Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
TEORI BELAJAR KLASIK
1. PERSPEKTIF TEORI TEORI BELAJAR KLASIK
Dosen Pengampu: Dr.M.Agus Martawijaya,M.Pd
KELOMPOK I
ANDI HERIATI (220008301001)
AMIRUDDIN (220008301003)
ELVAANGGRAYAA (220008301008)
HASLINDA VISKAALI (22000830 1012)
2. Kornblum
Menurut Kornblum teori merupakan sekumpulan konsep yang
mencoba untuk mencari jalan keluar atau gejala terhadap
tema atau kejadian yang sedang mereka amati dengan cara
mengidentifikasi atau mencari pembeda atau faktor yang mem
pengaruhi sebab akibat.
.
1
Glaser dan Straus
Sementara menurut Glaser dan Straus teori itu sendiri sebenar
nya berbentuk data yang didapatkan ilmuan atau peneliti lewat
proses analisis secara sistematis dan menggunakan metode-
metode komparatif.
Istilah teori belajar terdiri dari dua kata penting
yaitu teori dan belajar.
3. Sedangkan Belajar merupakan suatu proses usaha sadar yang di
lakukan oleh individu untuk suatu perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak memiliki sikap menjadi bersikap benar,
dari tidak terampil menjadi terampil melakukan sesuatu..
Dari definisi teori dan belajar yang sudah dipaparkan di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa teori belajar adalah suatu teori
yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan
belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode
pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di luar
kelas.
4. Teori klasik Pembelajaran klasik merupakan
pembelajaran dimana secara umum, pusat
pembelajaran berada pada guru, dan
menempatkan siswa sebagai objek dalam
belajar.
Jadi, disini guru berperan sebagai orang
yang serba bisa dan sebagai sumber belajar.
5. SEJARAH TEORI BELAJAR KLASIK
Berdasarkan unsur historisnya bahwa teori belajar klasik berkembang sebelum abad ke 20 yang
dikenal dengan teori belajar disiplin mental. Teori ini tanpa dilandasi eksperimen dan hanya berdasar
pada filosofis atau spekulatif. Walaupun berkembang sebelum abad ke-20, namun teori disiplin
mental sampai sekarang masih ada pengaruhnya, terutama dalam pelaksanaan pengajaran disekolah
sekolah.
Ada beberapa teori yang termasuk rumpun disiplin mental/teori belajar klasik yaitu:
a. Teori disiplin mental theistik
b. Teori disiplin mental humanistik
c. Teori disiplin mental naturalis
d. Teori appersepsi/hebartisme
6. Teori Disiplin Mental Theistik
Teori belajar ini berasal dari psikologi daya dan menurut teori ini bahwa
individu atau anak memiliki sejumlah daya mental seperti pikiran, ingatan,
perhatian, kemampuan, keputusan, observasi, tanggapan dan lain sebagainya.
Seseorang belajar didasari oleh kesiapan mental yang terdiri dari jumlah daya
(kekutan) yang dimana satu sama lain terpisah. Teori ini memandang bahwa
belajar pada bahan ajar telah mempunyai nilai dan nilai tersebut terletak pada
formalnya, bukan pada materinya. Artinya, apapun materi ajar yang dipelajari
seseorang tidaklah penting, melainkan yang penting adalah pengaruhnya dalam
membentuk daya-daya tertentu.
Ciri teori disiplin Mental Theistik
Lebih menekankan pada kemandirian dan keterlibatan psikis, namun tidak
terlalu mementingkan fisik yang bertujuan untuk meningkatkan potensi-potensi
yang dimiliki oleh peserta didik.
7. Penerapan Teori Disiplin Mental Theistik dalam Pembelajaran
Pembelajaran yang melatih kemampuan (daya) peserta
didik dapat dilakukan dengan mengamati gambar, mengingat
kata, arti kata, dan lain sebagainya. Pembelajaran seperti ini
dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dari berbagai
keterampilan. Teori ini bersifat formal karena mengutamakan
daya-daya dan terdapat karakteristik mental individual serta
mengandung kesatuan fungsional.
8. Teori Disiplin Mental Humanistik
Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari
sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.
Tujuan utama para pendidik adalah membantu peserta didik untuk
mengmbangkan dirinya yaitu membantu masing-masing individu untuk
mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik dan
membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri
mereka. Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus bermuara
pada manusia itu sendiri.
Pendekatan sistem tersebut dapat di lakukan agar para peserta didik
dapat memilih suatu rencana pelajaran dan mereka dapat mencurahka
waktu bagi bermacam-macam tujuan belajar atau sejumlah pelajaran
yang akan dipelajari atau jenis-jenis pemecahan masalah dan aktifitas-
aktifitas kreatif yang mungkin dilakukan.
9. Teori Disiplin Mental Naturalis/Aktualisasi Diri
Aliran ini menjelaskan bahwasanya segala sesuatu yang alamiah
(pembawaan) cenderung baik sehingga pendidikan internal adalah
pendidikan yang paling baik sedangkan pendidikan eksternal memberikan
pengaruh yang kurang baik terhadap perkembangan anak. Naturalisme
merupakan aliran yang menyakini adanya pembawaan dan juga milieu
(lingkungan).
