SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
KONTROL HORMON
REPRODUKSI PADA UDANG
Wiwin kusuma atmaja putra, s.pI, m.si
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
Menurut Bachtiar (2007), lobster air tawar memiliki bagian-bagian tubuh seperti
berikut:
1. Sepasang antena di bagian depan kepala yang berfungsi
sebagai alat peraba, perasa, dan pencium lingkungan sekitar. Alat ini juga membantu
lobster mencari mangsanya.
2. Sepasang capit (celiped) yang panjang dan lebar.
3. Ekor tengah (telson) 1 buah, yang dilengkapi dengan duri-duri halus yang
menyebar di sepanjang ujungnya.
4. Ekor samping 2 pasang.
5. Kaki renang (pleopod) 5 pasang terletak di tubuh bagian bawah dekat ekor yang
berfungsi sebagai alat berenang.
6. Kaki jalan (wallung legs) 4 pasang terletak disamping kiri dan kanan tubuhnya.
Tingkat kematangan gonad udang, yaitu:
• Pada udang penaeus mating (perkawinan) terjadi pada
waktu udang sedang molting dan udang betina belum
berkembang ovarinya, sehingga sperma yang dikeluarkan
disimpan pada telikum.
• Tetapi pada udang vaname, mating terjadi setelah udang
betina matang ovarinya yang terlihat berwarna orange
dan mengeluarkan feromone. Dengan feromone inilah
udang jantan terangsang untuk mendekati betina dan
mating serta sperma yang dikeluarkan /ditempelkan pada
telikum bagian luar, sehingga 1 – 2 jam kemudian udang
betina akan segera mengeluarkan telur dan terjadi
pembuahan (Wyban and Sweeney, 1991).
Moulting udang
• Molting adalah proses pergantian cangkang pada udang (crustacea) dan terjadi ketika
ukuran daging udang bertambah besar sementara eksoskeleton tidak bertambah besar
karena eksoskeleton bersifat kaku, sehingga untuk menyesuaikan keadaan ini udang akan
melepaskan eksoskeleton lama dan membentuk kembali dengan bantuan kalsium.
Semakin baik pertumbuhannya semakin sering udang berganti cangkang. Inilah yang
kemudian dikenal sebagai pertumbuhan
Penjelasan secara sederhana mengenai ganti kulit pada udang
mengikuti alur proses sebagai berikut:
• Mobilisasi dan akumulasi cadangan material metabolik, seperti
Ca, P dan bahan organik ke dalam hepatopankreas selama akhir
periode antar ganti kulit (intermolt akhir).
• Pembentukan kulit baru diiringi dengan resorpsi material organik
dan anorganik dari kulit lama selama periode persiapan (awal)
ganti kulit (premolt).
• Pelepasan kulit lama pada saat ganti kulit dan diikuti dengan
absorpsi air dari media eksternal dalam jumlah besar (molt).
• Pembentukan dan pengerasan kulit baru dari cadangan material
organik dan anorganik yang berasal dari hemolimfee (darah) dan
hepatopankreas (sebagian kecil berasal dari media eksternal),
yang terjadi pada periode setelah ganti kulit (postmolt).
• Pertumbuhan jaringan somatik selama periode setelah ganti kulit
dan awal antar ganti kulit, fase dimana udang akan mengalami
homeostasis kalsium yakni proses yang bertujuan untuk
