SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
1
) Alumni, 2,3
) Dosen Jurusan Magister Pendidikan Matematika PPs Unsri
PENGEMBANGAN SOAL UNTUK MENGUKUR
KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI POKOK
BAHASAN BARISAN DAN DERET BILANGAN DI KELAS IX
AKSELERASI SMP XAVERIUS MARIA PALEMBANG
Lewy1
, Zulkardi2,
Nyimas Aisyah3
Abstract: Teaching fast learning students is not enough by giving them
ordinary mathematics problems. Teaching activities for fast learning students
bring consequence for teacher to modify teaching activities from regular to
activity that needs Higher Order Thinking skills. Therefore it is need to
develop problems to measure higher order thinking skills. This study aims to
(1) produce a valid and practical prototype problems to measure Higher
Order Thinking skills in Number Sequences and Series for Acceleration Class
Grade IX (2) see the effects of the problems to measure higher order thinking
skills on students’ achievement in Number Sequence and Series was tried out
to students of acceleration class grade IX . This study use development
research that consists of analyzing, designing, evaluating, and revising. The
instrument for collecting data is written test. Test is used to see students’
achievement in Number Sequences and Series. All data are analyzed using
descriptive technique. Subjects in this research are students of Acceleration
Class Grade IX of SMP Xaverius Maria Palembang. The total subject are 22
students The results of analysis are: (1) problems prototype which is
developed has been valid and practical. (2) based on developing process can
be obtained that problems which is developed contains potential effect to
higher order thinking skills of Acceleration Class Grade IX of SMP Xaverius
Maria Palembang shown by written test result score 35.59. It means that
students’ thinking skill is good category. The final conclusion is the problems
which is developed can be used to measure higher order thinking skills in
Number Sequence and Series
Keywords: problems to measure higher order thinking skills, number
sequences and series, acceleration.
Tidak diragukan lagi bahwa matematika
merupakan kebutuhan universal yang
mendasari perkembangan teknologi modern
mempunyai peran penting dalam berbagai
disiplin dan mengembangkan daya pikir
manusia. Oleh karena itu, setiap orang
diharapkan dapat menjadi melek
matematika (mathematical literacy)
sehingga mampu menghadapi tantangan
masa depan dalam persaingan global untuk
proses pengambilan keputusan (decision
making) dalam pemecahan masalah sehari-
hari.
Menurut As’ari (Fadjar,2007) yang
mengatakan karakteristik pembelajaran
matematika saat ini adalah lebih fokus pada
kemampuan prosedural, komunikasi satu
arah, pengaturan kelas monoton, low order
thinking skill, bergantung pada buku paket,
lebih dominan soal rutin dan pertanyaan
tingkat rendah.
Karenanya perlu adanya perubahan
proses belajar di kelas yang meningkatkan
pemikiran tingkat tinggi. Pembelajaran yang
baik adalah pembelajaran yang
membiasakan pembelajaran berbasis
Lewy, Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
15
masalah, mengajak siswa untuk selalu
menjelaskan dan mempertahankan proses
dan hasil kerjanya dari kritik yang
dilancarkan teman-temannya, membiasakan
siswa menyelesaikan masalah dengan
berbagai macam strategi (open ended
approach) dan mengajak mereka
mengevaluasi strategi-strategi tersebut
ditinjau dari segi efektifitasnya dan
efisiennya serta melakukan praktik reflektif
(dengan membuat jurnal belajar).
Peserta didik cerdas mempunyai
kelebihan dalam kecepatan menyelesaikan
tugas, mempunyai tingkat keunggulan
dalam abstraksi berpikir memerlukan
perancangan yang lebih cepat dan lebih
unggul dalam tantangan berpikir (Renzulli,
1991, dalam Penatalaksanaan Psikologi
Program Akselerasi, 2007).
Penerapan kegiatan pembelajaran bagi
peserta didik cerdas/istimewa membawa
konsekuensi kepada guru untuk
memodifikasi kegiatan pembelajaran bagi
peserta didik reguler ke corak kegiatan
pembelajaran yang menuntut corak berpikir
tingkat tinggi. Pola kegiatan pembelajaran
yang demikian luas cakupan dimensinya
tidak cukup menggunakan pola one way
traffic, sehingga pola pembelajaran berbasis
masalah maupun mengutamakan produk
lebih banyak digunakan.
Sebagai konsekuensi dari pemilihan
tipe problem solving yang demikian
selanjutnya mengharuskan guru menetapkan
bobot materi jika menggunakan Taksonomi
Bloom yang direvisi haruslah bertipe
setidaknya C4 (menganalisis) dan jika
mungkin sampai C6 (mengkreasi) yang
mendorong peserta didik berpikir tingkat
tinggi dan kritis. Untuk menunjang itu guru
tidak mungkin asal memindahkan materi
dalam buku paket tetapi harus menyeleksi
materi dari buku bahkan harus mencari
rujukan lain yang lebih berbobot. Sudah
saatnya dalam konteks ini guru
meninggalkan cara memilih materi
pelajaran yang bertumpu pada buku paket.
Masalah yang dihadapi oleh guru
adalah tidak tersedianya materi yang
didesain khusus yang sesuai dengan potensi
siswa dan karakter siswa cerdas ini sehingga
diasumsikan bahwa potensi siswa pada
kelas akselerasi belum berkembang
maksimal. Oleh karena itu, peneliti
mencoba mengembangkan soal-soal
berpikir tingkat tinggi, dengan harapan soal-
soal tersebut dapat mengembangkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi para
siswa.
b. Rumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti adalah :
1. Bagaimana karateristik prototype
soal-soal untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi pada pokok
bahasan barisan dan deret bilangan?
2. Apakah soal-soal untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi
memiliki potensial efek terhadap hasil
belajar siswa pada pokok bahasan
barisan dan deret bilangan?
c. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menghasilkan soal soal untuk
mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang valid dan praktis
pada pokok bahasan barisan dan deret
bilangan di SMP kelas IX.Akselerasi
2. Melihat potensial efek soal-soal untuk
mengukur kemampuan berpikir
tingkat tinggi terhadap hasil belajar
siswa pada pokok bahasan barisan dan
deret bilangan di SMP kelas IX
Akselerasi.
TINJAUAN PUSTAKA
a. Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order
Thinking)
Taksonomi Bloom dianggap
merupakan dasar bagi berpikir tingkat
tinggi Pemikiran ini didasarkan bahwa
beberapa jenis pembelajaran memerlukan
proses kognisi yang lebih daripada yang
lain, tetapi memiliki manfaat- manfaat
lebih umum. Dalam Taksonomi Bloom
sebagai contoh, kemampuan melibatkan
analisis, evaluasi dan mengkreasi dianggap
berpikir tingkat tinggi (Pohl, 2000).
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3.NO.2, DESEMBER 2009
16
Menurut Krathwohl (2002) dalam A
revision of Bloom's Taxonomy: an
overview - Theory Into Practice
menyatakan bahwa indikator untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi meliputi:
(1) Menganalisis
• Menganalisis informasi yang masuk dan
membagi-bagi atau menstrukturkan
informasi ke dalam bagian yang lebih
kecil untuk mengenali pola atau
hubungannya
• Mampu mengenali serta membedakan
faktor penyebab dan akibat dari sebua
skenario yang rumit.
• Mengidentifikasi/merumuskan
pertanyaan
(2) Mengevaluasi
• Memberikan penilaian terhadap solusi,
gagasan, dan metodologi dengan
menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yang ada untuk memastikan nilai
efektivitas atau manfaatnya.
• Membuat hipotesis, mengkritik dan
melakukan pengujian
• Menerima atau menolak suatu
pernyataan berdasarkan kriteria yang
telah ditetapkan
(3) Mengkreasi
• Membuat generalisasi suatu ide atau
cara pandang terhadap sesuatu
• Merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah
• Mengorganisasikan unsur-unsur atau
bagian-bagian menjadi struktur baru
yang belum pernah ada sebelumnya
Stein dan Lane(1996) dikutip oleh
Tony Thomson dalam Jurnal International
Electronic Journal of Mathematics
Education (2008) mendefinisikan berpikir
tingkat tinggi adalah
the use of complex, nonalgorithmic thinking
to solve a task in which there is not a
