-tugas yang
4. 4
lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan
kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya serta
mengkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan
organisasi.
Organisasi lembaga pendidikan adalah suatu organisasi yang unik dan
komplek karena lembaga pendidikan tersebut merupakan suatu lembaga
penyelenggara pendidikan. Tujuannya adalah menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan , mengembangkan , memperkaya
khazanah ilmu pengetahuan , teknologi, kesenian, serta mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan
memperkaya kehidupan nasional.4
Sedangkan pengertian organisasi menurut para pakar ilmu adalah:
1. Menurut Oliver Sheldon
Organisasi adalah proses penggabungan pekerjaan yang para individu atau
kelompok-kelompok harus melakukantugas-tugas, sedemikian rupa,
memberikan saluran terbaik untuk pemakaian yang efisien, sistematis, positif,
dan terorganisasi dari usaha yang tersedia.
2. Menurut Schein
Organisasi adalah suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah orang untuk
mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi
melalui hierarki otoritas dan tanggung jawab.
3. Menurut Kohler
Organisasi adalah sistem hubungan yang terstruktur yang mengkoordinasi
usaha suatu kelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
4 Wanto, manajemen dan pendidikan, 2005, Surabaya ; Tabloid Nyata IV
5. 5
Jadi kultur organisasi ialah suatu kemampuan-kemampuan dan
kebiasaan lainnya yang diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat
yang memiliki aturan-aturan atau susunan dan berbagai bagian sehingga
menjadi satu kesatuan yang teratur untuk mencapai suatu tujuan yang
diharapkan.
Dari sini dapat dipahami bahwa kultur organisasi terdapat 3 komponen
yang harus da dalam suatu lembaga atau organisasi agar organisasi menjadi
lebih baik, yakni : kelompok orang, kerja sama yang harmonis dan
pembagian hak, kewajiban dan tanggung jawab. Adapaun Prinsip-prinsip
Kultur organisasi yang harus dimiliki dalam suatu lembaga atau kelompok
adalah:
1. Perumusan tujuan
Tujuan organisasi harus jelas dan diketahui oleh seluruh elemen yang terkait
dalam organisasi itu. Dengan tujuan tertentu, aktivitas-aktivitas yang
dilakukan dengan mengarah pada tujuan yang telah dirumuskan.
2. Pembagian kerja
Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi, perlu adanya pembagian tugas
yang jelas. Tanpa pembagian tugas yang jelas, akan terjadi tumpang tindih
pekerjaan dan dari sini akan terjadi pemborosan.
3. Pembagian wewenang
Dengan kekuasaan yang jelas pada masing-masing orang/kelompok dalam
suatu organisasi maka dapat dihindarkan terjadinya benturan kepentingan
dan tindakan. Hal ini dimungkinkan karena setiap orang akan mengetahuia
batas-batas wewenang untuk bertindak.
4. Kesatuan komando
Dalam sistem organisasi yang baik harus ada kesatuan komando/perintah
agar tidak terjadi kebingungan di tingkat pelaksana. Oleh karena itu, sistem
organisasi perlu dihindarkan adanya dualism pengaruh dan kekuasaan dalam
6. 6
berbagai tingkat manajerial, baik manjerial puncak, manajerial menengah
maupun manajerial lini.
5. Koordinasi
Koordinasi merupakan suatu proses pengintegrasian tujuan pada satuan-
satuan yang terpisah dalam suatu lembaga untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien. Koordinasi ini sangat penting bagi suatu lembaga untuk
menyatukan langkah, mengurangi benturan tugas dan mengurangi timbulnya
konflik.
B. PROSES PEMBENTUKAN KULTUR ORGANISASI
Munculnya gagasan-gagasan atau jalan keluar yang kemudian tertanam
dalam suatu budaya dalam organisasi bisa bermula dari mana pun, dari
perorangan atau kelompok, dari tingkat bawah atau puncak. Taliziduhu
Ndraha (1997) menginventarisir sumber-sumber pembentuk budaya
organisasi, diantaranya :
(1) pendiri organisasi;
(2) pemilik organisasi;
(3) Sumber daya manusia asing;
(4) luar organisasi;
(5) orang yang berkepentingan dengan organisasi (stake holder);
(6) masyarakat
Selanjutnya dikemukakan pula bahwa proses budaya dapat terjadi
dengan cara: (1) kontak budaya; (2) benturan budaya; dan (3) penggalian
budaya. Pembentukan budaya tidak dapat dilakukan dalam waktu yang
sekejap, namun memerlukan waktu dan bahkan biaya yang tidak sedikit
untuk dapat menerima nilai-nilai baru dalam organisasi.