Naturalisme menghendaki bahwa pendidikan yang berjalan secara wajar tanpa
intervensi yang berlebihan sehingga membuat anak tersebut justru merasa
terancam. Hal ini dilakukan atas dasar, bahwa anak memiliki potensi insaniyah
yang memungkinkan untuk dapat berkembang secara alamiah.
10. Teori Appersepsi/Herbartisme
Menurut teori ini belajar adalah mengusahakan adanya tanggapan-tanggap
an sebanyak-banyaknya dan sejelas-jelasnya pada kesadaran individu.
Implementasi dari teori ini dapat dilihat melalui pemilihan materi pelajaran
yang sederhana, penting tetapi menarik dan diberikan sesering mungkin;
serta adanya apersepsi diawal pembelajaran dan refleksi diakhir
pembelajaran.
•Penerapan Teori Appersepsi/Herbartisme dalam Pembelajaran
Dalam praktek pembelajaran, adanya appersepsi awal
serta refleksi pada akhir pembelajaran merupakan
implementasi/penerapan teori ini, pemilihan materi
pembelajaran yang sederhana, menarik, dan diberikan
sesering mungkin.
11. 1. TEORI BEHAVIORISTIK
TEORI-TEORI BELAJAR KLASIK
Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage dan Berliner tentang peru
bahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikol
ogi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan
pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik.
Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori beha
vioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai
individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau
pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan
menghilang bila dikenai hukuman
12. TOKOH- TOKOH ALIRAN BEHAVIORISTIK
THORNDIKE WATSON C. HULL E. GUTHRIE B.F SIKNNER
Menurut Thorndike,
belajar adalah
proses interaksi
antara
stimulus dan respon
belajar sebagai pro
ses interaksi antara
stimulus dan res
pons, namun stimu
lus dan respon yang
dimaksud harus da
pat diamati (observa
ble) dan dapat di
ukur
Asas belajar Guthrie
yang utama adalah hu
kum kontiguiti. Yaitu
gabungan stimulus-sti
mulus yang disertai su
atu gerakan, pada wak
tu timbul kembali cen
derung akan diikuti ol
eh gerakan yang sama
menggunakan varia
bel hubungan anta
ra stimulus dan res
pon untuk menjelas
kan pengertian
belajar
stimulus-stimulus
yang diberikan akan s
aling berinteraksi dan
interaksi antar stimu
lus itu akan memenga
ruhi respon yang dihas
ilkan. Respon yang dib
erikan ini memiliki kon
sekuensi-konsekuensi.
13. Beberapa hukum belajar yang dihasilkan dari pendekatan
behaviorisme ini, diantaranya :
Dari eksperimen yang dilaku
kan Thorndike terhadap kucing
menghasilkan hukum-hukum
belajar,
diantaranya:
a.Law of Effect
b.Law of Readiness
c.Law of Exercise
1.Connectionism ( S-R Bond)
menurut Thorndike.
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlov terhadap seekor anjing
menghasilkan hukum-hukum
belajar, diantaranya :
a. Law of Respondent
b. Conditioning Law of Respon dent Extinction
.
2. Classical Conditioning menurut Ivan Pavlov
Dari eksperimen yang dilakukan B.F. Skinner
terhadap tikus dan selanjutnya terhadap burun
g merpati menghasilkan hukum-hukum belajar, dia
ntaranya :
1.Law of operant conditining
2.Law of operant extinction
3.Operant Conditioning menurut B.F. Ski
nner
Dari eksperimen yang dilakukan Pavlovterhadap
tikus dan selanjutnya terhadap burung merpati
Dalam teori pengkondisian klasik ada 2 tipe stimul
us dan 2 tipe respon,yang harus dipahami yaitu :
1. Unconditioned Stimulus (US) dan Uncondi
tioned Respon (UR)
2. Conditioned Stimulus (CS) dan Conditioned Res
pon (CR)
4. Teori Pengkondisian Klasik
14. SOCIAL LEARNING MENURUT ALBERT BANDURA
Teori belajar sosial atau disebut juga teori
observational learning adalah sebuah teori
belajar yang relatif masih baru dibandingkan
dengan teori-teori belajar lainnya.
Berbeda dengan penganut Behaviorisme lainn
ya, Bandura memandang Perilaku individu
tidak semata- mata refleks otomatis atas sti
mulus (S-R Bond), melainkan juga akibat
reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi
antara lingkungan dengan skema kognitif
individu itu sendiri.
15. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan
pada presentasi ini adalah sebagai berikut:
1. Teori belajar klasik adalah teori belajar yang dikemuk
akan hanyalah berupa pendapat dari pengalaman keti
ka dalam kegiatan belajar berlangsung tanpa bereks
perimen.
2. Berdasarkan unsur historisnya bahwa teori belajar
klasik berkembang sebelum abad ke 20 yang dikenal
dengan teori belajar disiplin mental. Teori ini tanpa dil
andasi eksperimen dan hanya berdasar pada filosofis
atau spekulatif. Walaupun berkembang sebelum abad
ke-20, namun teori disiplin mental sampai sekarang
masih ada pengaruhnya, terutama dalam pelaksanaan
pengajaran disekolah-sekolah.
3. Teori ini menganggap bahwa secara psikologi individu
memiliki kekuatan, kemampuan atau potensi-potensi
tertentu. Belajar adalah pengalaman dari kekuatan,
kemampuan dan potensi- potensi tersebut.