predictable, well-rehearsed approach or
pathway explicitly suggested by the task,
task instruction, or a worked out example
Menurut Stein berpikir tingkat tinggi
menggunakan pemikiran yang kompleks,
non algorithmic untuk menyelesaikan suatu
tugas, ada yang tidak dapat diprediksi,
menggunakan pendekatan yang berbeda
dengan tugas yang telah ada dan berbeda
dengan contoh
Senk,et al (1997) dikutip oleh Tony
Thomson dalam Jurnal International
Electronic Journal of Mathematics
Education (2008) menjelaskan karakteristik
berpikir tingkat tinggi sebagai :
solving tasks where no algorithm has been
taught, where justification or explanation are
required, and where more than one solution
may be possible
Jadi berpikir tingkat tinggi adalah
kemampuan untuk menyelesaikan tugas-
tugas dimana tidak ada algoritma yang telah
diajarkan, yang membutuhkan justifikasi
atau penjelasan dan mungkin mempunyai
lebih dari satu solusi yang mungkin
Menurut Resnick (1987) yang dikutip
oleh Laurance J. Splitter (1991) dalam
“Teaching for Higher Order Thinking
Skills” menjelaskan karakteristik Berpikir
Tingkat Tinggi (higher-order thinking)
adalah:
non algorithmic.That is, the path of action is
not fully specified in advance.
tends to be complex. The total path is not
“visible” (mentally speaking) from any
single vantage point. Complexity – not in
terms of degree of difficulty, but in terms of
needing to be observed from a number of
vantage points or perspectives. Here is a
crucial feature of communal inquiry:
forging, together, a more objective
viewpoint than would normally be gained by
any one individual;
often yields multiple solutions, each with
costs and benefits, rather that unique
solutions.
involves nuanced judgement and
interpretation.
involves the application of multiple criteria,
which sometimes conflict with one another.
often involves uncertainty. Not everything
that bears on the task at hand is known.
involves self-regulation of the thinking
process. We do not recognise higher-order
thinking in an individual when someone else
“calls the plays” at every step.
Lewy, Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
17
involves imposing meaning, finding
structure in apparent disorder.
is effortful. There is considerable mental
work involved in the kinds of elaborations
and judgements required.
Dari definisi-definisi diatas peneliti
menyimpulkan bahwa soal untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam
penelitian ini mempunyai indikator sebagai
berikut:
1. non algorithmic.
2. cenderung kompleks,
3. memiliki solusi yang mungkin lebih dari
satu (open ended approach),
4. membutuhkan usaha untuk menemukan
struktur dalam ketidakteraturan.
c.Penelitian yang relevan
Pengembangan Kemampuan Berpikir
Tingkat Tinggi sudah pernah diteliti oleh
Jean Butkowski (1994) dalam tesisnya yang
berjudul Improving Student Higher Order
Thinking Skills in Mathematics untuk
tingkat Sekolah Dasar kelas tiga, lima dan
enam. Kesimpulannya adalah kemahiran
siswa dalam strategi pemecahan masalah
menjadi baik, tingkat keyakinan siswa
dalam matematika . Selanjutnya oleh
Raudenbush, Stephen W. dan kawan-kawan
(1992) dalam penelitian yang berjudul
Teaching for Higher-Order Thinking in
Secondary Schools: Effects of Curriculum,
Teacher Preparation, and School
Organization. Dari penelitian ini
disimpulkan bahwa pemahaman guru
tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi
yang baik memberikan pengaruh yang
signifikan untuk persiapan guru dalam
mengajarkan materi pengembangan berpikir
tingkat tinggi bagi siswanya
METODOLOGI PENELITIAN
a. Subjek Penelitian dan Lokasi
Penelitian
Penelitian dilakukan pada semester
genap tahun akademik 2008/2009. Subjek
penelitian adalah seluruh siswa kelas IX
Akselerasi SMP Xaverius Maria
Palembang. Mereka berjumlah 22 orang,
yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 15
orang perempuan.
b. Metode dan Prosedur Penelitian
Penelitian merupakan metode
penelitian pengembangan atau development
research tipe formative research
(Tessmer,1999 dalam Zulkardi, 2002).
Penelitian pengembangan sebagai jenis
penelitian yang ditujukan untuk
menghasilkan soal-soal untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi, melalui
beberapa tahap, sebagai berikut:
Low resistance to revision High resistance to
revision
Gambar 1 Diagram Alir
Pengembangan Soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Zulkardi,2006)
Expert
Reviews
reviserevise
Small
Group
Field
TestSelf
Evaluation
preliminary
revise
One-to-one
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3.NO.2, DESEMBER 2009
18
1. Tahap Preliminary
Pada tahap ini adalah menentukan
tempat dan subjek penelitian dengan cara
menghubungi Kepala Sekolah dan guru
mata pelajaran matematika di sekolah yang
akan dijadikan lokasi penelitian serta
mengadakan persiapan-persiapan lainnya,
seperti mengatur jadwal penelitian dan
prosedur kerjasama dengan guru kelas yang
akan dijadikan tempat penelitian.
2. Tahap Self Evaluation
a. Analisis
Pada tahap analisis ini, merupakan
langkah awal penelitian pengembangan.
Peneliti dalam hal ini akan menganalisis
siswa, analisis materi, kurikulum dan
literatur, yang sesuai dengan KTSP SMP
dan tuntutan lingkungan.
b. Desain
Pada tahap ini, peneliti mendesain
soal-soal untuk mengukur kemampuan
berpikir tingkat tinggi pokok bahasan
barisan dan deret bilangan. Desain produk
ini sebagai prototype. Masing-masing
prototype fokus pada tiga karakteristik yaitu
: konten, konstruks dan bahasa.
Tabel 1.
Karakteristik yang menjadi fokus prototype
Konten
Soal-soal tes mengukur
kemampuan berpikir kritis sesuai
dengan:
* Kompetensi Dasar
* Indikator
* Tujuan Pembelajaran
Konstruk
Soal sesuai dengan teori yang
mendukung dan kriteria :
*Mengembangkan kemampuan
menganalisis, mengevaluasi
dan mengkreasi
*Kaya dengan Konsep
*Sesuai dengan level siswa kelas
IX SMP
*Mengundang pengembangan
konsep lebih lanjut
Bahasa
* Sesuai dengan EYD
* Soal Tidak berbelit belit
* Soal tidak mengandung
penafsiran ganda
*Batasan pertanyaan dan jawaban
jelas
* Menggunakan bahasa umum
Ketiga karakteristik ini divalidasi
oleh pakar dan teman sejawat. Cara ini
dikenal dengan teknik triangulasi.
2. Prototyping ( validasi, evaluasi dan
revisi ).
Pada tahap ini produk yang telah
dibuat tadi akan dievaluasi. Dalam tahap
evaluasi ini produk akan diujicobakan. Ada
3 kelompok uji coba ini :
a. Expert Review dan One-to-one
Hasil desain pada prototipe pertama
yang dikembangkan atas dasar self
evaluation diberikan pada pakar (expert
review) dan seorang siswa (one-to-one)
secara paralel. Dari hasil keduanya
dijadikan bahan revisi.
• Pakar ( expert judgement )
Pada tahap uji coba pakar disini atau
biasanya disebut uji validitas, produk yang
telah didesain akan dicermati, dinilai dan
dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi akan
menelaah konten, konstruks dan bahasa dari
masing-masing prototype.
Pada tahap ini, tanggapan dan saran
dari para validator tentang desain yang telah
dibuat, saran-saran validator ditulis pada
lembar validasi sebagai bahan merevisi dan
menyatakan bahwa soal-soal untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi tersebut telah valid.
• one-to-one
Pada tahap one-to-one ini, peneliti
memanfaatkan seorang pelajar sebagai
tester. Hasil komentar siswa akan
digunakan untuk merevisi desain soal yang
telah dibuat.
b. Small Group (kelompok kecil )
Hasil revisi dari expert dan kesulitan
yang dialami siswa saat uji coba pada
prototipe pertama dijadikan dasar untuk
revisi desain prototype pertama dinamakan
prototipe ke dua. Kemudian hasilnya
Lewy, Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir
19
diujicobakan pada small group (5 orang
siswa sebaya non subjek penelitian).
Pada tahap ini akan diminta 5 orang
siswa kelas IX Akselerasi SMPK Xaverius I
Palembang untuk menyelesaikan soal yang
telah didesain. Berdasarkan hasil hasil tes
dan komentar siswa inilah produk direvisi
dan diperbaiki.
3. Field Test ( Uji lapangan )
Saran-saran serta hasil uji coba pada
prototipe ke dua dijadikan dasar untuk
