SlideShare a Scribd company logo
1 of 43
Komponen Penilaian Pengembangan Perangkat (UMUM)
No Komponen Bobot
1 Lembar Kerja
a. LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
b. LK. 2.2 Menentukan Solusi
c. LK 2.3 Perangkat Pembelajaran
d. LK 2.4 Instrumen Evaluasi
20%
20%
40%
10%
2 Kehadiran dan Keaktifan 10 %
Nama : SRI KURNIATI
Nama Instansi : SMPN 1 WANASALAM
Lembar Kerja dan Rubrik Penilaian Pengembangan Perangkat (UMUM)
Langkah 4 Eksplorasi Alternatif Solusi
LK 00a EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI – kajian literatur (tidak disubmit)
No. Kategori Penyebab Masalah
Judul Bahan/ Sumber bacaan Hal penting yang diperoleh dari bacaan
(1) (2) (3) (4)
1 Pembelajaran guru
monoton (Metode)
Supriyati, T. (2020). Peningkatan
Hasil Belajar Melakukan Operasi Aljabar
Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui
Metode Pembelajaran Discovery
Learning Siswa Kelas VIII F SMP Negeri
2 Kecamatan Ponorogo. Jurnal Refleksi
Pembelajaran (JRP), 5(3), 56-63
Ana, N. Y. (2018). Penggunaan
model pembelajaran discovery learning
dalam peningkatan hasil belajaran siswa
di sekolah dasar. Jurnal Imiah
Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1).
Dinandar. (2014). Pengaruh model
pembelajaran berbasis masalah (PBM)
terhadap kemampuan berpikir kritis
matematis siswa di SMK Dharma Karya
Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Discovery Learning adalah sebuah model
pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu
siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci
suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif
siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa
pembelajaran sejati terjadi melalui personal
discovery(penemuan pribadi)
Tujuan pembelajaran melalui penerapan
Discovery Learning adalah :
1. Memperbesar dasar pengetahuan siswa;
2. Menciptakan berbagai kemungkinan untuk
invention(pen-ciptaan) dan discovery(penemuan);
3. Menu-mbuhkan rasa bertanggungjawab terhadap
perolehan belajar dalam memecahkan masalah
Langkah Pembelajaran Discovery Learning:
1) Guru menginformasikan permasalahan materi ajar;
2) Pemahaman struktur/ide oleh siswa;
3) Pemecahan permasalahan dengan menemukan
sendiri (melakukan praktik atau latihan);
4) Menyodorkan pertanyaan kepada siswa sampai
pada ide-ide sendiri mendes-kripsikan temuannya
dalam ringkasan ( Supriyati, 2020).
Adapun kelebihan discovery learning menurut
Yuliana 2018, Kelebihan pada model discovery
learning adalah sebagai berikut:
a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan
meningkatkan keterampilan‐keterampilan dan
proses‐proses kognitif,
b) Model ini memungkinkan siswa berkembang
dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya
sendiri,
c) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa,
karena unsur berdiskusi,
d) Mampu menimbulkan perasaan senang dan bahagia
karena siswa berhasil melakukan penelitian, dan
e) Membantu siswa menghilangkan skeptisme
(keragu‐raguan) karena mengarah pada kebenaran
yang final dan tertentu atau pasti.
Sementara itu kekurangan model ini adalah sebagai
berikut
1) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran
untuk belajar. Bagi siswa yang kurang memiliki
kemampuan kognitif yang rendah akan mengalami
kesulitan dalam berfikir abstrak atau yang
mengungkapkan hubungan antara konsep‐konsep,
yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan frustasi
2) Model ini tidak cukup efisien untuk digunakan
dalam mengajar pada jumlah siswa yang banyak
hal ini karena waktu yang dibutuhkan cukup lama
untuk kegiatan menemukan pemecahan masalah.
3) Harapan dalam model ini dapat terganggu apabila
siswa dan guru telah terbiasa dengan cara lama.
Dan
4) Model pengajaran discovery ini akan lebih cocok
dalam pengembangkan pemahaman, namun aspek
lainnya kurang mendapat perhatian.
Indarwati, D., Wahyudi, W., &
Ratu, N. (2014). Peningkatan
kemampuan pemecahan masalah
matematika melalui penerapan problem
based learning untuk siswa kelas V
SD. Satya Widya, 30(1), 17-27.
Menurut Nurbaiti dalam Dinandar (2014) Problem
based learning (PBL) merupakan suatu model
pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai titik awal
dalam memulai pembelajaran dan dirancang sebagai
pembelajaran yang menuntut siswa untuk memperoleh
kemampuan menyelesaikan masalah, kemandirian dan
memiliki skill pertisipasi yang baik guna mendapatkan
suatu pengetahuan baru.
Menurut Indarwati (2014), langkah-langkah
pelaksanaan metodeProblem Based Learning, dapat
dilakukansebagai berikut:
a. Perencanaan, yangmecakup beberapa hal seperti
mempersiap-kan siswa untuk dapat berperanself-
directedproblem solversyang dapat
berkolaborasidengan pihak lain, menghadapkan
siswa pada suatu situasi yang dapat mendorong
merekauntuk mampu menemukan
masalahnya,danmeneliti hakikat permasalahan yang
dipersiap-kan sambil mengajukan dugaan-dugaan
sertarencana penyelesaian masalah,
b. Penyeli-dikan, meliputi kegiatan
mengeksplorasiberbagai cara menjelaskan kejadian
sertaimplikasinya dan mengumpulkan serta men-
distribusikan informasi,
c. Penyajian hasilyaitu menyajikan temuan-temuan
d. Tanyajawab/diskusi yang meliputi kegiatan mengu-ji
kelemahan dan keunggulan solusi yangdihasilkan,
dan melakukan refleksi atas efek-tivitas seluruh
pendekatan yang telah diguna-kan dalam
penyelesaian masalah.
Adapun menurut Indarwati (2014), Kelebihan
dariProblem Based Learningsebagai berikut:
1) Realistik dengan kehidup-an siswa,
2) Konsep sesuai dengan kebutuh-an siswa,
3) Memupuk sifat inquiry siswa,
4) Retensi konsep menjadi kuat,
5) Memu-puk kemampuan pemecahan masalah.
Kekurangan dariProblem BasedLearning sebagai
berikut:
1) Perlu persiapanpembelajaran (alat, problem,
konsep) yangkompleks,
2) Sulitnya mencari problem yangrelevan,
3) Sering terjadi miss-konsepsi,
4) Memerlukan waktu yang cukup panjang.
2 Guru masih belum
mengoptimalkan
pemanfaatan digital
kepada siswa seperti
penggunaan proyektor,
komputer dalam
pelaksanaan pembelajaran
di kelas
( Media )

