Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Presentation Budaya Kerja Syariah
1. TIPE KEPEMIMPINAN DALAM
MANAJEMEN YANG ISLAMI
DISUSUN OLEH ANGGOTA KELOMPOK 1:
W. CITRA DAMAYANTI
NURWULAN FIONA PUTRI
JANI ANWAR
SITI NURLELA
ERICK
ISLAM DISIPLIN ILMU
STIE PASUNDAN 2014-2015
2. BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Setiap manusia pada hakikatnya adalah pemimpin, dimana akan diminta
pertanggungjawaban atas kepemimpinanya kelak. Sejak Adam diciptakan sebagai
manusia pertama yang diturunkan ke muka Bumi, Beliau ditugaskan sebagai Khalifah Fil
Ardhi. Sebagaimana tercantum dalam Surat Al Baqarah ayat 30 yang berbunyi
“ Ingatlah Ketika TuhanMU berfirman kepada Malaikat”: Sesungguhnya Aku akan
mengangkat Adam menjadi Khalifah di muka Bumi.
Dari uraian diatas jelaslah bahwa manusia telah dikaruniai sifat dan tugas sebagai seorang
pemimpin. Minimal mampu memimpin dirinya sendiri, Setiap organisasi mempunyai pemimpin
yang secara ideal dipatuhi dan disegani bawahanya. Organisasi tanpa pemimpin akan
berantakan, tidak dapat mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Oleh karena itu
harus ada seorang pemimpin yang memerintah dan mengarahkan bawahanya untuk
mencapai tujuan kelompok, individu, dan organisasi.
3. Batasan Masalah
Membahas mengenai Tipe Kepemimpinan Dalam Manajemen Yang
Islami yang meliputi Penjelasan tentang Kepemimpinan, Tipe
kepemimpinan, Tegas, Paham Visi Misi dan Tujuan Organisasi,
Musyawarah, serta Tentang keterbukaan.
4. Bab II
Pembahasan
Manusia di amanahi Allah untuk menjadi khalifah Allah (wakil Allah) di muka bumi
yang bertugas merealisasikan misi sucinya sebagai pembawa rahmat bagi alam
semesta. Sekaligus sebagai abdullah (hamba Allah) yang senantiasa patuh dan
terpanggil untuk mengabdikan segenap dedikasinya di jalan Allah seperti firman Allah
yang berbunyi:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan
seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah)
di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman:
"Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."(Q.S.al- Baqarah:30).
5. Adapun defenisi dari kepemimpinan menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
George R Terry ( yang dikutip dari Sutarto, 1998:17)
Kepemimpinan adalah hubungan yang ada dalam diri seseorang atau pemimpin,
mempengaruhi orang lain untuk bekerja secara sadar dalam hubungan tugas untuk
mencapai tujuan yang diinginkan
G.L. Feman & E.K.aylor (1950)
Kepemimpinan adalah kemampuan untuk menciptakan kegiatan kelompok mencapai
tujuan organisasi dengan efektifitas maksimum dan kerjasama dari tiap-tiap individu.
C.M. Bundel “ Is Leadership Losing its Improtance ?”
Kepemimpinan seorang seni mendorong/mempengaruhi orang-orang lain untuk
mengerjakan apa yang dikehendaki seseorang pemimpin untuk dikerjakannya.
R.C.Davis “ The Fundamentals of Top Management”
Kepemimpinan sebagai kekuatan dinamika yang pokok yang mendorong memotivasi,
dan mengkoordinasikan organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuannya.
6. Pandangan Islam tentang Kepemimpinan
Kepemimpinan bukan sesuatu yang istimewa, tetapi tanggung jawab, bukan fasilitas
tetapi pengorbanan, juga bukan untuk berleha-leha tetapi kerja keras. Ia juga bukan
kesewenangan-wenangan bertindak tetapi kewenangan melayani. Kepemimpinan
adalah berbuat dan kepeloporan bertindak.
Imam dan khalifah adalah dua istilah yang digunakan Alquran untuk menunjuk
pemimpinan. Kata imam terambil dari kata ammayaummu, yang berarti menuju,
menumpu dan meneladani. Kata khalifah berakar kata khalafa, yang pada mulanya
berarti “dibelakang” seringkali juga diartikan “pengganti”, karena yang menggantikan
selalu berada di belakang, atau datang sesudah yang digantikannya.
Konsep kepemimpinan dalam Islam, kepemimpinan sebagai sebuah konsep interaksi,
relasi, proses otoritas, kegiatan mempengaruhi, mengarahkan dan mengkoordinasi baik
secara horizontal maupun vertical. Kemudian, dalam teori-teori manajemen, fungsi
pemimpin sebagai perencana dan pengambil keputusan (planning and decision
maker), pengorganisasian (organization). Kepemimpinan dan motivasi (leading and
motivation), pengawasan (controlling) dan lain lain.