merevisi desain prototype kedua. Hasil
revisi diujicobakan ke subjek penelitian
dalam hal ini sebagai field test.
Uji coba tahap ini produk yang telah
direvisi tadi diujicobakan kepada siswa
Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria
Palembang yang menjadi subjek penelitian.
c. Metode Pengumpulan Data
Berdasarkan metode dan prosedur
penelitian diatas, maka metode
pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah dengan tes tertulis
Tes digunakan untuk memperoleh data
tentang keefektifan atau memiliki potential
effect dari soal-soal untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tes
terdiri dari 13 soal berbentuk uraian/Essay
yang mengacu pada indikator kemampuan
berpikir tingkat tinggi.
Dalam penelitian ini, indikator
berpikir tingkat tinggi yang digunakan
adalah sebagai berikut :
(1) Menganalisis
• Menganalisis informasi yang masuk
dan membagi-bagi atau
menstrukturkan informasi ke dalam
bagian yang lebih kecil untuk
mengenali pola atau
hubungannya
• Mampu mengenali serta
membedakan faktor penyebab dan
akibat dari sebuah skenario yang
rumit.
• Mengidentifikasi/merumuskan
pertanyaan
(2) Mengevaluasi
• memberikan penilaian terhadap
solusi, gagasan, dan metodologi
dengan menggunakan kriteria yang
cocok atau standar yang ada untuk
memastikan nilai efektivitas atau
manfaatnya.
• Membuat hipotesis, mengkritik dan
melakukan pengujian
• Menerima atau menolak suatu
pernyataan berdasarkan kriteria
yang telah ditetapkan
(3) Mengkreasi
• Membuat generalisasi suatu ide atau
cara pandang terhadap sesuatu
• Merancang suatu cara untuk
menyelesaikan masalah
• Mengorganisasikan unsur-unsur atau
bagian-bagian menjadi struktur baru
yang belum pernah ada sebelumnya
d. Teknik Analisis Data
1. Analisis data hasil tes.
Data hasil tes untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa
dilihat dari skor yang diperoleh siswa dalam
mengerjakan soal tes kemampuan berpikir
tingkat tinggi. Skor yang diperoleh siswa,
kemudian dihitung persentasenya untuk
mengukur kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Sistem penskoran tingkat
kemampuan tersebut dibuat seperti pada
tabel berikut :
Tabel 2. Sistem penskoran tingkat
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
Skor Kriteria
4 Tampak 3 deskriptor
3 Tampak 2 deskriptor
2 Tampak 1 deskriptor
1 Tampak 0 deskriptor
Skor kemampuan berpikir tingkat tinggi
dari masing-masing siswa adalah jumlah
skor yang diperoleh sesuai dengan
banyaknya deskriptor yang tampak pada
saat menyelesaikan soal tes kemampuan
berpikir tingkat tinggi. Skor maksimum
adalah skor tertinggi (skor 4) dikalikan
dengan jumlah soal (13 butir soal), skor
maksimumnya adalah 13 x 4 = 52
JURNAL
20
sedangk
= 13,
kemamp
adalah
interval
Da
untuk m
setiap p
kedalam
kategori
tingkat
berpikir
ditentuk
T
kemamp
Nilai
43
33
23
13
HASIL
a.Protot
Validasi
P
diberika
tanggap
diperluk
L PENDIDIK
kan skor mi
sehingga
puan berpi
52 – 13
menjadi 4
ata hasil t
menentukan
pertemuan d
m data kual
i tingkat
tinggi si
r tingkat
kan seperti p
Tabel 3
puan berpik
i siswa
– 52
– 42
– 32
3 –22
L DAN PEM
typing ( vali
i pertama
Pada vali
an soal yan
pannya untu
kan. Dan se
KAN MATEM
inimumnya
interval s
kir tingkat
= 39, pen
selang deng
tes kemud
rata-rata sk
dan kemudi
litatif untuk
kemampu
iswa. Kat
tinggi si
pada tabel b
Kate
kir tingkat ti
Tingkat ke
berpikir tin
sis
Sanga
Ba
Cuk
Kur
MBAHASA
idasi, evalu
idasi perta
ng telah did
uk dilakuk
ecara paralel
MATIKA, VO
adalah 13
skor rata-r
t tinggi sis
neliti memb
gan rentang
dian dianal
kor akhir pa
ian dikonve
k menentuk
uan berpi
egori ting
iswa terse
berikut :
gori ting
inggi.
emampuan
ngkat tinggi
swa
at Baik
aik
kup
rang
AN
uasi, revisi )
ama, pane
desain, dimi
an revisi b
l dilakukan
OLUME 3.NO
x 1
rata
swa
bagi
10
lisis
ada
ersi
kan
ikir
gkat
ebut
gkat
i
elis
inta
bila
n uji
cob
pen
on
ber
ke
pro
me
ter
dan
par
dir
b.U
So
ber
diu
dar
Pa
me
sec
wa
per
O.2, DESEMB
ba one to o
nelitian ini
ne to one a
rinteraksi
sulitan yan
oses penge
emberikan
rsebut perlu
Berdasa
n Expert R
ralel mak
revisi, keput
1. Bebera
diperb
2. Soal
kemam
digant
memer
tingka
3. Ditam
menan
menga
Uji Coba sm
oal-soal un
rpikir tingk
ujicobakan
ri 5 orang
alembang, d
engerjakan
cara berta
aktu penge
rtemuan.
MBER 2009
one pada se
i siswa yan
adalah siswa
untuk m
ng mungk
erjaan soal
indikasi
diperbaiki
rkan one-
Reviews yan
ka prototip
tusan revisi
apa kesala
baiki
yang ku
mpuan berp
i denga
rlukan kem
t tinggi
bah beberap
nyakan ru
analisis pola
mall group
ntuk meng
kat tinggi pa
pada small
g siswa S
iminta untu
soal-soal
ahap untuk
rjaan sesu
eorang sisw
ng menjad
a kelas X.
melihat k
kin terjadi
al, sehingg
apakah s
atau tidak.
-to-one ev
ng diberika
pe pertam
i sebagai be
ahan redak
urang me
pikir tingka
an soal
mampuan
apa pertanya
umus dar
a
gukur kem
ada prototip
l group yan
SMPK Xav
uk mengam
yang d
k mensim
uai dengan
wa. Pada
i subjek
Peneliti
esulitan-
selama
a dapat
soal-soal
valuation
n secara
ma akan
erikut
ksi soal
mancing
at tinggi
yang
berpikir
aan yang
i hasil
mampuan
pe kedua
ng terdiri
verius I
mati serta
diberikan
mulasikan
banyak
Ha
pada p
mendap
revisi se
Tabel 4
pembela
keputus
Saran
dan k
s
Gambar
dengan
kuning p
nomor 8
hitam pu
agar leb
c. Field
So
diujicob
siswa k
Maria P
pada 2 k
Pe
member
telah v
pertama
dengan
sebanya
berlangs
jumlah
asil small g
prototipe
patkan pro
ebagai berik
. Saran vali
ajaran pada
san langkah
Validator
komentar
siswa
r segitiga
latar
pada soal
8 sebaiknya
utih saja
bih fokus
d Test ( Uji l
oal-soal p
bakan pada
kelas IX A
Palembang.
kali pertemu
engumpulan
rikan soal-s
valid secar
a berlangsu
jumlah
ak 8 soal
sung selam
soal 5 soa
Le
Gambar 3
group dan
dua di
ototipe ketig
kut :
idator terha
a prototipe
tindakan re
Keputu
a
Gambar
diganti
segitiga
lapangan )
pada prot
a subjek pe
Akselerasi S
. Soal-soal
uan.
n data
soal prototip
ra bertahap
ung selam
soal yan
dan pert
ma 120 m
al.Setiap sis
ewy, Pengem
3. Komentar
expert revi
revisi un
ga. Keputu
adap perang
kedua se
evisi
usan revisi
segitig
denga
hitam putih
totipe ket
enelitian ya
SMP Xaver
itu diberik
dengan c
pe ketiga ya
p. Pertemu
a 120 me
ng diberik
emuan ked
menit deng
swa menjaw
mbangan So
r siswa (sm
iew
ntuk
usan
gkat
erta
ga
an
h
tiga
aitu
rius
kan
cara
ang
uan
enit
kan
dua
gan
wab
per
ter
yan
tin
me
per
dal
kat
tin
tin
ter
dil
Ta
kem
In
S
4
3
2
1
Ju
R
ra
Pe
me
oal untuk M
all group ev
rtanyaan p
rsedia dan
ng ditentuk
Data ha
ngkat ting
enentukan r
rtemuan da
lam data
tegori tin
ngkat tingg
ngkat kemam
rsebut selam
lihat sebaga
abel 5.
mampuan b
nterval
kor
Fr
3 – 52 4
3 – 42 11
3 – 32 7
3 –22 0
umlah 22
Rata-
ata
Sumbe
embahasan
Dari has
engukur k
Mengukur Ke
valuation)
pada lemb
dikumpulk
an selesai.
asil tes ke
gi siswa
rata-rata nila
an kemudian
kualitatif u
ngkat kem
gi siswa. A
mpuan berp
ma dilakuka
ai berikut.:
Distribusi
berpikir ting
ekuensi P
(%
1
50
3
0
2 10
3
er : Hasil an
sil analisis
kemampuan
Kemampuan
bar jawaba
kan setelah
emampuan
dianalisis
ai akhir pad
n dikonver
untuk men
mampuan
Adapun pe
pikir tingka
an tes 2 ka
skor
gkat tinggi s
Persentase
%)
8,18
0,00
1,82
00
5.59
nalisi peneli
data tes so
berpikir
Berpikir
21
an yang
h waktu
berpikir
s untuk
da setiap
sikan ke
nentukan
berpikir
ersentase
at tinggi
ali, dapat
rata-rata
siswa
Kategori
Sangat
Baik
Baik
Cukup
Kurang
baik
iti, 2009
oal untuk
tingkat
JURNAL
22
tinggi s
dan der
4 siswa
kategori
tingkat t
( 50,00
memilik
dengan
keseluru
22 sisw
berpikir
baik.
Da
pertemu
analisis
besar s
informa
atau m
bagian
pola ata
serta m
akibat d
telah m
pertanya
Ke
mengev
telah
L PENDIDIK
siswa pada
ret bilangan
a ( 18,18 %
i memili
tinggi sanga
0 % ) te
ki kemampu
kategori
uhan ada 15
wa yang tel
r tingkat
ari hasil
uan ini dike
siswa sud
siswa telah
asi yang m
menstrukturk
yang lebih
au hubunga
membedakan
dari sebuah
mampu meng
aan.
emampuan
valuasi dala
mampu
KAN MATEM
a pokok ba
n dapat dik
% ) yang te
ki kemamp
at baik, dan
ermasuk da
uan berpikir
baik. Ini
5 siswa ( 6
ah memilik
tinggi den
tes dalam
etahui bahw
dah cukup b
h mampu
masuk dan
kan inform
h kecil unt