Menurut Wena ( 2016 ) Menurut Wena (2016) bahwa media
pembelajaran merupakan satu komponen penting dari
strategi penyampaian pembelajaran yang diberi oleh
guru. Sehingga pembuatan dan pemanfaatan media
berbasis IT harus dikuasai oleh guru untuk melengkapi
strategi penyampaian materi pada pembelajaran yang
dianggap sulit bagi siswa.
Tinjauan Pustaka
Ana, N. Y. (2018). Penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam peningkatan hasil belajaran siswa di sekolah dasar. Jurnal Imiah
Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1).
Dinandar. (2014). Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa di SMK Dharma
Karya Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Indarwati, D., Wahyudi, W., & Ratu, N. (2014). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan problem based learning
untuk siswa kelas V SD. Satya Widya, 30(1), 17-27.
Supriyati, T. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Melakukan Operasi Aljabar Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Pembelajaran
Discovery Learning Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Kecamatan Ponorogo. Jurnal Refleksi Pembelajaran (JRP), 5(3), 56-63.
LK 00b EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI -wawancara pakar (tidak disubmit)
No. Kategori Penyebab Masalah Wawancara dengan sejawat/ pakar*) Simpulan wawancara
(1) (2) (3) (4)
1 Metode
Hasil wawancara dengan pakar
Ishak, S,P.d Ketua MGMP Matematika Wilbi
06 Lebak : Untuk meningkatkan motivasi siswa
untuk belajar bisa menggunakan model
pembelajaran Discovery Learning atau PBL
Pentingnya penggunaan model
pembelajaran dalam penyampaian materi.
2 Media
Hasil wawancara rekan sejawat
Muji Lestari, S.Pd. guru matematika Smpn 1
Wanasalam : Ketika guru menggunakan media
pembelajaran berbasis IT para siswa akan
antusias mengikuti pembelajaran
Pentingnya penggunaan media berbasis IT
dalam penyampaian materi.
Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 00
LK 00a dn 00b merupakan log atau jurnal baca serta log wawancara yang membantu mahasiswa memetakan alternatif-alternatif solusi dari
permasalahan yang telah diidentifikasi. LK ini tidak wajib untuk dikumpulkan/ disubmit namun merupakan langkah wajib untuk dilakukan sebelum
mahasiswa dapat mengisi LK selanjutnya.
Berikut petunjuk pengisian kolom-kolom LK 00a dan 00b
Kolom (2) diisi kategori penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran.
Ketiganya merupakan aspek yang dapat guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas. Contoh, jika dalam tahap identifikasi
masalah ditemukan bahwa (1) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan
menjawab pertanyaan terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (2) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca
(minat membaca kurang) bisa jadi disebabkan pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik, bisa
juga karena pilihan metode pembelajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.
Kolom (3) diisi dengan judul bahan/ sumber bacaan. Atau deskripsi wawancara dan pertanyaan kunci
Kolom (4) LK 00a diisi poin-poin utama bahan/ sumber bacaan. Poin-poin utama ini dapat diperoleh dengan cara menyiapkan pertanyaan-pertanyaan
sebelum atau saat membaca (What, who, when, where, why, dan how). Apa tiga poin utama yang disampaikan penulis? Apa langkah utama metode
ini? Apa saja yang diperlukan untuk membuat …? Mengapa metode ini sesuai? dll. Untuk log wawancara LK 00b, tuliskan poin simpulan dari
wawancara
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Masalah dalam
Pembelajaran
Penyebab
Masalah
Kategorisasi
Masalah
Alternatif
Solusi
Kelebihan Kekurangan Mitigasi
(1) (2)
(3) (4)
(5) (6) (7)
Materi Media
Metode/
Strategi
Lainnya
Motivasi belajar
siswa rendah
pada materi
operasi aljabar
Pembelajaran guru
yang monoton
V 1. Penggunaan
metode
Dscovery
Learning
Kelebihan pada
model discovery
learning adalah
sebagai berikut:
a) Membantu siswa
untuk
memperbaiki dan
meningkatkan
keterampilan‐
keterampilan dan
proses‐proses
kognitif.
b) Model ini
memungkinkan
siswa berkembang
dengan cepat dan
sesuai dengan
kecepatannya
sendiri,
Kekurangan model ini
adalah sebagai berikut
1) menimbulkan asumsi
bahwa ada kesiapan
pikiran untuk belajar.
Bagi siswa yang
kurang memiliki
kemampuan kognitif
yang rendah
2) .Tidak cukup efisien
untuk digunakan dalam
mengajar pada jumlah
siswa yang banyak hal
ini karena waktu yang
dibutuhkan cukup lama
untuk kegiatan
Cara mengatasi kekurangannya
:
1) Membagi sama rata dalam
kelompok yang
berkemampuan lebih dan
yang kurang dicampur agar
yang kemampuannya
kurang bisa di bimbing oleh
yang kemampuannya lebih.
2) Di buat pengelompokan
c) Meningkatkan
tingkat
penghargaan
pada siswa,
karena unsur
berdiskusi,
d) Mampu
menimbulkan
perasaan senang
dan bahagia
karena siswa
berhasil
melakukan
penelitian, dan
e) Membantu siswa
menghilangkan
skeptisme (keragu‐
raguan) karena
mengarah pada
kebenaran yang
final dan tertentu
atau pasti.
menemukan pemecahan
masalah.
2. Problem
Based Learning
( PBL )
Kelebihan dariProblem
Based Learningsebagai
berikut:
a) Realistik dengan
kehidup-an siswa,
Kekurangan dariProblem
BasedLearning sebagai
berikut:
a) Perlu
persiapanpembelajaran
(alat, problem,
b) Konsep sesuai
dengan kebutuh-an
siswa,
c) Memupuk sifat
inquiry siswa,
d) Retensi konsep
menjadi kuat,
e) Memu-puk
kemampuan
pemecahan
masalah.
konsep)
yangkompleks,
b) Sulitnya mencari
problem yangrelevan,
c) Sering terjadi miss-
konsepsi,
d) Memerlukan waktu
yang cukup panjang.
Guru masih
belum
mengoptimalk
an
pemanfaatan
digital kepada
siswa seperti
penggunaan
proyektor,
komputer
dalam
pelaksanaan
pembelajaran
di kelas
Kurangnya
pengetahuan dan
pemahaman guru
terhadap IT
V Kelebihan dari media
pembelajaran berbasis
IT
1. Gambar-gambar
dapat lebih mudah
digunakan dalam
proses mengajar
2. Mudah
mengaksesnya
untuk mencari
informasi yang
dibutuhkan
3. Media yang
lengkap
menyediakan
banyak informasi
dapat membuat
kelas interaktif dan
membuat proses
Kekurangan dari media
pembelajaran berbasis IT
1. Sering terjadi penyalah
gunaan teknologi
2. Membuat siswa kurang
terampil dalam
melakukan praktek
langsung
Cara mengatasi kelemahannya
1. Menggunakan teknologi
sesuai kebutuhan
2. Membawa siswa praktek
langsung ke dunia nyata
belajar mengajar
lebih
menyenangkan
4. Dapat
menampilkan
tampilan audio
maupun visual
yang jelas
Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1
Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari sejumlah masalah
yang telah ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.
Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya. Kategorikan
penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek
yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel.
Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama. Sebaliknya, satu
permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahasiswa PPG Dalam Jabatan
mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan
menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca
(minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan)
yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran
yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.
Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta siswa
membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum
mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus
melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi dan/ atau metode pembelajaran.
Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi
waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada
kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat
juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa
dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi
dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah).
Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar,
seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan
baik, siswa yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau
media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.
Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan fasilitas,
pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat
memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak
tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep
tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian
materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar,
realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki
potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.
Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui
penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai
maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu rasa
ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode
pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta
dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama.
Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang
diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
Rubrik Penilaian LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi
Narasi
Penilaia
n
Tidak
mengerj
akan
LK
Tidak lengkap
dalam
pengisian
kolom
Mengerjakan
seluruh kolom
namun terdapat
ketidaksesuaian
antara masalah
dan solusi
(meskipun
evaluasi cukup
baik)
Mengerjakan
seluruh kolom
namun kurang
tajam dalam
evaluasi
alternatif-
alternatif
solusi
Mengisi seluruh kolom LK
2.1 dengan CUKUP BAIK
dilihat dari indikator:
● kesesuaian antara
masalah/akar masalah,
dan alternatif solusinya
● ketajaman evaluasi
kekuatan, kelemahan,
dan mitigasi
Mengisi seluruh kolom LK 2.1
dengan SANGAT BAIK
dilihat dari indikator:
● kesesuaian antara
masalah/akar masalah, dan
alternatif solusinya
● ketajaman evaluasi
kekuatan, kelemahan, dan
mitigasi
Rentang
Nilai
0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Langkah 5 Penentuan Alternatif Solusi
LK 2.2 Menentukan Solusi
Masalah yang dipilih
untuk diatasi
Penyebab Masalah Solusi yang dipilih Deskripsi Kelebihan Kekuarangan Mitigasi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Tuliskan 1 persoalan
yang paling urgent
yang telah
Tuliskanlah apa
penyebab setiap
Tuliskan solusi
yang dipilih
dari beberapa
Jelaskan
singkat solusi
yang dipilih
Apakah
kelebihan
Apakah
kelemahan dari
Rencana
mitigasi
diidentifikasi
sebelumnya.
masalah yang
diidentifikasi.
alternatif yang
sebelumnya
telah
didiskusikan
dari solusi
yang dipilih
solusi yang
dipilih
kelemahan
solusi
Rubrik Penilaian LK 2.2 Menentukan Solusi
Narasi
Penilaia
n
Tidak
mengerj
akan LK
Tidak lengkap
dalam
pengisian
kolom
Mengerjakan
seluruh kolom
namun terdapat
kelemahan di
dua indikator
Mengerjakan
seluruh
kolom
namun
terdapat
kelemahan di
satu
indikator
Mengisi seluruh kolom LK 2.2
dengan CUKUP BAIK dilihat
dari indikator:
● kesesuaian antara
masalah/akar masalah, dan
solusi yang dipilih
● kejelasan deskripsi solusi
● ketajaman evaluasi kekuatan,
kelemahan, dan mitigasi
Mengisi seluruh kolom LK 2.2 dengan
SANGAT BAIK dilihat dari indikator:
● kesesuaian antara
masalah/akar masalah, dan
solusi yang dipilih
● kejelasan deskripsi solusi
● ketajaman evaluasi kekuatan,
kelemahan, dan mitigasi
Rentang
Nilai
0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Langkah 6 Pembuatan Rencana Aksi
Perangkat Pembelajaran Inovatif
Tujuan Bukti penilaian Kegiatan belajar dan asesmen formative
(1) (2) (3)
Apa hasil yang
diinginkan?
Tujuan ini diturunkan dari
CP/ KD dokumen
kurikulum dan dikaitkan
dengan permasalahan
yang diidentifikasi.
Apakah bukti penilaian yang harus ada
untuk membuktikan bahwa siswa telah
mencapai/ menuju tujuan pembelajaran?
Kegiatan atau aktivitas apa yang secara bertahap dapat membantu
siswa memberikan bukti penilaian dan mencapai tujuan
pembelajaran?
Kegiatan atau aktivitas apa yang dilakukan guru (dan siswa)
untuk mengetahui hambatan siswa dan memantau ketercapaian
tujuan?
Petunjuk Pengisian/ Penjelasan Perangkat Pembelajaran Inovatif
Perangkat Pembelajaran Inovatif berisi desain atau rancangan perangkat pembelajaran yang berfokus pada tiga komponen utama yaitu tujuan,
bukti penilaian, dan kegiatan belajar termasuk di dalamnya asesmen formatif. Rancangan ini disusun berdasar backward design dalam konsep
Understanding by Design (UbD) dalam bahan bacaan MK ini.
Kolom (1) Tujuan
Kolom (1) diisi dengan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari CP atau KD (sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah untuk jenjang
tertentu). Perumusan tujuan sebaiknya mencakup dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi. Perumusannya dapat dilakukan dengan tiga
cara. Pertama, merumuskan langsung berdasar CP. Kedua, merumuskan dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi. Ketiga, merumuskan
lintas CP. Contoh alternatif perumusan dapat dilihat pada lampiran Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan
Dasar, dan Menengah yang dapat diakses di tautan berikut https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn-
dan-Asesmen.pdf .
Untuk perumusan tujuan, mahasiswa dapat menggunakan: (1) taksonomi Bloom yang telah diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl (2001), (2)
teori tentang 6 bentuk pemahaman/ understanding oleh McTighe dan Wiggins (2005), dan (3) taksonomi Marzano (2000). Mahasiswa juga dapat
mengkombinasikan atau menggunakan taksonomi lain, selama sesuai dengan kondisi/ karakteristik mata pelajaran, materi ajar, siswa dan lingkungan
belajar.
Taksonomi Bloom, Bentuk Pemahaman Wiggins and McTighe, dan Taksonomi Marzano
Bloom (Anderson and Krathwol, 2001) McTighe and Wiggins (2005) Marzano (2000)
Mengingat Mampu Menjelaskan Mengenali dan Mengingat Kembali
Memahami Mampu menafsirkan Pemahaman
Mengaplikasikan Mampu Menerapkan Analisis
Menganalisis Memiliki Perspektif Pemanfaatan Pengetahuan
Mengevaluasi Memiliki Empati Metakognisi
Menciptakan Memiliki Pengetahuan diri Sistem diri
catatan: 6 bentuk pemahaman Tighe dan Wiggins bukan taksonomi yang hirarkis
Dalam kerangka UbD, pemahaman atau Understanding (dalam enam bentuknya) merupakan capaian belajar yang diharapkan. Namun perlu dicatat,
bentuk pemahaman yang diharapkan tidaklah sama untuk setiap mata pelajaran atau jenjang. Pada pelajaran Matematika misalnya, kemampuan
aplikasi, interpretasi, dan menjelaskan menjadi bentuk pemahaman materi yang paling alami, sesuai bidang. Sedangkan pada bidang keilmuan sosial,
kemampuan menunjukkan empati, dan perspektif dapat juga dimasukkan/ ditambahkan sebagai bukti pemahaman jika perlu. Pada konteks SMK yang
menitikberatkan pada praktik di bengkel atau laboratorium, tentunya bukti pemahaman yang ditargetkan akan berbeda. Contohnya ketrampilan untuk
menghaluskan sebuah produk/ alat/ benda tentunya menekankan pada aspek penerapan. Sejumlah ketrampilan bahkan tidak hanya menekankan pada
aspek kognitif tetapi juga aspek motorik dan aspek afektif secara proporsional, tergantung pada konteks pembelajaran. Untuk lebih mengetahui
tentang keenam bentuk pemahaman dalam UbD, silakan membaca Bab 2 dari Bahan bacaan MK ini.
Saat penyusunan tujuan atau hasil yang diinginkan dan alur pencapaiannya untuk suatu sesi pembelajaran, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan
persoalan konkret yang telah ditemui selama menjadi guru dan yang terkini, ketika mahasiswa melakukan observasi pembelajaran pada tahap
identifikasi masalah. Mahasiswa perlu menganalisis CP dengan melihat kondisi atau konteks pembelajaran yang khas dari setiap kelas seperti alokasi
waktu/ JP, luasan cakupan materi, kemampuan siswa, serta keberagaman dalam kelas.
Misalnya cakupan materi dalam rumusan tujuan pembelajaran dapat disederhanakan atau dibagi ke dalam beberapa sesi pembelajaran jika pada
observasi ditemukan persoalan ketidaktuntasan aktivitas yang berakar pada jumlah materi yang terlalu banyak. Atau, jika teridentifikasi bahwa siswa
belum dapat mengaplikasikan sebuah konsep, teori, atau ketrampilan (misal menghitung volume, menjelaskan gaya, menulis, berenang) maka guru
perlu merumuskan alur kegiatan pembelajaran dalam satu sesi dengan lebih bertahap dari yang mudah ke yang sulit atau dengan sedikit demi sedikit
mengurangi bantuan. Di titik ini, kemampuan untuk menyusun alur pencapaian tujuan pembelajaran menjadi sangat penting. Bagaimana caranya