7. Tipe Tipe Kepemimpinan
1.Tipe Otoriter
Disebut juga tipe kepemimpinan authoritarian. Dalam kepemimpinan ini, pemimpin
bertindak sebagai diktator terhadap anggota kelompoknya. Baginya memimpin adalah
menggerakkan dan memaksa kelompok.
Batasan kekuasaan dari pemimpin otoriter hanya dibatasi oleh undang-undang.
Bawahan hanya bersifat sebagai pembantu, kewajiban bawahan hanyalah mengikuti
dan menjalankan perintah dan tidak boleh membantah atau mengajukan saran.
Mereka harus patuh dan setia kepada pemimpin secara mutlak.
Kelebihannya : Keputusan dapat diambil secara cepat, dan Mudah dilakukan
pengawasan. Sedangkan kelemahannya : Pemimpin yang otoriter tidak menghendaki
rapat atau musyawarah, Inisiatif dan daya pikir anggota sangat dibatasi sehingga tidak
diberikan kesempatan untuk mengeluarkan pendapatnya.
8. 2. Tipe Laissez-faire (Bahasa Perancis) :“Biarkan mereka sendiri”
Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan
kepemimpinannya, dia membiarkan bawahannya berbuat sekehendaknya. Pemimpin
akan menggunakan sedikit kekuasaannya untuk melakukan tugas mereka. Dengan
demikian sebagian besar keputusan diambil oleh anak buahnya. Pemimpin semacam
ini sangat tergantung pada bawahannya dalam membuat tujuan tersebut.
Adapun kelebihannya yaitu keputusan berdasarkan keputusan anggota, tidak ada
dominasi dari pemimpin. Sedangkan kelemahannya yaitu pemimpin sama sekali tidak
memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan bawahannya, pembagian tugas
dan kerja sama diserahkan sepenuhnya kepada bawahannya tanpa petunjuk atau
saran- saran dari pemimpin. Dengan demikian mudah terjadi kekacauan dan
bentrokan.
9. 3. Tipe Demokratis
Pemimpin ikut berbaur di tengah anggota kelompoknya. Hubungan pemimpin dengan
anggota bukan sebagai majikan dengan bawahan, tetapi lebih seperti kakak dengan
saudara-saudaranya. Dalam tindakan dan usaha-usahanya ia selalu berpangkal
kepada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan mempertimbangkan
kesanggupan dan kemampuan kelompoknya.
Adapun kelebihannya yaitu Dalam melaksanalan tugasnya, ia mau menerima dan
bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya, Ia mempunyai
kepercayaan pula pada anggotanya bahwa mereka mempunyai kesanggupan
bekerja dengan baik dan bertanggung jawab, Ia selalu berusaha membangun
semangat anggota kelompok dalam menjalankan dan mengembangkan daya
kerjanya dengan cara memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan.
Di samping itu, ia juga memberi kesempatan kepada anggota kelompoknya agar
mempunyai kecakapan memimpin dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan
dan tanggung jawabnya. Sedangkan kelemahannya yaitu Proses pengambilan
keputusan akan memakan waktu yang lebih banyak.
10. 4. Tipe Pseudo-demokratis
Tipe ini disebut juga semi demokratis atau manipulasi diplomatic. Pemimpin yang bertipe
pseudo-demokratis hanya tampaknya saja bersikap demokratis padahal sebenarnya
dia bersikap otokratis. Misalnya jika ia mempunyai ide-ide, pikiran, atau konsep yang
ingin diterapkan di lembaga Pendidikannya, maka hal tersebut akan dibicarakan dan
dimusyawarahkan dengan bawahannya, tetapi situasi diatur dan diciptakan sedemikian
rupa sehingga pada akhirnya bawahan didesak agar menerima ide atau pikiran
tersebut sebagai keputusan bersama.
Pemimpin ini menganut demokrasi semu dan lebih mengarah kepada kegiatan
pemimpin yang otoriter dalam bentuk yang halus, samar-samar, dan yang mungkin
dilaksanakan tanpa disadari bahwa tindakan itu bukan tindakan pimpinan yang
demokratis.
11. 5. Tipe Kharismatik
Seorang pemimpin yang kharismatik memiliki karakteristik yang khas yaitu daya tariknya
yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang sangat besar dan
para pengikutnya tidak selalu dapat menjelaskan secara konkret mengapa orang
tertentu itu dikagumi. Pengikutnya tidak mempersoalkan nilai yang dianut, sikap, dan
perilaku serta gaya dari si pemimpin
12. Tegas Dalam Kepemimpinan Yang Islami
Sikap tegas perlu dimiliki oleh pemimpin terutama dalam bersikap dan dalam
mengambil keputusan, pemimpin harus cepat melihat kebawah, cepat mengambil
keputusan dan cepat bertindak dengan tepat. Ini merupakan sikap seorang pemimpin
yang selalu di idam-idamkan oleh rakyatnya. Tegas bukan berarti otoriter, tetapi tegas
adalah yang benar katakan benar dan yang salah katakan salah serta melaksanakan
aturan hukum yang sesuai dengan aturan Allah SWT dan Rasul-NYA.
