2. BAB IV KURIKULUM DAN TEORI BELAJAR
Berbicara tentang kurikulum pada dasarnya adalah berbi
cara tentang belajar. Kurikulum dirancang untuk melaksa
nakan proses belajar. Dengan demikian pengembangan
kurikulum harus mempertimbangkan teori belajar
Secara historis, teori belajar dapat dibedakan antara t
eori belajar sebelum abad ke-20 dan teori belajar ab
ad ke-20.
Teori belajar sebelum abad ke-20 mencakupi: (1) teor
i belajar disiplin mental, (2) teori pengembangan ala
miah, dan (3) teori apersepsi.
Teori belajar abad ke-20 mencakupi: (1) teori perilaku
, dan (2) teori kognitif. Berikut ini paparan rinciannya.
3. TEORI
BELAJAR
T E O R I
B E L A J A R
S E B E L U M
A B A D K E - 2 0
Teori belajar disiplin
mental
Teori pengembangan
alamiah
Teori apersepsi
4. Teori Belajar Sebelum Abad Ke-20
1. Teori belajar disiplin mental
Teori ini dapat dibedakan antara teori
belajar mental theistic dan teori belajar
mental humanistic.
Tori belajar mental teistik dipelopori
oleh Calvin dan Wolff.
Teori belajar mental humanistik dengan
tokohnya, antara lain A.J. Adler, Plato,
dan Aristoteles.
5. • Aliran
rasionalisme
Plato berpendapat bahwa pengetahuan tidak
diperoleh melalui pencaindra melainkan melalui
pikiran
• Aliran
realisme
Aristoteles berpendapat bahwa pengetahuan
diperoleh melalui indera. Hakikat kenyataan
adalah dunia alam nyata, sumber pengerahuan
adalah pengalaman indera, dan karenanya belajar
adalah kontak dengan lingkungan alam
Yang disebut belajar menurut teori belajar disiplin mental ini adalah apabila jiwa/pikir
an anak disiplin atau dilatih. Plato berdapat bahwa latihan dan disiplin mental dalam
matematika dan filsafat nerupakan persiapan terbaik bagi kehidupan seseorang di m
asyarakat.
Lanjutan…… Teori belajar disiplin mental
7. 3. Teori apersepsi
Teori apersepsi juga disebut Herbartisme, karena dipelopori oleh Herbart, yang kemu
dian juga Titchener. Teori belajar apersepsi berpendapat bahwa belajar adalah suatu
proses asosiasi gagasan baru dengan gagasan-gagasan lama yang telah ada, yang s
udah terbentuk di dalam pikiran.
1 2 3 4
Contiguity Succession Similarrity Contrast
(kebersamaan
, serentak)
berurutan kemiripan berlawanan
Implikasi teori belajar apersepsi antara lain berupa pemilihan bahan belajar
dan penyajiannya sesuai dengan pengalaman-pengalanan anak
8. Hilgard mengklasifikasikan teori belajar abad ke-20 ke dalam dua
kelompok, yaitu: (1) kelompok teori atomisme (molekuler environ
mentalistik) dan (2) kelompok teori holisme (molar nativistik)
Teori Belajar
Abad ke-20
Teori Atomisme Teori Holisme
Mementingkan bagian-bagian Mementingkan keseluruhan
Lebih mementingkan reaksi, sehingga teori ini juga disebut
psikologi reaksi.
Mementingkan interaksi dengan lingkungan
Bersifat mekanistis dan statis Bersifat hidup, saling pengaruh dengan lingkungan, selalu beru
bah, yang tetap hanya pola organisasinya.
Bertinjauan historis, tingkah laku terbentuk berdasar apa ya
ng pernah dilakukan, makin mirip dengan apa yang pernah
dilakukan makin mudah dipelajari
Berorientasi pada masa kini, walaupun tidak menolak pengaruh
masa lampau.