annya, mam
n faktor p
skenario y
gidentifikas
sisw
am kategor
memberika
MATIKA, VO
ahasan bari
ketahui bah
rmasuk dal
puan berpi
n ada 11 sis
alam kateg
r tingkat tin
berarti sec
8,18 % ) d
ki kemampu
ngan kateg
m dua k
wa kemampu
baik, sebag
menganal
membagi-b
asi ke dal
tuk mengen
mpu mengen
penyebab d
yang rumit d
si/merumusk
a dal
ri baik. Sis
an penila
OLUME 3.NO
isan
hwa
lam
ikir
swa
gori
nggi
cara
dari
uan
gori
kali
uan
gian
lisis
bagi
lam
nali
nali
dan
dan
kan
lam
swa
aian
ter
den
ata
nil
jug
me
wa
me
beb
kem
pem
me
den
yan
Sis
ata
me
ma
un
bar
Be
sis
So
Te
bil
Jaw
O.2, DESEMB
rhadap solu
ngan meng
au standar
lai efektivi
ga telah
engkritik
alaupun de
emasukkan
berapa s
mampuan
mbuktian in
Soal ya
enimbulkan
ngan cara
ng baru da
swa dapat m
au cara
erancang su
asalah dan
nsur atau ba
ru yang belu
erikut adala
swa
oal 3
entukan rum
langan 6,12
waban sisw
MBER 2009
usi, gagasan
ggunakan k
yang ada
itas atau m
mampu m
dan mela
ngan cara
beberapa v
siswa ya
mengev
nduktif
ang diberik
kemamp
membuat
alam meny
membuat ge
pandang
uatu cara un
n mengorg
agian-bagia
um pernah a
ah beberapa
mus suku
2,20,30,42,5
a:
an, dan me
kriteria yan
untuk mem
manfaatnya
membuat h
akukan p
pengujian
variabel uji
ang mem
valuasi
kan juga
puan me
beberapa
yelesaikan m
eneralisasi s
terhadap
ntuk menye
ganisasikan
an menjadi
ada sebelum
a soal dan
ke n da
56,72...
etodologi
ng cocok
mastikan
a. Siswa
hipotesis,
engujian
dengan
i. Hanya
mpunyai
dengan
berhasil
engkreasi
strategi
masalah.
suatu ide
sesuatu,
elesaikan
unsur-
struktur
mnya.
jawaban
ari pola
Da
bahwa
dam
menemu
Soal 8.
(a). Cob
bilangan
segitiga
ari berbaga
siswa tela
mengemban
ukan pola d
ba kamu s
n 1, 3, 6,
a!
Le
Gambar
ai jawaban
ah mampu
ngkan str
dan menemu
selidiki me
10, 15,... d
ewy, Pengem
r 4. Hasil ja
siswa terli
menganal
rategi un
ukan rumus
ngapa bari
disebut bari
mbangan So
awaban sisw
ihat
lisis
ntuk
isan
isan
(b)
seg
bah
ber
oal untuk M
wa soal 3
) Jika rum
gitiga adala
hwa jumla
rdekatan ad
Mengukur Ke
mus suku k
ah Un =
n
ah dua suk
dalah (n+1)2
Kemampuan
ke n suatu
2
)1( +nn
. Tu
ku barisan
2
Berpikir
23
barisan
unjukkan
segitiga
JURNAL
24
Jawaban
L PENDIDIK
n Siswa:
KAN MATEM
G
MATIKA, VO
ambar 6. Ha
OLUME 3.NO
asil jawaban
O.2, DESEMB
n siswa soa
MBER 2009
al 8
Soal 9.
(a). Da
pada ba
Un =
Jawaban
Da
menyele
diketahu
mengev
argumen
dapat di
untuk m
Kemam
dan me
dalam
dikreasi
apatkah kam
arisan aritma
= Sn – Sn-1?
n Siswa:
ari jawa
esaikan soa
ui bahw
valuasi rum
n walaupu
ipahami kar
membuktikan
mpuan sisw
enggeneralis
beberapa
i siswa berik
Le
mu membu
atika berlak
Ga
aban si
al nomor 8
wa sisw
mus dan
un secara
rena siswa
n rumus sec
a memecah
sasi rumus
contoh s
kut ini
ewy, Pengem
uktikan bah
ku persamaa
ambar 7 Has
swa un
dan nomo
wa mam
memberik
deduktif.
kurang dila
cara indukti
hkan masa
juga terli
strategi ya
mbangan So
hwa
an
(b)
po
geo
sil jawaban
ntuk
or 9
mpu
kan
Ini
atih
if.
alah
ihat
ang
So
ma
me
ber
me
ber
Be
un
seb
oal untuk M
). Apakah
in (a) jug
ometri?
siswa soal
oal 12
Dalam r
anajer, sekr
engitari me
rapa cara
ereka jika
rsebelahan
eberapa str
ntuk menjaw
bagai beriku
Mengukur Ke
rumus yan
ga berla
9
rapat direks
retaris dan
eja besar
penempat
a sekretar
dengan man
ategi yang
wab pertany
ut:
Kemampuan
ng dimaksu
aku untuk
si suatu peru
n 4 stafnya
yang bul
tan tempat
ris selalu
najernya?
g digunaka
yaan tersebu
Berpikir
25
ud pada
barisan
usahaan,
a duduk
at. Ada
t duduk
duduk
an siswa
ut adalah
JURNAL
26
L PENDIDIKKAN MATEMMATIKA, VOOLUME 3.NOO.2, DESEMBMBER 2009
KESIM
a. K
1. Pr
dike
prak
peni
sem
berd
baha
uji
men
baik
2. Ber
dipe
soal
pote
tes
sisw
ini
berp
b. S
1 Bag
deng
diha
mem
ting
MPULAN D
Kesimpula
rototype p
embangkan
ktis. Valid
ilaian vali
mua valida
dasarkan k
asa dan pra
coba, dim
nggunakan
k.
rdasarkan
eroleh bahw
l yang dikem
ensial efek,
kemampuan
wa dengan
termasuk
pikir tingkat
Saran
gi siswa da
gan me
arapkan da
mbiasakan
gi, meni
Le
Ga
DAN SARA
an
perangkat
dikategorik
d tergamba
idator, dim
ator meny
konten, ko
aktis tergam
mana semua
perangkat
proses p
wa prototy
mbangkan t
hal ini terl
n berpikir
nilai 35,59
memiliki
t tinggi kate
alam belaja
enggunakan
apat termot
diri berp
ingkatkan
ewy, Pengem
ambar 8 Ha
AN
soal ya
kan valid d
ar dari ha
mana ham
yatakan b
onstruks, d
mbar dari ha
a siswa da
soal deng
pengembang
ype perang
telah memi
lihat dari ha
tingkat tin
9 dimana n
kemampu
egori baik.
ar matemat
n soal-s
tivasi un
pikir ting
kemampu
mbangan So
asil jawaban
ang
dan
asil
mpir
baik
dan
asil
apat
gan
gan
gkat
liki
asil
nggi
nilai
uan
tika
soal
ntuk
gkat
uan
2
3.
DA
Ak
of
Ak
To
Do
oal untuk M
n siswa soal
berpikir
bahasan b
Bagi gur
mengguna
dibuat pad
deret bilan
memperka
sehingga d
kemampu
siswa
matematik
Bagi
pembelaja
sebagai
mengkaji
soal-soal
matematik
upaya me
tingkat tin
AFTAR P
kker, J.v.d.
Developm
kker
(Ed)
ools in
ordrecht:
Mengukur Ke
12
tingkat tin
arisan dan d
ru matema
akan perang
da pokok b
ngan, sebag
aya varia
dapat digun
an berpik
terhadap
ka.
peneliti
aran ini d
bahan per
lebih me
dalam
ka di sekola
engukur ke
nggi siswa.
PUSTAKA
1999. Princ
ment Resea
. Design
Education
Kemampuan
nggi pada
deret bilang
atika, aga
gkat soal ya
bahasan bar
gai alternat
asi pemb
nakan untuk
kir tingkat
pemb
lain, p
dapat diper
ertimbangan
endalam m
m pemb
ah menenga
emampuan
A
ciples and M
arch. Dalam
Approach
and T
Berpikir
27
a pokok
gan.
r dapat
ang telah
risan dan
if dalam
belajaran
k melatih
t tinggi
belajaran
erangkat
rgunakan
n untuk
mengenai
belajaran
ah dalam
berpikir
Methods
m J.v.d
hes and
Training.
JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3.NO.2, DESEMBER 2009
28
Kluwer Academic Publishers.
Bloom. 1964.Taxonomy of Educational
Objectives: Handbook I: Cognitive Domain
Butkowski, Jean. 1994. Improving Student
Higher Order Thinking Skills in
Mathematics.
Tesis, Educational Resources
Information Center
Departemen Pendidikan Nasional. 2008.
Pengembangan Kurikulum (Buku Suplemen
Kurikulum CI/BI) Jakarta:
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar
dan Menengah. Direktorat
Pembinaan Pendidikan Luar Biasa
_____________.2007. Penatalaksanaan
Psikologi Program Akselerasi Jakarta:
Direktorat
Jenderal Manajemen Pendidikan
Dasar dan Menengah. Direktorat
Pembinaan
Pendidikan Luar Biasa
____________. Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007
tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen
Pendidikan Dasar dan Menengah.
Fadjar Shadiq,M.App Sc,Laporan Hasil
Seminar dan Lokakarya Pembelajaran
Matematika 15-16 Maret 2007 di
P4TK (PPPG) Matematika Yogyakarta
Forehand,M .2005. Bloom Taxonomy:
Original and Revised tersedia di
http://www.coe.uga.edu/epltt/bloom.html
(diakses tanggal 30 Desember
2008)
Krathwohl, Bloom & Masia.1964.The
Taxonomy of Educational Objectives:
Handbook II
Krathwohl, D. R. 2002. A revision of
Bloom's Taxonomy: an overview - Theory
Into Practice,College of Education, The
Ohio State University Learning Domains or
Bloom's Taxonomy: The Three Types of
Learning, tersedia di
www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.htm
l
Pohl . 2000. Learning to Think, Thinking to
Learn: tersedia di www.purdue.edu/geri
Raudenbush, Stephen W.1992.Teaching for
Higher-Order Thinking in Secondary
Schools: Effects of Curriculum, Teacher
Preparation, and School Organization.
Center for Research on the Context of
Secondary School Teaching. Office of
Educational Research and Improvement
(ED), Washington, DC
.Thompson,Tony. Mathematics Teachers’
Interpretation of Higher Order Thinking In
Bloom Taxonomy, International
Electronic Journal of Mathematics
Education
Volume 3, Number 2, July 2008
tersedia di www.iejme.com
Zulkardi. 2002. Developing a Learning
Environment on Realistic Mathematics
Education for Indonesian
student teachers. Disertasi.
(http://projects.edte.utwente.nl/cascade/imei
/dissertation/disertasi.html. (diakses tanggal
10 Desember 2008)
_______. 2006. Formatif Evaluation :
What, Why, When, and How. (On Line).
Tersedia :
http://www.geocities.com/zulkardi/books.ht
ml. (diakses : 14 Desember 2008

