2. ETIK DAN MORAL SEBAGAI
LANDASAN DALAM
MEMBERIKAN ASUHAN
KEPERAWATAN KEPADA
PASIEN, KELUARGA DAN
MASYARAKAT
3. ETIK DAN MORAL SEBAGAI
DALAM PELAYANAN
KEPERAWATAN SECARA
PROFESIONAL
4. Etika profesi mengatur hubungan antara perawat
sebagai pelaksana keperawatan atau pemberi
bantuan dengan klien/masyarakat sebagai
penerima bantuan.
Untuk dapat memberi bantuan yang sesuai dengan
kebutuhan klien/masyarakat, perawat perlu
memperhatikan nilai sosial yang terkait erat dalam
profesi, yaitu :
1. Penguasaan pengetahuan yang mendalam
2. Keterampilan teknis/motoris yang matang, yang
diperoleh melalui proses belajar mengajar di
lahan praktik, dalam situasi nyata
3. Sikap pribadi dan profesional dalam memberikan
pelayanan
5. Etika merupakan cabang ilmu filsafat yang
obyeknya adalah perilaku manusia, termasuk
ilmu dasar memberi kekuatan kepada
manusia. Oleh karena itu, etika disebut pula
filsafat moral.
Filsafat moral yang menjadi dasar etika profesi
digunakan pula untuk memecahkan masalah
yang mengandung unsur etis.
Filsafat moral berarti keyakinan atau
kepercayaan kepada Tuhan dari manusia
untuk mempertanggungjawabkan perilakunya
berdasarkan keputusan yang telah dibuat,
dengan keyakinannya tentang kebenaran
dan kebaikan keputusan tersebut.
6. Perbedaan etika dan moral
Secara umum :
Etika : ilmu yang memedomani
keputusan manusia tentang perilaku
Moral : perilaku manusia dengan
menggunakan etika yang
dipertanggungjawabkan kepada
tuhan.
7. FILSAFAT
Pengertian, tujuan,
pandangan,hidup,keyakinan,
tindakan
AGAMA
Hubungan antara Tuhan dan
Manusia
ETIKA
Ilmu yang memdomani baik, buruk, benar,
salah, tindakan manusia berdasarkan
pemikirannya
MORALGAMA (TEOLOGI)
Ilmu yang memedomani
keputusan tentang baik, jelek,
benar, salah, dari tindakan
manusia dan wahyu Tuhan
Tindakan saya
sebagai perawat
(benar/salah.
Baik/buruk)
Hati nurani
menggunakan intelektual
untuk memutuskan
moralitas tindakan
manusia
ETIKA
KEPERAWATAN
ETIKA KEDOKTERAN
Studi Moralitas manusia
dalam profesi kesehatan
8. Moral
Adat/ kebiasaan
Perilaku yang diharapkan oleh masyarakat
yang merupakan standar perilaku dan nilai
yang harus diperhatikan bila seseorang
menjadi anggota masyrakat dimana
tempat dia tinggal
9. Pelayanan keperawatan yang diberikan oleh
seorang perawat sangat mempengaruhi mutu
asuhan keperawatan yang diterima oleh
klien. Oleh karena asuhan keperawatan yang
berkualitas maka perawat perlu outcome
klien yang lebih baik (Bellato & Pereira, 2004
; Nicklin, 2003).
Kondisi ini dapat tercapai apabila lingkungan
kerja perawat yang berkualitas.
Lingkungan praktik profesional yang
berkualitas merupakan nilai sentral pd praktik
keperawatan yang etis dan memainkan
peran penting dalam menurunkan situasi
berbahaya yang disebabkan oleh ethnical
distress dan moral residue.
Apa maksudnya??
10. Maksudnya adalah; apabila perawat
memiliki autonomi, dukungan, dan
kesempatan untuk mengembangkan
profesionalitasnya, maka hal tersebut
akan menghilangkan celah antara praktik
yang etis dan penurunan ethical distress.
Salah satu permasalahan yang sering
muncul di suatu rumah sakit adalah beban
kerja perawat yang tidak seimbang..
Biasanya situasi di awali dari tahap
perencanaan kebutuhan tenaga kerja
perawat yang tidak sesuai dengan
kapasitas kerja suatu institusi pelayanan.
11. Ferguson-Pare, 2004 :
Apabila beban kerja tinggi maka ketelitian
dan keamanan kerja menjadi menurun.
Affonso (2003), mengingatkan ;
Beban kerja perawat memiliki hubungan
yang signifikan terhadap keamanan
pasien.
Nicklin, 2004 ;
Pasien dan lingkungan kerja yang aman
akan meningkatkan outcome pasien.
12. PENTINGNYA ETIK DAN MORAL
SEBAGAI LANDASAN DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN
PEMBERIAN ASUHAN/PELAYANAN
13. Praktik keperawatan, termasuk etika
keperawatan, mempunyai beberapa dasar
penting seperti advokasi, akuntabilitan ,
loyalitas, kepedulian, rasa haru dan
menghormati martabat manusia. Diantara
berbagai pernyataan ini yang lazim
termasuk dalam standar praktik
keperawatan dan telah menjadi bahan
kajian dalam waktu lama adalah advokasi,
akuntabilitas dan loyalitas (fry, 1991; lih.