agar siswa mencapai hasil/ tujuan akhir yang diharapkan, langkah apa sajakah yang diperlukan, bagaimana urutannya.
Kolom (2) Bukti pemahaman/ penilaian
Kolom (2) diisi dengan bukti penilaian yang dapat digunakan untuk menakar, mengevaluasi atau memvalidasi apakah siswa telah mencapai tujuan/
hasil yang diharapkan yaitu pemahaman. Kolom ini berisi bentuk penilaian kinerja dan bentuk penilaian lain. Draft kisi-kisi dan rubrik penilaian
dapat disertakan di lembar terpisah.
Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa mencapai pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya dalam satu
atau beberapa jenis pemahaman. Dalam tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/ kinerja otentik dan bukti lain apa peserta
didik akan mendemonstrasikan pemahaman/ pencapaian hasil (tujuan) yang diinginkan? dan Dengan kriteria apa kinerja dan bukti lain tersebut akan
dinilai?
Yang dimaksud dengn kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan keterampilan atau kemampuan yang diharapkan. Misalnya, membuat
lemparan bernilai 3 angka pada permainan basket, menulis sebuah cerita/ naratif yang realistik dari sudut pandang seorang karakter. Bukti lain dapat
berupa tes, kuis, portfolio dan semacamnya.
Kolom (3) Langkah/ Aktivitas Pembelajaran
Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan/ pemahaman/ hasil yang
diinginkan. Kegiatan dan aktivitas ini bisa juga sekaligus berfungsi digunakan guru untuk memantau proses belajar siswa, mengetahui hambatan, dan
tingkat penguasaan materi oleh siswa.
Dengan kata lain, saat kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian dan tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi sebagai
formative assessment. Asesmen formatif dilakukan di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus
pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga
dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asemen formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan pembelajaran. Asesmen jenis lain, yaitu
sumatif, tidak harus muncul pada modul ajar sebuah sesi pembelajaran, tergantung pada cakupan dan tujuan pembelajaran pada sesi tersebut.
Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini bisa jadi mengikuti sintaks metode yang dirasa perlu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Bisa juga merupakan penggabungan atau modifikasi langkah satu atau beberapa metode. Ketika memilih dan mengorganisasikan metode/ aktivitas
belajar, perlu diperhatikan kembali persoalan-persoalan yang telah diidentifikasi di tahap 1 sebelumnya serta .evaluasi dari alternatif solusi. Tidak
ada pembatasan dan/atau keharusan untuk memilih sebuah metode atau aktivitas tertentu karena pilihan aktivitas tentunya sangat tergantung pada
tujuan, karakteristik mata pelajaran, materi, dan karakteristik peserta didik yang beragam. Namun demikian, khusus untuk pembelajaran di SMK,
penyusunan desain dan pengembangan perangkat ajar disarankan menggunakan antara lain PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri, dan Kelas
Kewirausahaan. Materi terkait dapat diakses di materi PPA II SMK Topik 2 dan Topik 3.
Secara umum, dalam mengerjakan Perangkat Pembelajaran Inovatif mahasiswa merujuk pada bahan bacaan berikut:
● Bahan bacaan langkah 6 MK Pengembangan Perangkat
● Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
● Bahan bacaan pada pendalaman materi PAUD, UMUM, SMK, DAN PLB
Selain itu, dengan penyusunan rancangan kegiatan/ langkah pembelajaran juga perlu memperhatikan kesiapan dan keberagaman siswa. Oleh karena
itu, mahasiswa PPG Daljab juga dapat mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk merespon hal tersebut.
Setelah menyusun dan mendiskusikan/ mempresentasikan rancangan awal perangkat pembelajaran dengan tiga komponen utama tersebut, mahasiswa
melengkapi komponen menjadi modul/ RPP lengkap yang siap digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Jika sekolah telah menggunakan kurikulum
merdeka, komponen modul ajar lengkap yang diharapkan sebagai produk mata kuliah ini terdiri atas 3 komponen sebagai berikut.
Komponen Modul Ajar.
Informasi Umum Komponen Inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil pelajar pancasila
● sarana dan prasarana
● target peserta didik
● model pembelajaran yang digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● pemahaman bermakna
● pertanyaan pemantik
● kegiatan pembelajaran
● refleksi peserta didik dan pendidik
● Lembar kerja peserta didik
● pengayaan dan remedial
● bahan bacaan pendidik dan peserta
didik
● glossarium(opsional)
● daftar pustaka
Dari komponen-komponen di tabel, pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep
understanding dan triggering/ key question pada UbD. Keduanya merupakan bagian integral dalam penentuan hasil yang diinginkan (Topik 1, langkah
1 UbD-bahan bacaan MK).
Pemahaman bermakna berisi jawaban dari sebagian atau seluruh poin-poin berikut:
(1) apa ide besar materi yang siswa harus kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
(2) apa detail penting dari materi yang siswa harus pahami dari sebuah unit pembelajaran?
(3) kebingungan/ miskonsepsi apa yang mungkin muncul dari sebuah unit pembelajaran?
(4) keterampilan/ pengetahuan apa yang siswa akan kuasai dari sebuah unit pembelajaran?
(5) apa yang akhirnya siswa bisa lakukan dari sebuah unit pembelajaran?
Sedangkan untuk membuat pertanyaan pemantik, mahasiswa sebagai guru harus berpikir pertanyaan-pertanyaan “provokatif’ apa yang akan
menumbuhkan rasa ingin tahu atau pemahaman yang diharapkan.
Dinukilkan dari McTighe dan Wiggins (2012) berikut contoh formulasi pemahaman dan pertanyaan kunci/ pemantik
Sample pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik.
Pemahaman (yang diharapkan) Pertanyaan kunci
Geografi, iklim, dan
sumber daya alam di suatu wilayah
mempengaruhi budaya, ekonomi,
ekonomi, dan gaya hidup penduduknya.
Bagaimana tempat tinggal kita mempengaruhi cara kita
hidup?
Seni dan budaya saling bergantung satu dengan yang lain; Dengan cara apa seni mencerminkan serta
budaya mempengaruhi
kesenian, dan kesenian merefleksikan dan
melestarikan budaya.
membentuk budaya?
Dua sampel “pemahaman” di atas menjawab pertanyaan terkait ide besar atau detil penting apa yang siswa harus kuasai dalam suatu unit pembelajaran
dua mata pelajaran yang berbeda. Dalam sebuah unit, bisa dimungkinkan ada lebih dari satu formulasi pemahaman bermakna. Formulasinya juga
dapat disesuaikan dengan karakteristik materi masing-masing mata pelajaran.
Demikian juga dengan pertanyaan pemantik, formulasinya tentunya harus memperhatikan kemampuan dan jenjang peserta didik. Namun yang pasti,
pertanyaan pemantik sifatnya benar-benar harus dapat memantik siswa untuk menuju pemahaman yang dituju. Pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah
yang kalian ketahui tentang …” atau “sudahkan kalian mengetahui/ mendengar/ membaca….” rasanya tidak akan memantik pemahaman bermakna.
Pada pembelajaran Bahasa dengan materi teks naratif, misalnya, alih-alih bertanya “Pernahkah kalian membaca cerita…..?” akan lebih baik jika guru
menanyakan “Apa yang membuat sebuah cerita bisa menarik?”
Rubrik Penilaian Perangkat Pembelajaran Inovatif
Narasi
Penilaian
Tidak
mengerja
kan LK
Tidak
lengkap
dalam
pengisian
kolom
Mengerjakan
seluruh kolom
namun terdapat
kelemahan di
dua aspek
Mengerjakan
seluruh
kolom
namun
terdapat
kelemahan
di satu aspek
Mengisi seluruh kolom
Perangkat Pembelajaran
Inovatif dengan cukup baik
dilihat dari aspek:
● ketepatan dalam
perumusan tujuan
● kesesuaian antara
semua komponen
(tujuan, bukti penilaian,
Mengisi seluruh kolom
Perangkat Pembelajaran
Inovatif dengan sangat baik
dilihat dari aspek:
● ketepatan dalam
perumusan tujuan
● kesesuaian antara
semua komponen
(tujuan, bukti
dan kegiatan belajar/
asesmen formatif.
penilaian, dan kegiatan
belajar/ asesmen
formatif.
Rentang
Nilai
0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Rubrik Penilaian Modul/RPP Perangkat Pembelajaran Inovatif
Kriteria < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Kelengkapan modul/ RPP
kelengkapan komponen modul ajar/ RPP
beserta bagian-bagian di dalamnya mulai
dari komponen identitas/ informasi umum,
inti, hingga lampiran-lampiran yang
relevan
Sebagian besar
komponen tidak
ditemukan
Komponen lengkap
namun tidak
terdapat lampiran
yang sesuai
Komponen
beserta bagian-
bagiannya dan
lampiran
lengkap namun
secara umum
kualitas
pengisian kurang
sesuai/ kurang
baik
Komponen beserta
bagian-baginnya
serta lampiran
lengkap dengan
kualitas pengisian
yang CUKUP
BAIK.
Komponen beserta
bagian-baginnya
serta lampiran
lengkap dengan
kualitas pengisian
yang SANGAT
baik
Komponen utama
1. Kesesuaian Tujuan dan Indikator dengan
KD/ CP
2. Kesesuaian Bukti penilaian dengan
Tujuan
3. Kesesuaian Kegiatan dengan Bukti
penilaian dan tujuan
Tidak lengkap atau
lengkap namun
tidak sesuai pada
ketiga kriteria
Terdapat dua
ketidaksesuaian
pada salah satu
kriteria
Terdapat
ketidaksesuaian
pada salah satu
kriteria
Lengkap dan
memenuhi semua
kriteria dengan
keseuaian yang
CUKUP BAIK
Lengkap dan
memenuhi semua
kriteria dengan
keseuaian yang
SANGAT BAIK
Kriteria < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Bahan Ajar dan Sumber Belajar
1. Kesesuaian Bahan Ajar dengan
komponen utama Modul/ RPP Solusi
2. Kebenaran substansi
3. Sistematika/ organisasi/ keruntutan
penyajian bahan ajar dari sederhana ke
kompleks; dari LOTS ke HOTS
4. Kecukupan/ jumlah bahan ajar
5. Kecukupan, keberagaman,
keterpercayaan, kebaruan sumber belajar
Kurang lengkap
ATAU lengkap
namun tidak
memenuhi lebih
dari 3 kriteria
Lengkap dan
memenuhi 2 atau 3
Lengkap dan
memenuhi salah
satu kriteria
Lengkap dan
memenuhi semua
kriteria dengan
CUKUP BAIK
Lengkap dan
memenuhi semua
kriteria dengan
SANGAT BAIK
LKPD
1. Kesesuaian LKPD dengan komponen
utama modul/ RPP
2. Keruntutan kegiatan/ pertanyaan dalam
LKPD; menampakkan scaffolding
pemahaman/ keterampilan.
3. Kesesuaian LKPD dengan karakteristik
siswa
4. Kesesuaian jumlah aktivitas dalam
LKPD dengan alokasi waktu
pembelajaran
5. Disajikan dalam bahasa yang efisien,
jelas/tidak ambigu, dan dengan tampilan
yang menarik
Kurang memenuhi
lebih dari 3 kriteria
Kurang memenuhi
2-3
Kurang
memenuhi salah
satu kriteria
Memenuhi semua
kriteria dengan
CUKUP BAIK
Memenuhi semua
kriteria dengan
SANGAT BAIK
Media Pembelajaran
1. Kesesuaian media dengan komponen
utama modul/ RPP
Kurang memenuhi
lebih dari 3 kriteria
Kurang memenuhi
2-3
Kurang
memenuhi salah
satu kriteria
Memenuhi semua
kriteria dengan
CUKUP BAIK
Memenuhi semua
kriteria dengan
SANGAT BAIK
Kriteria < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
2. Kesesuaian dan efektifitas media yang
dipilih dengan karakteristik materi
3. Kesesuaian dan efektifitas media yang
dipilih dengan karakteristik peserta
didik (termasuk kemenarikan media bagi
siswa)
4. Kemudahan penggunaan media
Instrumen Penilaian
1. Kesesuaian bentuk penilaian formatif
dengan apa yang akan dinilai/ tujuan
pembelajaran
2. Kesesuaian bentuk penilaian sumatif
dengan apa yang akan dinilai/ tujuan
pembelajaran
3. Terdapat kisi-kisi atau cetak biru
4. Terdapat rubrik penilaian
5. Menggunakan bahasa yang efisien, jelas,
dan memiliki tingkat keterbacaan yang
baik/ tidak ambigu.
Kurang memenuhi
lebih dari 3 kriteria
Kurang memenuhi
2-3
Kurang
memenuhi salah
satu kriteria
Memenuhi semua
kriteria dengan
CUKUP BAIK
Memenuhi semua
kriteria dengan
SANGAT BAIK
Langkah 7 Pembuatan Rencana Evaluasi
Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih
Metode
Kebutuhan
Instrumen
Rencana pengembangan Hasil
(1) (2) (3) (4)
Observasi
pembelajaran
Lembar checklist
observasi
Pengembangan dari modul ajar/ RPP (bagian aktivitas dan asesmen)
dengan penambahan kolom keterlaksanaan/ ketidakterlaksanaan serta
kolom catatan
Link instrumen
Refleksi Lembar Refleksi
berisi daftar
pertanyaan reflektif
Menyusun 5 pertanyaan reflektif atas keterlaksanaan/
ketidakterlaksanaan rencana aksi
Link instrumen
Tambahkan metode
lain jika ada
Tambahkan
kebutuhan
instrument sesuai
dengan metode
Deskripsikan singkat rencana pengembangan Tautkan instrumen
Petunjuk Pengisian/ Penjelasan Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih
Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih berisi desain atau rancangan instrumen
yang akan digunakan mahasiwa untuk melakukan observasi dan evaluasi/ refleksi kritis terhadap keterlaksanaan rencana aksi (dalam bentuk modul
ajar/ RPP) yang telah dikembangkan. Pada tagihan ini telah disediakan dua contoh desain, jika mahasiswa menggunakan rencana evaluasi yang
sama, mahasiswa hanya tinggal melengkapi tautan instrumen yang siap pakai. Mahasiswa juga dapat menambahkan metode atau instrumen lain yang
dirasa sesuai.
Rubrik Penilaian Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih
Tidak
mengerja
kan LK
Tidak lengkap
dalam
pengisian
kolom
Mengerjakan
seluruh kolom
namun terdapat
kelemahan di dua
aspek
Mengerjakan
seluruh kolom
namun
terdapat
kelemahan di
satu aspek
Mengisi seluruh kolom LK dengan
CUKUP BAIK dilihat dari aspek:
(1) kesesuaian desain/ metode dan
instrumen yang digunakan
(2) kemudahan penggunaan
instrumen
(3) kelengkapan aspek yang
direfleksi
Mengisi seluruh kolom LK dengan
SANGAT BAIK dilihat dari aspek:
(1) kesesuaian desain/ metode dan
instrumen yang digunakan
(2) kemudahan penggunaan
instrumen
(3) kelengkapan aspek yang
direfleksi
0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Lembar Kerja dan Rubrik Penilaian Pengembangan Perangkat (BK)
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif solusi (layanan dasar dan responsif)
Faktor utama penyebab masalah Solusi Yang Direncanakan Alasan Memilih Solusi Tersebut
Layanan dasar Layanan Responsif
RUBRIK PENILAIAN LK 2.1 Eksplorasi Alternatif solusi (layanan dasar dan responsif)
Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Faktor Utama Penyebab Masalah Tidak mengerjakan/
Mengerjakan tidak
sesuai
Uraian faktor
penyebab
masalah tidak
jelas
Uraian faktor
penyebab
masalah
kurang jelas
Uraian faktor
penyebab
masalah cukup
jelas
Uraian faktor
penyebab
masalah jelas
Uraian faktor
penyebab
masalah sangat
jelas
Solusi Yang Direncanakan solusi yang direncanakan tidak
sesuai
solusi yang direncanakan sesuai
Alasan Memilih Solusi Tersebut Uraian alasan
memilih solusi
tidak jelas
Uraian alasan
memilih solusi
kurang jelas
Uraian alasan
memilih solusi
cukup jelas
Uraian alasan
memilih solusi
jelas
Uraian alasan
memilih solusi
jelas dan sesuai
dengan faktor
penyebab
masalah
LK 2.2 Menentukan Solusi (layanan dasar dan responsif)
Solusi Yang Direncanakan Topik Tujuan Metode/Pendekatan Langkah
Kegiatan
Layanan Dasar
Layanan Responsif
Rubrik Penilaian LK 2.2 Menentukan Solusi (layanan dasar dan responsif)
Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Layanan Dasar (bimbingan
klasikal)
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Memuat 4
indikator
tapi tidak
jelas
Memuat 4
indikator
tapi kurang
jelas
Memuat 4
indikator
dengan
cukup jelas
Memuat 4
indikator
dengan
jelas
Memuat 4
indikator
sangat jelas
Layanan Responsif (konseling
individual)
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Memuat 4
indikator
tapi tidak
jelas
Memuat 4
indikator
tapi kurang
jelas
Memuat 4
indikator
dengan
cukup jelas
Memuat 4
indikator
dengan
jelas
Memuat 4
indikator
sangat jelas
Perangkat Pembelajaran Inovatif (rancangan layanan bimbingan klasikal dan rancangan konseling individual)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN …./…
Topik layanan Komponen layanan Layanan dasar
Sasaran Bidang layanan
Metode/teknik Fungsi layanan
Tanggal Pelaksanaan Waktu … Menit
1. Tujuan
SKKPD... Pengenalan Akomodasi Tindakan
Profil
Pelajar
Pancasila
2. KEGIATAN LAYANAN
1. Tahap Awal/Pendahuluan
2. Tahap Inti
3. Tahap Penutup
3. EVALUASI
Evaluasi
proses
Evaluasi
hasil
Mengetahui
Dosen Pembimbing
Tempat, tanggal
TTD
Nama Mahasiswa PPG
Guru Pamong
TTD TTD
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Lampiran Materi, Media dan LKPD
2. Lampiran Evaluasi Proses dan Hasil
3. Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal
Rubrik Penilaian RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) Bimbingan Klasikal
Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Kelengkapan Komponen
RPL Bimbingan Klasikal