Dalam suatu organisasi sesungguhnya tidak ada budaya yang “baik”
atau “buruk”, yang ada hanyalah budaya yang “cocok” atau “tidak cocok” .
7. 7
Jika dalam suatu organisasi memiliki budaya yang cocok, maka
manajemennya lebih berfokus pada upaya pemeliharaan nilai-nilai- yang ada
dan perubahan tidak perlu dilakukan. Namun jika terjadi kesalahan dalam
memberikan asumsi dasar yang berdampak terhadap rendahnya kualitas
kinerja, maka perubahan budaya mungkin diperlukan.
Karena budaya ini telah berevolusi selama bertahun-tahun melalui
sejumlah proses belajar yang telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk
diubah. Kebiasaan lama akan sulit dihilangkan
Hadis riwayat al-Bukhari
بن قليح ثنا حد ن سنا بن محمد ثنا حديس عن عطاء عن علي بن ل هال ثنا حد ن سليماعن ر ا
ف نة ما اال ضيعت اذا وسلم عليه هللا صلى هللا رسول قال قال عنه هللا رضي هريرة ابىنتظر ا
الس فانتظر اهله غير الى االمر اسند اذا قال ؟ هللا ل رسو يا عتها اضا كيف قال عة الساعة ا
“(Imam al-Bukhari menyatakan) Muhammad bin Sinan menyampaikan
(riwayat) kepada kami, Qulaih bin Sulaiman telah menyampaikan (riwayat)
kepada kami, (riwayat itu) dari Atha’, dari Yasar, dari Abu Hurairah ra yang
berkata : Rasulullah Saw bersabda : Apabila suatu amanah disia-siakan,
maka tunggulah saat kehancurannya. (Abu Hurairah) bertanya : Bagaimana
meletakkan amanah itu, ya Rasulullah ? Beliau menjawab : Apabila suatu
perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat
kehancurannya”.
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA
Sekolah sebagai suatu organisasi, memiliki budaya sendiri yang
dibentuk dan dipengaruhi oleh nilai- nilai, persepsi, kebiasaan, kebijakan
pendidikan dan perilaku orang yang ada didalamnya. Sebagai suatu
organisasi, sekolah s kekhasan sesuai dengan cure bisnis yang dijalankan
yaitu pembelajaran. Budaya sekolah seharusnya menunjukkan kapabilitas
8. 8
yang sesuai dengan tuntunan pembelajaran yaitu menumbuh kembangkan
peserta didik sesuai dengan prinsip- prinsip kemanusiaan. Budaya sekolah
harus disadari oleh seluruh konstituen sebagai asumsi dasar yang dapat
membuat sekolah tersebut memiliki citra yang
membanggakan stakeholders. Oleh sebab itu, semua individu memiliki posisi
yang sama untuk mengangkat citra melalui performance yang merujuk pada
budaya sekolah yang efektif.
Pembentukan dan Manajemen Budaya sekolah yang Efektif, Pada
awal kemunculanya, budaya organisasi mengacu pada visi pendirinya yang
dipengaruhi oleh cita- cita internal dan tuntutan eksternal yang meliputinya.
Pada hakekatnya suatu budaya adalah sebuah fenomena kelompok. Oleh
sebab itu, dalam menelaah proses terbentuknya budaya organisasi tidak
dapat lepas dari proses kelompok. Selain itu, proses kemunculan budaya
organisasi memakan waktu yang cukup lama yang pada umumnya
melibatkan seorang tokoh yang mengintroduksikan visi dan misi kepda
stafnya, yang kemudian dijadikan sebagai acuan anggota kelompok.
Disamping itu pengelolaan kultur organisasi perlu diketahui faktor yang
mempengaruhinya yaitu
1. Komunikasi
Komuniaksi merupakan proses pengintegrasian tujuan terhadap anggota-
anggota yang lainnya. Komunikasi ini sangat penting sekali untuk
menyatukan dalam sebuah organisasi, karena dengan adanya komunikasi
diharapkan terjadi saling mengisi secara yang baik dan lancar yang akan
mengurangi timbulnya konflik yang terjadi secara internal.