More Related Content

What's hot

Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaNailul Hasibuan
 
Kebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalarKebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalargampangmain
 
Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Tree Myutz
 
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Lukman
 
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah MatematikaProfil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah MatematikaAhmad Isroil
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pbFppi Unila
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalMas Becak
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikMuhammad Natsir Maulana
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsisiskaningsih
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsiSayid Barca
 
Rps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdRps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdWidiarso Cahyoadi
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...umdatus
 
Kaedah penyelesaian masalah
Kaedah penyelesaian masalahKaedah penyelesaian masalah
Kaedah penyelesaian masalahMaizatul Malik
 
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematikamatematikauntirta
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)ulfah Nasution
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbAfwanilhuda Nst
 
Fahinu just another word press
Fahinu   just another word pressFahinu   just another word press
Fahinu just another word pressichy RiyUti
 

What's hot (20)

Problem Solving Matematika
Problem Solving MatematikaProblem Solving Matematika
Problem Solving Matematika
 
Kebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalarKebiasaan bernalar
Kebiasaan bernalar
 
Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika Pemecahan masalah matematika
Pemecahan masalah matematika
 
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
Proses berfikfir (asimilasi dan akomodasi)
 
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah MatematikaProfil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
Profil Kemampuan Analogi Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika
 
4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb4947 9540-1-pb
4947 9540-1-pb
 
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasionalResume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
Resume problematika pendidikan matematika 1dari jurnal internasional
 
Penalaran Matematika
Penalaran MatematikaPenalaran Matematika
Penalaran Matematika
 
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas MatematikPengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
Pengaruh Open-Ended terhadap Peningkatan Kreativitas Matematik
 
Power point skripsi
Power point skripsiPower point skripsi
Power point skripsi
 
Proposal calon skripsi
Proposal calon skripsiProposal calon skripsi
Proposal calon skripsi
 
Rps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sdRps konsep dasar matematika sd
Rps konsep dasar matematika sd
 
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
Meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa smp melalui penerapan metod...
 
Kaedah penyelesaian masalah
Kaedah penyelesaian masalahKaedah penyelesaian masalah
Kaedah penyelesaian masalah
 
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
3. Pendekatan dan Model Pembelajaran Matematika
 
Masalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran MatematikaMasalah Pembelajaran Matematika
Masalah Pembelajaran Matematika
 
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
4. artikel jurnal (karunia eka lestari matematika)
 
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pbBerfikir matematis 824 1732-1-pb
Berfikir matematis 824 1732-1-pb
 
Fahinu just another word press
Fahinu   just another word pressFahinu   just another word press
Fahinu just another word press
 
Bahasa d elon selesai
Bahasa d elon selesaiBahasa d elon selesai
Bahasa d elon selesai
 

Similar to SOAL HOT

jurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdfjurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdfGiaRinispa
 
KUMPULAN 13 : isu KBAT
KUMPULAN 13 : isu KBATKUMPULAN 13 : isu KBAT
KUMPULAN 13 : isu KBATIzawati Saat
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematisLukman
 
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggiHbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggimuhammad
 
Sidang skripsi muji
Sidang skripsi mujiSidang skripsi muji
Sidang skripsi mujiGE CENTRE
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingAchmad Abror
 
1.4 hots penulisan soal hots
1.4 hots penulisan soal hots1.4 hots penulisan soal hots
1.4 hots penulisan soal hotsDrs. HM. Yunus
 
Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif Ayu Varadita
 
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...asmaun4
 
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptx
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptxPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptx
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptxDananWinarno
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutLukman
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docxInasuriyani1
 

Similar to SOAL HOT (20)

jurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdfjurnal IPA.pdf
jurnal IPA.pdf
 
Slaid kbat
Slaid kbatSlaid kbat
Slaid kbat
 
(Group 14) kbat
(Group 14) kbat(Group 14) kbat
(Group 14) kbat
 
Ho ts sm matematik
Ho ts sm matematikHo ts sm matematik
Ho ts sm matematik
 
KUMPULAN 13 : isu KBAT
KUMPULAN 13 : isu KBATKUMPULAN 13 : isu KBAT
KUMPULAN 13 : isu KBAT
 
Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1Tugas seminar proposal .1
Tugas seminar proposal .1
 
Proses berfikir matematis
Proses berfikir matematisProses berfikir matematis
Proses berfikir matematis
 
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggiHbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
Hbhe1203 bagaimana kemahiran berfikir aras tinggi
 
Sidang skripsi muji
Sidang skripsi mujiSidang skripsi muji
Sidang skripsi muji
 
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solvingA5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
A5e15e3ebcd1aa7403c240be25f253e4 maklah problm-solving
 
1.4 hots penulisan soal hots
1.4 hots penulisan soal hots1.4 hots penulisan soal hots
1.4 hots penulisan soal hots
 
Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif Ranah penilaian kognitif
Ranah penilaian kognitif
 
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
Analisis Proses Berpikir Reflektif Siswa dalam Memecahkan masalah Nonrutin pa...
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptx
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptxPENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptx
PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD maret 2021.pptx
 
108 235-1-sm
108 235-1-sm108 235-1-sm
108 235-1-sm
 
Artikel ptk
Artikel ptkArtikel ptk
Artikel ptk
 
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjutKemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
Kemampuan berpikir matematis tingkat lanjut
 
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx
 
1 st, Try
1 st, Try1 st, Try
1 st, Try
 

Recently uploaded

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 

Recently uploaded (20)