menyeimbangkan kandungan ion kalsium tubuh dengan ion
kalsium diperairan (intermolt awal).
Mekanisme kontrol hormon reproduksi
Organ pengontrol
hormon pada udang:
1. Eyetalks: ada X
organ
GIH (Gonadotropin Inhibiting Hormone)
2. Brain
GSH (Growth Stimulating Hormone)
3. Sel Telur (estradiol dan
testosteron)
4. Hati (vitelogenin)
• Hormon hiperglikemik Crustacean (CHH) . CHH terutama
terlibat dalam regulasi gula darah , tetapi juga berperan dalam
pengendalian molting dan reproduksi .
• Molt Inhibiting hormone (MIH). MIH menghambat Y - organ di
mana hormon molting ( ekdisteroid ) disekresikan . Sebuah
siklus molting dimulai ketika sekresi MIH berkurang atau
berhenti .
• Gonadotropin Inhibiting hormone (GIH), juga dikenal sebagai
vitelogenesis Inhibiting hormone ( VIH ) karena perannya
dalam menghambat vitelogenesis pada udang betina .
• Mandibula Organ – Inhibiting hormone ( MOIH ) . MOIH
merepresi sintesis metil farnesoate , prekursor serangga
remaja hormon III di organ mandibula .
X – Organ Organ penghambat
kematangan telur dan sperma.
Y – Organ Organ penghasil G S H.
EYE Shrimp and
ablation
Penyuntikkan
Hormon pada
udang
Secara intramusculer
pada kaki jalan ke-3
Faktor
penghambat
Moulting udang
• Faktor eksternal diantaranya;
adanya nutrisi, photoperiod
dan temperatur
• faktor internal terkait dengan
produksi hormon ekdisteroid
dan Molt Inhibiting Hormon
(MIH).
Internal
eksternal
• Pelepasan hormone ekdisteroid oleh organ-Y yang bervariasi
berdasarkan stadium yang dilaluinya dalam siklus ganti kulit
dan juga tergantung pada kadar hormon ekdisteroid yang
terdapat dalam hemolim.
• Pengaturan kadar hormon ekdisteroid hemolim dapat
dipengaruhi melalui beberapa lintasan. Penelitian terhadap
organ-Y dengan cara in vitro memperlihatkan bahwa ekstrak
tangkai mata dapat memperlambat atau menghentikan
pelepasan hormone ekdisteroid. Berdasarkan sistem
pengaturan kadar hormon ekdisteroid hemolim tersebut diatas
dan hubungannya dengan MIH. Model sistem pengaturan
neuroendokrin yang pernah diketahui adalah interaksi antara
organ-X – kelenjar sinus dan organ-Y. Faktor lingkungan
termasuk di dalamnya stres akan mengaktifkan neuron
serotonergik tangkai mata yang merangsang kompleks sel-sel
neurosekretori organ-X (XO) – kelenjar sinus (SG) untuk
melepaskan MIH. MIH dalam hemolim berikatan dengan
permukaan reseptor sel organ-Y yang menyebabkan adenilat
siklase (AC) aktif dan mengubah ATP menjadi cAMP (siklik
AMP). Produksi hormon ekdison dari kolestrol akan ditekan
oleh cAMP. Pengaruh yang berlawanan ditimbulkan oleh
kalsium (Ca) yang berikatan dengan kamodulin akan
mengaktifkan enzim cAMP-fosfodiesterase membentuk 5 AMP,
sehingga produksi ekdison dapat ditingkatkan kembali.
Kenaikan kadar kalsium hemolim pada awal ganti kulit dan
akan turun kembali pada saat ganti kulit, keadaan ini
berhubungan dengan perubahan ekdisteroid hemolim.

