1. Dokumen membahas tentang emosi, tempramen, dan kepribadian anak serta orientasi pemahaman sosial dan kelekatan anak.
2. Faktor keluarga seperti transisi menjadi orang tua dan sosialisasi timbal balik mempengaruhi perkembangan anak.
3. Cuti orang tua dan variasi tempat penitipan anak turut mendukung perawatan dan pengasuhan anak.
1. Bunga Almira Y. 18010664037
Aaqila K Zahra Z. 18010664169
Dwi Nona K. 18010664119
2. a. Emosi
Bentuk pengekspresian dari perasaan dalam kondisi tertentu
atau dalam suatu interaksi. Berperan sebagai bahasa pertama
untuk bayi dan orang tua berkomunikasi.
Diklasifikasikan menjadi :
a. Emosi positif - antusiasme
- kegembiraan
- cinta
b. Emosi negatif - kecemasan
- kemarahan
- rasa bersalah
- kesedihan
3. Emosi dibedakan menjadi dua macam :
a. Emosi primer - gembira
- marah
- sedih
- takut
b. Emosi sadar diri - cemburu
- empati
- malu
b. Tempramen
Gaya perilaku dan cara berespon yang sifatnya individual.
Terdapat dua model klarifikasi :
a. Menurut Chess & Thomas
b. Menurut Rothbart & Bates
4. a. Anak bertempramen mudah.
pada umumnya memiliki suasan hati yang positif, cepat
membangun rutinitas pada masa bayi, dan mudah beradaptasi
dengan pengalaman- pengalaman baru.
b. Anak bertempramen sulit.
cenderung bereaksi negatif dan sering menangis, melibatkan diri
dalam hal- hal rutin sehari- hari secara tidak teratur serta lambat
menrima pengalaman baru.
c. Anak bertempramen lambat.
memiliki tingkat aktivitas rendah, agak negatif, dan
memperlihatkan suasana hati yang intensitasnya rendah.
5. a. Ekstraversi/ surgensi. Meliputi antisipasi positif,
impulsivitas, tingkat aktivitas, dan pencarian sensasi.
b. Afektifitas negatif. Meliputi takut, frustasi, sedih, dan
tidak nyaman. Sering cemas dan menangis.
c. Kendali yang diupayakan. Meliputi memfokuskan dan
mengalihkan perhatian, kontrol inhibisi, kepekaan
perseptual dan kesenangan berintensitas rendah.
6. Kepribadian tersusun dari emosi dan tempramen sehingga
membentuk karakteristik yang menetap dalam individu.
Karakteristik kepribadian :
a. Rasa percaya
b. Penghayatan diri
c. kemandirian
7. 1. Orientasi Pemahaman Sosial
a. Orientasi Sosial
Sejak awal perkembangannya, bayi mulai tertarik
dengan dunia sosial. Bayi memandang perhatian
pada wajah dan mengenali suara manusia.
Usia 2 - 3 Bulan Usia 1 - 2 tahun
Bayi menunjukkan
pengisolasian diri
Bersifat ali-alih kerjasama
Emosi negatif Mempunyai karakter
kerjasama yang lebih aktif
8. b. Lokomosi
Keterampilan-keterampilan lokomotorik yang
dikembangkan memungkinkan bayi lebih
sering untuk memulai interaksi-interaksi sosial.
c. Intensi dan Perilaku Berarahan-Tujuan
Mempersepsikan bahwa setiap orang
melakukan perilaku sesuai intensi dan
berarahan-tujuan merupakan pencapaian
kognitif sosial yang penting.
9. d. Referensi Sosial
Referensi sosial adalah tindakan membaca
tanda-tanda emosi orang lain demi membantu
menentukan bagaimana bertindak dalam
situasi tertentu
e. Kompleksitas Sosial dan Wawasan Bayi
Dicerminkan melalui persepsi bayi bahwa
tindakan orang lain dimotivasi oleh maksud
tertentu.