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Komponen
RPL BK
tersaji
sekitar 20%
Komponen
RPL BK
tersaji
sekitar 40%
Komponen
RPL BK
tersaji
sekitar 60%
Komponen
RPL BK
tersaji
sekitar 80%
Komponen
RPL BK
tersaji diatas
80%
Kejelasan Dalam Setiap
Komponen RPL
Bimbingan Klasikal
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Semua
komponen
RPLBK
tersaji, tapi
tidak jelas
Semua
komponen
RPLBK
tersaji, tapi
kurang jelas
Semua
komponen
RPLBK
tersaji
cukup jelas
Semua
komponen
RPLBK
tersaji
dengan jelas
Semua
komponen
RPLBK
tersaji
sangat jelas
RANCANGAN/RENCANA KONSELING
Pertemuan ke…
A. DESKRIPSI KASUS
Gambaran mengenai konseli secara menyeluruh, berkaitan dengan diri konseli, lingkungan dan isu yang dimiliki konseli. Deskripsi kasus akan
bertambah seiring perjalanan konseling dikarenakan informasi mengenai diri, lingkungan dan permasalahan konseli akan semakin bertambah
lewat proses konseling yang dilakukan. Analisis masalah konseli mengacu konseptualisasi masalah pada pendekatan konseling tertentu.
B. TUJUAN KONSELING
Berisi tentang pernyataan yang didasarkan pada target yang akan dicapai dari proses konseling yang dilakukan pada sesi tersebut. Misalnya :
tujuan konseling adalah melakukan penggalian secara lebih mendalam mengenai lingkungan keluarga konseli, yang kemudian indikator
mengenai yang dimaksud dengan lingkungan keluarga konseli disesuaikan dengan indikator lingkungan keluarga secara teoritis.Perumusan
pernyataan tujuan harus jelas dan fokus data apa yang ingin diperoleh.
C. PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSELING
Berisikan rencana pelaksanaan konseling pada sesi tersebut yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Perencanaan meliputi :
Waktu pelaksanaan konseling (kapan dan berapa lama), siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses konseling pada sesi tersebut, alat asesmen
yang digunakan, sumber data yang diperlukan untuk menggali data yang diperlukan, media atau alat konseling yang diperlukan.
Alat asesmen yang akan digunakan harus dipersiapkan atau dibuat sesuai tujuan konseling dan dilampirkan pada setiap ancangan yang
dibuat/direncanakan.
D. PENDEKATAN DAN TEKNIK KONSELING
Berisi penjelasan pendekatan yang akan digunakan dan teknik konseling yang akan digunakan (jika telah diketahui setelah menggunakan
asesmen pendekatan)
Dasar konseptual pemilihan pendekatan dan teknik konseling, didasari menggunakan minimal 2 buku dan 3 artikel ilmiah atau hasil penelitian
Penjelasan langkah-langkah teknik konseling yang digunakan Pada sesi-sesi awal konseling, belum masuk pada pendekatan dan teknik
konseling. Pendekatan dan teknik konseling baru bisa ditetapkan setelah anda mampu melakukan asesmen dengan menggunakan terminologi
tertentu yang sesuai isu masalahnya. Pada sesi-sesi awal konseling, masih menggunakan teknik wawancara konseling untuk menggali
informasi dan pendalaman masalah.
Bagian ini juga berisi diagnosa berdasarkan pendekatan teori yang digunakan serta rekomendasi treatment yang akan dilakukan Berisi
kemungkinan keberhasilan pelaksanaan konseling serta kemungkinan yang akan terjadi bila masalah konseli tidak ditangani. Selain itu berisi
rencana konselor antara lain: apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisa sebagai persiapan? Bagaimana
pelaksanaannya? Apakah konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman?
LAMPIRAN
Alat asesmen yang digunakan untuk menggali informasi konseli
LAPORAN KONSELING
Pertemuan ke…
Hari/tanggal : .......................................................................................................
Konselor : ........................................................................................................
Konseli : ........................................................................................................
PROSES KONSELING
Berisi deskripsi tentang pelaksanaan konseling: jumlah pertemuan, waktu pelaksanaan, dan proses konseling secara detail (apa yang dilakukan
oleh konselor sejak awal hingga akhir sesi konseling bersama konseli).
Deskripsi konseli: cara berpakaian, penampilan fisik, tanda-tanda sakit fisik, cacat fisik, level energi, presentasi diri secara umum
Keluhan subjektif: presentasi masalah-masalah atau isu-isu dari sudut pandang konseli. Apa yang konseli katakan tentang penyebab,
lama, dan tingkat keseriusan isu atau masalah. Apabila konseli memiliki lebih dari satu masalah, masalah tersebut
diurut berdasarkan sudut pandang konseli.
Penemuan obyektif: observasi konselor tentang tingkah laku konseli selama sesi konseling. Hal ini meliputi: tingkah laku verbal dan
non verbal antara lain: kontak mata, nada suara, volume suara dan gerak tubuh. Konselor perlu membuat catatan
bila terjadi perubahan bila mendiskusikan topik tertentu atau terdapat tingkah laku yang kontradiktif.
DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS
Berisi diagnosa berdasarkan pendekatan teori yang digunakan serta rekomendasi treatment yang akan dilakukan, kemungkinan keberhasilan
pelaksanaan konseling serta kemungkinan yang akan terjadi bila masalah konseli tidak ditangani
Selain itu berisi rencana konselor antara lain: apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisis sebagai persiapan?
Bagaimana pelaksanaannya? Apakah konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman?
HASIL KONSELING
Berisi tentang hasil apa yang dicapai pada penerapan pendekatan dan teknik konseling yang telah dilakukan. Hasil konseling akan menggambarkan
sejauh apa pencapaian tujuan konseling yang telah ditetapkan pada ancangan konseling dapat diperoleh
Merupakan deskripsi hasil asesmen yang telah dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan
konseling yang ditetapkan. Dilengkapi interpretasi atau kesimpulan dari semua data hasil asesmen yang diperoleh pada sesi ini. Berisi pula
penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan teknik yang akan dilakukan oleh konselor berdasarkan referensi teoritis yang membantu. Di
dalamnya juga terdapat skenario pelaksanaan konseling, misalnya: Teknik Manajemen Diri. Langkah Pertama yang akan dilakukan adalah self-
monitoring, jelaskan hal apa yang akan dilakukan oleh konselor terhadap konseli pada langkah pertama tersebut, dst.
Selanjutnya penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan
memperlihatkan hasil menyeluruh dari proses konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi, kognisi,
dan tingkah laku konseli.
EVALUASI PERKEMBANGAN
Berisi pandangan konselor tentang konseli, apa yang ada dibalik perkataan dan perbuatan konseli. Evaluasi ini dilakukan secara berkelanjutan.
Sejauh apa konseli mengalami perubahan dari sesi demi sesi, meliputi: emosi, kognisi, dan tingkah laku konseli. Identifikasi tema dan pola
perkataan dan perbuatan konseli dengan mengacu pada teori-teori perkembangan dan kepribadian. Termasuk pula hipotesis, interpretasi dan
konseptualisasi tentang konseli.
Berisikan penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan memperlihatkan
hasil menyeluruh dari proses konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi, kognisi, dan tingkah
laku klien.
RENCANA SESI SELANJUTNYA
Berisi rencana yang akan dilakukan pada sesi konseling selanjutnya.
Rencana untuk sesi berikut:
Rencana untuk konseli, bukan untuk konselor. Rencana jangka pendek dan panjang. Bagaimana konselor ingin berinteraksi dengan konseli, apa
yang direncanakan untuk merespons konseli pada sesi selanjutnya (kelanjutan diskusi masalah). Apakah konselor berencana untuk membantu
perasaan, pemikiran atau tingkah laku? Apa strategi atau pendekatan tertentu yang mungkin digunakan? Apa dasar berpikir rencana tersebut?
Berisikan penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan teknik yang akan dilakukan oleh konselor berdasarkan referensi teoritis yang
membantu. Di dalamnya juga terdapat skenario pelaksanaan konseling, misalnya : Teknik Manajemen Diri. Langkah Pertama yang akan
dilakukan adalah self-monitoring, jelaskan hal apa yang akan dilakukan oleh konselor terhadap konseli pada langkah pertama tersebut, dst.
Rencana untuk konselor:
Apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisis sebagai persiapan? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah
konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman?
REFLEKSI KONSELOR
Berisi refleksi konselor dalam proses konseling
LAMPIRAN
1. Verbatim wawancara konseling
2. Kertas kerja atau homework yang digunakan (tergantung pada pendekatan dan teknik konseling yang digunakan)
3. Rekaman digital (audio visual)
RUBRIK PENILAIAN RANCANGAN DAN LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL
Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Kelengkapan Komponen
Ancangan dan Laporan
Konseling Individual
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji
sekitar 20%
Komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji
sekitar 40%
Komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji
sekitar 60%
Komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji
sekitar 80%
Komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji diatas
80%
Kejelasan Dalam Setiap
Komponen Ancangan dan
Laporan Konseling
Individual
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Sebagian
komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji, tapi
tidak jelas
Semua
komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji, tapi
tidak jelas
Semua
komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji, tapi
kurang jelas
Semua
komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji
dengan jelas
Semua
komponen
rancangan
dan laporan
konseling
individual
tersaji
sangat jelas
Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat proses pelaksanaan layanan
Instrumen rencana evaluasi proses dan hasil merujuk pada tujuan dan proses layanan, baik layanan dasar melalui bimbingan klasikal
maupun layanan responsif melalui konseling individual. Mahasiswa mengembangkan evaluasi proses dan evaluasi hasil yang melekat pada
perangkat layanan (di ambil dijadikan LK 2.4). Evaluasi proses mengarah pada proses evaluasi daya dukung dan kendala-kendala yang mungkin
ditemui dalam penyelenggaraan layanan dasar dan responsif. Sementara evaluasi hasil mengarah pada sejauh mana layanan diberikan membawa
dampak perubahan sesuai dengan tujuan layanan yang dirumuskan.
Berikut contoh Instrumen rencana evaluasi proses dan hasil pada bimbingan klasikal. Instrumen ini hanya sebagai gambaran, dalam pelaksanaannya
akan sangat menyesuaikan dengan konteks dan konten layanan di tempat masing-masing.
Contoh Lembar Penilaian Evaluasi Proses Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal (LK 2.4)
A. Identitas :
1. Kelas : ……………………..
2. Topik Layanan : Sukses Merencanakan Karier
3. Tanggal Layanan : ……………………………..
B. Petunjuk Pengisian :
1. Berilah tanda centang (√) pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa yang terjadi selama
proses layanan bimbingan klasikal, dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK :
2. Pernyataan nomor 1-13 diisi sesuai dengan keadaan peserta didik selama mengikuti proses layanan.
KEGIATAN PESERTA DIDIK PILIHAN
YA TDK
1. Peserta didik berperan aktif dalam kegiatan layanan
2. Peserta didik mendengarkan guru BK ketika menyampaikan materi layanan
3. Peserta didik memperhatikan ketika guru BK menyampaikan materi layanan
4. Peserta didik memperhatikan arahan dari guru BK
5. Peserta didik menyampaikan gagasan (ide) terkait materi layanan
6. Peserta didik aktif bertanya/menjawab mengenai materi layanan yang
sedang dibahas
7. Peserta didik berdiskusi untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
8. Peserta didik melaksanakan kegiatan layanan sesuai aturan yang ditetapkan
9. Peserta didik berdiskusi untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan
10. Peserta didik menunjukkan kerjasama selama proses layanan
11. Peserta didik antusias/menyukai dengan media layanan yang digunakan
12. Peserta didik menyampaikan kesimpulan dari materi yang sudah dibahas
13. Peserta didik menyampaikan kesan dan pesan setelah melaksanakan
layanan
Observer,
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN RENCANA EVALUASI HASIL PROSES LAYANAN
Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Menggambarkan
aktivitas/ proses
layanan
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Terdapat 20% Item
pernyataan yang
menggambarkan
aktivitas/proses
layanan
Terdapat 40%
Item
pernyataan
yang
menggambarka
n
aktivitas/proses
layanan
Terdapat 60% Item
pernyataan yang
menggambarkan
aktivitas/proses
layanan
Terdapat 80% Item
pernyataan yang
menggambarkan
aktivitas/proses
layanan
80 % lebih Item
pernyataan
menggambarkan
aktivitas/proses
layanan
Pernyataan
disajikan secara
spesifik dan tidak
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
Semua item
pernyataan
dituliskan tidak
Semua item
pernyataan
dituliskan
Semua item
pertanyaan
dituliskan cukup
Semua item
pernyataan
dituliskan dengan
Semua item
pernyataan
dituliskan dengan
mengandung tafsir
ganda
tidak sesuai
perintah
jelas dan
mengandung tafsir
ganda
kurang jelas
dan
mengandung
tafsir ganda
jelas namun masih
ada yang
mengandung tafsir
ganda
jelas dan tidak
mengandung tafsir
ganda
sangat jelas dan
tidak mengandung
tafsir ganda
LK. 2.4 Contoh Lembar Penilaian Hasil Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal
No PERNYATAAN
PILIHAN
SS S KS STS
1 Saya mencari informasi mengenai karir dari Guru BK di sekolah
2
Saya memiliki kecerdasan yang menunjang impian karir saya
kedepannya
3 Saya sudah memiliki banyak informasi tentang karir
4 Saya mencari informasi mengenai karir melalui internet
5 Saya merasa malas untuk mencari informasi karir dari internet
6 Saya rutin belajar demi karir di masa depan
7 Saya malas belajar karena karir di masa depan tidak terlalu penting
8 Saya sudah memiliki gambaran tentang karir di masa depan
9 Saya takut untuk membicarakan mengenai karir dengan teman saya
10 Saya paham dengan tujuan karir saya
11 Saya sulit memahami tujuan karir saya
12
Saya sudah memiliki bekal informasi mengenai yang dibutuhkan di
dunia kerja
13
Saya merasa tidak memiliki bekal informasi mengenai yang dibutuhkan
di dunia kerja
14
Saya merasa malas jika harus bertanya dengan orang tua mengenai
informasi karir
15
Saya bingung dengan bagaimana bakat saya akan digunakan
kedepannya
16
Saya memiliki bekal informasi karir yang didapat dari orang tua untuk
karir di masa depan
17 Saya senang mencari sendiri informasi karir yang saya butuhkan
18
Saya malas untuk mencari informasi mengenai karir yang saya
butuhkan.
19
Saya belajar beberapa keahlian yang dapat menunjang karir saya
dimasa depan
20
Saya merasa malas jika belajar keahlian yang dapat menunjang karir
saya
21 Saya memiliki banyak informasi karir supaya kehidupan saya baik
22
Saya mengabaikan informasi penting tentang karir yang dapat membuat
kehidupan saya yang lebih baik
RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL
Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100
Menggambarkan
Tujuan
sebagaimana
dirumuskan dalam
RPLBK
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Terdapat 20%
Item pernyataan
yang tujuan
sebagaimana
dirumuskan
Terdapat 40% Item
pernyataan yang
menggambarkan
tujuan sebagaimana
dirumuskan
Terdapat 60% Item
pernyataan yang
menggambarkan
tujuan
sebagaimana
dirumuskan
Terdapat 80%
Item
pernyataan
yang
menggambark
an tujuan
sebagaimana
dirumuskan
80 % lebih Item
pernyataan
menggambarkan
tujuan
sebagaimana
dirumuskan
Item Pernyataan
disajikan secara
spesifik, tidak
mengandung tafsir
ganda dan sesuai
dengan konteks
tujuan yang ingin
dicapai
Tidak
mengerjakan/
Mengerjakan
tidak sesuai
perintah
Semua item
pernyataan
dituliskan tidak
jelas,
mengandung
tafsir ganda, dan
tidak sesuai
konteks
Semua item
pernyataan
dituliskan kurang
jelas, mengandung
tafsir ganda, dan
tidak sesuai
konteks.
Semua item
pertanyaan
dituliskan cukup
jelas, tidak
mengandung tafsir
ganda, namun
masih ditemukan
ketidaksesuaian
konteks di
beberapa item.
Semua item
pernyataan
dituliskan
dengan jelas,
tidak
mengandung
tafsir ganda
dan sesuai
dengan
konteks tujuan
yang ingin
dicapai
Semua item
pernyataan
dituliskan dengan
sangat jelas, tidak
mengandung tafsir
ganda dan sesuai
dengan konteks
tujuan yang ingin
dicapai

