Akad syariah merupakan istilah untuk perjanjian transaksi syariah yang berasal dari bahasa Arab 'aqad yang berarti perjanjian. Terdapat berbagai jenis akad seperti wadiah, mudharabah, murabahah, salam, dan istisna' yang masing-masing memiliki ketentuan khusus. Akad syariah harus memenuhi syarat seperti jujur menyampaikan informasi, sesuai prinsip Islam, bebas riba, serta transparan antara para pih
3. Akad secara bahasa adalah ikatan/mengikat. akad diambil dari
bahasa Arab yang artinya mengikat atau ikatan yang
mengekang. Akad syariah merupakan istilah yang digunakan
untuk menyebut jenis perjanjian atau kesepakatan dalam
transaksi syariah.
Akad berasal dari kata al-'Aqd yang merupakan bentuk
masdar dari kata 'Aqada dan jamaknya adalah al-'Uqud yang
artinya perjanjian (yang tercatat) atau kontrak. Menurut
Ensiklopedi Hukum Islam, kata al-'aqd artinya perikatan,
perjanjian, dan permufakatan (al-ittifaq).
3
5. • Wadlah: yaitu akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau
uang dan pihak yang diberi kepercayaan untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan
keutuhan barang atau uang tersebut.
• Mudharabah: yaitu akad kerja sama usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau
bank syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua ('amil, mudharib, atau
nasabah) selaku pengelola dana dengan kesepakatan yang disetujui dalam akad. Dalam hal
ini, kerugian ditanggung sepenuhnya oleh bank syariah kecuali jika pihak kedua melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi kesepakatan.
• Musyarakah: yaitu akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu, di
mana setiap pihak memberikan porsi dana masing-masing.
• Murabahah: yaitu akad pembiayaan suatu barang dengan menegaskan harga beli kepada
pembeli, kemudian pembeli membayarnya dengan harga yang lebih sesuai dengan
keuntungan yang disepakati.
5
6. • Salam: yaitu akad pembiayaan suatu barang dengan cara pemesanan, kemudian
pembayaran harga dilakukan terlebih dahulu dengan syarat tertentu yang
disepakati.
• Istisna’: yaitu akad pembiayaan barang dalam bentuk pemesanan pembuatan
yang disepakati antara pemesan dan penjual atau pembuat barang.
• Ijarah: yaitu akad penyediaan dana untuk memindahkan hak guna atau manfaat
dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa, tanpa diikuti dengan
pemindahan kepemilikan barang.
• Ijarah muntahiyah bit tamilk: yaitu akad penyediaan dana untuk memindahkan
hak guna atau manfaat dari suatu barang atau jasa berdasarkan transaksi sewa
dengan pemindahan kepemilikan barang.
• Qardh: yaitu akad pinjaman dana kepada nasabah dengan ketentuan bahwa
nasabah wajib mengembalikan dana yang diterima pada waktu yang telah
disepakati.
6
7. • Bai’ naqdan adalah jual beli biasa yang dilakukan secara tunai.
Dalam jual beli ini bahwa baik uang maupun barang diserahkan di
muka pada saat yang bersamaan, yakni di awal transaksi (tunai).
• Bai’ muajjal adalah jual beli dengan cara cicilan. Pada jenis ini
barang diserahkan di awal periode, sedangkan uang dapat
diserahkan pada periode selanjutnya. Pembayaran ini dapat
dilakukan secara cicilan selama periode hutang, atau dapat juga
dilakukan secara sekaligus di akhir periode.
• Murabahah adalah jual beli dimana besarnya keuntungan secara
terbuka dapat diketahui oleh penjual dan pembeli.
• Salam adalah akad jual beli barang dengan cara pemesanan dan
pembayaran harga lebih dahulu dengan syarat-syarat tertentu.
• Istisna adalah akad jual beli dalam bentuk pemesanan pembuatan
barang tertentu dengan kriteria dan persyaratan tertentu yang
disepakati antara pemesan (Pembeli, Mustashni’) dan penjual
(Pembuat, shani’
7
8. • Ijarah adalah akad pemindahan hak guna atas suatu barang
atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran
sewa/upah tanpa diikuti dengan pemindahan kepemilikan
barang itu sendiri.
• Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT) adalah Ijarah yang
membuka kemungkinan perpindahan kepemilikan atas
objek ijarahnya pada akhir periode.
• Ju’alah adalah akad ijarah yang pembayarannya didasarkan
kepada kinerja objek yang disewa /diupah.
8
9. 9
Sementara itu syarat agar akad itu sah
antara lain, penjual harus jujur menginformasikan
harga pokok kepada pembeli; dilakukan sesuai rukun
dan prinsip Islam; bebas riba; serta adanya
transparansi antara penjual dan pembeli.