Dengan ketegasan pemimpin dapat mengatur bawahannya sehingga dapat
membangun kewibawaan seorang pimpinan tersebut, dan juga pemimpin yang
baik adalah pemimpin yang tegas dalam mengambil sebuah keputusan dan yang
telah melalui proses musyawarah .
13. Musyawarah Dalam kepemimpinan Yang Islami.
Musyawarah adalah prinsip pertama dalam kepemimpinan Islam. Qur'an menyatakan
dengan jelas bahwa pemimpin Islam wajib mengadakan musyawarah dengan orang
yang mempunyai pengetahuan atau dengan orang yang dapat memberikan
pandangan yang baik.
Seorang pemimpin yang sukses juga selalu bermusyawarah. Musyawarah dilakukan
dengan orang-orang tertentu untuk membahas persoalan yang berkaitan kebijakan-
kebijakan dan yang bersangkutan dengan kepentingan umum dari perusahaan.
Musyawarah ini ditujukan untuk saling bertukar fikiran dan bertukar pendapat. Islam
menganjurkan untuk membudayakan musyawarah antara sesama orang beriman.
Apabila yang bersangkutan dengan umat harus bermusyawarah tidak boleh jalan
sendiri-sendiri. Seperti firman Allah yang berbunyi:
“Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan- perbuatan
keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf. Dan (bagi) orang-orang yang
menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarat antara mereka, dan mereka menafkahkan sebagian dari
rezki yang kami berikan kepada mereka” (Asy-Syura’ 37-38).
14. Pelaksanaan musyawarah memungkinkan anggota organisasi Islam turut serta dalam
proses pembuatan keputusan. Pada saat yang sama musyawarah berfungsi sebagai
tempat mengawasi tingkah laku pemimpin jika menyimpang dari tujuan umum
kelompok.
Tentu saja pemimpin tidak wajib melakukan musyawarah dalam setiap masalah.
Masalah rutin hendaknya ditanggulangi secara berbeda dengan masalah yang
menyangkut pembuatan kebijaksanaan. Apa yang rutin dan apa yang tidak harus
diputuskan dan dirumuskan oleh masing-masing kelompok sesuai dengan ukuran,
kebutuhan, sumber daya manusia dan lingkungan yang ada. Pemimpin harus mengikuti
dan melaksanakan keputusan yang telah diputuskan dalam musyawarah. Dia harus
menghindari dirinya dari memanipulasi bermain kata-kata untuk menonjolkan
pendapatnya atau mengungguli keputusan yang dibuat dalam musyawarah.
Secara umum petunjuk berikut dapat membantu untuk menjelaskan lingkup musyawarah:
* Pertama : Urusan-urusan administrasi dan eksekutif diserahkan kepada pemimpin.
* Kedua : Persoalan yang membutuhkan keputusan segera harus ditangani pemimpin
dan disajikan kepada kelompok untuk ditinjau dalam pertemuan berikutnya
atau langsung melalui telepon.
* Ketiga : Anggota kelompok atau wakil mereka harus mampu memeriksa ulang dan
menanyakan tindakan pemimpin secara bebas tanpa rasa segan dan malu.
* Keempat : Kebijaksanaan yang harus diambil, sasaran jangka panjang yang direncana-
kan dan keputusan penting yang harus diambil para wakil terpilih diputuskan
dengan cara musyawarah. Masalah ini tidak boleh diputuskan oleh pemimpin
seorang diri
15. Paham Visi, Misi & Tujuan Organisasi
Visi merupakan kemampuan untuk melihat apa yang akan terjadi.
Kemampuan untuk berkreasi dan menciptakan apa yang belum ada. Seperti yang
diperintahkan Allah dalam Firman-Nya :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri
memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan”. (Al-Hasyr:18)
Misi adalah pernyataan tentang apa yang harus dikerjakan oleh suatu Organisasi untuk
mewujudkan Visi. Misi Organisasi adalah tujuan dan alasan mengapa organisasi itu ada.
Misi juga akan memberikan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan.
Tujuan organisasi adalah segala sesuatu yang ingin dicapai oleh suatu perusahaan yang
telah dibuat dan direncanakan agar mendapatkan keuntungan .
Dalam sebuah perusahaan sebagai pimpinan harus paham visi misi & tujuan organisasi
perusahaannya karena dengan begitu pimpinan dapat memberikan arahan kepada
karyawannya sesuai dengan visi misi & tujuan organisasi tersebut. Dan karyawan bisa
menerapkan visi misi tersebut dengan baik tanpa menyimpang dari pada aturan
perusahaan yang telah dibuat.