More Related Content

Similar to 02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx

LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxMasitaMasita16
 
Modul perbandingan.pdf
Modul perbandingan.pdfModul perbandingan.pdf
Modul perbandingan.pdfRidhoArdian2
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfNurulyDybala1
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxRuthSerepVinneSihite
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfDani Chan
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxTkjMusaga
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxTkjMusaga
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxJunaiHunter
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematikarianti aprilia
 
PROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptxPROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptxhilda405137
 
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.pptetiernawati20
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfSiswatiSiswati5
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxRafidraffa
 
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptxMuhamadHariyadi2
 
Abstrak ipa
Abstrak ipaAbstrak ipa
Abstrak ipamustlist
 
3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdf
3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdf3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdf
3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdfsmkn 1 batam
 

Similar to 02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx (20)

Ptk aditya
Ptk adityaPtk aditya
Ptk aditya
 
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docxLK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
LK. 2.1 REVISI_Eksplorasi Alternatif Solusi (Masita).docx
 
Modul perbandingan.pdf
Modul perbandingan.pdfModul perbandingan.pdf
Modul perbandingan.pdf
 
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdfLK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi NUNU.pdf
 
Model model pembelajaran
Model model pembelajaranModel model pembelajaran
Model model pembelajaran
 
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptxPPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
PPT-EFEKTIVITAS MODEL KOOPERATIF TIPE NHT.pptx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdfLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docxLk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
Lk. 2.1 ekplorasi alternatif solusi - Copy.docx
 
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran MatematikaArtikel Strategi Pembelajaran Matematika
Artikel Strategi Pembelajaran Matematika
 
PROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptxPROBLEM BASED LEARNING.pptx
PROBLEM BASED LEARNING.pptx
 
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
5.-Prosedur-Perencanaan-Dan-Pelaksanaan-PTK.ppt
 
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdfLK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
LK 3.1 Menyusun Best Practices - Siswati.pdf
 
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docxLK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi .docx
 
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
3.2 Model-Model Pembelajaran.pptx
 
Pkp
PkpPkp
Pkp
 
Pkp
PkpPkp
Pkp
 
Abstrak ipa
Abstrak ipaAbstrak ipa
Abstrak ipa
 
3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdf
3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdf3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdf
3.1 Menyusun Best Practices- Doni Permana.pdf
 

Recently uploaded

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Abdiera
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 

Recently uploaded (20)

tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
Modul Ajar Biologi Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka [abdiera.com]
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 