2. Motifasi
Dalam suatu lembaga harus memiliki motivasi yang sangat kuat untuk
mencapai lembaga yang maju. Dan motivasi ini harus mampu mendorong
anggota organisasi agar lebih kerja keras dalam lembaga. Jangan sampai
suatu organisasi tidak memiliki motivasi yang dibutuhkan dalam lembaga.
9. 9
3. Karakteristik organisasi
Karakter merupakan watak atau sifat yang ada dialam suatu organisasi.
Karakter sangat berpengaruh untuk kemajuan dan perkembangan dalam
suatu organisasi. Karakter dalam suatu organisasi tidak boleh individual,
karena dalam suatu organisasi harus memiliki sifat yang memasyarakat antar
anggota.
4. proses administrasi
proses administrasi ini behubungan dengan mekanisme kerja untuk
mengkoordinasikan perkerjaan dalam suatu kesatuan yang harmonis. Pada
saat setiap orang dan setiap bagian melaksanakan pekerjaan, kemungkinan
timbul konflik diantara anggota, dan mekanisme administrasi ini untuk
mengkoordinasikan memungkinkan setiap anggota organisasi untuk tetap
bekerja secara efektif.
5. struktur organisasi
sturktur organisasi sebagai pola hubungan komponen atau bagian suatu
organisasi. Struktur merupakan sistem formal hubungan kerja yang membagi
dan mengkoordinasikan tugas orang dan kelompok agar tercapai tujuan.
Pada struktur organisasi tergambar posisi kerja, pembagian kerja, jenis kerja
yang harus dilakukan, hubungan tasan dan bawa han, kelompok, komponen
atau bagian, tingkat manajemen dan saluran komunikasi.
6. gaya manajemen
melakukan monitoring dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan dan mneingkatkan manajemen. Gaya untuk mengatur
dalam suatu organisasi harus menarik dan mampu membuat anggota agar
bias bekerja dengan baik dan benar. Gaya menajemn yang baik dan menarik
akan menghasilkan potensi atau hasil yang sangat memuaskan untuk suatu
organisasi, namun jika manajemen suatu organisasi rusak, maka organsisasi
10. 10
itu juga akan mengalami kerusakan dan tidak akan mencapai target atau
tujuan yang diinginkan.
Hadis riwayat Ibnu Majah
عي ثنا حد السلمي عطية بن سعيد بن وهب ثنا حد الدمشقي الوليد بن العباس ثنا حدبن الرحمن د
ان قبل جيراجره اعطوااال : هللا رسول قال عمرقال بن هللا عبد عن ابيه عن اسلم بن زيديجف
عرقه
“(Ibnu Majah menyatakan), al-Abbas bin Walid al-Dimasyqiy telah
menyampaikan (riwayat) kepada kami, Wahb bin Sa’id bin ‘Athiyah al-
Salamiy telah menyampaikan (riwayat) kepada kami, ‘Abd ar-Rahman bin
Zaid bin Aslam telah menyampaikan (riwayat) kepada kami, riwayat itu dari
ayahnya, dari Abdullah bin Umar yang berkata, Rasullullah bersabda :
Berikanlah gaji/upah pegawai sebelum kering keringatnya”.
D. UPAYA - UPAYA UNTUK MEUWUJUDKAN KULKTUR ORGANISASI
Pembentukan dan pengelolaan budaya organisasi adalah suatu hal yang
mutlak untuk memperoleh budaya organisasi yang kental. Membentuk
budaya organisasi merupakan tanggung jawab pimpinan yang realisasinya
merupakan tanggung jawab seluruh personel sekolah. Pimpinan perlu
memahami cara pembentukan dan pengelolaan budaya organisasi. Budaya
organisasi bisa terbentuk dengan tiga cara yaitu:
1. Seleksi, sejak awal sudah ditekankan bahwa hanya pegawai yang
memenuhi kriteria organisasi yang diterima.
2. Manajemen puncak, pimpinan menjadi pendorong kuat bagi tumbuhnya
perilaku bawahan.
3. Sisoalisasi, penanaman norma- norma yang ditetapkan organisasi dapat
dilakukan dengan cara membicarakan dalam rapat- rapat, pertemuan atau
bahkan dengan media khusus.