16. Terbuka Dalam Kepemimpinan Yang Islami
Keterbukaan atau transparansi berasal dari kata dasar terbuka dan transparan, yang secara harfiah
berarti jernih, tembus cahaya, nyata, jelas, mudah dipahami, tidak keliru, tidak sangsi atau tidak ada
keraguan. Dengan demikian. Arti kata keterbukaan merupakan perwujudan sikap jujur,rendah
hati,adil serta mau menerima pendapat dan kritik dari orang lain. Jadi kepemimpinan terbuka itu
tidak diskriminasi dan sangat transparan,baik masalah intern tidak ada yang ditutupi terhadap
semua pihak bisa menerima pendapat dan aspirasi dari manapun,dan jika pendapat itu bisa
diterima dan membangun dapat dipertimbangkan dan di gunakan agar menjadi lebih baik dan
terbaik lagi.
Salah satu prinsip Islam adalah kebebasan bersuara. Kebebasan bersuara ini adalah platform bagi
rakyat untuk memberi ide atau kritikan terhadap kerjaan dan pemimpin.Setiap pemimpin
memerlukan dukungan dan partisipasi rakyat banyak. Bagaimanapun kemampuannya ia tak akan
bisa melaksanakan tugas-tugasnya tanpa partisipasi orang banyak. Jika orang banyak tersebut
bersifat apatis, tak mau tahu, masa bodoh terhadap segala anjuran dan tindakannya, maka hal
yang demikian merupakan tantangan yang berat. Oleh sebab itulah, seorang pemimpin harus
terbuka untuk menerima kritik, asal saja sifat kritik itu sehat dan membangun. Janganlah orang yang
melontarkan kritik tersebut dianggap sebagai lawan yang perlu dibungkam. Bahkan orang yang
berani mengungkapkan kritik, menunjukkan kesalahan, kekurangan seorang pemimpin, justru itulah
yang merupakan partisipasi sejati.
17. BAB III
Penutup
Kesimpulan
Al-Quran dan Hadits sebagai pedoman hidup umat Islam sudah mengatur sejak awal bagaimana
seharusnya kita memilih dan menjadi seorang pemimpin, kepemimpinan dalam pandangan Al-
Quran bukan sekedar kontrak sosial antara sang pemimpin dengan masyarakatnya, tetapi
merupakan ikatan perjanjian antara dia dengan Allah swt. Kepemimpinan adalah amanah, titipan
Allah swt, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan
melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam
menjalankan tanggung jawab melayani rakyat.
Dalam menjalankan kepemimpinan yang islami ada 4 tipe yang harus dimiliki oleh seorang pimpinan
dalam menjalankan perusahannya diantaranya harus tegas, paham visi misi dan tujuan organisasi ,
selalu melakukan musyawarah dalam menentukan sebuah keputusan dan bersikap terbuka. Dengan
menjalankan ke 4 tipe tersebut perusahaan akan berjalan dengan baik dan hasilnya sesuai dengan
apa yang diharapkan.
Dalam proses pengangkatan seseorang sebagai pemimpin terdapat keterlibatan pihak lain selain
Allah, yaitu masyarakat. Karena yang memilih pemimpin adalah masyarakat. Konsekuensinya
masyarakat harus mentaati pemimpin mereka, mencintai, menyenangi, atau sekurangnya tidak
membenci. Di lain pihak pemimpin dituntut untuk memahami kehendak dan memperhatikan
penderitaan rakyat. Sebab dalam sejarahnya para rasul tidak diutus kecuali yang mampu
memahami bahasa (kehendak) kaumnya serta mengerti (kesusahan) mereka.
18. SARAN
Pimpinan / manajer harus lebih terbuka kepada bawahannya begitupun sebaliknya,
karena dengan keterbukaan maka akan tercipta hubungan yang baik antara
pimpinan dengan karyawan.
Dengan adanya hubungan yang baik maka akan menciptakan kecintaan seutuhnya
antara pimpinan dan juga bawahan dan rasa saling memiliki antara perusahaan,
pimpinan dan bawahannya. Dan juga dapat menghindari sebuah kesalah pahaman
diantara keduanya dan menciptakan rasa saling melengkapi kekurangan masing-
masing.
Dengan kecintaan para bawahan diharapkan dapat membantu pimpinan untuk
mencapai model kepemimpinan yang Islami seutuhnya dan lebih sempurna.
Diharapkan dalam menjalankan kepemimpinan yang islami seorang pemimpin bisa
menguasai ke 4 tipe yang sudah dijelaskan sebelumnya dengan demikian perusahaan
dapat berjalan dengan baik sesuai perintah Allah SWT