1. Kelompok 8:
boy yulia
M. Boy Muslim Al Imami
A.B.A (G74219108)
putri
Putri Rahma Aulia
(G94219178)
Yulia Dwi Rahmawati
(G94219197)
Ijarah (perbankan syariah di indonesia)
Dosen Pengampu : Mochammad Andre Agustianto, Lc, MH.
3. PengerTian ijarah
Secara bahasa, ijārah berasal dari kata al-Ajru berarti buruh atau
upah. Atau ijārah berarti sewa, jasa atau imbalan, yaitu akad
yang dilakukan atas dasar suatu manfaat dengan imbalan atau
jasa.
Menurut pengertian Syara’ , al- Ijārah ialah: Urusan sewa menyewa
yang jelas manfaat dan tujuannya, dapat diserah terimakan,
boleh dengan ganti (upah) yang telah diketahui dan waktunya
sudah ditentukan.
4. Ijarah dilihat dari segi objeknya
Ijarah dilihat dari segi pekerjaan
yang dilakukan
Imbalan atas sesuatu bersifat pekerjaan.
Jenis pekerjaannya harus jelas dan
tidak mengandung unsur tipuan.
Pemberian imbalan yang dikarenakan
pengambilan manfaat dari suatu benda,
pada ijarah ini benda atau barang yang
disewakan harus memiliki manfaat.
Ijarah
‘Ayyan
Ijarah
‘Amal
Pihak yang harus melakukan
pekerjaan yang sifat pekerjaannya
umum dan tidak terbatas pada
hal-hal (pekerjaan) tertentu yang
bersifat khusus.
Pihak yang harus melaksanakan
pekerjaan dan sifat pekerjaan
ditentukan dalam hal yang khusus
dan dalam waktu yang tertentu.
Ajiir
Khas
Ajiir
Musytara
k
MACAM-MACAM IJARAH
5. Jenis jenis ijarah dalam
perbankan syariah
Ijarah mutlaqah adalah sewa
menyewa. Ijarah mutlaqah
terbagi dua yaitu menyewa
untuk jangka waktu tertentu,
dan menyewa untuk proyek
tertentu.
bentuk pertama diterapkan
dalam bentuk sewa menyewa
barang/asset. sedangkan bentuk
kedua digunakan untuk
menyewa pekerja/tenaga ahli
dalam usaha-usaha tertentu
(ujrah wal ’umulah).
ijarah muTlaqah
Ijarah muntahia bi al-tamlik
adalah transaksi sewa dengan
perjanjian untuk menjual atau
menghibahkan objek sewa di
akhir periode sehingga transaksi
ini diakhiri dengan kepemilikan
objek sewa.
Transaksi ini merupakan
perpaduan antara akad jual beli
dan sewa atau lebih tepatnya
akad sewa yang diakhiri dengan
kepemilikan barang di tangan si
penyewa.
Al-Ijarah al-MunTahia
biT-Tamlik (IMBT)
6. RUKUN IJARAH
Akidain (Kedua
Orang yang Berakad)
Shighat akad (Ijab
dan Qobul)
Ujrah
(Upah Sewa)
Al manafi‘
(Manfaat)
(Mu’ajjir dan Musta’jir)
Ulama Hanafiyah: Aqid
berakal, mumayyis,
tidak harus baligh
Ulama Syafi’iyah dan
Hanabilah: Mukallaf,
baligh, dan berakal
akad : pertalian ijab
(pernyataan melakukan
ikatan)
qabul : (pernyataan
menerima ikatan).
Sewa menyewa terjadi
dan sah apabila ada
akad baik secara
perkataan/pernyataan
lain
Akad sewa barang →
nilai guna barang
Akad sewa jasa →
pekerjaan pemberi
jasa
Biaya sewa sebagai
ganti dari manfaat
yang diterima oleh
penyewa atau upah
yang diberikan oleh
penerima jasa kepada
pemberi jasa
1 32 4
7. Kedua pihak yang melakukan
transaksi Ijarah sudah dewasa
(baligh) dan berakal (tidak mabuk).
Barang yang menjadi objek transaksi
harus jelas adanya
Barang yang menjadi objek transaksi
menjadi hak Mu’jar atas seizin
pemiliknya.
Kedua pihak yang melakukan
transaksi memiliki kerelaan dan tidak
didasarkan suatu paksaan dari pihak
mana pun.
Barang yang menjadi objek transaksi
harus halal sesuai syariat Islam.
Manfaat yang didapatkan harus
diinformasikan secara terang dan
jelas.
SyaraT ijarah
8. DASAR HUKUM IJARAH
Hadith dari Ibnu Umar, bahwa Nabi
Muhammad s.a.w. Bersabda:
“Berikanlah upah pekerja sebelum mengering
keringatnya.” (Ibn Majah)
H.R. Muslim
“Rasulullah SAW bersabda: Dahulu kami menyewa
tanah dengan jalan membayar dengan tanaman
yang tumbuh, lalu Rasulullah SAW melarang kami
cara itu dan memerintahkan kami agar
membayarnya uang emas atau uang perak.” (H.R.
Muslim).
Landasan Ijma’nya ialah:
Umat islam pada masa sahabat telah berijma’
bahwa ijarah diperbolehkan sebab bermanfaat bagi
manusia
Al-Qur’an surat al-Zukhruf ayat 32
“Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami
telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam
kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian
mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar
sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain.
Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka
kumpulkan.” (Q.S. al-Zukhruf [43] : 32)
9. Al-Qur’an surat Al-Talaq ayat 6
Artinya : “Jika mereka menyusukan (anak-anakmu) untukmu, maka
berikanlah upahnya.”(Al-Talaq : 6)
Yang menjadi dalil dari ayat tersebut adalah ungkapan
“berikanlah kepada mereka upahnya, ungkapan tersebut menunjukan
adanya jasa yang diberikan sehingga berkewajiban membayar upah
(fee) secara patut. Dalam hal ini termasuk di dalamnya jasa
penyewaan atau leasing. Upah dalam ayat ini disebutkan dalam
bentuk umum, mencakup semua jenis sewa-menyewa (ijarah).
DASAR HUKUM IJARAH
10. PENERAPAN AKAD IJARAH
Dalam praktek keuangan sendiri jenis ijarah yang paling sering digunakan adalah Al-Ba‟Iwa al-ijarah
muntahiyyah bi al-tamlik . al-ijarah muntahiyyah bi al-tamlik merupakan kombinasi sewa menyewa
(ijarah) dan jual beli atau hibah di akhir masa sewa. Ijarah muntahiyyah bi al-tamlik adalah transaksi sewa
dengan perjanjian untuk menjual atau menghibahkan objek sewa diakhir periode sehingga transaksi ini
diakhiri dengan kepemilikan objek sewa.
Dalam ijarah muntahiyyah bi al-tamlik, pemindahan hak milik barang terjadi dengan salah satu dari dua
cara berikut ini:
1. Pihak yang menyewakan berjanji akan menjual barang yang disewakan tersebut pada akhir masa sewa.
2. Pihak yang menyewakan berjanji akan menghibahkan barang yang disewakan tersebut pada akhir masa
sewa.
Adapun bentuk alih kepemilikan ijarah muntahiyyah bi al-tamlik antara lain:
a. Hibah diakhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa asset dihibahkan kepada penyewa.
b. Harga yang berlaku pada akhir periode, yaitu ketika pada akhir periode sewa asset dibeli oleh penyewa
dengan harga yang berlaku pada saat itu.
c. Harga ekuivalen dalam periode sewa, yaitu ketika membeli aset dalam periode sewa sebelum kontrak
sewa berakhir dengan harga ekuivalen.
11. Pertama : Ketentuan Umum
Kedua : Ketentuan terkait Hukum dan Bentuk Ijarah
Ketiga : Ketentuan terkait Sighat Akad Ijarah
Keempat : Ketentuan terkait Mu’jir, Musta’jir, dan Ajir
Kelima : Ketentuan terkait Mahall al-Manfa’ah dan Ijarah ‘ala al-A’yan
Keenam : Ketentuan terkait Manfaat dan Waktu Sewa
Ketujuh : Ketentuan terkait ‘Amal yang Dilakukan Ajir
Kedelapan: Ketentuan terkait Ujrah
Fatwa DSN-MUI
1. Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No.
009/DSNMUI/IV/2000 tentang pembiyaan Ijarah.
2. Fatwa Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama Indonesia No.
112/DSNMUI/IX/2017 tentang akad Ijarah.
12. APA ITU LEASING?
Menurut Keputusan Menteri Keuangan
No. 1169/KMK.01/1991, sewa guna usaha
(leasing) adalah kegiatan pembiayaan
dalam bentuk penyediaan barang modal
baik secara sewa guna usaha dengan
hak opsi (finance lease) maupun sewa
guna usaha tanpa hak opsi (operating
lease) untuk digunakan
oleh lessee selama jangka waktu
tertentu berdasarkan pembayaran
secara berkala.
Maka leasing dapat diartikan sebagai
perusahaan yang melakukan aktivitas
pembiayaan dalam bentuk peminjaman
modal dan sudah melakukan
perjanjian/kesepakatan terlebih dahulu.
Finance lease adalah
kegiatan sewa guna usaha
di mana lesse pada akhir
masa kontrak mempunyai
hak opsi untuk membeli
objek sewa guna usaha
berdasarkan nilai sisa yang
disepakati.
Operating lease adalah sebuah
bentuk dari perjanjian leasing
yang dimana pihak dari lessee
melakukan penyewaan pada
sebuah alat dalam waktu
tertentu untuk mendapatkan
manfaat dan tidak memiliki
sebuah keinginan dalam
memiliki benda tersebut dalam
waktu tertentu.
Finance lease
Sewa guna usaha di
Indonesia lebih dikenal
dengan sebutan leasing.
Operating lease
13. Leasing
LESSOR
Lessee
merupakan
perusahaan atau
perorangan yang
memperoleh
barang modal
dengan
pembiayaan dari
pihak
perusahaan
leasing.
Lessor
merupakan
perusahaan
leasing yang
membiayai
keinginan para
nasabahnya untuk
memperoleh
barang-barang
modal.
Supplier adalah pihak
penyedia barang dan
termasuk juga pihak
penyedia jasa asuransi
yang digunakan.
dan biasanya juga ada
Perusahaan Asuransi
yang akan
menanggung risiko
terhadap perjanjian
antara lessor dan
lessee dengan
dikenakannya biaya
asuransi kepada
lessee.
Lessee (nasabah) supplier
Pada hakikatnya leasing dan kredit
bank memiliki kemiripan salah satu
cara pembiyaannya. Perbedaannya
hanya terletak pada leasing
memberikan bantuan barang modal
kepada lessee sedangkan kredit bank
memberikan bantuan berupa
permodalan (uang). Lembaga leasing
lebih bersifat sebagai perantara dalam
mencarikan barang modal, bukan
sebagai penyedia dana. Contoh
perusahaan sewa guna usaha/Leasing
adalah Adira Finance, Bussan Auto
Finance, Oto Finance, Wom Finance,
BCA Finance, dan lain-lain.