More Related Content

What's hot

sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerakf' yagami
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 
Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01hassanfpk
 
Kuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayaKuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayaSuko Widodo
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanLiswan Suhly
 
1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikanPutra putra
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikandadangsopian05
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrovehar tati
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanmuhammad halim
 
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIMustain Adinugroho
 

What's hot (20)

Oogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikanOogenesis pada ikan
Oogenesis pada ikan
 
sistem alat gerak
sistem alat geraksistem alat gerak
sistem alat gerak
 
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PENGELOLAAN KUALITAS AIR PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 
Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01Fertilisasi ikan 01
Fertilisasi ikan 01
 
Soal agribisnis1
Soal agribisnis1Soal agribisnis1
Soal agribisnis1
 
Biologi udang
Biologi udangBiologi udang
Biologi udang
 
Kuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidayaKuliah 6-perikanan-budidaya
Kuliah 6-perikanan-budidaya
 
Sistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidayaSistem perikanan budidaya
Sistem perikanan budidaya
 
Hama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikanHama dan penyakit ikan
Hama dan penyakit ikan
 
Kegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairanKegiatan budidaya perairan
Kegiatan budidaya perairan
 
1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan1 4 seleksi induk ikan
1 4 seleksi induk ikan
 
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus) SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO  (Clarias gariepinus)
SEKSUALITAS IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus)
 
Manajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikanManajemen kesehatan ikan
Manajemen kesehatan ikan
 
Morfologi udang 021012
Morfologi udang 021012Morfologi udang 021012
Morfologi udang 021012
 
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangroveHubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
Hubungan keterkaitan ekosistem_mangrove
 
Breeding dan Reproduksi
Breeding dan ReproduksiBreeding dan Reproduksi
Breeding dan Reproduksi
 
Sistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikanSistem imunitas ikan
Sistem imunitas ikan
 
Ikhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikanIkhtiologi hormon pada ikan
Ikhtiologi hormon pada ikan
 
Sistem otot ikan
Sistem otot ikanSistem otot ikan
Sistem otot ikan
 
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEIPEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
PEMANENAN DAN PASCA PANEN PADA BUDIDAYA UDANG VANNAMEI
 

Viewers also liked

Viewers also liked (20)

Kesehatan biota air 3
Kesehatan biota air 3Kesehatan biota air 3
Kesehatan biota air 3
 
Teknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan KrustaceaTeknik Pembenihan Krustacea
Teknik Pembenihan Krustacea
 
GBPP
GBPPGBPP
GBPP
 
Chitosan capsule
Chitosan capsuleChitosan capsule
Chitosan capsule
 
Anti aging caps
Anti aging capsAnti aging caps
Anti aging caps
 
Kitosan is a growth booster for fish and plants
Kitosan is a growth booster for fish and plantsKitosan is a growth booster for fish and plants
Kitosan is a growth booster for fish and plants
 
Cara penjagaan ikan ketutu marble goby
Cara penjagaan ikan ketutu marble gobyCara penjagaan ikan ketutu marble goby
Cara penjagaan ikan ketutu marble goby
 
Siklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmonSiklus hidup ikan salmon
Siklus hidup ikan salmon
 
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahuChitosan sebagai bahan pengawet tahu
Chitosan sebagai bahan pengawet tahu
 
Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012Profil bpbapl 2012
Profil bpbapl 2012
 
3923078 huraian-sukatan-pelajaran-sains pertanian-45
3923078 huraian-sukatan-pelajaran-sains pertanian-453923078 huraian-sukatan-pelajaran-sains pertanian-45
3923078 huraian-sukatan-pelajaran-sains pertanian-45
 
Peluang usaha chitin -chitosan
Peluang usaha chitin -chitosanPeluang usaha chitin -chitosan
Peluang usaha chitin -chitosan
 
Kingdom fungi
Kingdom fungiKingdom fungi
Kingdom fungi
 
Recirculation in fish
Recirculation in fishRecirculation in fish
Recirculation in fish
 
Proposal lobster1
Proposal lobster1Proposal lobster1
Proposal lobster1
 
Lobster film presentation final
Lobster film presentation finalLobster film presentation final
Lobster film presentation final
 
Lobster training 2015
Lobster training 2015Lobster training 2015
Lobster training 2015
 
Buku lobster bab 1
Buku lobster bab 1Buku lobster bab 1
Buku lobster bab 1
 
Pembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawarPembenihan lobster air tawar
Pembenihan lobster air tawar
 
Cara ternak Udang kara lobster air tawar LAT di 017-2839861.
Cara ternak Udang kara lobster air tawar LAT di 017-2839861. Cara ternak Udang kara lobster air tawar LAT di 017-2839861.
Cara ternak Udang kara lobster air tawar LAT di 017-2839861.
 