Perkembangan tingkah laku anak tergantung pada hasil bela
jar, sangat mementingkan pengaruh lingkungan, bagian-bag
ian dalam mengkaji perkembangan tingkah laku manusia, p
eranan reaksi, mekanisme terbentuknya hasil belajar, penyeb
ab di wakru lalu, pembentukan kebiasaan dan menggunaka
n trial and error (coba-coba dan salah) dalam memecahkan
Perkembangan tingkah laku anak tergantung pada interaksinya
dengan lingkungan, mementingkan nativistik, holistik, peran at
au fungsi kognitif, keseimbangan dalam diri anak, orientasi pad
a saat ini, pembentukan struktur kognitif dan menggunakan pe
mahaman (insight) dalam pemecahan masalah
9. Teori Abad Ke-20
01
02
03
04
Teori Behaviorisme
Teori Kognitif Kelompok Gestalt-Field
Teori Humanistik
Teori Belajar Sosial Albert Bandura
10. Teori belajar ini berpendapat bahwa belajar adalah proses perubahan
tingkah laku yang dapat diamati, yang timbul dalam kaitanya dengan
stimulus dan respons, bukan disebabkan oleh kedewasaan atau pertu
mbuhan fisik. Menurut kelompok ini, struktur berpikir dan proses bela
jar internal kurang penting dalam proses pembelajaran.
Kelompok behaviorist beranggapan bahwa pada dasarnya manusia itu
pasif, atau reaktif (bertindak menunggu rangsangan atau stimulus).
Teori-teori S-R Conditioning dapat dibedakan lagi menjadi: S-R Bond (
teori conditioning without reinforcement, kondisioning tanpa penguat
an, classical conditioning. simultaneous contigous conditioning) dan t
eori kondisioning dengan penguatan (conditioning with reinforcement
= instrumental conditioning = operant conditioning).
1. Teori Behaviorisme
11. • Thorndike merumuskan tiga hukum dasar.
Hukum kesia
pan (the law
of readines)
Hukum akiba
t (the law of
effect),
Hukum latiha
n (law of exer
cise)
01 0302
a. Teori S-R Bond
teori ini disebut teori Stimulus-Respons (S-R). Stimulus akan menimbulkan ke
san pada indera, sedang respons akan memberi dorongan untuk bertindak.
Asosiasi S-R itu disebut connection (koneksi, hubungan), maka teori ini juga
disebut Teori Koneksionisme.
12. b. Teori Classical Conditioning
Teori Classical Conditioning atau Teori Kondisioning Tanpa
Penguatan, merupakan proses penggantian stimulus yang
dasarkan pada prinsip adhesive (bahan perekat). Prinsip in
i berarti bahwa suatu respon dikaitkan pada rangsangan t
ertentu pada saat rangsangan lain diberikan akan menim
bulkan respon yang sama bila rangsangan itu diberikan ra
ngsangan tersendiri.
Teori kondisioning tanpa penguatan dari Petrovich Pavlov
(1949-1936), menggunakan conditioned reflects (relek ber
-syarat)
Pavlov meletakkan dasar behaviorisme, penelitian tentang
proses belajar, dan teori belajar. Bagi Pavlov belajar perlu
pembiasaan.
13. c. Teori Operant Conditioning
Teori Operant Conditioning = kondisioning dengan peng
uatan = instrumental conditioning, dipelopori oleh Burhu
s Frederic Skinner dan Gagne.
Skinner berpendapat bahwa tingkah laku hendaknya diaj
arkan lewat serangkaian pendekatan yang berurutan mul
ai dari yang dikuasai ke yang diinginkan. Skinner membe
dakan dua prinsip umum dalam kondisi, yaitu:
1) Setiap respons yang diikuti stimulus yang memperku
at reward (ganjaran), akan cenderung diulang, dan
2) Stimulus yang memperkuat reward akan meningkatk
an diulangnya suatu respons.
14. Gagne mengembangkan teori behaviorist menjadi neobe
haviorist. Menurut Gagne, proses belajar yang bertahap
mulai dari yang sederhana ke yang kompleks. Tahap itu di
sebut "jenjang belajar”. Gagne mengajukan delapan jenis
belajar, dari yang sederhana hingga yang kompleks, yaitu"
1) Signal learning (belajar tanda-tanda, simbol),
2) Srimulus-response learning (belajar rangsangan-tanggapa
n),
3) Chaining learntng (belajar berantai),
4) Verbal association (asosiast verbal, hubungan verbal),
5) Discrimination leaning (belajar pembedaan),
6) Concept learning (belajar konsep),
7) Rule learning (belajar peraturan atau hukum), dan
8) Problem solaing learning (belajar pemecahan masalah).
Lanjutain……. c. Teori Operant Conditioning
15. 2. Teori Kognitif, Kelompok Gestalt-Field
kelompok Gestalt-feld proses berpikir internal mendapat tempat lebih
penting daripada perubahan tingkah laku yang tampak.