02.BOBOT PENILAIAN, LEMBAR KERJA PENGEMBANGAN PERANGKAT.docx

  • 1. Komponen Penilaian Pengembangan Perangkat (UMUM) No Komponen Bobot 1 Lembar Kerja a. LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi b. LK. 2.2 Menentukan Solusi c. LK 2.3 Perangkat Pembelajaran d. LK 2.4 Instrumen Evaluasi 20% 20% 40% 10% 2 Kehadiran dan Keaktifan 10 %
  • 2. Nama : SRI KURNIATI Nama Instansi : SMPN 1 WANASALAM Lembar Kerja dan Rubrik Penilaian Pengembangan Perangkat (UMUM) Langkah 4 Eksplorasi Alternatif Solusi LK 00a EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI – kajian literatur (tidak disubmit) No. Kategori Penyebab Masalah Judul Bahan/ Sumber bacaan Hal penting yang diperoleh dari bacaan (1) (2) (3) (4) 1 Pembelajaran guru monoton (Metode) Supriyati, T. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Melakukan Operasi Aljabar Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Kecamatan Ponorogo. Jurnal Refleksi Pembelajaran (JRP), 5(3), 56-63 Ana, N. Y. (2018). Penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam peningkatan hasil belajaran siswa di sekolah dasar. Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1). Dinandar. (2014). Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa di SMK Dharma Karya Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Discovery Learning adalah sebuah model pembelajaran yang menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur atau ide-ide kunci suatu disiplin ilmu, kebutuhan akan keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, dan keyakinan bahwa pembelajaran sejati terjadi melalui personal discovery(penemuan pribadi) Tujuan pembelajaran melalui penerapan Discovery Learning adalah : 1. Memperbesar dasar pengetahuan siswa; 2. Menciptakan berbagai kemungkinan untuk invention(pen-ciptaan) dan discovery(penemuan); 3. Menu-mbuhkan rasa bertanggungjawab terhadap perolehan belajar dalam memecahkan masalah
  • 3. Langkah Pembelajaran Discovery Learning: 1) Guru menginformasikan permasalahan materi ajar; 2) Pemahaman struktur/ide oleh siswa; 3) Pemecahan permasalahan dengan menemukan sendiri (melakukan praktik atau latihan); 4) Menyodorkan pertanyaan kepada siswa sampai pada ide-ide sendiri mendes-kripsikan temuannya dalam ringkasan ( Supriyati, 2020). Adapun kelebihan discovery learning menurut Yuliana 2018, Kelebihan pada model discovery learning adalah sebagai berikut: a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan‐keterampilan dan proses‐proses kognitif, b) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri, c) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa, karena unsur berdiskusi, d) Mampu menimbulkan perasaan senang dan bahagia karena siswa berhasil melakukan penelitian, dan e) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu‐raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. Sementara itu kekurangan model ini adalah sebagai berikut 1) Menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang memiliki kemampuan kognitif yang rendah akan mengalami
  • 4. kesulitan dalam berfikir abstrak atau yang mengungkapkan hubungan antara konsep‐konsep, yang tertulis atau lisan, sehingga pada gilirannya akan menimbulkan frustasi 2) Model ini tidak cukup efisien untuk digunakan dalam mengajar pada jumlah siswa yang banyak hal ini karena waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk kegiatan menemukan pemecahan masalah. 3) Harapan dalam model ini dapat terganggu apabila siswa dan guru telah terbiasa dengan cara lama. Dan 4) Model pengajaran discovery ini akan lebih cocok dalam pengembangkan pemahaman, namun aspek lainnya kurang mendapat perhatian. Indarwati, D., Wahyudi, W., & Ratu, N. (2014). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan problem based learning untuk siswa kelas V SD. Satya Widya, 30(1), 17-27. Menurut Nurbaiti dalam Dinandar (2014) Problem based learning (PBL) merupakan suatu model pembelajaran yang menjadikan masalah sebagai titik awal dalam memulai pembelajaran dan dirancang sebagai pembelajaran yang menuntut siswa untuk memperoleh kemampuan menyelesaikan masalah, kemandirian dan memiliki skill pertisipasi yang baik guna mendapatkan suatu pengetahuan baru. Menurut Indarwati (2014), langkah-langkah pelaksanaan metodeProblem Based Learning, dapat dilakukansebagai berikut: a. Perencanaan, yangmecakup beberapa hal seperti mempersiap-kan siswa untuk dapat berperanself- directedproblem solversyang dapat berkolaborasidengan pihak lain, menghadapkan siswa pada suatu situasi yang dapat mendorong
  • 5. merekauntuk mampu menemukan masalahnya,danmeneliti hakikat permasalahan yang dipersiap-kan sambil mengajukan dugaan-dugaan sertarencana penyelesaian masalah, b. Penyeli-dikan, meliputi kegiatan mengeksplorasiberbagai cara menjelaskan kejadian sertaimplikasinya dan mengumpulkan serta men- distribusikan informasi, c. Penyajian hasilyaitu menyajikan temuan-temuan d. Tanyajawab/diskusi yang meliputi kegiatan mengu-ji kelemahan dan keunggulan solusi yangdihasilkan, dan melakukan refleksi atas efek-tivitas seluruh pendekatan yang telah diguna-kan dalam penyelesaian masalah. Adapun menurut Indarwati (2014), Kelebihan dariProblem Based Learningsebagai berikut: 1) Realistik dengan kehidup-an siswa, 2) Konsep sesuai dengan kebutuh-an siswa, 3) Memupuk sifat inquiry siswa, 4) Retensi konsep menjadi kuat, 5) Memu-puk kemampuan pemecahan masalah. Kekurangan dariProblem BasedLearning sebagai berikut: 1) Perlu persiapanpembelajaran (alat, problem, konsep) yangkompleks, 2) Sulitnya mencari problem yangrelevan, 3) Sering terjadi miss-konsepsi, 4) Memerlukan waktu yang cukup panjang.
  • 6. 2 Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan digital kepada siswa seperti penggunaan proyektor, komputer dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas ( Media ) Menurut Wena ( 2016 ) Menurut Wena (2016) bahwa media pembelajaran merupakan satu komponen penting dari strategi penyampaian pembelajaran yang diberi oleh guru. Sehingga pembuatan dan pemanfaatan media berbasis IT harus dikuasai oleh guru untuk melengkapi strategi penyampaian materi pada pembelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Tinjauan Pustaka Ana, N. Y. (2018). Penggunaan model pembelajaran discovery learning dalam peningkatan hasil belajaran siswa di sekolah dasar. Jurnal Imiah Pendidikan dan Pembelajaran, 2(1). Dinandar. (2014). Pengaruh model pembelajaran berbasis masalah (PBM) terhadap kemampuan berpikir kritis matematis siswa di SMK Dharma Karya Jakarta. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Indarwati, D., Wahyudi, W., & Ratu, N. (2014). Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematika melalui penerapan problem based learning untuk siswa kelas V SD. Satya Widya, 30(1), 17-27. Supriyati, T. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Melakukan Operasi Aljabar Pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Metode Pembelajaran Discovery Learning Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Kecamatan Ponorogo. Jurnal Refleksi Pembelajaran (JRP), 5(3), 56-63. LK 00b EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI -wawancara pakar (tidak disubmit) No. Kategori Penyebab Masalah Wawancara dengan sejawat/ pakar*) Simpulan wawancara (1) (2) (3) (4)
  • 7. 1 Metode Hasil wawancara dengan pakar Ishak, S,P.d Ketua MGMP Matematika Wilbi 06 Lebak : Untuk meningkatkan motivasi siswa untuk belajar bisa menggunakan model pembelajaran Discovery Learning atau PBL Pentingnya penggunaan model pembelajaran dalam penyampaian materi. 2 Media Hasil wawancara rekan sejawat Muji Lestari, S.Pd. guru matematika Smpn 1 Wanasalam : Ketika guru menggunakan media pembelajaran berbasis IT para siswa akan antusias mengikuti pembelajaran Pentingnya penggunaan media berbasis IT dalam penyampaian materi. Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 00 LK 00a dn 00b merupakan log atau jurnal baca serta log wawancara yang membantu mahasiswa memetakan alternatif-alternatif solusi dari permasalahan yang telah diidentifikasi. LK ini tidak wajib untuk dikumpulkan/ disubmit namun merupakan langkah wajib untuk dilakukan sebelum mahasiswa dapat mengisi LK selanjutnya. Berikut petunjuk pengisian kolom-kolom LK 00a dan 00b Kolom (2) diisi kategori penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang dapat guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas. Contoh, jika dalam tahap identifikasi masalah ditemukan bahwa (1) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (2) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang) bisa jadi disebabkan pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik, bisa juga karena pilihan metode pembelajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca. Kolom (3) diisi dengan judul bahan/ sumber bacaan. Atau deskripsi wawancara dan pertanyaan kunci
  • 8. Kolom (4) LK 00a diisi poin-poin utama bahan/ sumber bacaan. Poin-poin utama ini dapat diperoleh dengan cara menyiapkan pertanyaan-pertanyaan sebelum atau saat membaca (What, who, when, where, why, dan how). Apa tiga poin utama yang disampaikan penulis? Apa langkah utama metode ini? Apa saja yang diperlukan untuk membuat …? Mengapa metode ini sesuai? dll. Untuk log wawancara LK 00b, tuliskan poin simpulan dari wawancara
  • 9. LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Masalah dalam Pembelajaran Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Materi Media Metode/ Strategi Lainnya Motivasi belajar siswa rendah pada materi operasi aljabar Pembelajaran guru yang monoton V 1. Penggunaan metode Dscovery Learning Kelebihan pada model discovery learning adalah sebagai berikut: a) Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan‐ keterampilan dan proses‐proses kognitif. b) Model ini memungkinkan siswa berkembang dengan cepat dan sesuai dengan kecepatannya sendiri, Kekurangan model ini adalah sebagai berikut 1) menimbulkan asumsi bahwa ada kesiapan pikiran untuk belajar. Bagi siswa yang kurang memiliki kemampuan kognitif yang rendah 2) .Tidak cukup efisien untuk digunakan dalam mengajar pada jumlah siswa yang banyak hal ini karena waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk kegiatan Cara mengatasi kekurangannya : 1) Membagi sama rata dalam kelompok yang berkemampuan lebih dan yang kurang dicampur agar yang kemampuannya kurang bisa di bimbing oleh yang kemampuannya lebih. 2) Di buat pengelompokan
  • 10. c) Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa, karena unsur berdiskusi, d) Mampu menimbulkan perasaan senang dan bahagia karena siswa berhasil melakukan penelitian, dan e) Membantu siswa menghilangkan skeptisme (keragu‐ raguan) karena mengarah pada kebenaran yang final dan tertentu atau pasti. menemukan pemecahan masalah. 2. Problem Based Learning ( PBL ) Kelebihan dariProblem Based Learningsebagai berikut: a) Realistik dengan kehidup-an siswa, Kekurangan dariProblem BasedLearning sebagai berikut: a) Perlu persiapanpembelajaran (alat, problem,
  • 11. b) Konsep sesuai dengan kebutuh-an siswa, c) Memupuk sifat inquiry siswa, d) Retensi konsep menjadi kuat, e) Memu-puk kemampuan pemecahan masalah. konsep) yangkompleks, b) Sulitnya mencari problem yangrelevan, c) Sering terjadi miss- konsepsi, d) Memerlukan waktu yang cukup panjang. Guru masih belum mengoptimalk an pemanfaatan digital kepada siswa seperti penggunaan proyektor, komputer dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas Kurangnya pengetahuan dan pemahaman guru terhadap IT V Kelebihan dari media pembelajaran berbasis IT 1. Gambar-gambar dapat lebih mudah digunakan dalam proses mengajar 2. Mudah mengaksesnya untuk mencari informasi yang dibutuhkan 3. Media yang lengkap menyediakan banyak informasi dapat membuat kelas interaktif dan membuat proses Kekurangan dari media pembelajaran berbasis IT 1. Sering terjadi penyalah gunaan teknologi 2. Membuat siswa kurang terampil dalam melakukan praktek langsung Cara mengatasi kelemahannya 1. Menggunakan teknologi sesuai kebutuhan 2. Membawa siswa praktek langsung ke dunia nyata
  • 12. belajar mengajar lebih menyenangkan 4. Dapat menampilkan tampilan audio maupun visual yang jelas Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1 Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari sejumlah masalah yang telah ditemukan dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi. Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya. Kategorikan penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel. Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama. Sebaliknya, satu permasalahan dapat memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca. Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta siswa membacanya tanpa melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan. Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab masalah ada pada kategori materi dan/ atau metode pembelajaran.
  • 13. Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi waktu dan (b) guru tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran yang memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan mencentang pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi identifikasi masalah). Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik. Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan fasilitas, pendanaan, atau dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu. Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui penyebab persoalan siswa yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain 1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama. Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
  • 14. Rubrik Penilaian LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi Narasi Penilaia n Tidak mengerj akan LK Tidak lengkap dalam pengisian kolom Mengerjakan seluruh kolom namun terdapat ketidaksesuaian antara masalah dan solusi (meskipun evaluasi cukup baik) Mengerjakan seluruh kolom namun kurang tajam dalam evaluasi alternatif- alternatif solusi Mengisi seluruh kolom LK 2.1 dengan CUKUP BAIK dilihat dari indikator: ● kesesuaian antara masalah/akar masalah, dan alternatif solusinya ● ketajaman evaluasi kekuatan, kelemahan, dan mitigasi Mengisi seluruh kolom LK 2.1 dengan SANGAT BAIK dilihat dari indikator: ● kesesuaian antara masalah/akar masalah, dan alternatif solusinya ● ketajaman evaluasi kekuatan, kelemahan, dan mitigasi Rentang Nilai 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Langkah 5 Penentuan Alternatif Solusi LK 2.2 Menentukan Solusi Masalah yang dipilih untuk diatasi Penyebab Masalah Solusi yang dipilih Deskripsi Kelebihan Kekuarangan Mitigasi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) Tuliskan 1 persoalan yang paling urgent yang telah Tuliskanlah apa penyebab setiap Tuliskan solusi yang dipilih dari beberapa Jelaskan singkat solusi yang dipilih Apakah kelebihan Apakah kelemahan dari Rencana mitigasi
  • 15. diidentifikasi sebelumnya. masalah yang diidentifikasi. alternatif yang sebelumnya telah didiskusikan dari solusi yang dipilih solusi yang dipilih kelemahan solusi Rubrik Penilaian LK 2.2 Menentukan Solusi Narasi Penilaia n Tidak mengerj akan LK Tidak lengkap dalam pengisian kolom Mengerjakan seluruh kolom namun terdapat kelemahan di dua indikator Mengerjakan seluruh kolom namun terdapat kelemahan di satu indikator Mengisi seluruh kolom LK 2.2 dengan CUKUP BAIK dilihat dari indikator: ● kesesuaian antara masalah/akar masalah, dan solusi yang dipilih ● kejelasan deskripsi solusi ● ketajaman evaluasi kekuatan, kelemahan, dan mitigasi Mengisi seluruh kolom LK 2.2 dengan SANGAT BAIK dilihat dari indikator: ● kesesuaian antara masalah/akar masalah, dan solusi yang dipilih ● kejelasan deskripsi solusi ● ketajaman evaluasi kekuatan, kelemahan, dan mitigasi Rentang Nilai 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Langkah 6 Pembuatan Rencana Aksi Perangkat Pembelajaran Inovatif Tujuan Bukti penilaian Kegiatan belajar dan asesmen formative
  • 16. (1) (2) (3) Apa hasil yang diinginkan? Tujuan ini diturunkan dari CP/ KD dokumen kurikulum dan dikaitkan dengan permasalahan yang diidentifikasi. Apakah bukti penilaian yang harus ada untuk membuktikan bahwa siswa telah mencapai/ menuju tujuan pembelajaran? Kegiatan atau aktivitas apa yang secara bertahap dapat membantu siswa memberikan bukti penilaian dan mencapai tujuan pembelajaran? Kegiatan atau aktivitas apa yang dilakukan guru (dan siswa) untuk mengetahui hambatan siswa dan memantau ketercapaian tujuan? Petunjuk Pengisian/ Penjelasan Perangkat Pembelajaran Inovatif Perangkat Pembelajaran Inovatif berisi desain atau rancangan perangkat pembelajaran yang berfokus pada tiga komponen utama yaitu tujuan, bukti penilaian, dan kegiatan belajar termasuk di dalamnya asesmen formatif. Rancangan ini disusun berdasar backward design dalam konsep Understanding by Design (UbD) dalam bahan bacaan MK ini. Kolom (1) Tujuan Kolom (1) diisi dengan tujuan pembelajaran yang diturunkan dari CP atau KD (sesuai dengan kurikulum yang digunakan di sekolah untuk jenjang tertentu). Perumusan tujuan sebaiknya mencakup dua komponen yaitu kompetensi dan lingkup materi. Perumusannya dapat dilakukan dengan tiga cara. Pertama, merumuskan langsung berdasar CP. Kedua, merumuskan dengan menganalisis kompetensi dan lingkup materi. Ketiga, merumuskan lintas CP. Contoh alternatif perumusan dapat dilihat pada lampiran Panduan Pembelajaran dan Asesmen Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Menengah yang dapat diakses di tautan berikut https://kurikulum.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2022/06/Panduan-Pembelajarn- dan-Asesmen.pdf .