11. 11
Untuk mewujudkan organisasi yang efektif, perlu adanya upaya-upaya yang
harus dilakukan oleh suatu lembaga pendidikan. Adapaun langkah-langkah
yang harus ditempuh yaitu :
1. Organisasi tersebut harus memiliki visi, misi dan tujuan yang jelas yang
diarahkan pada upaya mewujudkan cita-cita atau tujuan yang diharapkan
2. Organisasi tersebut harus dipimpin oleh orang yang memiliki visi,
capability, loby dan morality. Visi berkaitan dengan gagasan, cita-cita dan
imajinasi yang terus mengalir. Adapun capability berkaitan dengan
kesanggupan untuk mewujudkan cita-cita dan visi tersebut. Sementara loby
terkait dengan kemampuan berkomunikasi dan menjalin hubungan dengan
berbagai pihak yang memungkinkan dapat diakses untuk mencapai tujuan.
Selanjutnya morality berkaitan dengan akhlak yang mulia seperti keihlasan
dalam bekerja, jujur, amanah, sabar, pemaaf, toleransi dan sebagainya.
3. Organisasi tersebut harus memiliki sumber ekonomi yang dihasilkan
melalui berbagai usaha. Untuk ini kelompok yang berada dalam pengelolaan
sarana dapat dilihat sebagai market.
4. Organisasi tersebut harus mampu membaca peluang yang memungkinkan
dapat dilakukan berbagai kegiatan yang dibutuhkan oleh kelompok
5. Organisasi tersebut harus didukung oleh sarana dan prasarana
pendukung yang baik. Dalam hal ini teknologi yang canggih dalam bidang
komunikasi, informasi dan pengelolaan data seperti telepon, computer,
fakximile dan sebagainya yang harus digunakan
6. Organisasi tersebut harus memperoleh legimitasi dan masyarakat dengan
cara menciptakan berbagai kegaitan yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Adapun Kultur organisasi memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Budaya mempunyai suatu peran menempatkan tapal batas; artinya budaya
menciptakan pembedaan yang jelas antara satu organisasi dan
jangkauannya.
12. 12
2. Budaya membawa satu rasa identitas bagi anggota-anggota organisasi.
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada suatu yang lebih luas
dari pada kepentingan-kepentingan dari individual seseorang.
4. Budaya itu meningkatkan kemantapan sistem social. Budaya merupakan
perekat social yang membantu mempersatuakan organisasi itu dengan
memberikan standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan
dilakukan oleh para anggota.
5. Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme pembuat makna dan
kendali yang memadu dan membentuk sikap serta perilaku anggaotanya.
E. ANALISIS
Dalam budaya organisasi ditandai adanya sharing atau berbagi nilai dan
keyakinan yang sama dengan seluruh anggota organisasi. Misalnya berbagi
nilai dan keyakinan yang sama melalui pakaian seragam. Namun
menerima dan memakai seragam saja tidaklah cukup. Pemakaian seragam
haruslah membawa rasa bangga, menjadi alat kontrol dan membentuk citra
organisasi. Dengan demikian, nilai pakaian seragam tertanam menjadi basic.
Dalam suatu organisasi sesungguhnya tidak ada budaya yang “baik” atau
“buruk”, yang ada hanyalah budaya yang “cocok” atau “tidak cocok” . Jika
dalam suatu organisasi memiliki budaya yang cocok, maka manajemennya
lebih berfokus pada upaya pemeliharaan nilai-nilai- yang ada dan perubahan
tidak perlu dilakukan. Namun jika terjadi kesalahan dalam memberikan
asumsi dasar yang berdampak terhadap rendahnya kualitas kinerja, maka
perubahan budaya mungkin diperlukan.
Budaya yang strategis cocok secara eksplisit menyatakan bahwa arah
budaya harus menyelaraskan dan memotivasi anggota, jika ingin
meningkatkan kinerja organisasi. Konsep utama yang digunakan di sini
adalah “kecocokan”. Jadi, sebuah budaya dianggap baik apabila cocok
13. 13
dengan konteksnya. Adapun yang dimaksud dengan konteks bisa berupa
kondisi obyektif dari organisasinya atau strategi usahanya.