Similar to HORMON

Molting pada-hewan-crustacea(1)
Molting pada-hewan-crustacea(1)Molting pada-hewan-crustacea(1)
Molting pada-hewan-crustacea(1)Siti Mahmudah
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxalhikmah13
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaSeptian Muna Barakati
 
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)Lin Hidayati
 
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxAnatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxEvaHidayat2
 
Pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptx
Pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptxPertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptx
Pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptxbudiantoalfatih1
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfAgathaHaselvin
 
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidupKelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidupNanda Reda
 
BIOLOGI Sistem reproduksi
BIOLOGI Sistem reproduksiBIOLOGI Sistem reproduksi
BIOLOGI Sistem reproduksiFahrizal Hari
 
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7SilviaSaragih2
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaSMAN 2 Indramayu
 
tahap perkembangan embrio pada makhluk hidup
tahap perkembangan embrio pada makhluk hiduptahap perkembangan embrio pada makhluk hidup
tahap perkembangan embrio pada makhluk hidupNews
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorIkhsan Ismail Safrani
 
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxKelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxFadhillFardholl
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Dani Ibrahim
 

Similar to HORMON (20)

Molting pada-hewan-crustacea(1)
Molting pada-hewan-crustacea(1)Molting pada-hewan-crustacea(1)
Molting pada-hewan-crustacea(1)
 
Pertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptxPertemuan 6 (1).pptx
Pertemuan 6 (1).pptx
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
Makalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusiaMakalah sistem reproduksi pada manusia
Makalah sistem reproduksi pada manusia
 
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
Bab 1 (sistem reproduksi manusia)
 
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptxAnatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
Anatomi Fisiologis Reproduksi laki-laki Yankes.pptx
 
Pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptx
Pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptxPertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptx
Pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-Hewan-dan-Manusia (1).pptx
 
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdfedoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
edoc.tips_perbedaan-embriogenesis-pada-amphioxus-.pdf
 
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidupKelompok 12 perkembangan makhluk hidup
Kelompok 12 perkembangan makhluk hidup
 
BIOLOGI Sistem reproduksi
BIOLOGI Sistem reproduksiBIOLOGI Sistem reproduksi
BIOLOGI Sistem reproduksi
 
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
PPT - KLASIFIKASI - INSEKTA - IPA KELAS 7
 
Fisiologi manusia a fisiologi santiku
Fisiologi manusia a fisiologi santikuFisiologi manusia a fisiologi santiku
Fisiologi manusia a fisiologi santiku
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
Bab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusiaBab 9 sistem reproduksi manusia
Bab 9 sistem reproduksi manusia
 
tahap perkembangan embrio pada makhluk hidup
tahap perkembangan embrio pada makhluk hiduptahap perkembangan embrio pada makhluk hidup
tahap perkembangan embrio pada makhluk hidup
 
Perkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculatorPerkembangan hewan sistem musculator
Perkembangan hewan sistem musculator
 
REPRODUKSI
REPRODUKSIREPRODUKSI
REPRODUKSI
 
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptxKelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
Kelompok 6_Hormon, Enzim, dan Koenzim.pptx
 
organ reproduksi jantan
organ reproduksi jantanorgan reproduksi jantan
organ reproduksi jantan
 
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
Bab9sistemreproduksimanusia 130511074511-phpapp02
 

More from WiwinUMRAH

endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonendokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonWiwinUMRAH
 
endokrinologi stree in fish
endokrinologi stree in fishendokrinologi stree in fish
endokrinologi stree in fishWiwinUMRAH
 
endokrinologi stress in fish
endokrinologi stress in fishendokrinologi stress in fish
endokrinologi stress in fishWiwinUMRAH
 
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasiEndokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasiWiwinUMRAH
 
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikanEndokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikanWiwinUMRAH
 
Control of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish a
Control of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish aControl of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish a
Control of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish aWiwinUMRAH
 
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016WiwinUMRAH
 
Matakuliah budidaya perairan
Matakuliah budidaya perairanMatakuliah budidaya perairan
Matakuliah budidaya perairanWiwinUMRAH
 