11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 

SOAL HOT

  • 1. 1 ) Alumni, 2,3 ) Dosen Jurusan Magister Pendidikan Matematika PPs Unsri PENGEMBANGAN SOAL UNTUK MENGUKUR KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI POKOK BAHASAN BARISAN DAN DERET BILANGAN DI KELAS IX AKSELERASI SMP XAVERIUS MARIA PALEMBANG Lewy1 , Zulkardi2, Nyimas Aisyah3 Abstract: Teaching fast learning students is not enough by giving them ordinary mathematics problems. Teaching activities for fast learning students bring consequence for teacher to modify teaching activities from regular to activity that needs Higher Order Thinking skills. Therefore it is need to develop problems to measure higher order thinking skills. This study aims to (1) produce a valid and practical prototype problems to measure Higher Order Thinking skills in Number Sequences and Series for Acceleration Class Grade IX (2) see the effects of the problems to measure higher order thinking skills on students’ achievement in Number Sequence and Series was tried out to students of acceleration class grade IX . This study use development research that consists of analyzing, designing, evaluating, and revising. The instrument for collecting data is written test. Test is used to see students’ achievement in Number Sequences and Series. All data are analyzed using descriptive technique. Subjects in this research are students of Acceleration Class Grade IX of SMP Xaverius Maria Palembang. The total subject are 22 students The results of analysis are: (1) problems prototype which is developed has been valid and practical. (2) based on developing process can be obtained that problems which is developed contains potential effect to higher order thinking skills of Acceleration Class Grade IX of SMP Xaverius Maria Palembang shown by written test result score 35.59. It means that students’ thinking skill is good category. The final conclusion is the problems which is developed can be used to measure higher order thinking skills in Number Sequence and Series Keywords: problems to measure higher order thinking skills, number sequences and series, acceleration. Tidak diragukan lagi bahwa matematika merupakan kebutuhan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan mengembangkan daya pikir manusia. Oleh karena itu, setiap orang diharapkan dapat menjadi melek matematika (mathematical literacy) sehingga mampu menghadapi tantangan masa depan dalam persaingan global untuk proses pengambilan keputusan (decision making) dalam pemecahan masalah sehari- hari. Menurut As’ari (Fadjar,2007) yang mengatakan karakteristik pembelajaran matematika saat ini adalah lebih fokus pada kemampuan prosedural, komunikasi satu arah, pengaturan kelas monoton, low order thinking skill, bergantung pada buku paket, lebih dominan soal rutin dan pertanyaan tingkat rendah. Karenanya perlu adanya perubahan proses belajar di kelas yang meningkatkan pemikiran tingkat tinggi. Pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang membiasakan pembelajaran berbasis
  • 2. Lewy, Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir 15 masalah, mengajak siswa untuk selalu menjelaskan dan mempertahankan proses dan hasil kerjanya dari kritik yang dilancarkan teman-temannya, membiasakan siswa menyelesaikan masalah dengan berbagai macam strategi (open ended approach) dan mengajak mereka mengevaluasi strategi-strategi tersebut ditinjau dari segi efektifitasnya dan efisiennya serta melakukan praktik reflektif (dengan membuat jurnal belajar). Peserta didik cerdas mempunyai kelebihan dalam kecepatan menyelesaikan tugas, mempunyai tingkat keunggulan dalam abstraksi berpikir memerlukan perancangan yang lebih cepat dan lebih unggul dalam tantangan berpikir (Renzulli, 1991, dalam Penatalaksanaan Psikologi Program Akselerasi, 2007). Penerapan kegiatan pembelajaran bagi peserta didik cerdas/istimewa membawa konsekuensi kepada guru untuk memodifikasi kegiatan pembelajaran bagi peserta didik reguler ke corak kegiatan pembelajaran yang menuntut corak berpikir tingkat tinggi. Pola kegiatan pembelajaran yang demikian luas cakupan dimensinya tidak cukup menggunakan pola one way traffic, sehingga pola pembelajaran berbasis masalah maupun mengutamakan produk lebih banyak digunakan. Sebagai konsekuensi dari pemilihan tipe problem solving yang demikian selanjutnya mengharuskan guru menetapkan bobot materi jika menggunakan Taksonomi Bloom yang direvisi haruslah bertipe setidaknya C4 (menganalisis) dan jika mungkin sampai C6 (mengkreasi) yang mendorong peserta didik berpikir tingkat tinggi dan kritis. Untuk menunjang itu guru tidak mungkin asal memindahkan materi dalam buku paket tetapi harus menyeleksi materi dari buku bahkan harus mencari rujukan lain yang lebih berbobot. Sudah saatnya dalam konteks ini guru meninggalkan cara memilih materi pelajaran yang bertumpu pada buku paket. Masalah yang dihadapi oleh guru adalah tidak tersedianya materi yang didesain khusus yang sesuai dengan potensi siswa dan karakter siswa cerdas ini sehingga diasumsikan bahwa potensi siswa pada kelas akselerasi belum berkembang maksimal. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan soal-soal berpikir tingkat tinggi, dengan harapan soal- soal tersebut dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi para siswa. b. Rumusan Masalah Masalah yang akan diteliti adalah : 1. Bagaimana karateristik prototype soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pada pokok bahasan barisan dan deret bilangan? 2. Apakah soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi memiliki potensial efek terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan barisan dan deret bilangan? c. Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Menghasilkan soal soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi yang valid dan praktis pada pokok bahasan barisan dan deret bilangan di SMP kelas IX.Akselerasi 2. Melihat potensial efek soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi terhadap hasil belajar siswa pada pokok bahasan barisan dan deret bilangan di SMP kelas IX Akselerasi. TINJAUAN PUSTAKA a. Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking) Taksonomi Bloom dianggap merupakan dasar bagi berpikir tingkat tinggi Pemikiran ini didasarkan bahwa beberapa jenis pembelajaran memerlukan proses kognisi yang lebih daripada yang lain, tetapi memiliki manfaat- manfaat lebih umum. Dalam Taksonomi Bloom sebagai contoh, kemampuan melibatkan analisis, evaluasi dan mengkreasi dianggap berpikir tingkat tinggi (Pohl, 2000).
  • 3. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3.NO.2, DESEMBER 2009 16 Menurut Krathwohl (2002) dalam A revision of Bloom's Taxonomy: an overview - Theory Into Practice menyatakan bahwa indikator untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi meliputi: (1) Menganalisis • Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya • Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebua skenario yang rumit. • Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan (2) Mengevaluasi • Memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. • Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian • Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (3) Mengkreasi • Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu • Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah • Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya Stein dan Lane(1996) dikutip oleh Tony Thomson dalam Jurnal International Electronic Journal of Mathematics Education (2008) mendefinisikan berpikir tingkat tinggi adalah the use of complex, nonalgorithmic thinking to solve a task in which there is not a predictable, well-rehearsed approach or pathway explicitly suggested by the task, task instruction, or a worked out example Menurut Stein berpikir tingkat tinggi menggunakan pemikiran yang kompleks, non algorithmic untuk menyelesaikan suatu tugas, ada yang tidak dapat diprediksi, menggunakan pendekatan yang berbeda dengan tugas yang telah ada dan berbeda dengan contoh Senk,et al (1997) dikutip oleh Tony Thomson dalam Jurnal International Electronic Journal of Mathematics Education (2008) menjelaskan karakteristik berpikir tingkat tinggi sebagai : solving tasks where no algorithm has been taught, where justification or explanation are required, and where more than one solution may be possible Jadi berpikir tingkat tinggi adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas- tugas dimana tidak ada algoritma yang telah diajarkan, yang membutuhkan justifikasi atau penjelasan dan mungkin mempunyai lebih dari satu solusi yang mungkin Menurut Resnick (1987) yang dikutip oleh Laurance J. Splitter (1991) dalam “Teaching for Higher Order Thinking Skills” menjelaskan karakteristik Berpikir Tingkat Tinggi (higher-order thinking) adalah: non algorithmic.That is, the path of action is not fully specified in advance. tends to be complex. The total path is not “visible” (mentally speaking) from any single vantage point. Complexity – not in terms of degree of difficulty, but in terms of needing to be observed from a number of vantage points or perspectives. Here is a crucial feature of communal inquiry: forging, together, a more objective viewpoint than would normally be gained by any one individual; often yields multiple solutions, each with costs and benefits, rather that unique solutions. involves nuanced judgement and interpretation. involves the application of multiple criteria, which sometimes conflict with one another. often involves uncertainty. Not everything that bears on the task at hand is known. involves self-regulation of the thinking process. We do not recognise higher-order thinking in an individual when someone else “calls the plays” at every step.