10. 2. Kelekatan dan Perkembangannya
Kelekatan adalah ikatan emosional yang kuat
antara dua orang. Menurut psikiater Inggris,
John Bowlby, terdapat 4 konsep kelekatan :
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Dari lahir - usia 2
bulan
Usia 2 - 7 bulan Usia 7 - 24 bulan Usia 24 bulan dan
seterusnya
Secara insting bayi
menjalin
kelekatan dengan
manusia.
Kelekatan menjadi
berfokus pada
satu individu,
biasanya kepada
pengasuh utama.
Kelekatan yang
khusus
berkembang.
Anak-anak lebih
menyadari
perasaan, tujuan,
dan rencana orang
lain dan mulai
mempertimbangk
an dengan sendiri.
11. Terdapat 4 jenis kelekatan bayi terhadap pengasuh
(Mary Ainsworth) :
1. Bayi dengan kelekatan
aman
(securely attached babies)
memanfaatkan pengasuh
sebagai basis aman untuk
mengeksplorasi
lingkungannya.
2. Bayi dengan kelekatan
tidak aman dan
menghindar
(insecure avoidant babies)
memperlihatkan kekuatan
tidak aman melalui
tindakan menghindar dari
pengasuh.
3. Bayi dengan kelekatan
tidak aman dan menolak
(insecure resistant babies)
sering kali melekat pada
pengasuhnya kemudian
menolaknya.
4. Bayi dengan kelekatan
tidak aman dan tidak
teratur (insecure
disorganized babies)
memiliki karakteristik
tidak teratur dan
disorientasi.
12. Keluarga dapat dianggap sebagai suatu sistem
kesatuan kompleks yang tersusun atas bagian-bagian
yang saling berkaitan menutur generasi, gender, dan
peran.
Relasi perkawinan, pengasuhan, serta perilaku, dan
perkembangan bayi dapat dimiliki dampak langsung
maupun tidak langsung terhadap satu sama lain.
Konflik perkawinan mungkin dapat mengurang
efisiensi pangasuhan, sementara secara tidak langsung
dapan mempengaruhi perilaku anak. Fakta sederhana
bahwa terdapat dua orang yang kini menjadi orang tua
dapat berdampak besar terhadap relasi mereka.
13. a) Transisi menjadi orang tua
Sejumlah pasangan menyatakan bahwa menjadi orang tua
meningkatkan penghayatan sebagai pasangan dan memberi
mereka identitas baru serta lebih stabil sebagai pasangan.
b) Sosialisasi timbal - balik
Merupakan sosialisasi yang bersifat dua arah. Artinya,
anak-anak mengsosialisasikan orang tua seperti halnya
orang tua mengsosialisasikan anak-anak.
c) Perawatan dari ibu dan dari ayah
Interaksi ibu dengan anak biasanya berpusat pada aktivitas
perawat anak, seperti memberi makan, mengganti popok,
dan memandikan. Sedangan ayah cenderung melibatkan
permainan, ayah terlibat dalam permainan yang lebih
bersifat fisik seperti melompat, menggelitik, dan
melambungkan ke atas.
14. a) CUTI ORANG TUA
1. Cuti ibu
Di beberapa negara, cuti sebelum melahirkan
merupakan keharusan seperti halnya dalam 6 hingga
10 minggu setelah melahirkan.
2. Cuti ayah
Biasanya lebih singkat dari cuti ibu. Cuti ayah secara
khusus penting jika jarak anak kedua lahir disaat anak
pertama masih membutuhkan pengasuhan.
3. Cuti keluarga
Pekerja diberikan kesempatan untuk mengasuh
seorang anak atau anggota keluarga yang sakit,
semisal mengantar anak sekolah dihari pertama atau
mengujungi sekolah anak.
15. b) VARIASI TEMPAT PENITIPAN ANAK
Perawatan anak dapat diberikan di suatu fasilitas
besar dan lengkap atau pun dirumah pribadi.
Beberapa fasilitas penitipan anak bersifat
komersial, sementara lainnya merupakan fasilitas
penitipan nonprofit yang diselenggarakan oleh
gereja, pusat pelayanan masyarakat, dan
karyawan. Beberapa penyedia pelayanan
penitipan anak merupakan para professional,
sedangkan yang lainnya adalah ibu yang ingin
mendapatkan penghasilian lebih.