More from WiwinUMRAH (8)

endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormonendokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
endokrinologi pengaruh lingkungan terhadap hormon
 
endokrinologi stree in fish
endokrinologi stree in fishendokrinologi stree in fish
endokrinologi stree in fish
 
endokrinologi stress in fish
endokrinologi stress in fishendokrinologi stress in fish
endokrinologi stress in fish
 
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasiEndokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
Endokrinologi : hormon pertumbuhan dan osmoregulasi
 
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikanEndokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
Endokrinologi kontrol hormon reproduksi ikan
 
Control of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish a
Control of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish aControl of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish a
Control of gonad growth, maturation and spawning in teleost fish a
 
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps)  akreditasi 2016
Endokrinologi rancangan pembelajaran semester (rps) akreditasi 2016
 
Matakuliah budidaya perairan
Matakuliah budidaya perairanMatakuliah budidaya perairan
Matakuliah budidaya perairan
 

Recently uploaded

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Recently uploaded (9)

TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

HORMON

  • 1. KONTROL HORMON REPRODUKSI PADA UDANG Wiwin kusuma atmaja putra, s.pI, m.si PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
  • 2. Menurut Bachtiar (2007), lobster air tawar memiliki bagian-bagian tubuh seperti berikut: 1. Sepasang antena di bagian depan kepala yang berfungsi sebagai alat peraba, perasa, dan pencium lingkungan sekitar. Alat ini juga membantu lobster mencari mangsanya. 2. Sepasang capit (celiped) yang panjang dan lebar. 3. Ekor tengah (telson) 1 buah, yang dilengkapi dengan duri-duri halus yang menyebar di sepanjang ujungnya. 4. Ekor samping 2 pasang. 5. Kaki renang (pleopod) 5 pasang terletak di tubuh bagian bawah dekat ekor yang berfungsi sebagai alat berenang. 6. Kaki jalan (wallung legs) 4 pasang terletak disamping kiri dan kanan tubuhnya.
  • 3.
  • 4. Tingkat kematangan gonad udang, yaitu:
  • 5. • Pada udang penaeus mating (perkawinan) terjadi pada waktu udang sedang molting dan udang betina belum berkembang ovarinya, sehingga sperma yang dikeluarkan disimpan pada telikum. • Tetapi pada udang vaname, mating terjadi setelah udang betina matang ovarinya yang terlihat berwarna orange dan mengeluarkan feromone. Dengan feromone inilah udang jantan terangsang untuk mendekati betina dan mating serta sperma yang dikeluarkan /ditempelkan pada telikum bagian luar, sehingga 1 – 2 jam kemudian udang betina akan segera mengeluarkan telur dan terjadi pembuahan (Wyban and Sweeney, 1991).
  • 6. Moulting udang • Molting adalah proses pergantian cangkang pada udang (crustacea) dan terjadi ketika ukuran daging udang bertambah besar sementara eksoskeleton tidak bertambah besar karena eksoskeleton bersifat kaku, sehingga untuk menyesuaikan keadaan ini udang akan melepaskan eksoskeleton lama dan membentuk kembali dengan bantuan kalsium. Semakin baik pertumbuhannya semakin sering udang berganti cangkang. Inilah yang kemudian dikenal sebagai pertumbuhan