  • 4. Lewy, Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir 17 involves imposing meaning, finding structure in apparent disorder. is effortful. There is considerable mental work involved in the kinds of elaborations and judgements required. Dari definisi-definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam penelitian ini mempunyai indikator sebagai berikut: 1. non algorithmic. 2. cenderung kompleks, 3. memiliki solusi yang mungkin lebih dari satu (open ended approach), 4. membutuhkan usaha untuk menemukan struktur dalam ketidakteraturan. c.Penelitian yang relevan Pengembangan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi sudah pernah diteliti oleh Jean Butkowski (1994) dalam tesisnya yang berjudul Improving Student Higher Order Thinking Skills in Mathematics untuk tingkat Sekolah Dasar kelas tiga, lima dan enam. Kesimpulannya adalah kemahiran siswa dalam strategi pemecahan masalah menjadi baik, tingkat keyakinan siswa dalam matematika . Selanjutnya oleh Raudenbush, Stephen W. dan kawan-kawan (1992) dalam penelitian yang berjudul Teaching for Higher-Order Thinking in Secondary Schools: Effects of Curriculum, Teacher Preparation, and School Organization. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pemahaman guru tentang kemampuan berpikir tingkat tinggi yang baik memberikan pengaruh yang signifikan untuk persiapan guru dalam mengajarkan materi pengembangan berpikir tingkat tinggi bagi siswanya METODOLOGI PENELITIAN a. Subjek Penelitian dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada semester genap tahun akademik 2008/2009. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang. Mereka berjumlah 22 orang, yang terdiri dari 7 orang laki-laki dan 15 orang perempuan. b. Metode dan Prosedur Penelitian Penelitian merupakan metode penelitian pengembangan atau development research tipe formative research (Tessmer,1999 dalam Zulkardi, 2002). Penelitian pengembangan sebagai jenis penelitian yang ditujukan untuk menghasilkan soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, melalui beberapa tahap, sebagai berikut: Low resistance to revision High resistance to revision Gambar 1 Diagram Alir Pengembangan Soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi (Zulkardi,2006) Expert Reviews reviserevise Small Group Field TestSelf Evaluation preliminary revise One-to-one
  • 5. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3.NO.2, DESEMBER 2009 18 1. Tahap Preliminary Pada tahap ini adalah menentukan tempat dan subjek penelitian dengan cara menghubungi Kepala Sekolah dan guru mata pelajaran matematika di sekolah yang akan dijadikan lokasi penelitian serta mengadakan persiapan-persiapan lainnya, seperti mengatur jadwal penelitian dan prosedur kerjasama dengan guru kelas yang akan dijadikan tempat penelitian. 2. Tahap Self Evaluation a. Analisis Pada tahap analisis ini, merupakan langkah awal penelitian pengembangan. Peneliti dalam hal ini akan menganalisis siswa, analisis materi, kurikulum dan literatur, yang sesuai dengan KTSP SMP dan tuntutan lingkungan. b. Desain Pada tahap ini, peneliti mendesain soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi pokok bahasan barisan dan deret bilangan. Desain produk ini sebagai prototype. Masing-masing prototype fokus pada tiga karakteristik yaitu : konten, konstruks dan bahasa. Tabel 1. Karakteristik yang menjadi fokus prototype Konten Soal-soal tes mengukur kemampuan berpikir kritis sesuai dengan: * Kompetensi Dasar * Indikator * Tujuan Pembelajaran Konstruk Soal sesuai dengan teori yang mendukung dan kriteria : *Mengembangkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi dan mengkreasi *Kaya dengan Konsep *Sesuai dengan level siswa kelas IX SMP *Mengundang pengembangan konsep lebih lanjut Bahasa * Sesuai dengan EYD * Soal Tidak berbelit belit * Soal tidak mengandung penafsiran ganda *Batasan pertanyaan dan jawaban jelas * Menggunakan bahasa umum Ketiga karakteristik ini divalidasi oleh pakar dan teman sejawat. Cara ini dikenal dengan teknik triangulasi. 2. Prototyping ( validasi, evaluasi dan revisi ). Pada tahap ini produk yang telah dibuat tadi akan dievaluasi. Dalam tahap evaluasi ini produk akan diujicobakan. Ada 3 kelompok uji coba ini : a. Expert Review dan One-to-one Hasil desain pada prototipe pertama yang dikembangkan atas dasar self evaluation diberikan pada pakar (expert review) dan seorang siswa (one-to-one) secara paralel. Dari hasil keduanya dijadikan bahan revisi. • Pakar ( expert judgement ) Pada tahap uji coba pakar disini atau biasanya disebut uji validitas, produk yang telah didesain akan dicermati, dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar-pakar tadi akan menelaah konten, konstruks dan bahasa dari masing-masing prototype. Pada tahap ini, tanggapan dan saran dari para validator tentang desain yang telah dibuat, saran-saran validator ditulis pada lembar validasi sebagai bahan merevisi dan menyatakan bahwa soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi tersebut telah valid. • one-to-one Pada tahap one-to-one ini, peneliti memanfaatkan seorang pelajar sebagai tester. Hasil komentar siswa akan digunakan untuk merevisi desain soal yang telah dibuat. b. Small Group (kelompok kecil ) Hasil revisi dari expert dan kesulitan yang dialami siswa saat uji coba pada prototipe pertama dijadikan dasar untuk revisi desain prototype pertama dinamakan prototipe ke dua. Kemudian hasilnya
  • 6. Lewy, Pengembangan Soal untuk Mengukur Kemampuan Berpikir 19 diujicobakan pada small group (5 orang siswa sebaya non subjek penelitian). Pada tahap ini akan diminta 5 orang siswa kelas IX Akselerasi SMPK Xaverius I Palembang untuk menyelesaikan soal yang telah didesain. Berdasarkan hasil hasil tes dan komentar siswa inilah produk direvisi dan diperbaiki. 3. Field Test ( Uji lapangan ) Saran-saran serta hasil uji coba pada prototipe ke dua dijadikan dasar untuk merevisi desain prototype kedua. Hasil revisi diujicobakan ke subjek penelitian dalam hal ini sebagai field test. Uji coba tahap ini produk yang telah direvisi tadi diujicobakan kepada siswa Kelas IX Akselerasi SMP Xaverius Maria Palembang yang menjadi subjek penelitian. c. Metode Pengumpulan Data Berdasarkan metode dan prosedur penelitian diatas, maka metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan tes tertulis Tes digunakan untuk memperoleh data tentang keefektifan atau memiliki potential effect dari soal-soal untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. Tes terdiri dari 13 soal berbentuk uraian/Essay yang mengacu pada indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi. Dalam penelitian ini, indikator berpikir tingkat tinggi yang digunakan adalah sebagai berikut : (1) Menganalisis • Menganalisis informasi yang masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya • Mampu mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario yang rumit. • Mengidentifikasi/merumuskan pertanyaan (2) Mengevaluasi • memberikan penilaian terhadap solusi, gagasan, dan metodologi dengan menggunakan kriteria yang cocok atau standar yang ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. • Membuat hipotesis, mengkritik dan melakukan pengujian • Menerima atau menolak suatu pernyataan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan (3) Mengkreasi • Membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang terhadap sesuatu • Merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah • Mengorganisasikan unsur-unsur atau bagian-bagian menjadi struktur baru yang belum pernah ada sebelumnya d. Teknik Analisis Data 1. Analisis data hasil tes. Data hasil tes untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dilihat dari skor yang diperoleh siswa dalam mengerjakan soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Skor yang diperoleh siswa, kemudian dihitung persentasenya untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi. Sistem penskoran tingkat kemampuan tersebut dibuat seperti pada tabel berikut : Tabel 2. Sistem penskoran tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa. Skor Kriteria 4 Tampak 3 deskriptor 3 Tampak 2 deskriptor 2 Tampak 1 deskriptor 1 Tampak 0 deskriptor Skor kemampuan berpikir tingkat tinggi dari masing-masing siswa adalah jumlah skor yang diperoleh sesuai dengan banyaknya deskriptor yang tampak pada saat menyelesaikan soal tes kemampuan berpikir tingkat tinggi. Skor maksimum adalah skor tertinggi (skor 4) dikalikan dengan jumlah soal (13 butir soal), skor maksimumnya adalah 13 x 4 = 52
  • 7. JURNAL 20 sedangk = 13, kemamp adalah interval Da untuk m setiap p kedalam kategori tingkat berpikir ditentuk T kemamp Nilai 43 33 23 13 HASIL a.Protot Validasi P diberika tanggap diperluk L PENDIDIK kan skor mi sehingga puan berpi 52 – 13 menjadi 4 ata hasil t menentukan pertemuan d m data kual i tingkat tinggi si r tingkat kan seperti p Tabel 3 puan berpik i siswa – 52 – 42 – 32 3 –22 L DAN PEM typing ( vali i pertama Pada vali an soal yan pannya untu kan. Dan se KAN MATEM inimumnya interval s kir tingkat = 39, pen selang deng tes kemud rata-rata sk dan kemudi litatif untuk kemampu iswa. Kat tinggi si pada tabel b Kate kir tingkat ti Tingkat ke berpikir tin sis Sanga Ba Cuk Kur MBAHASA idasi, evalu idasi perta ng telah did uk dilakuk ecara paralel MATIKA, VO adalah 13 skor rata-r t tinggi sis neliti memb gan rentang dian dianal kor akhir pa ian dikonve k menentuk uan berpi egori ting iswa terse berikut : gori ting inggi. emampuan ngkat tinggi swa at Baik aik kup rang AN uasi, revisi ) ama, pane desain, dimi an revisi b l dilakukan OLUME 3.NO x 1 rata swa bagi 10 lisis ada ersi kan ikir gkat ebut gkat i elis inta bila n uji cob pen on ber ke pro me ter dan par dir b.U So ber diu dar Pa me sec wa per O.2, DESEMB ba one to o nelitian ini ne to one a rinteraksi sulitan yan oses penge emberikan rsebut perlu Berdasa n Expert R ralel mak revisi, keput 1. Bebera diperb 2. Soal kemam digant memer tingka 3. Ditam menan menga Uji Coba sm oal-soal un rpikir tingk ujicobakan ri 5 orang alembang, d engerjakan cara berta aktu penge rtemuan. MBER 2009 one pada se i siswa yan adalah siswa untuk m ng mungk erjaan soal indikasi diperbaiki rkan one- Reviews yan ka prototip tusan revisi apa kesala baiki yang ku mpuan berp i denga rlukan kem t tinggi bah beberap nyakan ru analisis pola mall group ntuk meng kat tinggi pa pada small g siswa S iminta untu soal-soal ahap untuk rjaan sesu eorang sisw ng menjad a kelas X. melihat k kin terjadi al, sehingg apakah s atau tidak. -to-one ev ng diberika pe pertam i sebagai be ahan redak urang me pikir tingka an soal mampuan apa pertanya umus dar a gukur kem ada prototip l group yan SMPK Xav uk mengam yang d k mensim uai dengan wa. Pada i subjek Peneliti esulitan- selama a dapat soal-soal valuation n secara ma akan erikut ksi soal mancing at tinggi yang berpikir aan yang i hasil mampuan pe kedua ng terdiri verius I mati serta diberikan mulasikan banyak