Creasia, 1991)
14. 1. Advokasi
Istilah advokasi sering digunakan dalam konteks
hokum yang berkaitan dengan upaya melindungi
hak-hak manusia bagi mereka yang tidak mampu
membela diri. Arti advokasi menurut ikatan
perawat amerika/ANA (1985) adalah “melindungi
klien atau masyarakat terhadap pelayanan dan
keselamatan praktik tidak sah yang tidak
kompeten dan melanggar etika yang dilakukan
oleh siapa pun”.
Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat
pasien adalah member informasi dan member
bantuan kepada pasien atas keputusan apa pun
yang dibuat pasien. Member informasi berarti
menyediakan penjelasan atau informasi sesuai
dibutuhkan pasien
15. Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu
peran aksi dan peran nonaksi. Dalam
menjalankan petan aksi, perawat memberikan
keyakinan kepada pasien bahwa mereka
mempunyai hak dan tanggung jawab dalam
menentukan pilihan atau keputusan sendiri dan
tidak tertekan dengan pengaruh orang lain.
Sedangkan peran nonaksi mengandung arti pihak
advokat seharusnya menahan diri untuk tidak
mempengaruhi keputusan pasien (Kohnke, 1982;
lih. Megan 1991).
Dalam menjalankan peran sebagai advokat,
perawat harus menghargai pasien sebagai
individu yang memiliki berbagai karakteristik.
Dalam hal ini perawat memberikan perlindungan
terhadap martabat dan nilai-nilai manusiawi
pasien selama dalam keadaan sakit.
16. 2. Akuntabilitas
Akuntabilitas merupakan konsep yang sangat
penting dalam praktik keperawatan. Akuntabilitas
mengandung arti dapat
mempertanggungjawabkan suatu tindakan yang
dilakukan dan dapat menerima konsekuensi dari
tindakan tersebut (Kozier, erb 1991).
Fry (1990) menyatakan bahwa akuntabilitas
mengandung dua komponen utama, yakni
tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti
bahwa tindakan yang dilakukan dilihat dari praktik
keperawatan, kode etik dan undang-undang dapat
dibenarkan atau absah.
Akuntabilitas adapat dipandang dalam suatu
kerangkaistem hierarki, dimulai dari tingkat
individu, tingkat intuisi/professional dan tingkat
social (Sullivian, Decker, 1988; lih. Kozier Erb,
1991).
17. Pada tingkat individu atau tingkat pasien,
akuntabilitas direfleksikan dalam proses
pembuatan keputusan tingkat perawat,
kompetensi, komitmen dan integritas.
Pada tingkat intuisi, akuntabilitas direfleksikan
dalam pernyataan falsafah dan tujuan bidang
keperawatan atau audit keperawatan.
Pada tingkat professional, akuntabilitas
direfleksikan dalam standar praktik
keperawatan.
Sedangkan pada tingkat soisal, direfleksikan
dalam undang-undang yng mengatur praktik
keperawatan.
18. 3. Loyalitas.
Loyalitas merupakan suatu konsep yang pelbagai
segi, meliputi simpati, pedulu dan hubungan
timbal balik terhadap pihak yang secara
profesional berhubungan dengan perawat.ini
berarti ada pertimbangan tentang nilai dan tujuan
orang lain sebagai nilai dan tujuan
sendiri.hubungan profesional dipertahnkan
dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati
janji, menentukan masalah dan prioritas serta
mengupayakan pencapaian kepuasan bersama
(Jameton, 1984; Fry, 1991; lih. Creasia, 1991).
Loyalitas merupakan elemen pembentuk kombinasi
manusia yang memoertahankan dan memperkuat
anggota masyarakat keperawatan dalam
mencapai tujuan. Dalam mempertahankan
loyalitas, tidak berarti tidak terjadi konflik
19. Loyalitas dapat mengancam asuhan
keperawatan, bila terhadap anggota
profesi atau teman sejawat, loyalitas lebih
penting dari asuhan keperawatan.
Untuk mencapai kualitas asuhan
keperawatan yang tinggi dan hubungan
dengan berbagai pihak yang harmonis,
maka aspek loyalitas harus dipertahankan
oleh setiap perawat, baik loyalitas
terhadap pasien, teman sejawat, rumah
sakit maupun profesi.
20. Untuk mewujudkan ini, AR. Tabbner (1981; lih. Creasia,
1991) mengajukan berbagai argumentasi.
Masalah pasien lain tidak boleh didiskusikan dengan
pasien lain dan perawata harus bijaksana bila
informasi dari pasien harus didiskusikan secara
profesional.
Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak
bermanfaat dan berbagai persoalan, yang berkaitan
dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit,
harus didiskusikan dengan umum (terbuka dengan
masyarakat).
Perawat hatus menghargai dan memberi bantuan
kepada teman sejawat. Kegagalan dalam melakukan
hal ini dapat menurunkan penghargaan dan
kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan.
Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan
ditentukan oleh kelakuan anggota profesi (perawat).
Perawat harus menunjukan loyalitas terhadap profesi
dengan berprilaku secara tepat pada saat bertugas.