Berbeda dari kelompok behaviorist yang beranggapan bahwa manusia
bersifat pasif dan reaktif, kelompok Gestalt-field berasumsi bahwa man
usia bersifat interaktif dalam hubungannya dengan lingkungan.
Berbeda dari kelompok behaviorist yang menyederhanakan kegiatan-k
egiatan yang kompleks ke dalam unsur-unsurnya, kelompok Gestalt-fel
d menyatakan bahwa keseluruhan lebih dari penjumlahan bagian-bagi
annya.
Inti dari teori Gestalt-feld adalah insight (pengertian, pemahaman). Ba
gi mereka, belajar adalah proses pengembangan pengertian-pengertia
n baru atau pengubahan pengertian-pengertian lama. Belajar adalah k
egiatan krearif, inmajinatif, eksploratif, dan berujuan.
16. Beberapa Teori Kognitif, Kelompok Gestalt_
Field antara lain :
01
02
03
04
Teori Gestalt, dipelopori
oleh Max Werheimer
Teori Medan (Field The
ory) diperluas dari teori
gestalt oleh Kurt Lewin
(1890-1947).
Teori Pengolahan Informasi
Teori Pengembungan Kognitif
Jean Piaget
17. 3. Teori Humanistik
Teori humanistik dipelopori oleh tiga tokoh, ya
itu: Arthur Combs, Abraham H. Maslow, dan C
arl R. Rogers.
Menurut teori humanistik, belajar adalah pros
es internalisasi personalisasi) informasi baru, y
aitu menjadikan informasi baru sebagai milik
pribadinya, melalui menyerapan dan pencerna
an, Maka, mengajar hendaknya membantu an
ak memetik arti atau memberi makna materi y
ang diajarkan.
18. Berikut ini ringkasan pendapat para ahli
teori humanistik.
1
2
3
Combs, berpendapat bahwa orang dibedakan dari perilaku bati
niahnya, seperti: perasaan, persepsi, keyakinan, dan maksud (ke
inginan, kehendak)
Maslow, menyatakan bahwa dalam diri manusia terdapat doron
gan positif untuk tumbuh sekaligus kekuatan untuk menghamb
at pertumbuhannya
Rogers, menyarankan proses belajar-mengajar yang lebih manu
siawi, antara lain memperhatikan hasrat untuk belajar, belajar y
ang bermakna/berarti
19. 4. Teori Belajar Sosial Albert Bandura
Dalam teori belajar sosial, orang tidak didorong oleh ten
aga dari dalam (internal), dan juga tidak karena rangsang
an-rangsangan dari lingkungan (ekstenal),
melainkan bahwa fungsi pikologi orang itu dijelaskan seb
agai interaksi timbal balik yang terus menerus antara fakt
or-faktor penentu pibadi dan lingkungannya.
Menurut teori belajar sosial, yang penting adalah kemam
puan individu untuk mengambil sari informasi dari tingka
h laku orang lain, memutuskan tingkah laku mana yang
akan diambil, dan nantinya melaksanakan tingkah laku te
rsebut.
20. Asumsi yang mendasari teori belajar sosial adalah (a) hakikat proses belajar
dalam latar alami, (b) hubungan si belajar dengan lingkungannya, dan (e) de
finisi dari apa yang dipelajari Bandura mengajukan hubungan segitiga yang
saling berkaitan antara: tingkah laku (T), lingkungan (L), dan kejtlan internal
yang mempengaruhi persepsi dan tindakan (P). Perhatikan gambar berikut.
21. Berikut ini urutan langkah-langkah dalam belajar
dengan jalan observasi menurut teori belajar sosi
al.
22. Demikian paparan tentang teori belajar yang perlu dipertimbangkan
dalam pengembangan kurikulum. Teori belajar pada awalnya merup
akan kajian filosofis oleh para ahli filsafat bersama para ahli psikolo
gi, tetapi dalam perkembangan selanjutnya psikologi telah menjadi
disiplin ilmu tersendiri, memisahkan diri dari filsafat.
Pada dasarnya tidak ada teori belajar yang paling baik at
au paling benar untuk segala sittuasi dan kondisis masin
g-masing memilikikelebihhan dan kekurangan, maka perl
u selektif atau memadukanpenerapannya dalam rangcan
gan kurikulum.
Pengembangan kurikuelum harus mempertimbangkan te
ori-teori belajar sebagaimana dipaparkan di atas dan disi
mpulkan di bawah ini:
1. Teori belajar ilmu jiwa
2. Teori belajar asosiasi
3. Teori belajar organismik