  • 8. Ha pada p mendap revisi se Tabel 4 pembela keputus Saran dan k s Gambar dengan kuning p nomor 8 hitam pu agar leb c. Field So diujicob siswa k Maria P pada 2 k Pe member telah v pertama dengan sebanya berlangs jumlah asil small g prototipe patkan pro ebagai berik . Saran vali ajaran pada san langkah Validator komentar siswa r segitiga latar pada soal 8 sebaiknya utih saja bih fokus d Test ( Uji l oal-soal p bakan pada kelas IX A Palembang. kali pertemu engumpulan rikan soal-s valid secar a berlangsu jumlah ak 8 soal sung selam soal 5 soa Le Gambar 3 group dan dua di ototipe ketig kut : idator terha a prototipe tindakan re Keputu a Gambar diganti segitiga lapangan ) pada prot a subjek pe Akselerasi S . Soal-soal uan. n data soal prototip ra bertahap ung selam soal yan dan pert ma 120 m al.Setiap sis ewy, Pengem 3. Komentar expert revi revisi un ga. Keputu adap perang kedua se evisi usan revisi segitig denga hitam putih totipe ket enelitian ya SMP Xaver itu diberik dengan c pe ketiga ya p. Pertemu a 120 me ng diberik emuan ked menit deng swa menjaw mbangan So r siswa (sm iew ntuk usan gkat erta ga an h tiga aitu rius kan cara ang uan enit kan dua gan wab per ter yan tin me per dal kat tin tin ter dil Ta kem In S 4 3 2 1 Ju R ra Pe me oal untuk M all group ev rtanyaan p rsedia dan ng ditentuk Data ha ngkat ting enentukan r rtemuan da lam data tegori tin ngkat tingg ngkat kemam rsebut selam lihat sebaga abel 5. mampuan b nterval kor Fr 3 – 52 4 3 – 42 11 3 – 32 7 3 –22 0 umlah 22 Rata- ata Sumbe embahasan Dari has engukur k Mengukur Ke valuation) pada lemb dikumpulk an selesai. asil tes ke gi siswa rata-rata nila an kemudian kualitatif u ngkat kem gi siswa. A mpuan berp ma dilakuka ai berikut.: Distribusi berpikir ting ekuensi P (% 1 50 3 0 2 10 3 er : Hasil an sil analisis kemampuan Kemampuan bar jawaba kan setelah emampuan dianalisis ai akhir pad n dikonver untuk men mampuan Adapun pe pikir tingka an tes 2 ka skor gkat tinggi s Persentase %) 8,18 0,00 1,82 00 5.59 nalisi peneli data tes so berpikir Berpikir 21 an yang h waktu berpikir s untuk da setiap sikan ke nentukan berpikir ersentase at tinggi ali, dapat rata-rata siswa Kategori Sangat Baik Baik Cukup Kurang baik iti, 2009 oal untuk tingkat
  • 9. JURNAL 22 tinggi s dan der 4 siswa kategori tingkat t ( 50,00 memilik dengan keseluru 22 sisw berpikir baik. Da pertemu analisis besar s informa atau m bagian pola ata serta m akibat d telah m pertanya Ke mengev telah L PENDIDIK siswa pada ret bilangan a ( 18,18 % i memili tinggi sanga 0 % ) te ki kemampu kategori uhan ada 15 wa yang tel r tingkat ari hasil uan ini dike siswa sud siswa telah asi yang m menstrukturk yang lebih au hubunga membedakan dari sebuah mampu meng aan. emampuan valuasi dala mampu KAN MATEM a pokok ba n dapat dik % ) yang te ki kemamp at baik, dan ermasuk da uan berpikir baik. Ini 5 siswa ( 6 ah memilik tinggi den tes dalam etahui bahw dah cukup b h mampu masuk dan kan inform h kecil unt annya, mam n faktor p skenario y gidentifikas sisw am kategor memberika MATIKA, VO ahasan bari ketahui bah rmasuk dal puan berpi n ada 11 sis alam kateg r tingkat tin berarti sec 8,18 % ) d ki kemampu ngan kateg m dua k wa kemampu baik, sebag menganal membagi-b asi ke dal tuk mengen mpu mengen penyebab d yang rumit d si/merumusk a dal ri baik. Sis an penila OLUME 3.NO isan hwa lam ikir swa gori nggi cara dari uan gori kali uan gian lisis bagi lam nali nali dan dan kan lam swa aian ter den ata nil jug me wa me beb kem pem me den yan Sis ata me ma un bar Be sis So Te bil Jaw O.2, DESEMB rhadap solu ngan meng au standar lai efektivi ga telah engkritik alaupun de emasukkan berapa s mampuan mbuktian in Soal ya enimbulkan ngan cara ng baru da swa dapat m au cara erancang su asalah dan nsur atau ba ru yang belu erikut adala swa oal 3 entukan rum langan 6,12 waban sisw MBER 2009 usi, gagasan ggunakan k yang ada itas atau m mampu m dan mela ngan cara beberapa v siswa ya mengev nduktif ang diberik kemamp membuat alam meny membuat ge pandang uatu cara un n mengorg agian-bagia um pernah a ah beberapa mus suku 2,20,30,42,5 a: an, dan me kriteria yan untuk mem manfaatnya membuat h akukan p pengujian variabel uji ang mem valuasi kan juga puan me beberapa yelesaikan m eneralisasi s terhadap ntuk menye ganisasikan an menjadi ada sebelum a soal dan ke n da 56,72... etodologi ng cocok mastikan a. Siswa hipotesis, engujian dengan i. Hanya mpunyai dengan berhasil engkreasi strategi masalah. suatu ide sesuatu, elesaikan unsur- struktur mnya. jawaban ari pola
  • 10. Da bahwa dam menemu Soal 8. (a). Cob bilangan segitiga ari berbaga siswa tela mengemban ukan pola d ba kamu s n 1, 3, 6, a! Le Gambar ai jawaban ah mampu ngkan str dan menemu selidiki me 10, 15,... d ewy, Pengem r 4. Hasil ja siswa terli menganal rategi un ukan rumus ngapa bari disebut bari mbangan So awaban sisw ihat lisis ntuk isan isan (b) seg bah ber oal untuk M wa soal 3 ) Jika rum gitiga adala hwa jumla rdekatan ad Mengukur Ke mus suku k ah Un = n ah dua suk dalah (n+1)2 Kemampuan ke n suatu 2 )1( +nn . Tu ku barisan 2 Berpikir 23 barisan unjukkan segitiga
  • 11. JURNAL 24 Jawaban L PENDIDIK n Siswa: KAN MATEM G MATIKA, VO ambar 6. Ha OLUME 3.NO asil jawaban O.2, DESEMB n siswa soa MBER 2009 al 8
  • 12. Soal 9. (a). Da pada ba Un = Jawaban Da menyele diketahu mengev argumen dapat di untuk m Kemam dan me dalam dikreasi apatkah kam arisan aritma = Sn – Sn-1? n Siswa: ari jawa esaikan soa ui bahw valuasi rum n walaupu ipahami kar membuktikan mpuan sisw enggeneralis beberapa i siswa berik Le mu membu atika berlak Ga aban si al nomor 8 wa sisw mus dan un secara rena siswa n rumus sec a memecah sasi rumus contoh s kut ini ewy, Pengem uktikan bah ku persamaa ambar 7 Has swa un dan nomo wa mam memberik deduktif. kurang dila cara indukti hkan masa juga terli strategi ya mbangan So hwa an (b) po geo sil jawaban ntuk or 9 mpu kan Ini atih if. alah ihat ang So ma me ber me ber Be un seb oal untuk M ). Apakah in (a) jug ometri? siswa soal oal 12 Dalam r anajer, sekr engitari me rapa cara ereka jika rsebelahan eberapa str ntuk menjaw bagai beriku Mengukur Ke rumus yan ga berla 9 rapat direks retaris dan eja besar penempat a sekretar dengan man ategi yang wab pertany ut: Kemampuan ng dimaksu aku untuk si suatu peru n 4 stafnya yang bul tan tempat ris selalu najernya? g digunaka yaan tersebu Berpikir 25 ud pada barisan usahaan, a duduk at. Ada t duduk duduk an siswa ut adalah
  • 13. JURNAL 26 L PENDIDIKKAN MATEMMATIKA, VOOLUME 3.NOO.2, DESEMBMBER 2009
  • 14. KESIM a. K 1. Pr dike prak peni sem berd baha uji men baik 2. Ber dipe soal pote tes sisw ini berp b. S 1 Bag deng diha mem ting MPULAN D Kesimpula rototype p embangkan ktis. Valid ilaian vali mua valida dasarkan k asa dan pra coba, dim nggunakan k. rdasarkan eroleh bahw l yang dikem ensial efek, kemampuan wa dengan termasuk pikir tingkat Saran gi siswa da gan me arapkan da mbiasakan gi, meni Le Ga DAN SARA an perangkat dikategorik d tergamba idator, dim ator meny konten, ko aktis tergam mana semua perangkat proses p wa prototy mbangkan t hal ini terl n berpikir nilai 35,59 memiliki t tinggi kate alam belaja enggunakan apat termot diri berp ingkatkan ewy, Pengem ambar 8 Ha AN soal ya kan valid d ar dari ha mana ham yatakan b onstruks, d mbar dari ha a siswa da soal deng pengembang ype perang telah memi lihat dari ha tingkat tin 9 dimana n kemampu egori baik. ar matemat n soal-s tivasi un pikir ting kemampu mbangan So asil jawaban ang dan asil mpir baik dan asil apat gan gan gkat liki asil nggi nilai uan tika soal ntuk gkat uan 2 3. DA Ak of Ak To Do oal untuk M n siswa soal berpikir bahasan b Bagi gur mengguna dibuat pad deret bilan memperka sehingga d kemampu siswa matematik Bagi pembelaja sebagai mengkaji soal-soal matematik upaya me tingkat tin AFTAR P kker, J.v.d. Developm kker (Ed) ools in ordrecht: Mengukur Ke 12 tingkat tin arisan dan d ru matema akan perang da pokok b ngan, sebag aya varia dapat digun an berpik terhadap ka. peneliti aran ini d bahan per lebih me dalam ka di sekola engukur ke nggi siswa. PUSTAKA 1999. Princ ment Resea . Design Education Kemampuan nggi pada deret bilang atika, aga gkat soal ya bahasan bar gai alternat asi pemb nakan untuk kir tingkat pemb lain, p dapat diper ertimbangan endalam m m pemb ah menenga emampuan A ciples and M arch. Dalam Approach and T Berpikir 27 a pokok gan. r dapat ang telah risan dan if dalam belajaran k melatih t tinggi belajaran erangkat rgunakan n untuk mengenai belajaran ah dalam berpikir Methods m J.v.d hes and Training.
  • 15. JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA, VOLUME 3.NO.2, DESEMBER 2009 28 Kluwer Academic Publishers. Bloom. 1964.Taxonomy of Educational Objectives: Handbook I: Cognitive Domain Butkowski, Jean. 1994. Improving Student Higher Order Thinking Skills in Mathematics. Tesis, Educational Resources Information Center Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Pengembangan Kurikulum (Buku Suplemen Kurikulum CI/BI) Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa _____________.2007. Penatalaksanaan Psikologi Program Akselerasi Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa ____________. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. Fadjar Shadiq,M.App Sc,Laporan Hasil Seminar dan Lokakarya Pembelajaran Matematika 15-16 Maret 2007 di P4TK (PPPG) Matematika Yogyakarta Forehand,M .2005. Bloom Taxonomy: Original and Revised tersedia di http://www.coe.uga.edu/epltt/bloom.html (diakses tanggal 30 Desember 2008) Krathwohl, Bloom & Masia.1964.The Taxonomy of Educational Objectives: Handbook II Krathwohl, D. R. 2002. A revision of Bloom's Taxonomy: an overview - Theory Into Practice,College of Education, The Ohio State University Learning Domains or Bloom's Taxonomy: The Three Types of Learning, tersedia di www.nwlink.com/~donclark/hrd/bloom.htm l Pohl . 2000. Learning to Think, Thinking to Learn: tersedia di www.purdue.edu/geri Raudenbush, Stephen W.1992.Teaching for Higher-Order Thinking in Secondary Schools: Effects of Curriculum, Teacher Preparation, and School Organization. Center for Research on the Context of Secondary School Teaching. Office of Educational Research and Improvement (ED), Washington, DC .Thompson,Tony. Mathematics Teachers’ Interpretation of Higher Order Thinking In Bloom Taxonomy, International Electronic Journal of Mathematics Education Volume 3, Number 2, July 2008 tersedia di www.iejme.com Zulkardi. 2002. Developing a Learning Environment on Realistic Mathematics Education for Indonesian student teachers. Disertasi. (http://projects.edte.utwente.nl/cascade/imei /dissertation/disertasi.html. (diakses tanggal 10 Desember 2008) _______. 2006. Formatif Evaluation : What, Why, When, and How. (On Line). Tersedia : http://www.geocities.com/zulkardi/books.ht ml. (diakses : 14 Desember 2008