  • 17. Untuk perumusan tujuan, mahasiswa dapat menggunakan: (1) taksonomi Bloom yang telah diperbaharui oleh Anderson dan Krathwohl (2001), (2) teori tentang 6 bentuk pemahaman/ understanding oleh McTighe dan Wiggins (2005), dan (3) taksonomi Marzano (2000). Mahasiswa juga dapat mengkombinasikan atau menggunakan taksonomi lain, selama sesuai dengan kondisi/ karakteristik mata pelajaran, materi ajar, siswa dan lingkungan belajar. Taksonomi Bloom, Bentuk Pemahaman Wiggins and McTighe, dan Taksonomi Marzano Bloom (Anderson and Krathwol, 2001) McTighe and Wiggins (2005) Marzano (2000) Mengingat Mampu Menjelaskan Mengenali dan Mengingat Kembali Memahami Mampu menafsirkan Pemahaman Mengaplikasikan Mampu Menerapkan Analisis Menganalisis Memiliki Perspektif Pemanfaatan Pengetahuan Mengevaluasi Memiliki Empati Metakognisi Menciptakan Memiliki Pengetahuan diri Sistem diri catatan: 6 bentuk pemahaman Tighe dan Wiggins bukan taksonomi yang hirarkis Dalam kerangka UbD, pemahaman atau Understanding (dalam enam bentuknya) merupakan capaian belajar yang diharapkan. Namun perlu dicatat, bentuk pemahaman yang diharapkan tidaklah sama untuk setiap mata pelajaran atau jenjang. Pada pelajaran Matematika misalnya, kemampuan aplikasi, interpretasi, dan menjelaskan menjadi bentuk pemahaman materi yang paling alami, sesuai bidang. Sedangkan pada bidang keilmuan sosial, kemampuan menunjukkan empati, dan perspektif dapat juga dimasukkan/ ditambahkan sebagai bukti pemahaman jika perlu. Pada konteks SMK yang menitikberatkan pada praktik di bengkel atau laboratorium, tentunya bukti pemahaman yang ditargetkan akan berbeda. Contohnya ketrampilan untuk menghaluskan sebuah produk/ alat/ benda tentunya menekankan pada aspek penerapan. Sejumlah ketrampilan bahkan tidak hanya menekankan pada
  • 18. aspek kognitif tetapi juga aspek motorik dan aspek afektif secara proporsional, tergantung pada konteks pembelajaran. Untuk lebih mengetahui tentang keenam bentuk pemahaman dalam UbD, silakan membaca Bab 2 dari Bahan bacaan MK ini. Saat penyusunan tujuan atau hasil yang diinginkan dan alur pencapaiannya untuk suatu sesi pembelajaran, mahasiswa juga perlu mempertimbangkan persoalan konkret yang telah ditemui selama menjadi guru dan yang terkini, ketika mahasiswa melakukan observasi pembelajaran pada tahap identifikasi masalah. Mahasiswa perlu menganalisis CP dengan melihat kondisi atau konteks pembelajaran yang khas dari setiap kelas seperti alokasi waktu/ JP, luasan cakupan materi, kemampuan siswa, serta keberagaman dalam kelas. Misalnya cakupan materi dalam rumusan tujuan pembelajaran dapat disederhanakan atau dibagi ke dalam beberapa sesi pembelajaran jika pada observasi ditemukan persoalan ketidaktuntasan aktivitas yang berakar pada jumlah materi yang terlalu banyak. Atau, jika teridentifikasi bahwa siswa belum dapat mengaplikasikan sebuah konsep, teori, atau ketrampilan (misal menghitung volume, menjelaskan gaya, menulis, berenang) maka guru perlu merumuskan alur kegiatan pembelajaran dalam satu sesi dengan lebih bertahap dari yang mudah ke yang sulit atau dengan sedikit demi sedikit mengurangi bantuan. Di titik ini, kemampuan untuk menyusun alur pencapaian tujuan pembelajaran menjadi sangat penting. Bagaimana caranya agar siswa mencapai hasil/ tujuan akhir yang diharapkan, langkah apa sajakah yang diperlukan, bagaimana urutannya. Kolom (2) Bukti pemahaman/ penilaian Kolom (2) diisi dengan bukti penilaian yang dapat digunakan untuk menakar, mengevaluasi atau memvalidasi apakah siswa telah mencapai tujuan/ hasil yang diharapkan yaitu pemahaman. Kolom ini berisi bentuk penilaian kinerja dan bentuk penilaian lain. Draft kisi-kisi dan rubrik penilaian dapat disertakan di lembar terpisah. Terkait bukti penilaian, menurut McTighe dan Wiggins (2012), jika seorang siswa mencapai pemahaman, ia akan dapat menunjukkannya dalam satu atau beberapa jenis pemahaman. Dalam tahap ini, pertanyaan yang perlu dijawab adalah: Melalui tugas/ kinerja otentik dan bukti lain apa peserta
  • 19. didik akan mendemonstrasikan pemahaman/ pencapaian hasil (tujuan) yang diinginkan? dan Dengan kriteria apa kinerja dan bukti lain tersebut akan dinilai? Yang dimaksud dengn kinerja di sini adalah kinerja otentik yang menunjukkan keterampilan atau kemampuan yang diharapkan. Misalnya, membuat lemparan bernilai 3 angka pada permainan basket, menulis sebuah cerita/ naratif yang realistik dari sudut pandang seorang karakter. Bukti lain dapat berupa tes, kuis, portfolio dan semacamnya. Kolom (3) Langkah/ Aktivitas Pembelajaran Kolom (3) berisi kegiatan atau aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai tujuan/ pemahaman/ hasil yang diinginkan. Kegiatan dan aktivitas ini bisa juga sekaligus berfungsi digunakan guru untuk memantau proses belajar siswa, mengetahui hambatan, dan tingkat penguasaan materi oleh siswa. Dengan kata lain, saat kolom ini tidak hanya berisi aktivitas untuk mencapai bukti penilaian dan tujuan tetapi juga aktivitas yang berfungsi sebagai formative assessment. Asesmen formatif dilakukan di dalam proses pembelajaran untuk mengetahui perkembangan peserta didik dan sekaligus pemberian umpan balik yang cepat. Biasanya asesmen ini dilakukan sepanjang atau di tengah kegiatan/langkah pembelajaran, dan dapat juga dilakukan di akhir langkah pembelajaran. Asemen formatif merupakan satu kesatuan dengan kegiatan pembelajaran. Asesmen jenis lain, yaitu sumatif, tidak harus muncul pada modul ajar sebuah sesi pembelajaran, tergantung pada cakupan dan tujuan pembelajaran pada sesi tersebut. Aktivitas atau langkah pembelajaran di kolom ini bisa jadi mengikuti sintaks metode yang dirasa perlu baik secara keseluruhan maupun sebagian. Bisa juga merupakan penggabungan atau modifikasi langkah satu atau beberapa metode. Ketika memilih dan mengorganisasikan metode/ aktivitas belajar, perlu diperhatikan kembali persoalan-persoalan yang telah diidentifikasi di tahap 1 sebelumnya serta .evaluasi dari alternatif solusi. Tidak ada pembatasan dan/atau keharusan untuk memilih sebuah metode atau aktivitas tertentu karena pilihan aktivitas tentunya sangat tergantung pada tujuan, karakteristik mata pelajaran, materi, dan karakteristik peserta didik yang beragam. Namun demikian, khusus untuk pembelajaran di SMK,
  • 20. penyusunan desain dan pengembangan perangkat ajar disarankan menggunakan antara lain PjBL, Teaching Factory (Tefa), Kelas Industri, dan Kelas Kewirausahaan. Materi terkait dapat diakses di materi PPA II SMK Topik 2 dan Topik 3. Secara umum, dalam mengerjakan Perangkat Pembelajaran Inovatif mahasiswa merujuk pada bahan bacaan berikut: ● Bahan bacaan langkah 6 MK Pengembangan Perangkat ● Prinsip Pembelajaran dan Asesmen ● Bahan bacaan pada pendalaman materi PAUD, UMUM, SMK, DAN PLB Selain itu, dengan penyusunan rancangan kegiatan/ langkah pembelajaran juga perlu memperhatikan kesiapan dan keberagaman siswa. Oleh karena itu, mahasiswa PPG Daljab juga dapat mengimplementasikan konsep pembelajaran berdiferensiasi untuk merespon hal tersebut. Setelah menyusun dan mendiskusikan/ mempresentasikan rancangan awal perangkat pembelajaran dengan tiga komponen utama tersebut, mahasiswa melengkapi komponen menjadi modul/ RPP lengkap yang siap digunakan untuk pembelajaran di sekolah. Jika sekolah telah menggunakan kurikulum merdeka, komponen modul ajar lengkap yang diharapkan sebagai produk mata kuliah ini terdiri atas 3 komponen sebagai berikut. Komponen Modul Ajar. Informasi Umum Komponen Inti Lampiran ● Identitas penulis modul ● Kompetensi awal ● Profil pelajar pancasila ● sarana dan prasarana ● target peserta didik ● model pembelajaran yang digunakan ● Tujuan pembelajaran ● Asesmen ● pemahaman bermakna ● pertanyaan pemantik ● kegiatan pembelajaran ● refleksi peserta didik dan pendidik ● Lembar kerja peserta didik ● pengayaan dan remedial ● bahan bacaan pendidik dan peserta didik ● glossarium(opsional) ● daftar pustaka
  • 21. Dari komponen-komponen di tabel, pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik dapat dikembangkan dengan menggunakan konsep understanding dan triggering/ key question pada UbD. Keduanya merupakan bagian integral dalam penentuan hasil yang diinginkan (Topik 1, langkah 1 UbD-bahan bacaan MK). Pemahaman bermakna berisi jawaban dari sebagian atau seluruh poin-poin berikut: (1) apa ide besar materi yang siswa harus kuasai dari sebuah unit pembelajaran? (2) apa detail penting dari materi yang siswa harus pahami dari sebuah unit pembelajaran? (3) kebingungan/ miskonsepsi apa yang mungkin muncul dari sebuah unit pembelajaran? (4) keterampilan/ pengetahuan apa yang siswa akan kuasai dari sebuah unit pembelajaran? (5) apa yang akhirnya siswa bisa lakukan dari sebuah unit pembelajaran? Sedangkan untuk membuat pertanyaan pemantik, mahasiswa sebagai guru harus berpikir pertanyaan-pertanyaan “provokatif’ apa yang akan menumbuhkan rasa ingin tahu atau pemahaman yang diharapkan. Dinukilkan dari McTighe dan Wiggins (2012) berikut contoh formulasi pemahaman dan pertanyaan kunci/ pemantik Sample pemahaman bermakna dan pertanyaan pemantik. Pemahaman (yang diharapkan) Pertanyaan kunci Geografi, iklim, dan sumber daya alam di suatu wilayah mempengaruhi budaya, ekonomi, ekonomi, dan gaya hidup penduduknya. Bagaimana tempat tinggal kita mempengaruhi cara kita hidup? Seni dan budaya saling bergantung satu dengan yang lain; Dengan cara apa seni mencerminkan serta
  • 22. budaya mempengaruhi kesenian, dan kesenian merefleksikan dan melestarikan budaya. membentuk budaya? Dua sampel “pemahaman” di atas menjawab pertanyaan terkait ide besar atau detil penting apa yang siswa harus kuasai dalam suatu unit pembelajaran dua mata pelajaran yang berbeda. Dalam sebuah unit, bisa dimungkinkan ada lebih dari satu formulasi pemahaman bermakna. Formulasinya juga dapat disesuaikan dengan karakteristik materi masing-masing mata pelajaran. Demikian juga dengan pertanyaan pemantik, formulasinya tentunya harus memperhatikan kemampuan dan jenjang peserta didik. Namun yang pasti, pertanyaan pemantik sifatnya benar-benar harus dapat memantik siswa untuk menuju pemahaman yang dituju. Pertanyaan-pertanyaan seperti “apakah yang kalian ketahui tentang …” atau “sudahkan kalian mengetahui/ mendengar/ membaca….” rasanya tidak akan memantik pemahaman bermakna. Pada pembelajaran Bahasa dengan materi teks naratif, misalnya, alih-alih bertanya “Pernahkah kalian membaca cerita…..?” akan lebih baik jika guru menanyakan “Apa yang membuat sebuah cerita bisa menarik?” Rubrik Penilaian Perangkat Pembelajaran Inovatif Narasi Penilaian Tidak mengerja kan LK Tidak lengkap dalam pengisian kolom Mengerjakan seluruh kolom namun terdapat kelemahan di dua aspek Mengerjakan seluruh kolom namun terdapat kelemahan di satu aspek Mengisi seluruh kolom Perangkat Pembelajaran Inovatif dengan cukup baik dilihat dari aspek: ● ketepatan dalam perumusan tujuan ● kesesuaian antara semua komponen (tujuan, bukti penilaian, Mengisi seluruh kolom Perangkat Pembelajaran Inovatif dengan sangat baik dilihat dari aspek: ● ketepatan dalam perumusan tujuan ● kesesuaian antara semua komponen (tujuan, bukti
  • 23. dan kegiatan belajar/ asesmen formatif. penilaian, dan kegiatan belajar/ asesmen formatif. Rentang Nilai 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Rubrik Penilaian Modul/RPP Perangkat Pembelajaran Inovatif Kriteria < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Kelengkapan modul/ RPP kelengkapan komponen modul ajar/ RPP beserta bagian-bagian di dalamnya mulai dari komponen identitas/ informasi umum, inti, hingga lampiran-lampiran yang relevan Sebagian besar komponen tidak ditemukan Komponen lengkap namun tidak terdapat lampiran yang sesuai Komponen beserta bagian- bagiannya dan lampiran lengkap namun secara umum kualitas pengisian kurang sesuai/ kurang baik Komponen beserta bagian-baginnya serta lampiran lengkap dengan kualitas pengisian yang CUKUP BAIK. Komponen beserta bagian-baginnya serta lampiran lengkap dengan kualitas pengisian yang SANGAT baik Komponen utama 1. Kesesuaian Tujuan dan Indikator dengan KD/ CP 2. Kesesuaian Bukti penilaian dengan Tujuan 3. Kesesuaian Kegiatan dengan Bukti penilaian dan tujuan Tidak lengkap atau lengkap namun tidak sesuai pada ketiga kriteria Terdapat dua ketidaksesuaian pada salah satu kriteria Terdapat ketidaksesuaian pada salah satu kriteria Lengkap dan memenuhi semua kriteria dengan keseuaian yang CUKUP BAIK Lengkap dan memenuhi semua kriteria dengan keseuaian yang SANGAT BAIK
  • 24. Kriteria < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Bahan Ajar dan Sumber Belajar 1. Kesesuaian Bahan Ajar dengan komponen utama Modul/ RPP Solusi 2. Kebenaran substansi 3. Sistematika/ organisasi/ keruntutan penyajian bahan ajar dari sederhana ke kompleks; dari LOTS ke HOTS 4. Kecukupan/ jumlah bahan ajar 5. Kecukupan, keberagaman, keterpercayaan, kebaruan sumber belajar Kurang lengkap ATAU lengkap namun tidak memenuhi lebih dari 3 kriteria Lengkap dan memenuhi 2 atau 3 Lengkap dan memenuhi salah satu kriteria Lengkap dan memenuhi semua kriteria dengan CUKUP BAIK Lengkap dan memenuhi semua kriteria dengan SANGAT BAIK LKPD 1. Kesesuaian LKPD dengan komponen utama modul/ RPP 2. Keruntutan kegiatan/ pertanyaan dalam LKPD; menampakkan scaffolding pemahaman/ keterampilan. 3. Kesesuaian LKPD dengan karakteristik siswa 4. Kesesuaian jumlah aktivitas dalam LKPD dengan alokasi waktu pembelajaran 5. Disajikan dalam bahasa yang efisien, jelas/tidak ambigu, dan dengan tampilan yang menarik Kurang memenuhi lebih dari 3 kriteria Kurang memenuhi 2-3 Kurang memenuhi salah satu kriteria Memenuhi semua kriteria dengan CUKUP BAIK Memenuhi semua kriteria dengan SANGAT BAIK Media Pembelajaran 1. Kesesuaian media dengan komponen utama modul/ RPP Kurang memenuhi lebih dari 3 kriteria Kurang memenuhi 2-3 Kurang memenuhi salah satu kriteria Memenuhi semua kriteria dengan CUKUP BAIK Memenuhi semua kriteria dengan SANGAT BAIK
  • 25. Kriteria < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 2. Kesesuaian dan efektifitas media yang dipilih dengan karakteristik materi 3. Kesesuaian dan efektifitas media yang dipilih dengan karakteristik peserta didik (termasuk kemenarikan media bagi siswa) 4. Kemudahan penggunaan media Instrumen Penilaian 1. Kesesuaian bentuk penilaian formatif dengan apa yang akan dinilai/ tujuan pembelajaran 2. Kesesuaian bentuk penilaian sumatif dengan apa yang akan dinilai/ tujuan pembelajaran 3. Terdapat kisi-kisi atau cetak biru 4. Terdapat rubrik penilaian 5. Menggunakan bahasa yang efisien, jelas, dan memiliki tingkat keterbacaan yang baik/ tidak ambigu. Kurang memenuhi lebih dari 3 kriteria Kurang memenuhi 2-3 Kurang memenuhi salah satu kriteria Memenuhi semua kriteria dengan CUKUP BAIK Memenuhi semua kriteria dengan SANGAT BAIK
  • 26. Langkah 7 Pembuatan Rencana Evaluasi Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih Metode Kebutuhan Instrumen Rencana pengembangan Hasil (1) (2) (3) (4) Observasi pembelajaran Lembar checklist observasi Pengembangan dari modul ajar/ RPP (bagian aktivitas dan asesmen) dengan penambahan kolom keterlaksanaan/ ketidakterlaksanaan serta kolom catatan Link instrumen Refleksi Lembar Refleksi berisi daftar pertanyaan reflektif Menyusun 5 pertanyaan reflektif atas keterlaksanaan/ ketidakterlaksanaan rencana aksi Link instrumen Tambahkan metode lain jika ada Tambahkan kebutuhan instrument sesuai dengan metode Deskripsikan singkat rencana pengembangan Tautkan instrumen Petunjuk Pengisian/ Penjelasan Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih berisi desain atau rancangan instrumen yang akan digunakan mahasiwa untuk melakukan observasi dan evaluasi/ refleksi kritis terhadap keterlaksanaan rencana aksi (dalam bentuk modul ajar/ RPP) yang telah dikembangkan. Pada tagihan ini telah disediakan dua contoh desain, jika mahasiswa menggunakan rencana evaluasi yang sama, mahasiswa hanya tinggal melengkapi tautan instrumen yang siap pakai. Mahasiswa juga dapat menambahkan metode atau instrumen lain yang dirasa sesuai.
  • 27. Rubrik Penilaian Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat pembelajaran sesuai dengan rencana aksi terpilih Tidak mengerja kan LK Tidak lengkap dalam pengisian kolom Mengerjakan seluruh kolom namun terdapat kelemahan di dua aspek Mengerjakan seluruh kolom namun terdapat kelemahan di satu aspek Mengisi seluruh kolom LK dengan CUKUP BAIK dilihat dari aspek: (1) kesesuaian desain/ metode dan instrumen yang digunakan (2) kemudahan penggunaan instrumen (3) kelengkapan aspek yang direfleksi Mengisi seluruh kolom LK dengan SANGAT BAIK dilihat dari aspek: (1) kesesuaian desain/ metode dan instrumen yang digunakan (2) kemudahan penggunaan instrumen (3) kelengkapan aspek yang direfleksi 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Lembar Kerja dan Rubrik Penilaian Pengembangan Perangkat (BK) LK. 2.1 Eksplorasi Alternatif solusi (layanan dasar dan responsif) Faktor utama penyebab masalah Solusi Yang Direncanakan Alasan Memilih Solusi Tersebut Layanan dasar Layanan Responsif
  • 28. RUBRIK PENILAIAN LK 2.1 Eksplorasi Alternatif solusi (layanan dasar dan responsif) Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Faktor Utama Penyebab Masalah Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai Uraian faktor penyebab masalah tidak jelas Uraian faktor penyebab masalah kurang jelas Uraian faktor penyebab masalah cukup jelas Uraian faktor penyebab masalah jelas Uraian faktor penyebab masalah sangat jelas Solusi Yang Direncanakan solusi yang direncanakan tidak sesuai solusi yang direncanakan sesuai Alasan Memilih Solusi Tersebut Uraian alasan memilih solusi tidak jelas Uraian alasan memilih solusi kurang jelas Uraian alasan memilih solusi cukup jelas Uraian alasan memilih solusi jelas Uraian alasan memilih solusi jelas dan sesuai dengan faktor penyebab masalah