  • 7. Penjelasan secara sederhana mengenai ganti kulit pada udang mengikuti alur proses sebagai berikut: • Mobilisasi dan akumulasi cadangan material metabolik, seperti Ca, P dan bahan organik ke dalam hepatopankreas selama akhir periode antar ganti kulit (intermolt akhir). • Pembentukan kulit baru diiringi dengan resorpsi material organik dan anorganik dari kulit lama selama periode persiapan (awal) ganti kulit (premolt). • Pelepasan kulit lama pada saat ganti kulit dan diikuti dengan absorpsi air dari media eksternal dalam jumlah besar (molt). • Pembentukan dan pengerasan kulit baru dari cadangan material organik dan anorganik yang berasal dari hemolimfee (darah) dan hepatopankreas (sebagian kecil berasal dari media eksternal), yang terjadi pada periode setelah ganti kulit (postmolt). • Pertumbuhan jaringan somatik selama periode setelah ganti kulit dan awal antar ganti kulit, fase dimana udang akan mengalami homeostasis kalsium yakni proses yang bertujuan untuk menyeimbangkan kandungan ion kalsium tubuh dengan ion kalsium diperairan (intermolt awal).
  • 8. Mekanisme kontrol hormon reproduksi Organ pengontrol hormon pada udang: 1. Eyetalks: ada X organ GIH (Gonadotropin Inhibiting Hormone) 2. Brain GSH (Growth Stimulating Hormone) 3. Sel Telur (estradiol dan testosteron) 4. Hati (vitelogenin)
  • 9.
  • 10.
  • 11. • Hormon hiperglikemik Crustacean (CHH) . CHH terutama terlibat dalam regulasi gula darah , tetapi juga berperan dalam pengendalian molting dan reproduksi . • Molt Inhibiting hormone (MIH). MIH menghambat Y - organ di mana hormon molting ( ekdisteroid ) disekresikan . Sebuah siklus molting dimulai ketika sekresi MIH berkurang atau berhenti . • Gonadotropin Inhibiting hormone (GIH), juga dikenal sebagai vitelogenesis Inhibiting hormone ( VIH ) karena perannya dalam menghambat vitelogenesis pada udang betina . • Mandibula Organ – Inhibiting hormone ( MOIH ) . MOIH merepresi sintesis metil farnesoate , prekursor serangga remaja hormon III di organ mandibula .
  • 12.
  • 13. X – Organ Organ penghambat kematangan telur dan sperma. Y – Organ Organ penghasil G S H.
  • 16. Faktor penghambat Moulting udang • Faktor eksternal diantaranya; adanya nutrisi, photoperiod dan temperatur • faktor internal terkait dengan produksi hormon ekdisteroid dan Molt Inhibiting Hormon (MIH). Internal eksternal
  • 17. • Pelepasan hormone ekdisteroid oleh organ-Y yang bervariasi berdasarkan stadium yang dilaluinya dalam siklus ganti kulit dan juga tergantung pada kadar hormon ekdisteroid yang terdapat dalam hemolim. • Pengaturan kadar hormon ekdisteroid hemolim dapat dipengaruhi melalui beberapa lintasan. Penelitian terhadap organ-Y dengan cara in vitro memperlihatkan bahwa ekstrak tangkai mata dapat memperlambat atau menghentikan pelepasan hormone ekdisteroid. Berdasarkan sistem pengaturan kadar hormon ekdisteroid hemolim tersebut diatas dan hubungannya dengan MIH. Model sistem pengaturan neuroendokrin yang pernah diketahui adalah interaksi antara organ-X – kelenjar sinus dan organ-Y. Faktor lingkungan termasuk di dalamnya stres akan mengaktifkan neuron serotonergik tangkai mata yang merangsang kompleks sel-sel neurosekretori organ-X (XO) – kelenjar sinus (SG) untuk melepaskan MIH. MIH dalam hemolim berikatan dengan permukaan reseptor sel organ-Y yang menyebabkan adenilat siklase (AC) aktif dan mengubah ATP menjadi cAMP (siklik AMP). Produksi hormon ekdison dari kolestrol akan ditekan oleh cAMP. Pengaruh yang berlawanan ditimbulkan oleh kalsium (Ca) yang berikatan dengan kamodulin akan mengaktifkan enzim cAMP-fosfodiesterase membentuk 5 AMP, sehingga produksi ekdison dapat ditingkatkan kembali. Kenaikan kadar kalsium hemolim pada awal ganti kulit dan akan turun kembali pada saat ganti kulit, keadaan ini berhubungan dengan perubahan ekdisteroid hemolim.