Karena budaya ini telah berevolusi selama bertahun-tahun melalui
sejumlah proses belajar yang telah berakar, maka mungkin saja sulit untuk
diubah. Kebiasaan lama akan sulit dihilangkan
penerapan konsep budaya organisasi di sekolah sebenarnya tidak
jauh berbeda dengan penerapan konsep budaya organisasi lainnya.
Kalaupun terdapat perbedaan mungkin hanya terletak pada jenis nilai
dominan yang dikembangkannya dan karakateristik dari para pendukungnya.
Nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah, tentunya tidak dapat
dilepaskan dari keberadaan sekolah itu sendiri sebagai organisasi
pendidikan, yang memiliki peran dan fungsi untuk berusaha
mengembangkan, melestarikan dan mewariskan nilai-nilai budaya kepada
para siswanya. Nilai-nilai yang mungkin dikembangkan di sekolah tentunya
sangat beragam
14. 14
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Pengelolaan kultur organisasi akan tercipta dan berjalan dengan
baik jika seluruh stakeholder sadar dan mempunyai sumber daya
manusia yang mumpuni. Oleh karena itu di suatu instansi, lembaga-
lembaga pendidikan Islam harus meningkatkan kualitasnya sesuai
dengan tugas, pokok dan intruksinya (TUPOKSI).
Untuk menciptakan suasana kultur, budaya yang baik tentu
dibutuhkan dari hal-hal yang nilanya sangat kecil, contohnya bisa
menciptakan iklim yang harmonis, adanya komunikasi yang baik, saling
menghargai satu dengan yang lainnya.
Disamping itu pengelolaan kultur organisasi perlu diketahui faktor yang
mempengaruhinya yaitu Komunikasi, Motifasi, Karakteristik organisasi,
proses administrasi struktur oeganisasi dan gaya manajemen. Budaya itu
meningkatkan kemantapan sistem social. Budaya merupakan perekat social
yang membantu mempersatuakan organisasi itu dengan memberikan
standar-standar yang tepat untuk apa yang harus dikatakan dan dilakukan
oleh para anggota dan Akhirnya budaya berfungsi sebagai mekanisme
pembuat makna dan kendali yang memadu dan membentuk sikap serta
perilaku anggaotanya.
Upaya untuk mengembangkan budaya organisasi di sekolah terutama
berkenaan tugas kepala sekolah selaku leader dan manajer di sekolah.
Dalam hal ini, kepala sekolah hendaknya mampu melihat lingkungan
sekolahnya secara holistik, sehingga diperoleh kerangka kerja yang lebih
luas guna memahami masalah-masalah yang sulit dan hubungan-hubungan
yang kompleks di sekolahnya. Melalui pendalaman pemahamannya tentang
budaya organisasi di sekolah, maka ia akan lebih baik lagi dalam
15. 15
memberikan penajaman tentang nilai, keyakinan dan sikap yang penting
guna meningkatkan stabilitas dan pemeliharaan lingkungan belajarnya.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makala ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, kami sebagai penulis makalah ini
mengahrapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca
demi perbaikan makalah ini agar menjadi lebih baik dalam pembuatan
makalah ke depannya.
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta
: PT. Balai Pustaka, 1991
Nanang Fattah , Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung : Rosadakarya,2001
cet,5,
Indrafachrudi, Soekarto, Bagaimana Mengakrabkan Sekolah dengan Orang Tua
Murid dan Masyarakat. Malang, IKIP Malang, 1994.
Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Cet ke-IV Semarang:
RASAIL, 2009
John M.Echols dan hasan Shadily, Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia,
1980 cet, 8
Komariah Aan, Visionary Leadership Menuju Sekolah efektif. Jakarta: Bumi
Aksara,2005
Laza HS, Manajemen Perpustakaan, Yogyakarta : GAMA Media, 2008, Cet, 2
Muhammad, Dr. Arni, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta, cet.ke-7, 2005
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan pendidikan Islam di
Indonesia, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010. cet 4
P. Robbins, Stephen, Perilaku Organisasi Konsep Kontroversi Aplikasi, Jilid 2, Edisi
Bahasa Indonesia. Jakarta, PT Prenhallindo, 1996
Poerwadarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: Balai Pustaka,
1999, Cet, 8
Sutarto, Dasar-dasar Organisasi, Yogyakarta, 2002
Tilaar, M.Sc, Ed, Prof. Dr. H. A.R.. Manajemen pendidikan nasional. Bandung :
Rosdakarya, 1992