  • 29. LK 2.2 Menentukan Solusi (layanan dasar dan responsif) Solusi Yang Direncanakan Topik Tujuan Metode/Pendekatan Langkah Kegiatan Layanan Dasar Layanan Responsif Rubrik Penilaian LK 2.2 Menentukan Solusi (layanan dasar dan responsif) Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Layanan Dasar (bimbingan klasikal) Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Memuat 4 indikator tapi tidak jelas Memuat 4 indikator tapi kurang jelas Memuat 4 indikator dengan cukup jelas Memuat 4 indikator dengan jelas Memuat 4 indikator sangat jelas Layanan Responsif (konseling individual) Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Memuat 4 indikator tapi tidak jelas Memuat 4 indikator tapi kurang jelas Memuat 4 indikator dengan cukup jelas Memuat 4 indikator dengan jelas Memuat 4 indikator sangat jelas
  • 30. Perangkat Pembelajaran Inovatif (rancangan layanan bimbingan klasikal dan rancangan konseling individual) RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) BIMBINGAN KLASIKAL SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN …./… Topik layanan Komponen layanan Layanan dasar Sasaran Bidang layanan Metode/teknik Fungsi layanan Tanggal Pelaksanaan Waktu … Menit 1. Tujuan SKKPD... Pengenalan Akomodasi Tindakan Profil Pelajar Pancasila 2. KEGIATAN LAYANAN
  • 31. 1. Tahap Awal/Pendahuluan 2. Tahap Inti 3. Tahap Penutup 3. EVALUASI Evaluasi proses Evaluasi hasil Mengetahui Dosen Pembimbing Tempat, tanggal TTD Nama Mahasiswa PPG Guru Pamong
  • 32. TTD TTD LAMPIRAN-LAMPIRAN 1. Lampiran Materi, Media dan LKPD 2. Lampiran Evaluasi Proses dan Hasil 3. Lembar Refleksi Kegiatan Bimbingan Klasikal Rubrik Penilaian RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL) Bimbingan Klasikal Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Kelengkapan Komponen RPL Bimbingan Klasikal Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Komponen RPL BK tersaji sekitar 20% Komponen RPL BK tersaji sekitar 40% Komponen RPL BK tersaji sekitar 60% Komponen RPL BK tersaji sekitar 80% Komponen RPL BK tersaji diatas 80% Kejelasan Dalam Setiap Komponen RPL Bimbingan Klasikal Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Semua komponen RPLBK tersaji, tapi tidak jelas Semua komponen RPLBK tersaji, tapi kurang jelas Semua komponen RPLBK tersaji cukup jelas Semua komponen RPLBK tersaji dengan jelas Semua komponen RPLBK tersaji sangat jelas
  • 33. RANCANGAN/RENCANA KONSELING Pertemuan ke… A. DESKRIPSI KASUS Gambaran mengenai konseli secara menyeluruh, berkaitan dengan diri konseli, lingkungan dan isu yang dimiliki konseli. Deskripsi kasus akan bertambah seiring perjalanan konseling dikarenakan informasi mengenai diri, lingkungan dan permasalahan konseli akan semakin bertambah lewat proses konseling yang dilakukan. Analisis masalah konseli mengacu konseptualisasi masalah pada pendekatan konseling tertentu. B. TUJUAN KONSELING Berisi tentang pernyataan yang didasarkan pada target yang akan dicapai dari proses konseling yang dilakukan pada sesi tersebut. Misalnya : tujuan konseling adalah melakukan penggalian secara lebih mendalam mengenai lingkungan keluarga konseli, yang kemudian indikator mengenai yang dimaksud dengan lingkungan keluarga konseli disesuaikan dengan indikator lingkungan keluarga secara teoritis.Perumusan pernyataan tujuan harus jelas dan fokus data apa yang ingin diperoleh. C. PERENCANAAN PELAKSANAAN KONSELING Berisikan rencana pelaksanaan konseling pada sesi tersebut yang akan dilakukan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan meliputi : Waktu pelaksanaan konseling (kapan dan berapa lama), siapa saja yang akan dilibatkan dalam proses konseling pada sesi tersebut, alat asesmen yang digunakan, sumber data yang diperlukan untuk menggali data yang diperlukan, media atau alat konseling yang diperlukan. Alat asesmen yang akan digunakan harus dipersiapkan atau dibuat sesuai tujuan konseling dan dilampirkan pada setiap ancangan yang dibuat/direncanakan. D. PENDEKATAN DAN TEKNIK KONSELING
  • 34. Berisi penjelasan pendekatan yang akan digunakan dan teknik konseling yang akan digunakan (jika telah diketahui setelah menggunakan asesmen pendekatan) Dasar konseptual pemilihan pendekatan dan teknik konseling, didasari menggunakan minimal 2 buku dan 3 artikel ilmiah atau hasil penelitian Penjelasan langkah-langkah teknik konseling yang digunakan Pada sesi-sesi awal konseling, belum masuk pada pendekatan dan teknik konseling. Pendekatan dan teknik konseling baru bisa ditetapkan setelah anda mampu melakukan asesmen dengan menggunakan terminologi tertentu yang sesuai isu masalahnya. Pada sesi-sesi awal konseling, masih menggunakan teknik wawancara konseling untuk menggali informasi dan pendalaman masalah. Bagian ini juga berisi diagnosa berdasarkan pendekatan teori yang digunakan serta rekomendasi treatment yang akan dilakukan Berisi kemungkinan keberhasilan pelaksanaan konseling serta kemungkinan yang akan terjadi bila masalah konseli tidak ditangani. Selain itu berisi rencana konselor antara lain: apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisa sebagai persiapan? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman? LAMPIRAN Alat asesmen yang digunakan untuk menggali informasi konseli
  • 35. LAPORAN KONSELING Pertemuan ke… Hari/tanggal : ....................................................................................................... Konselor : ........................................................................................................ Konseli : ........................................................................................................ PROSES KONSELING Berisi deskripsi tentang pelaksanaan konseling: jumlah pertemuan, waktu pelaksanaan, dan proses konseling secara detail (apa yang dilakukan oleh konselor sejak awal hingga akhir sesi konseling bersama konseli). Deskripsi konseli: cara berpakaian, penampilan fisik, tanda-tanda sakit fisik, cacat fisik, level energi, presentasi diri secara umum Keluhan subjektif: presentasi masalah-masalah atau isu-isu dari sudut pandang konseli. Apa yang konseli katakan tentang penyebab, lama, dan tingkat keseriusan isu atau masalah. Apabila konseli memiliki lebih dari satu masalah, masalah tersebut diurut berdasarkan sudut pandang konseli. Penemuan obyektif: observasi konselor tentang tingkah laku konseli selama sesi konseling. Hal ini meliputi: tingkah laku verbal dan non verbal antara lain: kontak mata, nada suara, volume suara dan gerak tubuh. Konselor perlu membuat catatan bila terjadi perubahan bila mendiskusikan topik tertentu atau terdapat tingkah laku yang kontradiktif.
  • 36. DIAGNOSIS DAN PROGNOSIS Berisi diagnosa berdasarkan pendekatan teori yang digunakan serta rekomendasi treatment yang akan dilakukan, kemungkinan keberhasilan pelaksanaan konseling serta kemungkinan yang akan terjadi bila masalah konseli tidak ditangani Selain itu berisi rencana konselor antara lain: apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisis sebagai persiapan? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman? HASIL KONSELING Berisi tentang hasil apa yang dicapai pada penerapan pendekatan dan teknik konseling yang telah dilakukan. Hasil konseling akan menggambarkan sejauh apa pencapaian tujuan konseling yang telah ditetapkan pada ancangan konseling dapat diperoleh Merupakan deskripsi hasil asesmen yang telah dilakukan dengan menggunakan berbagai instrumen yang telah direncanakan untuk mencapai tujuan konseling yang ditetapkan. Dilengkapi interpretasi atau kesimpulan dari semua data hasil asesmen yang diperoleh pada sesi ini. Berisi pula penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan teknik yang akan dilakukan oleh konselor berdasarkan referensi teoritis yang membantu. Di dalamnya juga terdapat skenario pelaksanaan konseling, misalnya: Teknik Manajemen Diri. Langkah Pertama yang akan dilakukan adalah self- monitoring, jelaskan hal apa yang akan dilakukan oleh konselor terhadap konseli pada langkah pertama tersebut, dst. Selanjutnya penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan memperlihatkan hasil menyeluruh dari proses konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi, kognisi, dan tingkah laku konseli. EVALUASI PERKEMBANGAN Berisi pandangan konselor tentang konseli, apa yang ada dibalik perkataan dan perbuatan konseli. Evaluasi ini dilakukan secara berkelanjutan. Sejauh apa konseli mengalami perubahan dari sesi demi sesi, meliputi: emosi, kognisi, dan tingkah laku konseli. Identifikasi tema dan pola perkataan dan perbuatan konseli dengan mengacu pada teori-teori perkembangan dan kepribadian. Termasuk pula hipotesis, interpretasi dan konseptualisasi tentang konseli. Berisikan penjelasan mengenai hasil dari setiap langkah penerapan teknik yang telah dilakukan. Hasil penerapan teknik juga akan memperlihatkan hasil menyeluruh dari proses konseling yang telah dijalankan oleh konseli, meliputi ada tidaknya perubahan dalam emosi, kognisi, dan tingkah laku klien.
  • 37. RENCANA SESI SELANJUTNYA Berisi rencana yang akan dilakukan pada sesi konseling selanjutnya. Rencana untuk sesi berikut: Rencana untuk konseli, bukan untuk konselor. Rencana jangka pendek dan panjang. Bagaimana konselor ingin berinteraksi dengan konseli, apa yang direncanakan untuk merespons konseli pada sesi selanjutnya (kelanjutan diskusi masalah). Apakah konselor berencana untuk membantu perasaan, pemikiran atau tingkah laku? Apa strategi atau pendekatan tertentu yang mungkin digunakan? Apa dasar berpikir rencana tersebut? Berisikan penjelasan mengenai langkah-langkah penerapan teknik yang akan dilakukan oleh konselor berdasarkan referensi teoritis yang membantu. Di dalamnya juga terdapat skenario pelaksanaan konseling, misalnya : Teknik Manajemen Diri. Langkah Pertama yang akan dilakukan adalah self-monitoring, jelaskan hal apa yang akan dilakukan oleh konselor terhadap konseli pada langkah pertama tersebut, dst. Rencana untuk konselor: Apa sumber bacaan (buku, artikel, hasil penelitian) yang perlu dibaca dan dianalisis sebagai persiapan? Bagaimana pelaksanaannya? Apakah konselor membutuhkan bantuan orang yang lebih ahli atau berpengalaman? REFLEKSI KONSELOR Berisi refleksi konselor dalam proses konseling LAMPIRAN 1. Verbatim wawancara konseling 2. Kertas kerja atau homework yang digunakan (tergantung pada pendekatan dan teknik konseling yang digunakan) 3. Rekaman digital (audio visual)
  • 38. RUBRIK PENILAIAN RANCANGAN DAN LAPORAN KONSELING INDIVIDUAL Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Kelengkapan Komponen Ancangan dan Laporan Konseling Individual Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji sekitar 20% Komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji sekitar 40% Komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji sekitar 60% Komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji sekitar 80% Komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji diatas 80% Kejelasan Dalam Setiap Komponen Ancangan dan Laporan Konseling Individual Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Sebagian komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji, tapi tidak jelas Semua komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji, tapi tidak jelas Semua komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji, tapi kurang jelas Semua komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji dengan jelas Semua komponen rancangan dan laporan konseling individual tersaji sangat jelas Instrumen rencana evaluasi hasil penyusunan perangkat proses pelaksanaan layanan Instrumen rencana evaluasi proses dan hasil merujuk pada tujuan dan proses layanan, baik layanan dasar melalui bimbingan klasikal maupun layanan responsif melalui konseling individual. Mahasiswa mengembangkan evaluasi proses dan evaluasi hasil yang melekat pada perangkat layanan (di ambil dijadikan LK 2.4). Evaluasi proses mengarah pada proses evaluasi daya dukung dan kendala-kendala yang mungkin ditemui dalam penyelenggaraan layanan dasar dan responsif. Sementara evaluasi hasil mengarah pada sejauh mana layanan diberikan membawa dampak perubahan sesuai dengan tujuan layanan yang dirumuskan.
  • 39. Berikut contoh Instrumen rencana evaluasi proses dan hasil pada bimbingan klasikal. Instrumen ini hanya sebagai gambaran, dalam pelaksanaannya akan sangat menyesuaikan dengan konteks dan konten layanan di tempat masing-masing. Contoh Lembar Penilaian Evaluasi Proses Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal (LK 2.4) A. Identitas : 1. Kelas : …………………….. 2. Topik Layanan : Sukses Merencanakan Karier 3. Tanggal Layanan : …………………………….. B. Petunjuk Pengisian : 1. Berilah tanda centang (√) pada kolom pilihan di bawah ini sesuai dengan apa yang terjadi selama proses layanan bimbingan klasikal, dengan pilihan jawaban YA dan TIDAK : 2. Pernyataan nomor 1-13 diisi sesuai dengan keadaan peserta didik selama mengikuti proses layanan. KEGIATAN PESERTA DIDIK PILIHAN YA TDK 1. Peserta didik berperan aktif dalam kegiatan layanan 2. Peserta didik mendengarkan guru BK ketika menyampaikan materi layanan 3. Peserta didik memperhatikan ketika guru BK menyampaikan materi layanan 4. Peserta didik memperhatikan arahan dari guru BK 5. Peserta didik menyampaikan gagasan (ide) terkait materi layanan 6. Peserta didik aktif bertanya/menjawab mengenai materi layanan yang sedang dibahas 7. Peserta didik berdiskusi untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan 8. Peserta didik melaksanakan kegiatan layanan sesuai aturan yang ditetapkan
  • 40. 9. Peserta didik berdiskusi untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan 10. Peserta didik menunjukkan kerjasama selama proses layanan 11. Peserta didik antusias/menyukai dengan media layanan yang digunakan 12. Peserta didik menyampaikan kesimpulan dari materi yang sudah dibahas 13. Peserta didik menyampaikan kesan dan pesan setelah melaksanakan layanan Observer, RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN RENCANA EVALUASI HASIL PROSES LAYANAN Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Menggambarkan aktivitas/ proses layanan Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Terdapat 20% Item pernyataan yang menggambarkan aktivitas/proses layanan Terdapat 40% Item pernyataan yang menggambarka n aktivitas/proses layanan Terdapat 60% Item pernyataan yang menggambarkan aktivitas/proses layanan Terdapat 80% Item pernyataan yang menggambarkan aktivitas/proses layanan 80 % lebih Item pernyataan menggambarkan aktivitas/proses layanan Pernyataan disajikan secara spesifik dan tidak Tidak mengerjakan/ Mengerjakan Semua item pernyataan dituliskan tidak Semua item pernyataan dituliskan Semua item pertanyaan dituliskan cukup Semua item pernyataan dituliskan dengan Semua item pernyataan dituliskan dengan
  • 41. mengandung tafsir ganda tidak sesuai perintah jelas dan mengandung tafsir ganda kurang jelas dan mengandung tafsir ganda jelas namun masih ada yang mengandung tafsir ganda jelas dan tidak mengandung tafsir ganda sangat jelas dan tidak mengandung tafsir ganda LK. 2.4 Contoh Lembar Penilaian Hasil Pelaksanaan Layanan Bimbingan Klasikal No PERNYATAAN PILIHAN SS S KS STS 1 Saya mencari informasi mengenai karir dari Guru BK di sekolah 2 Saya memiliki kecerdasan yang menunjang impian karir saya kedepannya 3 Saya sudah memiliki banyak informasi tentang karir 4 Saya mencari informasi mengenai karir melalui internet 5 Saya merasa malas untuk mencari informasi karir dari internet 6 Saya rutin belajar demi karir di masa depan 7 Saya malas belajar karena karir di masa depan tidak terlalu penting 8 Saya sudah memiliki gambaran tentang karir di masa depan 9 Saya takut untuk membicarakan mengenai karir dengan teman saya 10 Saya paham dengan tujuan karir saya 11 Saya sulit memahami tujuan karir saya 12 Saya sudah memiliki bekal informasi mengenai yang dibutuhkan di dunia kerja 13 Saya merasa tidak memiliki bekal informasi mengenai yang dibutuhkan di dunia kerja
  • 42. 14 Saya merasa malas jika harus bertanya dengan orang tua mengenai informasi karir 15 Saya bingung dengan bagaimana bakat saya akan digunakan kedepannya 16 Saya memiliki bekal informasi karir yang didapat dari orang tua untuk karir di masa depan 17 Saya senang mencari sendiri informasi karir yang saya butuhkan 18 Saya malas untuk mencari informasi mengenai karir yang saya butuhkan. 19 Saya belajar beberapa keahlian yang dapat menunjang karir saya dimasa depan 20 Saya merasa malas jika belajar keahlian yang dapat menunjang karir saya 21 Saya memiliki banyak informasi karir supaya kehidupan saya baik 22 Saya mengabaikan informasi penting tentang karir yang dapat membuat kehidupan saya yang lebih baik RUBRIK PENILAIAN INSTRUMEN EVALUASI HASIL Kriteria 0 < 55 56-65 66-75 76-85 86-100 Menggambarkan Tujuan sebagaimana dirumuskan dalam RPLBK Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Terdapat 20% Item pernyataan yang tujuan sebagaimana dirumuskan Terdapat 40% Item pernyataan yang menggambarkan tujuan sebagaimana dirumuskan Terdapat 60% Item pernyataan yang menggambarkan tujuan sebagaimana dirumuskan Terdapat 80% Item pernyataan yang menggambark an tujuan sebagaimana dirumuskan 80 % lebih Item pernyataan menggambarkan tujuan sebagaimana dirumuskan
  • 43. Item Pernyataan disajikan secara spesifik, tidak mengandung tafsir ganda dan sesuai dengan konteks tujuan yang ingin dicapai Tidak mengerjakan/ Mengerjakan tidak sesuai perintah Semua item pernyataan dituliskan tidak jelas, mengandung tafsir ganda, dan tidak sesuai konteks Semua item pernyataan dituliskan kurang jelas, mengandung tafsir ganda, dan tidak sesuai konteks. Semua item pertanyaan dituliskan cukup jelas, tidak mengandung tafsir ganda, namun masih ditemukan ketidaksesuaian konteks di beberapa item. Semua item pernyataan dituliskan dengan jelas, tidak mengandung tafsir ganda dan sesuai dengan konteks tujuan yang ingin dicapai Semua item pernyataan dituliskan dengan sangat jelas, tidak mengandung tafsir ganda dan sesuai dengan konteks tujuan yang ingin dicapai